Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini bagian dari seri Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Pancasila Undang Undang Dasar 1945 Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Presiden Kementerian Negara Sekretariat Negara Sekretariat Kabinet Lembaga Pemerintah Non Departemen Kejaksaan Badan Ekstra Struktural Badan Independen Tentara Nasional Indonesia Kepolisian Negara RI Perwakilan RI di Luar Negeri Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Komisi Yudisial Badan Pemeriksa Keuangan Lihat pula: Pemerintahan Daerah Pemerintah Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah pr ovinsi itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah prov insi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatu r dengan undang-undang. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tuga s pembantuan. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintaha n yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. Pemerintah an daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakil an Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Gubernu r, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupa ten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang- undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemer intah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan sela ras berdasarkan undang-undang. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonal nya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah D aerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebag aimana dimaksud dalam UUD 1945. * Pemerintahan Daerah Provinsi terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi dan D PRD Provinsi. * Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kotaterdiri atas Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota dan DPRD Kabupaten/Kota Daftar isi [sembunyikan] * 1 Pembentukan dan Penghapusan * 2 Pembagian Urusan Pemerintahan * 3 Urusan Pemerintahan Daerah * 4 Penyelenggaraan Pemerintahan o 4.1 Penyelenggara Pemerintahan o 4.2 Pemerintah Daerah o 4.3 Perangkat Daerah o 4.4 DPRD o 4.5 Pilkada * 5 Kepegawaian Daerah * 6 Perda dan Perkada * 7 Perencanaan Pembangunan * 8 Keuangan Daerah * 9 Kerjasama dan Perselisihan * 10 Kawasan Perkotaan * 11 Desa atau nama lain * 12 Pembinaan dan Pengawasan * 13 Pertimbangan Otonomi * 14 Ketentuan Lain-lain * 15 Referensi * 16 Lihat pula [sunting] Pembentukan dan Penghapusan Pembentukan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota ditetapkan dengan undang-undang. Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah ata u bagian daerah yang bersandingan atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua da erah atau lebih. Daerah dapat dihapus dan digabung dengan daerah lain apabila da erah yang bersangkutan tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah. Penghapusan dan penggabungan daerah beserta akibatnya ditetapkan dengan undang-undang. Untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepenti ngan nasional, Pemerintah dapat menetapkan kawasan khusus dalam wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota. [sunting] Pembagian Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan Pusat Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintah an yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-unda ng ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat meliputi: 1. politik luar negeri; 2. pertahanan; 3. keamanan; 4. yustisi; 5. moneter dan fiskal nasional; dan 6. agama. [sunting] Urusan Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, a kuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susun an pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah , yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri atas urusan wajib da n urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urus an dalam skala provinsi yang meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan provin si yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, ke khasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten atau daerah k ota merupakan urusan yang berskala kabupaten atau kota meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan kabupaten atau kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pe merintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang be rsangkutan. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemer intahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus se ndiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan terseb ut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan s umber daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. H ubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sum ber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antarsusunan pemerintahan. [sunting] Penyelenggaraan Pemerintahan Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan Negara ya ng terdiri atas: 1. asas kepastian hukum; 2. asas tertib penyelenggara negara; 3. asas kepentingan umum; 4. asas keterbukaan; 5. asas proporsionalitas; 6. asas profesionalitas; 7. asas akuntabilitas; 8. asas efisiensi; dan 9. asas efektivitas. [sunting] Penyelenggara Pemerintahan Penyelenggara pemerintahan adalah Presiden dibantu oleh wakil presiden, dan oleh menteri negara.Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan D PRD. Untuk pemerintahan daerah provinsi yang terdiri atas pemerintah daerah prov insi dan DPRD provinsi. Untuk pemerintahan daerah kabupaten atau daerah kota yan g terdiri atas pemerintah daerah kabupaten atau kota dan DPRD kabupaten atau kot a. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintah pusat menggunakan asas desentral isasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-und angan. Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah menggunak an asas otonomi dan tugas pembantuan. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada da erah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah k epada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/at au desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tuga s tertentu. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gub ernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tert entu. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk men gatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setemp at sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan kewa jiban tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dij abarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola da lam sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah dimaksud dil akukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan. [sunting] Pemerintah Daerah !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemerintah Daerah !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kepala Daerah Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati d an untuk kota adalah walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepal a daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil b upati dan untuk kota disebut wakil walikota. Kepala dan wakil kepala daerah memi liki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pe merintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, sert a menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat . Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk da lam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada s trata pemerintahan kabupaten dan kota.Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerinta h pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden. [sunting] Perangkat Daerah !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perangkat Daerah Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah ada nya urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti bahwa setiap p enanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Bes aran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kema mpuan keuangan; kebutuhan daerah; cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas; luas wilayah kerja dan kondisi geo grafis; jumlah dan kepadatan penduduk; potensi daerah yang bertalian dengan urus an yang akan ditangani; sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu ke butuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senanti asa sama atau seragam. Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, din as daerah, dan lembaga teknis daerah. Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri at as sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, ke camatan, dan kelurahan. Susunan organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam Per da dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan Pem erintah. Sekretariat daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoor dinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD mempunyai tugas: (a). menyelenggarakan adminis trasi kesekretariatan DPRD; (b). menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD; (c ). mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan (d). menyediakan dan mengkoo rdinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesua i dengan kemampuan keuangan daerah. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Kepala dinas daerah berta nggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah. Lembaga teknis daer ah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaa n kebijakan daerah yang bersifat spesifik berbentuk badan, kantor, atau rumah sa kit umum daerah. Kepala badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah tersebut ber tanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah. Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan Perda berpedoman pada Peratu ran Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya me mperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebag ian urusan otonomi daerah. Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh lurah yang dalam p elaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota. [sunting] DPRD !Artikel utama untuk bagian ini adalah: DPRD DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur p enyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, da n pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan wewenang. DPRD mempunyai hak: (a). interp elasi; (b). angket; dan (c). menyatakan pendapat. Alat kelengkapan DPRD terdiri atas: (a). pimpinan; (b). komisi; (c). panitia mus yawarah; (d). panitia anggaran; (e). Badan Kehormatan; dan (f). alat kelengkapan lain yang diperlukan. Anggota DPRD mempunyai hak dan kewajiban. Anggota DPRD me mpunyai larangan dan dapat diganti antar waktu. Ketentuan tentang DPRD sepanjang tidak diatur dalam Undang-Undang mengenai pemerintahan daerah berlaku ketentuan Undang-Undang yang mengatur Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang keduduk annya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa dianta ra lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, art inya tidak saling membawahi. Hal ini tercermin dalam membuat kebijakan daerah be rupa Peraturan Daerah. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daera h dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk m elaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar ked ua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung buk an merupakan lawan ataupun pesaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsi masi ng-masing. [sunting] Pilkada !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pilkada Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dil aksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, juj ur, dan adil. Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah warga negara Re publik Indonesia yang memenuhi syarat tertentu. Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangan calo n terpilih. Apabila ketentuan tersebut tidak terpenuhi,pasangan calon kepala dae rah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih. Apabila tidak ada yang mencapai 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah suara s ah, dilakukan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan pem enang kedua. Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperole h suara terbanyak pada putaran kedua dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih. Gubernur dan wakil Gubernur dilantik oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Preside n dalam sebuah sidang DPRD Provinsi. Bupati dan wakil bupati atau walikota dan w akil walikota dilantik oleh Gubernur atas nama Presiden dalam sebuah sidang DPRD Kabupaten atau Kota. [sunting] Kepegawaian Daerah Pemerintah pusat melaksanakan pembinaan manajemen pegawai negeri sipil daerah da lam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen pegawai negeri sipil secara nasional . Manajemen pegawai negeri sipil daerah meliputi penetapan formasi, pengadaan, p engangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kese jahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum, pengembangan kompetensi, dan penge ndalian jumlah. Pembinaan dan pengawasan manajemen pegawai negeri sipil daerah d ikoordinasikan pada tingkat nasional oleh Menteri Dalam Negeri dan pada tingkat daerah oleh Gubernur. [sunting] Perda dan Perkada !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peraturan Daerah Peraturan daerah ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan bers ama DPRD. Perda dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/ k abupaten/kota dan tugas pembantuan. Perda merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas m asing-masing daerah. Perda tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan/ atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Perda dibentuk berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundangundangan. Ma syarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyi apan atau pembahasan rancangan Perda. Persiapan pembentukan, pembahasan, dan pen gesahan rancangan Perda berpedoman kepada peraturan perundang-undangan. Perda berlaku setelah diundangkan dalam lembaran daerah. Perda disampaikan kepad a Pemerintah pusat paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan. Perda yang ber tentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang leb ih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah pusat. Untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa peraturan perundang-undangan, kepala dae rah menetapkan peraturan kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah. Peratur an kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah tidak boleh bertentangan denga n kepentingan umum, Perda, dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Perda diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah diundangkan dalam Berita Daerah. Pengundangan Perda dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepa la Daerah dalam Berita Daerah dilakukan oleh Sekretaris Daerah. Untuk membantu k epala daerah dalam menegakkan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan kete ntraman masyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja. [sunting] Perencanaan Pembangunan Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Per encanaan pembangunan daerah disusun oleh pemerintahan daerah provinsi, daerah ka bupaten atau daerah kota sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh Bada n Perencanaan Pembangunan Daerah. 1. Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP Daerah) untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang ditetapkan dengan Perda; 2. Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJM Daerah) untuk jangka wakt u 5 (lima) tahun yang ditetapkan dengan Perda 3. Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari RPJM dae rah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dengan mengacu kepada rencana kerja Pemeri ntah pusat. [sunting] Keuangan Daerah Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabil a penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber pen erimaan yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang yang menga tur Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dimana besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemeri ntah dan Daerah. Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerinta h yang diserahkan kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah. Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa : kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan; kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi dae rah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang b erada di daerah dan dana perimbangan lainnya; hak untuk mengelola kekayaan Daera h dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber pem biayaan. Dengan pengaturan tersebut, dalam hal ini pada dasarnya Pemerintah mene rapkan prinsip uang mengikuti fungsi. Di dalam Undang-Undang yang mengatur Keuangan Negara, terdapat penegasan di bida ng pengelolaan keuangan, yaitu bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara adala h sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan; dan kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari presiden sebagian diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerinta h daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Ketentuan tersebut berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan daerah, yai tu bahwa Kepala daerah (gubernur/bupati/walikota) adalah pemegang kekuasaan peng elolaan keuangan daerah dan bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan daerah se bagai bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah. Dalam melaksanakan kekuasaannya , kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaan keuangan daerah kepa da para pejabat perangkat daerah. Dengan demikian pengaturan pengelolaan dan per tanggungjawaban keuangan daerah melekat dan menjadi satu dengan pengaturan pemer intahan daerah, yaitu dalam Undang-Undang mengenai Pemerintahan Daerah. Sumber pendapatan daerah terdiri atas: 1. pendapatan asli daerah ( PAD), yang meliputi: (a) hasil pajak daerah; (b) hasil retribusi daerah; (c) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; d an (d) lain-lain PAD yang sah; 2. dana perimbangan yang meliputi: (a). Dana Bagi Hasil; (b). Dana Alokasi Um um; dan (c). Dana Alokasi Khusus; dan 3. lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah pusat setelah memp eroleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah dapat melakukan peny ertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Peme rintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepe milikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada per aturan perundangundangan. Anggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD) adalah rencana keuangan tahunan p emerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Kepala daerah mengajukan rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada D PRD untuk memperoleh persetujuan bersama. Rancangan Perda provinsi tentang APBD yang telah disetujui bersama dan rancangan Peraturan Gubernur tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh Gubernur paling lambat 3 (tiga) hari disampaikan k epada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi. Rancangan Perda kabupaten/kota tent ang APBD yang telah disetujui bersama dan rancangan Peraturan Bupati/Walikota te ntang Penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh Bupati/Walikota paling lama 3 (tig a) hari disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah. Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjaw aban keuangan daerah diatur lebih lanjut dengan Perda yang berpedoman pada Perat uran Pemerintah. [sunting] Kerjasama dan Perselisihan Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerja sa ma dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifita s pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan. Kerja sama tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk badan kerjasama antar daerah yang diatur dengan keputusa n bersama. Dalam penyediaan pelayanan publik, daerah dapat bekerja sama dengan p ihak ketiga. Kerja sama yang membebani masyarakat dan daerah harus mendapatkan p ersetujuan DPRD. Apabila terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar kab upaten/kota dalam satu provinsi, Gubernur menyelesaikan perselisihan dimaksud. A pabila terjadi perselisihan antarprovinsi, antara provinsi dan kabupaten/kota di wilayahnya, serta antara provinsi dan kabupaten/kota di luar wilayahnya, Menter i Dalam Negeri menyelesaikan perselisihan dimaksud. Keputusan Guberneur atau Men teri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud bersifat final. [sunting] Kawasan Perkotaan !Artikel utama untuk bagian ini adalah: kota Kawasan perkotaan dapat berbentuk : 1. Kota sebagai daerah otonom yang dikelola oleh pemerintah kota; 2. bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan yang dikelola oleh da erah atau lembaga pengelola yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada pemerintah kabupaten.; 3. bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan langsung dan memiliki ci ri perkotaan yang dikelola bersama oleh daerah terkait. Dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan, p emerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarak at. [sunting] Desa atau nama lain !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Desa !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Nagari Dalam pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Pembentukan, penghapusan, dan/atau penggabungan Desa dengan memperhatikan asal usulnya atas prakarsa masya rakat. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah mengakui otonomi yang dimiliki oleh desa ataupun dengan sebutan lainnya dan kep ada desa melalui pemerintah desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari Pemerintah ataupun pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu. Sedang terhadap desa di luar desa geneologis yaitu desa yang bersifat administratif seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena tr ansmigrasi ataupun karena alasan lain yang warganya pluralistis, majemuk, ataupu n heterogen, maka otonomi desa akan diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkem bang mengikuti perkembangan dari desa itu sendiri. Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. Desa yang dimaksud dalam ketentuan ini termasuk antara lain Nagari di Sumatera Barat, Gampong di pr ovinsi NAD, Lembang di Sulawesi Selatan, Kampung di Kalimantan Selatan dan Papua , Negeri di Maluku. Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat de sa lainnya. Yang dimaksud dengan Perangkat Desa lainnya dalam ketentuan ini adal ah perangkat pembantu Kepala Desa yang terdiri dari Sekretariat Desa, pelaksana teknis lapangan seperti kepala urusan, dan unsur kewilayahan seperti kepala dusu n atau dengan sebutan lain. Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara Republik I ndonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur dengan Perda yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Calon kepala desa yang memperoleh s uara terbanyak dalam pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud, ditetapkan seba gai kepala desa. Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipili h kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Masa jabatan kepala desa dalam ketentuan ini dapat dikecualikan bagi kesatuan masyarakat hukum adat yang keberadaannya masih hidup dan diakui yang ditetapkan dengan Perda. Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala de sa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Di desa dapat dibentuk lembag a kemasyarakatan yang ditetapkan dengan peraturan desa dengan berpedoman pada pe raturan perundangundangan. Yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan desa dala m ketentuan ini seperti: Rukun Tetangga, Rukun Warga, PKK, karang taruna, lembag a pemberdayaan masyarakat. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup: 1. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa; 2. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa; 3. tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota; 4. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-perundangan dise rahkan kepada desa. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang , serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadika n milik desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Desa dapat mendirik an badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Desa dapat m engadakan kerja sama untuk kepentingan desa yang diatur dengan keputusan bersama dan dilaporkan kepada Bupati/Walikota melalui camat. [sunting] Pembinaan dan Pengawasan Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah upaya yang dilakukan u ntuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah. Pembinaan ata s penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pemerintah dan atau Gube rnur selaku Wakil Pemerintah di Daerah. Koordinasi pembinaan dilaksanakan secara berkala pada tingkat nasional, regional, atau provinsi. Pembinaan tersebut meliputi 1. koordinasi pemerintahan antarsusunan pemerintahan; 2. pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan; 3. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan pemerint ahan; 4. pendidikan dan pelatihan; dan 5. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaa n urusan pemerintahan. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana d an ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan atas penyelen ggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi: 1. Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah; 2. Pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah. Pemerintah memberikan penghargaan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. San ksi diberikan oleh Pemerintah dalam rangka pengawasan penyelenggaraan pemerintah an daerah apabila diketemukan adanya penyimpangan dan pelanggaran oleh penyeleng gara pemerintahan daerah tersebut. Sanksi dimaksud antara lain dapat berupa pena taan kembali suatu daerah otonom, pembatalan pengangkatan pejabat, penangguhan d an pembatalan berlakunya suatu kebijakan daerah baik peraturan daerah, keputusan kepala daerah, dan ketentuan lain yang ditetapkan daerah serta dapat memberikan sanksi pidana yang diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut secara nas ional dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri. Pembinaan dan pengawasan penyel enggaraan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Gubernur . Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa dikoordinasikan ole h Bupati/Walikota. [sunting] Pertimbangan Otonomi Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, Presiden dapat membentuk suatu dewan yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan otonom i daerah. Dewan ini dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri yang susunan organisasi k eanggotaan dan tata laksananya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. De wan tersebut bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden antara l ain mengenai rancangan kebijakan: 1. pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah serta pembentukan kawasan khusus; 2. perimbangan keuangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah, [sunting] Ketentuan Lain-lain Daerah-daerah yang memiliki status istimewa dan diberikan otonomi khusus selain diatur dengan Undang-Undang ini diberlakukan pula ketentuan khusus yang diatur d alam undang-undang lain. Ketentuan dalam Undang-Undang ini berlaku bagi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Papu a termasuk provinsi hasil pemekarannya, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang tidak diatur secara khusus dalam Undang-Undang tersendiri. Yang dimaksud dengan Undang-Undang tersendiri adalah Undang-Undang Nomor 29 Tahu n 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibuko ta Negara Kesatuan Republik Indonesia (LN Tahun 2007 Nomor 93; TLN 4744); Undang -Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (LN Tahun 1999 Nomor 172; TLN 3893) dan Undang-Undang Nomor 11 Ta hun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (LN Tahun 2006 Nomor 62; TLN 4633); dan Undan g-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (LN Tahu n 2001 Nomor 135; TLN 4151). Karena Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum me miliki Undang-Undang tersendiri, maka keistimewaan untuk Provinsi Daerah Istimew a Yogyakarta sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, adala h tetap dengan ketentuan bahwa penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Daerah Isti mewa Yogyakarta didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi wewenang Pemerintah yang dideko nsentrasikan, dilaksanakan oleh instansi vertikal di daerah. Instansi vertikal t ersebut jumlah, susunan dan luas wilayah kerjanya ditetapkan Pemerintah. Semua i nstansi vertikal yang diserahkan dan menjadi perangkat daerah, kekayaannya diali hkan menjadi milik daerah. Batas daerah provinsi atau kabupaten/kota yang berbatasan dengan wilayah negara lain, diatur berdasarkan peraturan perundang- undangan dengan memperhatikan huku m internasional yang pelaksanaannya ditetapkan oleh Pemerintah. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indone sia tidak menggunakan hak memilihnya dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kep ala daerah sepanjang belum diatur dalam undang-undang. [sunting] Referensi * UUD 1945 * UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah * UU Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daer ah Istimewa Aceh * UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua * UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh * UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukot a Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia