Anda di halaman 1dari 18

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Limbah beracun
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan
debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat
beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3).
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya
atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak
langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan manusia.ang termasuk limbah B3 antara lain adalah
bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak,
sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan
penanganan dan pengolahan khusus. Bahan!bahan ini termasuk limbah B3 bila
memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut" mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain!
lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
#. B$%$& B'(B$%$$ dan B'($)*& (B3)
Bahan berbahaya dan beracun (B3) didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
mahkluk hidup lainnya (++ &o. ,- tahun .//# tentang +engelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun).
Sedangkan definisi menurut 0S%$ (0ccupational Safety and %ealth of the *nited
State 1o2ernment) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya
sangat berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan
properti dan atau lingkungan.
Dari kata sifat dan kosentrasinya sudah dapat kita simpulkan bah3a bahan
berbahaya dan beracun merupakan bahan kimia, baik bahan kimia organik
maupun anorganik.
4enyadari akan pentingnya pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di
lingkungan industri dan atau kegiatan usaha lainnya, beberapa departemen yang
terkait dengan upaya pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di
lingkungan industri dan atau kegiatan usaha lainnya, telah mengeluarkan panduan
tentang pengelolaan dan klasifikasi bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti "
5lasifikasi bahan B3 menurut 5eputusan 4enteri 5esehatan
Depkes (6 melalui keputusan 4enkes &o. -7384enkes8+er8968#:;3 telah
memberi arahan mengenai bahan berbahaya beracun dan pengelolaannya, yang
dibagi menjadi - (empat) klasifikasi, yaitu "
5lasifikasi 6
4eliputi "
#. Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat
menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung,
karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya<
.. Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga
menimbulkan bahaya.
5lasifikasi 66
4eliputi "
3. Bahan radiasi<
-. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik<
7. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD7/ (rat)
kurang dari 7// mg8kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput
lendir<
=. Bahan etilogik8biomedik<
,. 1as atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan<
;. 1as atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 37o)<
:. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
5lasifikasi 666
4eliputi "
#/. Bahan yang dapat meledak karena sebab!sebab lain, tetapi tidak mudah
meledak karena sebab!sebab seperti bahan klasifikasi 66<
##. Bahan beracun dengan LD7/ (rat) kurang dari 7// mg8kg atau setara tetapi
tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi 66<
#.. Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan
nyeri<
#3. 1as atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala
37o) sampai =/o)<
#-. Bahan pengoksidasi organik<
#7. Bahan pengoksidasi kuat<
#=. Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik<
#,. $lat atau barang!barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya
lainnya.
5lasifikasi 6>
4eliputi "
#;. Bahan beracun dengan LD7/ (rat) diatas 7// mg8kg atau yang setara<
#:. Bahan pengoksid sedang<
./. Bahan korosif sedang dan lemah<
.#. Bahan yang mudah terbakar.
4enurut S5 4enteri +erindustrian
Selain panduan yang diberikan oleh Depkes, Departemen +erindustrian yang
terkait langsung dengan kegiatan di industri juga telah memberi arahan tentang
bahan B3 dan cara pengelolaannya, melalui S5 4enprind &o. #-;848S58-8#:;7.
tentang +engamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di +erusahaan 6ndustri .
+engelompokan bahan B3 berdasarkan keputusan tersebut meliputi "
a. Bahan beracun (to?ic).
+engertian beracun karena bahan tersebut dapat langsung meracuni manusia atau
mahluk hidup lain. Sifat keracunan tersebut dapat terjadi dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Bila sampai masuk ke lingkungan, di lokasi pembuangan yang tidak terkontrol,
bahan beracun ini dapat tercuci serta masuk ke dalam air tanah sehingga dapat
mencemari sumur penduduk di sekitarnya dan berbahaya bagi penduduk yang
menggunakan air tersebut.
b. Bahan peledak @ 4udah meledak.
Bahan ini berbahaya selama penanganannya, baik pada saat pengangkutannya
maupun saat pembuangannya, karena,bahan ini dapat menimbulkan reaksi hebat
dan dapat melukai manusia serta merusak lingkungan sekitarnya.
c. Bahan mudah terbakar8menyala.
Bahan ini berbahaya bila terjadi kontak dengan bahan lain yang panas, rokok atau
sumber api lain karena dapat menimbulkan kebakaran yang tidak terkendalikan
baik saat pengangkutan,di lokasi penyimpanan8pembuangan seperti di landfill.
Disamping mudah menyala8terbakar, bahan ini umumnya kalau sudah menyala
akan terbakar terus dalam 3aktu yang lama, seperti sisa pelarut yang meliputi
benAene, toluene atau aseton yang berasal dari pabrik cat, pabrik tinta, serta
kegiatan lain yang menggunakan bahan tersebut sebagai pelarut.
d. Bahan oksidator dan reduktor
Bahan pengoksidasi ini berbahaya karena dapat menghasilkan oksigen sehingga
dapat menimbulkan kebakaran, seperti sisa bahan yang banyak digunakan di
laboratorium seperti magnesium, perklorat dan metil metil keton (465)<
e. Bahan korosi 8 iritasi
Bahan penyebab korosif (corrosi2e 3aste) ini berhaya karena dapat melukai,
membakar kulit dan mata.
Bahan yang termasuk ini mempunyai keasaman (p%) lebih rendah dari . atau
lebih besar dari #.,7, dapat menyebabkan nekrosia (terbakar) pada kulit atau dapat
menyebabkan karat.
)ontoh bahan ini, antara lain "
! asam cuka, asam sulfat yang biasa digunakan untuk membersihkan karat pada
industri baja<
! bahan pembersih produk metal sebelum dicat<
! asam untuk proses pickling pada industri ka3at.
f. 1as bertekanan.
g. Bahan radioaktif.
aitu bahan yang dapat mebyebabkan terjadinya radiasi pada makhluk hidup.
Bahan beracun dan berbahaya lainnya yang ditetapkan oleh 4enteri +erindustrian.
Sebagian dari daftar bahan berbahaya dan beracun tercantum pada lampiran
keputusan tersebut.
Bahan 5imia Berbahaya menurut 5ep 4enaker &o. #;,8#:::
Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran
yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika dan atau toksikologi berbahaya
terhadap tenaga kerja, instansi, dan lingkungan hidup.
+ada +asal : disebutkan bah3a bahan tergolong B3 meliputi "
a. Bahan beracun, yaitu
Bahan kimia beracun dalam hal pemajangan melalui "
! 4ulut LD7/ B .7 mg8kg atau C .// mg8kg
! 5ulit LD7/ B .7 mg8kg atau C -// mg8kg
! +ernapasan LD7/ B /,7 mg8kg atau C . mg8kg
b. Bahan sangat beracun
Bahan kimia sangat beracun dalam hal pemajangan melalui"
! 4ulut LD7/ D .7 mg8kg
! 5ulit LD7/ D 7/ mg8kg
! +ernapasan LD7/ D /,7 mg8kg
c. )airan mudah terbakar
)airan mudah terbakar dalam hal titik nyala B .#o) dan titik didih D 77o) pada
tekanan # atm.
d. )airan sangat mudah terbakar.
)airan sangat mudah terbakar dalam hal titik nyala D .#o) dan titik didih B ./o)
pada tekanan # atm.
e. 1as mudah terbakar
1as mudah terbakar dalam hal titik didih D ./o) pada tekanan # atm.
Seperti gas alam, hidrogen, asetilin, etilin oksida.
f. Bahan mudah meledak
g. Bahan reaktif
Bahan kimia termasuk kriteria reaktif apabila bahan tersebut "
! bereaksi dengan air mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.
seperti " alkali (&a, 5) dan alkali tanah ()a)
aluminium tribromida, )a0, sulfuril khlorida
! bereaksi dengan asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar,
atau beracun atau korosif.
seperti " 5)l03, 54n0-, )r.03
h. Bahan kimia termasuk kriteria oksidator
$pabila reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran.
Seperti " $norganik ()l03! , 4n0-!, )r.0,!., %.0., 603!, S.0;!.
0rganik ( Bensil peroksida, 'troksida, $setil peroksida)
+eraturan +emerintah
4enyadari bah3a dengan meningkatnya kegiatan pembangunan di berbagai
bidang terutama di bidang industri dan perdagangan, terdapat kecenderungan
semakin meningkat pula penggunaan bahan berbahaya dan beracun.
Ealaupun saat itu sudah terdapat beberapa peraturan yang mengatur pengelolaan
bahan berbahaya dan beracun, akan tetapi masih dirasakan belum cukup memadai
terutama untuk mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan
hidup yang akan berdampak pada kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya
maka +emerintah masih merasa perlu untuk menetapkan +eraturan +emerintah
tentang +engelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun yang dapat digunakan sebagai
arahan dalam pengelolaan bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
*ntuk lebih menguatkan secara hukum agar kehati!hatian dalam pengelolaan
bahan B3 di industri dan atau kegiatan usaha lainnya selalu terjaga, +emerintah
telah menetapkan arahan tentang +engelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
melalui ++ &o. ,- tahun .//#, dimana pada ++ &omor ,- ini Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) diklasifikasikan sebagai "
a. 4udah meledak (e?plosi2e) yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar
(.7o), ,=/ mm%g) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan sekitarnya.
b. +engoksidasi (o?idiAing) yaitu bahan yang termasuk dalam kriteria B3
pengoksidasi adalah bahan yang 3aktu pembakaran bahan tersebut sama atau
lebih pendek dari 3aktu pembakaran senya3a standar (ammonium persulfat untuk
bahan padat dan asam nitrat untuk bahan cair).
c. Sangat mudah sekali menyala (e?tremely flammable) adalah B3 baik berupa
padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala diba3ah /o) dan titik didih
lebih rendah atau sama dengan 37o)
d. Sangat mudah menyala (flammable) yaitu B3 baik berupa padatan maupun
cairan yang memiliki titik nyala diba3ah /o) ! .#o).
e. 4udah menyala (flammable) yaitu bahan yang mempunyai salah satu sifat
sebagai berikut "
#. Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari .-F 2olume dan
atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih =/G) (#-/o H) akan menyala apabila
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara
,=/ mm%g.
.. Berupa padatan yang bukan berupa cairan, pada temperatur dan tekanan standar
(.70), ,=/ mm%g) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menurus dalam #/ detik.
Selain itu, suatu bahan padatan diklasi fikasikan B3 mudah terbakar apabila
pengujian dengan Seta )losed!)up Hlash +oint Iest diperoleh titik nyala kurang
dari -/o).
f. $mat sangat beracun (e?tremely to?ic)< B3 yang bersifat amat sangat beracun
bagi manusia akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk
ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut
g. Sangat beracun (higly to?ic)< yaitu B3 yang bersifat sangat beracun bagi
manusia akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut
h. Beracun (moderately to?ic)< yaitu B3 yang bersifat beracun bagi manusia akan
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernapasan, kulit atau mulut.
Iingkatan racun B3 diatas dikelompokkan sebagai berikut "
i. Berbahaya (harmful) yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang
jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
j. 5orosif (corrosi2e) yaitu bahan yang bersifat mempunyai sifat antara lain "
#. 4enyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit<
.. 4enyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja S$' #/./ dengan laju
korosi lebih besar dari =,37 mm8tahun dengan temperature 77o)
3. 4empunyai p% sama atau kurang dari . untuk B3 bersifat asam dan sama atau
lebih besar dari #.,7 untuk yang bersifat basa.
k. Bersifat iritasi (irritant) yaitu bahan baik padatan maupun cairan yang jika
terjadi kontak secara langsung , dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan
kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
l. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the en2ironment) . Bahaya yang
ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak oAone (missal )H)), persistem di
lingkungan (misal +)Bs) , atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
m. 5asinogenik (carconogenik) yaitu bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar
yang dapat merusak jaringan tubuh.
n. Ietratogenik (tetranogenic) adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio.
o. 4utagenic (mutagenic) adalah sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genetika.
Bahan tergolong B3 seperti yang ditetapkan oleh 4enkes , 4enprind serta yang
tercantum pada ++ ,- tersebut merupakan bahan kimia yang digunakan di
industri, baik industri manufaktur, kosmetik dan atau kegiatan usaha lainnya.
Sistem pengamanan di lingkungan industri maupun sistem tanggap darurat pada
umumnya sudah dituangkan dalam 4SDS (4aterial Safety Data Sheet) setiap
bahan kimia yang dikeluarkan oleh produsen bahan kimia tersebut dan harus
diikuti oleh semua pengguna bahan kimia tersebut. Seperti cara penyimpanan di
areal pabrik (gudang) , syarat kelembaban gudang, cara penyusunan @ tingkat
palet untuk kemasan drum termasuk juga tindakan darurat apabila terkena kulit
atau masuk ke mulut.
.. L64B$% B$%$& B'(B$%$$ B'($)*&
Limbah dari kegiatan industri yang menggunakan bahan B3 diidentifikasi akan
menghasilkan buangan (limbah) yang juga mengandung B3 sehingga dapat
diklasifikasikan sebagai Limbah B3.
Berbeda dengan penanganan bahan berbahaya dan beracun yang umumnya sudah
dilakukan oleh setiap kegiatan industri, limbah B3 sebagai hasil ikutan dari
kegiatan industri masih banyak yang belum terkelola dengan baik atau tidak
dikelola sama sekali, seperti diikutkan bersama sampah domestik dibuang ke I+$
sampah domestik.
3. S6H$I @ S64B0L L64B$% B3
4enurut +enjelasan ++ #; Iahun #::: +asal ; $yat # sifat!sifat limbah B3 adalah
sebagai berikut "
#. 4udah 4eledak
+ada suhu dan tekanan standar (.7 derajat )elcius,
,=/ mm%g) dapat meledak atau melalui reaksi kimia
dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu
dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.
.. 4udah Ierbakar
Limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai
berikut "
a. Berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari
.-F 2olume dan atau pada titik nyala tidak lebih dari
=/ derajat )elcius akan menyala apabila terjadi kontak
dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada
tekanan udara ,=/ mm%g
b. Bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan
tekanan standar dapat mudah menyebabkan kebakaran
melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan
kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus menerus
c. Limbah yang bertekanan yang mudah terbakar
d. 4erupakan limbah pengoksidasi
3. (eaktif
ang dimaksud dengan reaktif adalah "
a. +ada keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkab perubahan tanpa peledakan
b. Dapat bereaksi hebat dengan air, apabila bercampur air berpotensi
menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah
yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan
c. Limbah Sianida, Sulfida, atau $moniak yang pada kondisi p% antara . dan #..7
dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan
d. ang 4udah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (.7 derajat
)elcius, ,=/ mm%g)
e. 4enyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah
organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi
-. Beracun
Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun
bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan
kematian atau sakit yang serius apabila masuk kedalam
tubuh melalui pernapasan, kulit, atau mulut.
7. 6nfeksius
Limbah laboratorium medis, atau limbah lainnya yang
terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular.
=. 5orosif
Limbah yang memiliki dari salah satu sifat berupa "
a. 4enyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
b. 4enyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
c. 4empunyai p% sama atau kurang dari . untuk limbah
bersifat asam dan dan sama atau lebih besar dari #..7
untuk yang bersifat basa
Jenis!jenis limbah beracun antara lain"
Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan
api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila
telah menyala akan terus terbakar hebat dalam 3aktu lama.
Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan
atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam
suhu tinggi.
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila
masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit
atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki p% sama atau kurang dari .,/ untuk
limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari #.,7 untuk yang bersifat basa.
+erkembangan industri dan proses produksi yang berlangsung secara terus
menerus tanpa disadari oleh banyak pihak telah menghasilkan bahan berbahaya
dalam bentuk padat, cair, maupun gas, baik yang bersifat bahan beracun
berbahaya (B3) maupun yang bukan B3. +embuangan Limbah yang bebas tanpa
pengaturan yang jelas dan tegas dapat mengancam lingkungan hidup, menganggu
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Dengan bertambahnya industri
dan8atau kegiatan yang menghasilkan Limbah dengan kategori B3, maka resiko
terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup semakin tinggi.
4enyikapi kondisi tersebut, pemerintah secara yuridis telah melakukan langkah!
langkah melalui penerbitan sejumlah peraturan perundang!undangan telah
dilakukan, baik yang secara langsung terkait dengan pencegahan dan pengelolaan
lingkungan maupun konser2asi sumber daya alam. 4isalnya, *ndang!*ndang
&omor 7 Iahun #::/ tentang 5onser2asi Sumber Daya $lam %ayati dan
'kosistem, *ndang!*ndang &omor .3 Iahun #::, tentang +engelolaan
Lingkungan %idup, yang kemudian dicabut dan diganti dengan *ndang!*ndang
&omor 3. Iahun .//: tentang +erlindungan dan +engelolaan Lingkungan %idup
(**++L%), *ndang!*ndang &omor .= Iahun .//, tentang +enataan (uang,
*ndang!*ndang &omor 3. Iahun .//- tentang +emerintah Daerah, +eraturan
+emerintah &omor #; Iahun #::: jo. +eraturan +emerintah &omor ;7 Iahun
#::: tentang +engelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. +eraturan
+emerintah &o. ;. Iahun .//# tentang +engelolaan 5ualitas $ir dan
+engendalian $ir, dan peraturan perundang!undangan lainnya.
$dapun isi dari ++ &o ;7 Iahun #::: ialah
+asal #
4engubah ketentuan +asal =, +asal ,, dan +asal ; +eraturan +emerintah &omor
#; Iahun #::: tentang +engelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,
sebagai berikut "
#. 5etentuan +asal = diubah, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut "
K +asal = Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber dan atau uji
karakteristik dan atau uji toksikologi. K
.. 5etentuan +asal = diubah, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut "
K+asal ,
(#) Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi "
a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik<
b. Limbah B3 dari sumber spesifik<
c. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
(.) +erincian dari masing!masing jenis sebagaimana dimaksud pada ayat (#)
seperti tercantum dalam Lampiran 6 +eraturan +emerintah ini.
(3) *ji karakteristik limbah B3 meliputi "
a. mudah meledak<
b. mudah terbakar<
c. bersifat reaktif<
d. beracun<
e. menyebabkan infeksi< dan
f. bersifat korosif.
(-) +engujian toksikologi untuk menentukan sifat akut dan atau kronik.
(7) Daftar limbah dengan kode limbah D../, D..#, D... dan D..3 dapat
dinyatakan limbah B3 setelah dilakukan uji karakteristik dan ayau uji toksikologi.
3. 5etentuan +asal ; diubah, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut "
K+asal ;
(#) Limbah yang dihasilkan dari kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran 6,
Iabel . +eraturan +emerintah ini, apabila terbukti memenuhi +asal , ayat (3) dan
atau ayat (-) maka limbah tersebut merupakan limbah B3.
(.) Limbah B3 dari kegiatan yang tercantum dalam Lampiran (6), Iabel .
+eraturan +emerintah ini dapat dikeluarkan dari daftar tersebut oleh instansi yang
bertanggung ja3ab, apabila dapat dibuktikan secara ilmiah bah3a limbah tersebut
bukan limbah B3 berdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh instansi yang
bertanggung ja3ab setelah berkoordinasi dengan instansi teknis, lembaga
penelitian terkait dan penghasil limbah.
(3) +embuktian secara ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (.) dilakukan
berdasarkan "
a. *ji karakteristik limbah B3<
b. *ji toksikologi< dan atau
c. %asil studi yang menyimpulkan bah3a limbah yang dihasilkan tidak
menimbulkan pencemaran dan gangguan kesehatan terhadap manusia dan
makhluk hidup lainnya.
(-) 5etentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (#) dan ayat (3) akan
ditetapkan oleh instansi yang bertanggung ja3ab setelah berkoordinasi dengan
instansi teknis dan lemebaga penelitian terkait.
Dalam konteks itu, +emerintah Daerah telah melakukan upaya!upaya yang sejalan
dengan peraturan perundang!undangan dalam berbagai bentuk kebijakan . %al ini
di3ujudkan dalam +eraturan Daerah &omor 7 Iahun .//, tetang +engendalian
+encemaran *dara, +eraturan Daerah &omor . Iahun ./#/ tentang (encana
Iata (uang +ro2insi Daerah 6stime3a ogyakarta.
&amun, kebijakan!kebijakan yang telah diformulasikan oleh +emerintah Daerah
belum memba3a hasil positif bagi upaya memelihara dan melestarikan kehidupan
alam8lingkungan dan masyarakat yang lebih baik. %al itu disinyalir karena belum
ada regulasi yang secara spesifik mengatur tentang pengelolaan berbagai Limbah
B3 di ogyakarta.
Beberapa sebab yang mengakibatkan pencemaran di Daerah antara lain"
Limbah industri batik, tekstil, Limbahnya dialirkan ke sungai!sungai<
6ndustri dan pabrik kulit, sejak sepuluh tahun terakhir ini terus meningkat jumlah
pengrajinnya<
Bengkel!bengkel kendaraan baik roda empat maupun roda dua yang terus
meningkat akibat booming kepemilikan sepeda motor. Iiadanya pembatasan
3ilayah yang diiAinkan dan yang tidak diiAinkan untuk mendirikan perbengkelan
menjadi faktor penyebab utama<
Berdirinya laundry!laundry diberbagai tempat sebagai pelayanan jasa yang tidak
menyediakan tempat pembuangan Limbahnya<
Berdirinya laboratorium!laboratorium kesehatan, rumah sakit dan sekolah!sekolah
yang banyak menyelenggarakan Limbah
cair dan Limbah padat berbahaya dan
beracun.
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan
oleh tim ahli, menemukan fakta bah3a
sumber Limbah B3 di Daerah selama ini
cukup beragam, yang di hasilkan oleh
aktifitas kegiatan sebagai berikut"
+enghasil Limbah B3 dari +elayanan 5esehatan, terdiri dari (umah Sakit,
+uskesmas, Laboratorium 5esehatan, dan $potek<
+enghasil Limbah B3 bersumber dari Lembaga pendidikan (sekolah dan
perguruan tinggi) dan lembaga riset, terdiri atas" *nit laboratorium dan
tempat yang sejenis untuk kepentingan praktikum dan riset<
+enghasil Limbah B3 dari 6ndustri, terdiri atas +enyamakan kulit, 6ndustri
lampu, 6ndustri tekstil, 6ndustri farmasi, 6ndustri pangan8susu %ome
industi batik<
+enghasil Limbah B3 +erhotelan, +ari3isata, dan *saha Laundry<
+enghasil Limbah B3 dari Bandara dan Bengkel kendaraan, seperti sisa oli
bekas dan sisa air aki bekas<
+enghasil Limbah B3 dari kegiatan pertambangan emas<
+enghasil Limbah B3 dari kegiatan usaha percetakan dan fotografi<
+enghasil Limbah B3 dari industri kreatif atau %ome 4ade dan
%andicraft<
+enghasil Limbah B3 dari rumah tangga, antara lain" lampu bekas, baterai
bekas, dan sprayer.
4enurut hasil identifikasi Badan Lingkungan %idup Daerah menyebutkan,
setidaknya ada empat persoalan utama terkait dengan persoalan Limbah B3 di
Daerah, yaitu"
#. Belum adanya kemampuan pihak pengusaha untuk melakukan pengolahan
Limbah B3 dengan baik. 5emampuan pihak pengusaha ini sesungguhnya
erat kaitannya dengan kesadaran hukum. &amun kepatuhan terhadap
aturan hukum itupun terkait dengan pengetahuan yang biasanya diserap
melalui ada tidaknya sosialisasi suatu peraturan hukum<
.. Belum tersedianya lokasi untuk melakukan pengelolaan B3 dan Limbah
B3, baik yang di fasilitasi oleh pemerintah maupun oleh s3asta. %al ini
tidak terlepas dari kondisi Daerah yang melihat urgensinya pengaturan
Limbah B3. 5urangnya daya tarik pemerintah dan pengusaha boleh jadi
karena ogyakarta tidak merupakan kota industri. Sehingga dalam
kalkulasi dampak Daerah tidak tergolong 3ilayah industri berat. 6tulah
sebabnya pihak pemerintah baru saat ini terdorong untuk mengelola
dampak B3 secara lebih serius<
3. Iidak terkontrolnya pembuangan Limbah B3 dari pelaku usaha ke media
lingkungan<
-. Belum tersedianya perangkat hukum di daerah yang berfungsi sebagai
instrumen pengendalian . %al ini menjadi peluang sekaligus tantangan
untuk mengajukan suatu langkah konseptual dan strategis dalam
penanggulangan Limbah B3 secara lebih baik, di masa mendatang.
Ierkait dengan persoalan!persoalan di atas, maka harus dicarikan solusi agar suatu
saat di Daerah memiliki aturan berupa +eraturan Daerah yang lebih tegas dan
memberikan ke3enangan pada +emerintah Daerah, khususnya dinas!dinas yang
terkait untuk melakukan pengelolaan atas Limbah B3. 0leh sebab itu, kebijakan
dan pengaturan terkait dengan Limbah B3 menjadi sangat penting agar upaya
pengelolaan Limbah B3 di Daerah memiliki sinergisitas dengan kebijakan
pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai