1 Ringan tangan Suka memukul Tangan yang ringan 2 Lintah darat rentenier Lintah yang ada didarat 3 Bunga desa Gadis desa tercantik Tumbuhan yang indah 4 Peti es diam Peti yang berisi es 5 Gantung sepatu Pemain bolah yang sudah pensiun 6 Panjang tangan Suka pencuri Tanan yang panjang 7 Buah tangan Oleh-oleh 8 Tangan kanan Orang kepercayaan Tangan yang ada disebelah kanan 9 Kabing hitam Orang yang di persalahkan Kambing yang berwarna hitam 10 murah hati Orang yang baik 11 makan Memasukkan sesuatu ke dalam mulut 12 panas ketegangan Cuaca yang terik 13 Makan garam Banyak pengalaman Garam yang dimakan 14 Kabar angin Kabar yang belum tentu kejelasannya 15 Akal bulus Tipu muslihat 16 Anak emas Anak kesayangan 17 Bintang kelas Juara Kelas yang berhiaskan bintang 18 Angkat kaki Kabar yang tentu kebenaran Kaki yang diangkat 19 Gigit jari kecewa Gigi yang sedang digigit 20 Gulung tikar rugi Tikar yang digulung 21 Kepala dingin Tenang atau penyabar 22 Kutu buku Orng suka yang membaca Kutu yang ada didalam buku 23 Naik darah Orang yang suka membaca Tekanan darah yang naik 24 Kuli tinta wartawan 25 Banting tulang Bekerja keras 26 Lapang dada Menerima dengan tabah 27 Meja hijau pengadilan Meja yang berwarna hijau 28 Berhenti saja Berpendirian teguh 29 Tinggi hati Sombong Kepala yang besar 30 Sebatang kara Orang yang tidak punya saudara 31 Buah bibir Bahan pembicaraan 32 Berat hati Tidak tega 33 Tunas bangsa Generasi muda 34 Jeruji besi Penjara 35 Si jago merah Api Ayam jago yang berwarna merah 36 Tikus kantor Koruptor Tikus yang ada didalam kantor 37 Berat hati Tidak tega 38 Adu domba Memecah belah persatuan Domba yang sedang berkelahi 39 Lupa diri Tidak sadar 40 gugur mati berjatuhan 41 Kupu-kupu malam Wanita pekerja seks komersial Kupu-kupu yang terbang di malam hari 42 Bermain api Mempermainkan perasaan orang 43 Buaya darat Buaya yang hidup didarat playboy 44 Sembunyi tangan Tidak tanggung jawab Sembunyi yang disembunyikan 45 Air mata buaya Air mata yang palsu 46 Tunas bangsa Generasi muda 47 Kepala tiga Berusia 30an 48 Darah biru Keturunan bangsawan 49 Lapang dada tabah 50 Campr tangan Ikut campur
PUISI 5 KARYA SASTRAWAN INDONESIA
HUJAN BULAN JUNI Oleh : Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu(1989)
DALAM DIRIKU Oleh : Sapardi Djoko Damono
Dalam diriku mengalir sungai panjang, Darah namanya; Dalam diriku menggenang telaga darah, Sukma namanya; Dalam diriku meriak gelombang sukma, Hidup namanya! Dan karena hidup itu indah, Aku menangis sepuas-puasnya(1980)
KELELAWAR Pengarang: W.S Rendra
Kategori: W.S Rendra Silau oleh sinar lampu lalulintas Aku menunduk memandang sepatuku. Aku gentayangan bagai kelelawar. Tidak gembira, tidak sedih. Terapung dalam waktu. Ma, aku melihatmu di setiap ujung jalan. Sungguh tidak menyangka Begitu penuh kamu mengisi buku alamat batinku.
Sekarang aku kembali berjalan.
Apakah aku akan menelefon teman? Apakah aku akan makan udang gapit di restoran? Aku sebel terhadap cendikiawan yang menolak menjadi saksi. Masalah sosial dipoles gincu menjadi fizika. Sikap jiwa dianggap maya dibanding mobil berlapis baja. Hanya kamu yang enak diajak bicara.
Kakiku melangkah melewati sampah-sampah.
Akan menulis sajak-sajak lagi. Rasa berdaya tidak bisa mati begitu saja. Ke sini, Ma, masuklah ke dalam saku bajuku. Daya hidup menjadi kamu, menjadi harapan.
KITA ADALAH PEMILIK SAH REPUBLIK INI Karya Taufik Ismail
Tidak ada pilihan lain Kita harus Berjalan terus Karena berhenti atau mundur Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita Dalam pengabdian tanpa harga Akan maukah kita duduk satu meja Dengan para pembunuh tahun yang lalu Dalam setiap kalimat yang berakhiran Duli Tuanku ? Tidak ada lagi pilihan lain Kita harus
Berjalan terus Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan Dan seribu pengeras suara yang hampa suara Tidak ada lagi pilihan lain Kita harus Berjalan terus. 1966
DOA Karya Taufiq Ismail
Tuhan kami Telah nista kami dalam dosa bersama Bertahun-tahun membangun kultus ini Dalam pikiran yang ganda Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami Ampunilah Amin
Tuhan kami Telah terlalu mudah kami Menggunakan AsmaMu Bertahun di negeri ini Semoga Kau rela menerima kembali Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami Ampunilah Amin
GRAFIK
DIAGRAM
DIAGRAM
TANJUK KENCANA KRITIK ATAS KEBOHONGAN PUBLIK Keresahan sejumlah tokoh agama mengawali tahun 2011 bukan tanpa alasan. Mereka menyuarakan keresahan umat. Pamrihnya kepentingan publik. Oleh karena itu, pertemuan para tokoh agama yang digagas Maarif Institute, Senin (10/1), itu bermakna profetis. Di antaranya jauh dari muatan kepentingan politik praktis, kecuali sesuai dengan fungsi kenabian agama-agama menyuarakan apa yang dirasakan umat. Dan, justru dalam konteks fungsi itu, seruan mereka sah secara etis dan moral, sepantasnya mendapatkan perhatian. Seruan profetisnya jelas. Pemerintah melakukan kebohongan-kebohongan publik, menyitir istilah Ahmad Syafii Maarif. Kekuasaan atas nama rakyat dikelola tidak terutama untuk kebaikan bersama. Seruan itu terdengar sarkastis yang menggambarkan gentingnya keadaan. Kebohongan tidak saja dilakukan eksekutif, tetapi juga yudikatif dan legislatiftiga lembaga negara demokratis. Peristiwa aktual-heboh pelantikan terdakwa kasus korupsi Wali Kota Tomohon Jefferson Rumajar dan penanganan terdakwa kasus mafia pajak Gayus Tambunan sekadar dua contoh. Legalitas pelantikan berbenturan dengan rasa keadilan publik. Kasus pelesir Gayus ke Bali, Makau, dan entah ke mana lagi mungkin hanya aberration (penyimpangan) kasus raksasa masalah mafia pajak. Dua contoh di atas merupakan puncak gunung es sikap dasar (optio fundamentalis) tidak jujur, tertutup praksis politis yang menafikan kebaikan bersama sebagai acuan berpolitik. Media massa sudah nyinyir menyampaikan praksis kebohongan yang seolah-olah majal berhadapan dengan kerasnya batu karang nafsu berkuasa. Begitu liat-rakusnya kekuasaan sampai kebenaran yang menyangkut data pun dinafikan. Kebohongan demi kebohongan dilakukan tanpa sadar sebagai bagian dari praksis kekuasaan tidak prorakyat. Jati diri sosiologi praktis para tokoh agama adalah menyuarakan seruan profetis, representasi keresahan dan keprihatinan umat. Kita tangkap dalam ranah itulah kritik atas kebohongan publik para tokoh agama. Hendaknya disikapi sebagai seruan profetis, seruan mengingatkan rakusnya kekuasaan, dan ajakan elite politik kembali kepada jati diri sebagai pelayan masyarakat. Kritik atas kebohongan niscaya disampaikan semata- mata karena rasa memiliki atas masa depan negeri bangsa ini. Seruan mereka tidak dengan maksud mengajak berevolusi, tetapi menyuarakan nurani etis-moralistis. Mereka pun tidak bermaksud membakar semangat revolusioner, tetapi penyadaran bersama tentang gawatnya keadaan. Suara kenabian mengajak laku otokritik, bersama-sama melakukan evaluasi dan refleksi. Bahwa kekuasaan atas mandat rakyat perlu dikelola untuk bersama-sama maju. Pluralitas Indonesia sebagai realitas yang sudah niscaya perlu terus dikembangkan, dimanfaatkan sebagai sarana memajukan rakyat. Sekaligus menghentikan patgulipat apologetis atas nama rakyat. Rakyat seharusnya menjadi titik pusat dan batu penjuru atas praksis kekuasaan. WACANA OPINI OPINI DAN FAKTA DALAM WACANA BERITA Pasuruan-HARIAN BANGSA
Kereta api Mutiara Timur jurusan Banyuwangi-Surabaya terguling di km 69 desa Kedung Bako Rejoso kab Pasuruan pukul 04.04 pagi hari kemarin. Akibatnya, 5 penumpang dirawat di RSUD DR. R. Soedarsono kota Pasuruan. Kecelakaan terjadi diduga karena ada rel KA yang terputus.KA Mutiara Timur yang berangkat dari stasiun KA Banyuwangi pada pukul 22.30 Senin malam, membawa 8 gerbong. Yakni, 2 gerbong eksekutif, 5 gerbong bisnis dan 1 kereta makan. Dari 8 gerbong, sebanyak 5 gerbong keluar dari rel, dan terguling ke areal persawahan. Bahkan, satu gerbong, yakni gerbong 8 terputus dari gerbong lainnya. Tidak ada korban meninggal akibat kecelakaan kereta api yang membawa 286 penumpang ini. Belasan penumpang sempat mendapat perawatan akibat luka-luka ringan, akibat terjepit dan terinjak-injak.
Berdasarkan penuturan Ibnu, penumpang asal Jember, sebelum terguling, kereta api Mutiara Timur memang sudah terasa banyak goyang. Goncangan makin tinggi ketika kereta mulai masuk di desa Kedung Bako Rejoso.Bukan hanya bupati, Kapolwil Malang dengan didampingi Kapolres Pasuruan, AKBP A. Yani, juga berada di lokasi kejadian pukul 07.00 pagi kemarin. sayangnya, Kapolwil enggan berkomentar terkait dengan kecelakaan tersebut. Sedangkan, Kapolres Pasuruan mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui sebab tergulingnya kereta api jurusan Banyuwangi-Surabaya tersebut. Hanya saja, kecelakaan tersebut diduga akibat adanya rel kereta yang patah.
Menurut pengamatan kita di lapangan ada dugaan karena ada sambungan rel yang putus, dan itu belum disambung secara sempurna. Akibatnya, gerbong 5 dan seterusnya, keluar dari rel dan terguling. Bahkan, yang terakhir itu terpelanting putus 200 m dari rel, jelas Kapolres. Untuk kepastian penyebabnya, lanjut Kapolres, pihak kepolisian akan melakukan koordinasi dengan PT KAI untuk meneliti lebih jauh penyebab tergulingnya kereta api di Rejoso tersebut. Akibat kecelakaan tersebut, puluhan penumpang yang terluka dibawa ke Puskesmas Rejoso. Untuk yang memerlukan perawatan lanjutan, dilarikan ke RSUD DR. R. Soedarsono. Hingga kemarin siang, ada 10 penumpang yang tercatat di RSUD DR R. Soedarsono kota Pasuruan yang dirawat. Namun 5 diantaranya sudah diperbolehkan pulang.Masih ada 5 orang yang masih dirawat. Mereka adalah Suryatna, 53, Bandung, Muslimah, 38, Banyuwangi, Nanang, Jember, Riswanto, 31, Jember dan Kadis Hariyono, 50, Jember.
Contoh-contoh opini: Berdasarkan penuturan Ibnu, penumpang asal Jember, sebelum terguling, kereta api Mutiara Timur memang sudah terasa banyak goyang. Goncangan makin tinggi ketika kereta mulai masuk di desa Kedung Bako Rejoso. Menurut pengamatan kita di lapangan ada dugaan karena ada sambungan rel yang putus, dan itu belum disambung secara sempurna.
ARTIKEL ILMIAH
Dampak jika tidak menjaga kebersihan lingkungan sekolah Masih banyak siswa SMP Negeri 9 Berau yang belum peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Mereka masih saja membuang sampah sembarangan, padahal sudah disediakan tong sampah. Kebanyakan mereka berfikir, jika membuang sampah sembarangan di sekolah tidak dapat menimbulkan dampak yang begitu besar. Hal itu sangat salah. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan jika suatu lingkungan tidak terjaga kebersihannya. Adapun dampak negatifnya antara lain :
Menimbulkan bencana banjir, seperti yang sering kita lihat di kota-kota besar. Hal ini bisa saja terjadi di sekolah kita jika murid selalu membuang sampah sembarangan. Sampah yang bertumpuk di selokan dapat menyumbat jalannya air di selokan tersebut sehingga, saat hujan pun tiba, mungkin saja SMP kita menjadi banjir dan akhirnya proses belajar-mengajar terhenti Debu lantai yang jarang dibersihkan dapat menyebabkan murid batuk hingga sesak nafas. Laci meja yang penuh dengan sampahpun dapat dijadikan nyamuk sebagai tempat bersarangnnya. Apalagi jika nyamuk tersebut adalah nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit demam berdarah Sampah yang bertumpuk dapat menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu konsentrasi para murid hingga guru dalam proses belajar-mengajar.