Anda di halaman 1dari 3

Penyembelihan Hewan, Qurban, dan Aqiqah

A. Penyembelihan Hewan
Untuk mengkonsumsi binatang, maka harus melalui proses penyembelihan. Penyembelihan
hewan adalah proses mematikan hewan dengan cara memotong saluran makan dan saluran
pernafasan, agar hewan tersebut halal dan sehat untuk dimakan, karena darah yang ada di dalam
tubuh binatang telah mengalir deras keluar dari tubuh melalui luka penyembelihan. Dengan kata
lain, binatang yang akan dikonsumsi harus melalui proses penyembelihan terlebih dahulu, kecuali
terhadap belalang dan ikan. Untuk mengkonsumsi dua jenis binatang ini, tidak perlu disembelih
terlebih dahulu.
Diriwayatkan dalam Abdullah bin Umar, sesungguhnya Rasulullah bersabda : Dihalalkan
bagi kamu dua bangkai dan dua darah, dua bangkai itu adalah yaitu ikan dan belalang, sedangkan
dua darah itu adalah hati dan limpa. ( HR Ibnu Majah )

B. Tata Cara Menyembelih
Penyembelihan yang disyariatkan dalam Islam adalah penyembelihan yang memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Syarat-syaratnya
a. Binatangnya dalam keadaan masih hidup dan merupakan binatang halal dimakan. Dengan
demikian tidak sah menyembelih binatang yang sudah mati. Tidak sah pula menyembelih binatang
yang haram, seperti anjing, babi, katak, burung elang, harimau, dan sebagainya.
b. Penyembelihnya beragama Islam dan dengan sengaja.
Dengan demikian tidak sah penyembelihan yang dilakukan oleh orang kafir (ingkar kepada Allah
SWT), orang yang musyrik ( menyekutukan Allah SWT ) maupun orang yang murtad ( keluar dari
agama Islam ).
Orang yang menyembelih juga harus dalam keadaan sadar. Sehingga tidak sah sembelihan orang
yang sedang mengigau, mabuk dan gila.
c. Orang yang menyembelih membaca Basmalah.
Selain membaca basmalah, penyembelihan juga disunahkan membaca shalawat dan takbir tiga kali.
Dalam Firman Allah SWT dalam QS. Al An Ayat 121 : yang artinya Dan janganlah kamu
memakan (sembelihan) yang tidak dengan cara menyebutkan nama Allah.
Diriwayatkan dari Anas r.a katanya : Nabi s.a.w. telah mengorbankan dua ekor kibas berwarna
putih agak kehitam-hitaman dan bertanduk. Baginda menyembelih keduanya dengan tangan
baginda sendiri sambil menyebut nama Allah, bertakbir dan meletakkan kaki baginda diatas belikat
keduanya. ( HR. Bukhari dan Muslim ).
d. Alat yang digunakan tajam, dan tidak terbuat dari tulang, kuku, atau gigi.
Ketajaman alat menyembelih dimaksudkan agar proses penyembelihan berlangsung cepat, dan
binatang tersebut segera mati. Alat yang digunakan boleh terbuat dari besi, baja, bambu, atau apa
saja yang tajam. Alat yang tidak diperbolehkan untuk menyembelih adalah yang terbuat dari kuku,
gigi, dan tulang.
Hadis Rasulullah SAW : yang artinya Diriwayatkan dari Rafi bin Khadij r.a katanya : Aku
berkata :Wahai Rasulullah, kami akan menemui musuh besuk, sedangkan kami tidak mempunyai
pisau. Rasulullah S.A.W bersabda : Segerakanlah atau sembelihlah dengan apa saja yang boleh
menumpahkan darah dengan menyebeut nama Allah, engkau boleh memakannya asalkan alat
tersebut bukan gigi dan kuku. ( HR Bukhari dan Muslim ).
e. Dilakukan pada urat leher sampai terputus saluran makanan, pernapasan dan dua urat
lehernya. Pada waktu menyembelih binatang, orang yang menyembelih harus memastikan
bahwa bagian-bagian di bawah ini sudah memotong / memutuskan bagian-bagian berikut :
Tenggorokan ( saluran pernapasan ).
Saluran makanan.
Dua urat leher yang ada disekitar tenggorokan. Bila ketiga bagian tersebut sudah putus, maka
penyembelihan menjadi sah.

C. Aqiqah
1. Pengertian Aqiqah
Aqiqah adalah menyembelih kambing/domba sebagai tanda syukur kepada Allah atas lahirnya
anak laki-laki atau perempuan. Aqiqah biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran
anak. Pada hari itu dicukcur pula rambutnya dan diberi nama yang baik. Sabda Nabi yang artinya
:Setiap anak itu tergadai dengan aqiqah yang disembelih pada hari ketujuh, dicukur rambutnya,
dan diberi nama. ( HR. Ahmad Tirmidzi).
2. Hukum Aqiqah
Hukum aqiqah adalah sunnah muakad. Pelaksanaan penyembelihan dilakukan pada hari ketujuh
dari kelahiran anak tersebut. Aqiqah berbeda dengan penyembelihan pada umunya. Perbedaannya
terletak pada tujuan penyembelihan dan pelaksanaannya. Bila penyembelihan biasa tujuannya
hanya untuk dikonsumsi (dimakan), sedangkan aqiqah mempunyai tujuan yang khusus. Ketentuan
hewan yang akan disembelihpun juga berbeda.
3. Ketentuan Hewan Aqiqah
Ketentuan hewan yang disembelih untuk aqiqah sebagai berikut :
Untuk anak laki-laki 2 ekor kambing / domba, dan untuk anak perempuan cukup satu ekor saja.
Hadis Rasulullah SAW :
Artinya : Dari Aisyah, dia berkata :rasulullah SAW menyuruh kita menyembelih aqiqah untuk
anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk perempuan satu ekor kambing. (HR Tirmidzi dan Ibnu
Majah).
Kambing/domba itu harus dalam keadaan sehat, tidak kurus, dan tidak cacat.
Kambing/domba itu sudah berumur satu tahun lebih (sudah pernah berganti gigi).
4. Pembagian Daging Aqiqah
Ketentuan pembagian daging aqiqah berbeda dengan pembagian dahing qurban. Dalam hal
ini pembagian untuk aqiqah diberikan dalam bentuk yang sudah dimasak. Keterangan ini tidak
diambil dari ketentuan Al-Quran maupun hadis, tetapi diambil dari keterangan Aisyah.

D. Qurban
1. Pengertian Qurban
Qurban berasal dari kata Qarraba, artinya dekat. Dalam arti yang lebih luas Qurban
artinya ibadah dalam bentuk melaksanakan penyembelihan binatang tertentu atas dasar perintah
Allah dan petunjuk Rasulullah dengan harapan dapat mendekatkan diri kepada-Nya.
Firman Allah SWT yang artinya : Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat
yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-
orang yang membencimu dialah yang terputus. (QS. Al Kautsar :1-3)
2. Hukum Qurban
Pelaksanaan qurbqn hukumnyq sunah muakad, artinya sangat dianjurkan. Bagi yang mampu
dianjurkan untuk melaksanakan qurban. Akan tetapi, apabila dia menjalankannya hukumnya
makruh.
Hadis Rasulullah SAW yang artinya : Barang siapa mempunyai kemampuan untuk berqurbqn
nqmun tidak nau berqurban, maka jangan mendekati tempat salatku. (HR. Ahmad dan Ibnu
Majah).
3. Ketentuan Hewan Qurban
Jenis binatang yang diperbolehkan untuk dijadikan kurban adalah :
a. Unta yang sudah berumur 5 tahun.
b. Sapi/kebau yang sudah berumur 2 tahun.
c. Kambing yang sudah berumur 2 tahun.
d. Domba/biri-biri yang sudah berumur 1 tahun atau telah berganti gigi.
Disamping memenuhi ketentuan di atas, binatang binatang itu harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. Tanduknya tidak patah.
b. Tidak sakit atau cacat.
c. Tidak dalam keadaan hamil.
d. Tidak kurus kering.
Ketentuan yang lain adalah untuk jenis binatang unta, sapi, dan kerbau boleh untuk
dikurbankan oleh 7 orang. Sedangkan untuk kambing dan domba hanya untuk kurban 1 orang.
Hadis Rasulullah yang artinya :
Diriwayatkan dari pada Jabir bin Abdullah r.a katanya: kami pernah menyembelih
binatang kurban bersama Rasulullah SAW pada tahun Hudaibiah dengan seekor unta kepada tujuh
orang dan lembu juga kepada tujuh orang. (HR. Bukhari Muslim).
4. Waktu Penyembelihan Qurban
Waktu penyembelihan qurban adalah setelah salat dan tiga hari tasyrik, serta boleh
dilakukan pada siang hari dan sore hari pada hari-hari tersebut (sebelum matahari terbenam pada
tanggal 13 Dzulhijjah.
Sabda Rasulullah SAW yang artinya : Siapa menyembelih sebelum salat, maka sesungguhnya ia
menyembelih untuk dirinya. Dan siapa menyembelih setelah salat dan dua khotbah, sungguh
ibadahnya telah sempurna dan ia mendapat sunah kaum muslim. (HR. Bukhari Muslim).
5. Pembagian daging Qurban
Daging qurbqn dibagi kepada fakir dan miskin dalam keadaan masih mentah, belum
dimasak. Apabila orang yang berqurban menghendaki, dia boleh mengambil daging qurban itu
maksimak 1/3.
Posted by ARIF FADHOLI at 7:47:00 PM
Reactions:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
No comments:
Post a Comment

Anda mungkin juga menyukai