Askep 06-Gerontik
Askep 06-Gerontik
Askep 06-Gerontik
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
TOFIQ ANAFI
(01.052)
(01.006)
ETIK PRASTIWI
(01.016)
ISTIYANI
(01.029)
SITI FATIMAH
(01.046)
YENI SULISTYANINGRUM
(01.058)
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. H.S DENGAN SUSPECT RHEUMATIK
DI WISMA WUKIROTAWU PSTW YOGYAKARTA UNIT ABIYOSO
TELAH DISETUJUI UNTUK DI SEMINARKAN (DISYAHKAN)
HARI
: ..
TANGGAL
: .
DI
: .
PENYUSUN :
TOFIQ ANAFI
AULIYA NUR A
: ...
ETIK PRASTIWI
: ...
ISTIYANI
: ..
SITI FATIMAH
: ..
YENI S
: ..
PEMBIMBING PENDIDIKAN
PEMBIMBING LAPANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
Proses menua dalam perjalan hidup manusia merupakan hal yang wajar akan
dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang. Hanya lambat cepatnya proses
tersebut tergantung pada masing masing individu.
Mengenai kapankah seseorang disebut lanjut usia, sulit ditentukan jawaban yang
memuaskan, berikut beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia :
Menurut organisasi kesehatan dunia
Lanjut usia meliputi :
: 45-59 th
: 60-74 th
: 75-90 th
: > 90 th.
: masa bayi
1 6 th
: masa prasekolah
6 -10 th
: masa sekolah
10 20 th
: masa pubertas
40 - 65 th
> 65 th
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penyakit kronis
Ketidakmampuan
Gangguan syaraf
Hilangnya ketegapan
D. Agama atau kepercayaan
Makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970). Lansia makin
matur dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir dan
bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zantner, 1970).
Perubahan perubahan yang terjadi pada lansia tersebut kadang menimbulkan
berbagai masalah. Masalah muskuloskeletal adalah masalah yang terbesar yang dialami
lansia. Lansia yang ada di komunitas: 40 % menderita artritis, 17 % mempunyai masalah
muskuloskeletal lainnya(Profile of Older American, 1992).
Penyakit pada muskuloskeletal secara umum tidak fatal tetapi menyababkan nyeri
kronik dan ketidaknyamanan ( Calhins, 1992). Kondisi sakit pada muskuloskeletal yang
kronik mungkin menyebabkan ketidak mampuan dan kelemahan lansia dalam perawatan
diri dan mengalami keterbatasan gerak. Kemampuan untuk aktivitas sehari hari seperti
mandi, berpakaian dan makan mungkin melemah. Pada lansia yang kelemahannya
berlebih bisa menjadi ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Jika hal itiu
terjadi dapat menyebabkan kehilangan harga diri, anggapan dahwa kualitas hidup
menurun dan depresi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Selasa/ 07 Oktober 2003
Oleh
: Kelompok VI
I. Identitas
A. Klien
Nama
: Ny H.S
: Perempuan
Agama
: Katolik
Status perkawinan
: Janda
Pendidikan
: SD
Pekerjaan dahulu
Suku/ Kebangsaan
: Jawa/ Indonesia
Alamat
B. Penanggungjawab
Nama
: Bpk H
dan berbincang-
: komposmentis
TD
: 170/80 mmHg
Pernapasan
: 21X/menit
Nadi
: 76 X/ menit
B. Kepala
Kepalasimetris, kulit bersih, tidak ada luka.
C. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada hiperpigmentasi.
D. Dada
Inspeksi : tidak simetris, tidak ada retraksi dada, pernapasan hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau krepitasi
Perkusi : suara resonan
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
E. Punggung : kiposis
F. Abdomen
Inspeksi : simetris, warna tidak rata
Perkusi : dullnes pada kuadran kiri bawah, timpani di kuadran lainnya.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : peristaltik 15 X /menit
G. Ekstremitas
Atas : lengkap, tak ada kelainan tonus otot skala 5 gerakan simetris
Bawah : lengkap, tak ada kelainan, gerakan simetris, tidak ada udem, nyeri
. di persendian saat ditekan
ANALISA DATA
DATA
DS : klien
MASALAH
menyatakan Nyeri
PENYEBAB
Proses
penurunan
fungsi/degenerasi.
takut
penyakit
parah
Perubahan
pada
status
kesehatan
dan
saya
takut
merepotkan
teman-
klien
sering
menanyakan bagaiman
mengatasi
nyeri
Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri berhubungan dengan proses maturasi ditandai klien menyatakan nyeri pada
daerah sakrumsampai ujung kaki kanan terutama saat ganti posisi dari duduk ke
berdiri dan saat berjalan. Wajah klien terlihat menahan nyeri saat jalan atau
pindah posisi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari beberapa hari pemberiaan Asuhan Keperawatan pada Ny H.S dapat kami
simpulkan beberapa hal :
Diagnosa :Nyeri berhubungan dengan proses maturasi ditandai klien menyatakan nyeri
pada daerah sakrumsampai ujung kaki kanan terutama saat ganti posisi dari duduk ke
berdiri dan saat berjalan. Wajah klien terlihat menahan nyeri saat jalan atau pindah
posisi belum dapat tercapai. Hal ini terjadi mungkin karena waktu pemberian asuhan
yang singkat, klien yang tidak taat pada anjuran mengurangi aktivitas, tidak teratur
minum obat dan memang masalah nyeri pada lansia adalah masalah yang kronik
walaupun pada Ny H.S ini baru yang pertama.
Diagnosa :Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan ditandai klien
mengatakan saya takut penyakit saya parah dan menjadi rheumatik. Klien
mengatakan, saya takut merepotkan teman teman jika saya sakit. Klien sering
menanyakan bagaiman mengatasi nyeri dengan wajah cemas telah teratasi.
SARAN :
Untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah keperawatan pada lansia sangat
diperlukan pemantauan dan pendampingan yang baik. Sehingga waktu dan
kualitas pendampingan perlu kita tingkatkan.
Berhubung fungsi kognitif pada lansia menurun maka perlu bagi kita
mengingatkan lansia akan hal-hal penting berulang kali.
Mningkatkan latihan aktiv pada otot dan kekuatan otot untuk mencegah masalah
muskuloskeletal pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuahan Keperewatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Pasien. EGC. Jakarta
Direktorat, Departemen Kesehatan RI. 1993. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia
Lanjut. Jakarta.
Lueckenotte, Annete G. Gerontologic Nursing. Mosby. St Louis Missouri.
DI WISMA WUKIROTAWU
PSTW YOGYAKARTA UNIT ABIYOSO
PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Selasa/ 07 Oktober 2003
Oleh
: Siti Fatimah
VI. Identitas
A. Klien
Nama
: Ny W.J
: Perempuan
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Janda
Pendidikan
:-
Pekerjaan dahulu
: Berdagang
Suku/ Kebangsaan
: Jawa/ Indonesia
Alamat
: Pakembinangun,Pekem, Sleman.
B. Penanggungjawab
Nama
: Ibu P
Alamat
: Tegalsari Pakem
Faktor pencetus
: aktivitas berlebihan
Timbul keluhan
: kronis
A. Aspek Mental
Klien merasa tenang dan senang tinggal di panti, klien tampak menerima
ketuaannya. Klien senag jika ada yang mengunjungi. Tidak merasa di
buang walaupun tinggal di panti.
B. Aspek Intelektual
Daya ingat klien menurun. Klien tidak pernah menjalani pendidikan
formal, tidak bisa baca tulis. Klien menggunakan penaggalan Jawa. Klien
hari juga bulan dalam Jawa. Klien sulit mengingat orang-orang baru dan
hal baru.
C. Aspek Sosial ekonomi
Klien mengikuti kegiatan di panti sesuai jadwal. Hubungan dengan teman
lain baik tapi kadang ada tindaka klien yang membuatklien lain salah
paham sehingga marah. Anak cucu kadang menjengguk kurang lebih 2
bulan sekali. Kadang membawa oleh-oleh dan memberi sedikit uang.
D. Aspek spiritual
Klien sholat 5 waktu, biasanya sholat di musholla dan ikut jamaah jika
sholat maghrib dan Isya. Mengikuti pendalam agama setiap Senin dan
Kamis. Klien tampak sabar dan tenang.
E. Aspek lingkungan
Lingkungan di sekitar tempat klien penerangannya cukup, ada hand rail di
dinding, lantai tidak licin, tempat pelayanan kesehatan dapat di jangkau. Di
ruangan terdapat jam diding dan kalender.
X. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum
Kesadaran
: komposmentis
TD
: 180/120 mmHg
Pernapasan
: 21X/menit
Nadi
: 76 X/ menit
B. Kepala
Kepala simetris, kulit kepala kotor, ketombean, tidak ada luka.
Rambut
Mulut : gigi putih kecoklatan, ada gigi palsu dengan platina, mulut tidak
kering, gusi warna pink
C. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada hiperpigmentasi.
D. Dada
Inspeksi
: suara resonan
Perkusi
ANALISA DATA
DATA
DS : klien
MASALAH
menyatakan Defisit perawatan diri
PENYEBAB
Kurang pengetahuan
klien
badan
(
Penurunan fungsi
sakit
pegel)terutama
persendian.
DO : klien memeganggi
lutut
saat
berdiri
setelah duduk.
DS : klien menyatakan Kurang
saya tidak pusing, saya mengenai
tekanan
tekanan
dan
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari beberapa hari pemberiaan Asuhan Keperawatan pada Ny W.J dapat kami
simpulkan beberapa hal :
Diagnosa :Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai klien
menyatakan belum keramas selama 3 hari, kepala gatal. rambut berminyak,
berketombe, kuku pendek agak kotor, telinga ada sisa sekret mengering (Dx 1) dapat
tercapai tujuannya hal ini karena klien mau bekerja sama, klien tahu pentingnya
kebersihan diri hanya saja kadang malas dan cara perawatan diri selama ini ada yang
salah.
Nyeri kronik berhubungan dengan penurunan fungsi ditandai klien mengatakan badan
sakit ( pegel)terutama persendian. klien memeganggi lutut saat berdiri setelah
duduk. (Dx 2) dapat tercapai tujuannya karena klien mau bekerja sama dan mau
mengurangi aktivitas sehingga nyeri tidak kambuh.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif ditandai: klien menyatakan saya tidak pusing, saya sehatsehat saja hanya sakit/pegel ( dalam bahasa jawa). Klien menyatakan tekanan darah
biasanya 160-170 mmHg. Pengasuh mengatakan tekanan darah biasanya 200-220.
tekanan darah 180/120. ( Dx 3) dapat tercapai tujuannya karena klien mau bekerja
sama.
SARAN :
Masalah yang sering terjadi pada lansia adalah nyeri dimana salah satu cara
menguranginya dengan pengaturan aktivitas, alangkah baiknya bila kita tak jemu
mengingatkan lansia untuk melakukan aktivitas secara bertahap dan melakukan
latihan aktiv/ olah raga.
Berhubung fungsi kognitif pada lansia menurun maka perlu bagi kita
mengingatkan lansia akan hal-hal penting berulang kali.
DI SUSUN OLEH :
SITI FATIMAH
(01.046)
: ..
TANGGAL
: .
DI
: .
PENYUSUN :
SITI FATIMAH
: ..
PEMBIMBING PENDIDIKAN
PEMBIMBING LAPANGAN