Anda di halaman 1dari 15

Page 1

BAB I
1.1 Latar Belakang

Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia itu berguna dalam mengarahkan dan
mewarnai berbagai aktifitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki
ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan berakhlak mulia tentu saja akan
memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki
ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan, dan
sebagainya namun tidak diserta dengan akhlak yang mulia, maka dia akan
menyalahgunakan apa yang dimilikinya dan menimbulkan bencana dimuka bumi ini.

Maka dari itu akhlak bukan hanya dirasakan oleh manusia dalam kehidupan
perseorangan, berkeluarga, bertetangga, Bermasyarakat dan Bernegara. Manusia tanpa
akhlak akan kehilangan derajat kemanusiaannya, bahkan akan lebih rendah derajatnya dari
pada binatang.

Apabila aktifitas akal manusia tidak dibimbing dengan akhlak yang mulia, maka
kehancuran dalam masyarakat tidak dapat dibendung lagi. Akal dengan modal tanpa moral
tidak akan menyejahterakan manusia, melainkan sebaliknya justru akan menghancurkan
masyarakat serta menimbulkan kerusakan baik didarat maupun dilautan, karena ulah
manusia yang tidak bermoral. Dengan mempelajari, menghayati serta mengamalkan ilmu
akhlak diharapkan manusia mampu untuk mengendalikan diri, memperhatikan kepentingan
orang lain, penuh tenggang rasa, mampu memupuk rasa persatuan dan kesatuan dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapatlah diajukan beberapa permasalahan
diantaranya :
a) Apa defenisi akhlak daan bagaimana pendapat beberapa ahli tentang defenisi akhlak?
b) Apa saja objek atau ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak?
Page 2
c) Bagaimana cara mengimplementasikan akhlak dalam kehidupan bersama?
d) Apa yang dimaksud ddengan filsafat etika?
e) Bagaimana perbandingan ukuran baik dan buruknya dalam akhlak dengan aliran filsafat
etika?

1.3 Tujuan Masalah.

Latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai
adalah :
1. Mengetahui definisi akhlak baik secara etimologi maupun terminology, dan juga
pendapat-pendapat beberapa ahli.
2. Mengetahui ruang lingkup pembahasan akhlak, sehingga bisa menentukan mana yang
baik dan buruk, mana yang haq dan bathil, dan bias menerapkan akhlak yang dianjurkan
dalam Al-quran dan Hadist dalam kehidupan beragama, berkeluarga, bermasyarakat
dan bernegara.

1.4 Kegunaan Masalah.

Akhlak sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini berurusan dengan prilaku
kehidupan kita sehari-hari dalam lingkungan sosial bermasyarakat. Dari sinilah kita dapat
menilai seseorang tersebut apakah dia mempunyai akhlak yang baik atau buruk. Jika baik
akhlaknya maka dia akan disukai dalam kehidupan masyarakat tesebut dan sebaliknya jika
dia tidak memiliki akhlak yang baik banyak orang yang akan membencinya. Budi pekerti
yang akan kita praktekan setidaknya sesuai dengan Al-quran dan Hadits dan apa yang di
contohkan Rasulullah Muhammad SAW. Mudah-mudahkan dengan kita mempelajari ilmu
akhlak menjadikan kita manusia yang lebih baik dan sukses dunia akhirat.




Page 3
BAB II
2.1 Pengertian Akhlak

Akhlak adalah bentuk jamak (plural) dari kata khuluq. Dalam Al-quran kata
khuluq disebut diantaranya pada surat Al-qalam ayat 4 : Dan sesungguhnya kamu benar-
benar berbudi pekerti yang agung (QS. Al-Qalam:4)

Sedangkan dalam Hadits banyak disebutkan diantaranya: Ketika Siti Aisyah ditanya
oleh para sahabat tentang akhlak Rasulullah saw, ia menjawab dengan singkat:

Akhlak rasulullah saw. Adalah Al-quran. (HR.Muslim).


( )
Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia

Dengan demikian merujuk kepada ayat diatas kata akhlak atau khuluq secara
pembahasan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, atau perangai muruah atau segala
sesuatu yang sudah menjadi tabiat.

Dilihat dari segi terminology (istilah) Akhlak (

) terdapat beberapa pakar yang


berpendapat antara lain :

a. Muhammad Abdullah Dirros :
Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak
mana berkombinasi bahwa kecenderungan pada pemilih pihak yang benar (dalam hal
akhlak yang baik) atau pihak yang jahat ( akhlak yang jahat).

Selanjutnya perbuatan-perbuatan manusia yang dapat dianggap sebagai manifentasi
dari akhlaknya, apa bila dipenuhi dengan dua syarat, yaitu:

1. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama,
sehingga menjadi kebiasaan.
2. Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi-emosi jiwanya, bukan
karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti paksaan dari orang
lain sehingga menimbulkan ketakutan, atau bujukan dengan harapan-harapan
yang indah-indah dan lain sebagainya.
1
Sijay Elsyakir,Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak, diakses dari http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-
akhlak.html (diakses tanggal 03 Novermver 2013)


Page 4

b. Barmawie Umar :
Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan
tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin.

Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah tabiat, sifat
seseorang atau perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya yang sudah
terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar sudah melekat sifat-sifat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan. Dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan serta
diangan-angankan lagi. Akhlak merupakan kehendak dan kebiasaan manusia yang
menimbulkan kekuatan-kekuatan yang sangat besar untuk melakukan sesuatu.

Kehendak merupakan keinginan yang ada pada diri manusia setelah dibimbing, dan
kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga muda untuk melakukanya.
Oleh karna itu faktor krehendak atau kemauan memegang peranan yang sangat
penting sebab dengan adanya kehendak tersebut telah menunjukan adanya unsur
ikhtiar dan kebebasan, yang karenanya dapat disebut dengan akhlak.

Maksud dengan sifat-sifat yang melahirkan perbuatan dengan mudah dan spontan
tanpa difikirkan serta diangan-angankan lagi, disini bukan berarti bahwa perbuatan
tersebut tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak dikehendaki. Maka
perbuatan-perbuatan yang dilakukan itu benar-benar sudah merupakan azimah
yakni kemauan yang kuat tentang sesuatu perbuatan, oleh karnanya jelas bahwa
perbuatan itu memang sengaja dikehendaki adanya. Hanya saja keadaan yang
demikian ini dilakukan secara kontinyu, sehingga sudah menjadi adat / kebiasaan
untuk melakukannya, karena timbullah perbuatan itu dengan mudah tanpa difikirkan
lagi, begitu juga karna bentuknya tidak kelihatan sehingga dapat dikatakan bahwa
Akhlak adalah nafsiah (bersifat kejiwaan) atau maknawiyah (sesuatu yang abstrak),
sedangkan bentuknya yang kelihatan dinamakan muamalah (tindakan) atau suluk
(perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang,
sehingga telah menjadi kepribadiannya).

Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa prilaku
maka dari itu bentuknya akhlak adalah sumber prilaku tersebut.

1
Sijay Elsyakir,Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak, diakses dari http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-
akhlak.html (diakses tanggal 03 Novermver 2013)


Page 5
Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansi saling tampak saling melengkapi, dan
darinya kita dapat melihat empat ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :

1. Pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan perbuatan, yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sabar, hilang ingatan, tidur atau gila.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang sehat akal
pikirannya.
2. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
4. Perbuatan ahklak adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas yang semata-
mata karena Allah SWT, bukan karena ingin di puji atau karena ingin
mendapatkan sesuatu pujian dari orang lain.

2.2 Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Akhlak

Dari pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah
perbuatan manusia. Perbuatan tersebut selanjutnnya ditentukan kriterianya apakah
baik atau buruk. Dalam kaitan dengan ini Muhammad Ai-ghozali menjelaskan bahwa
kawasan pembahasan ilmu Akhlak adalah seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai
individu (perseorangan) maupun kelompok.

2.2.1 Akhlak Baik (Akhlakul Mahmuda)
Akhlakul Mahmuda adalah semua sikap yang diperintahkan oleh Al-quran dan sunah
yang meliputi :

1. Akhlak Terhadap Allah SWT (Kholik)
Allah SWT SWT adalah Al-khalik ( Maha pencipta) dan manusia adalah mahluk
(yang diciptakan). Manusia wajip tunduk kepada peraturan Allah SWT.
Kewajiban diri kita terhadap Allah SWT, dengan ibadah shalat, dzikir, doa dan
sebagainya.
Allah SWT. Telah berfirman :


1
Sijay Elsyakir,Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak, diakses dari http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-
akhlak.html (diakses tanggal 03 Novermver 2013)


Page 6


Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-ku. (Adz-Dzariyaat:56)

a. Akhlak yang baik dalam bermuamalah dengan Al-Khaliq antara lain:

1. Taat kepada perintah Allah SWT
Taat (taqwa) yaitu meninggalkan semua larangan Allah SWT dan
mengerjakan semua perintah-nya.

Di dalam Al-quran banyak sekali Allah SWT menyebut perihal perintah
untuk bertakwa kepada Allah SWT yakni :




Artinya : (yaitu) Sembahlah Allah SWT, bertakwalah kepada-nya dan taatlah
kepadaku.

Didalam Hadits juga disebutkan bertakwalah kepada Allah SWT dimana
saja engkau berada dan ikutilah suatu kejelekan itu dengan kebaikan maka
kebaikan tersebut akan menghapus kejelekan tadi, juga pergaulilh manusia
dengan budi pekerti yang bagus (HR.Tirmidzi).
Page 7

2. Bertawakal kepada Allah SWT. berfirman:


Jika Allah SWT menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat
mengalahkan kamu, jika Allah SWT membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain)
dari Allah SWT sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah SWT saja
orang-orang mukmin bertawakal (QS. Ali Imran.160).

3. Cinta Kepada Allah SWT.



Artinya : Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah SWT, mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah SWT. Adapun orang-orang yang beriman Amat
sangat cintanya kepada Allah SWT. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu [160] mengetahui ketika mereka melihat siksa ( pada hari
kiamat), bahwa kekuatan itu kpunyaan Allah SWT semuanya dan bahwa
Allah SWT Amat berat siksaan-nya (niscaya mereka menyesal). (QS Al-
Baqarah :165)




Page 8
b. Akhlak Kepada Rasul antara lain :
1. Cinta Kepada Rasul
Rasul memberikan kita petunjuk-petunjuk dan menjelasan aturan-aturan,
mana yang halal dan mana yang haram, mana yang baik dan mana yang
buruk dan sebagainya. Itu semua agar manusia berbuat baik dan menjauhi
perbuatan tercela sehingga selamat dunia dan akhirat. Maka tidak ada
alasan untuk membenci rasul, bahkan sebaliknya kita wajip mencintainya
yakni dengan berittiba (menaati) kepada seluruh sunahnya baik qauliyah,
filiyah maupun taqririyah.

2. Mengucapkan Shalawat dan salam
Berselawat artinya: kalau dari Allah SWT berarti memberi rahmat, dari
malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin
berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan, Allah SWT
Umar Shalli ala Muhammad.

c. Akhlak terhadap diri sendiri.
Adalah sifat yang menyangkut pada pribadi seseorang yang harus dilatih dan
dibina, seperti sidik, amanah, sabar, tawadu dan menahan hawa nafsu.

1. Sidik
Mengatakan sesuatu sesuai dengan realitanya.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah SWT dan
katakanlah perkaataan yang benar (Al-ahzab :70)
2. Amanah
Merupakan kepercayaan yang diberikan seseorang seperti : harta, jabatan
dan sebagainya, adalah titipan yang harus dipelihara dan dijaga
sebagaimana mestinya.

3. Sabar
Sabar adalah prilaku pengendalian diri seseorang terhadap ujian yang
ditimpakan kepadanya.
Page 9


Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, denggan sedikit
kekuatan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-baqarah
: 155).
4. Tawaduk
Tawaduk yaitu rendah hati, selalu menghormati orang lain, tidak
menganggap rendah orang lain, menyingkirkan sifat iri, dengki dan
sombong.

5. Menahan Amarah




Artinya : (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah SWT menyukai orang-orang yang
berbuat kebijakan. (QS.Ali Imran : 134)

d. Akhlak Kepada Keluarga
1. Sikap anak kepada orang tua
Seorang muslim wajib memberi penghormatan yang secukupnya terhadap
ayah dan ibunya. Memelihara mereka dihari tuanya, mencintai mereka
dengan kasih saying yang tulus serta mendoakan setelah mereka tiada.

2. Sikap orang tua terhadap anaknya
Hal yang sudah dicontohkan oleh lukman dalam surat luqman, diantaranya
adalah member nafkah dan mendidik anak dll.
Page 10


e. Akhlak terhadap Masyarakat
1. Tidak membedakan unsure rasa sebagaimana Negara kita bersemboyan
bhineka tunggal ika.
Allah SWT telah berfirman:
Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
paling mulia diantarakamu disisi Allah SWT ialah orang paling taqwa
diantara kamu.

2. Prinsip kerja sama
Seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk social yang kita tidak
bias hidup sendiri maka dalam bermasyarakat perlu adanya kerja sama.

3. Saling kasih sayang dan rasa persaudaraan.

f. Akhlak kepada Negara
1. Menegakkan keadilan
2. Pemimpin mengasihi rakyat dan amanah
3. Rakyat taat kepada pemimpin





Page 11
2.2.2 Akhlak buruk (akhlakul madzmumah)
Adalah semua sikap dan prilaku yang dilarang dalam Al-quran dan sunah. Akhlak-
akhlak madzmumah adalah kebalikan dari akhlak mahmudah.

2.2.3 Mengimplementasikan Akhlak Dalam Kehidupan Bermasyarakat
A. Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan mereka
Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan menyatakan bahwa seseorang tidaklah
beriman manakala tetangganya tidak merasa aman darinya. Sabdanya, Demi
Allah SWT, ia tidaklah beriman, para sahabat bertanya, Siapa wahai Rasulullah?
Beliau menjawab, yaitu seseorang, (HR Bukhari).
Dari Abu Hurairoh radhiyallauanhu berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, Hak
seorang muslim atas muslim lainnya ada lima, menjawab salam, menjenguk orang
sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan orang yang
bersin.(muttafaqunalaihi).


2.2.4 Pengertian Filsafat Etika
a. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang dasar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang
luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
b. Etika berasal dari kata yunani, ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang berarti
watak, kebiasaan dan adat istiadat. Pengertian ini berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun suatu masyarakat yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pengertian etika yang
pertama, identik dengan pengertian moralitas. Maralitas berasal dari bahasa
latin, mos (tunggal) atau mores (jamak) yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan. Jadi etika dan moralitas mempunyai arti yang sama sebagai sistem
nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik yang kemudian terwujud
dalam pola prilaku yang konstan dan terulang dalam kurun waktu segingga
menjadi sebuah kebiasaan.
c. Pengertian etika yang kedua berbeda dengan moralitas. Etika dalam pengertian
kedua ini dipahami sebagai filsafat moral atau ilmu yang menekankan pada
pendekatan kritis dalam melihat dan memahami nilai dan norma moral serta
Page 12
permasalahan-permasalahan moral yang timbul dalam kehidupan
bermasyarakat Pengertian etika kedua, berbeda dengan yang pertama karena
tidak berisikan nilai dan norma-norma kongkret yang menjadi pedoman hidup
manusia.
Page 13
BAB III

3.1 Kesimpulan
Lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakuakan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan perbuatan, yang
bersangkutan Dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang sehat akal pikirannya.
3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbutaan yang dilakukan dengan sesungguhnya,
bukan main-main atau karena bersandiwara.
5. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik)
adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan
karena ingin dipuji atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.

Ruang lingkup pembahasan akhlak tidak hanya hablumminannas, namun juga hablum
minallah yang dikelompokkan pada akhlakul mahmudah dan akhlakul madzmumah.

Dalam makalah ini kami tidak membahas semua akhlakul mahmudah maupun
madzmumah, kami hanya mengambil beberapa sampel saja, masih banyak sekali
pembahasan masalah akhlak mahmudah dan madzmumah ini. Diantaranya adalah akhlak
terhadap makhluk lain ciptaan Allah seperti binatang, tumbuh-tumbuhan,malaikat jin dan
juga termasuk alam.

Dalam makalah ini kami juga tidak menyertakan semua ayat seperti yang kami terapkan
pada bagian Akhlakul karimah yakni pada taqwa dan tawakal, hal itu bukan karena kami
tidak tahu, tetapi lebih dikarenakan menghemat page. Karena kami rasa page makalah ini
sudah cukup banyak. Jadi jika teman-teman pembaca ingin mengetahui ayat apa saja yang
Page 14
menerengkan hal-hal yang dibahas, silakan di cari di aplikasi al-quran terjemah. Terima
kasih. Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan (HR.Muslim).
Page 15

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhory, Al-Imam. 2009. Hadits Shahih Bukhory. Surabaya :Gramedia Press
Al-Ghozali, Muhammad ( Terj ) Moch. Rifai.1993. Akhlak seorang Muslim.Semarang : Wicaksana
An-Nawawi, Imam. 2001. Terjemah Hadits Arbain An-Nawawi. Jakarta : Al-Itishom
Azizah, Syarifah. 1997. Diktat Hadits 1. Palembang : IAIN Raden Fatah Palembang
Hadi, Saiful. 2005.Sketsa Al-Quran. Jakarta: Lista Fariska Putra
http://bimbingan-islam.blogspot.com/2010/07/ruang-lingkup-akhlak-yang-baik-kepada.html (25
April 2011, 10.46 WIB)
Nata, Abuddin . 2006. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Said, M.1986. 101 Hadits Tentang Budi Luhur (Cet. ke-37). Bandung : Almaarif
Sunarto, Achmad. 1989. Mengobati Penyakit Hati. Rembang : Pustaka Amani
Tatapangarsa, Humaidi.1979. Pengantar Kuliah Akhlak, Surabaya : Bina Ilmu
Umary, Barmawie. 1991. Materia Akhlak. Solo : Romadhani
Universitas Muhammadiyah Palembang. 2009. Al-Islam Kemuhammadiyahan. Palembang : UMP
Yusuf, M. Zein. 1993. Akhlak Tasawuf. Semarang : al-Husnah
Elsyakir ,Sijay.Pengertian Dan Ruang Lingkup Akhlak
http://catatansijay.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-ruang-lingkup-akhlak.html (diakses
tanggal 03 Novermver 2013)
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html
ristiuty.edublogs.org/files/2008/04/pertemuan-1.ppt (diakses tanggal 03 Novermver 2013)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Diana%20Septi%20Purnama,%20M.Pd./MEMBAN
GUN%20ETIKA%20MAHASISWA.pdf (diakses tanggal 03 Novermver 2013)
http://iklandofollow.blogdetik.com/etika-anak-kepada-orang-tua-dianggap-kuno/ (diakses tanggal 03
Novermver 2013)

Anda mungkin juga menyukai