Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun 2009 ini merupakan bukti bahwa Indonesia bukanlah negara yang bebas dari
penyakit Rabies, terbukti dengan adanya korban meninggal yang terinfeksi oleh penyakit ini di
beberapa Rumah Sakit di Indonesia. Salah satunya adalah provinsi Bali yang telah dklaim bebas
rabies justru telah banyak korban berjatuhan baik yang suspect maupun yang telah positif
terjangkit virus rabies.
Sekarang Dinas Peternakan Bali sedang genjar-genjarnya memberantas penyakit
mematikan ini yang disebabkan oleh gigitan hewan, anjing yang dianggap sebagai sahabat
manusia justru sebagai penyebar utama dari penyebaran virus rabies ini melalui gigitannya.
Sehingga tidak heran banyak anjing yang dibunuh, namun untuk anjing yang dipelihara akan
diberikan vaksinasi.
Agar kita terhindar dari penyakit mematikan ini, hendaknya kita mengetahui bagaimana
ciri-ciri hewan yang telah terinfeksi virus rabies. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
penyakit rabies dari pengertian sampai dengan tips-tips bila kita atau orang terdekat kita digigit
oleh anjing atau hewan yang lainnya yang berpotensi untuk menyebarkan virus rabies.

























2

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah :
Apa itu rabies ?
Apa saja penyebab rabies?
Bagaimana tahapan penyakit rabies?
Apa saja gejala-gejala penyakit rabies?
Apa saja tanda-tanda penyakit rabies pada hewan?
Apa yang harus dilakukan pada hewan yang telah mengigit?
Adakah undang-undang yang mengatur tentang rabies?
Bagaimana pencegahan untuk penyakit rabies?
Bagaimana pengobatannya?
Adakah tips-tips bila tergigit hewan yang berisiko terkena infeksi rabies?


1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui trend dan issue yang
sedang berkembang di Indonesia yaitu masalah rabies dan dapat memberikan penanganan yang
tepat dari panyakit rabies ini.



1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah yang bertemakan Rabies ini meliputi :
Mengetahui apa itu rabies
Mengetahui apa saja penyebab rabies
Mengetahui bagaimana tahapan penyakit rabies
Mengetahui apa saja gejala-gejala penyakit rabies
Mengetahui apa saja tanda-tanda penyakit rabies pada hewan
Mengetahui apa yang harus dilakukan pada hewan yang telah mengigit
Mengetahui adakah undang-undang yang mengatur tentang rabies
Mengetahui bagaimana pencegahan untuk penyakit rabies
Mengetahui bagaimana pengobatannya
Mengetahui tips-tips penanggulangan bila tergigit hewan yang berisiko terkena infeksi
rabies







3

1.5 Ruang lingkup

Di dalam makalah ini kami hanya membahas ruang lingkup yang meliputi:
Pengertian Rabies
Penyebab Rabies
Tahapan penyakit Rabies
Gejala Rabies
Tanda-tanda penyakit Rabies pada hewan
Tindakan terhadap hewan yang menggigit
Perundang-undangan tentang Rabies
Pencegahan
Pengobatan
Dan tips bila digigit anjing



















4

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rabies
Rabies merupakan suatu penyakit infeksi akut yang menyerang susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan dari gigitan hewan penular rabies. Asal kata rabies
berasal dari bahasa Sansekerta kuno, yaitu rabhas yang artinya melakukan kekerasan/kejahatan.
Dalam bahasa Yunani, rabies disebut Lyssa atau Lytaa yang artinya kegilaan. Dalam bahasa
Jerman, rabies disebut tollwut yang berasal dari bahasa Indojerman Dhvar yang artinya merusak
dan wut yang artinya marah. Dalam bahasa Prancis, rabies disebut rage berasal dari kata benda
robere yang artinya menjadi gila
2.2 Penyebab Rabies
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang
terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melaui gigitan dan
kadang melalui jilatan.
2.3 Tahapan penyakit Rabies
Fase Prodormal merupakan Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi
dapat terjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku
(tegang).
Fase Eksitasi merupakan Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada
di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh
Fase Paralisa merupakan Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh
dan berakhir dengan kematian.
2.4 Gejala penyakit Rabies
Keluar keringat yang deras
Dada sakit seperti tertusuk-tusuk dan sakit
Sesak nafas, beberapa minggu setelah digigit anjing, korban akan takut air dan angin
namun sering menggigil dan kehausan.
2.5 Tanda-tanda penyakit Rabies
Furious Rabies merupakan istilah dari bentuk ganas
Dumb Rabies merupakan istilah dari bentuk diam
Bentuk Asystomatis
Hewan tidak menunjukan gejala sakit
Hewan tiba-tiba mati
2.6 Tindakan yang dilakukan pada hewan yang telah mengigit korbannya
Bila hewan tersebut adalah hewan peliharaan atau ada pemiliknya, maka hewan tersebut
harus ditangkap dan diserahkan ke Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi selama
5

14 hari. Bila hasil observasi negative Rabies maka hewan tersebut mendapat vaksinasi
rabies sebelum diserahkan kembali ke pemiliknya.
Bila hewan yang menggigit adalah hewan liar (tidak ada pemiliknya) maka hewan
tersebut harus dusahakan ditangkap hidup dan diserahkan kepada Dinas Peternakan
setempat untuk diobservasi dan setelah masa observasi selesai hewan tersebut dapat
dimusnahkan atau dipelihara oleh orang yang berkenan, setelah terlebih dahulu diberikan
vaksinasi Rabies.
Bila hewan yang menggigit sulit untuk ditangkap dan terpaksa harus dibunuh , maka
kepala hewan tersebut harus diambil dan segera diserahkan ke Dinas Peternakan setempat
untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
2.7 Undang-undang yang mengatur tentang Rabies
Hondsdol heid Ordonantie Staatblad No. 452 tahun 1926 dan pelaksanaannya termuat dalam
Staatblad No. 452 tahun 1926.
di DKI Jakarta terdapat SK Gubernur No. 3213 tahun 1984 tentang Tata cara Penertiban Hewan
Piaraan Anjing, Kucing, dan Kera di wilayah DKI Jakarta yang antara lain berisi :
o Kewajiban pemilik hewan piaraan untuk memvaksinasi hewannya dan
menggantungkan peneng tanda lunas pajak.
o Menangkap dan menyerahkan hewannya apabila menggigit orang untuk
diobservasi.
o Hewan yang dibiarkan lepas dan dianggap liar atau tersangka menderita rabies
akan ditangkap oleh petugas penertiban.
2.8 Pencegahan untuk penyakit Rabies
PecegahanRrabies sebelum terjangkit virus Rabies :
Dokter hewan
Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi
Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang terjangkit
rabies dimana banyak anjing ditemukan
Para penjelajah gua kelelawar
Vaksinasi memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi kadar antibody akan
menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap penyebaran selanjutnya
harus mendapat dosis buster vaksinasi setiap 2 tahun

2.9 Pengobatan
Tindakan pencegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan sesegera
mungkin. Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun, tusukan yang dalam dosemprotkan
dengan air sabun. Jika luka telah dibersihkan, kepada pemberita yang belum pernah
mendapatkan imunisasi dengan vaksin rabies diberikan suntikan immunoglobin rabies, dimana
separuh dari dosisnnya disuntikkan di tempat gigitan.
Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies diberikan pada
saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Nyeri dan pembengkakan di tempat
suntikan biasanya bersifat ringan. Jarang terjadi reaksi alergi yang serius, kurang dari 1 % yang
mengalami demam setelah menjalani vaksinasi.
6

Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi, maka risiko menderita rabies akan
berkurang, tetapi luka gigitan harus tetap dibersihkan dan diberikan 2 dosis vaksin (pada hari 0
dan 2)

2.10 Tips-tips bila tergigit hewan yang berisiko terkena infeksi Rabies
Cuci luka gigitan itu dengan air mengalir dan sabun kurang lebih 10-15 menit. Mencuci
luka gigitan dengan air dan sabun bisa menghilangkan setidaknya 92% virus rabies.
Setelah itu baru ketempat kesehatan terdekat untuk meminta perawatan lebih lanjut dan
mendapatkan VAR (vaksinasi anti rabies)
Jangan langsung ke tempat kesehatan setelah digigit anjing karena itu memberikan waktu
untuk virus masuk dalam tubuh. Jadi ditekankan agar mencuci luka segera setelah digigit.
Usahakan untuk menangkap anjing tersebut dan kurungatau diikat untuk memastikan
apakah anjing tersebut menderita rabies atau tidak. Jika anjing mati dalam rentang waktu
kurang lebih 10 hari setelah menggigit, maka dipastikan anjing tersebut tertular rabies.
Untuk VAR (vaksinasi anti rabies) dilakukan selam 3 kali yaitu :
Pertama, saat digigit
Kedua, seminggu setelah digigit
Ketiga, tiga minggu setelah digigit
















7

BAB III
METODE PENULISAN


3.1 Metode penelusuran

3.2 Sumber dan jenis data
data yang di pergunnakan dalam karya ini bersumber dari berbagai referensi atau
literature yang relevan dengan topik permmasalahan yang di bahas.validitas dan relevasi
referensi yang di gunakan dapat di pertanggung jawabkan.jenis data yang di peroleh
berupa data sekunder, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

3.3 Pengumpulan data
Dalam metode ilmiah ini di gunakan metode studi pustaka yang di dasarkan atas
hasil studi terhadap berbagai literature yang telah teruji validitasnya, berhubungan satu
sama lain, relevan dengan kajian tulisan srta mendukung uraian/analisis pembahasan

3.4 Analisis data
Setelah dat yang di perlukan terkumpul, di lakukan pengolahan data dengan
menyusun secara sistematis dan logis.

3.5 Penarikan kesimpulan
Setelah proses analisis, di lakukan proses sintesis dengan menarik dengan
menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan serta pembahasan yang di lakukan.
Berikutnya di tarik satu simpulan yang bersifat umum. Berdasarkan simpulan tersebut, di
rekomendasikan beberapa hal sebagai upaya transfer gagasan










8

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian
Rabies atau lebih sering dikenal dengan nama anjing gila merupakan suatu penyakit infeksi
akut yang menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan dari
gigitan hewan penular rabies. Asal kata rabies berasal dari bahasa Sansekerta kuno, yaitu rabhas
yang artinya melakukan kekerasan/kejahatan. Dalam bahasa Yunani, rabies disebut Lyssa atau
Lytaa yang artinya kegilaan. Dalam bahasa Jerman, rabies disebut tollwut yang berasal dari
bahasa Indojerman Dhvar yang artinya merusak dan wut yang artinya marah. Dalam bahasa
Prancis, rabies disebut rage berasal dari kata benda robere yang artinya menjadi gila











Dalam sejarahnya, penyakit anjing gila atau rabies ini sudah ada sejak ribuan tahun yang
lalu. Catatan tertulis mengenai perilaku anjing yang tiba-tiba menjadi buas ditemukan pada Kode
Mesopotamia yang ditulis 4000 tahun lalu serta pada Kode Babilonia Eshunna yang ditulis pada
2300 SM. Democritus pada 500 SM juga menuliskan karakteristik gejala penyakit yang
menyerupai rabies. Hewan yang rentan dengan virus rabies ini adalah hewan berdarah panas.
Penyakit rabies secara alami terdapat pada bangsa kucing, anjing, kelelawar, kera dan karnivora
liar lainnya.
Pada hewan yang menderita rabies, virus ditemukan dengan jumlah yang banyak pada air
liurnya. Virus ini ditularkan ke hewan lain atau ke manusia terutama melalui luka gigitan. Oleh
karena itu bangsa karnivora adalah hewan yang paling utama sebagai penyebar rabies.
Penyakit rabies merupakan penyakit Zoonosa yang sangat berbahaya dan ditakuti karena
bila telah menyerang manusia atau hewan akan selau berakhir dengan kematian. Mengingat akan
bahaya dan keganasan terhadap kesehatan dan ketentraman hidup masyarakat, maka usaha
pencegahan dan pemberantasan penyakit ini perlu dilaksanakan secara intensif.
9

4.2 Penyebab







Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi.
Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melaui gigitan dan kadang
melalui jilatan. Secara patogenesis, setelah virus rabies masuk lewat gigitan, selama 2 minggu
virus akan tetap tinggal pada tempat masuk dan disekitrnya. Kemudian, virus akan bergerak
mencapai ujung-ujung serabut saraf posterios tanpa menunjukan perubahan-perubahan
fungsinya. Sesampainya di otak , virus akan memperbanyak diri dan menyebar luas dalam semua
bagian neuron-neuron, terutama mempunyai predileksi khusus terhadap sel-sel sistem limbic,
hipotalamus dan batang otak. Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron sentral, virus
kemudian bergerak kearah perifer dalam serabut saraf eferen, volunteer dan otonom. Dengan
demikian virus ini menyerang hampir tiap organ dan jaringan di dalam tubuh dan berkembang
biak dalam jaringan-jaringan seperti kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya.
Banyak hewan yang bias menularkan rabies kepada manusia. Yang paling sering menjadi
sumber dari rabies adalah anjing, hewan yang lainnya juga bisa menjadi sumber penularan rabies
adalah kucing, kelelawar, rakun, sigung, dan rubah. Rabies pada anjing masih sering ditemukan
di Amerika Latin, Afrika, dan Asia bahkan sekarang di Indonesia kasus rabies ini mulai muncul
dan sudah banyak memakan korban. Ini disebabkan karena tidak semua hewan peliharaan
mendapatkan vaksinasi untuk penyakit ini. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas
atau rabies jinak. Pada rabies buas, hewan yang terkena tampak gelisah dan ganas, kemudian
menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak, sejak awal telah terjadi kelumpuhan local atau
kalumpuhan total.

4.3 Tahapan Penyakit Rabies
Perjalanan penyakit Rabies pada anjing dan kucing dibagi dalam 3 fase yaitu :
Fase Prodormal
Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat terjadi lebih agresif dan nervus,
pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah
fase prodormal dilanjutkan fase eksitasi atau bisa langsung ke fase paralisa.

10

Fase Eksitasi









Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang
yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran,
selanjutnya masuk fase paralisa.
Fase Paralisa
Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian.
Masa inkubasi dari penyakit ini adalah waktu antara penggigitan sampai timbulnya gejala
penyakit. Masa inkubasi penyakit rabies pada anjing dan kucing kurang lebih 2 minggu (10-14
hari). Pada manusia 2-3 minggu dan paling lama 1 tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek
pada orang yang digigit pada kepala, tempat yang tertutup atau bila gigitan terdapat di banyak
tempat.
4.4 Gejala Rabies








Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi, tetapi masa
inkubasinya sangat bervariasi dari 10 hari sampai 1 tahun. Pada 20% penderita, rabies dimulai
dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini
biasanya dimulai dengan periode yang pendek dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan, dan
demam. Keresahan akan meningkat menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan
mengeluarkan air liur. Kejang otot tenggorokan dan pita suara bisa menyebabkan rasa sakit yang luar
biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan pada daerah otot yang mengatur proses menelan dan
pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan mencoba minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh karena itu
11

penderita rabies tidak dapat minum. Karena hal inilah, maka penyakit ini kadang-kadang juga disebut
hidrofobia (takut air).
Pada salah satu sumber menyebutkan beberapa ciri-ciri dari korban yang telah terinfeksi
virus rabies diamana korban tersebut akhirnya meninggal akibat terlambat mendapat
pertolongan, yaitu :
Keluar keringat yang deras
Dada sakit seperti tertusuk-tusuk dan sakit
Sesak nafas
Beberapa minggu setelah digigit anjing, korban akan takut air dan angin namun sering
menggigil dan kehausan. (Bali Post,2009)

4.5 Tanda-Tanda Penyakit Rabies Pada Hewan
Gejala penyakit dikenal dalam 3 bentuk :
Bentuk ganas (Furious Rabies)
Masa eksitasi panjang, kebanyakan akan mati dalam 2-5 hari setelah tanda-tanda terlihat.
Tanda-tanda yang sering terlihat :
Hewan menjadi penakut atau menjadi galak
Senang bersembunyi di tempat-tempat yang dingin, gelap dan menyendiri tetapi dapat
menjadi agresif
Tidak menurut perintah majikannya
Nafsu makan hilang
Air liur meleleh tak terkendali
Hewan akan menyerang benda yang ada disekitarnya dan memakan barang, benda-benda
asing seperti batu, kayu dsb.
Menyerang dan menggigit barabg bergerak apa saja yang dijumpai
Kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan
Ekor diantara 2 (dua)paha

Bentuk diam (Dumb Rabies)
Masa eksitasi pendek, paralisa cepat terjadi.
Tanda-tanda yang sering terlihat :
Bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk
Kejang-kejang berlangsung sangat singkat, bahkan sering tidak terlihat
Lumpuh, tidak dapat menelan, mulut terbuka
Air liur keluar terus menerus (berlebihan)
Mati

Bentuk Asystomatis
Hewan tidak menunjukan gejala sakit
Hewan tiba-tiba mati
12

4.6 Tindakan Terhadap Hewan Yang Menggigit
Anjing, kucing, dank era yang yang menggigit manusia atau hewan lainnya harus dicurigai
menderita Rabies. Terhadap hewan tersebut harus diambil tindakan sebagai berikut :
Bila hewan tersebut adalah hewan peliharaan atau ada pemiliknya, maka hewan tersebut
harus ditangkap dan diserahkan ke Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi selama
14 hari. Bila hasil observasi negative Rabies maka hewan tersebut mendapat vaksinasi
rabies sebelum diserahkan kembali ke pemiliknya.
Bila hewan yang menggigit adalah hewan liar (tidak ada pemiliknya) maka hewan
tersebut harus dusahakan ditangkap hidup dan diserahkan kepada Dinas Peternakan
setempat untuk diobservasi dan setelah masa observasi selesai hewan tersebut dapat
dimusnahkan atau dipelihara oleh orang yang berkenan, setelah terlebih dahulu diberikan
vaksinasi Rabies.
Bila hewan yang menggigit sulit untuk ditangkap dan terpaksa harus dibunuh , maka
kepala hewan tersebut harus diambil dan segera diserahkan ke Dinas Peternakan setempat
untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
4.7 Perundang-undangan Tentang Rabies
Sejak tahun 1926 pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang rabies pada anjing, kucing,
dank era yaitu Hondsdol heid Ordonantie Staatblad No. 452 tahun 1926 dan pelaksanaannya termuat
dalam Staatblad No. 452 tahun 1926.
Selanjutnya ordonantie tersebut mengalami perubahan/penambahan-penambahan yang
disesuaikan dengan perkembangan yang ada. Misalnya, di DKI Jakarta terdapat SK Gubernur No. 3213
tahun 1984 tentang Tata cara Penertiban Hewan Piaraan Anjing, Kucing, dan Kera di wilayah DKI
Jakarta yang antara lain berisi :
Kewajiban pemilik hewan piaraan untuk memvaksinasi hewannya dan menggantungkan
peneng tanda lunas pajak.
Menangkap dan menyerahkan hewannya apabila menggigit orang untuk diobservasi.
Hewan yang dibiarkan lepas dan dianggap liar atau tersangka menderita rabies akan
ditangkap oleh petugas penertiban.
Berhasil tidaknya usaha pengendalian penyakit rabies sangat erat hubungannya dengan kesadaran,
pengetahuan dan partisipasi dari semua masyarakat.
4.8 Pencegahan
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau
segera seteleh terjangkit. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kepada orang-orang yang
berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu :
Dokter hewan
Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi
Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang terjangkit
rabies dimana banyak anjing ditemukan
Para penjelajah gua kelelawar
13

Vaksinasi memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi kadar antibody akan
menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap penyebaran selanjutnya
harus mendapat dosis buster vaksinasi setiap 2 tahun.

4.9 Pengobatan
Jika segera dilakukan tindakan pencegahan yang tepat. Maka seseorang yang digigit
hewan yang menderita rabies kemungkinan tidak akan menderita rabies. Orang yang digigit
kelinci dan hewan pengerat (termasuk bajing dan tikus) tidak memerlukan pengobatan lebih
lanjut karena hewan-hewan tersebut jarang terinfeksi rabies. Tetapi bila digigit binatang buas
(sigung, rakun, rubah, dan kelelawar) diperlukan pengobatan lebih lanjut karena hewan-hewan
tersebut mungkin saja terinfeksi rabies.
Tindakan pencegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan sesegera
mungkin. Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun, tusukan yang dalam dosemprotkan
dengan air sabun. Jika luka telah dibersihkan, kepada pemberita yang belum pernah
mendapatkan imunisasi dengan vaksin rabies diberikan suntikan immunoglobin rabies, dimana
separuh dari dosisnnya disuntikkan di tempat gigitan.
Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies diberikan pada
saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Nyeri dan pembengkakan di tempat
suntikan biasanya bersifat ringan. Jarang terjadi reaksi alergi yang serius, kurang dari 1 % yang
mengalami demam setelah menjalani vaksinasi.
Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi, maka risiko menderita rabies akan
berkurang, tetapi luka gigitan harus tetap dibersihkan dan diberikan 2 dosis vaksin (pada hari 0
dan 2)
Sebelum ditemukannya pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10 hari.
Kebanyakan penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas (asfiksia), kejang, kelelahan, atau
kelumpuhan total. Meskipun kematian karena rabies diduga tidak dapat dihindarkan, tetapi
beberapa orang penderita selamat. Mereka dipindahkan ke ruang perawatan intensif untuk
diawasi terhadap gejala-gejala pada paru-paru, jantung, dan otak. Pemberian vaksin maupun
immunoglobulinrabies tampaknya efektif jika suatu saat penderita menunjukkan gejala-gejala
rabies.


4.10 Tips Bila Digigit Anjing
Cuci luka gigitan itu dengan air mengalir dan sabun kurang lebih 10-15 menit. Mencuci
luka gigitan dengan air dan sabun bisa menghilangkan setidaknya 92% virus rabies.
Setelah itu baru ketempat kesehatan terdekat untuk meminta perawatan lebih lanjut dan
mendapatkan VAR (vaksinasi anti rabies)
Jangan langsung ke tempat kesehatan setelah digigit anjing karena itu memberikan waktu
untuk virus masuk dalam tubuh. Jadi ditekankan agar mencuci luka segera setelah digigit.
Usahakan untuk menangkap anjing tersebut dan kurungatau diikat untuk memastikan
apakah anjing tersebut menderita rabies atau tidak. Jika anjing mati dalam rentang waktu
kurang lebih 10 hari setelah menggigit, maka dipastikan anjing tersebut tertular rabies.
14

Untuk VAR dilakukan selam 3 kali yaitu :
Pertama, saat digigit
Kedua, seminggu setelah digigit
Ketiga, tiga minggu setelah digigit
Apabila anjing telah dibunuh atau mati setelah menggigit, maka VAR harus dijalani secara
penuh. Dengan pelaksanaan VAR secara lengkap, maka pertahanan tubuh untuk rabies yang
dibentuk oleh vaksin akan maksimal, jika setengah-setengah maka pertahanan tubuh yang
terbentuk juga tidak maksimal.






















15

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rabies merupakan penyakit menular yang mematikan yang ditularkan oleh hewan
melalui gigitannya. Virus rabies banyak terkandung dalam kelenjar liur hewan yang telah
terinfeksi virus ini sehingga gigitannya inilah yang sangat berbahaya. Bila tergigit, maka
tindakan yang harus kita lakukan adalah mencuci daerah gigitan tersebut dengan sabun dan pada
air yang mengalir untuk meminimalkan virus yang masuk ke pembuluh darah. Setelah itu
barulah dibawa ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan vaksinasi anti rabies secara bertahap
agar kita tidak terinfeksi virus rabies ini.
5.2 Saran
Bila memiliki binatnag peliharaan baik itu anjing, kucing, burung atau lain sebagainya,
hendaknya selalu menjaga kebersihan hewan tersebut dan bawalah hewan peliharaan anda ke
dokter hewan untuk mendapatkan vaksinasi.

















16

DAFTAR PUSTAKA

http://www.jakarta.go.id/_jakpus/Ternak/Rabies.htm ( diakses pada tgl 21-09-2009 )

http://www.anjingkita.com/wmview.php?ArtID=754 ( diakses pada tgl 21-09-2009 )

Bali Post, Selasa 15 September 2009



















CREATED BY: ARI SETIAWAN

Anda mungkin juga menyukai