ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN STEMI INFERIOR
DI RUANG ICCU RSUP SANGLAH
TANGGAL 3 NOVEMBER 5 NOVEMBER2012 I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 November 2012 pukul 14.00 WITA di Ruang ICCU RSUP Sanglah. Pengkajian dilakukandengan teknik anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan Catatan Medis (CM) pasien. Tanggal Masuk: 29 Oktober 2012 Ruang : ICCU No. Kamar : 4 No. CM : 01.59.60.45 A. Identitas Pasien Penanggung Jawab Nama : HS : DH Umur : 55 Tahun : 30 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki : Laki-laki Pendidikan : Tamat SLTA : Tamat SMA Pekerjaan : Pegawai Swasta : Pegawai swasta Agama : Islam : Islam Status : Sudah Menikah : Sudah menikah Alamat : Jalan Nangka Gang Turi No.12 Denpasar Suku Bangsa : Indonesia : Indonesia Hubungan dengan pasien : : Saudara Diagnosa Medis : STEMI Inferior : - B. Alasan Dirawat Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada dada kiri dan pasien merasa lemas. . C. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh nyeri dada kiri dan pasien mengeluh lemas sehingga pasien dibawa ke rumah sakit Sanjiwani Gianyar, dari rumah sakit Sanjiwani Gianyar pasien kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah di ruang ICCU RSUP Sanglah dengan diagnosa medis STEMI Inferior dan terapi dari dokter: a. NS 0,9% 8 tetes/menit b. Paracetamol 3 x 750 mg c. ISDN 5 mg (jika perlu) d. Simvastatin 1 x 20 mg e. Diazepam 1 x 5 mg 2. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien pernah memiliki riwayat hipertensi tetapi belum pernah dirawat dirawat di rumah sakit sebelumnya 3. Riwayat Penyakit Keluarga Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien dan juga keluarga pasien tidak memiliki penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, dan lainnya. D. Pengkajian Sistem B6 1. B1 (Breathing) Saat pengkajian pola ventilasi pasien spontan dan pasien diberikan oksigen dengan nasal kanul sebanyak 3 liter/menit. Pasien mengatakan mengalami sesak, pengguanaan otot bantu nafas (+), nafas cuping hidung (+), RR: 28 kali/menit 2. B2 (Blood) Saat pengkajian terlihat bahwa sirkulasi pasien mengalami peningkatan menjadi 110 x/menit. Tekanan darah berkisar antara 100/70 mmHg. Irama jantung teratur, tidak terdapat edema pada tubuh, edema (-),. 3. B3 (Brain) Pasien sempat mengeluh merasakan nyeri dan lemas pada dadanya, skala nyeri 3, nyeri hilang timbul, nyeri dirasakan seperti ditimpa benda berat. Kesadaran Compos Mentis, GCS E:4 V:5, M:6 , reflek fisiologis normal, panca indra (pengelihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman dan perabaan) normal, kejang (-). 4. B4 (Bladder) Saat pengkajian pasien terpasang urine kateter yang terfiksasi di paha kanan, kateter terpasang 30 November 2012. Saatpengkajian pasien BAK tidak merasakan nyeri. CM- CK: 1500 ml-1000ml, bau kencing has amoniak, warna kuning terang, frekuensi kencing 5-6 kali/hari. 5. B5 (Bowel) Saat pengkajian pasien sudah makan siang, mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan dan minum air putih sebanyak 1500 ml. Pasien tidak ada mengeluh mual ataupun muntah. Mukosa bibir lembab, bibir simetris, rongga mulut bersih. Saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada keluhan BAB. 6. B6 (Bone) Suhu tubuh pasien saat pengkajian 36 0 C, bentuk ekstermitas normal (kanan dan kiri simetris). Bentuk vertebra normal, gerakan sendi baik. Pasien bisa miring kiri miring kanan. Kulit bersih, tidak ada sianosis (-), akral hangat (+). Tidak ada fraktur/kontraktur sendi dan otot. Kemampuan pergerakan sendi terbatas dan kekuatan otot menurun karena kondisi pasien lemah. ADL pasien dibantu sebagian. E. Pengkajian Fisik 1. Keadaan Umum a. Kesan Umum : Lemah b. Kesadaran : Compos Mentis c. Warna Kulit : Sawo matang 2. Gejala Kardinal Nadi : 110 x permenit Suhu : 36 o c Pernapasan : 28 x permenit Tekanan darah : 100/70mmHg 3. Pemeriksaan Fisik a. Kepala Rambut dan kulit kepala bersih. Rambut berwarna putih, tidak terdapat lesi dan nyeri tekan pada kepala. b. Mata Mata isocore, reflek pupil baik + / + dengan ukuran
3 / 3, konjungtiva merah muda. Sklera berwana putih. c. Hidung Pernafasan pasien spontan. Bentuk hidung simetris tidak adanya sekret. Ada nafas cuping hidung dengan pasien terpasang nasal kanul O 2 dengan 3 liter/menit . Pasien merasa sesak. d. Muka/wajah Bentuk wajah simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema. e. Gigi dan mulut Keadaan gigi lengkap dan baik. Mukosa bibir lembab. f. Leher Bentuk leher normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun bendungan vena jugularis. g. Thorax Bentuk normal, pergerakan dada simetris, terasa nyeri pada dada bagian pada bagian kiri, nyeri seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 3 dari rentang (0-10). Gerakan dada teratur, tidak ada benjolan dan tidak terdapat lesi. h. Abdomen Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak kembung i. Ekstremitas - Atas : Terpasang IVRL di tangan kiri, kulit tampak kemerahan pada bagian bekas penusukan jarum. Tidak ada edema (-), ekstermitas atas hangat (+). - Bawah : Tidak terdapat varises, tidak ada edema (-), ekstermitas bawah hangat (+). Terfiksasi kateter pada paha kiri. j. Genetalia : Tidak terkaji F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium tanggal 29Oktober 2012 No. Parameter Hasil Satuan Nilai rujukan Remaks 1 PT 13,60 Detik Normal=Perbedaan
dengan control <2 detik 2 INR 0,99 - 0,90-1,10 Tinggi 3 Control RT 11,20 Detik
4 APTT 43,10 Detik Normal=Perbedaan dengan control <7 detik 5 Kontrol APTT 35,00 Detik II. DIAGNOSA KEPERAWATAN A. Analisa Data No Data Standar Normal Masalah Keperawatan 1 DS : pasien mengeluh nyeripada dada kiri, nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat. DO : Pasien tampak sedikit meringis Skala nyeri 3 dari skala 0- 10 yang diberikan Nadi: 110 x permenit Tidak ada keluhannyeri pada dada kiri Tidak meringis Skala nyeri 0 dari skala0- 10 yang diberikan N: 60-90 kali/menit Nyeri Akut 2 DS : Pasien mengatakan sesak nafas, DO : Penggunaan O2 (+) sebanyak 3 liter/menit RR: 28 kali/menit Pernafasan cuping hidung (+) Penggunaan otot bantu nafas (+) Pasien tidak sesak Penggunaan O2 (-) RR: 20 kali/menit Pernafasan cuping hidung (-) Penggunaan otot bantu nafas (-) Ketidakefektifan Pola Nafas 3 DS: Pasien mengatakan tubuhnya lemas DO: pasien hanya berbaring ditempat tidur., Nadi : 110 x / menit Pasien tidak lemas Pasien mampu beraktivitas Nadi: 60-90 kali/menit Intoleransi Aktivitas B. Analisa Masalah 1. P : Nyeri Akut E : Iskemia dan Infark Jaringan Miokard S : Pasien mengeluh nyeri pada dada kiri, nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat, pasien tampak sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan, nadi: 110x permenit Proses terjadinya: menurunya aliran darah koroner akibat pembentukan thrombus menyebabkan kematian jaringan sehingga jaringan tersebut menjadi nekrosis yang berakibat timbulnya rasa nyeri Akibat jika tidak ditanggulangi: Terjadi syok neurogenik 2. P : Ketidakefektifan Pola Nafas E : Infark S : Pasien mengatakan sesak nafas, penggunaan O2 (+) sebanyak 3 liter/menit, RR: 28 kali/menit, pernafasan cuping hidung (+), penggunaan otot bantu nafas (+) Proses terjadinya: meningkatnya kebutuhan O2 untuk menyuplai O2 ke jaringan mengakibatkan terjadinya takipneu sehingga pola nafas pasien tidak efektif Akibat jika tidak ditanggulangi : Pasien akan mengalami apnue (henti nafas). 3. P: Intoleransi Aktivitas E: Adanya Iskemik Jaringan Miokard S: Pasien mengatakan tubuhnya lemas, pasien hanya berbaring ditempat tidur, Nadi : 110 x / menit Proses terjadinya: menurunya aliran darah koroner mengakibatkan penurunan aliran darah sehingga O2 ke jaringan menurun/hipoksia yang berakibat kelemahan yang pada akhirnya menyebabkan intoleransi aktivitas Akibat jika tidak ditanggulangi : terjadinya atropi/ mengecilnya bagian tubuh bahkan terjadi dekubitus C. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada dada kiri, nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat, pasien tampak sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan, nadi: 110x permenit 2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan infark ditandai dengan pasien mengatakan sesak nafas, penggunaan O2 (+) sebanyak 3 liter/menit, RR: 28 kali/menit, pernafasan cuping hidung (+), penggunaan otot bantu nafas (+) 3. Intoleransi aktivitasberhubungan dengan adanya iskemik jaringan miokard ditandai dengan pasien mengatakan tubuhnya lemas, pasien hanya berbaring ditempat tidur, nadi : 110 x / menit III. RENCANA KEPERAWATAN A. Prioritas Diagnosa. 1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan infark ditandai dengan pasien mengatakan sesak nafas, penggunaan O2 (+) sebanyak 3 liter/menit, RR: 28 kali/menit, pernafasan cuping hidung (+), penggunaan otot bantu nafas (+) 2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada dada kiri, nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat, pasien tampak sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan, nadi: 110x permenit 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya iskemik jaringan miokardditandai dengan pasien mengatakan tubuhnya lemas, pasien hanya berbaring ditempat tidur, nadi : 110 x / menit No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan infark ditandai dengan pasien mengatakan sesak nafas, penggunaan O2 (+) sebanyak 3 liter/menit, RR: 28 kali/menit, pernafasan cuping hidung (+), penggunaan otot bantu nafas (+) . Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2x 24 jam diharapkan sesak pasien hilangdengan outcome: Pasien tidak sesak Penggunaan O2 (+) RR: 20 kali/menit Pernafasan cuping hidung (+) Penggunaan otot bantu nafas (+) Beri/atur posisi semi fowler Berikan oksigen Ajarkan teknik bernafas dan relaksasi Observasi frekuensi kedalaman pernafasan termasuk penggunaan otot bantu Meningkatkan ekspansi paru-paru dan memudahkan pernafasan Penambahan suplai oksigen Memlatih nafas pasien Kecepatan pernafasan biansanya meningkat dispnea dan terjadi peningkatan kerja nafas dan kedalaman nafas 2 Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dan infark jaringanmiokard ditandai dengan pasienmengeluh nyeri pada dada kiri, nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat, pasien tampak sedikit meringis, skala nyeri 3 dari skala Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan nyeri pasien hilangdengan outcome: Tidak ada keluhan nyeri pada dada kiri Tidak meringis Pantau TTV Anjurkan teknik relaksasi progresif dan latihan nafas dalam Delegatif dalam Perubahan nadi, TD menunjukkan adanya perubahan tingkat nyeri pasien Teknik relaksasi dan IV. IMPLEMENTASI Hari/Tgl/Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Formatif Paraf Sabtu, 3 November 2012 Pkl.15.00 Pkl.16.00 Pkl. 18.00 Pkl. 19.00 1 1 1 & 2 1 2 2 2 2 Memberi/mengatur posisi semi fowler Memberikan oksigen 3 liter/menit Mengajarkan teknik bernafas dan relaksasi Mengobservasi frekuensi dan kedalaman pernafasan termasuk penggunaan otot bantu Meminimalkan aktivitas pasien Memantau TTV Delegatif dalam pemberian obatanalgetik ketoro Posisi behasil diatur, pasien merasa tenang O2 behasil diberikan, pasien tampak tenang Pasien mau mengikuti RR: 27 kali/menit, penggunaan otot bantu nafas (+), nafas cuping hidung (+) Aktivitas pasien dapat diminimalkan
0-10 yang diberikan, nadi: 110 x permenit Skala nyeri berkurang 0 dari skala 0- 10 yang diberikan Nadi 60-90 kali/menit pemberianobat analgetik Observasi lokasi, karakter, durasi, dan intensitas, nyeri, dengan menggunakan skala nyeri 0 (tidak nyeri) sampai 10 (nyeri hebat). Kaji gejala berkaitan, seperti mual dan diaporesis. distraksi berguna untuk mengalihkan perhatian pasien terhadap nyeri Pemberian obat analgetik untuk penahan nyeri Dengan mengobservasi tingkat nyeri pasien dapat ditentukan sejauh mana nyeri yang dirasakan dan untuk memudahkan member intervensi selanjutnya. 3 Intoleransi aktivitasberhubungan dengan adanyaiskemik jaringan miokardditandai dengan pasien mengatakan tubuhnya lemas,pasien hanya berbaring ditempat tidur, nadi : 110 x / menit Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan toleransi aktivitas pasien meningkat dengan outcome: Pasien tidak lemas Pasien mampu beraktivitas Nadi: 60-90 kali/menit Membantu aktivitas ADL Tingkatkan aktivitas secara bertahap Ubah posisi pasien (miring kiri, miring kanan) dan latih ROM (Ring Of Motion) Pasien sedikit bisa melakukan aktivitas Meningkatkan toleransi aktivitas pasien Mencegah kontraktur lak 31 amp Mengobservasi lokasi, karakter, durasi, dan intensitas, nyeri, dengan menggunakan skala nyeri 0 (tidak nyeri) sampai 10 (nyeri hebat). Kaji gejala berkaitan, seperti mual dan diaporesis. TD: 110/80 mmHg, Nadi: 115 kali/menit, Suhu: 36 0 C, RR: 27 kali/menit Obat berhasil masuk, reaksi alergi (-) Px masih mengeluh nyeri dada kiri, skala nyeri 3 dari skala nyeri 0-10 yang diberikan
Minggu, 4 November 2012 Pkl. 05.00 Pkl. 08.00 Pkl. 12.00 Pkl. 16.00 Pkl. 18.00 Pkl. 19.00 Pkl.20.00 1,2,3 3 3 1 2 2 3 1 2 Mengukur EKG Membantu aktivitas ADL ( memandikan pasien) Mengubah posisi pasien (miring kiri, miring kanan) dan latih ROM (Ring Of Motion) Mengobservasi frekuensi dan kedalaman pernafasan termasuk penggunaan otot bantu Delegatif dalam pemberian obatanalgetik ketoro lak 3 x 1 amp Memantau TTV Mengubah posisi pasien (miring kiri, miring kanan) dan latih ROM (Ring Of Motion) Mengobservasi frekuensi dan kedalaman pernafasan termasuk penggunaan otot bantu Memantau TTV Pasien menerima, perekaman berhasil, irama EKG ST (sinis takikardi) Pasien mau dimandikan Posisi berhasil diubah RR: 25 kali/menit, pernafasan cuping hidung (-), penggunaan otot bantu nafas (+) Obat berhasil masuk, reaksi alergi (-) TD: 100/80 mmHg, Nadi: 100 kali/menit, Suhu: 36,5 0 C RR: 26 kali/menit Posisi semi fwoler dapat diberikan, px merasa nyaman RR: 25 kali/menit, penggunaan otot bantu nafas (-), nafas cuping hidung (-) TD: 110/80, Nadi: 115 kali/menit, RR:
25 kali/menit, Suhu: 36 0 C Senin, 5 November 2012 Pkl. 05.00 Pkl. 08.00 Pkl. 12.00 Pkl. 13.00 Pkl.14.00 1,2,3 Mengukur EKG Membantu aktivitas ADL ( memandikan pasien) Delegatif dalam pemberian obatanalgetik ketoro lak 3 x 1 amp Mengobservasi frekuensi dan kedalaman pernafasan termasuk penggunaan otot bantu Memantau TTV Mengobservasi lokasi, karakter, durasi, dan intensitas, nyeri, dengan menggunakan skala nyeri 0 (tidak nyeri) sampai 10 (nyeri hebat). Pasien menerima, perekaman berhasil, irama EKG ST (sinis takikardi) Pasien mau dimandikan Obat berhasil masuk, reaksi alergi (-) RR: 25 kali/menit, penggunaan otot bantu nafas (-), nafas cuping hidung (-) TD: 110/80, Nadi: 100 kali/menit, RR: 25 kali/menit, Suhu: 36 0 C Px masih mengeluh nyeri dada kiri, skala nyeri 3 dari skala nyeri 0-10 yang diberikan, px tampak meringis. V. EVALUASI No. Hari/Tgl/Jam No. Dx Evaluasi Sumatif Paraf 1. Senin, 5 November 2012 Pk. 15.00 WITA 1 S: Pasien sudah tidak mengeluh sesak nafas O: Penggunaan O2 (-), penggunaan otot bantu nafas (-), pernafasan cuping hidung (-), RR: 20 kali/menit A: Tujuan sudah tercapai P: PertahankanIntervensi
2 Senin, 5 November 2012 Pk. 15.00 WITA 2 S : Pasien masih mengeluh nyeri pada dada kirinya O: Skala nyeri 3 dari skala 0-10 yang diberikan, px masih meringis, A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi
3 Senin, 5 November 2012 3 S: Pasien masih mengatakan lemas O: ADL masih dibantu,
Pk. 15.00 WITA A: Tujuan belum Tercapai P: Lanjutkan intervensi