Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai 2012. Berdasarkan data yang
didapat dari Indonesia Stock Change (IDX), terdapat 31 perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling. Adapun kriteria purposive sampling adalah
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode
2010-2012.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk periode
yang berakhir 31 Desember tahun 2010-2012. Kriteria pemilihan laporan
keuangan yang telah diaudit dikarenakan laporan keuangan tersebut bisa
dipertanggungjawabkan.
3. Perusahaan perbankan tersebut tidak di delisting selama periode pengamatan.
4. Data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi periode 31
Desember 2010, 2011 dan 2012), termasuk data mengenai kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, komite audit, proporsi komisaris independen, dan eksternal
auditor (KAP Big 4).
Berdasarkan kriteria purposive sampling tersebut, maka dalam periode 2010 2012
hanya diteliti 26 perusahaan dari 31 peusahaan yang listing di BEI. Hal tersebut terjadi
karena 5 perusahaan tidak memenuhi point ke-4 dalam metode purposive sampling.
Sehingga jumlah perusahaan yang digunakan sebagai data sampel observasi penelitian
selama periode 2010 - 2012 adalah 78. Rangkuman data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Pengambilan Sampel
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2013
4.2 Analisis Deskriptif Statistik
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi variabel nilai perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan
No. Keterangan Jumlah
1 Populasi perusahaan perbankan yang listing di
BEI periode 2010-2012
31
2 Perusahaan dengan data tidak lengkap (point
ke-4 purposive sampling)
(5)
3 Sampel penelitian 26
4 Sampel penelitian selama 3 periode (26
perusahaan x 3 periode)
78
institusional, komite audit, proporsi komisaris independen, eksternal auditor dan ukuran
perusahaan. Dalam statistik deskriptif ini digunakan alat deskripsi nilai rata-rata (mean),
nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), dan simpangan baku (standard
deviation). Deskripsi masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian disajikan
pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PBV
KM
KI
KA
78
78
78
78
.560
.000
37.550
3.00
4.690
16.100
99.996
8.00
1.92795
.68756
74.57523
4.1410
1.051377
2.774648
18.760643
1.15909
INKOM 78 33.333 80.000 55.93559 9.316474
EAUD 78 .00 1.00 .7179 .45291
SIZE 78 28.08230 34.08560 31.2841641 1.61078595
Valid N (listwise) 78

Sumber : Data Sekunder yang Diolah tahun 2014
Pada variabel nilai perusahaan (PBV) mempunyai nilai minimum 0,56, nilai
maximum 4,69 dengan nilai mean 1,92795 dan nilai standar deviation 1,051377. Hal ini
memberikan pengertian bahwa selama periode 2010-2012, perusahaan perbankan
mempunyai kemampuan dalam menilai pasar saham atas nilai buku saham yang beredar.
Dengan demikian semakin tinggi nilai perusahaan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
semakin baik, karena nilai perusahaan mencerminkan kinerja yang dihasilkan sehingga
dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan.
Pada variabel kepemilikan manajerial (KM) mempunyai nilai antara 0% sampai
16,1% dengan rata-rata 0,68756% dan standar deviasi sebesar 2,774648. Hal tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak menajemen
adalah sebesar 0,68756%. Sedangkan variabel kepemilikan institusional (KI) memmpunyai
nilai minimum 37,55%, nilai minimum 99,996%, nilai rata-rata 74,57523% dan standar
deviasi sebesar 18,760843. Disini tampak bahwa rata-rata perusahaan perbankan
menginvestasikan sahamnya pada pihak institusi sebesar 74,57523%.
Variabel komite audit (KA) mempunyai nilai antara 3 sampai 8 dengan nilai rata-
rata 4,141 dan standar deviasi sebesar 1,51909. Dengan rata-rata 4,141 menunjukkan
bahwa secara keseluruhan perusaahaan sampel penelitian rata-rata mempunyai 4 anggota
komite audit. Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek
Jakarta No. SE- 008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 serta Pedoman
Pembentukan Komite Audit menurut BAPEPAM perihal keanggotaan komite audit,
yang menyebutkan bahwa jumlah anggota komite audit sekurang kurangnya 3 (tiga)
orang, termasuk ketua komite audit.
Variabel proporsi komisaris independen (INKOM) yang diukur dengan membagi
jumlah komisaris independen dengan total dewan komisaris perusahaan sampel,
menunjukkan proporsi antara 33,333% sampai dengan 80%, dengan rata-rata sebesar
55,93559% lalu standar deviasi sebesar 9,316474. Tampak bahwa rata-rata perusahaan
mempunyai komisaris independen sebanyak 55,93559% dari jumlah komisaris seluruhnya.
Hal ini menunjukan bahwa rata rata perusahaan sampel mempunyai komposisi proporsi
komisaris independen diatas ketentuan BAPEPAM yaitu 0,3%.
Pada variabel eksternal auditor (EAUD) memiliki nilai minimum 0 dan nilai
maksimum 1. Dalam variabel ini nilai 0 diartikan bahwa perusahaan perbankan tidak
menggunakan jasa KAP Big Four, sedangkan nilai 1 berarti bank tersebut
menggunakan KAP Big Four dalam mengaudit laporan keuangannya. Berikut hasil
pengolahan statistik deskriptif frekuensi dari sampel penelitian:
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif Frekuensi
EAUD

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid .00 22 28.2 28.2 28.2
1.00 56 71.8 71.8 100.0
Total 78 100.0 100.0

Sumber: Data Sekunder yang diolah 2014
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 56 data perusahaan atau 71,8% dari 78
data perusahaan sampel menunjukkan telah menggunakan jasa eksternal auditor
dengan kualitas dan reputasi yang baik (KAP Big Four). Sedangkan 22 data perusahaan
(28,2%) menunjukkan tidak menggunakan jasa KAP Big Four (non Big Four).
4.3 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang dipakai dalam penelitian ini merupakan regresi linear klasik
dengan menggunakan model OLS (Ordinary Least Square). Untuk itu, terlebih dahulu
harus memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini ada 4 yaitu uji
normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas.
4.3.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Model regresi yang
baik mempunyai distribusi data normal. Untuk menguji data ini, digunakan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Residual dinyatakan terdistribusi normal jika
nilai signifikansi Kolmogorov-Sminov (K-S) > 0,05. Berikut adalah hasil Uji Normalitas
data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang terlihat dalam tabel 4.4:








Tabel 4.4
Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandard
ized
Residual
N 78
Normal
Parameters
a,b

Mean .0000000
Std. Deviation .41246672
Most Extreme
Differences
Absolute .074
Positive .065
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z .652
Asymp. Sig. (2-tailed) .788
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Sekunder yang Diolah tahun 2014
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data seperti pada tabel 4.4 tersebut
menunjukkan bahwa untuk masing masing variabel nilai perusahaan (PBV), kepemilikan
manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), komite audit (KA), proporsi komisaris
independen (INKOM), eksternal auditor (EAUD), dan ukuran perusahaan (SIZE) nilai
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,652 dan signifikannya sebesar 0,788, sehingga telah
melebihi dari batas ketentuan normalitas data sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa residual berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedetisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2006). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedetisitas. Untuk
mengujinya, maka digunakan Uji Glejser. Apabila koefisien dari persamaan regresi uji
Glejser menunjukkan signifikansi di atas 0,05 untuk setiap variabel bebasnya, maka H0
heterokedastisitas ditolak dan H1 diterima, yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas
dalam model regresi. Uji glejser dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.922 2.135

-.432 .667
KM -.010 . .027 -.050 -.361 .719
KI -.002 .004 -.069 -.481 .632
KA
INKOM
EAUD
-.080
-.007
.042
.068
.008
.188
-.168
-.121
.035
-1.169
-.901
.225
.246
.371
.822
SIZE .079 .065 .230 1.212 .230
a. Dependent Variable: AbsRES
Sumber: Data Sekunder yang Diolah tahun 2014
Dari hasil regresi uji Glejser yang terdapat pada tabel 4.5 dapat dilihat nilai koefisen
parameter untuk variabel independen tidak ada yang menunjukkan signifikansi di bawah
0,05. Dengan adanya hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa H0 heterokedastisitas
ditolak, sehingga tidak terjadi heterokedastisitas.
4.3.3 Uji Autokolerasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi
adalah dengan uji Durbin Watson (DW test). Berikut adalah uji autokorelasi dalam
penelitian ini
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Model Summary
b

Model R R Square Adjuste
d R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .645
a
.416 .367 .429541 1.967
a. Predictors: (Constant), SIZE, INKOM, KI, KM, KA, EAUD
b. Dependent Variable: PBV
Sumber: Data Sekunder yang Diolah tahun 2014
Pada tabel 4.6 terlihat nilai DW sebesar 1,967 nilai ini akan kita bandingkan
dengan nilai tabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan 5%, jumlah sampel 78,
jumlah variabel bebas 6, maka di tabel DW akan didapatkan nilai sebagai berikut:




Tabel 4.7
Durbin-Watson Test Bound
K=6
N dl du
70 1.433 1.802
78 1.458 1.801
80 1480 1801

Dari tabel 4.7 terlihat bahwa N= 78 mempunyai nilai dl= 1,458 dan du= 1,801 maka
dapat diperoleh kriteria uji Durbin-Watson sebagai berikut:
du < d < 4-du
1,801 < 1,967 < 4 1,801
1,801 < 1,967 < 2,199
Berdasarkan kriteria tersebut menunjukkan bahwa nilai Durbin Waston (d) lebih
besar dari nilai batas atas (du) sebesar 1,801, sedangkan nilai DW sebesar 1,967 juga
menunjukkan lebih kecil dari 4-du sebesar 2,199, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengujian tersebut tidak terjadi problem autokorelasi.
4.3.4 Uji Moltikolonieritas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi diantara variabel
independen. Uji Multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi
diantara variabel independen. Nilai korelasi yang umumnya diatas 90% menandakan
indikasi multikolinearitas.
Multikolinearitas dapat diukur dengan melihat nilai Tolerance dan Variane Inflation
Factor (VIF). Apabila nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10 maka
terjadi multikolonieriatas pada model regresi. Uji moltikolonieritas dapat dilihat pada tabel
4.8
Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas

Coefficients
a

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 KM
KI
KA
INKOM
EAUD
.775
.688
.627
.817
.620
1.290
1.453
1.595
1.224
1.612
SIZE .318 3.150

a. Dependent Variable: PBV
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2014
Hasil pengujian multikolonieritas pada tabel 4.8 menunjukan tidak ada tolerance
pada variabel bebas yang bernilai kurang dari 0,10 dan VIF yang tidal lebih dari 10. Hal ini
menunjukan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independan dalam model
regresi berganda.

4.4 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel atau
lebih, dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan independen
(Ghozali, 2006). Dasar hasil analisis regresi menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%.
Hasil Uji t dapat dilihat dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji t
Coefficients
a

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -13.239 5.708

-2.319 .023
KM
KI
.775
.004
.385
.003
.208
.148
2.015
1.355
.048
.180
KA .016 .053 .034 .293 .770
INKOM .269 .132 .204 2.036 .046
EAUD .188 .137 .158 1.372 .174
SIZE 5.247 1.678 .503 3.127 .003
a. Dependent Variable: PBV
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2014
Atas dasar hasil analisis regresi diatas dengan menggunakan tingkat signifikansi
sebesar 5% diperoleh persamaan sebagai berikut :
PBV = -13,239 + 0,775 KM + 0,04 KI + 0,016 KA + 0,269 INKOM + 0.188 EAUD +
5.347 SIZE + e
Hasil persamaan menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajerial (KM),
kepemilikan institusional (KI), komite audit (KA), proporsi komisaris independen
(INKOM), eksternal auditor (EAUD), dan ukuran perusahaan (SIZE) ukuran Dewan akan
meningkatkan nilai perusahaan (PBV).
4.5 Uji Simultan (Uji F)
Pengujian statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghazali, 2009). Hasil pengujian, nilai F dapat dilihat dalam
tabel 4.10.
4.6 Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi yang menunjukan besarnya indeks pengungkapan
lingkungan yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen. Nilai koefisien
determinasi diukur dengan nilai adjusted R-Square dari model regresi. Hasil dari pengujian
dapat dilihat pada tabel 4.11.
Model Summary
b

Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .645
a
.416 .367 .429541
a. Predictors: (Constant), SIZE, INKOM, KI, KM, KA, EAUD
b. Dependent Variable: PBV
Sumber: Data Sekunder yang Diolah tahun 2014
Pada tabel 4.10 menunjukan bahwa koefisien determinasi menunjukan nilai adjusted
R
2
sebesar 0,416. Hal ini berarti 41,6% variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh
variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, proporsi
komisaris independen, eksternal auditor dan ukuran perusahaan sedangkan 58,4% variabel
nilai perusahaan dijelaskan oleh variabel lain.
4.7 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t merupakan suatu alat statistic yang digunkam untuk menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dapat menjelaskan variasi variabel
terikat. Hasil uji t ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12
Hasil Uji t
Coefficients
a

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -13.239 5.708

-2.319 .023
KM
KI
.775
.004
.385
.003
.208
.148
2.015
1.355
.048
.180
KA .016 .053 .034 .293 .770
INKOM .269 .132 .204 2.036 .046
EAUD .188 .137 .158 1.372 .174
SIZE 5.247 1.678 .503 3.127 .003
a. Dependent Variable: PBV
Sumber: Data Sekunder yang Diolah 2014
Berdasarkan tabel 4.12 variabel kepemilikan manajerial (KM) memiliki nilai t
sebesar 2,015 menunjukkan kepemilikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Nilai sig sebesar 0,048 < 0,05 maka variabel kepemilikan manajerial berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu H1: kepemilikan manajerial
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan diterima.
Variabel kepemilikan institusional (KI) mempunyai nilai t sebesar 1,355 yang
artinya variabel kepemilikan institusi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Nilai
sig sebesar 0,180 > 0,05 maka variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu H2: kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ditolak.
Variabel komite audit (KA) mempunyai nilai t sebesar 0.293 sehingga variabel
komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Nilai sig sebesar 0,770 > 0,05
maka variabel komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
Oleh karena itu H3: komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
ditolak.
Variabel proporsi komisaris independen (INKOM) memiliki nilai t sebesar 2,036
yang artinya variabel proporsi komisaris independen positif terhadap nilai perusahaan. Nilai
sig 0,046 < 0,05 maka variabel proporsi komisaris independen berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu H4: proporsi komisaris
independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan diterima.
Variabel ekternal auditor (EAUD) mempunyai nilai t sebesar 1,372 sehingga
eksternal auditor berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Nilai sig sebesar 0,174 >
0,05 maka variabel eksternal auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan. Oleh karena itu H5: eksternal auditor berpengaruh secara positif
terhadap nilai perusahaan ditolak.
Untuk variabel kontrol ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai t sebesar 3,127
sehingga variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Nilai
sig sebesar 0,03 < 0,05 sehingga variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu dapat simpulkan bahwa dengan semakin besar
dan meningkatnya ukuran perusahaan yang dinilai menggunakan asset maka akan
mempengaruhi pula meningkatnya nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tabel 4.12 uji t diatas maka dapat pula diambil kesimpulan
untuk hasil uji hipotesis dan variabel kontrol. Berikut ringkasan uji hipotesis pada tabel
4.13.

Tabel 4.13
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Keterangan Nilai t Nilai sig Keputusan
H1:Kepemilikan manajerial berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
2,015 0,048 Diterima
H2: Kepemilikan institusional berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
1,355 0,180 Ditolak
H3: Komite audit berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan
0.293 0,770 Ditolak
H4: Proporsi komisaris independen
berpengaruh positif terhadap nilai
2,036 0,046 Diterima
perusahaan
H5: Ekternal auditor berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan
1,372 0,174 Ditolak
Variabel kontrol berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
3,127 0,03 Diterima
Sumber: Data Sekunder yang Diolah tahun 2014




































Model Summary
b

Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1

.645
a
.416 .367 .429541
a. Predictors: (Constant), LnSIZE, INKOM1, KI, KM1, KA, EAUD
b. Dependent Variable: LnPBV


Coefficients
a

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -13.239 5.708

-2.319 .023
INKOM .269 .132 .204 2.036 .046
KA .016 .053 .034 .293 .770
EAUD .188 .137 .158 1.372 .174
KM .775 .385 .208 2.015 .048
KI .004 .003 .148 1.355 .180
SIZE 5.247 1.678 .503 3.127 .003
a. Dependent Variable: LnPBV




One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandard
ized
Residual
N 78
Normal
Parameters
a,b

Mean .0000000
Std. Deviation .41246672
Most Extreme
Differences
Absolute .074
Positive .065
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z .652
Asymp. Sig. (2-tailed) .788
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.







Coefficients
a

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 INKOM1 .817 1.224
KA .627 1.595
EAUD .620 1.612
KM1 .775 1.290
KI .688 1.453
LnSIZE .318 3.150
a. Dependent Variable: LnPBV





Model Summary
b

Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 .645
a
.416 .367 .429541 1.967
a. Predictors: (Constant), LnSIZE, INKOM1, KI, KM1, KA, EAUD
b. Dependent Variable: LnPBV


Runs Test

Unstandardized
Residual
Test Value
a
-.05174
Cases < Test Value 39
Cases >= Test Value 39
Total Cases 78
Number of Runs 38
Z -.456
Asymp. Sig. (2-tailed) .648
a. Median



Coefficients
a

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.922 2.135

-.432 .667
INKOM -.007 .008 -.121 -.901 .371
KA -.080 .068 -.168 -1.169 .246
EAUD .042 .188 .035 .225 .822
KM -.010 .027 -.050 -.361 .719
KI -.002 .004 -.069 -.481 .632
SIZE .079 .065 .230 1.212 .230
a. Dependent Variable: AbsRES

Anda mungkin juga menyukai