Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR REPARASI RADIO MELALUI

MEDIA ANIMASI DAN DISPLAY SLIDE POWER POINT


PADA SISWA KELAS XI SMK KARYA GUNA MANGGARAI

Disusun oleh :

ADI SULAIMAN

5215 06 2160

Proposal yang Ditulis untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metodologi Penelitian

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITS NEGERI JAKARTA

2009
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurangnya konsentrasi siswa SMK terhadap pelajaran teoritis di kelas tentu saja akan
menghambat proses pembelajaran. Rendahnya konsentrasi siswa terhadap suatu pelajaran, belum
tentu sumber kesalahannya terletak pada diri siswa. Keterampilan guru menyampaikan materi ajar
yang kurang memadai dapat meyebabkan kelas menjadi tidak menarik dan cenderung
membosankan siswa.
Suara guru yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas, metode pembelajaran yang
kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana yang
tidak menarik perhatian. Selain itu, cara guru berhubungan dengan siswa juga sangat menentukan.
Guru yang suka marah, mengejek, jarang tersenyum, atau kurang adil dapat membuat siswa
menjadi takut dan tidak senang, yang dapat bermuara pada menurunnya konsentrasi.
Materi ajar yang sulit, terlalu mudah, atau kurang variatif dapat mendorong menurunnya
konsentrasi siswa. Materi ajar yang terlalu sulit dapat mengakibatkan siswa menjadi putus
asa, takut dan kurang berminat terhadap pelajaran. Sebaliknya, materi ajar yang terlalu
mudah membuat siswa cenderung menganggap enteng dan cepat merasa bosan, sehingga
konsentrasi siswa menurun.
Berdasarkan penyebab rendahnya konsentrasi siswa dalam pembelajaran suatu mata
pelajaran seperti tersebut di atas, maka upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk membuat
siswa-siswa mengikuti pelajaran diantaranya adalah memelihara keseimbangan emosinya agar
secara psikologis didapatkan rasa aman. Siswa harus dibuat agar tidak merasa tertolak oleh
lingkungannya baik oleh temantemannya maupun oleh guru. Menerima siswa apa adanya, guru
akan membuat siswa merasa tetap sebagai anggota kelompok dalam kelasnya, dan tetap
mempunyai semangat untuk bersaing secara wajar dan positif dengan temannya.
Hal-hal yang selalu diingat oleh setiap guru adalah bahwa siswa tidak selalu secara
otomatis belajar dari apa yang diajarkan. Kegiatan belajar akan sulit terjadi apabila
penjelasan dan tindakan guru membingungkan dan meragukan. Berangkat dari uraian diatas
maka peneliti ingin mengkaji lebih jauh usaha guru dalam meningkatkan konsentrasi siswa
pada pembelajaran Reparasi Radio melalui ketrampilan guru menyajikan materi pelajaran di
kelas yang bertempat di SMK Karya Guna Manggarai.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran dari penelitian ini adalah peningkatkan konsentrasi siswa SMK untuk belajar teori di

kelas melalui teknik presentasi oleh guru dengan mengintegrasikan animasi dan display
pada slide power point.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan di bahas dalam penulisan ini adalah: “Apakah integrasi animasi
dan display pada slide power point akan meningkatkan konsentrasi belajar reparasi radio
pada siswa SMK Karya Guna Manggarai?”

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh penggunaan animasi dan display pada slide
power point terhadap peningkatan konsentrasi belajar reparasi radio pada siswa SMK Karya Guna
Manggarai.

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi guru: dengan penelitian ini, (a) guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pendekatan pembelajaran di kelas (b) guru akan terbiasa untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan merancang pendekatan-pendekatan pembelajaran yang baru guna
meningkatkan prestasi belajar siswanya, dan (c) guru dapat meningkatkan kemampuan
meneliti dan menyusun laporan dalam bentuk karya ilmiah yang baku.
2. Bagi siswa: hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi untuk meningkatkan konsentrasi,
motivasi, dan kemampuannya dalam memahami konsep-konsep reparasi radio sehingga
prestasi belajarnya dapat meningkat.
3. Bagi dosen: dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan sekolah mitra,
dosen akan lebih memahami masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah
sehingga dapat membantu dosen dalam mendidik calon guru.
4. Bagi sekolah: hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi positif pada sekolah dalam
rangka perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari
pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol
komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal. Proses pembelajaran
merupakan suatu fenomena yang kompleks. Menurut Lozanov (De Porter, dkk, 2000: 3), segala
sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana guru
mengubah lingkungan belajar, presensi, dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses
belajar berlangsung. Oleh karena itu, menetapkan definisi efektivitas pembelajaran yang
disetujui semua orang bukanlah sesuatu yang sederhana.
Dalam praktek pembelajaran “efektivitas” adalah apa saja yang dilakukan guru untuk membuat
siswa belajar. Untuk hal ini, guru tidak perlu menggunakan intimidasi, penggunaan hukuman
badan atau bentuk lain yang biasanya tidak disukai kebanyakan orang. Maka pembelajaran efektif
adalah pembelajaran yang “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta,
keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama. Hal ini sejalan dengan
pendapat Ametembun (1985) bahwa suatu interaksi yang harmonis terjadi bila dalam prosesnya
tercipta keselarasan, keseimbangan, keserasian antara kedua komponen yaitu guru dan siswa.
Ada empat indikator penting yang dapat dipakai untuk menetapkan keefektifan pembelajaran,
yaitu: a) kecermatan penguasaan perilaku, b) kecepatan unjuk kerja, c) tingkat alih belajar, dan
d) tingkat retensi. Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, juga sering disebut juga
tingkat kesalahan unjuk kerja. Makin cermat siswa menguasai perilaku yang dipelajari, makin
efektif pembelajaran yang telah dijalankan, atau makin kecil kesalahan, berarti makin efektif
pembelajaran.
Dalam proses edukatif, guru harus berusaha agar siswanya aktif dan kreatif secara
optimal. Guru tidak harus terlena dengan menerapkan gaya konvensional. Karena gaya
mengajar seperti ini tidak sesuai dengan konsepsi pendidikan modern. Pendidikan modern
menghendaki siswa lebih aktif dalam kegiatan interaktif edukatif. Guru bertindak sebagai
fasilitator dan pembimbing sedangkan siswa aktif dalam belajar.
Banyak kegiatan yang harus dilakukan guru dalam proses belajar mengajar seperti
memahami prinsip-prinsip proses belajar mengajar, menyiapkan bahan dan sumber belajar, memilih
metode yang tepat, menyiapkan alat bantu pengajaran, memilih pendekatan, dan
mengadakan evaluasi. Semua kegiatan yang dilakukan guru harus didekati dengan pendekatan
sistem, sebab pengajaran adalah suatu sistem yang melibatkan sejumlah kompenen pengajaaran
dan semua komponen tersebut saling berkaitan dan saling menunjang dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran.

B. Media Pembelajaran

Pengertian media sangat luas, namun dalam hal ini peneliti membatasi pada media pendidikan
saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Adapun
penjabaran tokoh-tokoh tentang pengertian media pembelajaran antara lain:
1. Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran
cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
2. Menurut Heinich, dkk (1985) media pembelajaran adalah media-media yangmembawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-
maksud pembelajaran.
3. Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua
sumber yang di perlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa
perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
4. Menurut H Malik (1994) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat di
gunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikitan dan perasaan si-belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Dalam proses pembelajaran, media yang digunakan tidak semata-mata hanya sebagai sarana
pelengkap. Secara umum, media pembelajaran mempunyai beberapa kegunaan, yaitu:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis karena semakin banyak verbalisme semakin
abstrak pemahaman yang diterima
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori
dan kinestetiknya
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi
yang sama.
Selain itu, Kemp dan Dayton (1985) menyatakan bahwa media pembelajaran dapat memberikan
kontribusi berikut:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran jadi lebih interaktip dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat di perpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat di tingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun di perlukan
7. Sikap positip siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat di
tingkatkan
8. Peran guru berubah ke arah yang positif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
 Lokasi Penelitian : SMK Karya Guna Manggarai, Jakarta
 Subjek Penelitian : Siswa kelas XI jurusan teknik elektro, sebanyak 35 orang siswa
laki-laki, tahun ajaran 2008-2009
B. Sasaran Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan :
 Terjadinya interaksi belajar
 Dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga menumbuhkan motivasi &
kreativitas bekerja siswa SMK.
 Siswa mengerti materi pelajaran yang diajarkan.
 Siswa dapat menganalisa kejadian berdasarkan konsep yang telah diajarkan.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan proses pembelajaran di kelas yang
efektif dan menjamin diperolehnya manfaat yang lebih baik. Guru reparasi radio,
kepala sekolah, dan peneliti dilibatkan sejak 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, 3)
pelaksanaan tindakan, 4) observasi, 5) refleksi dan diskusi, 6) evaluasi dan revisi, dan
7) penyimpulan hasil berupa pengertian dan pemahaman. Penelitian akan dilaksanakan
dengan 2 (dua) siklus. Tiap siklus meliputi: kegiatan perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
 Siklus I
a. Rencana Tindakan
Pada setiap pelajaran Reparasi Radio selama dua bulan dibuat rencana-rencana
sebagai berikut: guru merencanakan materi apa saja yang akan dijadikan materi untuk
penelitian, membuat animasi dan display pada slide power point, menyusun angket dan
lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru menjelaskan rencana pembelajaran pada siswa, kemudian guru
menjelaskan materi pelajaran dengan media slide power point yang berisi konsep-
konsep materi pelajaran. Setelah itu, guru membagi siswa ke dalam lima
kelompok,kemudian guru menampilkan slide power point yang ke-2, yang berisikan
pertanyaan mengenai slide power point pertama. Siswa diminta mendiskusikan dengan teman
sekelompok, menjawab pertanyaan dan menggabungkan konsep-konsep yang telah diberikan
dengan keadaan di lapangan saat ini (sesuai perintah pada slide power point yang ke-2). Jika
sudah selesai, murid perwakilan kelompok maju ke depan menyampaikan hasil diskusi,
teman yang lain pada kelompok itu menulis hasilnya di papan tulis. Teman kelompok lain
menanggapi. Dan begitu seterusnya hingga lima kelompok. Terakhir, guru menambahkan
konsep atau materi yang belum terungkap. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak
siswa membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dan semua temuan dicatat oleh peneliti.
d. Refleksi
Pada akhir siklus 1 (satu) diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang didapatkan baik
dari angket maupun catatan peneliti dan guru.
 Siklus II
a. Rencana Tindakan
Pada siklus ke 2 (dua) sama seperti program siklus 1 (satu) namun urutannya
berbeda dan lebih diringkas. Slide power point hanya satu kali diberikan
b. Pelaksanaan Tindakan
Pembagian kelompok dilakukan di awal sebelum materi disampaikan oleh guru.
Sehingga dari awal pelajaran hingga pengerjaan tugas, siswa duduk berkelompok. Guru
mengganti kelompok siswa yang sebelumnya. Hal ini dilakukan agar siswa dapat bekerja sama
dengan teman yang lain, dan bukan hanya dengan teman yang itu-itu saja. Kemudian guru
memberikan materi atau pengetahuan reparasi radio, penyampaian hanya dilakukan dalam
waktu singkat. Setelah selesai memberikan materi, guru memberikan tampilan pada slide
power point tentang materi hari ini dengan hal yang memang digunakan di lapangan. Guru
memberikan suatu kasus kerusakan radio (masing-masing kelompok berbeda), kemudian
kelompok-kelompok tadi menganalisa di bagian mana yang rusak dan harus ditindaklanjuti
dengan apa. Penganalisaan berdasarkan materi hari ini dengan materi yang sebelumnya.
Guru meminta hasil pengerjaan kelompok dikumpulkan dan menyuruh perwakilan
kelompok mempresentasikan di depan kelas. Kelompok yang lain menanggapi hasil karya
kelompok yang presentasi. Guru menambahkan konsep atau informasi yang belum
terungkap. Dari hasil diskusi kelompok-kelompok itu, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dan semua temuan dicatat oleh peneliti.
d. Refleksi
Pada akhir siklus 2 (dua) diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang didapatkan baik
dari angket maupun catatan peneliti dan guru.

D. Data dan Cara Pengambilan


Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti, guru reparasi radio, dan Kepala
Sekolah SMK Karya Guna Manggarai melalui diskusi, observasi, catatan lapangan, dan review.
DAFTAR PUSTAKA

De Poter, Babbi. 2000. Quantum Teaching. zBandung: Kaifa.


Ametembun, N.A. 1985. Kerelevansian Gaya-Gaya Mengajar dan Belajar (Suatu
Tinjauan Analitik). FIP-IKIP Bandung, Bandung.
Heinich Robert et-Al. 1982. Instructional Media and New Tecnologies of Instrucsion.
Jhon Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai