Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang. Dalam pengertian seluas-
luasnya, pendidikan Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri.
Pada awal perkembangan Islam, pendidikan formal yang sistematis belum
terselenggara. Pendidikan yang berlangsung dapat dikatakan uumnya bersifat
informal. Namun, ketika masyarakat Islam sudah terbentuk, maka pendidikan Islam
diselenggarakan di masjid. Proses pendidikan pada kedua tempat ini dilakukan dalam
halaqoh.
1

Pendidikan formal Islam baru muncul pada masa kebangkitan madrasah.
Sejarawan Islam mengatakan bahwa madrasah mulai didirikan pertama kali pada
tahun 1064. Sepanjang sejarah Islam, madrasah diabadikan terutama kepada ulum al-
dinniyah, dengan penekanan khusus kepada bidang fikih, tafsir, dan hadits. Dengan
demikian ilmu-ilmu non agama, sejak awal perkembangan madrasah sudah berada
pada posisi yang marjinal. Meskipun islam pada dasarnya tidak membedakan nilai-
nilai agama dengan ilmu-ilmu non agama.
2

Madrasah yang ada di Indonesia bermula dari model pendidikan akar rumput,
yaitu sekolah yang diciptakan untuk memberikan alternatif bagi masyarakat bawah
yang sengaja tidak ditampung dalam sekolah yang ditampung para penjajah. Setelah
Indonesia merdeka, berbagai jenis pendidikan tersebut sebagian besar berubah wajah
menjadi madrasah dalam konteks formal (Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah).
3

Belakangan ini secara kasat mata kita melihat lembaga pendidikan Islam mulai
menunjukkan performa yang bagus. Seolah tak mau kalah dengan lembaga
pendidikan umum, lembaga pendidikan Islam justru memperlihatkan geliatnya yang
sangat menggembirakan. Stigma buruk, kumuh, tidak dikelola dengan baik yang

1
Azyumardi Azra,Pendidikan Islam : Tradisi Dan Modernisasi di tengah tantangan
millennium III,(Jakarta: Kencana, 2012), hal. i
2
Ibid, hal. vii
3
Muslih. Madrasah di Negeri Muslim, Bakti, Mei 2012, Hal. 6.
biasa melekat pada lembaga pendidikan Islam, lambat laun mulai hilang di alam olah
pikir masyarakat Indonesia. Bahkan, seiring dengan perkembangan dunia yang
semakin sekularistik, lembaga-lembaga pendidikan Islam dengan bangganya
mengumandangkan sebagai sekolah yang paling tepat bagi anak-anak Indonesia yang
mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum dan agama.
4




4
Yanto Bashri, Anomali Pendidikan dan Solusinya, Jakarta : www.maarif-nu.or.id, 7 Oktober
2014 pukul 11:13 wib
BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan perkembangan di atas, sejumlah pertanyaan tentu saja
mengemuka.pertanyaan tersebut terutama mengacu tidak saja pada sejumlah factor
yang membuat pesantren dan madrasah terus bertahan dan bahkan meningkat, tapi
juga berhubungan dengan isu sekitar cara merumuskan perannya di tengah perubahan
yang terus berlangsung di muka bumi ini.
Dewasa ini lembaga pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan yang jauh
lebih kompleks. Disamping berusaha menciptakan muslim yang memahami ilmu-
ilmu keagamaan dan umum sekaligus, lembaga pendidikan Islam juga dihadapkan
pada keharusan untuk turut serta dalam pembentukan system sosial politik dan
budaya Indonesia baru.
5
Pendidikan Islam dalam bentuk sekolah Islam, madrasah,
pesantren, atau yang bermodel pesantren semakin mendapatkan tempat di kalangan
Muslim Indonsia.
1. Pendidikan Islam di Minangkabau
Sumatra Barat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam perkembangan
pendidikan Islam. Sumatra Barat termasuk wilayah yang pertama di Indonesia
yang mengalami proses modernisasi pendidikan Islam, dari surau menjadi
madrasah.
6
Sejarah pendidikan di Sumatra Barat ini sama tuanya dengan sejarah
Islam di wilayah ini. Melalui surau-surau Islam diperkenalkan ke masyarakat
Minangkabau terutama di pedalaman, sehingga proses Islamisasi berlangsung
secara insentif.
7

Pada awal abad 20,surau mengalami modernisasi sejalan dengan perubahan
sosial-budaya menyusul pemberlakuan politik etis oleh pemerintah colonial

5
Jajat Burhanudin, Mencetak MuslimModern: Peta Pendidikan Islam di Indonesia , (Jakarta:
Raja Grafindo Persada:2006),hal.17
6
Ibid, hal. 23
7
Azyumardi Azra, Surau Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi Dan Modernisasi,
(Jakarta:Logos,2003), hal. 46
Belanda. Proses perubahan ini bermula dengan berdirinya sejumlah lembaga
pendidikan Islam modern yang mengadopsi sestem sekolah yang diperkenalkan
pemerintah Belanda. Beberapa lembaga pendidikan modern yang berdiri pada
periode tersebut adalah Sekolah Adabiyah di Padangpanjang, Normal School
yang didirikan oleh Guru-guru Agama Islam, sekolah diniyah putra dan putri,
Sumatra Thawalib, dan sekolah-sekolah Muhammadiyah.
8

Lembaga pendidikan di atas, telah meletakkan landasan kuat bagi awal
perkembangan pendidikan Islam modern di Sumatra Barat. Dewasa ini, di
Sumatra Barat muncul sekolah-sekolah yang terkemuka, yakni diantaranya
pondok pesantren Prof. Dr. Hamka, Serambi Makkah di padangpanjang, citra al
madina Berdiri tahun 1990, Lembaga pendidikan ini menyelenggarakan
pendidikan SMP dan SMA dengan berasrama. Mengembil kesempatan otonomi
pendidikan, lembaga ini merancang kurikulum sendiri dengan bobot lebih antara
lain bahasa arab, kitab kuning, ilmu kategori agama dan ilmu eksak.
9

Selain lembaga-lembaga pendidikan islam swasta tersebut, pemerintah secara
berangsur-angsur mulai mengakuisisi madrasah-madrasah. Mulai dair Ibtidaiyah,
Tsanawiyah, hingga Aliyah. Madrasah-madrasah tersebut awalnya adalah milik
masyarakat yang didirikan oleh para tokoh agama. Langkah tersebut merupakan
titik temu dari kepentingan dua pihak, yakni keinginan masyarakat untuk
memberikan perhatian terhadap pendidikan Islam, dan kepentingan pemerintah
untuk mengakomodasi keinginan masyarakat muslim.

2. Pendidikan Islam di Lombok
Islam di Lombok, NTB merupakan satu entitas tersendiri di tengah keragaman
wajah Islam Indonesia.Proses perkembangan Islam di Lombok sebagian besar
merupakan kontribusi organisasi terbesar di wilayah tersebut, yaitu Nahdlatul

8
Deliar Noor, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1911-1943, (Jakarta:LP3ES,1980), hal.
50-65
9
Jajat Burhanudin, Mencetak MuslimModern..hal.32
Wathan. Dalam banyak hal, Nahdlatul Wathan sejajar dengan NU di jawa,
Asadiyah di Sulawesi, dan Perti di Sumbar.
10

Sejak awal Nahdlatul Wathan (NW) hadir lebih sebagai lembaga pendidikan
Islam. Tuan guru Zainuddin Abdul Majid, pendiri NW memulai karirnya dengan
membangun lembaga-lembaga pendidikan sepulangnya belajar dari Arab.
Sebagaimaana umumnya ulama nusantara yang pulang belajar dari Arab, beliau
mendirikan pesantren. Beliau mendirikan pesantren Al Mujahidin, yang
memperkenalkan bentuk baru system semi klasikal. Dikatakan semi klasikal
karena beliau tidak membuang sepenuhnya model halaqoh. Sejalan dengan minat
masyarakat yang begitu tinggi, beliau mendirikan lembaga formal yang lebih
besar.
11

Lembaga pendidikan yang didirikan Zainuddin bercorak madrasah. Satu
wujud modernisasi pendidikan Islam di Indonesia.
12
Ini merupakan tuntutan
perubahan menyusul modernisasi pendidikan oleh pemerintah kolonial belanda di
Indonesia. Lembaga pendidikan di bawah naungan NW semakin berkembang,
hingga tahun 2000 tercatat sudah berdiri 713 lembaga pendidikan baik formal
maupun informal mulai dari TK hingga SMA, dinniyah, dan pondok pesantren.
NW juga mampu mendirikan pendidikan tinggi, hingga saat ini terdapat 4
pendidikan tinggi di wilayah tersebut.
13

Di samping lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola NW dan yayasan lain
yang berdiri kemudian Lombhok dan NTB secara umum juga memiliki lembaga
pendidikan Islam yang dikelola oleh Negara tepatnya Kementerian Agama.

10
Ibid. hal. 45
11
Syafiq Hasyim, Mutiara dari timur: Biografi Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid, (Jakarta:
Gramedia, 2003), hal 181.
12
Maksum, Sejarah Perkembangan Madrasah di Indonesia, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), hal 17.
13
Masnun, Perkembangan Islam di Nusa Tenggara Barat: Studi Tentang Pemikiran Tuan
Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004), hal
290.
Keberadaan lembaga ini memiliki peran penting dalam penyelenggaraan
pendidikan Islam untuk masyarakat muslim Lombok.
Madrasah negeri bersama lembnaga pendidikan Islam oleh NW dan yayasan
yang lainnya semakin berkembang menjadi satu kategori penting dalam
penyelenggaraan pendidikan Islam di Lombok dan semuanya berarti telah
memberi kontribusi sangat berarti dalam pembentukan Islam di Lombok.

3. Pendidikan Islam di Jawa
Jawa dikenal sebagai basis pesantren. Di samping jumlahnya sangat besar bisa
dipastikan mencapai ribuan dengan tingkat variasi yang tinggi. Pesantren
memiliki akar sejarah yang sangat kuat di dalam masyarakat muslim di wilayah
tersebut. Oleh karena itu, pembahasan tentang pendidikan Islam di wilayah ini
menempatkan pesantren pada posisi sangat penting.
Pesantren Tebu Ireng memberikan satu bukti penting dalam hal ini. Pesantren
ini merupakan kiblat pesantren dan ulama Jawa. Hampir seluruh pesantren
terkemuka di Jawa didirikan oleh murid-murid KH. Hasyim Asyari, dan
karenanya mengikuti model Tebu Ireng. Pesantren Tebu Ireng menjadi model
system pendidikan pesantren yang terus bertahan di tengah arus perubahan
muslim Indonesia bahkan hingga saat ini.
Pembaharuan Islam pada awal abad 20 yang berdampak langsung pada
modernisasi lembaga pendidikan Islam tidak menggeser peran penting pesantren
bahkan justru memperlihatkan bahwa modernisasi pendidikan Islam berawal dari
pesantren.
14
Contohnya pesantren Gontor, Assalam Solo, Mualimin Mualimat
Jogjakarta, dan lain-lain.
Di Jawa dalam beberapa tahun terakhir ini muncul fenomena baru dalam
dunia pendidikan Islam yakni berdirinya sekolah islam unggulan. Sekolah ini
tumbuh sejalan dengan terbentuknya masyarakat muslim kelas menengah di

14
Jajat Burhanudin, Mencetak MuslimModern..hal. 72
perkotaan. Di Jawa Timur tren sekolah ini bisa dilihat dengan berdirinya lembaga
pendidikan Islam al-Hikmah, di Jogjakarta bisa dilihat dengan munculnya
berbagai macam model pendidikan SIT (Sekolah Islam Terpadu). Lembaga-
lembaga pendidikan tersebut menyelenggarakan pendidikan mulai tingkat KB,
TK, SD, SMP, hingga SMA dengan membawa jargon unggulan full day school
maupun boarding school.
Sebagaimana daerah yang lain, pulau Jawa juga memiliki lembaga-lembaga
pendidikan Islam yang dikelola oleh pemerintah. Mulai dari MI, MTs, MA hingga
perguruan tinggi. Lembaga-lembaga pendidikan baik yang dikelola oleh
pemerintah maupun yang dikelola oleh masyarakat saat ini mulai mendapatkan
tempat di masyarakat. Lembaga tersebut saling berinovasi untuk menampilkan
varian-varian pendidikan yang menarik dan yang dibutuhkan masyarakat.

4. Pendidikan Islam di Sulawesi Selatan
Tidak diragukan lagi, Islam sangat mengakar dalam kehidupan masyarakat
Sulawesi Selatan. Secara historis, sejak abad 17 Islam telah masuk ke wilayah ini.
Diantara tokoh yang terkemuka adalah Saikh Yusuf Makkasar. Seperti halnya
wilayah lain di Indonesia, perkembangan Islam di Sulawesi Selatan tidak bisa
terlepas dari lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai pusat
transmisi ajaran keislaman. Lembaga Islam pendidikan ini terintegrasi dengan
aspek pendidikan lokal, tradisional, yang sudah sedemikian mengakar dan
diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang masyarakat Makkasar. Di
antara lembaga pendidikan Islam yang memiliki pengaruh kuat di masyarakat
Sulawesi Selatan yaitu pesantren Asadiyah Sengkrang, pesantren Darut Dakwah
wal Irsyad, pesantren IMMIM Tamalanrea, dan pesantren Darul Istiqomah di
Maros.
15



15
Jajat Burhanudin, Mencetak MuslimModern..hal. 144


5. Pendidikan Islam di Bali
Pada awal munculnya, pesantren dibangun sebagai lembaga pendidikan ulama
yang mengembangkan ilmu-ilmu keislaman dan diharapkan ulama-ulama tersebut
menyebarkan islam di Indonesia. Di Bali, pesantren juga memiankan peranan
yang sama, mencetak kader-kader ulama untuk mengajarkan Islam di masyarakat.
Pesantren Mambaul Ulum misalnya, pesantren tertua di Bali yang masih ada
mengkhususkan pendidikannya untuk mencetak kader-kader ulama yang tangguh
untuk menyebarkan Islam di Bali.
Namun di Bali, pesantren tidak hanya memainkan perannya yang asasi
tersebut. Pesantren di Bali juga memainkan peran sebagai institusi pelestarian
identitas keislaman yang kental. Di tengah-tengah mayoritas Hindu, orang Islam
di Bali merumuskan pendidikan keislaman dalam kaitannya untuk memperkuat
identitas keislaman. Motivasi santri bersekolah di pesantren adalah motivasi
mempertahankan identitas keislaman ditengah-tengah kehidupan modern yang
dibawa oleh arus pariwisata.
Pulau Bali yang mendapatkan julukan pulau Dewata mengisyaratkan bahwa
Hindu telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari identitas budaya orang
Bali. Faktanya di Bali terdapat pesantren yang tergolong banyak, terdapat 114
pesantren. Suatu fenomena yang menarik mengingat jumlah orang muslim di Bali
relatif sedikit.
Dalam bidang pendidikan Islam, kiblat pendidikan di Bali mengalami
perubahan. Dulu pesantren-pesantren di Lombok menjadi tujuan utamaya, namun
seiring dengan perubahan zaman akibat modernisasi dan globalisasi, pendidikan
Islam di Bali juga mengalami perubahan orientasi. Saat ini banyak orang Bali
mengirimkan anaknya ke pesantren di Jawa yang menggunakan kurikulum
modern, seperti Gontor Ponorogo. Saat ini model pendidikandi Gontor menjadi
pesantren favorit bagi orang Islam di Bali. Sehingga saat ini pesantren Bali Bina
Insani ingin membangun pondok Gontor kecil di Bali.
16

Modernisasi yang diusung Kementerian Agama dengan mengenalkan
pendidikan umum ala Tsanawiyah dan Aliyah terasa sekali mempengaruhi pola
pikir masyarakat dan juga pengelola pesantren di Bali. Banyak orang Islam Balki
menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan yang dibuat oleh Kementerian
Agama tersebut. Bagi orang Islam di Bali, pendidikan tersebut memberikan
alternatif yang lebih luas daripada pesantren. Akibatnya banyak seklai pesantren
di Bali yang mengubah orientasi kurikulumnya sesuai dengan rekomendasi
Kementerian Agama.
Memahami konteks pendidikan Islam di Indonesia tidak cukup hanya dengan
melihat bahwa pendidikan Islam merupakan subsistem dari pendidikan nasional.
Akan tetapi, pendidikan Islam juga sekaligus sebagai entitas tersendiri yang memiliki
tradisi dan kultur akademik yang berbeda dengan karakteristik pendidikan pada
umumnya. Pondok atau pesantren merupakan embrio paling genuine atas dimulainya
tradisi pendidikan Islam di Indonesia. Bentuk tradisional dari pendidikan Islam
tersebut hingga sekarang memang masih bertahan, meskipun secara terus menerus
dan massif tergerus oleh modernisasi, globalisasi, bahkan kapitalisasi pendidikan
yang melanda dewasa ini.
institusi pendidikan Islam sangat berpotensi mampu memenuhi tuntutan
masyarakat modern di era global, sekaligus menjadi mercusuar dalam penguatan
nilai-nilai dan moralitas agama. Memasuki abad ke-20 terjadi transformasi besar-
besaran di tubuh pendidikan Islam di Indonesia. Meski tidak sepenuhnya
meninggalkan pola pendidikan tradisional ala pesantren, tetapi modernisasi di tubuh
pesantren telah banyak mengubah rasa pesantren menjadi sekolah umum dengan ciri
khas unggul dalam bidang agama.


16
Ibid, hal 180.

BAB III
PENUTUP
Makalah peta kekuatan pendidikan Islam di Indonesia ini hanyalah sangat
terbatas, dengan data yang cukup, karena waktu,kesempatan, dan sumber yang
terbatas sehigga gambaran yang dikemukakan juga sangat terbatas, hanya didasarkan
pada sumber-sumber yang ada.
Selanjutnya, tentu masih banyak gambaran lain yang belum terungkap, dan
apalagi yang lebih teknis, dan sifatnya kasuistik padahal sebenarnya sangat mendesak
diperhatikan, misalnya terkait dengan pendidikan di daerah-daerah terpencil, di
perbatasan dan juga pendidikan agama di kalangan masyarakat tertinggal.
Terakhir, bahwa memperbincangkan dan apalagi secara nyata upaya
meningkatkan kualitas pendidikan Islam di negeri ini, sesungguhnya adalah
merupakan kunci utama untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini. Keterpurukan
bangsa ini, sebagai akibat dari perilaku menyimpang, seperti korupsi, kolusi, dan
nepotisme yang demikian menjadi-jadi, hanya akan bisa diselesaikan melalui
pendidikan Agama yang sungguh-sungguh terancang.

Anda mungkin juga menyukai