Anda di halaman 1dari 4

SHALAT TAHAJUD PERKUAT SYSTEM IMUN TUBUH

Rasulullah SAW nyaris tidak pernah melewatkan satu malam pun kecuali
dengan shalat tahajud, bahkan di saat peperangan sekalipun. Dulu, shalat
tahajud diwajibkan. “Setelah turun surat Al-Muzzammil ayat 19 dan 20 baru
disunatkan,” ujar Prof Dr Mohammad Sholeh, pengasuh Klinik Terapi Tahajud
dan trainer salat khusyuk kepada Damanhuri Zuhri dari Republika, Rabu (31/1)
Mengapa Rasulullah SAW menganjurkan shalat ini, hanya Beliau yang tahu.
Namun perkembangan sains membuktikan, shalat ini banyak manfaatnya.
“Secara medispun bisa dibuktikan,” ujar pria yang tahun 2000 berhasil
mempertahankan disertasi doktornya di jurusan Psikoneuroi munologi Unair
mengenai shalat tahajud untuk sistem imun tubuh ini.
Berikut ini penjelasannya mengenai kajian ilmiahnya tentang tahajud:

Apa alasan Anda tertarik meneliti tentang shalat tahajud dan hubungannya
dengan sistem imun tubuh?
Pertama tidak ada shalat sunat yang dianjurkan oleh Alquran kecuali
tahajud. Sedangkan shalat-shalat sunat lain itu hanya sampai pada tataran
hadis Rasulullah SAW. Kalau shalat sunat tahajud itu ada di dalam surat
Al-Muzzammil ayat 1 sampai 20 terutama pada ayat 1 sampai 10. Kemudian
Surat Al-Isra ayat 79. Ini alasan logika normatifnya.
Kedua, Rasulullah SAW sama sekali t ida k pernah meninggalkan shalat
tahajud. Ketiga, tidak ada shalat sunat yang diwajibkan Islam kecuali
tahajjud. Selama satu tahun Rasulullah mewajibkan umatnya melaksanakan
shalat tahajjud, sebelum turun ayat tadi.
Lalu ada hadis kudsi yang menjelaskan tentang setiap dua per tiga malam
Allah SWT turun ke langit pertama sambil menyerukan, “Hamba-Ku yang sedang
ruku dan sujud melaksanakan shalat tahajjud, permintaanmu akan Aku beri,
doamu akan Aku kabulkan, dosamu akan Aku ampuni.” Ditambah dengan hadis
riwayat Tabrani yang menjelaskan bahwa shalat tahajud itu kebiasaan yang
dilakukan oleh para orang-orang saleh di jaman dulu dan itu menyembuhkan
baik fisik maupun psikis.
Logika pengalamannya: saya dulu pernah kena penyakit kangker kulit. Dokter
sudah angkat tangan. Namun tahajud menyelamatkan saya. Tahun 1982 sampai
1987, setelah itu saya dinyatakan sembuh sama sekali.
Berapa lama disertasi Anda susun?
Enam bulan sudah selesai. Enam bulan penelitiannya. Saya termasuk
tercepat, 1998 sampai 2000. Jadi, dua tahun setengah lebih satu bulan.
Mengapa sistem imun yang Anda teliti?
Dalam tubuh kita oleh Yang Maha kuasa sudah ada yang namanya sistem imun
(daya tahan tubuh). Daya tahan tubuh itu maksudnya apa? Misalnya, darah
kita kalau dilihat merah tapi kalau dianalisis darah kita campur dengan
reagen kemudian dianalisis di laboratorium nanti komponen di dalam tubuh
macam-macam darah itu. Jadi, ada hemoglobin, ada hormon kartisol.
Dosen saya bilang, saya ini banyak mematahkan teori ilmu kedokteran lama.
Semisal, jantung koroner secara teori kedokteran lama t ida k bisa
disembuhkan. Tapi, melalui imunitas imunologi tadi penyakit ini bisa
disembuhkan.
Bagaimana bisa?
Jantung koroner ini penyebabnya tersumbatnya arteri jantung karena
kolestarol. Kolesterol itu adalah lemak yang berwarna kuning yang berasal
dari makanan yang kita makan di ola h oleh tubuh menjadi glikogen kemudian
di ola h lagi menjadi glukosa. Glukosa diolah lagi menjadi kolesterol. Kalau
orang t ida k pernah gerak maka kolesterol akan menyumbat pada organ yang
t ida k pernah digerakkan. Nah, kalau orang itu mau shalat tahajud
berlama-lama seperti Rasulullah SAW, dua rakaat saja semalam, nantinya
akan ada metabolisme tubuh kita akan bercucuran keringat, bahkan di
ruangan ber-AC sekalipun.
Keluarnya keringat ini menyehatkan. Karena di dalam tubuh kita ada
metabolisme kolesterol-kolester ol akan dibakar ATP/ADP sehingga menjadi
energi yang merangsang kelenjar keringat untuk berkeringat. Jadi, kalau
tidak berkeringat t ida k banyak membawa dampak fisik. Kebanyakan orang
shalat tahajud itu hanya sekadar memburu-buru pahala atau mengejarmaqamam
mahmuda dalam pengertian sempit.
Maksud Anda dengan maqamam mahmuda?
Shalat tahajjud menjadi Bupati. Untuk tujuan duniawi. Keseh atan dan
keimanan itu saya kira yang paling tepat untuk maqamam mahmuda.
Bagaimana sampai pada kesimpulan bahwa shalat tahajud berpengaruh pada
sistem imun tubuh?
Penelitian saya dari 51 siswa SMU yang saya ambil training sebelumnya yang
usianya sama. Karena syarat penelitian kuantitatif itu harus homogen.
Jadi, usianya sama yaitu laki-laki antara usia 16 tahun sampai 20 tahun.
Sama-sama SMU kelas 1 H ida yatullah yang tida k pernah shalat tahajjud sama
sekali. Kemudian tidak pernah mengikuti tariqah-tariqah dan sebagainya.
Kemudian saya ambil darahnya sebelum shalat. Kemudian saya ambil darahnya
lagi setelah shalat satu bulan, saya ambil darahnya lagi setelah dua
bulan. Aktivitasnya sama, menu makannya sama, usianya sama, sama-sama
tidak pernah shalat tahajud. Ternyata variabel yang saya teliti,
makrofagnya beda. Makrofag itu intinya adalah sel imunitas tubuh yang
berfungsi untuk memakan sel lain yang tidak normal.
Jadi, kalau ada orang kena kista itu menunjukkan bahwa makrofagnya
mengalami defisiensi. Saya sudah bisa mendeteksi orang itu mengalami
penurunan. Dengan demikian kalau teorinya dirunut lebih dalam, makrofag
tidak akan berproduksi kalau yang bersangkutan stress. Kalau dirunut lagi
mungkin orang ini kena penyakit hati seperti, iri, dengki, sombong. Nah
hal yang seperti ini yang menyebabkan stress. Nggak pernah qona-ah (puas),
tawakal, jadi, akidah itu menentukan sekali penyakit seseorang.
Kenapa orang yang sering tahajud tak pusing kepala, padahal dia bangun
tengah malam?
Karena ot ak kita ketika shalat tahajjud melepaskan seritonin, beta
endorsin, dan melatonin yang diproduksi otak. Ketika seseorang shalat
tahajjud, seritonin, beta endorsin, dan melatonin itu terproduksi. Itu
yang menyebabkan kita menjadi tenang. Karena ketenangan itulah maka
homeostasis terjaga. Pusing disebabkan karena terganggunya homeostasis,
mungkin bisa hipertensi atau hipotensi. Shalat tahajud itu kan meditasi
tingkat tinggi. Itu yang menjaga homeostasis atau kecenderungan untuk
tetap dalam keadaan normal. Orang sakit itu terganggunya homeostasis. Nah,
ketika shalat tahajud relaksasinya tercapai secara maksimal maka
keseimbangan tubuh terjaga. Tak akan ada hipertensi dan hipotensi.
Termasuk kolesterol akan dibabat habis oleh aktivitas tahajud. Kolesterol
akan hilang menjadi energi.

Bagaimana Shalat Tahajud yang Benar ?

Yaitu dilakukan dengan khusyuk, tulus ikhlas, gerakannya seperti


Rasulullah shalat kemudian kontinyu. Saya merujuk kepada hadis shahih
Muslim yang diriwayatkan Khuzaifah yang pernah bercerita suatu malam
pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah kemudian begitu mengangkat
tangan sebagai tanda takbiratul ihram terdengar dari belakang Rasulullah
terisak-isak karena manangis. Rasulullah kemudian membaca doa iftitah
sangat pelan setelah itu membaca Al Fatihah sangat pelan sekali setelah
itu baca surat . Surat yag dibaca Rasulullah tidak tanggung-tanggung yaitu
surat Al Baqarah, padahal ayatnya ada 286. Ketika sampai seratus ayat kata
Khuzaifah kiranya disudahi ternyata tidak masih dilanjutkan. Setelah
selesai surat Albaqarah, ternyata ditambah surat An- Nisa. Setelah surat
An- Nisa , dilanjutkan membaca surat Ali Imran. Nah, sehingga satu rakaat
saja membaca tiga surat yang panjang-panjang kira-kira lima juz lebih.
Kata Khuzaifah, “Bukan hanya di situ. Setelah Rasulullah membaca surat
kemudian ruku yang lamanya sama dengan membaca Alqurannya. Kemudian
i’tidal sama dengan rukunya. Kemudian sujud sama dengan i’tidalnya,
setelah itu duduk iftiras sama dengan sujudnya. Sehingga Rasulullah
semalam hanya dua rakaat. Kemudian tambah satu rakaat witir keburu sudah
Bilal adzan.”

Inilah yang saya trainingkan. Tetapi saya tidak ajarkan shalat yang
panjang-panjang itu. Suratnya silahkan apa yang dihapal, tetapi setelah
membaca surat jangan langsung ruku, disambung lagi dengan dialog,
mengadukan masalah kepada Allah. Bisa juga kita manfaatkan sebelum ruku
kita mendialogkan segala persoalan yang sedang kita hadapi. Mungkin anak
yang jauh dari harapan, suami yang punya masalah, ekonomi yang
morat-marit. Itu diadukan kepada Allah. Jadi, shalat khusyuk itu bukan
shalat yang lupa segala-galanya.
Kita tidak perlu menargetkan shalat tahajud itu delapan rakaat ditambah
tiga rakaat witir yang penting bukan kuantitasnya tapi kualitas. Ada
conect, komunikasi intens dengan Allah bahwa kita sadar sesadar-sadarnya
sedang shalat menghadap kepada yang Maha kuasa, Maha agung,
Maha segala-galanya. Digengaman-Nya lah segala urusan. Sehingga kalau kita
sudah bisa seperti itu nikmat rasanya. Karena itu nikmat maka sayang kalau
diputus. Dua rakaat saja bisa dua jam setengah.
Prof Dr Mohammad Sholeh

Anda mungkin juga menyukai