MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
oleh
WIRA PRAYATNA
2013610067
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2013
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah ................................................ 1
1.1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.2 Ruang Lingkup Kajian .......................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................... 4
1.4 Manfaat ................................................................................................. 4
1.5 Metode Penulisan .................................................................................. 5
1.5.1 Objek Penulisan ........................................................................... 5
1.5.2 Dasar Pemilihan Objek ................................................................ 5
1.5.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 5
1.5.4 Metode Analisis ........................................................................... 6
BAB II ANALISIS PERMASALAHAN ................................................................. 7
2.1 Definisi .................................................................................................. 7
2.2 Pembahasan .......................................................................................... 8
2.2.1 Indikator-indikator Kemiskinan .................................................. 9
2.2.2 Penyebab Kemiskinan ................................................................. 10
2.2.3 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia ....................... 12
ii
2.2.4 Penjelasan Teknis dan Sumber Data ........................................... 13
2.2.5 Tantangan Kemiskinan di Indonesia ........................................... 14
2.2.6 Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan ....................... 15
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18
3.2 Saran ..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar Belakang Masalah
Selamat! Pendapatan per kapita penduduk Indonesia menembus angka
US$18,000.00 atau sekitar Rp180.000.000,00 per tahun. Angka tersebut jauh
di atas beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia yang hanya
memiliki pendapatan per kapita penduduk US$6,220.00, atau Thailand
dengan pendapatan per kapita penduduknya US$2,990.00. Rekor tersebut
hampir menyamai Korea yang memiliki income per kapita penduduk
US$20,000.00, meskipun masih jauh di bawah Jepang, Australia, dan
Amerika yang memiliki pendapatan per kapita penduduk di atas
US$30,000.00.
Itulah topik terhangat yang dicatat di halaman surat kabar nasional
pada tahun 2030. Itu pun hanya prediksi beberapa ahli yang mengabaikan
peningkatan pendapatan beberapa negara lain di atas yang memang memiliki
pendapatan per kapita seperti apa yang tertulis saat ini. Dengan berat hati kita
harus mengakui bahwa pendapatan per kapita penduduk Indonesia hanya
2
US$1,946.00 pada tahun 2008, jauh di bawah Jepang US$34,189.00,
Amerika US$43,444.00, Australia US$50,000.00, dan Singapura
US$29,320.00. Apa masyarakat Indonesia harus menunggu sampai tahun
2030? Dan apa mungkin di tahun 2030 prediksi itu benar-benar akan
tercapai? Atau itu hanyalah mimpi indah belaka bagi rakyat Indonesia?
Sampai sekarang masalah kemiskinan masih menjadi hantu yang
menakutkan bagi sebagian besar rakyat Indonesia.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah
mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi
manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial
ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang
melainkan negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris
mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan
revolusi industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami
depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh
tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai negara adidaya dan terkaya
di dunia.
Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan secara global
kemiskinan negara-negara di dunia ketiga, yaitu negara-negara berkembang
yang nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan
secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang
dimaksudkan negara berkembang adalah negara yang memiliki standar
pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan
minimnya indeks perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam
3
hal ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian negara-negara Timur Tengah,
Asia Selatan, Asia Tenggara, dan negara-negara pinggiran Benua Asia.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu
kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat
sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah,
dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh imbas dari para
birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai
fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari
kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar
mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan
ketimbang dari pemerataan.
1.1.2 Rumusan Masalah
Dalam tugas terstruktur individu ini, penyusun yang membahas
mengenai masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan
dibahas dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di
Indonesia?
1.2 Ruang Lingkup Kajian
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengambil sampel ruang lingkup
berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
4
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang kemiskinan di
Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal
materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi
kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan di Indonesia.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dibuatnya makalah yang membahas tentang kemiskinan di
Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur
dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Bagi pihak lain
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang
berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan di
Indonesia.
5
1.5 Metode Penulisan
1.5.1 Objek Penulisan
Objek penulisan dalam tugas terstruktur individu ini adalah pengertian
dan permasalahan utama akibat kemiskinan, aspek kebijaksanaannya, dan
upaya penyelesaian yang telah dilakukan oleh pemerintah.
1.5.2 Dasar Pemilihan Objek
Penulis memilih objek penulisan ini karena kemiskinan merupakan
permasalahan kemanusiaan yang sangat kompleks. Selain itu, kemiskinan
juga menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Sebagai warga negara
Indonesia, dalam mengentaskan kemiskinan tidak hanya bertumpu pada
bantuan pemerintah saja namun di zaman globalisasi ini warga negara
Indonesia dituntut untuk mempunyai kualitas SDM yang unggul sehingga
memungkinkan munculnya keunggulan individual yang dapat memberikan
sumbangan kepada kemakmuran individu dan masyarakat.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang
digunakan adalah kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai
dengan permasalahan yang diangkat dalam makalah ini yaitu masalah
mengenai permasalahan dan upaya penuntasan kemiskinan di Indonesia.
Sebagai referensi juga diperoleh dari media berbagai media informasi baik
6
dari televisi, koran maupun situs web internet yang membahas mengenai
permasalahan dan upaya penuntasan kemiskinan di Indonesia.
1.5.4 Metode Analisis
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada,
menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya,
serta mencari alternatif pemecahan masalah.
7
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN
2.1 Definisi
Dalam kamus ilmiah populer, kata miskin mengandung arti tidak berharta
(harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata fakir
diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara etimologi, makna yang
terkandung, yaitu kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula
sejak masa neo-klasik dimana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif
(ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan
arti definitif daripada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari
sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki
keadaan hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-
komponen sosial dan moral. Misalnya, pendapat yang diutarakan oleh Ali
Khomsan bahwa kemiskinan timbul karena minimnya penyediaan lapangan kerja
di berbagai sektor, baik sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan
pendapat di atas adalah bahwasannya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan
faktor produksi, atau kemiskinan adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap
sistem yang diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi
8
yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan
kemiskinan struktural.
Deskripsi lain, arti definitif kemiskinan yang mulai bergeser, misalnya pada
awal tahun 1990-an, definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat
pendapatan, tapi juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan,
pendidikan, dan perumahan. Di penghujung abad 20-an telah muncul arti definitif
terbaru, yaitu kemiskinan juga mencakup kerentanan, ketidakberdayaan, dan
ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian; kemiskinan absolut,
kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan
miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan,
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum; pangan, sandang,
kesehatan, papan, dan pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif
sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan
sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha
memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang
membantunya.
2.2 Pembahasan
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh
negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti
Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di
9
penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di
Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja
pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga
kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman
kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi,
kriminalitas, dan pengangguran.
Amerika Serikat sebagai negara maju juga dihadapi masalah kemiskinan,
terutama pada masa depresi dan resesi ekonomi tahun 1930-an. Pada tahun 1960-
an Amerika Serikat tercatat sebagai negara adidaya dan terkaya di dunia.
Sebagian besar penduduknya hidup dalam kecukupan. Bahkan Amerika Serikat
telah banyak memberi bantuan kepada negara-negara lain. Namun, di balik
keadaan itu tercatat sebanyak 32 juta orang atau