Anda di halaman 1dari 3

LTM Ringkasan FG 2-Kelompok

Oleh Nerissa Angelina 1406567574


1. Tahap Perkembangan Kelompok
Menurut Tuckman (dalam Suzanne Janasz, Karen Dowd, dan Beth Schneider, 2009)
kelompok tumbuh dan berkembang melalui serangkaian tahapan. Setiap tahap
tersebut memiliki karakteristik dan menyajikan tantangan khusus bagi anggota dan
pemimpin kelompok. Tahapan tersebut adalah:
- Tahap Pertama: Pembentukan (Forming)
Kelompok dibentuk dalam tujuan menyelesaikan tugas tertentu. Anggota
kelompok belum mengenal satu sama lainnya. Dengan bersama-sama, mereka
mendefinisikan tugas awal, membagi tugas, dan belajar untuk memanajemen
sumber daya (waktu, peralatan, personil) yang tersedia untuk menyelesaikan
tugas. Di tahap ini, kelompok melakukan pemilihan pemimpin, mengenal satu
sama lain, memantapkan misi dan tujuan, dan menetapkan norma untuk bekerja
sama.
- Tahap Kedua: Goncangan (Storming)
Mengetahui perbedaan dari anggota kelompok, baik dari arah kepemimpinan,
persepsi kualias yang diharapkan, dan produk akhir. Konflik akan sering terjadi,
namun mungkin belum antusias dalam menghadapinya. Muncul perasaan bahwa
masing-masing anggota adalah yang terbaik, maka timbul perlawanan-perlawanan
tetapi tidak mengacaukan kelompok.
Sembari konflik, kelompok juga dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, serta
memotivasi kelompok sehingga produktivitas kelompok dapat meningkat seiring
dengan ketegangan.
- Tahap Ketiga: Membangun Norma (Norming)
Anggota kelompok berusaha menetapkan dan mematuhi pola perilaku yang dapat
diterima. Anggota kelompok mulai mengekspresikan kritik yang sifatnya
membangun. Keselarasan mulai terlihat di tahap ini, konflik yang tidak perlu
jarang terjadi, dan sesama anggota kelompok menjadi lebih ramah. Kerjasama
terlihat lebih intensif di tahap ini. Karena anggota kelompok sudah percaya satu
sama lain.
- Tahap Keempat: Melaksanakan (Performing)
Status anggota kelompok sudah stabil, tugas sudah jelas, dan perhatian kelompok
lebih pada kepentingan kelompok, bukan kepentingan individu. Pada tahap ini,
anggota terlibat dalam perubahan yang membangun demi kebaikan kelompok,
seperti kemampuan berkomunikasi dan kemampuan antisipasi dalam menangani
masalah kelompok. Sehingga akibatnya, rasa keterikatan kelompok juga
berkembang.
- Tahap Kelima: Penangguhan (Adjourning)
Setelah menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan, kelompok boleh bubar secara
permanen atau sementara. Jika pengalaman itu positif, anggota kelompok akan
kecewa. Jika pengalaman itu negative, maka anggota kelompok akan
berterimakasih. Oleh karena itu, ketika penangguhan, dibahas mengenai pelajaran
yang dapat diperoleh selama bekerja di dalam kelompok. Setelah mengakui
kelompok, di tahap ini, kelompok bisa saja menerima anggota baru atau menerima
tujuan baru.
2. Kelompok Formal dan Kelompok Informal
Kelompok formal ialah kelompok yang mempunyai struktur organisasi dan peraturan
tegas yang dengan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan
antar anggota. Sebaliknya, kelompok informal adalah kelompok yang tidak
mempunyai struktur organisasi dan peraturan tertentu.
Contoh kelompok formal sendiri adalah sekolah, universitas , atau perusahaan.
Sedangkan contoh kelompok informal adalah peergroup, geng, paguyuban, dll

3. Tipe Kelompok berdasarkan Efektivitasnya
Johnson dan Johnson telah mengklasifikasikan tipe-tipe kelompok berdasarkan
efektivitasnya, yaitu:
1. Kelompok Pseudo
Kelompok yang mendapat tugas untuk bekerja bersama, namun tidak berminat
untuk melaksanakannya. Bukannya kerjasama, malah timbul persaingan individu
dalam kelompok ini. Mereka menghalangi kinerja satu sama lain. Timbul perasaan
bahwa bekerja individual lebih baik daripada bekerja kelompok. Oleh karena itu,
kelompok ini tidak akan mencapai kematangan karena anggotanya tidak berminat
dan tidak komit akan masa depan kelompoknya.
2. Kelompok Tradisional
Kelompok yang sadar harus bekerja sama, hanya sadar. Mereka percaya
kerjasama mereka dinilai secara individu. Kerjasama bagi mereka adalah
formalitas. Akibatnya tugas menjadi terstruktur dimana kerjasama menjadi minim
untuk dilakukan. Sering ditemukan anggota kelompok yang bermalas-malasan,
freerider, dan bergantung kepada orang lain di kelompok ini.
3. Kelompok Efektif
Kelompok yang anggotanya komit untuk memaksimalkan keberhasilan dirinya
dan anggota-anggota lain. Kelompok ini berisikan anggota-anggota kelompok
yang mempunyai sifat membangun kelompoknya. Masalah tanggung jawab dan
kepemimpinan sudah bukan hal baru bagi kelompok ini.
4. Kelompok Kinerja Tinggi
Memenuhi seluruh criteria dari kelompok efektif, bahkan setingkat diatasnya. Bisa
dilihat dari tingkat komitmennya, tingkat kepercayaannya, tingkat respek, dan
pengembangan pribadi setiap anggota kelompok. Namun, jarang ada kelompok
yang mencapai tingkat ini.

Anda mungkin juga menyukai