ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : FRAKTUR LUMBAL DI RUANG BEDAH UMUM PRIA ( C ) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEDARSO PONTIANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belaan! Kemajuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat yang diikuti dengan peningkatan kebutuhan hidup manusia sehingga menuntut seseorang untuk beraktiitas dengan cepat guna memenuhi kebutuhannya tanpa memikirkan resiko!resiko yang akan dihadapinya" Penyebab trauma pada tulang belakang yang banyak terjadi salah satunya pada pekerja yaitu di kalangan pekerja kasar yang tidak memperhatikan keselamatan kerja, prosedur atau cara kerja yang salah, serta kelalaian dan kurangnya ke#aspadaan terhadap pekerjaan cedera sehingga menyebabkan jatuh dari ketinggian atau tertimpa benda!benda keras pada tulang yang mengakibatkan susunan tulang belakang mengalami kompresi dan menyebabkan $raktur" %raktur kompresi terjadi karena adanya tenaga muatan aksial yang cukup besar sehingga mengurangi daya protekti$ dari diskus interertebralis dan adanya dispersi $ragmen!$ragmen tulang serta akan menimbulkan gangguan neurologi" &edera medula spinalis adalah cedera mengenai cericalis, ertebralis dan lumbalis akibat trauma' jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan, olah raga" ( )jamsuhidayat, 200*+" 1
)ebuah studi menyebutkan bah#a 10, kasus patah tulang belakang terjadi pada segmen thorakal, *, pada segmen thorako!lumbal, dan 3, pada lumbal yang disertai dengan kerusakan neurologis" -ingkat insiden medulla spinalis di .merika )erikat diperkirakan mencapai lebih kurang 30 hingga 32 kasus setiap satu juta penduduk atau 3000 hingga /000 kasus baru tiap tahunnya" 0ni tidak termasuk orang yang meninggal dalam 2* jam setelah cedera" Prealensi diperkirakan mencapai 100 hingga /00 kasus tiap satu juta penduduk (200"000hingga 220"000 orang+" 3nam puluh persen yang cedera berusia antara 14 sampai 30 tahun dan 50, berusia antara 14 sampai *2 tahun" 6aki!lakimengalami cedera empat kali lebih banyak daripada perempuan" %aktor etiologi yang paling sering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (*2,+, terjatuh (21,2,+, luka tembak atau kekerasan (12,*,+, dan kecelakaan olah raga, biasanya menyelam (13,*,+" 6ebih kurang 23, dari cedera itu adalah kuadriplegi" -ingkat neurologi yang paling sering adalah &*, &2, dan &4 pada spina serikalis, dan -! 12 atau 6!1 pada sambungantorakolumbalis" (.rdiatmi, 2005, ###"ums"ac"id7/3/717J100020023"pd$, diperoleh tanggal 2/ Juni 2012+" &edera pada kolumna etebralis, dengan atau tanpa de$icit neurologis, harus selalu dicari dan disingkirkan pada penderita dengan cedera multiple" 8aerah thorakolumbal merupakan daerah paling sering mengalami cedera" (9ahade#a dan 9alia#an, 200/, hlm" 133+ Gejala yang timbul akibat $raktur lumbalis adalah hilangnya sensibilitas yang bersi$at sementara (dalam beberapa menit sampai *5 jam+, paralisis yang bersi$at layu, ileus paralitik, kencing yang tertahan (retensi urine+, hilangnya re$leks!re$leks yang bersi$at sementara, hilangnya re$lek anus yang bersi$at sementara (:asjad, 2003, hlm" *15+" Berbagai permasalahan yang timbul akibat $raktur kompresi ertebra lumbal antara lain; gangguan motoris yang berupa kelemahan kedua tungkai, gangguan sensorik, potensial terjadi komplikasi seperti syok spinal, dekubitus, gangguan pernapasan, keterbatasan lingkup gerak sendi dan kontraktur otot, nyeri, keterbatasan untuk melakukan trans$er dan ambulasi seperti berdiri dan berjalan selain itu terdapat penurunan kemampuan aktiitas $isik, dan lingkungan sosial, seperti aktiitas produkti$ dan rekreasi" (.rdiatmi, 2005, ###"ums"ac"id7/3/717J100020023"pd$, diperoleh tanggal 2/ Juni 2012+" :asjad dalam 9utta<in (2002, hlm" /5+ mengatakan bah#a seluruh trauma tulang belakang harus dianggap sebagai trauma yang hebat sehingga harus diperlakukan secara hati! hati" Karena trauma pada tulang belakang dapat mengenai jaringan lunak pada tulang belakang (ligamen dan diskus+, tulang belakang, dan sumsum tulang belakang yang bisa berakibat $atal jika terjadi gerakan atau perlakuan yang salah pada penderita trauma tulang belakang" Pera#at dituntut harus kritis dalam memberikan asuhan kepera#atan pada penderita trauma tulang belakang agar tidak terjadi komplikasi ! komplikasi yang memperburuk kondisi klien" Peran pera#at sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang paling banyak kontak dengan klien dan anggota keluarga harus mengerti betul tentang trauma pada tulang belakang" 8engan demikian pera#at harus mampu berpikir kritis serta mampu mengidenti$ikasi masalah!masalah klien yang dirumuskan sebagai diagnosa kepera#atan, mampu mengambil keputusan mengenai masalah tersebut dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga serta mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberi asuhan kepera#atan yang optimal" Berdasarkan data di atas penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan $raktur lumbal dan menyusun laporan kasus tentang asuhan kepera#atan pada -n" ) dengan gangguan sistem muskuloskeletal ; $raktur lumbal di ruang penyakit bedah umum pria (&+ :)=8 8r" soedarso pontianak" B. T"#"an Pen"l$%an .dapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk ; 1" 9eningkatkan pengetahuan tentang asuhan kepera#atan pada klien dengan $rakturlumbal" 2" 9emberikan gambaran dalam penatalaksanaan asuhan kepera#atan pada klien dengan $raktur lumbal" 3" 9embandingkan antara konsep teoritis dengan $akta yang ada di lapangan tentang penatalaksanaan asuhan kepera#atan pada klien dengan $raktur lumbal khususnya di ruang penyakit bedah umum pria (&+ :)=8 8r" )oedarso Pontianak" *" 9engetahui gambaran, $aktor penghambat dan penunjang dalam asuhan kepera#atan pada klien dengan $raktur lumbal khususnya di ruang penyakit bedah umum pria (&+ :)=8 8r" )oedarso Pontianak" 2" 9encoba memberi saran serta alternati$ untuk mencegah masalah dalam asuhan kepera#atan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal ; $raktur lumbal khususnya di ruang bedah umum pria (&+ :)=8 8r" )oedarso Pontianak" C. R"an! L$n!"& Pen"l$%an Pada laporan kasus ini penulis hanya membatasi pada asuhan kepera#atan pada -n" 9 dengan gangguan sistem muskuloskeletal ; $raktur lumbal di ruang penyakit bedah umum pria (&+ :)=8 8r" )oedarso Pontianak, dengan lama pera#atan selama tiga hari dari tanggal 1* Juni 2012 sampai dengan 14 Juni 2012" D. Met'(e Pen"l$%an 8alam penyusunan laporan kasus ini penulis menggunakan metode deskripti$ yaitu metode yang menggambarkan situasi tertentu yang ada pada saat ini berdasarkan masalah yang ada" .dapun cara!cara pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut ; 1" )tudi kepustakaan yaitu mempelajari buku!buku dan sumber!sumber lainnya untuk mendapatkan dasar!dasar ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan dalam laporan kasus ini" 2" )tudi kasus yaitu #a#ancara dengan klien beserta keluarga serta pemeriksaan $isik yang dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan mempelajari sumber yang diperoleh dari catatan medis, catatan kepera#atan, melakukan obserasi partisipati$ yaitu melakukan pengamatan, mera#at langsung klien serta bekerja sama dengan tim kesehatan lain dalam memberikan kepera#atan" E. S$%te)at$a Pen"l$%an 6aporan kasus ini terdiri dari lima bab yang disusun dengan sistematika sebagai berikut ; B.B 0 ; Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan" B.B 00 ; 6andasan teoritis yang terdiri dari anatomi $isiologi sistem muskuloskeletel, konsep dasar $raktur lumbal dan asuhan kepera#atan pada klien dengan $raktur lumbal" B.B 000 ; 6aporan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa kepera#atan, perencanaan, implementasi dan ealuasi" B.B 0> ; Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa kepera#atan, perencanaan, implementasi dan ealuasi" B.B > ; Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran"
BAB II TIN*AUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas konsep teoritis yang terkait dengan .suhan Kepera#atan yang diberikan kepada klien" 9ulai dari .natomi %isiologi 9adula )pinalis dan Konsep 8asar 9edulla )pinalis, serta Konsep .suhan Kepera#atan -eoritis Pada cidera9edulla )pinalis" A. Anat')$ F$%$%'l'!$ +. Me("la S&$nal$% 9enurut 9ahade#a dan 9alia#an (200/, hlm" 3+ medula spinalis adalah bagian dari susunan sara$ pusat yang seluruhnya terletak dalam kanalis ertebralis, dikelilingi oleh tiga lapis selaput pembungkus yangdisebut meningen. 6ihat pada gambar 2"1 diba#ah ini; mbar 2"1 .natomi 9edula )pinalis 5
(9ahade#a, 200/, hlm" 134+ 6apisan!lapisan dan struktur yang mengelilingi medula spinalis dari luar ke dalam antara lain ; 8inding kanalis ertebralis (terdiri atas vertebraedan ligamen+, 6apisan jaringan lemak (ekstradura+ yang mengandung anyamanpembuluh!pembuluh darah ena, Duramater, Arachnoid, :uangan subaraknoid (cavitas subarachnoidealis) yang berisi liquor cerebrospinalis,Piamater, yang kaya dengan pembuluh! pembuluh darah dan yang 0angsung membungkus permukaan sebelah luar medula spinalis Berikut ini dijelaskan segmen!segmen medula spinalis menurut 9ahade#a dan 9alia#an (200/, hlm" *+ seperti pada gambar 2"2 diba#ah ini; Gambar 2"2 )egmen!segmen 9edula )pinalis (9ahade#a dan 9alia#an, 200/, hlm" *+ 9edula spinalis terbagi menjadi sedikitnya 30 segmen, yaitu 5 segmen serikal (&+, +2 segmen thora? (-+, 2 segmen lumbar (6+, 2 segmen sacral ()+, dan beberapa segmen coccygeal (&o+" 8ari tiap segmen akan keluar beberapa serabut sara$" 9edula spinalis 0ebih pendek daripada kolumna ertebralis sehingga segmen medula spinalis yang sesuai dengan segmen kolumna ertebralis terletak diatas segmen kolumna ertebralis tersebut (9ahade#a dan 9alia#an, 200/, hlm" 4+ 8iba#ah ini dijelaskan mengenai penampang melintang medula spinalis menurut 9ahade#a dan 9alia#an (200/, hlm" 1+, lihat pada gambar 2"3 diba#ah ini; Gambar 2"3 Penampang melintang medula spinalis (9ahade#a dan 9alia#an, 200/, hlm" 1+ ,. K'l")na -ete.ral$% 9enurut )yai$uddin (2004, hlm" *4+ anatomi $isiologi kolumna etebralis di klasi$ikasikan menjadi ruas tulang belakang, bagian @ bagian tulang belakang dan lengkung kolumna etebralis yang di paparkan sebagai berikut; a" :uas tulang belakang Bentuk dari tiap!tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama hanya ada perbedaannya sedikit bergantung pada kerja yang ditanganinya" :uas!ruas ini terdiri atas beberapa bagian; 1+ Badan ruas merupakan bagian yang terbesar, bentuknya tebal dan kuatterletak di sebelah depan 2+ 6engkung ruas, bagian yang melingkari dan melindungi lubang ruas tulangbelakang, teletak di sebelah belakang dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu; a+ Prosesus spinosus7taju duri, terdapat di tengah 0engkung ruas, menonjol kebelakang b+ Prosesus transersum7taju sayap, terdapat di samping kiri dan kanan lengkung ruas c+ Prosesus artikularis7taju penyendi, membentuk persendian dengan ruas tulang belakang (ertebralis+ :uas!ruas tulang belakang ini tersusun dari atas ke ba#ah dan di antara masing!masing ruas dihubungkan oleh tulang ra#an yang disebut cakram antar!ruas sehingga tulang belakang bisa tegak dan membungkuk" 8i samping itu di sebelah depan dan belakangnya terdapat kumpulan serabut!serabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang" 8i tengah bagian dalam ruas!ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang disebut saluran sumsum belakang (kanalis medula spinalis+ yang di dalamnya terdapat sumsum tulang belakang ()yai$uddin, 2004, hlm" *4+" %ungsi ruas tulang belakang menurut )yai$uddin (2004, hlm" 22+ yaitu; 1+ 9enahan kepala dari alat @ alat tubuh yang lain 2+ 9elindungi alat halus yang ada didalamnya (sumsum tulang belakang+ 3+ -empat melekatnya tulang iga dan tulang panggul *+ 9enetukan sikap tubuh b" Bagian!bagian tulang belakang Bagian!bagian tulang belakang menurut )yai$uddin 2004, hlm" 23 adalah sebagai berikut; 1+ >ertebra serikalis (tulang leher+ 1 ruas, 2+ >ertebra torakalis (tulang punggung+ terdiri dari 12 ruas" 3+ >ertebra lumbalis (tulang pinggang+!terdiri dari 2 ruas" *+ >ertebra sakralis (tulang kelangkang+ terdiri dari 2 ruas" 2+ >ertebra koksigialis (tulang ekor+ terdiri dari * ruas" :uas!ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang yang disebut juga os koksigialis" c" 6engkung Kolumna >ertebralis 8ilihat dari samping kolumna ertebralis terlihat ada empat kura"atau lengkung" 6engkung ertikal, daerah leher melengkung ke depan, daerah torakal melengkung ke belakang, daerah lumbal melengkung ke depan dan daerah pelis melengkung ke belakang" )endi kolumna ertebralis dibentuk oleh bantalan tulang ra#an yang terletak di antara tiap dua ertebra yang dikuatkan oleh ligamentum yang berjalan di depan dan di belakang ertebra sepanjang kolumna ertebralis ()yai$uddin, 2004, hlm" 23+" &akram antar!badan ertebra adalah bantalan tebal dari tulang ra#an $ibrosa yang terdapat di antara badan ertebra yang dapat bergerak" Gerakan sendi dibentuk antara cakram dan ertebra dengan gerakan yang terbatas dan gerakannya $leksi, ekstensi, lateral, samping kiri, dan samping kanan ()yai$uddin, 2004, hlm" 23+" %ungsi kolumna ertebralis sebagai penopang badan yang kokoh sekaligus bekerja sebagai penyangga dengan perantaraan tulang ra#an cakram interertebralis yang 0engkungnya memberi $leksibilitas untuk membengkok tanpa patah" &akram juga berguna untuk meredam goncangan yang terjadi bila menggerakkan badan seperti #aktu berlari dan meloncat, dengan demikian otak dan sumsum belakang terlindung terhadap goncangan ()yai$uddin, 2004, hlm" 23+" /. Per%ara0an Me("la S&$nal$% Perjalanan serabut sara$ dalam medula spinalis terbagi menjadi dua, jalur desenden dan jalur asenden" Jalur desenden terdiri dari traktus kortikospinalis lateralis, traktus kortikospinalis anterior, traktus etibulopsinalis, traktus rubrospinalis, traktus retikulospinalis, traktus tektospinalis, $asikulus longitudinalis medianus (9ahade#a dan 9alia#an, 200/, hlm"1+" Jalur asenden antara lain sistem kolumna dorsalis, traktus spinothalamikus, traktus spinocerebellaris dorsalis, traktus spinocerebellar entralis, dan traktus spinoretikularis" -erdapat banyak jalur sara$ (traktus) di dalam medula spinalis" Jalur sara$ tersebut dapat dilihat pada gambar 2"2 diba#ah ini ; Gambar 2"2 Jalur persyara$an dalam medula spinalis (9ahade#a dan 9alia#an, 200/, hlm" 5+ 1. Pere(aran (ara2 ($ )e("la %&$nal$% 9enurut 9ahade#a A 9alia#an (200/, hlm" 11+ medula spinalis diperdarahi oleh 2 susunan arteria yangmempunyai hubungan istime#a" .rteri ! arteri spinal terdiri dari arteri spinalis anterior dan posterior serta arteri radikularis" 8apat lihat pada gambar 2"4 diba#ah ini; Gambar 2"4 >askularisasi medula spinalis serikalis (9ahade#a dan 9alia#an, 200/, hlm" 11+ a" .rteri spinalis anterior dibentuk oleh cabang kanan dan dari segmen intrakranial kedua arteri ertebralis" b" .rteri spinalis posterior kanan dan kiri juga berasal dari kedua arteri ertebralis" c" .rteria radikularis dibedakan menjadi arteria radikularis posterior dan anterior" d" )istem anastomosis anterior adalah cabang terminal arteria radikularis anterior" &abang terminal tersebut berjumlah dua, satu menuju rostra dan yang lain menuju ke caudal dan kedua!duanya berjalan di berjalan di garis tengah permukaan entral medula spinalis" 3. Pr'%e% Pen4e)."2an T"lan! Kebanyakan patah tulang sembuh melalui osi$ikasi endo! kendral" Ketika tulang mengalami cedera, $ragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut" Bamun tulang mengalami regenerasi sendiri ()meltCer, 2002, hlm" 2244+" 9enurut )meltCer, (2002, hlm" 2244+, proses terjadinya penyembuhan tulang terbagi menjadi 10 yang akan dijelaskan seperti diba#ah ini; a" Inflamasi.'8engan adanya patah tulang -erjadi in$lamasi, pernbengkakan dannyeri" -ahap in$lamasi berlangsung beberapa hari dari hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri" b" Proliferasi el. 8alam sekitar 2 hari, hematoma akan mengalami" organisasi-erbentuk benang! benang $ibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk reaskularisasi, dan inasi $ibroblast dan osteoblast" c" !ibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, kolagen dan mengontrol+ akam menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang" -erbentuk jaringan ikat $ibrus dan tulang ra#an (osteoid+" d" Pembentukan "alus. Bentuk kalus dan olume yang dibutuhkan untukmenghubungkan de$ek secara langsung berhabungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang" Perin #aktu 3 sampai * minggu agar $ragmen tulang tergabung dalam tulang ra#an atau jaringan $ibrus" )ecara klinis, $ragmen tulang tak bisa lagi digerakkan" e" #sifikasi. Pembentukan calus mulai mengalami penulangan dalam 2 sampai 3 minggu patah tulang melalui proses penulangan endokondral" 9ineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar!benar telah bersatu dengan keras,pemulangan memerlukan #aktu 3 sampai * bulan" $" $emodeling. -ahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya" :emodeling memerlukan #aktu berbulan!bulan sampai bertahun! tahun tergantung beratnya modi$ikasi tulang yang dibutuhkan, $ungsi tulang, dani pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus stres $ungsional pada tulang" B. K'n%e& Da%ar Ce(era Me("la S&$nal$% +. De0$n$%$ -rauma pada medula spinalis adalah cedera yang mengenai serikalis, ertebra, dan lumbal akibat trauma, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, dan sebagainya" (.ri$ 9utta<in, 2002, hal" /5+ -rauma medula spinalis adalah trauma yang bersi$at kompresi akibat trauma indirek dari atas dan dari ba#ah"" (Bugroho,2011, hlm 11+ B
.
Gambar 2"5 . A5 ilustrasi dislokasi pada serikal B5 $oto :ontgen serikal (.ri$ 9uta<im, 2002, hal" 110+ ,. Et$'l'!$ 9enurut .ri$ mutta<in (2002, hal" /5+ penyebab dari cedera medula spinalis dalah ; 1" Kecelakaan lalu lintas 2" Kecelakaan olahraga 3" Kecelakaan industri *" Kecelakaan lain, seperti jatuh dari pohon atau bangunan 2" 6uka tusuk, luka tembak 4" -rauma karena tali pengaman (%raktur &hance+ 1" Kejatuhan benda keras /. Mean$%)e Ter#a($n4a Ce(era Me("la S&$nal$% 9enurut .ri$ 9utta<in (2002, hal" /5!//+ terdapat enam mekanisme terjadinya &edera 9edula )pinalis yaitu ; $leksi, $leksi dan rotasi, kompresi ertikal, hiperekstensi, $leksi lateral, dan $raktur dislokasi" 6ebih jelasnya akan dijelaskan diba#aha ini; a" %leksi" -rauma terjadi akibat $leksi dan disertai dengan sedikit kompresi pada ertebra" b" %leksi dan rotasi" -rauma jenis ini merupakan trauma $leksi yang bersama!sama dengan rotasi" c" Kompresi ertikal (aksial+" -rauma ertikal yang secara langsung mengenai ertebra akan menyebabkan kompresi aksial" Bukleus pulposus akan memecahkan permukaan serta badan ertebra secara ertikal" d" Diperekstensi atau retro$leksi" Biasanya terjadi hiperekstensi sehingga terjadi kombinasi distraksi dan ekstensi e" %leksi lateral" Kompresi atau trauma distraksi yang menimbulkan $leksi lateral akan menyebabkan $raktur pada komponen lateral, yaitu pedikel, $oramen ertebra, dan sendi $aset" $" %raktur dislokasi" -rauma yang menyebabkan terjadinya $raktur tulang belakang dan dislokasi pada tulang belakang" 1. *en$%6#en$% Tra")a Pa(a S")%") Dan Sara0 T"lan! Belaan! 9enurut .ri$ 9uta<im, (2002, hal" //+ jenis!jenis trauma pada sumsum tulang belakang dan sara$ tulang belakang adalah; 1+ %ranseksi tidak total. -ranseksi tidak total disebabkan oleh trauma $leksi atau ekstensi karena terjadi pergeseran lamina di atap dan pinggir ertebra yang mengatami $raktur di sebelah ba#ah" )elain itu, dapat terjadi perdarahan pada sumsum tulang yang disebut hematomielia" 2+ %ranseksi total. -ranseksi total terjadi akibat suatu trauma yang menyebabkan $raktur dislokasi" %raktur tersebut disebabkan oleh $leksi atau rotasi yang dapat menyebabkan hilangnya $ungsi segmen di ba#ah trauma" 3. Pat'0$%$'!ra0 )kema 2"1 Pato$isiogra$ &edera -ulang Belakang (.ri$ 9uta<im, 2002, hal" 100+ 7. Pe)er$%aan D$a!n'%t$ Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien $raktur lumbal menurut 9ahade#a dan 9alia#an, (200/, hlm1*5+ adalah ; a" %oto Polos Pemeriksaan $oto polos terpenting adalah .P 6ateral dan Ebli<ue ie#" Posisi lateral dalam keadaan $leksi dan ekstensi mungkin berguna untuk melihat instabilitas ligament" Penilaian $oto polos, dimulai dengan melihat kesegarisan pada .P dan lateral, dengan identi$ikasi tepi korpus ertebrae, garis spinolamina, artikulasi sendi $acet, jarak interspinosus" Posisi obli<ue berguna untuk menilai $raktur interartikularis, dan subluksasi $acet" b " &% c a n &% scan baik untuk melihat $raktur yang kompleks, dan terutamayang mengenai elemen posterior dari medulla spinalis" %raktur dengan garis $raktur sesuai bidang horiContal, seperti &hane $raktur,dan $raktur kompresi$ kurang baik dilihat dengan &% scan aksial":ekonstruksi tridimensi dapat digunakan untuk melihat pendesakankanal oleh $ragmen tulang, dan melihat $raktur elemen posterior" c" '$I '$I memberikan isualisasi yang lebih baik terhadap kelainanmedula spinalis dan struktur ligamen" 0denti$ikasi ligamen yang robek seringkali lebih mudah dibandingkan yang utuh" Kelemahan pemakaian'$I adalah terhadap penderita yang menggunakan $iksasi metal,dimana akan memberikan arti$act yang mengganggu penilaian" Kombinasi antara $oto polos, &- )can dan 9:0, memungkinkan kita bisa melihat kelainan pada tulang dan struktur jaringan lunak (ligamen, diskus dan medula spinalis+" 0n$ormasi ini sangat penting untuk menetukan klasi$ikasi trauma, identi$ikasi keadaan instabilitas yang berguna untuk memilih instrumentasi yang tepat untuk stabilisasi tulang" d" 3lektromiogra$i dan Pemeriksaan Dantaran )ara$ Kedua prosedur ini biasanya dikerjakan bersama!sama 1!2minggu setelah terjadinya trauma" 3lektromiogra$i dapat menunjukkanadanya denerasi pada ekstremitas ba#ah" Pemeriksaan pada ototparaspinal dapat membedakan lesi pada medula spinalis atau caudae<uina, dengan lesi pada pleksus lumbal atau sacral" )edangkan menurut .ri$ 9uta<im, (2002, hal" 110+ pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut; 1+ Pemeriksaan $ontgen. Pada pemeriksaan :ontgen, rnanipulasi penderita harus dilakukan secara hati!hati" Pada $raktur &!2, pemeriksaan posisi .P dilakukan secara khusus dengan membuka mulut" Pemeriksaan posisi .P secara lateral dan kadang!kadang oblik dilakukan untuk menilai hal!hal sebagai berikut" 2+ 8iameter anteroposterior kanal spinal" 3+ Kontur, bentuk, dan kesejajaran ertebra" *+ Pergerakan $ragmen tulang dalam kanal spinal" 2+ Keadaan simetris dari pedikel dan prosesus spinosusKetinggian ruangan diskus interertebralisPembengkakanjaringan lunak" 4+ Pemeriksaan &%(scan terutama untuk melihat $ragmentasi dan pergeseran $raktur dalam kanal spinal" )) Pemeriksaan &%(scan dengan mielografi. 5+ Pemeriksaan '$I terutama untuk melihat jaringan lunak, yaitu diskus interertebralis dan ligamentum $laum serta lesi dalam sumsum medulla spinalis" 8. Penatala%anaan 9enurut 9utta<im, (2005 hlm"111+ penatalaksanaan pada trauma tulang belakang yaitu ; 1+ Pemeriksaan klinik secara teliti; a+ Pemeriksaan neurologis secara teliti tentang $ungsi motorik, sensorik, dan re$leks" b+ Pemeriksaan nyeri lokal dan nyeri tekan serta ki$osis yang menandakan adanya $raktur dislokasi" c+ Keadaan umum penderita" 2+ Penatalaksanaan $raktur tulang belakang; a+ :esusitasi klien" b+ Pertahankan pemberian cairan dan nutrisi" c+ Pera#atan kandung kemih dan usus" d+ 9encegah dekubitus" e+ 9encegah kontraktur pada anggota gerak serta rangkaian rehabi0itasi lainnya" C. K'n%e& A%"2an Ke&era9atan Ce(era Me("la S&$nal$% 9enurut .ri$ 9utta<im, (2002, hlm" 103!101+ hal!hal yang perlu dikaji pada pasien $raktur lumbal adalah sebagai berikut; +. Pen!a#$an. a" Identitas klien, meliputi nama, usia (kebanyakan terjadi pada" usia muda+, jenis kelamin (kebanyakan laki!laki karena sering mengebut saat mengendarai motor tanpa pengaman helm+, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit (9:)+, nomor register, dan diagnosis medis" b" Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas, inkontinensia urine dan inkontinensia ali, nyeri tekan otot, hiperestesia tepat di atas daerah trauma, dan de$ormitas pada daerah trauma" c" $i*a+at pen+akit sekarang. Kaji adanya ri#ayat trauma tulang belakang akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan industri, jatuh dari pohon atau bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma karena tali pengaman ($raktur chance), dan kejatuhan benda keras" Pengkajian yang didapat meliputi hilangnya sensibilitas, paralisis (dimulai dari paralisis layu disertai hilangnya sensibilitas secara total dan melemah7menghilangnya re$leks alat dalam+ ileus paralitik, retensi urine, dan hilangnya re$leks!re$leks" d" 'asalah penggunaan obat(obatan adiktif dan alkohol. e" $i*a+at pen+akit dahulu. Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya ri#ayat penyakit degenerati$ pada tulang belakang, seperti osteoporosis dan osteoartritis" $" Pengkajian psikososiospiritual" g" Pemeriksaan $isik" Pemeriksaan $isik sangat berguna untuk mendukung data pengkajian anamnesis" Pemeriksaan $isik sebaiknya dilakukan per sistem (B1!B4+ dengan $okus pemeriksaan B3 (,rain) dan B4(,one) yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan klien" 3+ Pernapasan. Perubahan sistem pernapasan bergantung padagradasi blok sara$ parasimpatis (klien mengalami kelumpuhan otototot pernapasan+ dan perubahan karena adanya kerusakan jalur simpatik desenden akibat trauma pada tulang belakang sehingga jaringan sara$ di medula spinalis terputus" 8alam beberapa keadaan trauma sumsum tulang belakang pada daerah serikal dan toraks diperoleh hasil pemeriksaan $isik sebagai berikut" a+ 0nspeksi" 8idapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum,sesak napas, penggunaan otot bantu napas, peningkatan$rekuensi pemapasan, retraksi interkostal, dan pengembangan paru tidak simetris" b+ :espirasi paradoks (retraksi abdomen saat inspirasi+" Pola napas ini dapat terjadi jika otot!otot interkostal tidak mampu mcnggerakkan dinding dada akibat adanya blok sara$ parasimpatis" c+ Palpasi" %remitus yang menurun dibandingkan dengan sisi yang lain akan didapatkan apabila trauma terjadi pada rongga toraks" d+ Perkusi" 8idapatkan adanya suara redup sampai pekak apabilatrauma terjadi pada toraks7hematoraks" e+ .uskultasi" )uara napas tambahan, seperti napas berbunyi, stridor, ronchi pada klien dengan peningkatan produksi sekret, dan kemampuan batuk menurun sering didapatkan pada klien cedera tulang belakang yang mengalami penurunan tingkat kesadaran (koma+" *+ Kardioaskular Pengkajian sistem kardioaskular pada klien cederatulang belakang didapatkan renjatan (syok hipoolemik+ dengan intensitas sedang dan berat" Dasil pemeriksaan kardioaskular klien cedera tulang belakang pada beberapa keadaan adalah tekanan darah menurun, bradikardia, berdebar!debar, pusing saat melakukan perubahan posisi, dan ekstremitas dingin atau pucat" 2+ Persyara$an a+ -ingkat kesadaran" -ingkat keterjagaan dan respons terhadap0ingkungan adalah indikator paling sensiti$ untuk dis$ungsi sistem persara$an" Pemeriksaan $ungsi serebral" Pemeriksaan dilakukan dengan mengobserasi penampilan, tingkah laku, gaya bicara, ekspresi #ajah, dan aktiitas motorik klien" Klien yang telah lama mengalami cedera tulang belakang biasanya mengalami perubahan status mental" b+ Pemeriksaan )ara$ kranial; (1+ )ara$ 0" Biasanya tidak ada kelainan pada klien cedera tulang belakang dan tidak ada kelainan $ungsi penciuman" (2+ )ara$ 00" )etelah dilakukan tes, ketajaman penglihatan dalam kondisi normal" (3+ )ara$ 000, 0>, dan >0" Biasanya tidak ada gangguan mengangkat kelopak mata dan pupil isokor" (*+ )ara$ >" Klien cedera tulang belakang umumnya tidak mengalami paralisis pada otot #ajah dan re$leks kornea biasanya tidak ada kelainan (2+ )ara$ >00" Persepsi pengecapan dalam batas normal dan #ajah simetris" (4+ )ara$ >000" -idak ditemukan adanya tuli kondukti$ dan tuli persepsi" (1+ )ara$ F0" -idak ada atro$i otot sternokleidomastoideus dan trapeCius" .da usaha klien untuk melakukan $leksi leher dan kaku kuduk (5+ )ara$ F00" 6idah simetris, tidak ada deiasi pada satu sisi dan tidak ada $asikulasi, 0ndra pengecapan normal" c+ Pemeriksaan re$leks; (1+ Pemeriksaan re$leks dalam" :e$leks .chilles menghilang dan re$leks patela biasanya melemah karena kelemahan pada otot hamstring" (2+ Pemeriksaan re$leks patologis" Pada $ase akut re$leks $isiologis akan menghilang" )etelah beberapa hari re$leks $isiologis akan muncul kembali yang didahului dengan re$leks patologis" (3+ :e$leks ,ullbo &avemosus positi$ d+ Pemeriksaan sensorik" .pabila klien mengalami trauma pada kaudaekuina, mengalami hilangnya sensibilitas secara me!netap pada kedua bokong, perineum, dan anus" Pemeriksaan sensorik super$isial dapat memberikan petunjuk mengenai lokasi cedera akibat trauma di daerah tulang belakang 4+ Perkemihan Kaji keadaan urine yang meliputi #arna, jumlah, dan karakteristik urine, termasuk berat jenis urine" Penurunan jumlah urine dan peningkatan retensi cairan dapat terjadi akibat menurunnya per$usi pada ginjal" 1+ Pencernaan" Pada keadaan syok spinal dan neuropraksia, sering dida!patkan adanya ileus paralitik" 8ata klinis menunjukkan hilangnya bising usus serta kembung dan de$ekasi tidak ada" Dal ini merupakan gejala a#al dari syok spinal yang akan berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu" Pemenuhan nutrisi berkurang karena adanya mual dan kurangnya asupan nutrisi" 5+ 9uskuloskletal" Paralisis motor dan paralisis alat!alat dalam bergantung pada ketinggian terjadinya trauma" Gejala gangguan motorik sesuai dengan distribusi segmental dari sara$ yang terkena ,. D$a!n'%a Ke&era9atan 9enurut .ri$ 9utta<im, (2002, hlm" 1*!12+ diagnosa kepera#atan yang muncul pada &edera 9edula )pinalis adalah sebagai berikut; a" Ketidake$ekti$an pola napas yang berhubungan dengan kelemahan otot!otot pernapasan atau kelumpuhan otot dia$ragma" b" Ketidake$ekti$an pembersihan jalan napas yang berhubungan dengan penumpukan sputum, peningkatan sekresi sekret, dan penurunan kemampuan batuk (ketidakmampuan batuk7batuk e$ekti$+" c" Penurunan per$usi jaringan peri$er yang berhubungan dengan penurunan curah jantung akibat hambatan mobilitas $isik" d" Byeri berhubungan dengan kompresi sara$, cedera neuromuskular, dan re$leks spasme otot sekunder" e" Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kemampuan mencerna makanan dan peningkatan kebutuhan metabolisme $" :isiko tinggi trauma yang berhubungan dengan penurunan kesadaran dan hambatan mobilitas $isik" g" Dambatan mobilitas $isik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuskular" h" Perubahan pola eliminasi urine yang berhubungan dengan kelumpuhan sara$ perkemihan" i" Gangguan eliminasi ali7konstipasi yang berhubungan dengan gangguanpersara$an pada usus dan rektum" j" 8e$isit pera#atan diri yang berhubungan dengan kelemahan $isik ekstremitas ba#ah" k" :isiko in$eksi yang berhubungan dengan penurunan sistem imun primer (cedera pada jaringan paru, penurunan aktiitas silia bronkus+, malnutrisi, dan tindakan inasi$" l" :isiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilisasi dan tidak adekuatnya sirkulasi peri$er" m" Perubahan persepsi sensori yang berhubungan dengan dis$ungsi persepsi spasial dan kehilangan sensori" n" Ketidake$ekti$an koping yang berhubungan dengan prognosis kondisi sakit, program pengoba tan, dan lamanya tirah baring" o" .nsietas yang berhubungan dengan krisis situasional, ancaman terhadap konsep diit, dan perubahan status kesehatan7status ekonomi7 $ungsi peran" p" .nsietas keluarga yang berhubungan dengan keadaan yang kritis pada klien" <" :isiko ketidakpatuhan terhadap penatalaksanaan yang berhubungandengan ketegangan akibat krisis situasional" /. Inter:en%$ Ke&era9atan a" Byeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan Kaji nyeri yang dialami klien 1+ kaji $aktor yang menurunkan toleransi nyeri 2+ kurangi atau hilangkan $aktor yang meningkatkan nyeri 3+ Pantau tanda! tanda ital *+ .jarkan tekhnik distraksi dan relaksasi 2+ Kolaborasi dalam pemberian obat .nalgetik b" Dambatan mobilitas $isik berhubungan dengan $raktur lumbalis 1+ -ingkatkan mobilitas dan pergerakan yang optimal 2+ -ingkatkan mobilitas ekstremitas atau 6atih rentang pergerakan sendi pasi$ 3+ Posisikan tubuh sejajar untuk mencegah komplikasi *+ .njurkan keluarga untuk memandikan klien dengan air hangat" 2+ =bah posisi minimal setiap 2 jam sekali 4+ 0nspeksi kulit terutama yang bersentuhan dengan tempat tidur c" 0nkontinensia de$ekasi bd kerusakan sara$ motorik ba#ah 1+ Kaji adanya gangguan pola eliminasi (B.B+ 2+ obserasi adanya peses di pampers klien 3+ .njurkan kepada klien untuk memberi tahu pera#at atau keluarga kalau terasa B.B *+ .njurkan kepada keluarga untuk sering menga#asi klien 2+ Jelaskan kepada klien tentang adanya gangguan pola eliminasi d" 8e$isit pera#atan diri; mandi 1+ Kaji keadaan umm klien 2+ Kaji pola kebersihan klien 3+ 6akukan personal hygiene (mandi+ pada klien *+ 6ibatkan keluarga pada saat memandikan e" Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya in$ormasi 1+ Kaji tingkat pengetahuan klien 2+ Kaji latar belakang pendidikan klien 3+ Berikan penkes kepada klien dan keluarga tentang penyakit dan diit makanan yang dapat mempercepat penyembuhan *+ Berikan kesempatan klien untuk bertanya 2+ 3aluasi dari apa yang telah disampaikan BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Bab ini berisikan laporan asuhan kepera#atan pada -n") dengan gangguan )istem9uskuloskeletal' %raktur 6umbal di ruang Bedah Pria (&+ :)8) 8r")oedarso Pontianak, yang dilaksanakan dari tanggal 1* Juni 2012 sampai dengan tanggal 14 Juni 2012" A. Pen!a#$an 1" 0dentitas Klien Klien bernama -n" ), umur 32 tahun dan sudah menikah, klien beragama islam, bersuku melayu, pendidikan terakhir klien hanya tamatan )8 saaat ini klien bekerja sebagai seorang penambang emas, klien berasal dari desa nanga menarin, mentebah kapuas hulu, pada tanggal 04 Juni 2012 klien masuk :)8) dengan no :9 12112/ klien di ra#at di ruang Bedah =mum Pria (&+ dengan diagnose medis %raktur 6umbal" 2" :i#ayat Kesehatan Klien a" Kesehatan 9asa 6alu Klien mengatakan ia belum pernah masuk :umah )akit, klien hanya menderita sakit seperti $lu dan batuk saja dan hanya membeli obat di #arung" b" :i#ayat Kesehatan )ekarang 1+ .lasan 9asuk :umah )akit 8ua puluh hari sebelum masuk rumah sakit :)8) Pontianak klien mengalami kecelakaan di tempat kerjanya" )aat bekerja klien tertimpa runtuhan tanah dengan posisi jongkok, dan beberapa saat setelah itu pada kedua kakinya terasa dingin dan tidak bisa di gerakkan, kondisinya klien saat itu lemahsehingga klien langsung diba#a ke rumah sakit putusibau dan mendapat pera#atan, karena $asilitas yang belum memadai di rumah sakit putusibaupada tanggal 04 Juni 2012 klien dirujuk kerumah sakit :)8) pontianak dalam keadaan sadar penuh ,nyeri pada daerah punggung, tampak jejas pada punggung bagian lumbalis dan klien mengatakan bagian kaki terasa dingin" 2+ Keluhan Gaktu 8idata Pada #aktu didata klien mengatakan nyeri pada saat klien; bergerak A diam, dengan kualitas nyeri terasa ditusuk!tusuk, klien mengatakan bagian belakangnya (lumbalis+ terasa nyeri dengan skala *!4 (sedang+, dan nyeri nya terjadi secara terus menerus sehingga membuat klien sulit untuk tidur" Klienjuga mengatakan hanya terbaring, aktiitasnya dibantu pera#at dan keluarga, sudah 2 hari belum mandi dikarenakan keluarga klien tidak berani untuk menggerakan klien" 3" :i#ayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan didalam keluarganya tidak terdapat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus, atau asma serta tidak ada pula yang menderita penyakit menular seperti hepatitis, tbc, dan lain!lain" *" )truktur Keluarga 8an Genogram 34
Keterangan ; ; 6aki!laki ; Perempuan ; 6aki!laki meninggal dunia ; Perempuan meninggal dunia ; Klien ; -inggal serumah 2" 8ata Biologis a" Pola Butrisi )ebelum sakit ; Klien makan 3?7 hari dengan menu berariasi seperti nasi, sayur mayur dan lauk pauk" Klien tidak ada pantangan dan alergi terhadap makanan" )aat sakit ;Klien makan 3 kali sehari dengan menu makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit, klien hanya mampu menghabiskan setengah porsimakanan yang disajikan" b" Pola 9inum )ebelum sakit ;Klien minum air putih H 1000 @ 1200 cc 7 hari" Kadang!kadang klien minum teh manis atau kopi" )aat sakit ;Klien minum H 1! 5 gelas 7hari Klien minum 1000! 1200 cc7hari air putih" c" Pola 3leminasi )ebelum sakit ;Klien B.K 3!2 kali atau H1200cc sehari dengan urin kuning jernih tanpa keluhan" Klien B.B 1!2 kali sehari dengan konsistensi padat ber#arna kuning dan tanpa keluhan" )aat sakit ;Klien terpasang kateter, dan dalam 1 hari ada sekitar 1000cc urine yang keluar" Klien B.B 1!2? sehari dengan konsistensi padat tetapi klien tidak bisa mengontrol pola B.B nya sehingga klien tidsak bisa merasakan adanya $eses yang keluar,klien mengatakan klien juga tidak bisa menyadari pada saat B.B dan tidak bisa merasakan pada saat tinjanya keluar" d" Pola istirahat -idur )ebelum sakit ;Klien tidur I 1!5 jam7hari dengan penerangan yang cukup, menggunakan bantal, selimut pada malam hari dan jarang tidur pada siang hari" )aat sakit ;Klien tidak bisa tidur, klien tidur malam hanya 2!3 jam dan tidak pernah tidur siang" e" Pola kebersihan )ebelum sakit ; Klien mengatakan mandi 2!3 kali7hari dengan sabun dan shampo serta gosok gigi pada saat mandi, potong kuku jika panjang
)aat sakit ; )elama di ra#at rumah sakit klien tidak pernah mandi, klien juga tidak pernah diseka oleh keluarganya karena ada cedera pada tulang belakangnya, kaki tangan dan badan klien tampak kotor" $" Pola akti$itas Klien hanya berakti$itas ditempat tidur, karena klien merasakan nyeri pada bagian belakangnya sehingga klien tidak dapat melakukan pergerakannya 4" Pemeriksaan %isik a" Keadaan umum )aat dilakukan pemeriksaan $isik, keadaan umum klien tampak lemah, tampak mengatuk, hanya bisa berakti$itas di tempat tidur dan hanya miring kiri dan miring kanan" )aat dikaji kesadaran klien dalam keadaan kompos mentis5tekanan darah 100740 mmDg dengan $rekuensi nadi 5/?7 menit dan $rekuensi pernapasan 23?7menit sedangkan suhu tubuhnya 34,3c b" Kepala leher dan a?ila Kepala klien tampak simetris, rambut klien hitam dan agak panjang, leher tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak adanya lesi, di a?illa tidak tampak lesi, tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba masa" c" 9ata 9ata klien tampak simetris, pupil klien isokor, konjungtia tidak pucat, terdapat lingkaran hitam disekitar mata, klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan, d" -elinga -elinga klien tampak simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa dan tidak ada lesi, tidak ada gangguan pada $ungsi pendengaran klien e" Didung Didung tampak simetris, mukosa hidung lembab, tidak tampak sekret, tidak ada gangguan pada $ungsi penciuman klien $" 9ulut dan pharing 9ulut tampak simetris, mukosa bibir lembab, gigi klien masih lengkap, tidak ada gangguan re$lek menelan, tidak ada pembesaran tonsil, oula terlihat kemerahan" g" 8ada 1+ -horak )aat dilakukan pengkajian 0nspeksi bentuk thorak klien simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat retraksi interkosta, pergerakan dada simetris, irama pergerakan reguler,dan ketika di raba tidak terdapat masa, tidak terdapat nyeri, ekspansi paru simetris, kemudian saat di auskultasi terdengar esikuler di permukaan paru, tidak terdengar #heCing dan ronchi" 2+ Paru paru )aat di lakukan perkusi terdengar bunyi rensonan pada lapang paru dan ketika di auskultasi terdengar esikuler di permukaan paru, tidak terdengar #heCing dan ronchi" 3+ Jantung )aat dilakukan inspeksi pada jantung tidak terlihat adanya iktus kordis pada ics * dan 2 dan teraba iktus kordis saat di palpasi, dsan ketika di perkusi terdengar dullnes pada daerah jantung, Pada pemeriksaan auskultasi terdengar bunyi )1 lub dan )2 dup, dan tidak terdengar bunyi tambahan" *+ Payudara Bentuk simetris, tidak tampak pembengkakan, tidak ada lesi, aerola ber#arna kecoklatan" h" .bdomen )aat di inspeksi bentuk abdomen klien simetris tidak terdapat ascites, tidak terlihat lesi, terdengar bising usus 4?7menit saat di auskultasi, saat di perkusi terdengar dullnes didaerah hati tidak ada hepatomegali dan splenomegali dan saat dipalpasi tidak teraba ginjal, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas" i" punggung" )aat diinspeksi pada tulang belakang daerah lumbalis tampak bengkok atau terjadi de$ormitas kearah luar pada lumbalis *!2, terdapart pula massa atau benjolan, kemerahan" )aat di palpasi terdapat nyeri tekan, teraba benjolan kearah luar" )aat di tekan pada daerah $raktur klien tampak meringis" j" genetalia dan rectum )aat di kaji klien terpasang kateter dengan ukuran 14 G, dengan urine yang tertampung di urine bag sebanyak 200 cc" k" 3kstremitas atas ; kekuatan otot pada tangan kanan 2, di tandai dengan klien mampu mela#an tahanan yang diberikan, begitu pula untuk tangan kiri klien kekuatan ototnya 2 #alaupun pada tangan kiri klien terpasang in$use klien masih mampu mela#an tahanan" ba#ah ; kekuatan otot kaki kiri 2 yaitu dapat mela#an tahanan yang diberikan,tonus otot padat, klien dapat merasakan nyeri di kaki kiri", sedangkan untuk kaki kanan,kekuatan ototnya 0 karena kaki kanan klien tak bisa digerakan dan tidak terdapat kontraksi otot, dan kaki kanan klien jugatidak bisa merasakan sensasi nyeri yang diberikan 2 2 0 2 1" 8ata Psikologis a" status emosi; status emosi klien stabil di tandai dengan klien tampak tenang dan tabah dalam menghadapi penyakitnya" b" konsep diri ; klien tidak malu dengan keadaanya sekarang 0deal diri ; klien berharap penyakitnya cepat sembuh 0dentitas diri ; klien merasa dirinya laki laki dan memiliki istri Peran diri ; klien merasa bertanggung ja#ab sebagai suami c" gaya komunikasi ' gaya komunikasi yg klien gunakan terbuka menggunakan bahasa melayu namun bercampur logat bahasa kapuas hulu d" pola interaksi ; interaksi klien dengan istri dan sahabt baik dibuktikan dengan adanya keluarga dan sahabatnya yang mengunjungi e" pola koping ; pola koping klien dan keluarga baik, apabila ada masalah klien bermusya#arah dengan keluarganya" 5" 8ata )osial a" Pendidikan dan pekerjaan Pendidikan terakhir klien adalah )8 sekarang klien bekerja sebagaipenambang emas b" Dubungan sosial ; hubungan sosial klien terhadap keluarga baik c" %aktor sosiokultural ; didalam keluarga klien tidak ada tindakakn kepera#atan yang betentangan dengan kebudayaannya d" Gaya hidup ; klien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol /" Pengetahuan -entang Penyakit Klien mengatakan kurang paham dan bingung dengan penyakitnya dan tindakan yang mengharuskan klien tidur tanpa kasur" Keluarga sempat protes terhadap perlakuan terhadap klien yang terbaring tanpa kasur" 10" 8ata )piritual )elama di :) klien tidak beribadah, klien hanya berdoa ditempat tidur" 11" 8ata Penunjang a" Dasil lab tanggal 1* juni 2012; G8) // De?okinase mg7dl 22!120 =reum 3/,1 => test mg7dl 10!20 Kreatinin 0,1 0%%3 mg7dl 0,4!1,3 b" Dasil pemeriksaan :adiologi :ontgen; dari hasil $oto ertebra tampak de$ormitas pada lumba *!2" 12" Pengobatan in$us :6 ; 20 tpm 0ntraena ; a" :anitidine 2? 20mg b" Endansentron 3?* gram c" Kalne? 3J220 mg d" Ketorolac 3J30mg e" 9ethyi prednisolon 2?12mg D. RENCANA KEPERAWATAN NO D; DIAGNOSA KEPERAWATAN TU*UAN < KRITERIA HASIL RENCANA INTER-ENSI RASIONAL 1 Byeri akut berhubungan dengan -erputusnya kontinuitas jaringan tulang"ditandai dengan 8) ; Pada #aktu didata klien mengatakannyeri pada saat klien;bergerak A diam dengan kualitas nyeri terasa ditusuk! tusuk,klien mengatakan bagian belakangnya (lumbalis+ terasa nyeri dengan skala*!4 (sedang+, dan nyeri nya terjadi secara terus menerus sehingga membuat klien sulit untuk tidur" 8E ; ! Klien tampak meringis saat bergerak dan diam, dan saat di tekan tulang belakangnya, ! tekanan darah 100740 mmDg dengan $rekuensi nadi 5/?7 menit dan $rekuensi pernapasan 23?7menit sedangkan suhu tubuhnya 34,3c ! .da reaksi penolakan saat di Byeri akut dapat berkurang setelah dilakukan tindakan kepera#atan selama 3?2* jam dengan kriteria shasil; 8s; klien mengatakan nyerinya sudah berkurang skala (1!3+ 8o; klien tidak meringis kesakitan lagi --> dalam batas normal -8; 1207 50 mmDg B; 50?7 menit ::; 20?7 menit ); 34,2 & Kaji nyeri yang dialami klien kaji $aktor yang menurunkan toleransi nyeri kurangi atau hilangkan $aktor yang meningkatkan nyeri Pantau tanda! tanda ital .jarkan tekhnik distraksi dan relaksasi perubahan nyeri pada klien akan menetukan rencana lebih lanjut ketakutan,keletihan,ketidaktahuan,monoton,dan ketidakpercayaan orang lain sering menyebabkan penurunan toleransi terhadap nyeri,sehingga persepsi terhadap nyeri akan meningkat ketakutan,keletihan,ketidaktahuan,monoton,dan ketidakpercayaan orang lain merupakan $aktor yang dapat meningkatkan persepsi nyeri Peningktan tanda!tanda ital seperti tekanan darah, nadi menandakan peningkatan nyeri relaksasi dan distraksi merupakan metode non$armakologis yang mengubah proses $ikir terhadap nyeri .nalgetik ber$ungsi dalam menghambat impuls nyeri tekan pada tulang belakang Berikan obat .nalgetik ketorolac 2 Dambatan mobilitas $isik berhubungan dengan $raktur lumbalis di tandai dengan ; 8) ; ! Klien mengatakan hanya terbaring ! Klien mengatakan aktiitasnya dibantu pera#at dan keluarga 8E ; ! Klien terlihat lemah ! Kaki kanan klien tidak dapat di gerakkan ! Kebutuhan klien di bantu oleh keluarga dan pera#at ! Klien hanya berakti$itas di tempat tidur dan itu pun hanya berbaring ! Kekuatan otot 2 * 0 2 Dambatan mobilitas $isik teratasi setelah dilakukan tindakan kepera#atan selama 3? 2* jam dengan kriteria hasil; 8) Klien mengatakan bertambahnya kekuatan dan daya tahan ekstremitas 8E; Klien mampu melakukan aktiitas secara bertahap sesuai toleransi Kaji pola akti$itas klien -ingkatkan mobilitas ekstremitas atau 6atih rentang pergerakan sendi pasi$ Posisikan tubuh sejajar untuk mencegah komplikasi .njurkan keluarga untuk memandikan klien dengan air hangat" .#asi seluruh upaya mobilitas dan bantu pasien jika di perlukan" 0nspeksi kulit terutama yang bersentuhan dengan tempat tidur 8engan mengetahui pola akti$itas klien maka akan mengetahui seberapa mampu klien untuk berakti$itas" 9obilitas rentang gerak yang optimal 9encegah kekakuan pada sendi klien 9empermudah pasien untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri .ir hangat akan memperlancar sirkulasi sehingga mencegah iskemi 9enga#asi akti$itas klien agar klien tidak melakukan akti$itas yang dapat memperparah keadaannya" Kemerahan dan teraba panas pada kulit menandakan area tesebut mengalami tekanan yang dapat menjadi dekubitus 3 0nkontinensia de$ekasi b7d Kerusakan sara$ motorik ba#ah yg ditandai dengan )etelah dilakukan tindakan kepera#atan selama 1"Kaji adanya gangguan pola eliminasi (B.B+ Gangguan pola eliminasi B.B biasanya ditandai dengan ketidak tahuan klien kalau dirinya sedang B.B 8s; Klien mengatakan tidak bisa mengatur B.B nya Klien mengatakan pada saat B.B tinjanya keluar sendiri tanpa ada rasa mengeluarkanya" Klien mengatakan dirinya tidak menyadari pada saat B.B" 8o; -erlihat klien B.B dicelana dan klien tidak menyadarinya, pada tulang belakang daerah lumbalis tampak bengkok atau terjadide$ormitaskearah luar pada lumbalis *!2, terdapat pula massa atau benjolan, kemerahan" Klien mengalami kelumpuhan di bagian ekstremitas ba#ah" Klien tidak menyadari bah#a dirinya B.B 3?2* jam gangguan pola eliminasi (B.B+ dapat ditoleransi klien dengan kriteria hasil 8s; Klien memberi tahu pera#at atau keluarga kalau sedang B.B 8o Pampers atau celana klien diganti apabila klien B.B 2"obserasi adanya $eses di pampers klien 3".njurkan kepada klien untuk memberi tahu pera#at atau keluarga kalau terasa B.B *".njurkan kepada keluarga untuk sering menga#asi klien 2"Jelaskan kepada klien tentang adanya gangguan pola eliminasi $eses yang terlalu lama di pampers atau pengalas klien akan meningkatkan resiko lesi .gar pera#at atau keluarga mengetahui dan segera mengganti pempers atau celana klien .gar bisa mengontrol adanya peses yang tidak disadari klien .gar klien dan keluarga mengetahui tentang adanya gangguan pola eliminasi yang dialami klien * 8e$isit pera#atan diri'mandi di tandai dengan; 8) ; ! Klien mengatakan sudah 2 hari belum mandi 8e$icit pera#atan diri mandi teratasi setelah dilakukan tindakan kepera#atan selama Kaji keadaan umm klien Kaji pola kebersihan klien Keadaan lemah mempengaruhi terhadap pemenuhan pera#atan diri Perubahan pola pemenuhan kebersihan diri sering terjadi saat hospitalisasi .gar klien tampak bersih dan segar ! Klien mengatakan susah untuk mandi 8E ; ! Badan, kaki, tangan klien tampak kotor Klien tampak lemah 1?30 menit dengan kriteria hasil; 8); Klien mengatakan sudah mandi Klien mengatakan badannya terasa segar 8E; Klien sudah tampak bersih 6akukan personal hygiene (mandi+ pada klien 6ibatkan keluarga pada saat memandikan .gar keluarga juga mengerti cara memandikan pasien yang benar 2 8e$isiensi pengetahuan berhubungan denganKurang terpajannyain$ormasi ditandai dengan; 8) ; Klien mengatakan kurang $aham dengan tindakan yang dilakukan terhadap dirinya yang harus terbaring tanpa kasur Keluarga bertanya, Kmengapa klien harus terbaring tanpa kasur
8E ; Klien A keluarga tampak bingung dengan kondisi klien yang terbaring tanpa kasur Pengetahuan klien bertambah setelah dilakukan tindakan kepera#atan selama 1? 30 menit dengan kriteria hasil; 8); Klien mengatakan sudah $aham dengan tindakan yang dillakukan terhadap dirinya 8E; Klien dan keluarga sudah tampak tidak bingung lagi Kaji tingkat pengetahuan klien Kaji latar belakang pendidikan klien Berikan penkes kepada klien dan keluarga tentang penyakit,proses pengobatan dan diit makanan yang dapat mempercepat penyembuhan Berikan kesempatan 8engan mengetahui tingkat pengetahuan klien maka akan lebih mudah untuk menentukan cara yang tepat untuk penyampaian in$ormasi -ingkat pendidikan mempengaruhi mempengaruhi pengetahuan klien 9eningkatkan pengetahuan klien tentang pemahaman penyakit yang di alaminya" =ntuk memperjelas apa yang belum dimengerti kliean dan keluarga =ntuk mengetahui tngkat pemahaman klien tentang apa yang telah disampaikan klien untuk bertanya 3aluasi dari apa yang telah disampaikan E. CATATAN KEPERAWATAN N' D= Tan!!al < Wat" Catatan T$n(aan Na)a < TTD Pera9at 1" " 1* Juni 2012 01"30 01"*2 05"00 05"12 05"30 05"20 9engkaji nyeri yang dialami klien D ; skala nyeri klien *!4 ( sedang+ 9engkaji $aktor yang menurunkan toleransi nyeri D; pergerakan klien mempengaruhi tingkat nyeri klien 9engurangi atau menghilangkan $aktor yang meningkatkan nyeri D; mengurangi atau meminimalkan pergerakan klien 9emantau tanda! tanda ital D ; -8 ; 100740 mmDg B ; 5/ ?7m ) ; 34,3c :: ; 23 ?7m 9elakukan pemasangan in$us :; klien menerima tindakan kepera#atan D; klien terpasang in$us :6 20 tpm di tangan kirinya" 9engkolaborasikan obat .nalgetik ketorolac 30mg drip ia in$use :6 200cc :; klien menerima tindakan kepera#atan D; klien tidak meringis kesakitan lagi 9engkaji ulang skala nyeri yang dialami klien 9" Jumadin 12 Juni 2012 01"30 01"*2 05"00 05"12 14 Juni 2012 01"30 01"*0 05"00 D ; skala nyeri klien *!4 ( sedang+ 9engajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi :; klien mau mengikuti apa yang di ajarkan pera#at D; klien bisa mempraktekan apa yang di ajarkan pera#at 9emantau tanda! tanda ital D ; -8 ; 110740 mmDg B ; 5* ?7m ) ; 34,2 c :: ; 22 ?7m 9emberikan obat .nalgetik ketorolac 30 mg drip ia in$use :6 200cc :; klien menerima tindakan kepera#atan D; klien tidak meringis kesakitan lagi 9engkaji ulang skala nyeri yang dialami klien D ; skala nyeri klien *!4 ( sedang+ 9enganjurkan klien untuk tidak banyak bergerak D; nyeri klien sedikit berkurang 9emantau tanda! tanda ital D ; -8 ; 100740 mmDg B ; 5* ?7m ) ; 34,4 :: ; 20 ?7m 9emberikan obat .nalgetik ketorolac 30 mg drip ia in$use :6 200cc :; klien menerima tindakan kepera#atan 9"Jumadin 9"Jumadin 05"12 D; klien tidak meringis kesakitan lagi 2 1* Juni 2012 05"30 05"*0 12 Juni 2012 05"30 05"*2 14 Juni 2012 05"00 0/"30 9engkaji pola akti$itas klien D; klien hanya tampak berbaring -ingkatkan mobilitas ekstremitas atau 6atih rentang pergerakan sendi pasi$ :; klien mau mengikuti anjuran pera#at D; klien mau tangannya digerakkan oleh pera#at menginspeksi kulit terutama yang bersentuhan dengan tempat tidur D; tidak ada tanda! tanda dekubitus Posisikan tubuh sejajar untuk mencegah komplikasi :; klien menerima tindakan pera#at D; klien baring dalam posisi terlentang 9enganjurkan keluarga untuk memandikan klien dengan air hangat" :; keluarga menerima anjuran pera#at D; klien tampak bersih setelah setelah dimandikan 9enga#asi seluruh upaya mobilitas dan bantu pasien jika di perlukan" D; pemenuhan kebutuhan klien dibantu keluarga dan pera#at 9"Jumadin 9"Jumadin 9"Jumadin 3 1* juni 2012 0/"00 mengkaji adanya gangguan pola eliminasi (B.B+ D; klien tidak bisa mengontrol B.B nya 9"Jumadin 0/"12 12 juni 2012 0/"10 0/"20 14 juni 2012 0/"00 mengobserasi adanya $eses di pampers klien D; terdapat $eses di pempers klien menganjurkan kepada klien untuk memberi tahu pera#at atau keluarga kalau terasa B.B :;klien menerima anjuran pera#at 9enganjurkan kepada keluarga untuk sering menga#asi klien :; klien mau menerima anjuran pera#at D; klien mengerti saran pera#at 9enjelaskan kepada klien tentang adanya gangguan pola eliminasi" D; klien tau adanya gangguan eliminasi pada dirinya 9"Jumadin 9"Jumadin * 1* Juni 2012 0/"12 0/"20 12 Juni 2012 0/"30 9engkaji keadaan umm klien D; klien tampak lemah 9engkaji pola kebersihan klien D; klien belum mandi selama dira#at di rumah sakit 9engkaji ulang keadaan umum klien D; klien tampak lemah 9"Jumadin 9"Jumadin 0/"*2 14 Juni 2012 0/"12 0/"20 0/"30 9engkaji ulang pola kebersihan klien D; klien belum mandi selama dira#at di rumah sakit 9engkaji ulang keadaan umum klien D; klien tampak lemah 9engkaji ulang pola kebersihan klien D; klien belum mandi selama dira#at di rumah sakit 9elakukan personal hygiene (mandi+ pada klien :; klien mau dimandikan D; klien tampak bersih 9"Jumadin 2 1* Juni 2012 10"00 10"12 12 Juni 2012 10"00 10"12 Kaji tingkat pengetahuan klien D; klien tidak mengetahui peyakit yang di deritanya Kaji latar belakang pendidikan klien D; klien hanya tamatan )8 Kaji ulang tingkat pengetahuan klien D; klien tidak mengetahui peyakit yng di deritanya Kaji ulang latar belakang pendidikan klien D; klien hanya tamatan )8 9"Jumadin 9"Jumadin 14 Juni 2012 10"30 11"00 Berikan penkes kepada klien dan keluarga tentang penyakit dan diit makanan yang dapat mempercepat penyembuhan :; klien tampak antusias dalam mendengarkan penkes D; klie mengerti tentang penyakit yang di deritanya 3aluasi dari apa yang telah disampaikan D; klien mengerti tentang materi yang telah di sampaikan 9"Jumadin F. CATATAN PERKEMBANGAN N' D= Tan!!al < Wat" Pere).an!an ( S O A P) Na)a < TTD Pera9at 1 1* Juni 2012 13"10 ) ; Klien mengatakan bagian belakangnya nyeri E ; Klien tampak meringgis saat bergerak dan diam -->; -8 ; 100740 mmDg B ; 5/ ?7m ) ; 34,3c :: ; 23 ?7m . ; 9asalah belum teratasi P ; 6anjutkan tindakan kepera#atan Kaji ulang skala nyeri yang dialami klien .jarkan tekhnik distraksi dan relaksasi Berikan obat .nalgetik ketorolac 30 mg drip ia in$use :6 200cc Pantau tanda! tanda ital 9"Jumadin 12 Juni 2012 13"10 14 Juni 2012 13"10 ) ; Klien mengatakan nyeri bagian belakangnya masih terasa )kala nyeri (*!4+ E ; Klien masih tampak meringis -->; -8 ; 110740 mmDg B ; 5* ?7m ) ; 34,2 c :: ; 22 ?7m . ; 9asalah teratasi sebagian P ; 6anjtkan interensi Kaji ulang skala dan karakteristik nyeri klien pantau --> .njurkan klien untuk tidak banyak bergerak berikan obat analgetik ketorolac 30mg drip ia in$use :6 200cc ) ; Klien mengatakan nyeri di bagian belakangnya E ; Klien masih tampak meringis saat bergerak dan diam )kala nyeri (*!4+ -->; -8 ; 100740 mmDg B ; 5* ?7m ) ; 34,4 :: ; 20 ?7m . ; 9asalah belum teratasi P ; 6anjtkan interensi Kaji skala dan karakteristik nyeri klien pantau --> .jarkan kembali tekhnik relaksasi berikan obat analgetik ketorolac 30mg drip ia in$use :6 200cc 9"Jumadin 9"Jumadin 2 1* Juni 2012 13"*0 12 Juni 2012 13"*0
14 Juni 2012 13"*0 ) ; Klien mengatakan hanya berakti$itas di tempat tidur E ; Klien tampak hanya berakti$itas di tempat tidur . ; 9asalah belum teratasi P ; 6anjutkan 0nterensi menginspeksi kulit terutama yang bersentuhan dengan tempat tidur Posisikan tubuh sejajar untuk mencegah komplikasi ) ; Klien mengatakan hanya berakti$itas di tempat tidur E ; Klien tampak hanya berakti$itas di tempat tidur . ; 9asalah belum teratasi P ; lanjutkan tindakan kepera#atan .#asi seluruh upaya mobilitas dan bantu pasien jika di perlukan" .njurkan keluarga untuk memandikan klien dengan air hangat ) ; Klien mengatakan hanya berakti$itas di tempat tidur E ; Klien tampak hanya berakti$itas di tempat tidur . ; 9asalah belum teratasi P ; lanjutkan tindakan kepera#atan tingkatkan kembali mobilitas dan pergerakan yang optimal" 9"Jumadin 9"Jumadin 9"Jumadin 3 1* Juni 2012 13"*0 ); klien mengatakan tidak bisa mengontrol B.B nya E; tampak $eses di pempers klien .; masalah pola eliminasi belum teratasi 9"Jumadin 12 Juni 2012 13"*0 14 Juni 2012 13"*0 P; lanjutkan inteensi menganjurkan kepada klien untuk memberi tahu pera#at atau keluarga kalau terasa B.B .njurkan kepada keluarga untuk sering menga#asi klien ); klien mengatakan masih tidak bisa mengontrol B.B nya E; tampak $eses di pempers klien .; masalah pola eliminasi belum teratasi P; lanjutkan inteensi; Jelaskan kepada klien tentang adanya gangguan pola eliminasi ); klien mengatakan masih belum bisa mengontrol pola B.B nya E; klien tampak B.B dalam celana .; masalah pola eliminasi belum teratasi P; lanjutkan inteensi; .njurkan kepada keluarga untuk sering menga#asi klien 9"Jumadin 9"Jumadin * 1* Juni 2012 13"20 12 Juni 2012 13"20 14 Juni 2012 13"20 ) ; Klien mengatakan sudah 2 hari belum mandi E ; Badan, kaki dan tangan klien tampak kotor . ; 9asalah belum teratasi P ; 6anjutkan interensi Kaji ulang keadaan umum klien Kaji ulang pola kebersihan klien Bantu klien memenuhi kebutuhan personal hygiene (mandi+ ) ; Klien mengatakan sudah 3 hari belum mandi E ; Badan , kaki dan tangan klien tampak kotor . ; 9asalah teratasi sebagian P ; lanjutkan interensi Kaji ulang keadaan umum klien Kaji ulang pola kebersihan klien Bantu pemenuhan kebutuhan personal hygiene klien (mandi+ ) ; Klien mengatakan terasa segar setelah mandi E ; Badan klien tampak bersih . ; 9asalah teratasi P ; hentikan tindakan 9"Jumadin 9"Jumadin 9"Jumadin 2 1* Juni 2012 13"30 ) ; Klien mengatakan kurang paham dengan penyakitnya E ; Klien tampak bingung . ; 9asalah belum teratasi P ; 6anjutkan interensi Berikan penkes kepada keluarga dan klien tentang penyakitnya 9"Jumadin 12 Juni 2012 13"30 14 Juni 2012 13"30 ) ; Klien mengatakan kurang paham dengan penyakitnya E ; Klien tampak bingung . ; 9asalah belum teratasi P ; 6anjutkan interensi Berikan penkes kepada klien dan keluarga ) ; Klien mengatakan sudah paham dengan penyakitnya E ; Klien tidak tampak bingung . ; 9asalah kurang pengetahuan teratasi P ; Dentikan tindakan kepera#atan 9"Jumadin 9"Jumadin BAB I- PEMBAHASAN Penulis dalam bab ini membahas tentang asuhan kepera#atan yang telah diberikan kepada -n") dengan gangguan )istem 9uskuloskeletal ' %raktur lumbal yang di ra#at di ruang Bedah =mum Pria (& + :umah )akit 8okter )oedarso Pontianak" Pembahasan pada kasus ini adalah berdasarkan proses kepera#atan yang meliputi pengkajian, diagnosa kepera#atan, perencanaan, implementasi dan ealuasi yang dikaitkan dengan landasan teoritis dan asuhan kepera#atan yang nyata" Pelaksanaan dan pendekatan proses kepera#atan ini dilaksanakan selama tiga hari mulai dari tanggal 1* Juni 2012 sampai dengan tanggal 14 Juni 2012, penulis berperan sebagai pera#at pelaksana asuhan kepera#atan tersebut yang bekerja sama dengan tim kesehatan lain" )elanjutnya akan diuraikan pembahasan kasus mengenai asuhan kepera#atan yang telah diberikan pada klien" A. Pen! a#$an 9enurut &arpenito A 9oyet, (2002+ dalam Potter A Perry, (200/+ Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan $ungsional klien pada saat ini dan #aktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons klien saat ini dan #aktu sebelumnya" Pengkajian kepera#atan meliputi dua tahap yaitu pengumpulan data7eri$ikasi data dan menganalisa data Pengkajian merupakan tahap a#al dalam proses kepera#atan yang mendasari pengkajian terhadap klien" Klien di pandang sebagai manusia yang utuh dan dari segi bio!psiko!sosio @ kultural! spritual yang apabila mengalami gangguan akan menyebabkan kondisi tidak seimbang dan memerlukan suatu adaptasi dalam melaksanakan pengkajian data di peroleh melalui #a#ancara langsung dengan klien dan keluarga, obserasi atau mengamati langsung, pemeriksaan $isik, membaca hasil pemeriksaan penunjang catatan kepera#atan dan catatan medis" Penulis mengumpulkan data berdasarkan dengan teori yang ada, untuk data dasar sebagian telah di dapat dari catatan kepera#atan ataupun catatan medis" .dapun hal!hal yang perlu dikaji ulang sebelum melakukan #a#ancara penulis terlebih dahulu membina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga sehingga klien mengungkapkan masalah yang dirasakan, memberi ja#aban atas pernyataan dan bertanya bila pertanyaan penulis belum dapat mengerti" .dapun hasil pengkajian yang penulis temukan pada -n") yang sesuai dengan konsep teoritis yaitu ; klien sudah merasakan tanda dan gejala tejadinya $raktur lumbal seperti nyeri, kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas, nyeri tekan otot, hiperestesia tepat di atas daerah trauma, dan de$ormitas pada daerah trauma" .#al mula kejadian nya adalah 12 saat klien bekerja lalu tertimpa runtuhan tanah dengan posisi jongkok, dan beberapa saat setelah itu pada kedua kakinya terasa dingin dan tidak bisa di gerakkan, kondisinya klien saat itu lemah dan untuk keluhan di rumah sakit klien mengeluh nyeri pada bagian belakangnya, klien mengatakan hanya dapat berbaring ditempat tidur dan semua kebutuhannya dibantu oleh keluarga dan pera#at, klien jga mengatakan sudah dua hari belum mandi" " .dapun data yang penulis temukan pada -n") namun tidak sesuai dengan sumber utama pada konsep teoritis adalah terjadinya inkontinensia ali " Dal ini mungkin dikarenakan terjepitnya sara$ pada lumbal 0> dan >, dan masalah kurang pengetahuan pada klien hal ini dimungkinkan karena klien belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan dari pera#at ruangan" Kerjasama yang diberikan oleh klien dan keluarga klien memudahkan penulis dalam mengumpulkan data!data yang memungkinkan penulis untuk menetapkan asuhan kepera#atan yang sesuai kepada -n" ) )ebelumnya penulis telah membina hubungan saling percaya dengan klien" Klien mau mengungkapkan masalah!masalah yang klien rasakan dan memberikan ja#aban atas pertanyaan penulis" .dapun yang menjadi penghambat didalam melakukan pengkajian terhadap -n" ) yaitu tidak tersedianya hasil pemeriksaan penunjang radiologi seperti dilakukan pemeriksaan, &% c a n , '$I, 3lektromiogra$i dan Pemeriksaan Dantaran )ara$ )ehingga penulis mengalami kesulitan dalam melakukan penegakan diagnosa kepada klien" B. D$a!n'%a Ke&era9atan 9enurut &arpenito A 9oyet, (2002+ dalam Potter A Perry, (200/+ 8iagnosis kepera#atan dan masalah kolaborasi menggambarkan batas kondisi klien yang memerlukan asuhan kepera#atan" Pada tahap ini penulis menganalisa dan mensintesis data yang telah dikelompokkan, kemudian penulis melakukan penilaian klinik tentang respon klien dan keluarga terhadap masalah kesehatan 7 proses kehidupan yang aktual dan resiko" Pada tinjauan teoritis terdapat 2 diagnosa kepera#atan" Penulis menemukan 3 diagnosa kepera#atan yang muncul pada -n" ) yang sesuai dengan sumber utama dalam perumusan diagnosa dan rencana kepera#atan 9enurut .ri$ 9utta<im, (2002, hlm" 1*!12+ diagnosa kepera#atan yang muncul pada trauma medulla spinalisadalah sebagai berikut; 1" Byeri berhubungan dengan kompresi sara$, cedera neuromuskular, dan re$leks spasme otot sekunder" 2" Dambatan mobilitas $isik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuscular 3" 8e$isit pera#atan diri'mandi " -etapi di sini Penulis menemukan 2 diagnosa yang muncul dan tidak terdapat sumber utama dalam perumusan diagnose dan rencana kepera#atan untuk sistem muskuloskeletal secara teoritis, namun penulis berinisiati$ untuk mencari perumusan diagnose tersebut dengan sumber lain sehingga muncul suatu diagnosa seperti berikut menurut B.B8., (2011+; 1" 0nkontinensia de$ekasi berhubungan dengan Kerusakan sara$ motorik ba#ah 2" 8e$isiensi pengetahuan berhubungan dengan Kurang terpajannya in$ormasi C. Peren>anaan Ke&era9atan Pada tahap perencanaan ini, penulis membuat prioritas urutan diagnosa kepera#atan yang telah dibuat, kemudian penulis merumuskan tujuan dan kriteria hasil dengan jelas, dapat diukur, dapat dicapai, realistis dan penentuan #aktu yang sesuai dengan tujuan sehingga memungkinkan dicapai oleh klien" Kemudian penulis mendesain interensi dengan landasan teoritis yang penulis sesuaikan dengan kondisi dan penyakit klien" .dapun $aktor pendukung yang penulis rasakan pada tahap ini adalah adanya persamaan antara diagnosa yang muncul dengan pedoman teoritis sehingga dalam penyusunan rencana kepera#atan tersebut penulis hanya tinggal menyesuaikan perencanaan yang telah ada pada rencana kepera#atan teoritis dengan kondisi pasien" )edangkan untuk hambatan pada tahap ini tidak begitu dirasakan oleh penulis, karena dalam menyusun interensi penulis memodi$ikasi berdasarkan teori lain dan disesuaikan dengan kondisi klien, serta sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit" D. Pela%anaan Ke&era9atan Pada tahap ini penulis dapat melaksanakan asuhan kepera#atan pada klien sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat baik tindakan mandiri kepera#atan maupun tindakan kolaborati$" 8alam hal ini penulis sebagai anggota tim kepera#atan mengimplementasikan interensi kepera#atan dengan berlandaskan teori, baik secara mandiri maupun kolaborati$ sesuai dengan penyakit yang diderita pasien dan kondisi pasien saat itu" .dapun $aktor pendukung pada tahap ini adalah kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lain dan partisipasi dan klien dan keluarga sehingga penulis dapat melaksanakan rencana yang telah penulis buat dengan baik" )edangkan untuk $aktor penghambat pada tahap ini tidak ditemukan karena semua perencanaan yang telah dibuat telah dilaksanakan semuanya" E. E:al"a%$ Ke&era9atan 3aluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses kepera#atan yang menandakan seberapa jauh diagnosa kepera#atan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil di capai" .dapun hasil dan pengealuasian masing!masing diagnosa kepera#atan yang terdapat pada -n") yaitu ; 1" Byeri'akut berhubungan dengan -erputusnya kontinuitas jaringan tulang" 9asalah ini masih belum teratasi, karena masih belum sesuai dengan kriteria hasil yang tercantum dalam perencanaan kepera#atan salah satunya adalah skala nyeri klien masih *! 4(sedang+, dan klien masih tampak meringis kesakitan, saat ditekan tulang belakangnya jadi untuk menindak lanjuti masalah tersebut penulis mencoba untuk berkolaborasi dengan pera#at ruangan dan dokter untuk melanjutkan semua interensi yang telah di rencanakan sampai masalah tersebut berkurang bahkan hilang" 2" Dambatan mobilisasi $isik berhubungan dengan %raktur lumbalis 9asalah ini masih belum teratasi, karena masih belum sesuai dengan kriteria hasil yang tercantum dalam perencanaan kepera#atan salah satunya adalah klien masih tampak lemah dan semua kebutuhan klien masih dibantu oleh pera#at dan keluarga jadi untuk menyelesaikan masalah tersebut hendaknya interensi yang telah penulis rencanakan bisa dapat dilakukan atau teruskan oleh pera#at ruangan" 3" 0nkontinensia de$ekasi berhubungan dengan Kerusakan sara$ motorik ba#ah 9asalah ini belum teratasi, karena belum sesuai dengan tujuan dan criteria hasil yang tercantum pada bagian perencanaan kepera#atan, klien masih belum bisa untuk mengontrol pola B.B nya sehingga klien masih harus selalu di obserasi untuk pola B.B nya" Jadi untuk solusinya di harapkan kepada pera#at dan keluarga untuk selalu mengobserasi keadaan klien dan pola B.B nya" *" 8e$isit pera#atan diri'mandi berhubungan dengan %raktur lumbalis 9asalah ini menjadi masalah yang teratasi" Karena kondisi klien sudah tampak bersih dari sebelumnya dan sudah sesuai dengan criteria hasil" 2" Kurang 8e$isiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajannya in$ormasi 9asalah ini menjadi masalah kedua yang berhasil setelah masalah de$isit pera#atan diri, karena setelah dilakukan tindakan pembelajaran klien dan keluarga mampu menja#ab pertanyaan yang menjadi indikator pencapaian tingkat pemahaman sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat" 8ari kelima diagnosa diatas, baik yang teratasi sebagian maupun yang belum teratasi, penulis telah melakukan kolaborasi untuk melanjutkan asuhan kepera#atan yang sesuai dengan permasalahan tersebut, serta melibatkan keluarga dalam pera#atan" 8iposkan oleh Jr Patrick Gaskins di 23"32 Kirimkan 0ni le#at 3mail Blog-hisL Berbagi ke -#itter Berbagi ke %acebook Bagikan ke Pinterest T$(a a(a ')entar: P'%an K')entar Posting 6ama Beranda 6angganan; Poskan Komentar (.tom+ TEGUH.NET Ar%$& Bl'! M 2012 (2+ o M Juli (2+ .)=D.B K3P3:.G.-.B P.8. -n" ) 83BG.B G.BGG=.B )0)-""" .)=D.B K3P3:.G.-.B J0G. P.8. -B" . 83BG.B 0)E6.)0 """ N 2011 (1+ N 2010 (/+ Men!ena$ Sa4a *r Patr$> Ga%$n% simple 6ihat pro$il lengkapku -emplate -rael" 8iberdayakan oleh Blogger"