berfikir yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru. Budaya organisasi merupakan sebuah sistem bersama yang meliputi keyakinan, nilainilai dan perilaku kelompok yang membedakannya dengan organisasi lain.
Budaya organisasi sebagai suatu sistem merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh suatu organisasi. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan mempersepsikan karakteristik dari suatu budaya organisasi, bukan dengan apakah para karyawan menyukai budaya atau tidak. Budaya merupakan konsep penting untuk memahami masyarakat dan kelompok manusia dalam jangka waktu yang panjang, tak terkecuali di dalam sebua organisasi. Mengidentifikasi dan memahami budaya organisasi mempengaruhi keberhasilan dalam hal intelektual dan financial dalam perusahaan. 1. Robbins dan Judge (2008:256) kultur organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. 2. Siagian, (1995:126). Budaya organisasi merupakan kesepa- katan (komitmen) bersama tentang nilai-nilai bersama dalam kehidupan organisasi dan mengikat semua orang dalam organisasi yang bersangkutan 3. Peter F. Druicker dalam buku Robert G. Owens, budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan pada anggota-anggota baru sebagai cara ynag tepat untuk memahami, mamikirkan dan merasakan terhadap berbagai masalah. Lapisan pertama mencakup artifak dan ciptaan yang tampak nyata tetapi seringkali tidak dapat diinterpretasikan. Lapisan kedua terdapat nilai atau berbagai hal yang penting bagi orang. Nilai merupakan kesadaran, hasrat afektif, atau keinginan. Lapisan ketiga merupakan asumsi dasar yang diciptakan orang untuk memandu perilaku mereka. Termasuk dalam lapisan ini adalah asumsi yang mengatakan kepada individu bagaimana berpersepsi, berpikir, dan berperasaan mengenai pekerjaan, tujuan kinerja, hubungan manusia, dan kinerja rekan kerja.
1. Budaya Organisasi yg tampak (Visible) contoh : cara berpakaian, simbol2 fisik, perayaan/seremonial, dan tata ruang kantor. 2. Budaya Organisasi yg tidak tampak (Invisible) contoh : disiplin dan makna prestasi. 3. Keyakinan yg paling dalam atau asumsi-asumsi yg tersembunyi contoh : adanya keyakinan bahwa atasan tdk pernah salah-anak buah selalu salah atau konsumen adalah raja
Terdapat tujuh karakter utama yang menjadi hakikat dari budaya organisasi:
1. Inovasi dan pengambilan resiko: sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil resiko. 2. Perhatian terhadap detail: sejauh mana karyawan diharapkan mampu memperlihatkan ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap detail. 3. Orientasi terhadap hasil: sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil, dibandingkan pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut. 4. Orientasi terhadap individu: sejauhmana manajemen dalam mempertimbangkan efekefek keberhasilan individuindividu didalam organisasi 5. Orientasi terhadap tim: sejauh mana aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan secara perorangan. 6. Agresivitas: sejauh mana orangorang agar berlaku agresif (kreatif) dan (kompetitif), dan tidak bersikap santai. 7. Stabilitas: sejauh mana aktivitas organisasi dalam mempertahankan status quo (Robbins, 2002)
1. Berdasarkan Proses informasi a. Budaya Rasional Dalam budaya ini, proses informasi individual (kalrifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana abagi tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisiensi, produktifitas dan keuntungan atau dampak).
b. Budaya Ideologis Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi (dukungan datri luar, perolehan sumber daya dan pertumbuhan).
c. Budaya Konsensus Dalam budaya ini, pemrosesan informasi kolektif (diskusi, partisipatif dan konsensus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral dan kerjasama kelompok).
d. Budaya Hierarkis Dalam budaya ini, pemrosesan informasi formal (dokumetasi, komputasi dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas, kontrol dan koordinasi). 2. Berdasarkan tujuan
a. Budaya organisasi Perusahaan b. Budaya organisasi Publik c. Budaya organisasi Sosial Saskhein dan Kisher mengemukakan bahwa budaya organisasi terdiri dari dua komponen, yaitu: 1. Nilai (value), yaitu sesuatu yang diyakini oleh warga organisasi untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. 2. Keyakinan (belief), yaitu sikap tentang cara bagaimana seharusnya bekerja dalam organisasi. Nilai dasar budaya organisasi adalah suatu nilai yang dianut seseorang mempengaruhi tingkah lakunya. Dan dalam sebuah organisasi, nilai yang dianut seorang anggota akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam berinteraksi dengan anggota lain maupun dalam melaksanakan tugas. Miller memberikan pandangan mengenai budaya perusahaan, menyatakan bahwa dalam perusahaan terdapat dua nilai, yaitu: nilai primer dan nilai sekunder
1. Nilai Utama (primer) Nilai utama ini berkaitan dengan dengan inovasi besar, ketaatan dan produktifitas. Nilai utama terdiri atas delapan unsur: Asas tujuan Asas konsensus Asas Keunggulan Asas Kesatuan Asas prestasi Asas Empirisme Asas keakraban Asas integritas
Miller menyebut nilai sekunder sebagai sifat- sifat variabel bisnis dan membaginya menjadi enam unsur sebagai berikut: Terfokus pada pelanggan/terfokus pada produk Pengendalian yang disiplin/pengendalian yang hilang Kewiraswastaan yang telah terbukti benar Pengambilan keputusan yang cepat/pengambilan keputusan yang lambat Fokus jangka pendek/fokus jangka panjang Teknologi canggih/sederhana Fungsi sebagai proses internal Budaya organisasi berfungsi sebagai pemersatu setiap komponen internal organisasi Fungsi sebagai proses eksternal Budaya organisasi berfungsi sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar organisasi Memberikan identitas kepada karyawan Memudahkan komitmen kolektif Mendukung stabilitas sistem Memudahkan karyawan memahami tujuan organisasi
Robbins dan Judge (2008:262), proses penciptaan kultur terjadi dalam tiga cara yaitu: Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka Kedua, mereka melakukan indoktrinasi dan sosialisasi cara pikir dan perilaku mereka kepada karyawan Ketiga, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan dg demikian menginter-nalsisai keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tsb.
Kultur asli berasal dari filosofi pendirinya. Filosofi itu pada gilirannya berpengaruh kuat terhadap kriteria yang digu-nakan dalam perekrutan. Tindakan dan ucapan manajemen puncak memantapkan norma-norma yang berlaku yang terkait dengan perilaku yang diterima dan tidak diterima dalam organisasi. Organisasi harus membantu karyawan (baru) untuk beradap-tasi dengan kuklturnya. Proses ini disebut sosialisasi . Kultur ditransmisikan ke karyawan melalui penceritaan kisah, ritual, simbol-simbol material, dan bahasa.