Correlation between the Severity and Type of Acne Lesions with
Serum Zinc Levels in Patients with Acne Vulgaris
Pembimbing : dr. Sunaryo, Sp.KK
Winda Purwaningsih , S.Ked J.500100012
Acne vulgaris adalah penyakit kulit yang paling umum, yang mempengaruhi hampir 80 % orang pada suatu waktu antara usia 11 S/D 30 tahun. Perkiraan prevalensi akne vulgaris pada remaja berkisar dari 35 s/d > 90 persen. Hal ini dapat bertahan selama bertahun-tahun dan mengakibatkan pengrusakan dan jaringan parut permanen, dan dapat memiliki efek samping yang serius pada perkembangan psikososial. Acne vulgaris adalah gangguan dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan komedo, papula, pustula, nodul meradang, dan canalising dan mendalam, meradang, dan kadang-kadang terdapat kantung purulen Jerawat memiliki empat kontributor patogenetik utama: hyperkeratinization folikular, peningkatan produksi sebum, Propionibacterium acnes (P. acnes) dalam folikel, dan peradangan.
Terdapat peran potensial yang masih kontroversial mengkaitkan diet dengan terjadinya jerawat. Disebutkan bahwa produk susu dapat memperburuk jerawat. patogenesis acne vulgaris baru-baru ini dikaitkan dengan penurunan faktor transkripsi FoxO1 dan peningkatan aktivitas mTORC1. Status gizi sel terutama dirasakan oleh FoxO1 dan mTORC1. FoxO1 merupakan sponsor ketersediaan hara untuk proses mTORC1 : peningkatan protein dan sintesis lipid, proliferasi sel, diferensiasi sel termasuk hyperproliferation keratinosit acroinfundibular, hiperplasia kelenjar sebasea, peningkatan lipogenesis sebaceous, resistensi insulin, dan peningkatan indeks massa tubuh Disebutkan pada acne vulgaris faktor makanan seperti seng, asam lemak omega-3, antioksidan, vitamin A, dan serat makanan terbatas.
Metode Penelitian Desain study cross-sectional prospective Tempat klinik Imam Khomeini hospital di Ardabil Iran, Waktu antara Juni 2012 s/d Juni 2013 Target 100 subjek 100 kontrol KRITERIA PENELITIAN KRITERIA INKLUSI Mengisi inform concent Menjalani penilaian Global Acne Grading System (GAGS) > 15 tahun, yang setidaknya lulusan sekolah dasar, Tidak minum obat apapun untuk tujuan apapun Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. KRITERIA EKSKLUSI Noda wajah selain acne vulgaris, Riwayat keganasan aktif, Perawatan imunosupresif, sirosis hati, gagal ginjal, kehamilan, alkoholisme, gangguan malabsorpsi, cacat fisik Setiap gangguan neurologis, atau penyakit fisik lainnya yang mungkin menyebabkan tekanan psikologis. Langkah Penelitian 100 subjek Penilaian GAGS Skor 1- 18 (ringan)
Skor3 1- 38 (berat )
Skor 19- 30 (sedang)
100 kontrol
> 38 ( sangant berat)
Diambil 3 mL sampel darah intravena di beri EDTA di bawa ke laboratorium. Sampel darah disentrifugasi 3000 rpm selama 10 menit, dan plasma segera disimpan pada -40 C sampai saat analisis. Penyerapan spektrofotometri atom (Varian Spectra AA-10 Model) digunakan untuk mengukur kadar zinc serum. Nilai normal kadar seng serum pada orang dewasa diterima sebagai 70-140 mikrogram per desiliter.
ANALISIS STATISTIK menggunakan software SPSS (Versi 19.SPSS Inc, Amerika Serikat). Nilai P <0,05 dianggap signifikan secara statistik. HASIL PENELITIAN
TABEL 1. Distribusi kelompok jerawat sesuai dengan lokasi dan jenis lesi.
Tingkat serum seng rendah di 23% dari pasien jerawat sementara 19% dari subyek kelompok kontrol memiliki kadar zinc rendah dari normal. Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam cara seng serum antara pasien jerawat dan subyek sehat (nilai P = 0,598).
Tingkat serum seng lebih rendah pada pasien dengan jerawat sedang sampai parah dibandingkan dengan pasien dengan jerawat ringan. Ada hubungan antara tingkat seng serum dan tingkat keparahan jerawat, dan hasilnya signifikan secara statistik (nilai p = 0,047). Tingkat serum seng dan durasi jerawat dinilai, tetapi hasilnya tidak signifikan (nilai P = 0.690).
Ada hubungan antara tingkat serum seng dan jenis lesi jerawat di lokasi berikut dan hasilnya secara statistik signifikan: (1) komedo pada pipi kiri (nilai P = 0.049), (2) papula di dahi (P value = 0,039), (3) papula pada dada dan punggung atas (nilai P = 0.016), (4) pustula pada pipi kanan (nilai P = 0.011), (5) pustula di dagu (nilai P = 0,008), dan (6) pustula di dada dan punggung atas (nilai P = 0,006). DISKUSI Zinc merupakan jejak elemen penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan pada semua tahap kehidupan. Zinc berperan penting dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan, fungsi sistem kekebalan tubuh, kesehatan reproduksi, fungsi sensorik, dan pengembangan neurobehavioural. Zinc mungkin memainkan peran penting dalam pengembangan perubahan dalam keratinosit dengan penuaan Seng dan vitamin A sangat penting untuk pengembangan epitel normal. Tingkat seng serum menurun juga bisa menyebabkan peningkatan produksi androgen, yang mempengaruhi aktivitas kelenjar sebaceous. Zinc menghambat kemotaksis sel polimorfonuklear, menghambat pertumbuhan P. acnes, dan mengaktifkan natural killer (NK) sel dan kapasitas fagositosis granulosit. Dalam penelitian ini, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kadar zinc serum antara pasien jerawat dan subyek sehat. Ada hubungan yang signifikan antara kadar zinc serum dengan keparahan dan jenis lesi jerawat. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan kadar zinc serum rendah mungkin berhubungan dengan tingkat keparahan dan jenis lesi jerawat pada beberapa pasien dengan acne vulgaris. Penurunan relatif dari tingkat seng serum pada pasien acne vulgaris mempertanyakan peran seng dalam patogenesis acne vulgaris, maka perlu penelitian lebih lanjut. Fakta bahwa tingkat seng menurun pada acne vulgaris parah itu berarti menunjukkan bahwa ada konsumsi zinc dalam proses inflamasi. Perlu dicatat bahwa susu kemungkinan berhubungan dengan memburuknya jerawat, namun juga cenderung meningkatkan zinc. Dengan demikian, menghentikan susu dapat menurunkan kadar seng dan pada saat yang sama meningkatkan jerawat. Hal ini menunjukkan aksi peradangan lokal akan mengkonsumsi zinc secara lokal dan menurunkan tingkat serum.