Anda di halaman 1dari 16

1

RESPONSI EKLAMPSIA
SMF OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI
RSU HAJI SURABAYA
2010

Pembimbing : dr. Eddy Zarkaty Monasir, SpOG
Oleh : Putri Wulan Sukmawati (09030054)

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. A.W Nama Suami : Tn. S
Umur : 29 Tahun Umur : 30 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Klampis Semalang Gg VII no 32 B Sby
MRS : 6 Nopember 2010 (jam 15.10)
No RM : 561811

II. ANAMNESA
1. Keluhan Utama : kejang
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Penderita datang ke VK diantar keluarga dengan keluhan kejang. Kejang
dialami 2 kali. Kejang pertama di rumah, kejang kedua dialami selama
perjalanan ke VK Bersalin RS Haji. Sebelumnya, saat pagi hari (kontrol di
bidan) mengeluh nyeri kepala yang hilang timbul terutama di tengkuk dan tensi
saat itu 150/100. Selama kontrol di bidan, pasien tidak pernah tensi tinggi,
sebelum hamil tidak pernah kontrol kesehatan. Saat kontrol tidak mendapatkan
pengobatan dan KIE dari bidan tersebut.
Selama di rumah, nyeri kepala masih ada tetapi tidak memberat. Pasien
tidak mengeluh mual, tidak muntah, tidak mengeluh nyeri ulu hati, tidak
mengeluh pandangan kabur, tidak mengeluh sesak, tidak panas sebelumnya.
2

Kaki membengkak mulai 1 bulan terakhir dan semakin memberat (merasa
sandal tidak cukup lagi) tetapi pasien masih bisa berjalan.
Pasien belum merasa kenceng-kenceng selama hamil ini, tetapi sering
merasa janin bergerak aktif. Di rumah tidak keluar darah maupun lendir, tidak
merasa keluar cairan ketuban.
Selama kehamilan, pasien kontrol di bidan secara teratur, dan minum teratur
obat-obat yang diberikan bidan tersebut (Calk, vitamin C, SF). Tekanan darah
antara 100/70 mmHg sampai dengan 110/70 mmHg.
Pasien tidak mengeluh gangguan BAK, BAK sering dan lancar, tidak
mengeluh nyeri saat BAK, warna putih kekuningan sedikit keruh, BAK merah
sebelumnya tidak pernah dialami pasien.

3. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi : disangkal
Diabetes mellitus : tidak ada
Sakit ginjal : tidak ada
Asma : tidak ada
Alergi : tidak ada

4. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi : ada, pada ayah dan nenek
Diabetes mellitus : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Asma : tidak ada
Alergi : tidak ada

5. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 5-6 hari
Dismenorhea : Tidak pernah
Fluor albus : Tidak pernah
3

HPHT : 6 Maret 2010
TP : 13 Desember 2010
Umur kehamilan : 34-35 minggu

6. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 1 tahun

7. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Hamil ini

8. Riwayat ANC
Perawatan antenatal di bidan praktek swasta > 8 kali

9. Riwayat KB
Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

III. PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi badan : 148 cm
Berat badan awal : 57 kg
Berat badan hamil : 70 Kg
Keadaan umum : Tampak lemah
A / I / C / D : - / - / - / -
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 150 / 100 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu (axiller) : 36,8C
RR : 20 x / menit
a. Status Generalis
Kepala : Oedem kelopak mata + / +
Konjunctiva anemis - / -
Sclera icterus - / -
4

Chloasma gravidarum +/+
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Bentuk normal, gerak simetris, mammae membesar +/+,
hiperpigmentasi areola mammae +/+, ASI -/-
Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh - / - , Whz - / -
Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : I = striae gravidarum (+); bekas jahitan operasi (-)
P = nyeri tekan (-)
P = tidak dilakukan
A = BU dalam batas normal
Ekstremitas : akral hangat + + oedem + +
+ + + +
b. Status Obstetri
Leopold
LI : teraba lunak, tidak melenting, kesan bokong di fundus uteri TFU 28 cm
LII : punggung kiri , bagiang kecil-kecil di kiri (DJJ 12.12.13 148 x/menit)
L III: teraba bulat, kerang melenting, bagian bawah belum masuk ke dalam
PAP
L IV: tidak dilakukan
Vaginal Toucher : (-)cm/ ketuban utuh/ letak belakang kepala/ Sutura
sagitalis melintang/ Ukuran Panggul Dalam kesan normal, bagian terendah
janin masih tinggi, pelvic score = 2
c. status neurologi:
KU : tampak apatis
Kesadaran : GCS 356
Kaku kuduk : tidak didapatkan
Pemeriksaan nervus cranialis:
n. II/III : refleks cahaya +/+ 3 mm/3 mm
n. cranialis lain : tidak dievaluasi
Motorik : sulit dievaluasi
Sensorik : sulit dievaluasi
Refleks fisiologi : refleks patella (+/+)
5

Refleks patologis : (-)
Provokasi test : (-)

IV. RESUME
Ny. A.W, 28 tahun
Primigravida, Usia kehamilan 34-35 minggu
Kejang (+)
Hipertensi sebelumnya selama kehamilan (-)
Pemeriksaan Fisik:
o Keadaan umum: tampak lemah
o GCS : 356
o Tekanan Darah 150/100
o Oedema anasarka (+)
o Kaku kuduk (-)
o Refleks patella (+/+)
Status obstetri:
o TFU 28 cm
o DJJ 148 x/menit
o His (-)
o Taksiran berat janin: 2300 gram
o VT: (-)cm/ ketuban utuh/ letak belakang kepala/ Sutura sagitalis
melintang/ Ukuran Panggul Dalam kesan normal, bagian terendah
janin masih tinggi, pelvic score = 2

V. DIAGNOSA
G1 P0000 A000 34/35 minggu Tunggal Hidup intrauterine tak inpartu TBJ
2300 gram + eclampsia

VI. RENCANA
a. Diagnosa
Laboratorium: Darah lengkap, urine lengkap, SGOT/SGPT, BUN/ kreatinin
serum, faal hemostasis, asam urat, albumin
6

Lain-lain: EKG, NST
b. Terapi
Bebaskan jalan napas
Pasang O
2
masker 8 lpm
Inf. RD5


Anti convulsan:
Loading dose: Inj. 4 gr (20 cc) MgSO
4
20% i.v pelan-pelan selama
15 menit
Maintenance: inj. 10 gr MgSO
4
40% drip dalam lart. RD5 17
tts/mnt selama 1x 24 jam post partum
Antihipertensi: Nifedipin 3x10 mg
Konsul mata
Konsul jantung
c. Monitoring
Kesadaran
Vital sign (tensi, nadi, RR, suhu)
Balance cairan catheter
d. Edukasi
Diagnosa pasien
Rencana yang akan kita lakukan pada pasien
Komplikasi pada ibu dan janin
Pro terminasi kehamilan

7

VII. FOLLOW UP
Jam Subyektif Obyektif Assesment Planning
16.05 Nyeri kepala (+)
mual (+),
muntah (+),
pandangan kabur (-)
T: 160/100
N: 82
Temp: 36,5
RR: 18
Hasil NST:BL 140, VCR 5, FAD
reaktif
G1P0000 34/35 mgg T/H
intrauterine tak inpartu TBJ
2000 gram + eclampsia
Dx: cek lab lengkap
Tx:
O2 6-8 lpm
Misoprostol 4x50 mg/vag/6 j
s/d PS 5
Bila PS 5 pro OD 12 jam
setelah misoprostol terakhir
Misoprostol I 4x50 mg/vag/6 j
Bila inpartu pro percepat kala
II dengan vacuum (KIE
dahulu)
Mx:
Vital sign
Prod. urine 600 cc
Pelvic score
16.30 Nyeri kepala (+) T: 160/100 G1P0000 34/35 mgg T/H Dx: (-)
8

mual (+),
muntah (+),
pandangan kabur (-)
N: 82
Temp: 36,5
RR: 18
Hasil lab :
Hb 12,3 (N)
WBC 10.810 (N)
Hct 37,8 (N)
Tromb 118.000 (N)
PPT C 27,5 P 28,8
GDA 102 (N)
BUN 9 (N), SC 0,8 (N)
asam urat 9,3
OT/PT 26/13 (N)
UL:
BJ 1020
pH 6
Nitrit (-)
Protein 500 (+4)
Glukosa N
intrauterine tak inpartu TBJ
2000 gram + eclampsia
Tx:
Misoprostol 4x50 mg/vag/6 j
s/d PS 5
Bila PS 5 pro OD 12 jam
setelah misoprostol terakhir
Misoprostol I 4x50 mg/vag/6 j
Bila inpartu pro percepat kala
II dengan forceps (KIE
dahulu)
Mx:
Vital sign
Prod. urine 600 cc
Pelvic score
9

Keton (-) urobilin N
bilirubin (-)
Sedimen: eri (-), leuko (1-2),
cylind granular
cast (+), epithel
(5-8), bact (-),
cryst amorph urat
(+), lain2 (-)
Hasil NST : BL 140, VCR 5, FAD
reaktif
18.55 Nyeri kepala (+)
mual (+),
muntah (+),
pandangan kabur (-)
T: 160/100
N: 88
Temp: 36,6
RR: 20
G1P0000 34/35 mgg T/H
intrauterine tak inpartu TBJ
2000 gram + eclampsia
Dx: (-)
Tx:
Misoprostol II 4x50 mg/vag/6
j PS = 3 proevaluasi jam
00.55
04.00 Kenceng-kenceng
(+), gerak janin (+),
mual (-), muntah (+),
GCS 456
T 140/90
N 88
G1P0000 34/35 mgg T/H
intrauterine + inpartu TBJ 2000
gram + eclampsia
Observasi CHPB
Evaluasi 2 jam pro forceps
10

pandangan kabur (-),
nyeri kepala
RR 20
t 36,8
AICD (-), C/P dbn
St. Obs:
DJJ (+) 12.13.13 his 3.10.45
VT 7 cm/eff 75%/let kep/ UUK
di depan/ H II/ket (+)
05.30 Ibu ingin mengejan,
keteuban pecah Spt
Mual (-), muntah (-),
nyeri kepala (-)
GCS 456
T 140/90
N 84
RR 20
t 36,8
AICD (-), C/P dbn
St. Obs:
DJJ (+) 12.12.13 his 4.10.45
VT 7 cm/eff 75%/let kep/ UUK
di depan/ H IV/ket (-)
G1P0000 34/35 mgg T/H
intrauterine + inpartu TBJ 2000
gram + eclampsia
Pro forceps
05.40 Crowning (+) Lahir bayi Spt B / / 1700 gr / 43 cm / A-S 7-8 + episiotomy dalam persiapan forceps
11

05.45 Lahir plasenta lengkap UC baik, perdarahan 200 cc
Hecting perineum
05.55 Keluhan (-)
T 140/100, N 100 t 36,5 RR 20
TFU setinggi pusat, konsistensi keras, VU kosong
06.10 T 140/100, N 100 t 36,5 RR 20
TFU setinggi pusat, konsistensi keras, VU kosong
06.25 T 130/100, N 96 t 36,3 RR 20
TFU 1 jari bawah pusat, konsistensi keras, VU kosong
06.40 T 130/100, N 96 t 36,3 RR 20
TFU 1 jari bawah pusat, konsistensi keras, VU kosong
07.10 T 120/80, N 100 t 36,5 RR 20
TFU 1 jari bawah pusat, konsistensi keras, VU kosong
07.40 Pasien dipindahkan ke ruang nifas
12

VIII. DISKUSI
Preeklampsia merupakan suatu diagnosis klinis. Definisi klasik preeklampsia
meliputi 3 elemen, yaitu onset baru hipertensi (didefinisikan sebagai suatu
tekanan darah yang menetap 140/90 mmHg pada wanita yang sebelumnya
normotensif), onset baru proteinuria ( didefinisikan sebagai 300 mg/24 jam
atau +2 pada urinalisis bersih tanpa infeksi traktus urinarius), dan onset baru
edema yang bermakna. Pada beberapa konsensus terakhir dilaporkan bahwa
edema tidak lagi dimasukkan sebagai kriteria diagnosis.
a. Pada kasus pasien ini bisa diklasifikasikan eklampsia oleh karena dari
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan tanda
dan gejala dari preeklampsia-eklampsia yaitu:
Untuk usia kehamilan pasien ini memenuhi > 20 minggu (34-35 minggu)
tetapi pada manifestasi klinis, pasien ini tidak didapatkan gejala-gejala
preeklampsia, karena tidak didapatkan nyeri kepala, tidak ada mual, tidak
ada muntah, tidak mengeluh nyeri ulu hati, dan tidak disertai pandangan
kabur, sehingga sulit diklasifikasikan dalam preeklampsia. Hanya keluhan
tersebut dialami saat kontrol di bidan pagi harinya, kemudian pada saat
malamnya timbul kejang secara tiba-tiba, tidak disertai demam maupun
tanda-tanda infeksi lainnya dan tidak didapatkan riwayat kejang
sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan penurunan kesadaran (GCS 356),
oedema anasarka, dan pada tekanan darah didapatkan 140/90 pada awal
datang, dan disertai keluhan kejang pada saat datang sehingga pada pasien
ini dapat diklasifikasikan pada hipertensi selama kehamilan dengan tipe
eklampsia sesuai definisi eklampsia.
Pada pemeriksaan penunjang, dilakukanpemeriksaan urine lengkap dan
pada pasien ini didapatkan proteinuria +4
Sehingga bisa ditarik kesimpulan, pasien ini tergolong eklampsia dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis banding eklampsia ini bisa terjadi pada meningitis, epilepsi dan
reaksi konvulsi (histeris)
13

Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien ini bisa
disingkirkan dari diagnosis penyakit yang lain. Pada meningitis didapatkan
trias yaitu febris, nyeri kepala dan meningeal sign (+) sedangkan pada pasien
ini tidak febris dan meningeal sign negatif.
Pada epilepsi, setelah fase convulsi pasien tetap sadar, ada riwayat kejang
sebelumnya, sedangkan pada pasien ini setelah convulsi didapatkan penurunan
kesadaran dan tidak didapatkan riwayat kejang sebelumnya.
Pada reaksi konvulsi terutama histeris, pada anamnesa pasien ini kurang bisa
dipahami dan pada pemeriksaan fisiknya terdapat tahanan saat kita berusaha
membukanya kelopak mata, walaupun kita paksa tetap pada pasien ini secara
sengaja tetap menutupnya, sedangkan pada pasien ini tidak didapatkan gejala-
gejala histeris.
Pada penatalaksanaan preeklampsia berat, tetap di rawat di rumah sakit dengan
dua pertimbangan penatalaksanaan, yang pertama penatalaksanaan
preeklampsia berat dengan konservatif dan preeklampsia berat dengan tindakan
aktif yaitu dilanjutkan dengan tindakan terminasi pada kehamilannya,
sedangkan pada eklampsia harus diterminasi kehamilannya dengan tidak
mempertimbangkan usia kehamilannya berapapun itu.
Untuk penatalaksanaan preeklampsia berat dalam perawatan konservatif
diperlukan lama perawatan konservatif sekitar 7-15 hari. Dengan indikasi usia
kehamilan < 34 minggu (estimasi berat janin < 2000 g tanpa ada tanda-tanda
impending eklampsia). Selain intu untuk penatalaksanaan awal harus
diperbaiki keadaan umum dengan prosedur ABC (Airway, Breathing,
Circulation)
Airway, pasien diposisikan jaw thrust untuk membebaskan jalan napas
Breathing, pasien diberikan oksigen masker 8-10 liter permenit
Circulation, pasien dberikan infus ringer dextrose 5% dan dimonitoring
dengan pemasangan catheter
Drugs, pasien ini diberikan obat-obatan anti convulsi, anti hipertensi
Pada pasien ini, awal datang ditangani secara umum kemudian ditangani
lanjut dengan pemberian obat-obatan secara spesifik.
14

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badannya kurang dari 2500 gr.
Terdapat beberapa kriteria dikatakan BBLR sebagai berikut:
1. BBLR, sesuai dengan masa kehamilannya (SMK), menurut perhitungan hari
pertama haid terakhir (HPHT).
2. Bayi dengan ukuran kecil masa kehamilan (KMK), artinya bayi yang berat
badannya kurang dari persentil ke-10 dari berat sesungguhnya yang harus
dicapai, menurut umur kehamilannya.
3. Atau BBLR ini disebabkan oleh kombinasi keduanya artinya
a. Usia kehamilannya belum mencapai waktunya lahir
b. Tumbuh kembang intrauteri mengalami gangguan sehingga terjadi kecil
untuk masa kehamilannya.
Kematian perinatal pada bayi berat lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi
normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis BBLR ini tergantung dari
berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi (makin muda masa
gestasi/ makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian),
asfiksia/iskemia otak, sindroma gangguan nafas, perdarahan intraventrikuler,
displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik
(asidosis, hipoglikemia, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung
dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan saat
kehamilan, persalinan dan postnatal, dan prognosis akan lebih buruk lagi bila
berat badan makin rendah.
Bayi pada pasien ini termasuk BBLR oleh karena berat badan lahirnya kurang
dari 2500 gram.
Forceps adalah Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu
tarikan cunam yang dipasang pada kepalanya.
INDIKASI :
* Relatif (Profilaktif)
a.Boleh dikerjakan, boleh tidak ok. dlm 15 menit bayi bisa lahir
b. Dikerjakan (untung +)
c. Tak dikerjakan (rugi -)
* Absolut
a. Indikasi ibu : Pre Eklampsia, Eklampsia, Peny. Jantung, Paru, dll
15

b. Indikasi bayi : Gawat janin
c. Indikasi Waktu : Kala II Memanjang
SYARAT PEMASANGAN FORCEP :
a. Janin hidup dpt lahir pervaginam (CPD -)
b. Pembukaan cervix lengkap
c. Ketuban sudah pecah / dipecah
d. Bentuk dan ukuran kepala normal sehingga dapat dipegang oleh cunam
(hydrocefalus-)
e. Penurunan kepala cakap (H. III +)

Pasien ini tidak dilakukan ekstraksi forceps, ini merupakan kesalahan fatal untuk
penatalaksanaan pada pasien gravid dengan eklampsia oleh karena kecenderungan
terjadi convulsi lagi oleh karena mengejan pada ibu akan jauh lebih besar.
Sehingga bila partus ibu dibantu dengan ekstraksi forceps, maka kecenderungan
untuk terjadi kejang lagi diperkecil oleh karena tenaga yang dikeluarkan 100%
dari penolong.
Pada pasien ini, tidak bisa dilakukan persalinan dengan forceps oleh karena tidak
memenuhi syarat-syarat forceps yaitu berat badan kurang dari 2000 gram
sehingga dalam pemegangan kepala janin oleh forceps akan sulit dilakukan, tidak
didapatkan pembukaan lengkap padahal pada forceps harus pada pembukaan
lengkap, dan penurunan kepala bayi tidak berada pada bidang hodge III+.
Pemeriksaan asam urat tidak diperlukan untuk terapi preeclampsia, tetapi pada
preeclampsia seharusnya didapatkan kenaikan asam urat oleh karena
metabolisme tubuh pada preeclampsia menyebabkan vasospasme dari
pembuluh darah arteri, sehingga berpengaruh juga pada metabolisme pada
asam urat.
Pemberian nifedipin seharusnya diberikan pada tekanan darah 160/90, tetapi
pada rumah sakit tertentu prosedur tersebut diberikan pada tekanan darah
140/90. Ini berguna untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin. Salah satu
komplikasi pada ibu adalah serangan stroke terutama pada tensi yang tinggi,
sehingga pemberian dini nifedipin bias bermanfaat pada pengendalian tekanan
darah. Apabila tekanan darah 140/90 sebaiknya tidak diberikan nifedipin
16

oleh karena penurunan tekanan darah yang signifikan bisa berbahaya pada ibu
oleh karena tidak adanya system kompensasi tubuh terhadap perubahan
tekanan darah secara mendadak. Pemberian antihipertensi ini juga harus
ditappering off setelah partus. Dosis mulai ditappering off sampai tekanan
darah ibu dipertahankan cukup normal sesuai saat sebelum hamil.

Anda mungkin juga menyukai