Arus sedimentasi bertanggung jawab untuk proses transportasi dan pengendapan untuk sedimen dalam jumlah besar, baik di darat maupun di lantai danau dan lantai samudera. Empat jenis gravitasi yang mempengaruhi arus sedimentasi telah diakui (Middleton dan Hampton, 1976), dibedakan berdasarkan mekanisme butiran dalam aliran/arus. Arus turbidit, dimana butiran yang didukung oleh turbulensi dari fase cairan yang dominan; aliran fluida sedimen, di mana butiran didukung oleh gerakan ke atas dari fluida yang keluar dari pori-pori, yang merupakan fase minoritas; aliran butir, di mana tekanan dispersif diciptakan oleh dampak langsung dari gerakan butir dan di mana fase fluida tidak perlu ada, dan debris flow, yang didukung oleh viskositas tinggi.
Arus Turbidit
Arus turbidit merupakan arus cepat yang bergerak menuruni lereng berdasarkan densitasnya yang tinggi relatif terhadap fluida, densitas yang tinggi ini dikarenakan partikel yang melimpah di dalam suspensi. Arus turbidit terjadi secara tiba-tiba dan fenomena yang singkat, banyak juga yang dipicu oleh gempa bumi maupun badai di lautan. Arus turbidit bisa melakukan perjalanan ribuan kilometer menuruni lereng lautan. Arus turbidit seperti proses besar yang tak terlihat dari proses transportasi dan pengendapan sedimen marin. Arus turbidit yang baru saja terjadi, memberikan waktu dan jarak yang cukup, berkembang menjadi gerakan cepat, massa yang bergerak turbulen memiliki kepala (head), tubuh (body), dan ekor (tail), kepala menjadi bagian yang paling tebal dalam arus turbidit, tubuh memiliki ketebalan seragam, dan ekor menjadi bagian yang mengurangi ketebalan dan konsentrasi sedimen. Gelombang dasar merupakan gerakan cepat suspensi butiran dalam udara, dibentuk oleh letupan, bagian dari energi dari letupan menjadi tertransportasi dengan cepat dalam atmosfer, sepanjang permukaan, dan jauh dari titik nol. Ini serupa dengan arus turbidit. Gelombang dasar berhubungan dengan ledakan nuklir, letusan gunung berapi, dan pengaruh jatuhnya meteor.
Aliran Butiran
Aliran butir dipertahankan oleh tekanan dispersif, yang di mana dikarenakan momentum perubahan interaksi antar butir. Lapisan granular yang bebas merupakan Tekanan Geser (T) dan Tekanan Normal (N), menjadi tangensial dan komponen normal dari tekanan berat. Kedua tekanan tersebut dikombinasikan menjadi sudut friksi internal, , tan = T/N Butiran kasar mengalir lebih cepat dan lebih tebal daripada butiran halus. Tipe aliran butiran pasir ketebalannya kurang dari 2 sentimeter dan mempunyai kecepatan kurang dari 1 meter per detik. Butiran subaqueous mengalir dengan ketebalan kurang dari beberapa sentimeter. Aliran butiran yang tidak turbulen atau hanya sedikit turbulen tidak ada pencampuran yang cukup di antara lapisan yang lebih dalam di dalam arus dan lapisan dangkal. Butiran yang lebih besar muncul untuk bermigrasi ke puncak dari aliran, memungkinkan efek saringan kinetik, jadi disebut reverse grading (perlapisan terbalik).
Arus Fluida
Arus sedimen fluida hasil dari pelepasan intergranular fluida atas, di mana sesaat menyokong butiran melawan gaya gravitasi dan juga hasil dalam agregat butiran dengan kekuatan yang lemah. Aliran cair, di mana sedimen mengendap melalui pori dari fluida tersebut, yang sebagai hasilnya, sedimen hanya menyokong sebagian pergerakan ke atas dari pori-pori fluida.
Arus Debris
Arus Debris atau aliran lumpur merupakan pergerakan menuruni lereng dari material-material yang dialiri oleh air intergranular. Air bercampur dengan partikel- partikel kecil yang berperilaku seperti cairan yang kental; partikel-partikel yang lebih besar ada pada arus dengan kemampuan mengapungnya dan dengan kekentalan yang tinggi, menghasilkan kekuatan, atau kekohesifan dari fase fluida daripada dengan turbulensi atau tekanan dispersif atau daya angkat hidrodinamik. Reverse grading merupakan karakteristik dari lapisan basal dari endapan arus debris, ini dikarenakan tegangan yang melemah dari sedimen lempung di arus semacam itu, menjadi kehilangan kekuatan bahwa lumpur lempung menopang pada deformasi. Arus debris yang lain berasal dari bawah air. Hubungan antara ukuran klastik maksimum dan ketebalan dari aliran massa dapat berfungsi untuk membedakan antara kohesif arus debris dan kohesi dari aliran butiran. Terdapat arus kohesif dengan hanya sedikit lumpur dan arus berlumpur yang kurang kohesi (lebih jauh lagi, lumpur dapat dicuci ke dalam atau luar dari endapan gravel).
Sumber 2 Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Di bawah ini diterangkan secara garis besar ke duanya. Suspensi Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh dasar aliran.
Bedload transport Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi: 1. endapan arus traksi 2. endapan arus pekat (density current) dan 3. endapan suspensi. Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang- surut air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat: 1. pemilahan baik 2. tidak mengandung masa dasar 3. ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah (coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding). Di lain fihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan perlapisan bersusun. Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam. Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi. Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam. Selley (1988) membuat hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang dihasilkan, sebagai berikut (Tabel IV.1).
Umumnya pasir bersilang-siur Pasir berlapisan-bersusun, lanau, dan lempung Lempung nepheloid
Udara Endapan traksi Endapan pekat (density) Endapan suspensi Umumnya pasir bersilang-siur Nuees ardentes, dsb. Loess
Glasial Umumnya endapan tak berlapis, pemilahan jelek, endapan dari brangkal sampai lempung Tabel IV.1: Hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang dihasilkan (Selley, 1988). Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai oleh mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat saja, tetapi lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti itu dalah: 1. sistem arus traksi dan suspensi 2. sistem arus turbit dan pekat 3. sistem suspensi dan kimiawi.
III.3 MEKANISME GERAKAN SEDIMEN Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung (rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) seperti Gambar III.2. III.4. GRAVITY Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini, ada 3 macam sedimen : 1.Debris flows (umumnya mud flows) 2.Grain flows 3.Fluidized flows Mud flows (interparticle interaction) Ada 2 : di bawah air dan di darat Ciri sedimen hasil mud flows: dikuasai matrik (matrix-dominated sediment) sortasi jelek pejal (tak berlapis) Grain flows (grain interaction) Ciri sedimen hasil grain flows: dikuasai kepingan (fragment dominated-sediment) terpilah baik dan bebas lempung Fluidized flows Ciri sedimennya: tebal, non-graded clean sand batas atas dan bawahnya kabur umumnya terdapat struktur piring (dish structures).
Gambar III.2: Ragam gerakan sedimen dalam media cairan dan angin
Gambar III.3: Bed form dan struktur sedimen dalam perbedaan flow regime (Harms dan Fahnestock, 1965 dan Simon dkk., 1965).