Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM REM ABS (ANTI-LOCK BREAKING SYSTEM)


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Mekatronika
Dosen Pengampu: M. Subchan Mauludin, ST., MT










Disusun Oleh :
Nama : Wahid Nasruddin
NIM : 123010318



PROGAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT.yang telah melimpah rahmat, taufik dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mekatronika ini tanpa adanya suatu
halangan apapun. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.
Makalah ini disususn sebagai pertanggung jawaban mahasiswa yang diberi tugas
dalam mata perkuliahan Mekatronika, sekaligus sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa
dalam laporan yang kami buat ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. M. Subchan Mauludin,ST.,MT selaku dosen pengampu mata kuliah Mekatronika
2. Semua mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Semarang yang sudah banyak
membantu membuat makalah ini.
Dalam penulisan atau penyusunan makalah ini penyusun masih menyadari ada
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini, sangat saya harapkan.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Almamater
Universitas Wahid Hasyim Semarang dan bagi para pembaca pada umumnya. Terima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb

Semarang, September 2014

( Penulis)







DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Dasar Teori
BAB III Pembahasan
BAB IV Penutup



















BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mempengaruhi pembangunan
pada suatu negara dan tidak lepas dari alat transportasi. Karena itu, transportasi merupakan
alat yang sangat penting yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia.
Industri kendaraan juga berkembang seiring dengan berkembanganya kebutuhan sarana
transportasi. Oleh karena transportasi yang lengkap pada suatu daerah, maka kehidupan
masyarakat akan lebih sejahtera dan lebih maju. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini
yang mana membutuhkan sarana pengangkutan, maka perlu adanya transportasi yang
mendukung kemajuan teknologi tersebut.
Seiring bertambah berkembangnya transportasi masa sekarang ini dapat di lihat pada
sistem yang ada pada mobil tersebut, misalnya motor bensin yang dahulu menggunakan
karburator sebagai komponen utama sistem bahan bakar sudah digantikan dengan EFI, untuk
sistem pengisian dahulu kompensional sekarang sudah menggunakan IC, rem tromol
digantikan rem cakram, dahulu menggunakan rem manual sekarang sudah menggunakan Anti
Brake Sistem ( ABS ), di sini penulis akan berbicara tentang sistem rem khususnya pada
sistem rem cakram.
Kendaraan merupakan alat angkut barang dan manusia. Keamanan bagi pengendara
merupakan hal yang sangat penting, dimana pengereman bagi kendaraan merupakan salah
satu bagian kendaraan yang mempengaruhi keamanan. Meskipun pengereman dikendalikan
oleh pengendara, sistem pengereman juga akan mempengaruhi dan membantu pengendara
untuk mengurangi resiko kecelakaan karena sistem rem tidak berfungsi dengan baik.

B. Maksud dan Tujuan
Adapun dari penulisan makalah ini adalah penulis ingin mengetahui prinsip kerja pada
Rem cakram yang menggunakan ABS (Anti-lock Breaking System).

C. Batasan Masalah
Dalam hal ini, penulis membatasi dalam hal menganalisa sistem Rem cakram ABS,
yaitu:
1. Menganalisa cara kerja Rem cakram dengan sistem ABS (Anti-lock breaking
system).
2. Menganalisa kekuatan rem dalam pengeraman/perlambatan.





BAB II
DASAR TEORI
A. Sistem Rem
Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah
kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh
masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan.
Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan sesuai
dengan yang kita harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya lajunya
kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar.
Syaratsyarat sebuah rem adalah sebagai berikut:
1. Dapat bekerja dengan cepat.
2. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama dengan
atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh masing-masing
roda.
3. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.
4. Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman
Cara kerja rem adalah pengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan dengan jalan
menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar.
B. Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System)
ABS (Anti-Lock Brake System) adalah sebuah sistem pada kendaraan bermotor yang
mencegah terjadinya roda menjadi terkunci pada saat pengereman. Tujuannya adalah
memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol pengendalian pada saat
pengereman mendadak dan digunakan untuk memperpendek jarak pengereman (dengan
memperbolehkan pengemudi menginjak pedal rem secara penuh tanpa perlu khawatir
kendaraan akan selip dan lepas kendali seperti bila kita melakukan pengereman pada
kendaraan non ABS (Anti-Lock Brake System ). Cara kerjanya adalah pada kendaraan
terdapat electronic unit, speed sensor dan hydraulic valve pada brake circuit. Electronic unit
memonitor kecepatan dari roda pada saat pengereman,jika berbeda maka rem akan
merelease, dan selanjutnya mengerem lagi. Hampir sama dengan apabila kita melakukan
pengereman sedikit-sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan lepas. ABS tersebut bisa
melakukan pengereman dalam artian tekan-lepas sebanyak 20 kali per detik. Jadi dengan
teknologi ini berguna untuk mencegah ban terkunci.
Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya penguncian roda (wheel
lockup) saat pengeman mendadak di segala medan jalan. Hasil saat pengeraman adalah:
1. Mobil tetap stabil.
2. Arah kemudi stabil (Vehicle Stability).
3. Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah,
bersalju).
4. Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal (tinggat kestabilan).
5. Jika roda depan terkuci, mobil tidak mungkin bisa di arahkan
6. Jika roda belakang terkunci, mobil bisa tidak stabil dan tergelincir ke salah satu
sisi.
Jika permukaan jalan saat pengereman tidak rata, roda2 yang mengalami selip akan
mudah terkunci dan mobil akan berputar putar .namun dengan sistem ABS mobil akan tetap
stabil sampai mobil tersebut berhenti .
C. Komponen-Komponen Rem ABS (Anti-Lock Brake System)
1. Master selinder
Master selinder berfungsi :
a. Membangun tekanan hidraulis sesuai dengan gaya tekan pengemudi.
b. Tekanan hidraulis ini mengalir ke unit tekanan.
2. Unit control tekanan (akuator)
Unit control tekanan (akuator) berfungsi mengatur tekanan hidraulis rem untuk setiap roda
sesuai dengan perintah computer.
3. ABS control module
ABS control module berfungsi :
a. Mendapat informasi dari sensor putaran.
b. Menghitung tekanan ideal pada roda.
c. Mengirimkan perintah pengatur ke unit control tekanan rem
d. ABS control module selalu memeriksa fungsi diri secara otomatis
e. Bila fungsinya salah, ABS control module akan member tahu aliran dengan lampu
control pengemudi.
4. Sensor putran roda
Sensor putran roda berfungsi menyensor kondisi putaran roda, dan dari sensor tersebut
menghasilkan signal.
5. Selinder roda
Selinder roda berfungsi untuk menggerakkan atau menekan sepatu rem. Selinder roda
dihubungkan dengan master selinder dengan menggunakan pipa-pipa.
6. Lampu control
Lampu control berfungsi sebagai indicator ABS, bila terjadi kerusakan pada sisitem rem
ABS. lampu indicator akan menyala.
7. Sensor putran aksel belakang
Sensor putran aksel belakang berfungsi menghitung putran roda secara induktif dan mengirim
signal ke ABS control module.
D. Jenis-jenis ABS (Anti-Lock Brake System)
Pada sistem rem yang menggunakan ABS terdapat bebrapa jenis ABS, dintaranya :
1. 4-Sensor 4-Chanel
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving) yang memakai
X-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan kontrol roda belakang biasanya mengikuti
select-low logic agar mobil bisa stabil saat ABS bekerja.
Jenis ABS ini mempunyai empat wheel sensor dan 4 hydraulic control channel dan
masingmasing mengontrol secara tersendiri. Sistem ini mempunyai tingkat keamanan dan
jarak pemberhentian yang lebih pendek di berbagai macam kondisi jalan. Namun apabila
permukaan jalannya licin, besar gaya rem antara kanan dan kiri yang tidak rata akan
mengakibatkan terjadi gerakan Yawing pada bodi kendaraan sehingga bisa mengurangi
kestabilan. Karena itulah, kebanyakan mobil yang dilengkapi dengan tipe 4 channel ABS
memasukkan satu select low logic pada roda belakang agar mobil tetap stabil, di berbagai
macam kondisi jalan.
2. 4-Sensor 3-Chanel
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FR (Front engine Rear driving) yang memakai
H-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan roda belakang dikontrol secara bersamaan
pada brake pipe dengan dasar select-low logic.
Dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving), kebanyakan berat kendaraan
terpusat di roda depan dan berat titik tengah kendaraan saat direm juga berpindah ke depan
hampir 70%, gaya pengereman ini dikontol oleh roda depan. Artinya adalah kebanyakan
tenaga pengereman dibangkitkan oleh roda depan, sehingga agar ABS bisa efektif, maka
diperlukan pengaturan tersendiri (independent control) pada roda depan.
Namun demikian, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga sangat
penting untuk memastikan kendaraan aman saat dilakukan pengereman. Karena itulah apabila
saat ABS roda belakang bekerja di permukaan jalan yang licin, maka independent control
pada roda belakang mengatur agar gaya pengereman roda belakang tidak merata sehingga
mobil mengalami yawing.
Untuk menhindari gerakan yawing ini dan untuk menjaga agar mobil tetap aman saat
ABS bekerja di berbagai kondisi jalan, maka tekanan rem roda belakang diatur berdasarkan
kecenderungan roda mana yang mengalami lock-up. Konsep pengaturan ini dikenal dengan
Select-low control.

3. 3-Sensor 3-Chanel
Roda depan dikontrol tersendiri namun untuk roda belakang dikontrol secara
bersamaan oleh satu wheel speed sensor (khususnya differential ring gear).
Mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai sistem kontrol ABS
jenis ini. 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang. Roda belakang
dikontrol bersama dengan select low control logic. Untuk X-brake line system, diperlukan 2
channels (2 brake port di dalam unit ABS) untuk mengatur roda belakang dikarenakan
masing-masing roda belakang mempunyai jalur rem yang berbeda.
4. 1-Sensor 1-channel
Hanya mengatur tekanan roda belakang oleh satu sensor.Dipakai Untuk mobil yang
dilengkapi dengan H-bake line system, hanya untuk mengontrol tekanan roda belakang.Pada
rear diffirential dipasang satu wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepan
roda.
Cara kerjanya adalah saat dilaukan pengeraman mendadak roda depan akan terkunci,
sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti pada permukaan jalan yang
mempunyai daya gesek rendah (low- ) juga akan bertambah jauh. Sistem ini hanya akan
membantu untuk penghentian lurus.














BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rem ABS
Sistem rem anti terkunci atau anti-lock braking sistem(ABS) merupakan sistem
pengereman pada mobil agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman
mendadak/keras.
Sistem ini bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian
atau semua roda berhenti sementara mobil masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali
sama sekali. Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston
rem untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses
itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat
dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif.

B. Manfaat Fitur ABS
Kesalahan persepsi pada fungsi rem menyebabkan redahnya pemahaman konsumen
pada manfaat rem ABS (Anti-lock Braking System). Karena itu, tak mengherankan bila masih
banyak konsumen mobil yang menganggap sepele fungsi fitur rem ABS. Padahal, fitur ABS
sangat besar manfaatnya bagi keselamatan berkendara, terutama saat pengereman mendadak
terlebih dilakukan di jalan yang licin.
Sampai detik ini pun banyak di antara pengemudi yang memahami rem sebagai
penghenti laju kendaraan. Padahal, fungsi rem hanyalah mengurangi putaran roda. Cobalah
Anda bayangkan, mengapa mobil yang berlari kencang masih meluncur ketika rem sudah
diinjak sedemikian dalamnya. Apalagi bila dilakukan dalam kondisi lintasan basah atau
berpasir.

C. Identifikasi Masalah
Penyebab masih meluncurnya mobil setelah di rem bukan karena roda yang masih
berputar, tapi diakibatkan gaya sentrifugal. Semakin kencang pergerakan mobil maka
semakin besar potensi gaya sentrifugal yang diterimanya ketika dilakukan pengentian
mendadak. Pada mobil tanpa fitur ABS gaya sentrifugal yang besar bahkan mampu menyeret
ban yang terkunci oleh rem.
Efek dari gaya sentrifugal memang hanya melempar mobil lurus ke depan. Namun bisa
dibayangkan, bagaimana bila ketika gaya sentrifugal diterima mobil posisi roda depan sedang
dalam keadaan miring. Ya, mobil akan meluncur tak terkendali, bahkan paling fatal
mengakibatkan mobil terbalik.
Untuk mengurangi gaya sentrifugal itulah maka tercipta rem ABS. Namun jauh
sebelum ABS ditemukan para pembalap telah menerapkan prinsif kerja rem ABS secara
manual. Para pembalap biasanya melakukan pengereman dari kecepatan tinggi dengan cara
menekan pedal rem secara bertahap, dalam reflek tinggi dan bobot tekanan yang berbeda-
beda.
Pengemudi awam kerap memahami metode ini dengan melakukan tindakan
mengocok rem. Namun hampir sebagian besar dari mereka salah menerapkannya. Alhasil,
tak ada manfaat dari tindakannya itu.
Sebetulnya, yang dilakukan pembalap tempo dulu (sebelum ditemukan ABS) sama
dengan prinsip sederhana kerja fitur ABS. ABS melakukan pengurangan laju secara gradual
dengan pengereman bertahap. Metode kerjanya dikontrol secara mekanis. Tujuannya, untuk
menghindari roda terkunci, sehingga potensi gaya sentrifugal yang akan mendorong mobil
ikut terkurangi.
Pada mobil-mobil mahal, sistem ABS sudah dikontrol oleh teknologi komputer yang
cerdas. Beberapa mobil canggih bahkan bisa mengontrol besaran tekanan rem yang
dibutuhkan untuk masing-masing roda.
Namun terkadang, tanpa di sadari, banyak pengendara mobil berfitur ABS masih
memperlakukan gaya pengereman mengocok. Tindakan ini sama sekali tidak dibutuhkan.
Sebaliknya bila hal ini dilakukan maka hanya akan membingungka sensor ABS yang pada
ujungnya mengurangi sensitifitas pengereman.














BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kendaraan yang
B. Saran






































DAFTAR PUSTAKA

http://panjimitiqo.wordpress.com/2010/05/22/rem-abs-anti-lock-braking-sistem/
http://muharfan95.wordpress.com/materi-3/sistem-rem/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rem_anti_terkunci

Anda mungkin juga menyukai