Anda di halaman 1dari 6

-Sejarah Perkembangan Obat

Pada zaman dahulu, bahan yang dipakai sebagai pengobatan berasal dari alam,
terutama tumbuhan, ada juga dari hewan, mineral, dan garam. Penggunaan obat
hanya secara empiris atau turun- temurun. Perkembangan obat selanjutnya, bahan
alamiah terutama dari tumbuhan di ekstraksi, ilmu pengetahuan bertambah maju, zat
berkhasiat dari bahan alami dapat diketahui, di isolasi, dan dimurnikan, zat murni ini
dapat ditentukan rumus kimianya. Zat yang telah diketahui rumus kimianya dengan
pasti kemudian dapat dibuat obat secara sintetis, perkembangan berikutnya ialah
membuat derivat dari bahan obat yang sudah diketahui rumus kimianya dengan
tujuan meningkatkan efektivitas/mengurangi efek samping obat yang tidak
diinginkan.
-Pengertian Umum Mengenai Resep
Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan
kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada penderita.
-Apograph/Resep Salinan/Kopi Resep
Suatu apograph dibuatkan oleh suatu apotek atas :
1. Permintaan dokter, kalau ada tanda iteretur di kertas resep orisinal.
2. Permintaan penderita.
-Beberapa Ketentuan Menulis Resep
1. Secara hukum, dokter yang menandatangani suatu resep bertanggungjawab
sepenuhnya tentang resep yang ditulisnya untuk penderitanya.
2. Resep ditulis demikian rupa sehingga dapat dibaca, sekurang-kurangnya oleh
petugas di Apotek.
3. Resep ditulis dengan tinta atau lainnya sehingga tidak mudah terhapus.
4. Tanggal suatu resep ditulis dengan jelas.
5. Bila penderita seorang anak, maka harus dicantumkan umurnya. Pencantuman
umur ini terutama berlaku bila penderita berumur 12 tahun kebawah.
6. Dibawah nama penderita, hendaknya dicantunkan juga alamatnya.
7. Untuk jumlah obat yang diberikan dalam resep dihindari memakai angka desimal.
8. Untuk obat yang dinyatakan dalam satuan Unit, jangan disingkat menjadi U.
9. Untuk obat atau jumlah obat berupa cairan, dinyatakan dengan satuan ml,
hindarkan menulis cc atau cm
3
.
10. Preparat cairan berupa obat minum untuk anak, diberikan sebanyak 50ml, 60ml,
100ml, atau 150ml.
11. Preparat cairan berupa obat minum orang dewasa, diberikan sebanyak 150ml,
200ml, 300ml.
12. Preparat cairan untuk obat luar seperti obat kumur atau kompres, diberikan
sebanyak 200ml, 300ml.
13. Untuk obat tetes (obat tetes mata/hidung/telinga) diberikan sebanyak 10ml.
-Model Resep Yang lengkap
1. Inscriptio
- Nama, alamat, nomor izin praktek + nomer telepon, jam dan hari praktek.
- Nama kota + Tanggal penulisan resep
- Tanda R/
2. Praescriptio
- Nama setiap jenis/bahan obat yang diberikan beserta jumlahnya
a) Jenis/bahan obat dalam resep terdiri dari :
>> remedium cardinale/obat pokok/obat yang berkhasiat utama, yang mutlak harus
ada.
>> remedium adjuvans, bahan yang membantu/menunjang kerja obat pokok.
>> corrigens, memperbaiki rasa, warna, atau bau obat (corrigens saporis, coloris, dan
odoris)
>> Constituens/vehikulum/exipiens, merupakan zat tambahan. Bahan yang bersifat
netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk sehingga menjadi obat
yang cocok. Contohnya laktosum pada serbuk, amylum dan talcum pada bedak tabur,
air pada obat minum.
b) Jumlah bahan obat dalam resep dinyatakan dalam satuan berat untuk bahan padat
(microgram, miligram, gram) dan satuan isi untuk cairan (tetes, mililiter, liter).
- Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki, misalnya f.l.a. pulv = fac
lege artis pulveres = buatlah sesuai aturan, obat berupa puyer.
3. Signatura
- Aturan pemakaian obat
- Nama penderita dibelakang kata Pro : merupakan identifikasi penderita, sebaiknya
dilengkapi dengan alamatnya.
- Dalam hal penderita seorang anak, maka harus dituliskan umurnya.
- Pada resep dokter hewan di belakang Pro : harus ditulis jenis hewan serta nama dan
alamat pemiliknya.
4. Subscriptio
- Tanda tangan atau paraf dokter/dokter gigi/dokter hewan yang menuliskan resep
tersebut yang menjadikan suatu resep otentik. Resep obat suntik dari golongan
Narkotika harus dibubuhi tanda tangan lengkap oleh dokter/dokter gigi/dokter hewan
yang menulis resep, dan tidak cukup dengan paraf saja.
-Contoh Resep
- Resep dari pribadi (praktek partikelir) dokter
Dr. Teguh Hadianto
SIP. 540/ SIP. 92
Jl. P. Samudra 17 Banjarmasin
B.Masin, 20-02-2013
R/ Coffein 1500 mg
Paracetamol 4000 mg
Vitamin B1 300 mg
Mf. Cap No. XII
S.tdd Cap I
Paraf dokter

Pro : Ny. Della
Umur : -
Alamat : Jalan Pramuka no. 17
- Resep dari rumah sakit
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO
SURABAYA
Dokter : Hartono
Bagian : Ilmu Penyakit Dalam
Tanggal : 7 Agustus 2013
R/ Tabl. Diazepam 5 mg No. XV
S. 2 d.d. tabl. I
Paraf dokter
#
R/ Tabl. Vitamin B-compl. No. XV
S. 3 d.d. tabl. I
Paraf dokter
Pro : Ny. Effendy
Umur : -
Alamat : Jalan Veteran no. 17
-Menulis Resep Yang Tepat dan Rasional
Dalam farmakoterapi dipakai sebagai motto :
Berikanlah selalu - obat yang tepat
- dengan dosis yang tepat
- dalam bentuk sediaan yang sesuai
- pada waktu yang tepat
- kepada penderita yang tepat dengan semua parameter yang
harus diperhitungkan
Kurang pengetahuan dari ilmu mengenai obat dapat mengakibatkan :
1) Bertambahnya kemungkinan toksisitas obat yang diberikan
2) Terjadi interaksi antara obat satu dengan obat lain
3) Terjadi interaksi antara obat dengan makanan/minuman tertentu
4) Tidak tercapai efektivtas obat yang dikehendaki
5) Meningkatnya biaya pengobatan bagi penderita yang sebetulnya dapat
dihindarkan
Beberapa hal lain yang juga harus mendapatkan perhatian dokter pada penulisan resep
adalah :
1) Resep harus ditulis dengan tinta
2) Penulisan nama obat, jumlah obat, serta catatan cara memakainnya hendaknya
dapat dibaca oleh Apoteker atau Asisten Apoteker
3) Hindarkan penulisan rumus kimia dari obat : Tulislah nama obat dengan nama
Latin untuk zat kimia atau dengan nama generiknya atau INN (International
Non-proprietary Name)
4) Hindarkan penulisan singkatan yang meragukan
5) Boleh menuliskan lebih dari satu R/ di atas 1 kertas resep dengan
memperhatikan : - antara dua resep diberi tanda #, - tiap resep dilengkapi dengan
signa/aturan pakai, - tiap resep di paraf atau ditandatangani oleh dokter yang
menulisnya
6) Idealnya dokter menyimpan turunan (carbon copy) dari tiap resep yang
ditulisnya
7) Sedapat mungkin dokter menuliskan resepnya dihadapan penderitanya (efek
psikologis bagi penderita)
8) Sebelum kertas resep diserahkan kepada penderita, dokter membaca kembali apa
yang telah dituliskan
9) Dokter yang bijaksana akan memperhatikan juga keadaan ekonomi dari
penderitanya
-Bahasa Latin Dalam Resep
Beberapa alasan penggunaan bahasa latin ialah :
1. Bahasa latin adalah bahasa yang mati, artinya tidak dipakai lagi dalam
percakapan sehari-hari. Dengan demikian bahasa ini tidak bertumbuh dengan
pembentukkan kosakata baru.
2. Bahasa latin merupakan bahasa internasional dalam dunia/profesi kedokteran
dan kefarmasian.
3. Dengan menggunakan bahasa latin tidak akan terjadi dualisme tentang
bahan/zat apa yang dimaksud dalam resep.
4. Dalam hal tertentu, karena faktor psikologis, ada baiknya penderita tidak perlu
mengetahui bahan obat apa yang diberikan kepadanya.
-Resep Cito
Bilamana karena suatu sebab seorang penderita harus mendapat obatnya dengan
segera, maka dokter memberi tanda pada bagian atas resep dengan menuliskan cito atau
CITO! (digarisbawahi dan diberi tanda seru dan diparaf atau ditandatangani di
belakang Cito). Resep Cito pembuatannya harus didahulukan dari resep lainnya,
dengan demikian untuk tidak menggangu tugas rutin di Apotek, dokter yang
meminta Resep Cito hendaknya betul bila penderita dalam keadaan gawat dan
penundaan pemberian obatnya dapat membahayakan. Istilah yang sama maknanya
dengan Cito ialah Statim (amat segera) atau Urgens (mendesak), juga dapat dipakai
singkatan P.L.M. (periculum in Mora = berbahaya bila ditunda).
-Tempat Mengambil Obat dengan Resep
Apotek ialah suatu unit kesehatan tempat penderita mengambil obatnya. Ada dua
macam Apotek, yaitu :
1. Apotek Rumah Sakit : hanya melayani resep dari para dokter Rumah Sakit
yang bersangkutan. Kertas resep Rumah Sakit harus dengan jelas
mencantumkan nama Rumah Sakit serta Bagian Pelayanan Fungsional
(Bagian Penyakit Dalam, Penyakit Mata, Penyakit THT, dsb) serta nama dokter
yang menulis resep. Kertas resep pribadi dokter tidak dapat di layani di Apotek
Rumah Sakit.
2. Apotek Umum : Apotek Swasta dapat melayani tidak saja resep pribadi tetapi
semua resep dokter, kalau perlu juga melayani kertas resep Rumah Sakit bila
Apotek Rumah Sakit kebetulan tidak memiliki obat yang diminta. Apotek
umum juga dapat melayani penjualan obat bebas dan obat bebas terbatas
yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan resep dokter.

Anda mungkin juga menyukai