Anda di halaman 1dari 22

Kimia Tanah VI

Interaksi Senyawa Senyawa


Organik
Formasi kompleks dan pembentukan khelat
Senyawa organik tertentu dapat terdissosiasi dan
bermuatan pada gugus-gugus fungsionalnya.
Keberadaan muatan listrik ini, memungkinkan
senyawa tersebut berikatan dengan tanah, misalnya
dengan mineral liat, logam atau dengan ion-ion yang
aktif dalam tanah.
Formasi kompleks adalah reaksi antara ion metal
dengan ligand, melalui ikatan electron-pair sharing.
Produk reaksi yang terbentuk disebut metal coordi-
nation compound.
2
Ion metal disebut sebagai electron-pair
acceptor, atau central ion.
Ligand, adalah electron pair donor.
Ion metal(M) yang terhidrasi dalam larutan
juga disebut kompleks dengan air, karena juga
berikatan/dikelilingi oleh molekul air.
Banyak ligand terikat pada ion central, secara
geometrik. Hal itu menggambarkan coorditation
number.
Beberapa ligand organik dapat mengikat ion
metal pada lebih dari satu gugus fungsional,
maka bentuk ikatan ini disebut chelate ring.
3
Proses pembentukan chelate-ring disebut chelation.
Kata chelate berasal dari baha-sa Yunani, chele, yang
artinya lobster-claw.
Gambar formasi kompleks dan khelat

R-CH2-COO- Mg-OOC-CH-R
OH
HO- Al <
OH

Khelat dapat dibedakan atas monodentate, bi-dentate,
dan polydentate.

4
Bila hanya satu molekul ligand yang ikut dalam proses
pembentukan khelat, maka senyawa yang terbentuk
disebut mono-dentate chelate atau complexes. Bila dua
ligand, disebut bidentate chelate.
Pembentukan khelat dengan lebih dari satu ligand, akan
membentuk senyawa yang lebih stabil
Hampir semua atom M dapat berfungsi sebagai atom
akseptor; a.l. K, Li, Na, Mg ,Au, dsb.
Ligand dapat berupa anion (Cl- , R-CH2-COO- ) atau
molekul netral, misalnya NH3. Kompleks yang
dihasilkan dapat berupa kation, anion atau netral. Asam-
asam organik tertentu mempunyai kemampuan mem-
bentuk kompleks dengan ion-ion metal (Al, Fe, Zn,Cu).
5
Ion M yang teradsorpsi melalui reaksi kompleks
tidak akan segera dapat diper-tukarkan seperti
lazimnya terjadi pada mi-neral liat. Dalam hal ini
ikatan yang ter-bentuk adalah covalent-bond,
yang pada kenyataannya lebih kuat daripada
elect-rostatic bond, yang terjadi pada reaksi
pertukaran mineral liat.
Pertukaran M pada senyawa organik, di-
pengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu (1) pH
tanah, (2) aktifitas M pada ligand, (3) stabilitas
dari kompleks yang terbentuk.
6
Contoh: Pertukaran Al-kompleks oleh Fe, jauh
lebih mudah bila dibandingkan oleh Na, karena
ion Na+ ,tidak mampu me-nempati center
position dari Al kompleks.
Senyawa organik dapat dibedakan atas non-
humified dan humified organic subs-tances.
Non-humified organic substances, akan
berubah sebagai biochemical products, seperti
asam alifatik,kompleks aromatik, asam
heterosiklik, asam formiat,asetat,amino, sitrat,
dan asam oksalat, dsb.
7
Humified organic substances, a.l. terdiri dari
asam humik dan asam fulvik. Jumlah
kandungannya di dalam tanah lebih besar dari
non humified organic substances. Namun hal ini
juga tergantung pada jenis tanahnya.
Jumlah yang besar dari asam humik dan fulvik
ditemukan pada tanah Mollisols dan Ultisols.
Umumnya asam humik lebih banyak dari asam
fulvik, misalnya pada tanah Mollisols perban-
dingan AF/AH = 0,4. dan kandungan AH pada
tanah ini adalah 780 mg/100 g tanah.
8
Pada tanah Ultisols ditemukan lebih banyak AF
dari AH. Perbandingan AF/AH=6,5. Kandungan
AF =516 mg/100 g tanah.

Efektifitas asam-asam organik dalam
pembentukan kompleks dan reaksi khelat,
sangat tergantung pada reaktivitas kimianya.
Berdasarkan reaktivitas ini, maka asam-asam
organik dapat dibedakan menjadi 2 kelompok,
yaitu :
9
(1). Asam organik dengan gugus karboksil,
(- COOH ).
(2). Asam organik dengan acidic character-
istic) yang ditandai oleh adanya gugus
karboksil dan gugus phenolic-OH.
Asam jenis (1) memperlihatkan kapasitas
membentuk kompleks, tetapi pengaruh
utamanya adalah lebih pada pengaruh
dari sifat asamnya (H+), atau melalui elec-
trostatic attraction.
10
Asam jenis (2), memperlihatkan kemam-puan
untuk menghasilkan sejumlah reak-si interaksi,
termasuk electrostatic attract-ion, coadsorption,
complexing, dan chela-tion reaction.
Reaksi interaksi terjadi pada sejumlah be-sar
reactive sites dari gugus-gugus fung-sional,
dengan kekuatan ikatan mulai dari lemah
sampai kuat.
Yang mempunyai ikatan kuat akan membentuk
highly stable coordinate linkages.
11
Electrostatic attraction darin gugus karbok-
sil dan H2O bridging adalah contoh ikatan
lemah, sementara pembentukan struktur
ring khelat oleh gugus karboksil dan phe-
nolic-OH akan menghasilkan ikatan yang
kuat.
Gugus OH, C=O dan NH dari senyawa
organik lainnya dapat juga membentuk
chelate-like ring structure, yaitu dengan
membentuk kompleks dengan ion metal.
12
Yang terbentuk adalah conjugated ketonic
structure.
R-C
CH
C-
O
OH
+ M2+ C
CH
C
O
M+
O
+ H+
Teori ini dikemukakan oleh
STEVENSON(1994)
13
Pada azasnya diperlihatkan bahwa
chelate ring tidak hanya terjadi pada
asam humik tetapi juga pada senyawa la-
in seperti senyawa keton.

Bahan humik dapat membentuk komplek
baik yang dapat larut ataupun yang tidak
dapat, ketika bahan itu berikatan dengan
metal (M).
14
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarut-
an tersebut adalah (1) pH (2) terdapatnya
garam-garam atau kation-kation (3) Dis-
sosiasi dari gugus fungsional (4) kejenuh-
an dari binding sites.
Kompleks M dari asam fulvik umumnya le-
bih larut dari kompleks M pada asam hu-
mik. Hal ini adalah karena BM asam fulvik
lebih kecil dan kelarutannyapun lebih ting-
gi di dalam air.
15
Kation mempunyai potensi untuk mening-katkan
polimerisasi dari bahan humik.
Metal-humic acid complexes akan tetap larut
bila perbandingan metal dengan or-ganic ligand
rendah.
Bila salt-bridges dan chain-like structures
meningkat, maka senyawa M-HA-comp-lexes
menjadi tidak larut dan mengendap.
pH tanah erat pula kaitannya dengan kelarutan
metal. Bila kelarutan M tinggi, maka ligand akan
dijenuhi oleh M. Akibatnya kompleks menjadi
tidak larut.
16
Hal yang menyangkut kelarutan M-HA-
complexes, lazimnya diperlihatkan dengan
stability constants (log ) sbb.:
log K = 2 log (H+) log (M2+)

Stability Constant (log K) dari M-FA complexes
======================================
Stab. Constant Cu-FA Zn-FA Mg-FA
---------------------------------------------------------------- --
log K (pH 3,5) 7,15 5,40 3,42
log K (pH 5,5) 8,26 5,73 4,o6
======================================
17
Bertambah kecil nilai log K, maka akan
makin mudah larut kompleks tersebut, atau
sebaliknya. Dari Tabel di atas tampak bah-
wa kompleks Cu-FA lebih stabil dari kom-
pleks lainnya. Dilain sisi Mg-FA lebih larut
dari Zn-FA, dan Zn-FA lebih larut dari Cu-
FA. pH yang lebih tinggi, mendorong
kompleks lebih stabil, dpl. Kelarutan akan
bertambah bila pH lebih rendah.
18
Beberapa macam gugus fungsional (functional
groups).
(1) Karboksilat. -COOH
(2) Phenolic-OH
(3) Amina .. - NH2
(4) Alkoholat .. R-OH

Substansi yang dapat membentuk khelat
(chelation agents) adalah asam humik, asam
fulvik, polisakharida, poliuronida,dll.
R-
O
COO

Cu
O
OOC
-R

BIDENTATE
R- O
COO
Cu
MONODENTATE



R-
COO
O
M
LIAT
SILIKAT
METAL
BRIDGING

LIGAND
(HA)
KATION(LOGAM ATAU METAL)

R-

C
CH
C
O OH
+ M2+
C
C
C
CH
C
O
M
O
+ M+
NH3
NH3
NH3 NH3
NH3
Co
Complex formation
R-
O
Coo

Si

OH
OH
CHELATION

Anda mungkin juga menyukai