Anda di halaman 1dari 13

DIARE

PENDAHULUAN

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Diare
adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200 mg/hari) yang dapat dihubungkan
dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada perinal, dan rasa terdesak untuk
BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal.1-4. Diare terbagi menjadi diare Akut dan
Kronik.Diare akut berdurasi 2 minggu atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari 2
minggu.

PATOFISIOLOGI
Beberapa hal yang dapat menebabkan diare adalah (1) Menurunnya absorbsi normal
larutan dalam air,(2) Meningkatnya sekresi elektrolit kedalam lumen intestinal,(3) Adanya
absorbsi yang buruk secara osmosis larutan aktif di lumen usus,(4) Meningkatnya motilitas
intestinal,(5) Penyakit Inflamasi yang menghasilkan darah,pus dan mucus.2-3. Diare sekretori
biasanya disebabkan abnormalitas baik absorbsi maupun sekresi elektrolit. Diare Sekretori secara
normal berhubungan dengan meningkatnya camp inttraselular. Meningkatnya camp disebabkan
oleh rangkaian kejadian yang dimulai dengan adanya molekukl penanda. Sesudah molekul
penanda
mengkomplekskan permukaan reseptor sel, suatu G-protein diaktivasi kedalam membran sel dan
menstimulasi produksi cAMP, meningkatnya camp menghambat absorbsi NaCL dan
menstimulasi sekresi klorida tanpa merubah mekanisme transport lainnya.
Hal ini membuat toksin yang labil dalam keadaan panas seperti basil kolera,
menyebabkan diare dengan meningkatnya camp intraseluler tanpa merusak permukaan mukosa.
Jalur penanda melalui protein spesifik sangatlan spesifik sehingga hidrasi dapat dipertahankan
dengan pemberian larutan Natrium Glukosa, dimana melalui jalan lain hal ini tidak dipengaruhi.
Diare sekretori mempunyai penyebablain, tetapi sebagian besar sedikit dimengerti. Meningkatnya
cGNP atau kalsium intrasel juga menyebabkan sekresi. Kelainan Usus Halus yang menyebabkan
atrofi villi seperti celiacsprue sering dihubungkan dengan sekresi yang abnormal dari elektrolit.
Agaknya hal ini disebabkan tidak memadainya permukaan absortif dari sekresi kripta normal.
Kelainan yang berhubungan dengan malabsorbsi pada diare osmotic dapat berkaitan dengan
komponen sekretori, tetapi mekanismenya sampai saat ini kurang dipahami.
Asam empedu yang tidak diabsorbsi dan asam-asam lemak dapat menstimulasi sekresi
ion dalam kolon, menyebabkan diare massif yang berlanjut walaupun dalam keadaan puasa. Pada
diare ini yang menoonjol adalah air dan elektrolit. Osmolalitas fecal secara keseluruhan dapat
dihitung dengan mengukur Na+,K+,CL, dan HCO dengan gap larutan fecal (osmolalitas plasma
2(Na+ + K+) mendekati nol.4 Diare osmotic disebabkan oleh akumulasi larutan yang sulit
diserap dalam lumen intestinal. Terdapat tiga mekanisme utama yang menyebabkan hal ini. (1)
Makan larutan yang sulit diabsorbsi seperti laktulosa,SO4 -2,PO4 -3atau Mg2+, (2)Malabsorbsi
secara menyeluruh, (3) Kegagalan mengabsorbsi komponen diet yang spesifik seperti lactose.
Diare osmotic dapat dicegah secara sempurna melalui puasa dengan mengeliminasi intake larutan
yang menyebabkan diare. Kolon tidak dapat mempertahankan gradien air, konsentrasi Natrium
dan Kalium akan turun dengan adanya larutan aktif secara osmotic abnormal. Pengukuran
elektrolit feses [2(Na++K+)] tidak dapat menilai osmolalitas cairan faeces. Osmolalitas cairan
feses diperkirakan sama dengan osmolalitas serum.
Pada kasus intake makanan yang sulit diabsorbsi, anion seperti SO4 2- dan PO4-3, diare
osmotic mungkin akan memiliki gap larutan normal sebab perhitungan dengan kation lebih baik
dari pada anion. Malabsorbsi Karbohidrat menyebabkan diare osmotic, menghasilan fases yang
asam karena fermentasi bakteri terhadap karbohidrat. 3,4,6 Perubahan elektrolit yang cepat pada
lumen selama memproses makanan normal dan memproses makanan yang menyebabkan diare
osmotic diperlihatkan pada skema dibawah ini :.

KLASIFIKASI DAN GAMBARAN KLINIS

KLASIFIKASI Diare Kronik berdasarkan penyebabnya terdiri dari : proses
inflamasi, osmotic (malabsorbsi), sekretori dan dismotilitas.

1. Diare Inflamasi :

Diare Inflamasi ditandai dengan adanya demam, nyeri perut, fases yang berdarah dan
berisi lekosit serta lesi inflamasi pada biopsy mukosa intestinal. Pada beberapa kasus terdapat
hipoalbuminemia, hipoglobulinemia, protein losing enterophaty. Mekanisme inflamasi ini dapat
bersamaan dengan malabsorbsi dan meningkatnya sekresi intestinal. Pada pasien tanpa
penyakitsistemik, adanya fases yang berisi cairan atau darah tersamar kemungkinan suatu
neoplasma kolon atau proktitis ulcerative. Terjadinya diare kronik yang berdarah dapat
disebabkan oleh Collitis Ulcerativa atau Chrons Disease. Manisfestasi ekstraintestinal yang
timbul arthritis, lesi pada kulit,uveitis atau vaskulitis. Diare yang terjadi pada IBD penyebabnya
adalah kerusakan absorbsi permukaan epitel dan pelepasan kedalam sirkulasi oleh sekretagogue
seperti leukotriens, prostaglandins, histamin dan sitoksin lain yang merangsang sekresi intestinal
atau system saraf enteric. Diare inflamasi dapat dilihat pada pasien dengan enterokolitis radiasi
kronik akibat iradasi malignansi terhadap tractus urogenital wanita atau prostat pria. Sekmen
yang biasanya terlihat adalah ileum terminal, caecum dan rektosigmoid. Kolonoskopi dapat
melihat menyempitnya lumen, ulcerasi, perubahan inflamasi difus dan karakteristik mukosa
telengiektasi yang dapat menyebabkan perdarahan berat. Diare juga terjadi sebagai hasil
malabsorbsi asam empedu yang disebabkan oleh inflamasi ileal atau pertumbuhan bakteri dari
striktur instestinal atau stasis.
Gastroentroenteritis Eosinophilic ditandai oleh infiltrasi beberapa bagian traktus
gastrointestinal oleh eosinophil. Gambaran klinik berupa : diare, nyeri abdomen, neusea, muntah,
penurunan berat badan, eosinophilia perifer, steatorea dan protein losing enterophaty. Pada
protein losing enterophaty berat, dapat terjadi edema ferofer, asites dan anasarka.

Komplikasi :
Dehidrasi
Hipokalemi
Hipokalsemi
Cardiac dysrhythmias akibat hipokalemi dan hipokalsemi
Hiponatremi
Syok hipovolemik
Asidosis

Etiologi :
Faktor Infeksi :
Bakteri; enteropathogenic escherichia coli, salmonella, shigella, yersinia enterocolitica
Virus; enterovirus echoviruses, adenovirus, human retrovirua seperti agent, rotavirus.
Jamur; candida enteritis
Parasit; giardia Clambia, crytosporidium
Protozoa





Tabel 1 : Karakteristik Pada 3 Tipe Diare Akut Karakteristik






















Karakteristik Pada 3
Tipe Diare Akut
Non Inflamatory Inflamatory Penetrating
Gambaran Tinja : Watery
Volume >>
Leukosit (-)
Bloody, mukus
Volume sedang
Leukosit PMN
Mukus
Volume sedikit
Leukosit MN
Demam (-) (+) (+)
Nyeri Perut (-) (+) (+)/(-)
Dehidrasi (+++) (+) (+)/(-)
Tenesmus (-) (+) (-)
Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis

Bukan Faktor Infeksi :
Alergi makanan; susu, protein
Gangguan metabolik atau malabsorbsi; penyakit celiac, cystic fibrosis pada pankreas
Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
Obat-obatan; antibiotik,
Penyakit usus; colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
Emosional atau stress
Obstruksi usus

Penyakit infeksi; otitis media, infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran kemih

Manifestasi kilinis
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
Keram abdominal
Demam
Mual dan muntah
Anorexia
Lemah
Pucat
Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernafasan cepat
Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

Pemeriksaan Diagnostik
Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
Kultur tinja
Pemeriksaan elektrolit; BUN, creatinine, dan glukosa
Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

Penatalaksanaan Terapeutik
Penanganan fokus pada penyebab
Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti; pedialyte atau oralit) atau terapi parenteral
Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI


Tabel 2. Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut

(Modifikasi dari 13) Indikasi Pemberian
Antibiotik
Pilihan Antibiotik
Demam (suhu oral >38,5
0
C), bloody
stools,leukosit, laktoferin, hemoccult,
sindroma disentri
Kuinolon 3 5 hari
Kotrimoksazole 3 5 hari
Travelers diarrhea Kuinolon 1 5 hari
Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari
Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari
Kuinolon selama 3 hari
Intestinal Salmonellosis Kloramfenikol/Kotrimoksazole/Kuinolon
selama 7 hari
Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari
EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry
ETEC Terapi sebagai Travelers diarrhea
EIEC Terapi sebagai Shigellosis
EHEC Peranan antibiotik belum jelas
Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery
Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery
Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile
dysentri.Pada kasus berat : Ceftriaxon IV 1
g/6 jam selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari.
Atau Tinidazole 2 g single dose atau
Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari
Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 10 hari +
pengobatan kista untuk mencegah relaps:
Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau
Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari
Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau
immunocompromised :

Terapi Supportif/Simtomatik :

Selama periode diare, dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk
energi dan membantu pemulihan enterosit yang rusak. Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak
dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam. Beberapa golongan obat
yang bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang
terhadap cost-effective. Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada, meskipun uji klinis telah
banyak dilakukan dengan hasil yang beragam pula, tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi
yang diberikan. Pada prinsipnya, obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan
frekwensi diare ataupun menyerap air. Beberapa obat seperti Loperamid, Difenoksilat, Kaolin,
Pektin, Tannin albuminat, Aluminium silikat, Attapulgite, dan Diosmectite banyak beredar bahkan
dijual bebas Obat-obat Probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan
untuk mengatasi diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus. Namun berbagai hasil uji
klinis belum dapat merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum. Probiotik meliputi
Laktobasilus, Bifidobakterium, Streptokokus spp, yeast (Saccaromyces boulardi),dan lainnya.















0
100
200
300
400
500
600
700
800
tamangapa bangkala
2009
2010

JUMLAH PENDERITA DIARE DI KELURAHAN TAMANGAPA DAN BANGKALA PERIODE JANUARI 2009-
NOVEMBER 2010















2009 2010
Tamangapa 744 630
Bangkala 600 491

Jumlah Penderita diare pada tahun 2009 di Tamangapa sebanyak 744 kasus jumlah ini
lebih tinggi dibandingkan jumlah penderita diare di Bangkala sebanyak 600 orang pada tahun yang
sama, sedangkan pada tahun 2010 jumlah penderita diare mengalami penurunan,di Tamangapa
sebanyak 630 kasus sedangkan di Bangkala sebanyak 491 kasus, hal ini menunjukkan angka
kejadian diare yang lebih rendah dari tahun sebelumnya , namun jika dibandingkan kasus diare
yang ditemukan dari 2 tahun berturut-turut, tamangapa lebih tinggi kasus diare dibandingkan di
daerah Bangkala. Hal ini dapat disebabkan faktor pengetahuan individu yang berbeda-beda, sikap
individu yang didasari oleh tingkat pengetahuannya, dan faktor lokasi yaitu jarak dari puskesmas,
dimana jarak tamangapa lebih dekat dibandingkan Bangkala sehingga kecenderungan masyrakat
untuk berobat di Tamangapa lebih besar dibandingkan di Bangkala, sehingga kasus diare dapat
tercatat di puskesmas.

0
100
200
300
400
500
600
700
tamangapa bangkala
<1tahun
1-4tahun
>5tahun

JUMLAH PENDERITA DIARE BERDASARKAN UMUR DI KELURAHAN TAMANGAPA DAN BANGKALA
PERIODE JANUARI 2009-NOVEMBER2010















<1 tahun 1-4 tahun >5 tahun
Tamangapa 302 517 621
Bangkala 154 396 524


Secara keseluruhan di semua kelompok umur penderita diare di Kelurahan
Tamangapa lebih tinggi dari pada di Kelurahan Bangkala. Hal ini dapat disebabkan beberapa
faktor yakni lokasi Puskesmas yang lebih dekat sehingga mudah dicapai oleh masyarakat
Kelurahan Tamangapa. Oleh sebab itu penderita diare di Kelurahan Tamangapa tercatat lebih
banyak. Sedangkan di Kelurahan Bangkala, selain jarak yang jauh dari puskesmas, sebagian
masyarakat lebih memilih untuk berobat ke dokter praktek swasta, karena jadwal pelayanan
di Puskesmas yang bersamaan dengan jam kantor. Sehingga jumlah kunjungan ke Puskesmas
lebih rendah. Oleh sebab itu jumlah penderita diare yang tercatat di Kelurahan Bangkala lebih
rendah.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
tamangapa bangkala
januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
Apr-09
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Agustus 2009
Sep-09
oktober 2009
Nov-09
desember 2009
Dari data di atas juga dapat diketahui jumlah penderita balita (<5 tahun) yang tinggi
yakni 56,8% di Kelurahan Tamangapa dan 51,2% di Kelurahan Bangkala. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan Ibu tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat, selain itu
juga masih kurangnya pengetahuan Ibu tentang pengutamaan pemberian ASI dibanding
makanan lainnya di masa-masa awal kehidupan. Sehingga anak memiliki daya tahan tubuh
yang kuat dan tidak mudah terserang diare.

JUMLAH PENDERITA DIARE DI KELURAKAN TAMANGAPA DAN BANGKALA PERIODE JANUARI-
DESEMBER 2009

















jan
2009
Feb
2009
Maret
2009
Apr-
09
Mei
2009
Juni
2009
Juli
2009
Agt
2009
Sep-
09
Okt
2009
Nov-
09
des
2009
Tamangapa 55 49 43 68 74 52 74 69 56 84 76 69
Bangkala 40 39 43 21 50 36 59 49 53 68 33 86





0
20
40
60
80
100
120
140
Tamangapa Bangkala
januari 2010
Februari 2010
Maret 2010
Apr-10
Mei 2010
Juni 2010
Juli 2010
Agustus 2010
Sep-10
Oktober 2010
Nov-10
JUMLAH PENDERITA DIARE DI KELURAHAN TAMANGAPA DAN BANGKALA PERIODE JANUARI-
NOVEMBER 2010
















Jan
2010
Feb
2010
Mar
2010
Apr
2010
Mei
2010
Juni
2010
Juli
2010
Agt
2010
Sep
2010
Okt
2010
Nov
2010
Tamangapa 96 55 47 52 115 62 46 39 49 67 55
Bangkala 33 29 44 57 55 47 57 43 50 48 28


Jumlah penderita diare setiap bulannya mengalami fluktuasi. Akan tetapi terdapat
persamaan diantara data tahun 2009 dan 2010. Dimana jumlah penderita diare akan meningkat
pada bulan Mei. Lalu jumlah tersebut akan kembali turun di bulan selanjutnya dan akan
kembali cenderung mengalami peningkatan di akhir tahun. Hal ini dapat dihubungkan dengan
datangnya musim penghujan pada akhir tahun. Sehingga peningkatan kejadian diare setiap
bulan Mei dan Akhir tahun ini dapat ditekan dengan upaya-upaya preventif yang dilakukan
sejak dini. Yang dapat dilakukan dengan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat
tentang pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit diare.



KESIMPULAN
1. Diare masih menjadi masalah kesehatan di Tamangapa dan Bangkala, walaupun terjadi
penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2009 ke tahun 2010
2. Angka kejadian diare tertinggi masih didapatkan di daerah Tamangapa, jika dibandingkan di
daerah Bangkala
3. Di daerah Tamangapa walaupun terjadi penurunan kasus diare dari tahun 2009 ke tahun 2010,
namun dirasakan belum terlalu menggembirakan jika dibandingkan penurunan kasus diare di
Bangkala, yang penurunannya cukup signifikan dari tahun 2009 ke tahun 2010
4. Jumlah penderita balita (<5 tahun) masih tinggi yakni 56,8% di Kelurahan Tamangapa dan
51,2% di Kelurahan Bangkala dari keseluruhan penderita diare
5. Jumlah penderita diare akan meningkat pada bulan Mei. Lalu jumlah tersebut akan
kembali turun di bulan selanjutnya dan akan kembali cenderung mengalami peningkatan di
akhir tahun.

SARAN
1. Perlu diadakan usaha-usaha untuk lebih menekan kejadian diare terutama di daerah
Tamangapa, yang masih cukup tinggi, dapat melalui penyuluhan-penyuluhan, perilaku hidup
bersih dan sehat, dan menjaga makanan dengan gizi yang seimbang
2. Perlu dilakukan pencatatan yang pro aktif terhadap angka kejadian diare terutama di daerah
Bangkala, agar didapatkan angka yang cukup signifikan, dan mengurangi keragu-raguan
terhadap kemungkinan adanya kasus yang tidak dilaporkan di puskesmas, sehingga tidak
tercatat sebagai kasus diare, dimana hal ini sangat perlu demi langkah preventif selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai