Organik Formasi kompleks dan pembentukan khelat Senyawa organik tertentu dapat terdissosiasi dan bermuatan pada gugus-gugus fungsionalnya. Keberadaan muatan listrik ini, memungkinkan senyawa tersebut berikatan dengan tanah, misalnya dengan mineral liat, logam atau dengan ion-ion yang aktif dalam tanah. Formasi kompleks adalah reaksi antara ion metal dengan ligand, melalui ikatan electron-pair sharing. Produk reaksi yang terbentuk disebut metal coordi- nation compound. 2 Ion metal disebut sebagai electron-pair acceptor, atau central ion. Ligand, adalah electron pair donor. Ion metal(M) yang terhidrasi dalam larutan juga disebut kompleks dengan air, karena juga berikatan/dikelilingi oleh molekul air. Banyak ligand terikat pada ion central, secara geometrik. Hal itu menggambarkan coorditation number. Beberapa ligand organik dapat mengikat ion metal pada lebih dari satu gugus fungsional, maka bentuk ikatan ini disebut chelate ring. 3 Proses pembentukan chelate-ring disebut chelation. Kata chelate berasal dari baha-sa Yunani, chele, yang artinya lobster-claw. Gambar formasi kompleks dan khelat
R-CH2-COO- Mg-OOC-CH-R OH HO- Al < OH
Khelat dapat dibedakan atas monodentate, bi-dentate, dan polydentate.
4 Bila hanya satu molekul ligand yang ikut dalam proses pembentukan khelat, maka senyawa yang terbentuk disebut mono-dentate chelate atau complexes. Bila dua ligand, disebut bidentate chelate. Pembentukan khelat dengan lebih dari satu ligand, akan membentuk senyawa yang lebih stabil Hampir semua atom M dapat berfungsi sebagai atom akseptor; a.l. K, Li, Na, Mg ,Au, dsb. Ligand dapat berupa anion (Cl- , R-CH2-COO- ) atau molekul netral, misalnya NH3. Kompleks yang dihasilkan dapat berupa kation, anion atau netral. Asam- asam organik tertentu mempunyai kemampuan mem- bentuk kompleks dengan ion-ion metal (Al, Fe, Zn,Cu). 5 Ion M yang teradsorpsi melalui reaksi kompleks tidak akan segera dapat diper-tukarkan seperti lazimnya terjadi pada mi-neral liat. Dalam hal ini ikatan yang ter-bentuk adalah covalent-bond, yang pada kenyataannya lebih kuat daripada elect-rostatic bond, yang terjadi pada reaksi pertukaran mineral liat. Pertukaran M pada senyawa organik, di- pengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu (1) pH tanah, (2) aktifitas M pada ligand, (3) stabilitas dari kompleks yang terbentuk. 6 Contoh: Pertukaran Al-kompleks oleh Fe, jauh lebih mudah bila dibandingkan oleh Na, karena ion Na+ ,tidak mampu me-nempati center position dari Al kompleks. Senyawa organik dapat dibedakan atas non- humified dan humified organic subs-tances. Non-humified organic substances, akan berubah sebagai biochemical products, seperti asam alifatik,kompleks aromatik, asam heterosiklik, asam formiat,asetat,amino, sitrat, dan asam oksalat, dsb. 7 Humified organic substances, a.l. terdiri dari asam humik dan asam fulvik. Jumlah kandungannya di dalam tanah lebih besar dari non humified organic substances. Namun hal ini juga tergantung pada jenis tanahnya. Jumlah yang besar dari asam humik dan fulvik ditemukan pada tanah Mollisols dan Ultisols. Umumnya asam humik lebih banyak dari asam fulvik, misalnya pada tanah Mollisols perban- dingan AF/AH = 0,4. dan kandungan AH pada tanah ini adalah 780 mg/100 g tanah. 8 Pada tanah Ultisols ditemukan lebih banyak AF dari AH. Perbandingan AF/AH=6,5. Kandungan AF =516 mg/100 g tanah.
Efektifitas asam-asam organik dalam pembentukan kompleks dan reaksi khelat, sangat tergantung pada reaktivitas kimianya. Berdasarkan reaktivitas ini, maka asam-asam organik dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu : 9 (1). Asam organik dengan gugus karboksil, (- COOH ). (2). Asam organik dengan acidic character- istic) yang ditandai oleh adanya gugus karboksil dan gugus phenolic-OH. Asam jenis (1) memperlihatkan kapasitas membentuk kompleks, tetapi pengaruh utamanya adalah lebih pada pengaruh dari sifat asamnya (H+), atau melalui elec- trostatic attraction. 10 Asam jenis (2), memperlihatkan kemam-puan untuk menghasilkan sejumlah reak-si interaksi, termasuk electrostatic attract-ion, coadsorption, complexing, dan chela-tion reaction. Reaksi interaksi terjadi pada sejumlah be-sar reactive sites dari gugus-gugus fung-sional, dengan kekuatan ikatan mulai dari lemah sampai kuat. Yang mempunyai ikatan kuat akan membentuk highly stable coordinate linkages. 11 Electrostatic attraction darin gugus karbok- sil dan H2O bridging adalah contoh ikatan lemah, sementara pembentukan struktur ring khelat oleh gugus karboksil dan phe- nolic-OH akan menghasilkan ikatan yang kuat. Gugus OH, C=O dan NH dari senyawa organik lainnya dapat juga membentuk chelate-like ring structure, yaitu dengan membentuk kompleks dengan ion metal. 12 Yang terbentuk adalah conjugated ketonic structure. R-C CH C- O OH + M2+ C CH C O M+ O + H+ Teori ini dikemukakan oleh STEVENSON(1994) 13 Pada azasnya diperlihatkan bahwa chelate ring tidak hanya terjadi pada asam humik tetapi juga pada senyawa la- in seperti senyawa keton.
Bahan humik dapat membentuk komplek baik yang dapat larut ataupun yang tidak dapat, ketika bahan itu berikatan dengan metal (M). 14 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarut- an tersebut adalah (1) pH (2) terdapatnya garam-garam atau kation-kation (3) Dis- sosiasi dari gugus fungsional (4) kejenuh- an dari binding sites. Kompleks M dari asam fulvik umumnya le- bih larut dari kompleks M pada asam hu- mik. Hal ini adalah karena BM asam fulvik lebih kecil dan kelarutannyapun lebih ting- gi di dalam air. 15 Kation mempunyai potensi untuk mening-katkan polimerisasi dari bahan humik. Metal-humic acid complexes akan tetap larut bila perbandingan metal dengan or-ganic ligand rendah. Bila salt-bridges dan chain-like structures meningkat, maka senyawa M-HA-comp-lexes menjadi tidak larut dan mengendap. pH tanah erat pula kaitannya dengan kelarutan metal. Bila kelarutan M tinggi, maka ligand akan dijenuhi oleh M. Akibatnya kompleks menjadi tidak larut. 16 Hal yang menyangkut kelarutan M-HA- complexes, lazimnya diperlihatkan dengan stability constants (log ) sbb.: log K = 2 log (H+) log (M2+)
Stability Constant (log K) dari M-FA complexes ====================================== Stab. Constant Cu-FA Zn-FA Mg-FA ---------------------------------------------------------------- -- log K (pH 3,5) 7,15 5,40 3,42 log K (pH 5,5) 8,26 5,73 4,o6 ====================================== 17 Bertambah kecil nilai log K, maka akan makin mudah larut kompleks tersebut, atau sebaliknya. Dari Tabel di atas tampak bah- wa kompleks Cu-FA lebih stabil dari kom- pleks lainnya. Dilain sisi Mg-FA lebih larut dari Zn-FA, dan Zn-FA lebih larut dari Cu- FA. pH yang lebih tinggi, mendorong kompleks lebih stabil, dpl. Kelarutan akan bertambah bila pH lebih rendah. 18 Beberapa macam gugus fungsional (functional groups). (1) Karboksilat. -COOH (2) Phenolic-OH (3) Amina .. - NH2 (4) Alkoholat .. R-OH
Substansi yang dapat membentuk khelat (chelation agents) adalah asam humik, asam fulvik, polisakharida, poliuronida,dll. R- O COO
Cu O OOC -R
BIDENTATE R- O COO Cu MONODENTATE
R- COO O M LIAT SILIKAT METAL BRIDGING
LIGAND (HA) KATION(LOGAM ATAU METAL)
R-
C CH C O OH + M2+ C C C CH C O M O + M+ NH3 NH3 NH3 NH3 NH3 Co Complex formation R- O Coo