Anda di halaman 1dari 12

PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA FISIK

Ketut Sumada
Jurusan Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur
email : ketutaditya@yahoo.com
Pengolahan air limbah secara fisik merupakan pengolahan awal (primary treatment)
air limbah sebelum dilakukan pengolahan lanjutan, pengolahan secara fisik
bertujuan untuk menyisihkan padatan-padatan berukuran besar seperti plastik,
kertas, kayu, pasir, koral, minyak, oli, lemak, dan sebagainya. Pengolahan air limbah
secara fisik dimaksudkan untuk melindungi peralatan-peralatan seperti pompa,
perpipaan dan proses pengolahan selanjutnya. Beberapa unit operasi yang
diaplikasikan pada proses pengolahan air limbah secara fisik diantaranya :
penyaringan (screening), pemecahan/grinding (comminution), penyeragaman
(equalization), pengendapan (sedimentation), penyaringan (flitration), pengapungan
(floatation).
a. Screening
Screening merupakan unit operasi yang diaplikasikan pada awal pengolahan air
limbah. Tujuan dari screening ini adalah untuk pemisahan material berukuran besar
seperti kertas, plastik, kayu, kulit udang, sisik ikan, dan sebagainya.
Berdasarkan teknik pengoperasian, screening diklasifikasi menjadi dua (2) klasifikasi
yaitu :
Screening yang dioperasikan secara maual, screen yang dibersihkan secara
manual (mempergunakan tangan).
Screening yang dioperasikan secara automatis : screen dengan pemisahan padatan
berlangsung secara kontinyu, pemisahan padatan dapat dilakukan secara mekanik
atau dengan aliran air limbah itu sendiri.

Berbagai jenis screen yang bisa diaplikasikan pada pengolahan air limbah seperti
gambar berikut




Gambar : Screen

b. Pemecah/Grinding (comminution)
Pemecah atau grinding (comminution) merupakan unit operasi yang diaplikasikan
untuk memecah padatan yang berukuran besar menjadi partikel yang mempunyai
ukuran yang kecil dan seragam. Pada umumnya unit operasi ini dipergunakan untuk
memecah padatan yang tertahan pada screen dan padatan ini dapat dikembalikan
kedalam aliran air limbah atau dibuang.
c. Pemisahan pasir (Grit chamber)
Keberadaan bahan padat seperti pasir dalam air limbah merupakan suatu
permasalahan dalam pengolahan air limbah karena pasir dapat menghambat kerja
peralatan pompa, menghambat aliran dalam perpipaan dan mempengaruhi volume
bak,Pemisahan padatan seperti pasir dalam air limbah dapat dilakukan dengan unit
operasi grit chamber.


d. Penyeragaman (Equalization)
Kualitas dan kuantitas air limbah yang dihasilkan suatu industri bervariasi setiap
waktu, hal ini dapat mempengaruhi perancangan instalasi, kebutuhan bangunan,
mesin, lahan, biaya operasional, dan kualitas hasil pengolahan. Dalam rangka
mengatasi permasalahan kualitas dan kuantitas air limbah, dibutuhkan suatu unit
operasi seperti equalisasi (equalization). Equalisasi berfungsi untuk
penyeragaman kondisi air limbah, dan pengendali aliran, dalam equalisasi dapat
dilakukan proses pengadukan untuk menjaga homoginitas, injeksi udara yang
bertujuan agar limbah tidak bersifat septik atau anaerobik. Salah satu bentuk unit
operasi equalisasi dalam pengolahan air limbah seperti gambar 4.4 berikut ,
Kemiringan atau slope bak equalisasi pada umumnya mempergunakan
perbandingan 3 : 1 atau 2 : 1. Pembangunan bak equalisasi di beberapa industri
biasanya dibangun berbentuk persegi empat panjang atau rectangular dengan
kedalaman 1,5 2 m.

e. Sedimentasi (Sedimentation)
Sedimentasi merupakan unit operasi yang sering dipergunakan dalam proses
pengolahan air atau air limbah seperti pemisahan partikel tersuspensi pada awal
proses pengolahan air limbah, proses pemisahan partikel flok pada proses
pengolahan air limbah secara kimia, dan proses pemisahan mikroorganisme
(sludge) pada proses pengolahan air limbah secara biologi.
Proses sedimentasi partikel dapat diklasifikasikan menjadi empat (4) peristiwa yaitu :
1. Partikel Diskrit, sedimentasi partikel terjadi pada konsentrasi padatan rendah
dimana partikel mengendap secara individu serta tidak terjadi interaksi dengan
partikel yang lainnya. Peristiwa ini terjadi pada pemisahan partikel pasir pada air
limbah.
2. Partikel Flokulan, sedimentasi partikel dimana partikel mengalami interaksi dengan
partikel lainnya, pada peristiwa interaksi terjadi penggabungan antar partikel yang
mempercepat kecepatan sedimentasi. Peristiwa ini terjadi pada pemisahan partikel
yang telah mengalami proses koagulasi/flokulasi.
3. Partikel Hindered, sedimentasi partikel terjadi karena partikel berinteraksi dengan
partikel lainnya pada posisi yang sama, dan partikel mengendap terhambat oleh
pertikel yang berada disekelilingnya dan tampaknya terjadi pengendapan secara
massal. Persitiwa ini dapat terjadi pada konsentrasi padatan yang cukup tinggi.
Peristiwa ini seperti terjadi pada pemisahan mikroba (activated sludge) pada
pengolahan air limbah secara biologi.
4. Partikel kompresi, sedimentasi partikel terjadi karena partikel mengalami
penekanan oleh partikel yang berada diatasnya, peristiwa ini terjadi pada
konsentrasi padatan yang sangat tinggi. Peristiwa ini terjadi pada pemisahan
mikroba (activated sludge) pada pengolahan air limbah secara biologi. Peristiwa
sedimentasi partikel activated sludge (lumpur mikroba) pada suatu tabung gelas
ukur dapat dijelaskan melalui gambar 4.5. berikut


Jenis Tangki Pengendap :


Pengendapan padatan dalam pipa
Waktu se

Tabel 4.1. Data perancangan sedimentasi silinder dan rectangular
Rectangular sedimentation tanks Circular sedimentation tanks
Kedalaman
3 - 5 m (umumnya 3,6 m) 3 - 5 m (umumnya 4,5 m)
Lebar
3 24 m (umumnya 6-10 m)
Diameter 3,6 60 m (umumnya
12-45 m)
Panjang 15 - 90 m (umumnya 25-40
m)
-------------
Flight speed 0,6 1,2 m/menit (umumnya
1.0 m/menit
Scrapers speed 0.02-0.05/min
(umunya 0.03 Rev/min)
Bottom Slope
1 in/ft atau 0.9m/m
60-160 mm/m (umumnya 80
mm/m)

Tabel 4.2. Data perancangan sedimentasi silinder

Primary settling (secondary treatment) Activated sludge
Waktu tinggal 1,5-2,5 jam (umumnya 2 jam
)
1,5 2,5 jam (umumnya 2 jam )
Laju alir limpahan
(over flow rate)
32 48 m
3
/m
2
.hari 24 32 m
3
/m
2
.hari

Tabel 4.3. Data perancangan sedimentasi silinder
Laju alir limpahan
(m
3
/m
2
.hari)
Waktu tinggal (jam)
Kedalaman
(3,0 m)
Kedalaman
(3,5 m)
Kedalaman
(4,0 m)
Kedalaman
(5,0 m)
24 3,0 3,5 4,0 5,0
32 2,3 2,6 3,0 3,8
48 1,5 1,8 2,0 2,5
60 1,2 1,4 1,6 2,0
80 0,9 1,1 1,2 1,5
100 0,7 0,8 1,0 1,2
130 0,6 0,7 0,8 1,0

Tabel 4.4. Data perancangan sedimentasi silinder untuk pengendapan proses kimia dengan
berbagai jenis koagulan
Jenis Koagulan Laju alir limpahan
Gallon/hari.ft
2

Waktu tinggal (jam)
Alum (Al) 500 800 2 8
Besi (Fe) 700-1000 2 8
Kapur-alum 700 - 1500 4 - 8
SUMBER : George Tchobanoglous, Franklin L. Burton. 1991


f. Filtrasi (Filtration)
Filtrasi merupakan unit operasi yang dioperasikan dalam pengolahan air dan air
limbah. Dalam pengolahan air limbah filtrasi dioperasikan untuk pemisahan partikel
(padatan) pada effluen (pengeluaran) pengolahan air limbah secara kimia maupun
biologi serta dapat diaplikasikan pada awal pengolahan air limbah.
Pemisahan padatan dilakukan dengan mempergunakan media yang disebut Media
Filter merupakan bahan padat seperti pasir, batu bara, kerikil dan sebagainya yang
tersusun sedemikian rupa, padatan yang dipisahkan tertahan pada permukaan dan
sela-sela (porositas) media filter, seperti terlihat dalam gambar 4.9. berikut

MEKANISME FILTRASI
Dalam filtrasi terdapat 4 mekanisme dasar filtrasi yaitu :

1. Sedimentasi (sedimentation), filtrasi terjadi karena partikel yang akan dipisahkan
mengalami gaya gravitasi dan kecepatan pengendapan partikel sehingga partikel
mengendap dan berkumpul pada permukaan media filter.
2. Intersep (interception), filtrasi terjadi karena partikel dalam aliran air berukuran
besar sehingga akan terperangkap, menempel dan dapat menutupi permukaan
media filter
3. Difusi brownian (brownian diffusion), filtrasi terjadi pada partikel yang berukuran
kecil seperti virus, partikel dalam aliran air bergerak secara random (gerak brown),
karena terdapat perbedaan kecepatan maka partikel tersebut bergesekan dan
menempel dalam media filter. Mekanisme ini hanya terjadi untuk partikel
berdiameter < 1 mikron.
4. Inersia (inertia), filtrasi terjadi karena partikel mempunyai ukuran dan berat jenis
yang berbeda sehingga kecepatan partikel dalam aliran air berbeda-beda, akibatnya
partikel akan menempel pada permukaan media karena gaya inersia, mekanisme ini
terjadi jika partikel yang berukuran lebih besar bergerak cukup cepat dan
berbenturan serta menempel dalam media filter.
Berdasarkan mekanisme tersebut, efektivitas filtrasi akan meningkat dengan
meningkatnya ukuran partikel hal ini terjadi karena dalam filtrasi terjadi mekanisme
intersep dan sedimentasi, tetapi dapat pula terjadi sebaliknya dimana efektivitas
filtrasi akan meningkat dengan menurunnya ukuran partikel hal ini dapat terjadi
karena dalam filtrasi terjadi proses difusi
JENIS FILTER
Berdasarkan jenis filter, flitrasi diklasifikasikan menjadi tiga (3) yaitu :
1. Filtrasi lambat (slow sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan media pasir halus
(fine sand) dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi ini padatan yang
tersisihkan berada dipermukaan atas pasir yang mengakibatkan aliran air melewati
media filter menjadi lambat. Partikel menumpuk pada bagian atas pasir dan
dibersihkan dengan mensecrap lapisan atas pasir yang mengandung partikel.
2. Filtrasi cepat (rapid sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan media pasir
berukuran besar dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi ini padatan yang
tersisihkan berada disela-sela (pori-pori) media filter yang dilaluinya. Pembersihan
partikel dilakukan dengan metode backwashing dengan air untuk mengeluarkan
partikel dalam media filter.
3. Multimedia fliter (multimedia filters) , pada filtrasi ini dipergunakan dua atau lebih
jenis media yang tersusun sedemikian rupa, media filter mempunyai berat jenis yang
berbeda, biasanya yang dipergunakan antrasit (batu bara), pasir, dan kerikil.
Penggunaan media filter yang berbeda memberikan hasil yang lebih baik dibanding
satu jenis media filter, dan berat jenis yang berbeda akan menempatkan kembali
media filter pada posisi yang semula pada saat dilakukan pencucian dengan metode
backwashing.
Perbandingan operasional filtrasi lambat (slow sand filter) dengan filtrasi cepat (rapid
sand filter seperti tercantum dalam tabel 4.5. berikut
Tabel 4.5. Perbandingan operasional slow sand filter terhadap rapid sand filter
Karakteristik Slow sand filter Rapid sand filter
Gravity pressure
Laju filtrasi 2-5 m
3
/m
2
.hari 120-360 m
3
/m
2
.hari
Ukuran unit filtrasi Besar (2000 m
2
) Kecil (100 m
2
)
Tinggi media Kerikil 300 mm dan
pasir 1,0 m
Kerikil 500 mm, pasir
0,7-1,0 m

Ukuran pasir efektif 0,35 mm 0,6 1,2 mm
Koefisien seragam 2-2,5 1,5-1,7
Hilang tekan < 1 m < 3 m
Waktu operasi 20-90 hari 1-2 hari
Metode pembersihan Scrap lapisan atas,
pencucian dan
pemasangan kembali
Backwashing dengan
air dan udara

Kebutuhan air pencuci 0,2 0,6% dari air
yang difilter
3-6 % dari air yang
difilter

Konstruksi pake tutup tidak Tergantung/bebas ya
Kemudahan
operasional
ya ya tidak
Biaya investasi Tinggi Tinggi Sedang
Biaya operasional Rendah Tinggi Tinggi
Kemampuan supervisi Tidak Membutuhkan Membutuhkan
Penyisihan bakteri 99,99& 90 99%

Pengoperasian filtrasi melibatkan dua (2) proses yaitu Filtrasi dan Backwashing
(pencucian/pengeluaran padatan dari media filter).

KLASIFIKASI SISTEM FILTRASI
Perancangan (design) unit operasi filtrasi dengan media filter padat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal meliputi
Arah aliran
Jenis dan susunan media filter
gaya gerak
Metode pengendalian laju aliran
Berasarkan arah aliran, filtrasi diklasifikasikan menjadi aliran ke bawah (down
flow), aliran keatas (up flow) dan aliran dua arah (biflow)
Berdasarkan jenis dan susunan media filter, jenis media filter yang dipergunakan
seperti pasir, batubara, dan kerikil dengan susunan media filter satu lapisan media,
dua lapisan media, dan tiga lapisan media. Proses backwashing dilakukan dengan
mekanisme Fluidizing (fluidisasi) dengan arah aliran keatas.
Berdasarkan gaya gerak, filtrasi terjadi karena gaya gravitasi atau gaya tekan
untuk mengatasi tahanan gesek media filter yang terjadi pada permukaan media
filter.
Berdasarkan pengendalian laju aliran, filtrasi dioperasionalkan pada laju aliran air
limbah yang konstan (constant-rate filtration) atau berubah-ubah (variable-rate
filtration).
Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam operasional filtrasi yaitu :
Karakteristik air limbah, karakteristik air limbah yang perlu diperhatikan diantaranya
konsentrasi padatan, distribusi dan ukuran padatan, serta kekuatan padatan atau
flok (untuk proses kimia)
Karakteristik media filter, pemakaian media filter dengan ukuran terlalu kecil
mengakibatkan terjadinya peningkatan hambatan aliran, dan ukuran media filter
terlalu besar mengakibatkan beberapa padatan yang kecil tidak tertahan (loslos) dari
filtrasi
Laju alir filtrasi, laju alir filtrasi berkaitan dengan luas penampang unit filtrasi yang
dibutuhkan, laju alir filtrasi dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi padatan, dan
kekuatan flok. Berdasarkan pengamatan laju filtrasi yang sesuai : 2 8 gallon/(ft
2

menit) atau 80 320 Liter/(m
2
. Menit).

g. Flotasi (Flotation)
Flotasi (pengapungan) merupakan suatu unit operasi yang dipergunakan untuk
pemisahan padatan tersuspensi, cairan (minyak dan lemak) dalam fase cair (air
atau air limbah). Peristiwa flotasi didasarkan atas adanya gelembung gas, biasanya
menggunakan udara yang diinjeksikan kedalam air limbah. Dalam pengolahan air
limbah, flotasi dipergunakan untuk penyisihan padatan tersuspensi, minyak, lemak,
flok pada proses pengolahan air limbah secara kimia, dan lumpur (mikroba) pada
proses biologi. Keuntungan mendasar flotasi dibanding dengan sedimentasi dalam
hal pemisahan padatan tersuspensi yaitu flotasi dapat memisahkan padatan
tersupensi yang sangat kecil, ringan, dan sulit mengendap dalam waktu relatif cepat.
Pada proses flotasi, udara diinjeksikan ke dalam tangki sehingga terbentuk
gelembung yang berfungsi untuk mengapungkan padatan sehingga mudah
dipisahkan. Dengan adanya gaya dorong dari gelembung tersebut, padatan yang
berat jenisnya lebih tinggi dari air akan terdorong ke permukaan. Demikian pula
halnya dengan padatan yang berat jenisnya lebih rendah dari air. Hal ini merupakan
keunggulan teknik flotasi dibanding pengendapan karena dengan flotasi partikel
yang ringan dapat disisihkan dalam waktu yang bersamaan.
Flotasi pada pengolahan air limbah mempergunakan udara sebagai Flotation
Agent, berdasarkan pemanfaatan udara ini, flotasi diklasifikasikan menjadi tiga (3)
kategori yaitu
Dissolved-air flotation (DAF), proses flotasi dimana udara dilarutkan kedalam air
limbah, tekanan operasi untuk flotasi ini biasanya pada tekanan lebih besar dari
tekanan atmosfir.
Air flotation, proses flotasi dimana udara diinjeksikan secara langsung kedalam air
limbah, tekanan operasi untuk flotasi ini biasanya pada tekanan atmosfir.
Vacumn flotation, proses flotasi dimana udara dilarutkan kedalam air limbah hingga
mencapai tingkat kejenuhan yang dapat diperoleh dalam tekanan vacumn atau lebih
kecil dari tekanan atmosfir.

Dissolved-air flotation (DAF), dibagi menjadi tiga (3) model operasi yaitu :
1. Dissolved-air flotation dengan penekanan seluruh atau sebagian air limbah masuk
2. Dissolved-air flotation dengan recycle penekanan
3. Dissolved-air flotation dengan Induced air flotation
Dissolved-air flotation menghasilkan gelembung gas yang lebih kecil ( 50 m 100
m) dibanding dengan induced air flotation ( 500 m -1000 m). Gelembung gas
yang Iebih kecil cenderung mempunyai kemampuan lebih baik untuk
menanggulangi padatan tersuspensi, oli atau minyak. Dissolved-air flotation dengan
sistem penekanan penuh atau penekanan recycle ditunjukkan gambar 4.14 dan
dissolved-air flotation dengan penekanan aliran sebagian atau seluruhnya
ditunjukkan pada gambar 4.13. Sistem penekanan sebagian berguna untuk
menurunkan luas area dari flotation. Penekanan recycle dibutuhkan bila floc atau
emulsification masih terikut dalam air limbah, laju alir recycle menentukan kebutuhan
luas daerah flotation. Variabel-variabel perancangan (design) untuk kedua sistem ini
meliputi tekanan, recycle flow, hydraulic loading, solid loading dan retention period.
Solid loading diperlukan bila dissolved air floatation digunakan untuk sludge
thickening. sistem presurisasi biasanya dijaga pada 40-60 psig (3-5 atm). Besarnya
recycle sekitar 30 - 40 % recycle, hydraulic loading bervariasi dari 1 - 4 gpm/ft
2
dan
retention period umumnya antara 20 - 40 menit
Analisis Flotasi
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan flotasi diantaranya
Laju alir air limbah dan beban padatan (wastewater flow rate and solid
loading)
Perbandingan udara terhadap padatan (Air/solid ratio), yang dinyatakan
sebagai volume udara/berat padatan atau berat udara/berat padatan, nilai A/S
dapat dipergunakan 0,005 0,060 ml/mg atau 0,0065 0,08 mg/mg.
Temperatur operasional, ini berkaitan dengan kelarutan udara dalam air pada
temperatur tertentu.
Pengolahan awal secara kimia (chemical pretreatment)
Beban padatan akhir (Lb/jam.ft
2
)
Beban aliran hidrolik (gpm/ft
2
)
Perbandingan udara terhadap padatan (A/S)
Kinerja sistem flotasi udara terlarut (dissolved-air flotation) pada awalnya tergantung
pada perbandingan jumlah udara (kg) terhadap jumlah partikel (padatan) yang
dibutuhkan untuk mencapai tingkat pemurnian. Besarnya perbandingan
Udara/padatan ini bervariasi untuk jenis padatan yang tersuspensi

h. Adsorpsi (Adsorption)
Adsorpsi (penyerapan) merupakan proses pemisahan atom, ion, biomolekul atau
molekul dalam gas atau cairan dan padatan terlarut dengan mempergunakan media
padat
Berdasarkan gaya tarik yang terjadi antara adsorbat dengan adsorben, peristiwa
adsorpsi dapat diklasifikasikan menjadi dua (2) jenis, yaitu :
Adsorpsi Fisik (Physisorption)
Adsorpsi fisik terjadi karena adanya gaya van der walls dan biasanya adsorpsi ini
berlangsung secara bolak-balik. Ketika gaya tarik-menarik molekul antara zat terlarut
dengan adsorben lebih besar dari gaya tarik-menarik zat terlarut dengan pelarut,
maka zat terlarut akan cenderung teradsorpsi pada permukaan adsorben.
Adsorpsi Kimia (Chemisorption)
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia yang kuat antara adsorben
dengan adsorbat, ikatan ini berlangsung searah (irrreversible). Interaksi suatu
senyawa organik pada permukaan adsorben dapat terjadi melalui tarikan
elektrostatik atau pembentukan ikatan kimia yang spesifik misalnya ikatan kovalen.
Sifat-sifat molekul organik seperti struktur, gugus fungsional dan sifat hidrofobik
berpengaruh pada sifat-sifat adsorpsi.
Karakteristik adsorpsi kimia sebagai berikut :
Terbentuknya ikatan kimia yang kuat antara adsobat dan adsorben sehingga
terbentuk panas
Terjadi reaksi yang sangat selektif antara adsobat dan adsorben sehingga proses
adsorpsi sangat spesifik
Temperatur operasi meningkat akibat terjadinya ikatan dan reaksi kimia sehingga
proses adsorpsi meningkatkan dengan naiknya temperatur.
Ikatan kimia terjadi secara langsung antara adsobat dan adsorben sehingga hanya
terbentuk satu lapisan (single layer)
Proses adsorpsi berlangsung secara irreversible (searah).













Perbedaan antara adsorpsi fisik dan kimia seperti terlihat dalam tabel 3.5. berikut.
Tabel 3.5. Perbandingan adsorpsi fisik dan kimia
Adsorpsi fisik (Physisorption) Adsorpsi kimia (Physisorption)
Gaya tarik merupakan gaya Vander
Waals
Gaya tarik merupakan gaya ikatan
kimia
Enthalpi adsorpsi rendah (20-40
kJ/mole)
Enthalpi adsorpsi tinggi (200-400
kJ/mole)
Temperatur proses rendah Temperatur proses tinggi
Terbentuk multilayer pada proses Terbentuk monolayer pada proses
Proses berjalan bolak-balik
(reversible)
Proses berjalan searah (irreversible)

Jenis Media Adsorpsi (adsoben)
Berbagai jenis media adsorpsi (adsorben) yang diperkenal dalam proses adsorpsi
diantaranya karbon aktif, batubara aktif, silika gel, zeolit, graphit, polimer, tepung
tulang, dan limbah pertanian (biomass). Beberapa faktor yang mempengaruhi
proses adsorpsi diantaranya
Keadaan (kondisi) dari adsorbat dan jenis adsorben
Keaktifan dari adsorben
Luas permukaan adsorben
Distribusi ukuran pori adsorben
Kondisi operasi yaitu tekanan, temperatur dan sebagainya
Berdasarkan kondisi operasi proses adsorpsi, beberapa model persamaan
yang dapat diaplikasikan pada proses adsorpsi diantaranya : Langmuir dan
Freundlich Isothermal

Anda mungkin juga menyukai