Anda di halaman 1dari 12

TEORI - TEORI

A. Aspek Penataan
Di dalam penataan atau pengaturan taman maka pemilihan maupun peletakan elemen-
elemen pengisi taman haruslah disesuaikan dengan tujuan perencanaa dengan
mempertimbangkan fungsi dari masing-masing elemen yang dipilih.
Pada tahap penataan ini perlu dipertimbangkan kaidah estetika yang menjadi dasar
penyusunan taman yang padaprinsipnya adalah menciptakan kesatuan ( unity ) dalam desain
dengan perorganisasian elemen-elemen sedimikian rupa sehingga menjadi bentuk yang
harmonis dan utuh.
Kesatuan yang berupa keharmonisan dan keutuhan ini dapat tercapai dengan
memperhatikan prinsip-prinsip desain, yaitu :
1. Keseimbangan / Balance
Keseimbangan yang diterapkan dalam rancangan tanah ialah keseimbangan daya tarik
kedua belah sisi sumbu vertikal. Keseimbangan ini dapat simetrik (formal) dan
asimetri (tak normal).

2. Aksen / Vocal Point
Suatu rancangan yang seimbang bisa membosankan jika tidak ada aksen atau
penekanan yang berupa elemen ataupun komposisi elemen yang mempunyai daya
tarik di tempat-tempat tertentu. Penggunaan tang tepat dari elemen-elemen patung,
kolam, air mancur bisa berfungsi sebagai aksen yang menarik.

3. Irama / Rhythme
Bila dalam suatu rancangan taman kelompok elemen-elemen yang sama dan
digunakan beberapa kali maka akan terjadi pengulangan-pengulangan atau urutan-
urutan yang menimbulkan kesan monoton. Untuk menghindari hal tersebut perlu
dimasukan unsur irama yang teratur maupun tak teratur sehingga tidak membosankan.




4. Proporsi
Dan memilih elemen-elemen pengisi taman maka ketepatan skala sangat penting
sehingga tidak akan ada elemen yang nampak terlalu besar sehingga mendominasi
atau memperkecil arti elemen-elemen yang lain.
Perbandingan skala antara elemen yang satu dengan yang inilah yang sering disebut
proporsi. Proporsi yang tepat akan menghasilkan rancangan yang menarik dan sesuai
dengan fungsinya.

B. Aspek Fungsi
Dalam mendesain atau merencanakan suatu taman, secara ideal dapat dikatakan
bahwa taman yang diciptakan haruslah dapat memenuhi suatu tujuan tertentu atau
mempunyai fungsi. Berikut adalah penjelasan mengenai penataan landsekap pada areal
kampus.
Landsekap Kampus
- Konsep Ruang / Zoning
Bila ditinjau kampus secara keseluruhan maka dapatlah disimpulkan bahwa kampus
merupakan sebuah kota tersendiri. Kampus sebagai suatu lingkungan kehidupan yang
lengkap dan merupakan sebuah kota yang mempunyai corak tersendiri, yaitu suatu bentuk
kehidupan dengan corak kehidupan ilmiah. Dengan demikian dalam perencanaan kampus
akan dituntut kelengkapan nilai-nilai estetis, ilmiah, budaya dan kesehatan lingkungan yang
memadai.
Penciptaan kehidupan ilmiah dan kehidupan kemanusiaannya merupakan hal utama sehingga
gubahan landsekap dituntut agar mampu menciptakan suasana fungsional ilmiah dan suasana
kemanusiaan dengan segala kegiatannya. Untuk itu kampus secara keseluruhan biasanya
dibagi dalam beberapa zone, yaitu :
1. Lingkungan Pendidikan ( Academic Zone )
Lingkungan dimana berlangsung semua proses pendidikan ilmiah termasuk kegiatan
laboratorium. Suasana yang perlu diciptakan dalam zone ini adalah suasana teduh,
tenang dan segar agar proses belajar dan mengajar berlangsung baik.



2. Lingkungan Kegiatan ( Activity Zone )
Dalam lingkungan ini terjadi komunikasi antara mahasiswa dengan civitas lainnya,
demikian juga antara lembaga dan masyarakat dalam bentuk kegiatan sosial budaya.
Suasana yang dikehendaki adalah meriah, indah, segar dan dinamis.

3. Lingkungan Perumahan ( Residental Zone )
Lingkungan ini dimaksudkan untuk tempat tinggal dosen, pegawai dan asrama
mahasiswa. Suasana yang diperlukan untuk lingkungan ini ialah suasana tenang,
teduh, aman, intim, dan privacy terjaga dari kesibukan kampus.

- Klasifikasi Ruang Terbuka Kampus
Berdasarkan fungsi atau kegiatan yang terjadi, ruang terbuka dapat dibedakan atas beberapa
jenis, yaitu :
a. Halaman Utama Kampus ( Campus Plaza )
Merupakan ruang terbuka yang terletak di pusat kampus yang juga merupakan
pusat penghubung kegiatan ilmiah antara mahasiswa dengan universitas atau
universitas dengan masyarakat. Ruang ini bisa diselesaikan dengan perkerasan,
dilengkapi dengan pertamanan pada tempat-tempat strategis yang diperlukan. Jenis
tanaman yang digunakan disini berskala rendah, indah dengan variasi tajuk dan
warna.

b. Taman Kampus
Dimaksudkan sebagai usaha untuk mewujudkan ruang-ruang rekreasi dan
tempat istirahat, sebagai ruang komunikasi antara civitas, khususnya antar mahasiswa.
Umumnya terletak dalam ruang-ruang micro atau diantara bangunan-bangunan dan
pada ruang-ruang yang memang dibuat untuk taman. Bentuk gubahannya berupa
kelompok pepohonan, kelompok perdu, hamparan rumput, perkerasan yang
dilengkapi dengan lampu-lampu taman dan elemen hias lainnya. Gubahan ruangan
disesuaikan dengan fungsi yang diinginkan dan ada dasarnya mempunyai suasana
intim dan akrab.



c. Lapangan Olahraga
Diusahakan dekat lingkungan perumahan ( asrama mahasiswa dan perumahan
dosen atau pegawai ). Gubahan landsekapnya agar memberikan suasana yang santai
dan dinamis.
Jenis tanaman yang dipilih :
Merupakan hamparan rumput hijau
Pembatas luarnya dipilih pohon yang mempunyai karakter tegas
Penyelesaian taman dengan kombinasi beberapa jenis pohon dengan
ketinggian rendah atau sedang.

d. Arboratum
Merupakan zona laboratorium botani yang terdiri dari gugusan berbagai jenis
pohon untuk kepantingan ilmiah. Disamping fungsi ilmiah yang utama, maka fungsi-
fungsi lain adalah :
Zona ini secara teknis dapat dimanfaatkan untuk keentingan proteksi bagi profil tanah
pada lembah dari kemungkinan eros, terutama untuk daerah dengan kemiringan cukup
tinggi diusahakan untuk menanam jenis-jenis tanaman yang mampu menjaga
stabilitas tanah, seperti misalnya berjenis-jenis bambu dan pohon dan pohon yang
merambat pada lereng yang agak curam
Untuk menjaga stabilitas air tanah. Ini digunakan pada zona-zona kampus yang
dibangun di daerah kering seperti di daerah bukit yang struktur tanahnya berbatu
karang
Jenis pohon dipilih berdaun lebat
Diusahakan jenis-jenis pohon setempat (mimba, juwet, jati, bekul, lantana, dan
sebagainya)
Didahului penanaman jenis-jenis pohon pionir yang mudah tumbuh pada tanah-tanah
karang seperti akasia, lamtoro gung, jambu mente
Diusahakn jenis pohon yang menghasilkan
Berbagai hutan rekreasi, dan untuk kepentingan rekreasi warga kampus dan sebagai
penyegar lingkungan karena fungsinya sebagai stabilitsa temperatur
e. Jalur hijau
Merupakan bentang alam yang terdiri dari kumpulan jenis-jenis pohon untuk jalur
hijau. Kadang kadang tempat ini juga dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Jalur
hijau juga kadang-kadang berfungsi sebagai pembatas dan penghubung di antara
bangunan bangunan fakultas.
Penanaman dan pemilihan jenis tanaman di dasarkan atas persyaratan sebagai
berikut :
Penanaman pohon dilakukan dengan jarak yang teratur
Pemilihan pohon dilakukan dengan selektif untuk mendapatkan jenis yang sesuai
dengan karakter jalan
Diutamakan jenis pohon yang menghasilkan dan yang terdapat pada wilayah setempat
agar memberikan karakter khusus
f. Jalan jalan dan tempat parkir
Jalan merupakan ruang terbuka yang langsung menjadi pembatas wilayah
kegiatan. Sebagai penghubung ruang ke ruang, suasana yang tercipta dalam ruang jalan
atau di sekitar jalan dapat sebagai ruang transisi dar suasana ruang yang satu dengan
yang lain.
Tempat parkir ditempatkan pada daerah pinggir dari daerah daerah kegiatan
dengan maksud untuk mengurangi terganggunya lingkungan kegiatan dari kebisingan
kendaraan. Ruang parkir ini merupakan ruang peralihan sepanjang pencapaian atau street
pictures. Sebagai ruang peralihan akan menuntut suatu penataan yang khusus dan
berpenampilan beda, terutama dalam menentukan jenis pohon.
Pemilihan pohon untuk ruang parkir ditetapkan dengan persyaratan sebagai
berikut :
Dapat berfungsi sebagai peneduh
Dapat memberikan penampilan yang lain dari ruang sekitarnya
Termasuk pohon kelas sedang misalnya : ketapang, sonokeling pohon karet, dan lain
lain.
g. Pertamanan
Ruang untuk pertamanan terdapat pada seluruh zona kegiatan yang
penempatannya diatur sedemikian rupa untuk menambah keindahan kampus dan
memberikan penampilan yang sesuai dengan karakteristik masing masing kegiatan
yang diwadahi.
Berdasarkan fungsi/ kegiatan yang ditampung taman ini diklarifikasikan menjadi
taman aktif dan pasif.
Taman aktif
Dimaksudkan selain untuk memperindah lingkungan juga dimanfaatkan untuk tempat
tempat kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan dalam kampus yang meliputi
kegiatan formal dan non formal, persyaratan taman yang menunjang suasana tersebut
adalah sebagai berikut :
Tanaman yang mempu memberikan perlindungan yang memadai (shelterd)
Memberikan kesan pembatas ruang yang baik/ kuat
Mamu memberikan suassna ruang yang memadai dengan fungsi masing
masing ruang dengan penampilanbeberapa variabel estetikanya (bentuk, daun,
bunga, warna ukuran, tekstur, dan bentuk keseluruhan).
Taman pasif
Dimaksudkan untuk memperindah dan menambah segar lingkungan. Penyelesaian
landsekapnya merupakan komposisi taanaman tanaman yang tergolong semak
rendah / sedang yang mampu memberikan suasana segar pada lingkungan.





C. Perencanaan Detail Landsekap
Elemen-Elemen Pendukung Landsekap




Elemen-elemen pendukung lansekap dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: elemen
lunak dan elemen keras. Yang dimaksud dengan elemen lunak di sini adalah elemen
pendukung yang biasanya merupakan vegetasi (pepohonan/perdu/rerumputan). Sedangkan
elemen keras adalah unsur tidak hidup dalam lansekap yang keberadaannya dapat
meningkatkan kualitas dan fungsi dari lansekap tersebut misalnya pagar, lampu-lampu taman,
bangku dan meja taman, gazebo, kolam, bebatuan, kerikil dan lain-lain.

1. Elemen Lunak
Penggunaan tanaman sangat berperan terhadap hasil penataan suatu lansekap. Elemen
tanaman memiliki beberapa sifat khas yang membedakannya dengan elemen-elelemen
lainnya. Karakteristik yang paling penting dan menonjol adalah bahwa tanaman merupakan
elemen yang hidup dan tumbuh. Dengan sifat khas demikian maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan. Pertama, tanaman merupakan elemen yang dinamis, setiap saat berubah,
baik itu ukuran, tekstur, kelebatan daun maupun karakter keseluruhan sesuai dengan sifat
pertumbuhannya. Kedua, kualitas dinamis tadi mempunyai implikasi terhadap penggunaan
tanaman dalam penataan lansekap.
Atas pertimbangan ini maka dalam penataan lansekap karakteristik setiap tanaman
yang akan digunakan harus diperhatikan, karena spesies tanaman sangat banyak sehingga
perlu pengelompokkan untuk memudahkan memilih jenis tanaman sesuai kebutuhan.
Tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh yang cepat dalam komposisi tanaman
Contoh detail landsekap
Sumber: urbanomnibus.net

sebaiknya ditempatkan di belakang sedangkan tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh
lambat dapat ditempatkan di depan. Demikian juga sifat ekologis tanaman perlu mendapat
pertimbangan yang matang. Berdasarkan morfologi, tanaman dibagi menjadi beberapa
kelompok yaitu: pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah.
Pohon biasanya berfungsi sebagai pohon pelindung dengan ditandai: memiliki satu
batang pokok, berkayu keras dan hidup tahunan. Perdu memiliki batang pokok lebih dari
satu, berkayu keras dan hidup bertahun-tahun. Semak adalah tanaman yang tidak memiliki
batang pokok, dapat berkayu dan dapat pula tidak berkayu. Tanaman penutup tanah biasanya
digunakan untuk menutupi atau mengisi permukaan tanah, umumnya tidak berkayu keras dan
tingginya kurang dari 30 cm.

Penggolongan Jenis Vegetasi
Penggolongan jenis tanaman harus memperhatikan aspek arsitektural, aspek artistik
visual, aspek hortikultural dan aspek pengendali iklim mikro.

a. Aspek Arsitektural
Aspek Arsitektural adalah penggolongan jenis vegetasi yang didasarkan pada konsep
pembentukan ruang. Membentuk ruang berarti mengolah bidang atau unsur pembentuk
ruang, yaitu lantai, dinding dan atap. Penggolongan dengan aspek arsitektural artinya
menciptakan ruang dengan unsur tanaman. Ruang dapat diciptakan dengan memodifikasi
bidang dasar, bidang vertikal dan bidang pengatap, atau dapat dikatakan membentuk ruang
dengan membangun lantai, dinding dan atap.
Arsitek akan membentuk bidang-bidang tadi untuk menciptakan ruang-ruang kegiatan
dengan bahan buatan seperti ubin, batu-bata, genteng dan sebagainya. Sedang Arsitek
Pertamanan menggunakan unsur alam yaitu tanaman, selain juga bahan buatan.
Rumput atau jenis tanaman ground cover (tanaman penutup tanah) dapat digunakan
untuk membentuk bidang dasar (lantai). Tanaman semak dapat digunakan sebagai pembentuk
bidang vertikal (dinding). Pohon dapat digunakan untuk membentuk bidang atap/pengatap.
Berbagai kesan ruang dapat diciptakan dengan elemen tanaman. ruang dapat bersifat terbuka,
semi terbuka, tertutup, intim, publik, semi publik dan sebagainya.
Penggolongan jenis tanaman dari aspek arsitektural dikelompokkan ke dalam: tanaman
pelantai, tanaman pedinding, tanaman pengatap


1) Tanaman Pelantai




Yaitu jenis tanaman pembentuk bidang lantai. Termasuk dalam golongan ini ialah
tanaman yang tingginya mulai dari nol sampai setinggi mata kaki seperti: lumut, rumput,
groundcovers, Opiopogon, Lumut Slaginell

2) Tanaman Pengatap




Yaitu jenis tanaman pembentuk bidang atap. Yang termasuk dalam kelompok ini ialah
tanaman yang mempunyai karakter percabangan yang melebar ke samping seperti pada
pohon-pohon rindang, dan jenis tanaman yang bisa dibentuk sebagai atap seperti: bugenvile,
stefanot, flame of Irian.



Contoh tanaman pelantai
Sumber: www. talungarchitect.blogspot.com

Contoh tanaman pengatap
Sumber: thecount.com

3) Tanaman Pendekorasi



Yaitu jenis tanaman yang mempunyai warna menarik pada bunga ataupun daunnya,
dan bertajuk indah. Keberhasilan menciptakan lansekap sangat tergantung pada kepekaan dan
pemahaman terhadap potensi yang dimiliki oleh elemen tanaman. Didalam merancang
lansekap, kegunaan arsitektural adalah yang pertama kali dipelajari, baru kemudian dipilih
jenis tanaman yang secara visual sesuai dengan fungsi-fungsi tadi

b. Aspek Artistik-Visual
Tanaman mempunyai karakter visual yang khas yang membedakannya dari elemen
lansekap lainnya. Karakter visual tersebut diantaranya adalah: ukuran, warna, tekstur, tipe
dan massa daunnya. Menggolongkan jenis tanaman dari segi artistik visual berarti
mengelompokkannya menjadi beberapa kelompok

c. Aspek Hortikultural
Penggolongan secara hortikultural artinya adalah membagi jenis tanaman berdasarkan
pengelompokkan:

1) Habitus-fungsional
Yang dimaksud ialah ciri khas (bunga, daun, buah atau tajuk), watak dan
kebiasan (ciri pertumbuhan, cepat-lambatnya), kesukaan dan kegunaan suatu tanaman.
Muncullah istilah tanaman berbunga indah, berdaun indah, tanaman peneduh dsb.



Contoh tanaman pendekorasi
Sumber: www.gardentourist.org

2) Ekologi
Pembagian tanaman ini berdasarkan hubungannya dengan jenis tanah, air, cuaca,
kelembaban, cahaya matahari, angin dan sebagainya sehinga timbul istilah: tanaman
teduh/panas, tanaman basah/kering dan sebagainya.

3) Fitogeografi
Pembagian tanaman berdasarkan daerah asalnya seperti laut/pantai, payau/rawa-rawa,
gurun, bukit karang, daerah rendah/tinggi dan sebagainya.

4) Taksonomi
Adalah pembagian kelompok tanaman berdasarkan silsilah keluarganya: yaitu genera,
species dan varietas. Hal ini menghasilkan sistem pemberian nama atau nomenklatur yang
berlaku secara internasional. Nama yang ditentukan berdasarkan nomenklatur inilah yang
kemudian dikenal sebagai nama ilmiah tanaman atau lebih populer lagi sebagai nama latin
tanaman. Nama suatu tanaman biasanya terdiri dari dua atau tiga kata. Yang pertama
menunjukkan genera; yang kedua menunjukkan species; yang ketiga menunjukkan varietas.
Sering pula di belakang nama varietas ini ditambahkan petunjuk seperti Thunb, L dsb.
Singkatan itu adalah singkatan dari nama para ahli yang memperkenalkannya. Thunb dari
nama Thunberg, sedang L dari Linnaeus. Contoh: Rhapis exelsa Thunb. (palem waregu),
Lagerstroemia indica L. (bunga-jepang/bungur-sakura), Maranta leuconeura kerchoveana
(maranta maskoko).

5) Morfologi
Yaitu membagi tanaman berdasarkan struktur fisiologisnya, sehingga menghasilkan
jenis-jenis tanaman: lumut, rumput, tanaman semusim, perdu, pohon, epifit, parasit dan lain
sebagainya.
Kalau pembagian tanaman secara arsitektural memudahkan pemilihan tanaman dalam
hubungannya dengan konsep perencanaan ruang. Penggolongan artistik visual memudahkan
pemilihan tanaman untuk dikombinasikan dalam border atau dengan wajah bangunan rumah,
kondisi lingkungan, bentuk pagar dan sebagainya yang bertujuan mencapai nilai keindahan
maksimalnya. Pembagian tanaman secara hortikulutural, akan membantu pemilihan tanaman
dalam hubungannya dengan teduh/panas; lembab/kering; sirkulasi udara bebas/terhalang;
jumlah air siramanna; pupuk yang dikehendaki; dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan segar-sehat-subur-berkembangnya tanaman.
d. Aspek Pengendali Iklim Mikro
Tanaman/tetumbuhan melakukan proses fotosintesa pada siang hari dengan menyerap
CO2 dan mengeluarkan O2 yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pada proses
transpirasi, tanaman mengeluarkan uap air yang dapat menurunkan suhu di sekitarnya
sehingga lingkungan di sekitar tanaman terasa sejuk dan segar. Tanaman terutama pepohonan
besar dapat menciptakan keteduhan. Tajuknya yang lebar dapat menahan sinar matahari
langsung ke permukaan tanah. Demikian juga tanaman-tanaman yang ditanam sedemikian
rupa sebagai buffer dapat menahan atau menyaring aliran udara ke tempat tertentu agar tetap
nyaman. Berbagai aspek tersebut termasuk ke dalam fungsi tanaman sebagai pengendali
iklim mikro.

e. Aspek Kegunaan Rekayasa
Aspek ini memperhatikan cara bagaimana elemen tanaman digunakan untuk
mengendalikan erosi, kebisingan, mengarahkan sirkulasi dan menahan silau atau refleksi
cahaya. Kegunaan rekayasa ini antara lain adalah:

1) Permukaan tanah terutama yang miring dan lereng terjal apabila ditanami dengan penutup
tanah akan memperkecil erosi akibat aliran permukaan.

2) Tanaman yang mempunyai massa daun lebar dengan kerapatan dan tinggi tertentu bila
ditempatkan diantara objek dan sumber kebisingan dapat meredam suara atau mengurangi
kebisingan yang terjadi.

3) Bidang dasar yang digunakan untuk sirkulasi dapat diarahkan dan dikendalikan dengan
cara menanam tanaman di kedua sisinya, sesuai arah sirkulasi yang dikehendaki.

4) Silau matahari atau refleksi cahaya yang tidak dikehendaki dapat dikurangi dengan cara
menanam tanaman yang berfungsi untuk menahan silau.

Anda mungkin juga menyukai