Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN



Acara : Pengolahan Kelapa












ANDRI NATANAEL KETAREN
11.04.3945


BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2014

ACARA I. PENGOLAHAN KELAPA
A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan minyak kelapa secara basah dan
kering serta dapat membedakan hasilnya
B. Bahan dan Alat
Bahan :
Buah kelapa tua dan air
Alat :
Sabit, timbangan, parut, saringan, baskom, gelas ukur, over, alat pengepres,
plastik, wajan, kain blanco dan beaker glass
C. Cara Kerja
1. Pembuatan minyak kelapa secara basah :
a. Buah kelapa dipecah,diambil dagingnya.
b. Daging kelapa dibersihkan lalu diparut.
c. Timbang daging kelapa parut.
d. Encerkan dengan air dengan perbandingan 1:1, lalu peras.
e. Saring santannya, dan ukur volumenya.
f. Panaskan santan diatas wajan dengan hot plate/ api sampai terbentuknya
minyak dan blondo.
g. Dinginkan, dan pisahkan minyak dan blondo.
h. Timbang masing-masing.
i. Hitung rendemen minyak dan blondo terhadap kelapa parut.
2. Pembuatan kelapa secara kering :
a. Buah kelapa dipecah, diambil daginnya.
b. Daging kelapa dibersihkan lalu diparut.
c. Timbang daging kelapa parut.
d. Keringkan dalam oven suhu 80C sampai kering.
e. Bungkus kelapa parut kering dengan kain blanco yang telah ditimbang
terlebih dahulu.
f. Lakukan pengepresan, dan tampung minyak dengan beaker glass yang
telah ditimbang terlebih dahulu.
g. Timbang limbah cake sedangkan minyaknya dipanaskan ke dalam oven
suhu 100C sampai diperoleh minyak jernih.
h. Dinginkan lalu timbang.
i. Hitung rendemen limbah cake dan minyak terhadap kelapa parut.
3. Bandingkan kualitas dari segi warna dan rendemen kedua cara pengolahan
tersebut



PEMBAHASAN
Pengolahan secara basah

Pembuatan minyak dengan cara basah dapat dilakukan melalui pembuatan
santan terlebih dahulu atau dapat juga di pres dari daging kelapa setelah digoreng.
Santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan
air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang
kaya dengan minyak dengan bagian yang miskin dengan minyak. Bagian yang kaya
dengan minyak disebut sebagai krim, dan bagian yang miskin dengan minyak disebut
dengan skim. Krim lebih ringan dibanding skim, karena itu krim berada pada bagian
atas, dan skim pada bagian bawah.

Pengolahan kelapa secara basah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
- Cara basah dengan fermentasi
- Cara basah dengan penggorengan
- Cara basah dengan sentrifugasi
- Cara basah tradisional

Pengolahan kelapa secara basah yang dilakukan pada pratikum yaitu dengan cara
basah dengan media penggorengan. Teknik pembuatan minyak kelapa secara basah yaitu
dengan cara santan dipanaskan. Tujuan dari pemanasan adalah untuk menghilangkan
kandungan air yang terdapat di dalam santan tersebut. Umumnya minyak yang dihasilkan
dengan cara pemanasan ini berwarna kekuning kuningan. Blondo yang diperoleh dari hasil
pengolahan minyak kelapa dengan cara pemanasan memiliki warna coklat kehitaman.

Pengolahan kelapa secara kering disebut juga dengan minyak kasar yang mana dari
hasil pengepresan kopra ditandai dengan kadar air 0.2%,kadar asam lemak bebas lebih dari
0.1%, warna minyak jernih dan aroma seperti minyak. Minyak kopra yang telah mengalami
proses pemurnian dikenal dengan minyak makan atau, dengan karakteritik sebagai berikut:
kadar air 0.1%, kadar asam lemak bebas kurang dari 0.1% warna minyak bening

Pada paraktikum ini pengolahan kelapa kering dilakukan dengan cara pres pada
daging kelapa, sistem pengolahan cara pres ini memerlukan investasi yang cukup besar untuk
pembelian alat dan mesin.

Uraian cara pres ini adalah :
Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar. Serbuk kopra
dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang dihasilkan masih
mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk
mengeluarkan minyaknya Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring. Minyak hasil
penyaringan didatambahkan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi
(menghilangkan asam lemak bebas), menambahkan bahan penyerap (absorben) warna,
biasanya arang aktif atau bentonit agar dihasilkan minyak yang jernih dan bening dan
Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan senyawa-
senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.


Perbandingan dari kedua perlakuan

Setelah melakukan pengamatan dari kedua perlakuan pengolahan kelapa didapat
hasil yang tidak sama. Hasil dari pengolahan kelapa dari empat kelompok mempunyai hasil
yang berbeda-beda, akan tetapi dari dari kedua perlakuan tersebut pengolahan secara basah
mendapatkan persentase rendemen minyak yang tertinggi yaitu sebanyak 21,27%.

Sedangkan pada pengolahan secara kering mendapatkan rendemen minyak 14,16%
itu semua dikarenakan pada pengolahan secara kering kandungan kadar air lebih sedikit
dibandingkan pengolahan secara basah.

Dilihat dari bentuk warna minyak yang di hasilkan dari kedua perlakuan, pengolahan
secara basah lebih baik hasilnya dibandingkan dengan pengolahan secara kering, itu sebabkan
oleh pengolahan kelapa dengan cara basah kadar asam lemak bebasnya lebih.

Pada praktikum, warna minyak yang di hasilkan dari kedua perlakuan, warna minyak
pada pengolahan secara kering yaitu jernih, sedangkan warna minyak pada pengolahan secara
basah lebih jernih.

Ditinjau dari dasar teori yang ada, warna minyak yang dihasilkan dari ke dua
kelompok yang melakukan pengolahan basah seharusnya sama yaitu berwarna kuning muda.
Akan tetapi setelah melakukan pengamatan, warna dari minyak yang dihasilkan tidak sama
yaitu jernih dan lebih jernih. Hal ini dikarenakan kesalahan didalam melakukan memanaskan
santan, sehingga mendapatkan warna minyak yang tidak sama (kurang maksimal).

























KESIMPULAN


Didalam melakukan pengolahan kelapa hendaknya mengetahui tata cara pengolahan
kelapa dengan baik, sehinggga mendapatkan hasil yang baik pula. Dari hasil praktikum yang
dilakukan, rendemen minyak kelapa dengan pengolahan secara basah lebih maksimal
hasilnya dibandingkan dengan rendemen minyak pada pengolahan secara kering. Sedangkan
dilihat dari kejernihan bentuk minyak yang didapat, pengolahan kelapa secara basah lebih
lebih optimal hasilnya dibandingkan dengan pengolahan kelapa secara kering.





















DAFTAR PUSTAKA

- Lay, Patrik M. Pasang dan D.J. Torar. Perkembangan Teknologi Pengolahan Minyak
Kelapa. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.
- Tatang Shabur J., S.Si., M.Si. Tekni teknik Pembuatan Minyak Kelapa.
Yogyakarta, 18 Karet 2009.

Anda mungkin juga menyukai