GAYA VAN DER WAALS (Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ikatan Kimia)
D I S U S U N OLEH : Nama : Monica Chrisdayanti Tamba NIM : 4133210030 Kelas : Kimia NK 2013 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2014 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur selayaknya kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul Gaya Van Der Waals ini. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ikatan Kimia saya. Penyusunan makalah ini berdasarkan sumber-sumber informasi yang relevan baik dari media cetak seperti buku dan media elektronik seperti internet. Saya mengharapkan tulisan pada makalah ini dapat menambah wawasan sebagai taruna mengenai kajian dan penerapan ilmu-ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari. Makalah ini tersusun dengan baik atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terlibat secara langsug maupun tidak langsung. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Iis Siti Jahro selaku dosen pengampu mata kuliah Ikatan Kimia, kak Lia dan kak Yeni selaku asisten dosen di kelas kami, dan kepada semua pihak lain yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmatNya kepada kita sermua. Saya menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karenanya saya senantiasa menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi semua yang membacanya.
Medan, 16 Oktober 2014 Penyusun
Monica Chrisdayanti Tamba
1 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ,.. 1 DAFTAR ISI ..... 2 BAB I PENDAHULUAN.. 3 1.1 Latar Belakang .... 3 1.2 Rumusan Masalah .... 3 1.3 Tujuan ... 3 BAB II PEMBAHASAN .. 4 2.1 Definisi Gaya van der Waals ..... 4 2.2 Klasifikasi Gaya van der Waals .... 5 2.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Gaya van der Waals.,.. 11 2.4 Fakta Eksperimen yang Mempengaruhi Gaya van der Waals ....... 12 BAB III PENUTUP . 13 3.1 Kesimpulan . 13 3.2 saran. 13 DAFTAR PUSTAKA.,. 14
2
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada salah satu jenis gaya an- tara molekul. Istilah ini merujuk pada semua jenis gaya antarmolekul dan hingga saat ini masih digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi lebih umum merujuk pada gaya gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London). Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda Johannes van der Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini. Potensial Lennard-Jonnes sering digunakan sebagai model hampiran untuk gaya van der waals sebagai fungsi dari waktu. Interaksi van der Waals teramati pada gas mulia, yang amat stabil dan cender- ung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Teta- pi semakin besar ukuran atom gas mulia (makn banyak elektronnya) maka semakin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan.
1.2 Rumusan Masalah
a) Definisi gaya van der Waals dan contohnya b) Klasifikasi gaya van der waals dan contohnya c) Fakta eksperimen yang menunjukkan adanya gaya van der Waals d) Faktor faktor yang mempengaruhi gaya van der Waals e) Ikatan van der Waals
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan fakta fakta penemuan gaya van der Waals 2. Menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi gaya van der Waals 3. Menjelaskan klasifikasi gaya van der waals 4. Menjelaskan ikatan van der Waals.
3 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gaya van der Waals
Van Der Waals lahir di Leiden Belanda sebagai putera Jacobus Van Der Waals dan Elisabert Van Den Burg.Ia menjadi guru sekolah dan kemudian diizinkan belajar diuniversitas, karena kurangnya pendidikan dalam bahasa-bahasa klasik. Ia belajardari 1862 1865, mendapat gelar dalam matematika dan Fisika. Ia menikah denganAnna magdalena Smit dan memiliki 3 putri dan 1 putra. Pada 1866, ia menjadi direktur sekolah dasar di Den Haag. Pada 1873, iamendapatkan gelar doktor dibawah Pieter Rijke atas tesisnya yang berjudul Over de continuiteit van den Gas-en Vloeistoftoestanad ( Pada kontinuitas Keadaan Gasdan Cair ). Pada 1876, ia diangkat sebagai profesor pertama di Universitas Amsterdam. Van Der Waals meninggal di Amsterdam pada 1923. Pada awal abad ke-20, Johannes Van der Waals meneliti interaksi antar molekul senyawa nonpolar dan senyawa polar yang tidak memiliki ikatan hidrogen. Menurut Van der Waals, interaksi antarmolekul tersebut menghasilkan suatu gaya antar molekul yang lemah. Gaya ini dikenal sebagai ikatan Van der Waals. Gaya Van Der Walls merupakan gaya tarik-menarik antara atom atau molekul, dimana gaya ini relatif jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang timbul karena ikatan valensi dan besarnya gaya ini ialah 10 -7 kali jarak antara atom-atom atau molekul- molekul. Gaya Van Der Waals dapat terjadi antara atom atau molekul yang sama atau berbeda. Lemahnya gaya Van Der Walls tersebut dapat diakibatkan oleh dua sifat kepolaran molekul yaitu kepolaran molekul yang bersifat permanen yang terjadi akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya dan kepolaran molekul yang bersifat terinduksi (tidak permanen) yang terjadi akibat terinduksi oleh partikel lain yang bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan. Karena gaya Van Der Walls muncul akibat adanya kepolaran maka semakin kecil kepolaran molekulnya semakin kecil pula gaya Van Der Walls yang dimiliki.
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika.Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas.Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul 4 6
dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls.
Contoh gaya van der Waals : 1. Gas mulia : Gaya van der waals yang bekerja antara atom-atom pada golongan gas mulia sangat lemah, hal ini ternyata dari rendahnya titik lebur dan titik didihnya. Makin tinggi nomor atom, makin tinggi pula titik lebur dan titik did- ihnya, berarti gaya van der waalsnya semakin besar. 2. Halogen : Jarak I-I: 2,68A, dalam gas jarak ini besarnya 2,66A. makin besar nomor atom dari halogen, gaya van der Waals makin besar, hingga titik lebur dan titik didih makin tinggi 3. Grafit : Tersusun dari kristal molekuler atom, karbon yang berbentuk hek- sagonal, terikat dengan ikatan kovalen. Lapisan heksagonal ini terikat denga lapisan lain dengan ikatan van der Waals. Karena lemahnya ikatan ini, lapisan satu mudah bergerak terhadap lapisan lain, hingga grafit bersifat lunak dan dapat dipakai sebagai pelumas padat. Grafit menyerap K cair, membentuk ali- age dengan susunan KC8, KC16, KC24, dan KC40. Dalam hal ini K terdapat antara lapisan-lapisan heksagon C. Grafit bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat seperti HNO3 atau KC103, membentuk oksida dengan susunan C2,9O s.d. C3,5O. Boron nitrit BN, mempunyai struktur seperti grafit dengan letak B dan N yang selang-seling.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kekuatan ikatan Van Der Waals yaitu kerumitan molekul dan ukuran molekul. Adapun mekanisme pada ikatan Van Der Waals yaitu : Adanya gaya tarik menarik antar molekul yang mempunyai perbedaan keelektronega- tifan (adanya dipol) walaupun kecil, adanya ikatan antarmolekul dari senyawa yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan dengan yang tidak mempunyai perbedaan keelektronegatifan tapi mempunyai pasangan elektron bebas berupa awan elektron, dan adanya gaya tarik menarik antara molekul yang tidak mempunyai perbedaan keelektronegatifan.
2.2 Klasifikasi Gaya van der Waals
Ada tiga gaya yang dapat membentuk ikatan van der Waals, dia diantaranya penting untuk molekul polar sedang yang satunya penting untuk semua atom dan molekul. Ketiga gaya tersebut adalah :
5 7
1. Gaya van der Waals: gaya dispersion Gaya dispersi (salah satu tipe dari gaya van der Waals adalah yang kita setujui pada halaman ini) yang juga dikenal dengan gaya London (dinamakan demikian setelah Fritz London mengusulkan untuk pertama kalinya). Asal mula gaya dispersi van der Waals Dipol-dipol yang berubah-ubah sementara Dayatarik yang ada di alam bersifat elektrik. Pada molekul yang simetris seperti hi- drogen, bagaimanapun, tidak terlihat mengalami distorsi secara elektrik untuk menghasilkan bagian positif atau bagian negatif. Akan tetapi hanya dalam bentuk ra- ta-rata.
Diagram dalam bentuk lonjong (the lozenge-shaped) menggambarkan molekul kecil yang simetris H2, boleh jadi, atau Br 2 . Tanda arsir menunjukkan tidak adanya dis- torsi secara elektrik. Akan tetapi elektron terus bergerak, serta merta dan pada suatu waktu elektron terse- but mungkin akan ditemukan di bagian ujung molekul, membentuk ujung -. Pada ujung yang lain sementara akan kekurangan elaktron dan menjadi +. Catatan: (dibaca delta) berarti agak (slightly) karena itu + berarti agak positif.
Kondisi yang terakhir elektron dapat bergerak ke ujung yang lain, membalikkan po- laritas molekul.
Selubung lingkarang yang konstan dari elektron pada molekul menyebabkan fluk- tuasi dipol yang cepat pada molekul yang paling simetris. Hal ini terjadi pada molekul monoatomik molekul gas mulia, seperti helium, yang terdiri dari atom tunggal. Jika kedua elektron helium berada pada salah satu sisi secara bersamaan, inti tidak terlindungi oleh elektron sebagaimana mestinya untuk saat itu. 8
6 Dipol-dipol sementara yang bagaimana yang membemberikan kenaikan dayaarik antarmolekul Bayangkan sebuah molekul yang memiliki polaritas sementara yang didekati oleh sa- lah satu yang terjadi menjadi termasuk non-polar hanya saat itu saja. (kejadian yang tidak disukai, tetapi hal ini menjadikan diagram lebih mudah digambarkan! Pada ken- yataannya, satu molekul lwbih menyukai memiliki polaritas yang lebih besar dibandingkan yang lain pada saat seperti itu dan karena itu akan menjadi yang pal- ing dominan).
Seperti molekul yang ditemukan pada bagian kanan, elektronnya akan cenderung un- tuk ditarik oleh ujung yang agak positif pada bagian sebelah kiri. Hal ini menghasilkan dipol terinduksi pada penerimaan molekul, yang berorientasi pada satu cara yang mana ujung + ditarik ke arah ujung yang lain.
Pada kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat bergerak ke ujung yg lain. Pada saat terjadi hal ini, meraka akan menolak elektron pada bagian kanan yang satunya.
Polaritas kedua molekul adalah berkebalikan, tetapi kamu masih memiliki yang + tertarik -. Selama molekul saling menutup satu sama lain polaritas akan terus ber- fluktuasi pada kondisi yang selaras karena itu dayatarik akan selalu terpelihara. Tidak ada alasan kenapa hal ini dibatasi pada dua molekul. Selama molekul saling mendekat pergerakan elektron yang selaras dapat terjadi pada molekul yang ber- jumlah sangat banyak.
9
7 Diagram ini menunjukkan bagaimana cacat secara keseluruhan dari molekul yang berikatan secara bersamaan pada suatu padatan dengan menggunakan gaya van der Waals. Pada kondisi yang terakhir, tentunya, kamu akan menggambarkan susunan yang sedikit berbeda selama meraka terus berubah tetapi tetap selaras. 2. Kekuatan gaya dispersi Gaya dispersi antara molekul-molekul adalah lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen diantara molekul. Hal ini tidak memungkinkan untuk memberikan harga yang eksak, karena ukuran dayatarik bervariasi sekali dengan ukuran dan ben- tuk molekul. Seberapa jauh ukuran molekul memperngaruhi kekuatan ikatan daya dispersi Titik didih gas mulia adalah
helium
-269C neon
-246C argon
-186C kripton
-152C xenon
-108C radon
-62C Semua unsur tersebut berada pada molekul monoatomik. Alasan yang mendasari bahwa titik didih meningkat sejalan dengan menurunnya po- sisi unsur pada golongan adalah kenaikan jumlah elektron, dan juga tentunya jari-jari atom. Lebih banyak elektron yang kamu miliki, dan lebih menjauh sejauh mungkin, yang paling besar memungkikan dipol sementara terbesar dan karena itu gaya dispersi paling besar.
Karena dipol sementara lebih besar, molekul xenon lebih melekat (stickier) dibandingkan dengan molekul neon. Molekul neon akan berpisah satu sama lain pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan molekul xenon karena itu neon mem- iliki titik didih yang lebih rendah. Hal ini adalah suatu alasan (semua yang lainnya sebanding) molekul yang lebih besar memiliki lebih banyak elektron dan lebih menjauh dari dipol sementara yang dapat dihasilkan dan karena itu molekul yang lebih besar lebih melekat. 10
8 Seberapa jauh bentuk molekul mempengaruhi kekuatan gaya dispersi Ukuran molekul juga begitu. Molekul yang panjang kurus dapat menghasilkan dipol sementara yang lebih besar berdasarkan pada pergerakan elektronnya dibandingkan molekul pendek gemuk yang mengandung jumlah elektron yang sama. Molekul yang panjang kurus juga dapat lebih dekat satu sama lain dayatarik meraka lebih efektif jika molekul-molekulnya benar-benar tertutup. Sebagai contoh, molekul hidrokarbon butana dan 2-metilpropan keduanya memiliki rumus molekul C 4 H 10 , tetapi atom-atom disusun berbeda. Pada butana atom karbon disusun pada rantai tunggal, tetapi 2-metilpropan memiliki rantai yang lebih pendek dengan sebuah cabang.
Butana memiliki titik didih yang lebih tinggi karena gaya dispersinya lebih besar. Molekul yang lebih panjang (dan juga menghasilkan dipol sementara yang lebih be- sar) dapat lebih berdekatan dibandingkan molekul yang lebih pendek dan lebih gemuk 2-metilpropan. 3. Gaya van der Waals: interaksi dipol-dipol Molekul seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen. Kondisi permanen ini, pada saat pembentukan dipol akan menyebabkan molekul saling tarik menarik satu sama lain lebih dari yang meraka bisa lakukan jika hanya menyandarkan pada gaya dispersi saja. Hal ini sangat penting untuk merealisasikan bahwa semua molekul mengalami gaya dispersi. Interaksi dipol-dipol bukan suatu alternatif gaya dispersi penjumlahannya. Molekul yang memiliki dipol permanen akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul yang hanya memiliki dipol yang berubah-ubah secara sementara. Agak mengherankan dayatarik dipol-dipol agak sedikit dibandingkan dengan gaya dispersi, dan pengaruhnya hanya dapat dilihat jika kamu membandingkan dua atom dengan jumlah elektron yang sama dan ukuran yang sama pula. Sebagai contoh, titik didih etana, CH 3 CH 3 , dan fluorometana, CH 3 F adalah:
11
9
Kenapa dipilih dua molekul tersebut untuk dibandingkan? Keduanya memiliki jumlah elektron yang identik, dan jika kamu membuat model kamu akan menemukan bahwa ukurannya hampir sama seperti yang kamu lihar pada diagram. Hal ini berarti bah- wa gaya dispersi kedua molekul adalah sama. Titik didih fluorometana yang lebih tinggi berdasarkan pada dipol permanen yang be- sar yang terjadi pada molekul karena elektronegatifitas fluor yang tinggi. Akan tetapi, walaupun memberikan polaritas permanen yang besar pada molekul, titik didih hanya meningkat kira-kira 10. .
Berikut ini contoh yang lain yang menunjukkan dominannya gaya dispersi. Triklorometan, CHCl 3 , merupakan molekul dengan gaya dispersi yang tinggi karena elektronegatifitas tiga klor. Hal itu menyebabkan dayatarik dipol-dipol lebih kuat an- tara satu molekul dengan tetangganya.
Dilain pihak, tetraklorometan, CCl 4 , adalah non polar. Bagian luar molekul tidak se- ragam - in pada semua arah. CCl 4 hanya bergantung pada gaya dispersi
12
10 Karena itu manakah yang memiliki titik didih yang lebih tinggi? CCl 4 tentunya, kare- na CCl 4 molekulnya lebih besar dengan lebih banyak elektron. Kenaikan gaya dispersi lebih dari sekedar menggantikan untuk kehilangan interaksi dipol-dipol. Titik didihnya adalah:
CHCl 3
61.2C CCl 4
76.8C
2.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Gaya van der Waals Beberapa faktor yang mempengaruhi gaya van der Waals adalah sebagai berikut. 1.Kerumitan Molekul Gaya antarmolekul bekerja pada jarak yang sangat dekat. Semakin dekat jarak antarmolekul semakin kuat gaya antarmolekul tersebut. Oleh karena itu, Oleh karena itu, molekul molerkul yang bentuknya sederhana akan mempunyai gaya antarmolekul yang lebih kuat daripada yang bentuknyarumit. Misalnya, molekul n- butana mempunyai titik lebur 134K, sedangkan metal propane titik leburnya 114 K. Pada n-butana molekul molekul dapat tertata dengan kompak, sehingga jarak antar molekul menjadi sangat dekat dan terdapat banyak tempat pada molekul tersebutyang saling tarik-menarik denganlainnya, sedangkan metil propana tidak dapat kompak dan gaya londonnya menjadi lemah, sehingga lebih mudah diputuskan. 2. Ukuran Molekul Molekul molekul yang berukuran besar akan mudah mengalami dipol sesaat, sebab elektron-elektronnya sangat jauh dari inti sehingga pergerakan elektronnya bias lebih leluasa disbanding pada molekul yang berukuran kecil. Pada deretan molekul gas halogen (F 2 , Cl 2 , Br 2 dan I 2 ) ukuran molekulnyabertambah besar, sebab jari jari atom F < Cl < Br < I, akibatnya elektron dapat dengan leluasa bergerak pada I 2 daripada F 2 dan ini membawa akibat I 2 lebih mudah menjadi dipol sesaat.
13
11 2.4 Fakta Eksperimen yang Mempengaruhi Gaya van der Waals
Seperti halnya ikatan Hidrogen, gaya van der Waals juga mempengaruhi titik didih. Semakin kuat gaya van der Waals, akan semakin tinggi titik didih senyawanya. Sementara itu, kekuatan gaya van der Waals dipengaruhi oleh jenis dipol, jumlah el- ektron, ukuran, dan bemtuk molekul. Gaya van der Waals yang terjadi antara molekul yang memiliki dipole per- manen lebih kuat dibandingkan gaya van der Waals yang terjadi antara molekul akibat dipole sesaat. Contoh molekul CH 3 CH 3 dan CH 3 F. keduanya memiliki jenis electron yang sama dan ukuran molekulnya hampir sama. Tetapi faktanya menunjukkan bah- wa titik didih CH 3 F lebih tinggi dibandingkan CH 3 CH 3 . Hal ini karena molekul CH 3 F memiliki dipole permanen sedangkan pada molekul CH 3 CH 3 hanya terjadi molekul sesaat. Namun pada kasus molekul CHCl 3 dan CCl 4 , meskipun CHCl 3 memiliki di- pole permanen dan pada CCl 4 hanya terjadi dipole sesaat tetapi titik didih CCl 4 lebih tinggi daripada CHCl 3 . Hal ini karena jumlah electron pada molekul CCl 4 lebih ban- yak dibandingkan dengan jumlah electron pada CHCl 3 . Oleh karena itu, gaya van der Waals antarmolekul CCl 4 lebih kuat dibandingkan gaya van der Waals antarmolekul CHCl 3 .
14
12 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
- Gaya Van Der Walls merupakan gaya tarik-menarik antara atom atau molekul, dimana gaya ini relatif jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang timbul karena ikatan valensi dan besarnya gaya ini ialah 10 -7 kali jarak antara atom- atom atau molekul-molekul.
- Ada tiga gaya yang dapat membentuk ikatan van der Waals, dia diantaranya penting untuk molekul polar sedang yang satunya penting untuk semua atom dan molekul. Ketiga gaya tersebut adalah gaya dispersi, kekuatan gaya disper- si, dan interaksi dipol dipol.
- Beberapa faktor yang mempengaruhi gaya van der Waals adalah kerumitan molekul dan ukuran molekul.
- Fakta fakta yang mempengaruhi gaya van der Waals yaitu gaya van der Waals yang terjadi antara molekul yang memiliki dipol permanen lebih kuat dibandingkan gaya van der Waals yang terjadi antara molekul akibat dipol sesaat, contohnya molekul CH 3 CH 3 dengan CH 3 F dan molekul CHCl 3 dan CCl 4.
B. Saran Makalah ini diajukan hanya sebagai tugas individu yang harus dipenuhi, tetapi diharapkan kiranya dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. Makalah ini juga dirasa masih jauh dari sempurna, sehingga diharapkan kepa- da penulis yang hendak melanjutkan penulisan ini dapat mencari informasi seputar Gaya van der Waals yang lebih akurat dan terkini.
15
13 DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur Dan Radiokimia. Bandung : PT.Adhitia Bakti
Pujaatmaka,Hadyana. 1989. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Siti Jahro, Iis. 2011. Modul Ikatan Kimia. Medan : Universitas Negeri Medan
Wilkinson dan Cotton. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia