Anda di halaman 1dari 3

7 Haluan Menjadi Writerpreneur

OPINI | 30 December 2012 | 06:50 Dibaca: 80 Komentar: 0 2 inspiratif



Writerpreneur perlu berlatih dan terus berlatih | Dok. Pribadi
Menjadi penulis sekaligus menjadi pengusaha merupakan impian eksis di
dunia industri kreatif yang makin hari makin membuka banyak peluang.
How to be a Writerpreneur menjadi tema lokakarya yang menarik digelar
Ikapi pada Indonesia Book Fair, 22 November 2012 lalu. Tercatat 25
peserta mengikuti lokakarya ini yang terdiri atas penulis serta juga para
editor.
Bicara soal peluang yang terbuka tentu juga bicara soal ketetapan hati
untuk menjadi pengusaha. Jalan menulis kadang tidak dianggap seksi
sebagai jalan usaha. Karena itu, posisi menjadi pengusaha penulisan
memang seperti lowong di tengah derasnya arus permintaan produk jasa
penulisan-penerbitan. Begitu pula yang terjadi pada seorang Zulfikar Fuad.
Penulis yang kerap menggunakan nama akun Sang Biograf ini akhirnya
memutuskan berada di jalan karier menulis setelah sebelumnya sempat
menjadi jurnalis. Berasal dari daerah (Sumatra Selatan), sempat
mengurangi keyakinan beliau untuk mampu bersaing di jalur penulisan,
apalagi di ibukota. Namun, ternyata yang namanya mengambil spesialis
sebagai penulis biografi/autobiografi itu memang masih lowong di
Indonesia. Ia pun kemudian belajar dari seorang maestro biografi
Indonesia, Bapak Ramadhan KH (alm.).
Saya pun ikut meramaikan lokakarya yang justru memang tidak terlalu
ramai diikuti peserta ini. Maklum di arena yang sama yaitu panggung
utama Indonesia Book Fair 2012 sedang ada Pak CT yang memberikan
kuliah umum. Secara berseloroh saya mengatakan kepada para peserta,
Biarkan Pak CT memberikan kuliah umum di sana, kami berdua
memberikan kuliah bagaimana bisa membukukan seseorang seperti Pak
CT.
Saya mencoba meringkas hasil lokakarya langka itu karena memang
hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat peluang ini di depan mata.
Writing is not a job; its a business! Berikut 7 haluan menjadi
seorang writerpreneur profesional.
1. Anda tahu bahwa ada 1001 alasan untuk tidak menulis, apalagi
berada pada jalur karier menulis. Karena itu, ketahuilah satu alasan
saja mengapa Anda harus menulis dan mengapa Anda mengambil
jalan menulis sebagai jalan karier. Syukur-syukur alasan itu Anda
temukan sebelum berusia 30 tahun. Alasan yang membuat Anda
akan fokus meningkatkan keterampilan diri di bidang penulisan.
Alasan yang selaras dengan impian Anda menjadi seorang
profesional, memiliki kebebasan finansial, dan menikmati sekaligus
mencintai pekerjaan Anda. Temukan satu alasan mengapa Anda
hendak berada di jalur penulisan. Sebaiknya, hindarkan alasan klise
karena uang dan ketenaran. Alasan utama bagi saya adalah tidak
ada satu bidang pun di dunia ini yang bisa lepas dari tulis-menulis
sehingga saya bisa menjadi pemain utama di banyak bidang.
2. Anda harus menyadari kemampuan Anda apakah sebagai penulis
generalis atau penulis spesialis. Ada generalis jenis yaitu Anda
menguasai fiksi, nonfiksi, dan faksi sama baiknya. Ada pula generalis
ranah, misalnya di bidang nonfiksi Anda bisa menulis artikel, berita,
proposal, laporan, makalah, atau buku teks. Bukan soal mana yang
lebih baik: generalis atau spesialis. Namun, hal penting adalah
mengetahui potensi kemampuan Anda untuk seterusnya fokus pada
apa yang Anda miliki.
3. Anda harus menyadari pasar Anda begitu luas, mulai perseorangan,
penerbit, institusi bisnis nonpenerbit, LSM, dan bahkan pemerintah.
Anda akan tahu bahwa Anda sendiri tidak akan mampu mengerjakan
seluruh permintaan. Anda harus insaf bahwa Anda bukan penulis
buku yang hanya memiliki satu pasar yaitu penerbit buku. Anda
adalah penulis sejati yang bisa menulis untuk siapa pun selain
menciptakan karya-karya mandiri.
4. Anda harus menyadari posisi Anda sebagai penulis bahwa Anda ada
kalanya menjadi penulis mandiri yaitu menulis dengan menghasilkan
karya dari gagasan serta pikiran sendiri. Namun, Anda juga siap
menjadi penulis jasa dengan menyediakan keterampilan Anda untuk
menjadi seorang co writer, ghost writer, atau bahkan posisi lain yaitu
sebagai editor. Writerpreneur tidak akan membatasi dirinya pada
satu posisi menjadi penulis yang menawarkan tulisan kepada
penerbit buku atau penerbit media massa, lalu
menunggu. Writerpreneuradalah seorang penulis yang terus mencari
peluang dan menciptakan pasar baru dengan berbagai inovasi.
5. Anda harus menyadari tentang bisnis atau sedang masuk pada dunia
bisnis. Karena itu, terdapat dua pilihan apakah Anda hendak
menjadi self employee(profesional) yang bekerja sendirian atau
menjadi business owner yang memiliki sebuah tim layaknya
perusahaan. Dalam konteks bisnis memang selayaknya Anda
memiliki badan usaha atau badan hukum ketika nantinya masuk
dalam kancah bisnis penulisan yang B to B (business to business).
Model usahawriterpreneur ada bermacam, apakah itu self publisher,
publishing service, danbook packager.
6. Anda harus menyadari pentingnya promosi dan bagaimana orang
tahu akan layanan yang Anda berikan karena bisnis jasa seperti ini
hampir tidak ada yang mengetahuinya. Anda harus aktif di media
sosial dan tentunya mengembangkan website atau blog sendiri yang
dapat dikenali orang dengan cara cepat. Siapkan pula perangkat-
perangkat bisnis yang harus Anda miliki, seperti kop surat, brosur,
resume, portofolio, dan tentunya nama untuk bisnis yang Anda
jalankan.
7. Anda harus percaya bahwa bisnis penulisan-penerbitan yang
dijalankan seorangwriterpreneur dapat bernilai jutaan, puluhan juta,
ratusan juta, hingga miliaran rupiah. Karena itu, Anda pun harus
piawai menetapkan tarif jasa Anda sekaligus juga pintar melakukan
negosiasi dan berhati-hati dalam membuat MOU atau kesepakatan
dengan klien penulisan.
Itulah tujuh haluan menjadi writerpreneur dengan kata kunci TAHU,
SADAR, dan PERCAYA. Semua haluan ini akan melempangkan jalan
Anda menjadi profesional writer plus pengusaha. Mau mencobanya
menjadikan resolusi pada tahun depan?

Anda mungkin juga menyukai