Anda di halaman 1dari 28

Tugas individu

MAKALAH
PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN FISIKA
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
OLEH
VEFRA YULIAN, SPd
!"!#$%&'
K()*+,*- . '
DOSEN PEMBIMBING
P/*0 D/ F(s1i2(d, MS
D/ Us+()di, MPd
PENDIDIKAN FISIKA PROGRAM PAS3A
SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
4%!"
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
syarat dari mata kuliah.
Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen pengasuh, yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini, mudah-mudahan amal baik yang diberikan akan mendapat imbalan dari yang
Maha uasa, amiin. ami sangat berharap makalah ini berman!aat bagi pembaca.
"leh karena itu, sangat diharapkan saran dan kritik demi perbaikan penulisan
makalah ini.
Padang , #$ September %$&'
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
(A( )........................................................................................................... 1
P*N+A,-.-AN............................................................................................ 1
A. .ATA/ (*.AAN0.................................................................................. 1
(. /-M-SAN MASA.A,.............................................................................. 2
1. T-2-AN P*N-.)SAN................................................................................ 2
(A( )).......................................................................................................... 3
P*M(A,ASAN.............................................................................................. 3
A. T*"/) (*.A2A/ "0N)T)3)ST)...............................................................3
(. T*"/) (*.A2A/ (*,A4)"/)ST)..............................................................7
1. T*"/) (*.A2A/ S)(*/NAT).................................................................12
+. T*"/) (*.A2A/ )N3"/MAT)................................................................14
*. MAT/) *T*/A)ATAN T*"/) (*.A2A/ "0N)T)3)ST), (*,A4)"/)ST),
S)(*/NAT), +AN )N3"/MAT)..............................................................16
3. )MP.*M*NTAS) T*"/) (*.A2A/ +A.AM P*M(*.A2A/AN.......................23
(A( )))....................................................................................................... 26
P*N-T-P................................................................................................... 26
A. *S)MP-.AN........................................................................................ 26
(. SA/AN.................................................................................................. 26
+A3TA/ P-STAA...................................................................................... 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
-saha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan,mandiri,
bertanggungja5ab, dapat mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat, serta mampu berkolaborasi
dalam memecahkan masalah, diperlukan layanan pendidikan yangmampu melihat kaitan
antara ciri-ciri manusia tersebut, dengan praktek-praktek pendidikan dan pembelajaran untuk
me5ujudkannya.
Pengetahuan tidak bisa ditrans!er begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri
oleh masing-masing indi6idu. Pengetahuan juga bukan merupakan sesuatu yang sudah ada,
melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. +alam proses itu keakti!an seseorang
sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.
(anyak peserta didik yang salah menangkap apa yang diberikan oleh gurunya. ,al ini
menunjukkan bah5a pengetahuan tidak begitu saja dipindahkan, melainkan harus
dikonstruksikan sendiri oleh peserta didik tersebut. Peran guru dalam pembelajaran bukan
pemindahan pengetahuan, tetapi hanya sebagai !asilitator, yang menyediakan stimulus
baik berupa strategi pembelajaran, bimbingan dan bantuan ketika peserta didik,mengalami
kesulitan belajar, ataupun menyediakan media dan materi pembelajaran agar peserta didik itu
merasa termoti6asi, tertarik untuk belajar sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
ahirnya peserta didik tersebut mampu mengkontruksi sendiri pengetahuaanya.
Seorang guru perlu memperhatikan konsep a5al sis5a sebelum pembelajaran. 2ika tidak
demikian, maka seorang pendidik tidak akan berhasilkan menanamkan konsep yang benar,
bahkan dapat memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya. Mengajar bukan hanya untuk
meneruskan gagasan-gagasan pendidik pada sis5a, melainkan sebagai proses mengubah
konsepsi-konsepsi sis5a yang sudah ada dan di mana mungkin konsepsi itu salah, dan jika
ternyata benar maka pendidik harus membantu sis5a dalam mengkonstruk konsepsi tersebut
agar lebih matang 7Ayuni Ni85a, %$$'9.
"leh karena itu peserta didik mengarahkan pola !ikir serta tindakan peserta didik agar
dapat lebih dikembangkan. Sehingga peserta didik mampu belajar secara mandiri. +alam hal ini
peserta didik harus lebih akti! di dalam proses pembelajaran. +alam hal ini guru dapat
1
meggunakan teori belajar kognitistik, behaioristik, sibernetik dan in!ormatik untuk membantu
mengarahkan proses pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
(erdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
&. (agaimana konsep teori belajar ogniti!istik ;
%. (agaimana konsep teori belajar beha6ioristik ;
#. (agaimana konsep teori belajar sibernetik ;
'. (agaimana konsep teori belajar in!ormatik ;
C. TUJUAN PENULISAN
(erdasarkan rumusan masalah yang diberikan, maka tujuan penulisan makalah adalah :
&. -ntuk mengetahui konsep teori belajar ogniti!istik
%. -ntuk mengetahui konsep teori belajar beha6ioristik
#. -ntuk mengetahui konsep teori belajar sibernetik
'. -ntuk mengetahui konsep teori belajar in!ormatik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI BELAJAR KOGNITIFISTIK
&. Pengertian belajar menurut pandanga teori kogniti!
Teori belajar kogniti! lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Para
penganut aliran kogniti! mengatakan bah5a belajar tidak sekedar melibatkan hubungan
antara stimulus dan respon. Model belajar kogniti! mengatakan bah5a tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi seta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya. (elajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak
selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak.
Allah ber!irman dalam surat Al-<umar ayat = yang berbunyi :
>
?
@ABC
D
E
D B
F GC
H
IJ
H
KH L
M
N
B
OBPB @Q
B
R
M
S
?
TB GQH U
B
VD PB W
B
XB PN?C
M
FI
B
TB GQH U
B
VD PB XB PN?C
M
F YG
?
OBZ
D
PB [
D
\B [
D
]
H
Artinya :
Katakanlah : apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang berakallah yang mampu menerima
pelajaran

%. Teori perkembangan Piaget
Piaget adalah seorang tokoh psikologi kogniti! yang besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pemikiran para pakar kogniti!. Menurut Piaget, perkembangan kogniti!
meruapakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan sistem syara!. +engan makin bertambahnya umur seseorang, maka
makin komplekslah susunan sel syara!nya dan makin meningkat pula kemampuannya. etika
indi6idu berkembang menuju kede5asaaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan
lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitati! di dalam
struktur kogniti!nya. Piaget tidak melihat perkembangan kogniti! sebagai sesuatu yang dapat
di de!enisikan secara kuantitati!. )a menyimpulkan bah5a daya pikir atau kekuatan mental
anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitati!.
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kogniti! menjadi empat :
a. Tahap sensorimotor 7umur $-% tahun9
emamouan yang dimilkinya antara lain :
3
&9 Melihat dirinya sebagai makhluk yang berbeda dengan objek disekitarnya
%9 Mencari ransangan melalui sinar lampu dan suara
#9 Suka memperhatikan sesuatu lebih lama
'9 Mendde!enisikan sesuatu dengan memanipulasinya
^9 Mempertahankan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya
b. Tahap preoperasional 7umur %- _`a tahun9
c. Tahap operasional kongkret 7umur _`a b &&`&% tahun9
d. Tahap operasional !ormal 7umur &&`&% b &a tahun9 7(udiningsih, %$&% :#_-#=9.
#. Teori belajar menurut (runner
(runner menandai perkembangan kogniti! manusia sebagai berikut :
a. Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu
ransangan
b. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem penyimpanan
in!ormasi secara realis
c. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri
sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang tentang apa yang telah
dilakukan dan apa yang akan dilakukan
d. )nteraksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak
diperlukan bagi perkembangan kogniti!nya
e. (ahasa adalah kunci perkembangan kogniti!, karena bahasa merupakan alat
komunikasi antar manusia.
!. Perkembangan kogniti! ditandai kecakapan untuk mengemukakan beberapa
alternati6e simultan 7(udiningsih, %$&% :'$9.
Surat Al-)srac ayat #d :
I W
e
Gf
H
Z
D
g
B
hHi
D
jB TB @L
B
k
B
f?C
B
IJ
H
[
l
L
H
mBFnB o
H
C
D
FI
B
K
B
p
B
ABC
D
FI
B
q
B
QD Z
M
CF TM S
?
r
s
U
D
j? h? t
?
k
B
C
B
u
B
vDC
B
@g
B
w
H
x
D
yB W
B
B
Artinya
Dan janganlah kamu membiasakan diri daripada apa yang tidak kamu ketahui, karena
sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan daya nalar pasti akan ditanya mengenai
itu
'. Teori belajar bermakna Ausubel
Teori belajar selama ini masih banyak menekankan pada belajar asosiati! atau belajar
mengha!al. (elajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi sis5a. Materi yang
dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sis5a
dalam bentuk struktur kogniti!.
+ikatakan bah5a pengetahuan diorganisasikan dalam ingatan seseorang dalam struktur
hirarkis. )ni berarti bah5a pengetahuan yang lebih umum, inklusi! dan abstrak memba5ahi
pengetahuan yang lebih spesi!ik dan kongkret.
4
(erdasarkan pada konsepsi organisasi kogniti! seperti yang dikemukakan Ausubel
tersebut, dikembangkan oleh para pakar teori kogniti! suatu model yang lebih eksplisit yang
disebut dengan skemata.
Skemata memiliki !ungsi asimilati!. Artinya, bah5a skemata ber!ungsi untuk
mengasimilasikan pengetahuan baru ke dalam hirarki pengetahuan, yang secara progresi!
lebih rinci dan spesi!ik dalam struktur kogniti! seseorang 7(udiningsih, %$&% :'^9.
^. Aplikasi teori kogniti! dalam kegiatan pembelajaran
,akikat belajar menurut teori kogniti! dijelaskan sebagai suatu akti!itas belajar yang
berkaitan dengan penataan in!ormasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal.
.angkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh masing-masing tokoh yang
berbeda. Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan adalah sebagai
berikut :
.angkah-langkah pembelajaran menurut Piaget
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Memilih materi pelajaran
c. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari sis5a secara akti!
d. Menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk topik-topik tersebut
e. Mengembangkan metode pembelajaran untuk meransang kreati!itas dan cara ber!ikir
sis5a
!. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar sis5a
.angkah-langkah pembelajaran menurut (runner
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identi!ikasi karakteristik sis5a
c. Memilih materi pelajaran
d. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari sis5a secara indukti!
e. Mengembangkan bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,tugas,dan
sebagainya untuk dipelajari sis5a
!. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar sis5a
.angkah-langkah pembelajaran menurut Ausubel:
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identi!ikasi karakteristik sis5a
c. Memilih materi pelajaran sesuai karakteristik sis5a dan mengatur dalam konsep-
konsep inti
d. Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk ad6ance organi8er yang
akan dipelajari sis5a
e. Mempelajari konsep konse inti tersebut, dan menerapkannnya dalam bentuk nyata
5
g. Melakukan penilaian proses dannhasil belajar sis5a 7(udiningsih, %$&% :^$-^&9.

-

!

"

# $

% &

'
(

)
*+
)
,-. +

3 % 4

6 7

$8
)
9 2 :

;<

"= 7

! $

1!" Sesungguhnya dalam pen#iptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
11" $yaitu% orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang pen#iptaan langit dan bumi $seraya
berkata%: &'a (uhan kami, tiadalah )ngkau men#iptakan *ni dengan sia-sia, +aha Su#i
)ngkau, +aka peliharalah kami dari siksa neraka"$Ali-*mran%
B. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
&. Pengertian belajar menurut teori beha6ioristik
Menurut teori beha6ioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon. +engan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan
yang dialami sis5a dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat,
dan gurunya pun sudah mengajarkan dengan tekun, namun jika anak tersebut belum dapat
mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap belajar. arena ia belum
dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar.
Menurut teori ini yang terpenting adlah masukan atau input yang berupa stimulus dan
keluaran atau output yang berupa respons. +alam contoh diatas, stimulus adalah apa saja
yang diberikan guru kepada sis5a misalnya da!tar perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau
cara-cara tertentu untuk membantu belajar sis5a. Sedangkan respons adalah reaksi atau
tanggapan sis5a terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Menurut teori
beha6ioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting
6
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. zang dapat diamati hanyalah
stimulus dan respons.
"leh sebab itu, apa saja yang diberikan guru 7stimulus9, dan apa saja yang dihasilkan
sis5a 7respons9, semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan salah satu hal penting untuk melihat terjadi
tudaknya perubahan tingkah laku tersebut.
3aktor lain yang dianggap penting oleh aliran beha6ioristik adalah !actor penguatan
7rein!orcement9. Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. (ila
penguatan ditambahkan maka respon akan semakin kuat. (egitu juga bila penguatan
dikurangi responpun akan tetap dikuatkan. Misalnya, ketika peserta didik diberi tugas oleh
guru, ketika tugasnya ditambahkan maka ia akan semakin giat belajarnya. Maka penambahan
tugas tersebut merupakan penguatan positi! dalam belajar. (ila tugas-tugas dikurangi, dan
pengurangan ini justru meningkatkan akti6itas belajarnya, maka pengurangan tugas
merupakan penguatan negati! dlam belajar.
Tokoh-tokoh aliran beha6ioristik adalah : Thorndike, Watson, 1lark ,ull, *d5in 0uthrie
dan Skinner 7(udiningsih, %$&% :%$-%&9.
%. Teori belajar menurut Thorndike
(elajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respons. Stimulus yaitu apa saja
yang meransang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, dan hal-hal lain yang
dapat ditanggap oleh panca indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta
didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan`tindakan. +ari
de!enisi belajar tersebut maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari
kegiatan belajar itu dapat ber5ujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit
yang tidak dapat diamati. Meskipun alairan beha6ioristik sangat mengutamakan pengukuran,
namun ia tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku-tingkah laku yang
tidak dapat diamati. Namun demikian, teorinya telah banyak memberikan pemikiran dan
inspirasi kepada tokoh lain 7(udiningsih, %$&% :%&9.
Menurut Thordike belajar adalah proses pembentukan asosiasi antar yang sudah diketahui
dengan yang baru. Proses belajar mengikuti tiga hukum yaitu: hukum kesiapan , latihan, dan
hukum e!ek. ,ukum kesiapan merupakan akti!itas belajar yang berlangsung e!ekti! bila
sudah meiliki kesiapan belajar. ,ukum latihan merupakan koneksi antara kondis dan
7
tindakan yang akan menjadi kuat bila ada latihan. ,ukum e!ek menyatakan bah5a akti!itas
belajar yang memberi e!ek menyenangkan cenderung akan diulang dan bila e!eknya tidak
menyenangkan akan terjadi sebaliknya 7Sutikno, %$$=:&&9.
#. Teori belajar menurut Watson
Watson adalah seorang tokoh aliran beha6ioristik yang dating sesudah Thorndike.
Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan
respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur.
+engan kata lain, 5alaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri
seseorang selam proses belajar, namun ia menganggap hal-hal tersebut sebagai !actor yang
tak perlu diperhitungkan. )a tetap mengakui perubahan-perubahan mental dalam benak sis5a
itu penting , namun semua itu tidak dapat menjelaskan pakah seseorang telah belajar atau
belum karena tidak dapat diamati 7(udiningsih, %$&% :%%9.
'. Teori belajar menurut 1lark ,ull
1lark ,ull menggunakan 6ariabel hubungan antara stimulus dan respon untuk
menjelaskan pengertian tentang belajar. Namun ia sangat terpengaruh oleh teori e6olusi yang
dijelaskan oleh 1harles +ar5in. (agi ,ull seperti halnya teori e6olusi, semua !ungsi tingkah
laku berman!aat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.
"leh sebab itu ,ull mengatakan bah5a kebutuhan biologis dan pemuasaan kebutuhan
biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia,
sehingga stimulus dalam belajar pun hamper selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis,
5alaupun respon yang akan muncul dapat bermacam-macam bentuknya. +alam
kenyataannya, teori demikian tidak dapat digunakan dalam kehidupan praktis, terutama
setelah Skinner memperkenalkan teorinya 7(udiningsih, %$&% :%%-%#9.
^. Teori belajar menurut *d5in 0uthrie
*d5in 0uthrie juga menggunakan 6ariabel hubungan stimulus dan respons untuk
menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun ia mengemukakan bah5a stimulus tidak harus
berhunungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan 1lark
,ull. +ijelaskannya bah5a hubungan antara stimulus dan respons cenderung hanya bersi!at
sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin
diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respons bersi!at lebih tetap. 0uthrie
juga percaya bah5a hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. ,ukuman
8
yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan dan perilaku seseorang.
7(udiningsih, %$&% :%#9.
d. Teori belajar menurut Skinner
onsep-konsep yang dikemukakan oleh Skinner tentang belajar mampu mengungguli
konsep-konsep lain yang dikemukakan oleh tokoh sebelumnya. )a mampu menjelaskan
konsep belajar secara sederhana, namun dapat menunjukkan konsepnya tentang belajar
secara lebih komprehensi!. Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respons yang
terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan
tingkah laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh tokoh sebelumnya. +ikatakan
bah5a respon yang diberikan seseorang atau peserta didik tidaklah sesederhana itu. Sebab
pada dasarnya stimulus yang diberikan kepada seseorang akan saling berinteraksi dan
interaksi tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang akan diberikan. +an respon yang
dimunculkan akan mempunyai konsekuensi. onsekuensi inilah yang akan mempengaruhi
atau menjadi pertimbangan munculnya perilaku.
Teori beha6ioristik juga cenderung mengarahkan sis5a untuk ber!ikir linier, kon6ergen,
tidak kreati! dan tidak produkti!. Pandangan teori ini adalah belajar merupakan proses
pembentukan atau shaping yaitu memba5a peserta didik menuju atau mencapai target
tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Skinner lebih percaya kepada penguat negati!. Penguat negati! tidak sama dengan
hukuman. etidaksamaannya terletak pada bila hukuman yang diberikan agar respon yang
akan muncul berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negati! dikurangi
agar respon yang sama semakin kuat.
Skinner juga memikirkan tingka laku sebagai hubungan antara perangsang dan respons,
tetapi berbeda dengan kedua tokoh yang terdahuu itu, Skinner membuat perincian lebih lauh.
Skinner membedakan adanya dua macam respons, yaitu:
a. /espondent response 7re!le{i6e response9, yaitu respon yng ditimbulkan oleh
perangsang-perangsang tertentu. Perangsang-|erangsang yang demikian itu, yang
disebut eliciting stimuli, menimbulkan respons-resons yang secara relati! tetap,
misalnya makanan yang menimbulkan keluarnya air liur. Pada umumnya,
perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului respon yang ditimbulkan.
9
b. "perant response 7instrumental response9 yaitu respons yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang
demikian itu disebut rein!orcing stimuli atau rein!orce, karena perangsang-ernagsang
terebut memerkat respon yang telah dilakukan oleh organism. 2adi perangsang yang
demikan itu mengikuti 7dan karenya memperkua9 sesuatu tngkah laku tertentu yag
telah dilakukan.
3ocus teori Skinner adalah pada respons atau jenis tingkah-laku yang edua ini} soalnya
ialah bagaimana menimbulkan, mengemagkan dan memodi!ikasikan tingkah laku tersebut.
Prosedur pembentukan tigkah laku. 2ika disederhanakan, posedur pembentukan tingkah
laku dalam operant conditioning itu adalah sebagai berikut:
a. +ilakukan identi!ikasi mengenai hal apa yang merupakan rein!orce 7hadiah9 bagi
tingkah laku yang akan dibentuk.
b. +ilakukan anallisis untuk megident!kasi komponen-komponen kecil yang
membenetuk tingkah-laku yang akan dientuk itu.
c. +engan mempergunakan secra urut komponen-komponen itu sebagai juan-tujuan
sementara, mengienti!ikasi ren!orce 7hadiah9 untuk masing-masing kompoen itu
7Suryabrata, %$&% :%_&-%_#9.
_. Aplikasi teori beha6ioristik dalam kegiatan pembelajaran
Aplikasi teori beha6ioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti : tujuan pembelajaran, si!at materi pelajaran, karakteristik sis5a, media dan !asilitas
pembelajaran yang tersedia.
Secara umum, langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori beha6ioristik yang
dikemukakan oleh Siciati dan Prasetya )ra5an 7%$$&9 dapat digunakan dalam merancang
pembelajaran. .ngkah-langkah tersebut meliputi :
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidenti!ikasi
pengetahuan a5al sis5a.
c. Menentukan meteri pelajaran
d. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok bahasan, sub
pokok bahasan, topik dan sebagainya.
e. Menyajikan materi pelajaran
10
!. Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan baik lisan maupun tulisan, tes` kuis,
latihan, dan tugas-tugas.
g. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan sis5a
h. Memberikan penguatan 7positi! ataupun negati!9 ataupun hukuman
i. Memberikan stimulus baru
j. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan sis5a
k. Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman
l. +emikian seterusnya
m. *6aluasi hasil belajar 7(udiningsih, %$&% :%_-#$9.
C. TEORI BELAJAR SIBERNATIK
&. Pengertian belajar menurut teori sibernatik
Teori belajar sibernatik meruapakan teori belajar yang relati! baru dibandingkan dengan
teori belajar lainnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu
in!ormasi. Menurut teori sibernatik, belajar adalah pengolahan in!ormasi . Proses belajar
memang penting menurut teori sibernatik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem
in!ormasi yang diproses yang akan dipelajari sis5a. )n!ormasi inilah yang akan menentukan
proses. (agaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem in!ormasi
yang dipelajari.
Asumsi lain dari teori sibernatik adalah bah5a tidak ada satu proses belajar pun yang
ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua sis5a. Sebab cara belajar sangat
ditentukan oleh sistem in!ormasi. Sebuah in!ormasi mungkin akan dipelajari oleh seorang
sis5a dengan satu macam proses belajar, dan in!ormasi yang sama mungkin aka dipelajari
sis5a melalui proses pembelajaran yang berbeda.
%. Teori pemrosesan in!ormasi
+alam upaya menjelaskan bagaimana suatu in!ormasi 7pesan pengajaran9 diterima,
disandi, disimpan, dan dimunculkan kembali dari ingatan serta diman!aatkan jika
diperlukan, telah dikembangkan sejumlah teori atau model pemrosesan in!ormasi oleh
para pakar seperti (iehler dan Sno5man 7&=ad9} (aine 7&=ad9} dan Tennyson 7&=a=9.
Teori-teori tersebut berpijak pada tiga asumsi yaitu :
11
a. (ah5a antara stimulus dan respons terdapat suatu seri tahapan pemrosesan in!ormasi
dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah 5aktu tertentu
b. Stimulus yang diproses melalui tahapan akan mengalami perubahan bentuk dan isinya
c. Salah satu tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
+ari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen struktur dan pengatur
alur in!ormasi yaitu :
a. Sensory /eceptor 7S/9
Merupakan sel tempat pertama kali in!ormasi diterima dari luar. +i dalam S/
in!ormasi ditangkap dalam bentuk aslinya, in!ormasi hanya dapat bertahan dalam
5aktu yang sangat singkat, dan in!ormasi tadi mudah terganggu atau berganti.
b. Working Memory 7WM9
WM diasumsikan mampu menangkap in!ormasi yang diberi perhatian oleh indi6idu.
Pemberian perhatian ini dipengaruhi oleh peran persepsi.
c. .ong Term Memory 7.TM9
.TM diamsusikan : &9 berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oleh indi6idu, %9
mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan #9 bah5a sekali in!ormasi disimpan di dalam
.TM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan ~lupa pada tahapan ini
disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali in!ormasi yang
diperlukan.
Pembelajaaran sibernetik sering disinonimkan dengan umpan balik $,eedba#k% dalam
konteks pendidikan. -mpan balik ini san gat penting artinya bagi kebrhasilan belajar dan
pembelajaran. -mpan balik dari peserta didik memungkinkan guru untuk dapat mengetahui
apakah materi yang disampaikan telah dipahami dan apakah kessulitan peserta didik
memungkinkan guru untuk dapat megetahui apakah materi yang disampaikan telah dipahami
dan apakah kesulitan peserta didik dalam memahami in!ormasi.
3ungsi guru dalam pembelajaran sibernetik adalah merencanakan, mempersiapkan dan
melengkapi stimulus yang penting untuk masukan simbolik 7in!ormasi 6erbal, kata-kata,
angka-angka, dan sebagainya9 dan masukan re!erensial. 7Sani, /id5an Abdullah. %$&# :&_ 9.
#. Teori belajar menurut .anda
.anda membedakan ada dua macam cara ber!ikir, yaitu proses ber!ikir algoritmik dan
proses ber!ikir heuristik. Proses ber!ikir algoritmik, yaitu proses ber!ikir yang sistematis,
12
tahap demi tahap, linier, kon6ergen, lurus menuju ke satu target tujuan tertentu. Sedangkan
cara ber!ikir heuristik, yaitu cara ber!ikir de6ergen, menuju ke beberapa target tujuan tertentu
7(udiningsih, %$&% :a_9.
'. Teori belajar menurut Pask dan Scott
Pass dan Scott juga termasuk penganut teori sibernatik. Menurut mereka ada dua macam
cara ber!ikir, yaitu ber!ikir serialis dan ber!ikir 5holist atau menyeluruh. Pendekatan serialis
yang dikemukakannya memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Namun apa yang
dikatakan sebagai cara ber!ikir menyeluruh tidak sama dengan cara ber!ikir heuristik.
(edanya cara ber!ikir menyeluruh adalah ber!ikir yang cenderung melompat ke depan,
langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem in!ormasi. Sedangkan cara ber!ikir heuristik
yang dikemukakkan oleh .anda adalah cara ber!ikir de6ergen mengarah ke beberapa aspek
sekaligus 7(udiningsih, %$&% :aa9.
^. Aplikasi teori belajar sibernatik dalam kegiatan pembelajarankatan
a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
b. Menentukan materi pembelajaran
c. Mengkaji sistem in!ormasi yang terkandung dalam materi pembelajaran
d. Menentukan pendekatan belajar sesuai dengan sistem in!ormasi tersebut
e. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem in!ormasinya
!. Menyajikan materi dan membimbing sis5a belajar dengan pola yang sesuai dengan
urutan materi pelajaran 7(udiningsih, %$&% :=%-=#9
D. TEORI BELAJAR INFORMATIK
Teori belajar pemprosesan in!ormasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik. Pemrosesan
in!ormasi secara sederhana dapat diartikan suatu proses yang terjadi pada peserta didik untuk
mengolah in!ormasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan in!ormasi tersebut
dengan inti pendekatannya lebih kepada proses memori dan cara berpikir.
+alam teori pemrosesan in!ormasi, terdapat beberapa model mengajar yang akan mendorong
pengembangan pengetahuan dalam diri sis5a dalam hal mengendalikan stimulus yaitu
mengumpulkan dan mengorganisasikan data, menyadari dan memecahkan masalah,
mengembangkan konsep sehingga mampu menggunakan lambang 6erbal dan non 6erbal dalam
penyampaiannya. (ahkan orientasi utama pada model mengajarnya mengarah kepada
13
kemampuan sis5a dalam mengolah, menguasai in!ormasi sehingga dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
Model proses pengolahan in!ormasi memandang memori manusia seperti komputer yang
mengambil atau mendapatkan in!ormasi, mengelola dan mengubahnya dalam bentuk dan isi,
kemudian menyimpannya dan menampilkan kembali in!ormasi pada saat dibutuhkan.
egiatan memproses in!ormasi meliputi: 7a9 mengumpulkan dan menghadirkan in!ormasi
$en#oding%, 7b9 menyimpan in!ormasi $storage%, 7c9 mendapatkan in!ormasi dan menggali
in!ormasi kembali dari ingatan pada saat dibutuhkan $retrie-al%.
)ngatan terdiri dari struktur in!ormasi yang terorganisasi dan proses penelusuran bergerak
secara hirarkhis dari in!ormasi yang paling umum dan inklusi! ke in!ormasi yang paling umum
dan rinci sampai in!ormasi yang diinginkan diperoleh.
Tokoh teori belajar in!ormatik diantaranya 0agne yang memiliki nama lengkap /obert Milis
0agne. /obert. M. 0agne sebagaimana yang dikutip oleh (ambang Warsita, dalam bukunya :
(he .onditioning o, /earning mengemukakan bah5a 0 /earning is a #hange in human
disposition or #apa#ity, 1i#h persists o-er a period time, and 1i#h is not simply as#ribable to
pro#ess o, gro1th" (elajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah
belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja dan 0agne
menyatakan bah5a belajar merupakan seperangkat proses yang bersi!at internal bagi setiap
indi6idu sebagai hasil trans!ormasi rangsangan yang berasal dari peristi5a eksternal di
lingkungan indi6idu yang bersangkutan 7kondisi9.
Penjelasan lebih lanjut dari (ambang Warsita, bah5a berdasarkan kondisi internal dan
eksternal ini, 0agne menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Model proses belajar yang
dikembangkan oleh 0agne didasarkan pada teori pemrosesan in!ormasi, yaitu sebagai berikut :
&. /angsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syara! dan diproses
sebagai in!ormasi.
%. )n!ormasi dipilih secara selekti!, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori
jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
#. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat
diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Seperangkat proses yang dimaksud oleh 0agne adalah kondisi internal yaitu keadaan dalam
diri indi6idu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan terjadinya proses kogniti! dalam
diri indi6idu Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi indi6idu dalam proses pembelajaran.
14
E. MATRIK KETERKAIATAN TEORI BELAJAR KOGNITIFISTIK, BEHAVIORISTIK, SIBERNATIK, DAN
INFORMATIK
KONSEP BEHAVIORISTIK KOGNITIFISTIK SIBERNETIK INFORMATIK
KELEBIHAN &. Membiasakan guru
untuk bersikap jeli dan
peka pada situasi dan
kondisi belajar
%. Metode beha6ioristik ini
sangat cocok untuk
memperoleh kemampuan
yang menbutuhkan
praktek dan pembiasaan
yang mengandung unsur-
unsur seperti: kecepatan,
spontanitas, kelenturan,
re!leksi, daya tahan, dan
sebagainya.
#. 0uru tidak banyak
memberikan ceramah
sehingga murid
dibiasakan belajar
mandiri. 2ika
menemukan kesulitan
baru ditanyakan kepada
guru yang bersangkutan
'. Teori ini cocok
diterapkan untuk melatih
anak-anak yang masih
membutuhkan dominansi
peran orang de5asa ,
suka mengulangi dan
harus dibiasakan , suka
&. Menjadikan sis5a lebih
kreati! dan mandiri.
%. membantu sis5a
memahami bahan
belajar secara lebih
mudah
&. 1ara ber!ikir yang berorientasi pada
proses lebih menonjol.
%. Penyajian pengetahuan memenuhi
aspek ekonomis.
#. apabilitas belajar dapat disajikan
lebih lengkap.
'. Adanya keterarahan seluruh kegiatan
kepada tujuan yang ingin dicapai.
^. Adanya trans!er belajar pada
lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya.
d. ontrol belajar memungkinkan
belajar sesuai dengan irama masing-
masing indi6idu
_. (alikan in!ormati6 memberikan
rambu-rambu yang jelas tentang
tingkat unjuk kerja yang telah
dicapai dibandingkan dengan unjuk
kerja yang diharapkan.
&. Membantu
meningkatkan
keakti!an sis5a untuk
ber!ikir dalam
kegiatan
pembelajaran. Sis5a
akan berusaha
mengaitkan suatu
kejadian atau proses
pembelajaran yang
menarik dengan
materi yang
disampaikan,
15
meniru dan senang
dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung
seperti diberi permen
atau pujian.
^. Mampu membentuk
suatu perilaku yang
diinginkan mendapatkan
penguatan positi! dan
perilaku yang kurang
sesuai mendapat
penghargaan negati!,
yang didasari pada
perilaku yang tampak.
d. +engan melalui
pengulangan dan
pelatihan yang kontinue
dapat mengoptimalkan
bakat dan kecerdasan
sis5a yang sudah
terbentuk sebelumnya.
2ika anak sudah mahir
dalam satu bidang
tertentu maka akan lebih
dapat dikuatkan lagi
dengan pembiasaan dan
pengulangan yang
kontinue tersebut dan
lebih optimal.
_. (ahan pelajarn yang
disusun secara hierarkis
dari yang sederhana
sampai pada yang
kompleks dengan tujuan
pembelajaran dibagi
dalam bagian-bagian
16
kecil yang ditandai
dengan pencapaian suatu
ketrampilan tertentu
mampu menghasilkan
sustu perilaku yang
konsisten terhadap
bidang tertentu.
KEKURANGAN &. Sebuah konsekuensi bagi
guru, untuk menyusun
bahan pelajaran dalam
bentuk yang sudah siap
%. Tidak setiap mata
pelajaran bisa
menggunakan metode ini
#. Penerapan teori
beha6ioristik yang salah
dalam suatu situasi
pembelajaran juga
mengakibatkan
terjadinya proses
pembelajaran yang
sangat tidak
menyenangkan bagi
sis5a yaitu guru sebagai
sentral, bersikap otoriter,
komunikasi berlangsung
satu arah, guru melatih
dan menentukan apa
yang harus dipelajari
murid.
'. Murid berperan sebagai
pendengar dalam proses
pembelajaran dan
mengha!alkan apa yang
didengar dan dipandang
sebagai cara belajar yang
e!ekti!
&. teori tidak menyeluruh
untuk semua tingkat
pendidikan.
%. sulit di praktikkan
khususnya di tingkat
lanjut.
#. beberapa prinsip seperti
intelegensi sulit
dipahami dan
pemahamannya masih
belum tuntas.
&. teori ini dikritik
karena lebih menekankan pada si
stem in!ormasi yang dipelajari, dan
kurang memperhatikan
bagaimana proses belajar
&. jika guru tidak bisa
menyampaikan
meteri pembelajaran
dengan metode dan
alat bantu yang dapat
menarik sis5a, maka
proses pembelajaran
akan terasa
membosankan.
Sehingga tidak akan
menarik perhatian
sis5a yang
mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan
pembelajaran.
17
^. Penggunaan hukuman
yang sangat dihindari
oleh para tokoh
beha6ioristik justru
dianggap metode yang
paling e!ekti! untuk
menertibkan sis5a
d. Murid dipandang pasi!,
perlu moti6asi dari luar
dan sangat dipengaruhi
oleh penguatan yang
diberikan guru.
_. Penerapan teori
beha6ioristik yang salah
dalam suatu kondisi
pembelajaran juga
mengakibatkan
terjadinya proses
pembelajaran yang
sangat tidak
menyenangkan bagi
sis5a yaitu guru sebagai
sentral bersikap otoriter,
komunikasi berlangsung
satu arah guru melatih
dan menetukan apa yang
harus dipelajari murid
sehingga dapat menekan
kreati!itas sis5a.
PENGERTIAN
BELAJAR
Perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus
dan respon.
Perubahan persepsi dan
pemahaman, yang tidak
selalu berbentuk tingkah
laku yang dapat diamati
dan dapat diukur.
Pengolahan in!ormasi. Perubahan proses
in!ormasi dari
lingkungan menjadi
struktur kogniti!.
18
PEMBELAJARAN
Stimulus dan respon, apa
yang terjadi pada diri
indi6idu tidak diperhatikan
!aktor lain penguatan atau
rein,or#ement 7positi! dan
negati6e9
Setiap orang telah
mempunyai pengalaman
dan pengetahuan didalam
dirinya, dan tertata dalam
bentuk struktur kogniti!,
pembelajaran akan
berhasil bila materi baru
bersinambung dengan
stuktur kogniti! yang
sudah ada.
Pembelajaran berlangsung sejalan
dengan sistem in!ormasi. Tidak ada satu
pun cara belajar ideal untuk segala
situasi.
.ebih mengarah pada
pemprosesan in!ormasi,
mulai dari
mengumpulkan dan
menghadirkan
in!ormasi, menyimpan,
serta mendapatkan
kembali dari ingatan
pada saat dibutuhkan.
ASUMSI
Pengetahuan didapat dari
kebiasaan yang didukung
oleh rein,oe#ement.
Pengetahuan didapat dari
proses berpikir.
Pengetahuan didapat dari pengolahan
in!ormasi.
Pengetahuan didapat
dari mempersepsi,
mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah
besar in!ormasi yang
diterima setiap hari dari
lingkungan sekeliling.
PERANAN
PENGUATAN
Sebagai dorongan
memperkuat dan menjaga
tingkah laku atau
kebiasaan.
Sebagai ,eedba#k apakah
kemungkinan yang akan
terjadi jika suatu perilaku
diulangi lagi.
Sebagai moti6ator sis5a dalam
mengolah in!ormasi yang diterimanya.
Sebagai moti6ator
sis5a dalam
mempersepsi,
mengorganisasi, dan
mengingat atau
mengkode in!ormasi
yang diterimanya.
APLIKASI
DALAM
PEMBELAJARAN
egiatan belajar
ditekankan pada akti!itas
yang menuntut sis5a
mengungkapkan kembali
pengetahuan yang telah
dipelajari
egiatan belajar
ditekankan pada aspek
berpikir 7thinking9 dan
proses mental yang
berkaitan dengannya
seperti ingatan 7memori9.
egiatan belajar ditekankan pada proses
pengolahan in!ormasi 7en#oding9,
diikuti dengan penyimpanan in!ormasi
7storange9, dan diakhiri dengan
mrngungkapkan kembali in!ormasi
7retrie-al9.
egiatan belajar
ditekankan pada proses
mempersepsi,
mengorganisasi, dan
mengingat atau
mengkode in!ormasi
agar dapat digunakan
ketika perlu.
19
KELEBIHAN
Membentuk kedisiplinan
dan tanggung ja5ab dalam
proses belajar dan
pembelajaran
+apat meningkatkan
kemampuan sis5a untuk
memecahkan masalah
7problem sol6ing9 dan
meningkatkan moti6asi.
1ara ber!ikir yang berorientasi pada
proses lebih menonjol, penyajian
pengetahuan memenuhi aspek
ekonomis, kapabilitas belajar dapat
disajikan lebih lengkap, adanya
keterarahan seluruh kegiatan kepada
tujuan yang ingin dicapai, adanya
trans!er belajar pada lingkungan
kehidupan yang sesungguhnya, kontrol
belajar memungkinkan belajar sesuai
dengan irama masing-masing indi6idu.
Pembelajaran yang
dialami sis5a akan
lebih bermakna karena
sis5a sendiri yang
memproses in!ormasi
yang diterimanya.
+imulai dari
mempersepsi,
mengorganisasi, dan
mengingat atau
mengkode in!ormasi.
KELEMAHAN
1endrung mengarahkan
sis5a untuk berpikir linier,
kon6ergen, tidak kreati!,
dan tidak produkti!.
eberhasilan sebuah
pembelajaran tidak
dapat diukur hanya
dengan satu orang sis5a
saja , maksudnya
kemampuan sis5a harus
diperhatikan.
konsekuensinya adalah
guru harus rajin
mempelajari hal-hal baru.
3asilitas-!asilitas dalam
lingkungan juga harus
mendukung, agar sis5a
semakin yakin dengan apa
yang telah mereka
pelajari.
.ebih menekankan pada sistem
in!ormasi yang dipelajari, dan kurang
memperhatikan bagaimana proses
belajar.
2ika tidak didampingi
guru sebagai e6aluator,
bisa jadi sis5a salah
dalam memberi kode
in!ormasi sehingga
konsep in!ormasi yang
akan disimpan salah.
Akan sulit jika ingin
mengubahnya kembali.
TOKOH YANG
MENDUKUNG
2ohn (. Watson, i6an
Petro6ich Pa6lo6, *d5ard
.ee Thorndike, 1lark
.eonard ,ull, *d5in /ay
0uthrie, (urrhus 3rederick
Skinner.
0estalt, Albert (andura,
dan 2ean Piaget.
.anda dan Pask dan Scott. /obert Milis 0agne
20
F. IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN
TAHAP
PEMBELAJARAN
KOGNITIF BEHAVIOR SIBERNATIK INFORMATIK
PERENCANAAN
.angkah-langkah:
&9 Sis5a merupakan
pembelajar yang
akti!.
%9 0uru
mempersiapkan
materi pelajaran
secara umum saja.
#9 Materi yang
disiapkan menitik
beratkan pada
pengetahuan dan
pengalaman yang
dimiliki sis5a.
'9 Menyiapkan atau
membuka berbagai
!asilitas untuk
menunjang sis5a
dalam proses
pembelajaran.
.angkah-langkah:
&9 Tujuan pembelajaran
dibagi dalam bagian-
bagian kecil yang ditandai
dengan pencapaian suatu
keterampilan tertentu.
%9 Menyusun bahan
pelajaran dalam bentuk
yang telah siap 7modul,
instruksi, dll9.
#9 (ahan pelajaran disusun
dari sederhana menuju
kompleks.
'9 Mempersiapkan media
dan !asilitas pembelajaran
yang dibutuhkan.
^9 Mempersiapkan e6aluasi
yang akan digunakan
untuk menilai sis5a di
akhir pembelajaran
berdasarkan perilaku yang
tampak.
.angkah-langkah
&9 Sis5a adalah pelajar yang
dapat berpikir secara akti!
dan mampu mengelola
in!ormasi yang
didapatnya.
%9 0uru mempersiapkan
materi`in!ormasi yang
akan disampaikan kepada
sis5a.
#9 Materi`in!ormasi yang
disiapkan hanya secara
garis besarnya saja.
.angkah-langkah
&9 Sis5a adalah pelajar yang
mampu mengelola
in!ormasi yang
didapatnya.
%9 0uru mempersiapkan
materi`in!ormasi yang
akan disampaikan kepada
sis5a.
#9 Materi`in!ormasi yang
disiapkan hanya secara
garis besarnya saja.
'9 Menyusun materi
pelajaran dalam urutan
yang sesuai dengan sistem
in!ormasinya.
^9 Menentukan pendekatan
belajar yang sesuai
dengan sistem in!ormasi
tersebut.
d9 0uru mendesain
pembelajaran ber6ariasi.
PELAKSANAAN .angkah-langkah:
&9 Mempersiapkan
kondisi sis5a yang
akti! dalam proses
pembelajaran.
%9 0uru menjelaskan
.angkah-langkah:
&9 0uru tidak banyak
memberikan ceramah,
tetapi instruksi singkat
diikuti contoh-contoh
7dilakukan sendiri`
.angkah-.angkah:
&9 Menentukan tujuan-tujuan
pembelajaran.
%9 Menentukan materi
pembelajaran.
#9 Mengkaji sistem
.angkah-langkah:
&9 Menyajikan materi dan
membimbing sis5a
belajar dengan pola yang
sesuai dengan urutan
materi pelajaran.
21
pelajaran secara
umum.
#9 0uru memberikan
permasalahan yang
akan diselesaikan
sis5a dalam kurun
5aktu tertentu.
'9 Sis5a melakukan
proses berpikir dan
menemukan sesuatu.
^9 0uru memeriksa
hasil kerja sis5a dan
mengkon!imasi jika
ada kesalahan-
kesalahan.
d9 2ika tidak ada
kesalahan, guru
menganggap sis5a
telah paham dengan
materi yang
diajarkan.
simulasi9.
%9 Pembelajaran berorientasi
pada hasil yang dapat
diukur dan diamati.
#9 Pengulangan dan latihan
digunakan supaya
perilaku yang diinginkan
dapat menjadi kebiasaan
'9 Perilaku yang diinginkan
mendapat penguatan
positi! dan perilaku yang
tidak sesuai keinginan
mendapat penguatan
negati!.
in!ormasi yang
terkandung dalam materi
pelajaran.
'9 Menentukan pendekatan
belajar yang sesuai
dengan sistem in!ormasi
tersebut.
^9 Menyusun materi
pelajaran dalam urutan
yang sesuai dengan sistem
in!ormasinya.
d9 Menyajikan materi dan
membimbing sis5a
belajar dengan pola yang
sesuai dengan urutan
materi pelajaran.
%9 Mengkaji sistem
in!ormasi yang
terkandung dalam materi
pelajaran.
#9 Mengkode in!ormasi,
menyimpan in!ormasi.
'9 Menampilkan kembali
in!ormasi yang telah
disimpan dengan cara
ber6ariasi.
PENILAIAN Penilaian atau e6aluasi
belajar sis5a diukur
dengan mengamati
proses ketika sis5a
menemukan sesuatu
dalam pembelajaran
yang diikutinya. Selain
itu, penilaian juga dapat
dilakukan guru dengan
memberikan masalah
baru kepada sis5a. +an
sis5a dituntut untuk
mengerjakannya sesuai
dengan pengalaman dan
pengetahuan yang telah
dimilikinya.
Penilaian atau e6aluasi belajar
sis5a diukur hanya pada hal-
hal yang nyata dan dapat
diamati sehingga hal-hal yang
bersi!at tidak teramati kurang
dijangkau dalam proses
penilaian. Penilaian
menekankan pada respon
pasi!, ketrampilan secara
terpisah, dan biasanya
menggunakan paper and
pen#il test. Penilaian hasil
belajar menuntut ja5aban
yang benar. Maksudnya jika
sis5a menja5ab secara
~benar sesuai dengan
keinginan guru, hal ini
menunjukkan bah5a sis5a
Penilaian atau e6aluasi belajar
sis5a pada teori sibernetik
diukur dengan mengamati cara
sis5a mengolah in!ormasi
yang diberikan kepadanya.
Penilaian atau e6aluasi belajar
sis5a pada teori in!ormatik
diukur dengan mengamati cara
sis5a mengolah in!ormasi
yang diberikan kepadanya,
hingga pada penampilan
kembali in!ormasi yang telah
diolah tersebut dengan cara
yang ber6ariasi.
22
telah menyelesaikan tugas
belajarnya. *6aluasi belajar
dipandang sebagi bagian yang
terpisah dari kegiatan
pembelajaran, dan biasanya
dilakukan setelah selesai
kegiatan pembelajaran.
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori belajar kogniti! lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Para
penganut aliran kogniti! mengatakan bah5a belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon. Piaget adalah seorang tokoh psikologi kogniti! yang besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pemikiran para pakar kogniti!. Menurut Piaget, perkembangan kogniti!
meruapakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan sistem syara!. Menurut teori beha6ioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. +engan kata lain, belajar merupakan
bentuk perubahan yang dialami sis5a dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan
cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar sibernatik
meruapakan teori belajar yang relati! baru dibandingkan dengan teori belajar lainnya. Teori ini
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu in!ormasi. Menurut teori
sibernatik, belajar adalah pengolahan in!ormasi. Teori belajar pemprosesan in!ormasi adalah
bagian dari teori belajar sibernetik. Pemrosesan in!ormasi secara sederhana dapat diartikan suatu
proses yang terjadi pada peserta didik untuk mengolah in!ormasi, memonitornya, dan menyusun
strategi berkenaan dengan in!ormasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih kepada proses
memori dan cara berpikir
B. SARAN
Adapun saran penulis dalam makalah ini adalah yaitu, Penulis menyadari bah5a makalah
ini masih perlu perbaikan lebih lanjut, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran-saran yang
membangun dari dosen pembimbing dan pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
.
Ayuni Ni85a. %$$'. Teori ontrukti6is.
https:``555.academia.edu`^da_&a_`MAA.A,T*"/)"NST/-T)4)SM*
7%= September %$&'9
(udiningsih, Asri. %$&%. 2elajar dan 3embelajaran. 2akarta : /ineka 1ipta.
Sani, /id5an Abdullah. %$&#. *no-asi 3embelajaran. 2akarta : (umi Aksara.
Suryabrata, Sumadi. %$&%. 3sikologi 3endidikan. 2akarta : /aja 0ra!indo Persada.
Sutikno, Sobry. %$$=. 2elajar dan 3embelajaran. (andung: Prospect.

-no, ,am8ah (. %$$a. 4rientasi 2aru dalam 3sikologi 3embelajaran. 2akarta : (umi
Aksara.
25

Anda mungkin juga menyukai