Anda di halaman 1dari 4

B.

Bidang-bidang yang dimitrakan



1. Bidang-bidang yang dimitrakan Dalam kerjasama kemitraan usaha memiliki
beberapa bidang yang dapat dimitrakan yaitu :
a. Kemitraan dalam Penambahan Permodelan
Modal usaha yang didapat dari lembaga perbankan pemerintah maupun
swasta, koperasi simpan pinjam, atau pengusaha lain. Kebijakan dan
persyaratan kredit dari lembaga tersebut meliputi : a) tingkat bunga, b) jangka
waktu pengembalian, c) jumlah bantuan modal yang diperlukan, dan d)
jaminan.
b. Kemitraan dalam Bidang Produksi dan Teknologi
Dalam bidang produksi dan teknologi pengusaha kecil/menengah bisa
bermitra dengan pengusaha besar. Pengusaha kecil/menengah akan
memperoleh pembinaan tentang bidang produksi dan teknologi sehingga akan
mengerti cara bermitra yang baik. Cara memperoleh pembinaan bidang
produksi dan teknologi dapat dengan pola inti plasma.
c. Kemitraan dalam Bidang Penambahan Peralatan
Dalam bidang penambahan peralatan para pengusaha bisa bermitra dengan
pengusaha lainnya. Cara memperoleh penambahan peralatan dengan
membayar secara mengangsur dari pengusaha penghasil peralatan tersebut.
d. Kemitraan dalam Bidang Pemasakan Bahan Baku
Dalam bidang ini para pengusaha ataupun petani pengahsil bahan baku dapat
bermitra dengan pengusaha lainnya. Pengusaha kecil/ menengah maupun
petani dapat memberi pasokan bahan baku kepada pengusaha besar, untuk
membeli bahan baku yang akan diolah, dikemas, dan dijual.
e. Kemitraan dalam Bidang Pemasokan Barang
Dalam bidang ini para pengusaha dapat bermitra dengan pengusaha lainnya
penghasil barang. Seorang pengusaha menerima pasokan barang dari
pengusaha lainnya untuk didistribusikan dan dijual ke masyarakat.
f. Kemitraan dalam Bidang Pengelolaan Usaha
Dalam bidang ini para pengusaha dapat bermitra dengan pengusaha lainnya
yang lebih maju darinya sehingga pengusaha yang kurang maju dalam
usahanya akan mendapatkan bimbingan dari pengusaha yang lebih maju
tersebut, misal bimbingan pengelolaan usaha. Dengan kemitraan pada bidang
ini pengusaha diharapkan lebih mantap dan dapat meningkatkan
ketrampilannya dalam mengelola usahanya.
g. Kemitraan dalam Bidang Pengemasan Barang
Dalam bidang ini seorang pengusaha dapat bermitra dengan pengusaha
lainnya dalam penyediaan alat pengemasan barang, misalnya pemberian lebel
produk, pembungkusan prosduk. Dengan demikian penampilan produk dari
seorang pengusaha memenuhi promosi produk yang dijual.
h. Kemitraan dalam Bidang Pemasaran
Dalam bidang pemasaran, seorang pengusaha kecil/mengah dapat bermitra
dengan pengusaha besar, misal bantuan akses pasar, informasi pasar tentang
harga, minat konsumen terhadap sebuah produk yang dijual. Pengusaha kecil
dalam bidang pemasaran juga bisa dilakukan dengan menaruh produknya di
toko atau warung untuk dijual.
i. Kemitraan dalam Bidang Jasa Lainnya
Dalam bidang ini, pengusaha kecil/menengah dapat bermitra dengan
pengusaha lainnya yang lebih besar darinya, misal promosi barang dalam
media apapun baik dalam keperluan lokal maupu internasional.
2. Manfaat Kemitraan
a. Efisien dan efektifitas yaitu memproduksi barang dalam jumlah yang
diharapkan dengan mengurangi faktor input dan meningkatkan produksi
(output) dengan menggunakan sumberdaya dalam jumlah dan kualitas yang
besar.
b. Jaminan mutu, jumlah dan keberlanjutan mulai dari penyediaan input proses
hingga output dihasilkan.
c. Mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan.
d. Memberikan manfaat sosial.
e. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
f. Mendukung keberlangsungan program.
3. Syarat-syarat untuk membentuk kemitraan
a. Adanya dua pihak atau lebih.
b. Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan.
c. Ada kesepakatan.
d. Saling membutuhkan.

4. Pengertian jaringan kemitraan
Jaringan kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak
atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersam dengan
prinsip salin membutuhkan dan membesarkan keberhasilan.

C. Pola Kemitraan
Kemitraan adalah suatu sikap menjalankan bisnis yang diberi ciri dengan
hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi, saling percaya, dimana
pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis
bersama. Sehingga dalam pengembangan hubungan kemitraan ini menghasilkan
beberapa pola, yaitu sebagai berikut:
1. Pola Kemitraan Inti Plasma
Hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menenga atau usaha besar
sebagai inti membina dan mengembangkan usaha kecil yang menjadi plasmanya
dalam menyediakan lahan, penyediaan sarana produksi, pemberian teknis
menegemen usaha dan produksi, perolehan, penguasaan dan peningkatan
teknologi yang diperlukan bagi peningkatan efesiensi dan produktifitas usaha.
Pihak yang terlibat dalam hal ini : pengusaha besar, pengusaha kecil, dan
pemerintah.
2. Pola Kemitraan Subkontrak
Hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar,
yang didalamnya usaha kecil memproduksi komponen yang diperlukan oleh usaha
menengah atau usaha besar sebagai bagian dari produksinya.
3. Pola Kemitraan Waralaba
Hubungan kemitraan yang didalamnya pemberi waralaba memberikan hak
penggunaan lisensi, merk dagang, dan saluran distribusi perusahaannya dalam
menerima waralaba dengan disertai bantuan bimbingan menejemen.
4. Pola Kemitraan Keagenan
Hubungan kemitraan yang didalamnya usaha kecil diberi hak khusus untuk
memasarkan barang dan jasa usaha menengah atau usaha besar mitranya.
5. Pola Dagang Umum
Hubungan kemitraan antar usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar,
yang didalamnya usaha menengah atau usaha besar memasarkan hasil produksi
usaha kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha
besar mitranya.

Anda mungkin juga menyukai