Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam RSUD Cianjur Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013
Ny. M, 62 tahu. Datang ke IGD dengan kondisi tidak sadarkan diri dari jam 13.30, pasien sampai di IGD RSUD jam 18.30 dan masih belum sadarkan diri, pasien sadar jam 19.00 setelah diberi tindakan di IGD. Sebelum tidak sadarkan diri pasien diberi obat gula dari Mantri, beberapa jam setelah minum obat gula tersebut pasien tidak sadarkan diri. Selama di RS Cimacan dan dalam perjalanan dari RS Cimacan ke RSUD pasien mengeluarkan darah dari mulut, keterangan yang didapat, perdarahan itu dikarenakan lidah pasien tergigit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Waktu sadar dari pingsan yang dirasakan pasien adalah kepala berat dan sakit perut di daerah pusar.
Pasien sehari-hari hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. 2 bulan yang lalu pasien pergi ke Mantri untuk berobat karena 2 hari sebelum ke Mantri ibu merasakan kepalanya pusing berputar-putar, pasien juga merasa cepat haus, cepet laper, dan sering kencing baik ditengah malam maupun di pagi, siang, sore, dan malam hari. Di Mantri ibu di diagnosis hipertensi karena TD 220/150 mmHg. Ibu diberi obat (tidak ingat nama obatnya) oleh Mantri, obat diminum teratur, 2 minggu kemudian pasien kontrol ke Mantri dan TD 180/? mmHg
Selama 2 bulan yang lalu, setiap 2 minggu pasien kontrol ke Mantri dan tekanan darahnya naik turun naik turun (lupa tekanan darahnya berapa). Semenjak di diagnosis hipertensi pasien tidak mengerjakan lagi pekerjaan rumah sebagaimana ibu rumah tangga. 2 hari sebelum kejadian tidak sadarkan diri pasien merasakan nyeri pada perut di daerah sekitar pusar. Pasien memiliki riwayat hipertensi 2 bulan yang lalu, riwayat diabetes melitus disangkal.
Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : composmentis Tanda vital : Tekanan Darah : 210/130 mmHg Nadi : 90x/menit Respiratori Rate : 24x/menit Suhu : 36 C
Kepala : normocephal, rambut tidak mudah rontok, distribusi merata.
Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor dengan diameter 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+).
Absolut LYM # 1.8 1.00 1.43 10^3/l MXD # 0.7 0 1.2 10^3/l NEU # 6.4 1.8 7.6 10^3/l Morfologi Darah Tepi Menyusul KIMIA KLINIK Fungsi Ginjal Ureum 13.4 10 50 mg% Kreatinin 0.8 0.5 1.0 mg% HEMATOLOGI Morfologi Darah Tepi Eritrosit : Polikromasi pada populasi Hipokrom, Mikrositer, pencil cell (+). Lekosit : Kesan jumlah Segmen meningkat, Limfosit atipis (+). Kesan : Anemia Hipokrom, Mikrositer (c/ penyakit kronik, defisiensi Fe ?) Adakah tanda tanda infeksi ? Usul : Pemeriksaan Fe serum, TIBC, Feritin Bagaimana thorak foto ? 23 Agustus 2013 11:42 26 Agustus 2013 08:15 Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan KIMIA KLINIK Glukosa Darah Glukosa Darah Puasa 145 70 110 mg%
Fungsi Hati ALT (SGPT) 20 < 42 U/L
Fungsi Ginjal Ureum 27.3 10 50 mg% Kreatinin 0.9 0 1.0 mg% Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan URINE Urin Rutin Kimia Urin Warna Kuning Kuning Kejernihan Jernih Jernih Berat Jenis 1.005 1.013 1.030 pH 6.0 4.6 8.0 Nitrit Positif Negatif Protein Urin Negatif Negatif mg/dL Glukosa (Reduksi) Negatif Negatif mg/dL Keton Negatif Negatif mg/dL Urobilinogen Negatif Negatif UE Bilirubin Negatif Negatif mg/dL Eritrosit 50/3+ Negatif /L Lekosit 100/2+ Negatif /L 26 Agustus 2013 08:15 26 Agustus 2013 08:15 Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Mikroskopis Lekosit 5 6 1 4 /LPB Eritrosit 2 3 0 1 /LPB Epitel 2 3 Kristal Negatif Negatif Silinder Negatif Negatif LPK Lain lain Negatif Negatif
1. Hipoglikemia (Tidak sadarkan diri setelah minum obat gula) 2. Hipertensi (Tekanan darah 210/130,Kepala terasa berat, pusing berputar-putar, riwayat hipertensi) 3. Sakit perut didaerah pusar, cepat lapar, haus, dan sering BAK 4. Respirasi 24x/mnt, ronkhi basah di basal paru 5. Anemia mikrositik hipokrom (konjungtiva anemis) 6. Trombositosis, leukositosis, neutrofil meningkat, limfosit menurun 7. Hiponatremia, hipokalemia, hipokalsemia 8. Nitrit positif, hematuria, leukosituria
Hypoglycemia ditemukan kadar plasma glucose < 2.5 to 2.8 mmol/L (<45 to 50 mg/dL). Hypoglikemia menunjukkan gejala dan Triad Whipple merupakan panduan klasifikasi klinis hipoglikemia yang bermanfaat. Triad tersebut meliputi : 1. Keluhan yang menunjukkan adanya kadar glukosa darah plasma yang rendah 2. Kadar glukosa darah yang rendah (<3 mmol/L hipoglikemia pada diabetes) 3. Hilangnya secara cepat keluhan-keluhan sesudah kelainan biokimiawi dikoreksi
H I P O G L I K E M I A E-Book HARRISONs Pada pmeriksaan lab menunjukkan gula drah sewaktu: 25 mg/dL Klasifikasi hipoglikemia: Fasting(also termed post-absorptive) ( 4 hours after a meal) Reactive (also termed postprandial) H I P O G L I K E M I A H I P O G L I K E M I A
Pusing, Sakit Kepala, Kekaburan Penglihatan, Penumpulan Ketajaman Mental, Kehilangan Ketrampilam Motoris Halus, Bingung, Tingkah Laku Abnormal, Kejang Dan Kehilangan Kesadaran H I P O G L I K E M I A H I P O G L I K E M I A Keluhan dan gejala hipoglikemia akut yang sering dijumpai pada pasien diabetes Otonomik Neuroglikopenik Malaise Berkeringat Jantung berdebar Tremor Lapar Bingung Mengantuk Sulit bicara Inkoordinasi Perilaku yang berbeda Gangguan visual Parestesi Mual Sakit kepala Hipertensi (210/130mmHg) -Pusing dan kepala terasa berat -Riwayat hipertensi Hipertensi Urgensi peningkatan tekanan darah sistolik > 220 mmHg atau diastolik > 120 mmHg namun tanpa disertai adanya keterlibatan kerusakan organ Perlu penanganan dalam waktu beberapa jam (sampai 24jam) Obat-obatan secara parenteral biasanya tidak diperlukan Hipertensi emergensi peningkatan tekanan darah sistolik >220 mmHg atau diastolik > 120 mmHg disertai keterlibatan kerusakan dari organ target yang bersifat progresif Perlu penangan cepat dalam waktu 1 jam hipertensi ensefalopati (sakit kepala, bingung, penurunan kesadaran dan perubahan mental) hipertensi nefropati (hematuria, proteniuria dan penurunan fungsi ginjal), intrakranial hemoragik, pulmonary edema deseksi aorta preklampsia dan eklampsia, Unstable angina dan infark miokard Obat-obatan secara parenteral lebih direkomendasikan Foto obat Pusing dan sakit kepala yang terasa berat Gangguan vaskularisasi Berkurangnya suplai oksigen ke otak Riwayat hipertensi Riwayat penggunaan obat antihipertensi Hipertensi tak terkontrol TD 210/130 mmHg Hipertensi urgensi Pasien hanya mengeluh pusing Disarankan untuk pemeriksaan penunjang (EKG, Urine dan foto rongten thorax) Belum ada keterlibatan kerusakan organ -Calcium canal blocker (nifedipine 20mg), -Central sympatholitic (clonidine 0,1-0,2 mg, lalu 0,1 setiap jam sampai 0,8 mg) -ACE inhibitor (captopril 12,5 25 mg)
Poliuri Gejala awal berhubungan dengan efek langsung dari kada gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah lebih dari 160-180 mg/dL maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Polidipsi Akibat poliuri maka penderita merasa haus yang berlebihan yang nantinya mendorong tubuh untuk mengirimkan sinyal rasa haus ke otak sehingga menyebabkan penderita banyak minum (polidipsi). Polifagi Sejumlah besar kalori dan nutrisi hilang ke dalam air kemih, kekurangan kalori dan nutrisi ini menyebabkan tubuh lemas dan sebagainya yang membuat otak berpikir tubuh kekurangan kalori dan nutrisi, untuk mengkompensasi itu semua otak memberikan sinyal atau perintah ke tubuh dengan cara membuat penderita merasakan lapar, cara menghilangkan rasa lapar ini adalah dengan makan, maka dari itu penderita jadi banyak makan (polifagi). Nyeri di umbilikus Nyeri setempat dapat terjadi karena proses inflamasi atau keadaan patologis lainnya yang lokasinya dilintasi atau dilewati beras saraf perifer (yang umumnya terdiri dari serabut motorik dan sensorik) Nyeri di umbilikus Atau , nyeri setempat pada umbilikus yang merupakan proyeksi nyeri yang bersumber pada organ dalam disebut dengan nyeri rujukan atau referred pain dari rongga abdomen sehingga Nyeri ini dicirikan oleh nyeri yang tidak tajam yaitu seperti rasa : Rasa tidak enak di abdomen Pegal Asam kembung Cardiogenic Pulmonary Edema Infeksi Saluran Pernapasan Edema Paru Rales atau ronkhi basah disebabkan oleh adanya cairan di saluran napas kecil (bronkiolus dan alveolus) dan seringkali terdengar pada pasien dengan pulmonary edema, walaupun bisa juga terdengar pada infeksi saluran pernapasan atau karena paparan bahan kimia. Peningkatan permeabilitas kapiler Infeksi bakteri Respon inflamasi Edema paru Kontraktilitas Ventrikel kiri Voume ejeksi + volume residu ventriel Volume akhir diastolik Peningkatan tekanan jantung kiri Tekanan disalurkan ke vena pulmonalis Edema paru A n a t o m i
A n a t o m i
F i s i o l o g i
Anemia adalah penurunan massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menghantarkan oksigen yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity) Bakta, I Made. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Pendekatan terhadap Pasien Anemia. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Anemia didefinisikan sebagai keadaan dimana kadar hemoglobin <13,5 mg/dL atau hemtokrit <41% pada pria, atau <12 mg/dL dan <36% pada wanita. Anemia bukanlah merupakan suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity) tetapi merupakan suatu gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease)... Current Medical Diagnosis and Treatment, Mc Graw Hill Medical, 2013 E p i d e m i o l o g i
www.idi-rf.org Etiologi Gangguan pembentukan eritrosit dari sumsum tulang. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan). Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis). Klasifikasi berdasarkan Morfologik Anemia Hipokromik Mikrositer MCV <70 fl MCH <27 pg. Anemia Normokrom Normositer MCV 80-100 fl MCH 27-34 pg Anemia Makrositer MCV >125 fl. Current Medical Diagnosis and Treatment, Mc Graw Hill Medical, 2013 1. Anemia Hipokromik Mikrositer Anemia defisiensi besi Thalassemia mayor Anemia akibat penyakit kronik Anemia sideroblastik Klasifikasi berdasarkan Morfologi dan Etiologi Anemia Normokromik Normositer Anemia pasca perdarahan akut Anemia hemolitik didapat Anemia akibat penyakit kronik Anemia aplastik Anemia pada gagal ginjal kronik Anemia pada sindrom mielodidplastik Anemia pada keganasan hematologik Klasifikasi berdasarkan Morfologi dan Etiologi Anemia Makrositer Bentuk Megaloblastik Anemia defisiensi asam folat Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa. Bentuk non-megaloblastik Anemia pada penyakit hati kronik Anemia pada hipotiroidisme Anemia pada sindrom mielodisplastik Klasifikasi berdasarkan Morfologi dan Etiologi Patomekanisme Gejala umum anemia (anemic syndrome) timbul karena patomekanisme sebagai berikut: Anoksia organ Mekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut oksigen. Patomekanisme Langkah Diagnosis Pem. Penun- jang Pem. Fisik Anam nesis Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penyaring (screening test) Indeks Eritrosit dan Hapusan Darah Tepi Morfologi Pemeriksaan darah seri anemia WBC, RBC, LED Pemeriksaan sumsum tulang Pemeriksaan khusus. Analisis Kasus S: Perdarahan di mulut karena lidahnya tergigit pada keadaan tidak sadar O: Konjunctiva Anemis (+/+)
A: Anemia Pada Penyakit Kronis (Anemia Hipokromik Mikrositer)
27-08-13 28-08-13 Nilai Rujukan Hb 7,6 g/dl 8 g/dl Male 13.6 17.5 Female 12 15, 5 Ht 25,6 % 26,5 % Male 39 49 Female 35 45 Eritrosit 4,04 jt 3,36 jt 4.7 6.1 MCV 63.4 fL 62.4 fL 80 100 MCH 18.8 pg 18.8 pg 27 34 MCHC 29.7 % 30.2 % 31 36 Penatalaksanaan Mengobati penyakit dasarnya Transfusi Preparat Besi Eritropoietin TROMBOSIT Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombositosis berkaitan dengan peningkatan resiko trombosit (pembekuan) dalam sistem pembuluh.
Nilai normal : 150.000 450.000 10^3/l Trombositosis primer disebabkan oleh adanya gangguan dari proses pembentukan di dalam sumsum tulang atau sering disebut dengan gangguan mieloproliferatif (kondisi ini sering disebut juga sebagai esensial trombositosis) Pada leukimia atau polisitemiavera, penyakit sumsum tulang. Trombositosis sekunder disebabkan adanya penyakit lain yang menyertainya, proses reaksi terhadap kondisi tertentu infeksi akut, stres, perdarahan, hemolisis, kanker, spelenektomi, TBC kronik, akibat penggunaan obat seperti; vincristine, hormon pertumbuhan, asam retinoidi. LEUKOSIT Sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula (monokulear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi. Pada infeksi, jumlah sel-sel imatur (sel mieoloid) dalam darah meningkat, karena neutrofil yang matang dan bergranulosit lain habis.
Nilai normal : Dewasa : 4000-10000/mm3 Bayi/anak : 9000-12000/mm3 Bayi baru lahir : 9000-30000/mm3 Adanya proses infeksi / radang akut misal, pneumonia, meningitis, apendiksitis, tuberkulosis, tonsilitis,dll Dapat juga terjadi miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukimia, penyakit kolagen, anemia hemolitik, anemia sel sabit, penyakit parasit dan stress karena pembedahan maupun ganguan emosi dan bisa juga karna obat-obata, antibiotik LEKOSITOSIS Pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumatoid arthritis, dan penyakit hemopoetik (anemia aplastik, anemia pernisiosa). Penggunaan obat terutama astaminofen, sulfonamide, profiltiouracyl (PTU), barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretik, antidiabetik oral, indometasin, metildopa, rifampin, fenitiazin dan antibiotik (penicillin, cefalosporin dan kloramfenikol) LEUKOPENI Neutrofil Lekosit bergranula yang intinya mempunyai banyak lobus sehingga disebut polimorfonuklear. Merupakan 60-70% dari jumlah seluruh lekosit.
Lekosit ini cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit, dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun diluar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan perlukan dibanding lekosit lain dan merupakan garis depan pertahanan selama fase infeksi akut. Segmen adalah neutrofil matang dan pita adalah neutrofil tak matang yang memperbanyak diri dengan cepat selama infeksi akut.
Jumlah normal : 60-70% dari jumlah seluruh lekosit. Nilai normal : 40 - 70% 10^3/l Pada infeksi akut, penyakit radang, kerusakan jaringan (AMI), penyakit hodkins, hemolitik pada bayi baru lahir, apendiksitis akut dan pangkreatitis akut. Peningkatan jumlah neutrofil Infeksi virus, leukimia, agranulositosis, anemia aplastik dan anemia defisiensi besi. Penurunan jumlah neutrofil Limfosit Lekosit yang tidak bergranula dengan inti besar, ukurannya lebih besar sedikit dari eritrosit, dihasilkan oleh jaringan limpatik, berperan penting dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi.
Jumlah normal : 20-35% dari jumlah seluruh lekosit Nilai normal : 1.00 1.43 10^3/l
Pada leukimia limpositik, infeksi virus infeksi kronik, penyakit hodkins, mieloma multiple dan hipofungsi adrenokortikel. Peningkatan limposit pada penderita kanker, leukimia myeloid, hiperfungsi adrenokortikal, anemia aplastik, agranulositosis, gagal ginjal, sclerosis multiple, sindrom nefrotik dan SLE. Penurunan limposit Hiponatrium atau defitisitnya natrium dalam tubuh dapat dkarenkan adaanya kehilangan ekstrarenal ataupun gangguan yang terjadi pada ginjal. Gangguan metabolism natrium dan air :
1. Kehilangan natrium dan air (kehilangan volume) Kehilangan ekstrarenal akibat: Saluran makanan ( muntah, diarea, gangguan absorbsi, sekuentrasi abdominal (peritonitis, reakumulasi cepat asites) Kulit (keringat berlebih, adanya luka bakar)
Gangguan renal Penyakit ginjal (fase diuretic, agal ginjal akut, dieresis paska obstruksi, gagal ginjal kronik, gangguan pada tubulus) Kelebihan obat diuretic Dieresis osmotic (glikosuria diabetic) Defisiensi mineralokortikoid ( penyakit Addison, hipoaldosteron) 2. Hiponatremia Adanya kehilangan volume ekstravaskuler Adanyanya edema dan kelebihan eksresi ekstravaskuler Adanya volume ekstravaskuler yang normal atau meningkat sedang tanpa adanya edema: Gagal ginjal akuit dan kronik Gangguan dieresis air sementra (nyeri , pengaruh obat- obatan, emosi) Sindroma sekresi hormone antidiuretik yang tidak memadai (SIADH) Endokrin (defisiensi glukoortikoid, hipotiroidisme) Polidipsia berat Esensial (sindroma sel sabit) Pada pasien ini diketahui sebelumnya telah meminum obat gula yang tidak diketahui merk dan jenis obatnya, beberapa efek obat gula diantaranya sebagai berikut:
Jenis sulfonylurea, dimana obatnya berupa chlopropamide, glibenclamide atau glyburide dimana efek sampingnya dapat membuat hipoglikemia
Jenis biguanides , obat ini diketahui jarang menyebabkan hipoglikemia. Efek samping yang terjadi diantaranya ganggyuan pengecapan, nafsu makan menurun, mual dan muntah,kembung atau nyeri perut, adanya diarea dan beberapa penderita mengeluhkan adanya ruam atau bintik- bintik di kulit. Alpha glucosidase inhibitors, obat jenis ini umumnya aman dan efektif namun kadang menimbulkan efek samping yang menggangu. Efek sampingnya berupa perut kembung, terasa banyak gas pada perut, banyak kentut, bahkan diarea
Thiazolidinediones, menimbulkan beberapa efek merugikan yaitu pembengkakan, berat badan yang meningkat dan timbulnya rasa capai.dapat terjadi gangguan pada hati, warna urin kuning tua dan wana kulit menjadi lebih kuning Untuk keadaan hipokalemia dapat disebabkan oleh :
1. Eksresi tidak adekuat Gangguan pada ginjal Gagal ginjal akut Gagal ginjal kronik berat Gangguan pada tubulus Volume sirkulasi efektif menurun Hipoaldosteronisme Penyakit adrenal Hiponareninemia, menyertai penyakit tubulointerstisial ginjal, akibat obat-obat (antiinflamasi enzim konversi, antagonis adrenergic beta) Diuretic yang menghambat sekresi kalium (spironolakton, triamteren, amilorid) 2. Perpindahan kalium dari jaringan Kerusakan jaringan (adanya cedera otot, hemolisis, perdarahan internal) Obat-obatan (suksinilkolin, arginin, digitalis, keracunan, anatgonis adrenergic beta) Asidosis Hiperosmolaritas Defisiensi insulin Paralisis periodic hiperkalemik
3. Asupan berlebih 4. Pseudohiperkalemia (trombositosis, leukositosis, teknik punksi vena yang buruk,hemolisis in vitro) Hipokalsemia adalah suatu keadaaan gangguan elektrolit dalam darah, dimana keadaaan rendahnya konsentrasi dari kalsium (Ca2+) di dalam darah. Umumnya dalam darah memiliki konsentrasi kalsium sebesar 9-11 mg/dL (4,5-5,5 mRq/L) Pada umumnya hipokalsemia ini dapat dilihat dari beberapa gejala:
1. Neuromuskuler 2. Respiratori 3. Kardiovaskuler 4. Gastrointestinal Secara spesifik penyebab dari keadaan hipokalsemia adalah:
1. Ganggaun makan yang meyebabkan kurangnya asupan kalsium 2. Gangguan yang berhubungan dengan hormone paratiroid 3. Asupan vitamin D yang kurang atau tidak adekuat 4. Hepatitis ( menyebabkan gangguan pada enzim yang digunakan untuk mengaktivkan vitamin D) 5. Adanya komplikasi dari pangkreatitis 6. Penggunaan obat-obat tertentu yang dapt mengganggu absorbs kalsium dari makanan seperti PPI (proton pump inhibitor) Hematuri Hematuria adalah adanya peningkatan jumlah eritrosit dalam urin Hematuria dibedakan menjadi hematuria makroskopik (gross hematuria) dan hematuria mikroskopik Anamnesis, dan pemeriksaan fisik Major causes of hematuria by age and duration Schematic representation of the major causes of hematuria in relation to the age at which they usually occur (horizontal axis), transience or persistence (vertical axis), and frequency (blue implies more frequent).
Lekosituria Peningkatan jumlah lekosit dalam urine (leukosituria atau piuria) umumnya menunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik bagian atas atau bawah, sistitis, pielonefritis, atau glomerulonefritis akut. Leukosituria juga dapat dijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa adanya infeksi atau inflamasi Nitrit positif Di dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolisme protein jika terdapat bakteri dalam jumlah yang signifikan dalam urin (Escherichia coli, Enterobakter, Citrobacter, Klebsiella, Proteus) yang megandung enzim reduktase, akan mereduksi nitrat menjadi nitrit