Anda di halaman 1dari 15

1

LAPORAN KASUS
ARTRITIS GOUT
IDENTITAS PASIEN
Pemeriksa : Dzul Ikram

Nama : Ny. Kartini
Umur : 43 Tahun
J. Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta (pegawai kantin)
Alamat : Jl. Dg. Hayo Komp. Kodam RT 006/RW 002
Tgl Periksa : 15-16 Oktober 2011

ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri pada pergelangan kaki kiri
Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak 1 bulan yang lalu saat bangun tidur pagi hari sehingga osi tidak
dapat berjalan, tidak terus menerus, dan memberat sejak 2 hari terakhir. Nyeri
dirasakan seperti ditususk-tusuk, nyeri berkurang dengan minum obat dari dokter
(dextral, phenylbutazon, hufamag, arkafit). Bengkak (+) turun dengan istirahat,
kemerahan (-). Demam tidak ada, mual-muntah tidak ada.
BAB : baik
BAK.: baik
Riwayat keluhan yang sama (+) dialami sejak 20 tahun yang lalu awalnya
mengenai sendi kecil pada tangan kemudian siku, lutut, ibu jari dan pergelangan
kaki. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan seperti dextral, phenylbutazon, hufamag,
arkafit.
Riw. Penyakit Sebelumnya :

2

Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat kolesterol (-)
Riwayat penyakit ginjal (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga (+): tante dari ibu
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat hiperkolesterol/ Hiperlipidemia (-)
Riwayat diabetes melitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit ginjal (-)

PEMERIKSAAN FISIS
Status Present :
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 75 kg
Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,6
o
C
Kepala : Anemis (-), Sianosis (-), Ikterus (-)
Leher : DVS tidak ada peninggian
Thoraks : Vesikuler, Rh (-), Wh (-)
Cor : Suara jantung I dan II murni, reguler
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Nyeri pada pergelangan kaki kiri

PEMERIKSAAN PENUNJANG

3

Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
ARTRITIS GOUT
PENATALAKSANAAN
Pengobatan farmakologi yang diberikan adalah:
Natrium Diklovenak 3 x 1
Meloxicam 1 x 1
Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain :
Istirahat teratur dan tidur yang cukup
Menurunkan berat badan
Makan makanan yang bersih, sehat, dan bergizi.
Olahraga teratur

HASIL KUNJUNGAN RUMAH
1. Kunjungan Rumah (15 Oktober 2011)
Keluhan : Nyeri pada pergelangan kaki
Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu : 36,6
o
C
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Anemis (-), Sianosis (-), Ikterus (-)
Leher : DVS tidak ada peninggian
Thoraks : Vesikuler, Rh (-), Wh (-)
Cor : Suara jantung I dan II murni, reguler
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Nyeri pada pergelangan kaki kiri

4

Penatalaksanaan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara
lain :
Istirahat teratur dan tidur yang cukup
Menurunkan berat badan
Makan makanan yang bersih, sehat, dan bergizi.
Olahraga teratur
2. Kunjungan Rumah II (16 Oktober 2011)
Keluhan : Nyeri Nyeri pada pergelangan kaki
Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,6
o
C
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Anemis (-), Sianosis (-), Ikterus (-)
Leher : DVS tidak ada peninggian
Thoraks : Vesikuler, Rh (-), Wh (-)
Cor : Suara jantung I dan II murni, reguler
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Nyeri pada pergelangan kaki kiri
Penatalaksanaan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara
lain :
Istirahat teratur dan tidur yang cukup
Menurunkan berat badan
Makan makanan yang bersih, sehat, dan bergizi.
Olahraga teratur



5

Berikut akan dibahas mengenai keluarga pasien :
1. Profil Keluarga :
Ny. Kartini adalah seorang istri dari Bapak Burhani dan memiliki 3 orang
anak yaitu : anak pertama bernama Anto yang sekarang duduk di bangku kelas 1
SMP UMI, anak kedua Rian dan ketiga bernama Uni keduanya duduk di bangku
kelas 2 SD Borong. Selain itu, ibu kartini memiliki seorang adik laki-laki yang
berkuliah di UMI dan tinggal bersama mereka.
2. Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga
Bapak Burhani bekerja di Balai POM adalah sebagai tenaga honorer dan
Istrinya sebagai seorang wiraswasta (pegawai kantin). Penghasilan bapak Burhani
sampai saat ini dirasa mencukupi kebutuhan keluarganya, apalagi istrinya juga
bekerja, sehingga dapat membantu kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anak-
anaknya.
Rumah pasien luasnya 8x10 m
2
dan dihuni oleh 6 orang. Jumlah kamar yang
ada sebanyak 2 buah kamar tidur, 1 kamar digunakan oleh Tn dan Ny. Kartini serta
anak bugsu mereka, sedangkan kamar yang lainnya digunkan oleh adik dan dua
orang anak laki-lakinya. Rumah pasien terdiri dari ruang tamu dan ruan keluarga
yang jadi satu, ruang makan dan dapur terpisah. WC terletak bersebelahan dengan
dapur. Rumah tersebut adalah bangunan permanen, pembangunannya sempurna,
dinding rumah bersih sudah dicat berwarna putih. Isi rumah tidak tertata rapi,
namun cukup bersih, memiliki ventilasi dan pencahayaan yang kurang baik. Sumber
air diperoleh dari sumur yang letaknya di depan rumah. Bapak Burhani memiliki
sebuah sepeda motor yang digunakannya untuk transportasi ke tempat kerjanya.

3. Riwayat Penyakit Keluarga
Berdasarkan wawancara dan kunjungan ke rumah Ny. Kartini diketahui
bahwa orang tua (ibu dan bapak) pasien tidak memiliki riwayat keluhan yang sama
tetapi osi mengaku memiliki seorang tante dari ibu yang memiliki keluhan yang
sama dan sekarang sudah sembuh dnegan berobat teratur.

6

4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
Pola konsumsi keluarga tersebut kurang baik karena keluarga Ny. Kartini
tidak makan teratur dikarenakan Ny. Kartini dan suaminya pulang ke rumah pada
sore hari. Meskipun pola makannya tidak teratur, tetapi makanan dimasak oleh Ny.
Kartini sesuai selera yang diinginkan. Makanan sehari-hari keluarga tersebut cukup
bervariasi terdiri dari nasi, ikan, ayam, tahu, tempe, makanan kaleng, mie instan,
bakso dan sayur. Ny. Kartini sendiri tiap hari makan siang (bakso) di tempat
kerjanya.
Psikologi Dalam Hubungan Antar Anggota Keluarga
Psikologi hubungan antar anggota keluarga secara umum baik. Keluarga
tersebut sudah terbentuk selama kurang lebih 15 tahun (Bapak Burhani dan Ibu
Kartini sudah menikah Sekitar 15 tahun). Ada kasih sayang, perhatian dan tanggung
jawab dan kepemimpinan kepala keluarga dan kebersamaan serta keakraban sesama
anggota keluarga. Suasana yang harmonis terjalin di dalam keluarga ini.
5. Lingkungan
Lingkungan sekitar rumah keluarga sudah cukup baik karena lingkungan
perumahan ini sudah memiliki saluran pembuangan air, dan pekarangan rumah
kurang bersih. Meskipun demikian, Ibu Kartini rajin membersihkan rumahnya.
Lantai rumah dibersihkan setiap hari. Sehingga suasana di dalam rumah cukup
bersih, tidak berdebu, walaupun barang-barang di dalam rumah ada belum tertata
rapi. Pembangunan rumah selesai sepenuhnya. Sampah dibuang di tempat sampah
dan kemudian di bakar.


7



Gambar. 1 Ruang Tamu Gambar. 2 Ruang Keluarga


Gambar. 3 Kamar Tidur Gambar. 4 Ruang makan



Gambar. 5 Dapur Gambar. 6 Kamar mandi

8

DISKUSI

Ny. Kartini datang ke Poliklinik IBNU SINA dengan keluhan nyeripada
pergelangan kaki kiri sejak 1 bulan yang lalu, saat bangun tidur pagi hari sehingga osi
tidak dapat berjalan, tidak terus menerus, dan memberat sejak 2 hari terakhir. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri berkurang dengan minum obat dari dokter
(dextral, phenylbutazon, hufamag, arkafit). Bengkak (+) turun dengan istirahat,
kemerahan (-). Demam tidak ada, mual-muntah tidak ada. Riwayat keluhan yang sama
(+) dialami sejak 20 tahun yang lalu awalnya mengenai sendi kecil pada tangan
kemudian siku, lutut, ibu jari dan pergelangan kaki. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan
seperti dextral, phenylbutazon, hufamag, arkafit.
Dari gejala diatas, pasien di diagnosis dengan artritis gout yang merupakan
kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada
jaringan atau akibat superasaturasi asam urat didalam cairan ekstraselular dapat timbul
sebagai artropati, nefropati, atau kelainan kulit. Gout terjadi ketika kristal asam urat
terakumulasi pada sendi dan menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit. Kristal asam
urat terbentuk ketika seseorang memiliki asam urat dalam darah dengan kadar yang
tinggi (lebih dari 7,0 ml/dl).
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini adalah Natrium diklofenak yang
dikonsumsi 3 kali sehari dan Meloxicam yang dikonsumsi 1 kali sehari, pasien
disarankan untuk mengkonsumsi obat dengan teratur. Pengobatan arthritis gout
bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat antara
lain: kolkisin, OAINS, kortikosteroid, atau hormone ACTH. Pada pasien ini diberikan
OAINS (meloxicam dan natrium diklofenak) untuk mengurangi rasa nyeri. Golongan
NSAID yang dianggap memberikan efek klinis menghambat sintesis prostaglandin yang
memodulasi komponen-komponen inflamasi. Natrium diklofenak diakumulasi di cairan
sinovia yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih panjang dari waktu paruh obat
tersebut.

9

Pembahasan Penyakit :

ARTRITIS GOUT

A. DEFINISI
Artritis gout (pirai) merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat
deposisi Kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat superasaturasi asam
urat didalam cairan ekstraselular dapat timbul sebagai artropati, nefropati, atau
kelainan kulit. Gangguan metabolism yang mendasari gout adalah hiperurisemia
yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl.
(1,2)


B. EPIDEMIOLOGI
Gout merupakan penyakit dominan pada pria dewasa. Sebagaimana
dikatakan oleh Hippocrates bahwa gout jarang pada pria sebelum remaja sedangkan
pada perempuan jarang sebelum menopause. Prevalensi gout bertambah dengan
meningkatnya taraf hidup. Di Indonesia belum banyak publikasi epidemiologi
tentang arthritis pirai.
(1)


C. ETIOLOGI
Gout terjadi ketika kristal asam urat terakumulasi pada sendi dan
menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit yang parah saat gout menyerang.
Kristal asam urat terbentuk ketika seseorang memiliki asam urat dalam darah
dengan kadar yang tinggi.
(3)
Normalnya, asam urat larut dalam darah dan mengalir melalui ginjal dan
menuju urin untuk dikeluarkan. Tapi terkadang tubuh menghasilkan terlalu banyak
asam urat atau ginjal mengeluarkan terlalu sedikit asam urat ini. Ketika ini terjadi
maka kristal asam urat akan terbentuk di sendi atau jaringan sekitar yang
menyebabkan rasa sakit dan bengkak.
(3)


10

D. FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor yang meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh antara
lain:
(3,4)
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko gout.
Kondisi medis tertentu seperti tekanan darah tinggi atau diabetes dapat
meningkatkan peluang anda terkena gout.
Obat tertentu dapat meningkatkan kadar asam urat seperti aspirin atau thiazide
diuretics.
Faktor keturunan.
Lelaki berumur antara 40 dan 50 tahun lebih banyak terkena gout daripada
wanita. Tetapi setelah menopause wanita akan rentan terkena gout.

E. PATOGENESIS
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin. Normalnya 90% dari
hasil metabolit nukleotida adenine, guanine, dan hipoxantin akan digunakan
kembali intuk dibentuk kembali masing-masing menjadi AMP, IMP, dan GMP oleh
adenine fosforibosiltransferase (APRT) dan hipoksantin guanine
fosforibosiltransferase (HGPRT) dan sisanya akan diubah menjadi xantin dan
menjadi asam urat oleh xanin oksidase. Ekskresi asam urat di ginjal adalah sekitar
10% dari jumlah yang difiltrasi, berarti konsentrasi AU/garam asam urat di urin
akhir adalah 10-20 Kali lebih tinggi daripada di plasma.
(5)
Sekitar 90% pasien dengan gout primer memiliki predisposisi genetik karena
ekskresi asam urat di ginjal dapat menyamai pembentukan asam urat yang normal
hanya bila konsentrasi asam urat di dalam plasma dan filtrasi glomerulus
meningkat (hiperurisemia asimptomatik). Jjika asupan purin meningkat dan
berlangsung lama Kristal natrium urat akan berulangklai mengendap. Jika
hiperurisemia disebabkan oleh kekurangan HGPRT parsial sehingga perbandingan
nukleotida yang digunakan kembali menurun, hal ini menyebabkan asam urat akan
lebih banyak dibentuk.
(5)


11



Gambar 1
Tampak Kristal natrium urat pada Gout Artritis

Karena kelarutan urat yang rendah di cairan synovial dan pada suhu yang
rendah, serta karena jari lebih dingin daripada inti tubuh, Kristal urat lebih sering
dibentuk di ujung sendi kaki (mikrotofi). Konsentrasi asam urat yang meningkat
dalam urin menimbulkan pembentukan batu ginjal.
Serangan gout terjadi jika Kristal urat secara tiba-tiba dilepaskan dari
mikrotofi, kemudian dikenali oleh sistem imun sebagai benda asing. Selanjutnya
terjadi inflamasi aseptic di sendi dan menarik neutrofil untuk memfagosit Kristal
urat. Jika diikuti dengan pemecahan neutrofil, Kristal urat yang telah difagosit akan
dilepasakn kembali sehingga mempertahankan proses tersebut. Hal ini
menyebabkan pembengkakan sendi yang sangat nyeri dan berwarna merah gelap
pada 70-90% serangan pertama yang mengenai sendi bagian proksimal ibu jari.
(5)


Gambar 2
Gambaran gout akut podagra tampak pembengkakan sendi berwarna merah
(6)



12

Awitan (onset) serangan gout akut berhubungan dengan perubahan kadar
asam urat serum, meninggi atau menurun. Pada kadar asam urat serum yang stabil,
jarang mendapat serangan.
(1)


F. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik gout terdiri atas arthritis gout akut, interkritikal gout, dan
gout menahun dengan tofi.
(1)
Stadium Artritis Gout Akut
Radang sendi pada stadium ini sangat akut dan timbul secara cepat dalm waktu
singkat. Gejala timbul saat bangun tidur pagi hari, tersa sakit yang sangat hebat
dan tidak dapat berjalan. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama
berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa
demam, menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering pada MTP-1
yang biasanya disebut podagra. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena
sendi lain yaitu pergelangan tangan/kaki, lutut dan siku.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma local, diet tinggi purin,
kelelahan fisik, stress, tindakan operasi, pemakaina obat antidiuretik atau
penurunan dan peningkatan asam urat.
Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode
interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda
radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan Kristal urat.
Stadium Artritis Gout Menahun
Artritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan terdapat
poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-
kadang timbul infeksi sekunder. Lokasi tofi yag paling sering pada cuping
telinga, MTP-1, olekranon,tendon Achilles dan jari tangan. Pada stadium ini
kadang disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun.


13

G. DIAGNOSIS
Diagnosis arthritis gout dapat ditegakkan dengan:
(4)
Aspirasi Cairan Sendi: Merupakan gold standar penegakkan diagnosis arthritis
gout.
Tes Darah: sampel darah diperiksa untuk melihat jumlah sel, kadar asam urat,
fungsi ginjal, dll.
Radiologi: Sinar-X terutama digunakan untuk menilai kerusakan sendi yang
mendasari,.

Gambar 3
Tampak erosi sendi pada Gout Artritis

H. PENATALAKSANAAN
Secara umum penanganan arthritis gout adalah pemberian edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini
agar tidak terjadi kerusakan sendi atau komplikasi lain. Pengobatan arthritis gout
akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-
obat antar lain: kolkisin, OAINS, kortikosteroid, atau hormone ACTH. Obat penurun
asam urat seperti allupurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium
akut.
(1)





14

I. PENCEGAHAN
(3,4)

Makan rendah kolesterol, diet rendah lemak. Orang dengan gout memiliki risiko
lebih tinggi untuk penyakit jantung.
Hindari makanan tinggi purin (dalam biokimia dalam makanan yang
dimetabolisme menjadi asam urat), termasuk kerang dan daging merah.
Perlahan-lahan menurunkan berat badan. Hal ini dapat menurunkan kadar asam
urat Anda. Kehilangan berat badan terlalu cepat kadang-kadang dapat memicu
serangan gout.
Batasi asupan alkohol, terutama bir.
Tetap terhidrasi.
Tingkatkan asupan produk susu, seperti susu tanpa lemak dan yogurt, karena
mereka dapat mengurangi frekuensi serangan gout.
Hindari fruktosa, seperti dalam sirup jagung.
Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda mengambil diuretik thiazide
(hidroklorotiazid, HCTZ), aspirin dosis rendah, levodopa (Larodopa), siklosporin
(Gengraf, Neoral, Sandimmune), atau asam nikotinat.














15

DAFTAR PUSTAKA

1. Tehupeiory E. Artritis Pirai (Artritis Gout). Dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi
IV jilid II. Jakarta : FKUI; 2007. Hal. 1208-10.
2. Delp M. Dalam Major Diagnosis Fisik. Jakarta:: EGC; 1996. Hal. 465.
3. Ihsanginanjar. Gout. 12 Desember 2010 [cited on 15 Oktober 2011]. Available
from: http://patofisiologi.wordpress.com/2010/12/24/gout/#more-167
4. Shiel W. Gout and Diet. 15 Oktober 2011 [cited on 15 Oktober 2011]. Available
from: http://www.emedicinehealth.com/gout/article_em.htm#Gout%20Overview
5. Silbernagl S. Metabolisme. Dalam Setiawan I,Mochtar I, editors. Teks dan Atlas
Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC;2007. Hal. 250.
6. Rothschild B. Gout and Pseudogout dalam Diamond H, editors. 31 Agustus 2011
[cited on 15 Oktober 2011]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/329958-overview#showall

Anda mungkin juga menyukai