Sembukan merupakan jenis tanaman yang tumbuh merambat, membelit, membentuk semak dan semusim. Tanaman sembukan (Paederia scandens) adalah salah satu tanaman yang belum dimanfaatkan secara optimal. Nama tanaman ini mungkin sudah banyak didengar orang tetapi masih belum banyak diketahui manfaatnya. Paederia scandens yang sering dikenal sebagai sembukan atau daun kentut memiliki berbagai macam khasiat dan kegunaan. Tanaman ini dapat berfungsi sebagai antirematik, penghilang rasa sakit atau analgesik, peluruh kentut (karminatif), peluruh kencing, peluruh dahak (mukolitik), penambah nafsu makan (stomakik), antibiotik, antiradang, obat batuk, dan pereda kejang. Selain itu juga dapat berperan sebagai obat radang usus (enteritis), bronkitis, tulang patah, keseleo, perut kembung, hepatitis, disentri, luka benturan, dan obat cacing, mengatasi demam, masuk angin, rematik, herpes, disentri (Utami, 2011). Kandungan yang terdapat dalam tanaman ini cukup banyak antara lain pada daun dan batangnya mengandung asperulosida, deasetilasperulosida, 6b -O- sinapoyl scandoside methyl ester, three dimeric iridoid glucosides, paederosida, metilester asam paederosida, gama-sitosteron, arbutin, asam oleanolik, dan minyak atsiri. Selain itu, daun sembukan juga mengandung alkaloid, paederin, metilmerkaptan. Ekstrak etanol dari batang sembukan mengandung iridoid glikosida, paederosida, asampaederosida, metilpaederosidate, dan saprosmosida. Iridoid glikosida memiliki fungsi beragam, yaitu sebagai anti hepatotoksik, hipoglikemik, antispasmodik, anti inflamasi, antitumor, antivirus, imunomodulator, dan aktivitas purgatif (Utami, 2011).
Ali Abdurochman 11620033
Perbanyakan secara generatif pada tanaman ini terjadi dengan menanam biji yang dihasilkan dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik). Secara alami proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau serangga. Namun, saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para pemulia tanaman untuk memperbanyak atau menyilang tanaman dari beberapa varietas yang berbeda. Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah sistem perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan generatif juga digunakan untuk program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih mementingkan konservasi lahan dibandingkan dengan produksi buahnya. Bahkan, kegiatan budidaya tanaman sayur dan beberapa jenis buah- buahan semusim seperti semangka dan melon tetap menggunakan bibit biji yang berasal dari perbanyakan secara generatif, tetapi bibit yang digunakan merupakan bibit-bibit unggul atau bibit biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas buahnya tidak diragukan lagi. Sementara itu, ada beberapa kelemahan dari perbanyakan secara generatif, yaitu sifat biji yang dihasilkan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika ditanam, dari ratusan atau ribuan biji yang bersal dari satu pohon induk yang sama akan menghasilkan banyak tanaman baru dengan sifat yang beragam. Ada yang sifatnya sama, atau bahkan lebih unggul dibandingkan dengan sifat pohon induknya. Namun, ada juga yang sama sekali tidak membawa sifat unggul pohon induk, bahkan lebih buruk sifatnya. Keragaman sifat ini terjadi karena adanya pengaruh mutasi gen dari pohon induk jantan dan betina. Kelemahan lainnya, pertumbuhan vegetatif tanaman hasil perbanyakan secara generatif juga relatif lambat. Karena diawal pertumbuhannya, makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesa lebih banyak digunakan untuk membentuk batang dan tajuk tanaman. Akibatnya, tanaman memerlukan waktu yang lama untuk berbunga dan berbuah. Tumbuhan ini banyak tumbuh di pekarangan bahkan dapat tumbuh secara liar tanpa perawatan yang intensif. Dengan perawakan sebagai tumbuhan herba, maka tumbuhan ini sangat mudah dibiakkan. Meskipun ada dua cara perbanyakan pada tumbuhan ini, yaitu secara vegetatif dan juga secara generatif, namun cara yang paling mudah dan paling sering digunakan oleh masyarakat secara luas adalah perbanyakan secara vegetatif, yaitu dengan setek batang dari tumbuhan ini.