Ahli-ahli ilmu sosial di Barat pada umumnya mencatat bahwa bangsa-bangsa
menjalani tiga tahap pembangunan satu demi satu ; unification,
industrialization dan social welfare
Diakui parlemen, pengadilan dan para sarjana hukum di pemerintahan serta professi hukum berperanan besar dalam tiap tahap pembangunan tersebut.
Hukum, institusi hukum dan sarjana hukum, memainkan peranan yang penting untuk membawa perubahan kepada sistim normanorma dan nilai-nilai baru dalam tiap tahap pembangunan kesejahteraan, setelah menjalani industrialisasi hampir satu abad,3
Kestabilan polilik adalah prasyarat untuk membangun prasarana industri dan selanjutnya pertumbuhan industri adalah prasyarat untuk mengembangkan kesejahteraan sosial.
Negara-negara berkembang ingin mencapai tiga tahap tersebut sekaligus: unifikasi, industrialisasi dan kesejahteraan sosial harus dicapai dalam waktu yang sama.4
Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah yang serupa, bagaimana menghindari disintegrasi bangsa, dalam waktu yang sama memulihkan ekonomi dari krisis yang berat, dan memperluas kesejahteraan sosial sampai mencapai masyarakal yang paling bawah.
Hukum yang kondusif bagi pembangunan sedikitnya mengandung lima kwalitas : stability, predictability, fairness, education, dan kemampuan meramalkan adalah prasyarat untuk berfungsinya sistim ekonomi.
Perlunya predictability sangat besar di negara-negara dimana masyarakatnya untuk pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi melampaui lingkungan social tradisionil mereka.
Stability juga berarti hukum berpotensi untuk menjaga keseimbangan dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang saling bersaing.
Fairness seperti persamaan didepan hukum, standar sikap pemerintah, adalah perlu untuk memelihara mekanisme pasar dan mencegah birokrasi yang berkelebihan
Tidak adanya standar tentang apa yang adil dan apa yang tidak adil adalah masalah besar dihadapi oleh negara-negara berkembang. Dalam jangka panjang ketiadaan standar tersebut menjadi sebab utama hilangnya legitimasi pemerintah.