Askep 06-Gerontik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. H.S DENGAN SUSPECT RHEUMATIK


DI WISMA WUKIROTAWU PSTW YOGYAKARTA UNIT ABIYOSO

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
TOFIQ ANAFI

(01.052)

AULIYA NUR ARIFAH

(01.006)

ETIK PRASTIWI

(01.016)

ISTIYANI

(01.029)

SITI FATIMAH

(01.046)

YENI SULISTYANINGRUM

(01.058)

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2003

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. H.S DENGAN SUSPECT RHEUMATIK
DI WISMA WUKIROTAWU PSTW YOGYAKARTA UNIT ABIYOSO
TELAH DISETUJUI UNTUK DI SEMINARKAN (DISYAHKAN)
HARI

: ..

TANGGAL

: .

DI

: .
PENYUSUN :
TOFIQ ANAFI

AULIYA NUR A

: ...

ETIK PRASTIWI

: ...

ISTIYANI

: ..

SITI FATIMAH

: ..

YENI S

: ..

PEMBIMBING PENDIDIKAN

PEMBIMBING LAPANGAN

(Ibu INDUNIASIH, SKp M.Kes)

( Ibu YELLY HANDAROE N)

BAB I
PENDAHULUAN
Proses menua dalam perjalan hidup manusia merupakan hal yang wajar akan
dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang. Hanya lambat cepatnya proses
tersebut tergantung pada masing masing individu.
Mengenai kapankah seseorang disebut lanjut usia, sulit ditentukan jawaban yang
memuaskan, berikut beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia :
Menurut organisasi kesehatan dunia
Lanjut usia meliputi :

Usia pertengahan ( middle age)

: 45-59 th

Lanjut usia (elderly age)

: 60-74 th

Lanjut usia tua (old)

: 75-90 th

Usia sangat tua

: > 90 th.

Menurut Prof Ny Sumiati Mohammad


Beliau membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut :
0 4 th

: masa bayi

1 6 th

: masa prasekolah

6 -10 th

: masa sekolah

10 20 th

: masa pubertas

40 - 65 th

: masa setengah umur

> 65 th

: masa lanjut usia

Menurut UU No 13 / th 1998 dalam BAB I pasal I ayat 2 disebutkan lanjut usia


adalah seseorang yang memcapai usia 60 th k atas.
Pada lanjut usia terjadi perubahan perubahan antara lain :
A. Perubahan perubahan fisik
1.

perubahan sel; lebih sedikit jumlahnya, menurunnya proporsi


protein di otak, ginjal, darah,hati, jumlah sel otak menurun , otak
menjadi atrofi beratnya 5-10 %

2.

sistem persyarafan ; cepat menurunya hubungan persyarafan,


lambatnya merespon dan waktu bereaksi, mengecilnya saraf panca
indera, kurang sensitf.

3.

sistem pendengaran; hilangnya kemampuan (daya) pendengaran


pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada
tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerrti kata-kata, terjadinya atrofi
membran timpani menyebabkan otosklerosis.

4.

sistem penglihatan; spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya


respon terhadap sinar, kornea lebih beebentuk sferis/ bola, lensa
lebih suram dan menjadi katarak yang jelas menyebabkan gangguan
penglihatan, menghilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang
pandang dan menurunnya daya untuk membedakan warna
biru/hijau.

5.

sistem kardiovaskuler; menurunnya elastisitas diding aorta, katub


jantung menebal dan kaku, kemempuan jantung memompa darah
menurun yang menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume.

6.

sistem pengaturan temperatur tubuh; pada pengaturan suhu


hipotalamus dianggap sebagai termostat, kemunduran terjadi karena
berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain : hipotermi
secara fisiologik karena metabolisme menurun.

7.

sistem respiratori : kakunya kekuatan otot-otot pernapasan yang


akhirnya menjadi hilang, berkurangnya kemampuan batuk, paruparu kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
napas lebih berat, kapasitas pernapasan maximun dan kedalaman
nafas menurun.

8.

sistem genitaurinaria; fungsi aliran darah ke ginjal menurun sampai


50 %, fungsi tubulus berkurang sehingga mengakibatkan kurangnya
mengkonsentrasikan urin, vesika urinaria ototnya menjadi lemah.

9.

sistem endokrin; hampir semua produksi semua hormon menurun.

10. integumen; kulit keriput akibat kehingan jaringan lemak, permukaan


kaki kasar karena kehilangan keratinisasi, menurunnya respon
trauma.
11. sistem muskuloskeletal; tulang kehilangan cairan dan maikn rapuh,
sendi besar dan kaku tendon mengerut serta mengalami stenosis.
12. sistem gastrointestinal; indera pengecap menurun, peristaltik lemah
dan timbul konstipasi, pada lambung produksi asam lambung dan
rasa lapar menurun waktu mengosongkan menurun.
B. Perubahan mental
C. Perubahan psikososial
Pensiun

Sadar akan kematian

Penyakit kronis

Ketidakmampuan

Gangguan syaraf

Gangguan panca indera

Hilangnya ketegapan
D. Agama atau kepercayaan
Makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970). Lansia makin
matur dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir dan
bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zantner, 1970).
Perubahan perubahan yang terjadi pada lansia tersebut kadang menimbulkan
berbagai masalah. Masalah muskuloskeletal adalah masalah yang terbesar yang dialami
lansia. Lansia yang ada di komunitas: 40 % menderita artritis, 17 % mempunyai masalah
muskuloskeletal lainnya(Profile of Older American, 1992).
Penyakit pada muskuloskeletal secara umum tidak fatal tetapi menyababkan nyeri
kronik dan ketidaknyamanan ( Calhins, 1992). Kondisi sakit pada muskuloskeletal yang
kronik mungkin menyebabkan ketidak mampuan dan kelemahan lansia dalam perawatan
diri dan mengalami keterbatasan gerak. Kemampuan untuk aktivitas sehari hari seperti
mandi, berpakaian dan makan mungkin melemah. Pada lansia yang kelemahannya
berlebih bisa menjadi ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Jika hal itiu
terjadi dapat menyebabkan kehilangan harga diri, anggapan dahwa kualitas hidup
menurun dan depresi.

Sistem muskuloskeletal sendiri di pengaruhi oleh pertambahan umur. Perubahan


yng terjadi seiring perubahan umur tersebut melibatkan penurunnan masa otot, kekuatan
otot yang terjadi secara bertahap. Kenyataannya jumlah otot berkurang digantikanoleh
jaringan fibrosa. Sebagai hasislnya masa, tonus, dan kekuatan otot berkurang. Elastisitas
ligamen, tendon dan kartilagonya berkurang demikian juga terjadi pada masa tulang
sehingga berakibat pada kelemahan tulang. Pada diskus intervertebra, kehilangan air
yang menyebabkan penurunan tinggi badan 1,5-3 inchi, postur tubuh berubah biasanya
adalah kiposis bukan lordosis.
Pada lansia yang pengapuran jaringan kartilago, hal ini merupakan akibat dari
proses penuaan ataupun penggunaan dan kerusakan pada persendian.
Semua perubahan tersebut menyebabkan masalah seperti :
o Nyeri
o Kelemahan gerak
o Defisit perawatan diri
o Meningkatnya resiko jatuh
Beberapa penelitian terakhir menyebutkan bahwa penyakit dan berkurangnya
fungsi sisten muskuloskeletal dapat dikurangi atau dicegah dengan latihan aktiv pada otot
dan kekuatan otot.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Selasa/ 07 Oktober 2003

Oleh

: Kelompok VI

I. Identitas
A. Klien
Nama

: Ny H.S

Tempat/ Tahun lahir ( umur) : Yogyakarta, 1935 ( 68 th)


Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Katolik

Status perkawinan

: Janda

Pendidikan

: SD

Pekerjaan dahulu

: Membatik kemudian berdagang

Suku/ Kebangsaan

: Jawa/ Indonesia

Alamat

: Suryoputran, Kraton , Yogyakarta

B. Penanggungjawab
Nama

: Bpk H

Hubungan dengan klien

: Ketua lingkungan Agama

II. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : nyeri pada ekstremitas bawah bagian kana mulai dari
Sakrum sampai ujung kaki
Faktor pencetus : proses maturasi
Awal serangan : 7 hari yang lalu
Timbul keluhan : akut
Upaya pengobatan : ke puskesmas, poliklinik PSTW Abiyoso, mengurangi
.aktivitas, memakai parem.
Nafas sesak (mengi) sejak 28 th yang lalu, kambuh bila dingin dan stress.

B. Riwayat kesehatan dahulu


Klien tidak pernah menderita penyakit serius sebelumnya.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menurun seperti
diabetes melitus, hemofili, hipertensi.
III. Pola kebiasaan
A. Aktivitas istirahat
Klien biasanya mengisi harinya dengan mengikuti aktivitas di PSTW seperti
seman, ketrampilan, pendalaman iman sesuai jadwal. Tapi karena nyeri klien
mengurangi aktivitasnya tersebut. Klien duduk-duduk

dan berbincang-

bincang dengan temannya. Klien rajin memebantu tugas di wisma seperti


membersihkan ruangan, mengambil air panas.
Istirahat tidur sehari 6-8 jam. Saat tidak bisa tidu klien membaca Al Kitab.
Klien tidur tanpa obat tidur. Klien kadang menyengaja bangu tengah malam
untuk berdoa agar sakitnya sembuh.
B. Nutrisi
Klien makan 3 kali sehari piring nasi dengan lauk dari panti. Tetapi porsi
tersebut sudah membuat klien kenyang. Klien minum sehari 2-3 gelas air
putih dan teh.
C. Eliminasi
Buang air besar 1-2 hari sekali tidak ada konstipasi, tidak ada nyeri saat
buang air besar.
Buang air kecil 4-6 X sehari, tidak terjadi retensi urine, urine sedikit tidak
nyeri.
D. Kebersihan diri
Mandi 2X sehari, pagi sore dengan sabun
Gosok gig 2Xsehari
Keramas 2-3 hari sekali.

IV. Aspek Mental-Intelektual-Sosial Ekonami-Spiritual-lingkungan


A. Aspek Mental
Klien menerima keadaan dirinya yang sudah tua, klien merasa dirinya
dibutuhkan. Klien cemas dengan nyeri kakinya, saat stress atau cemas klien
berobat untuk mengatasi nyeri dan berdoa.
B. Aspek Intelektual
Klien tidak tahu kenapa dirinya bisa menderita nyeri. Klien selalu
menanyakan bagaimana cara mengatasi nyeri. Klien berobat dan memakai
parem. Klien tahu memambahkan garam pada makanan tidak baik bagi
mereka yang meningkat tekanan darahnya. Klien bisa membaca dan menulis
C. Aspek Sosial ekonomi
Sebelum sakit klien kadang berkunjung ke kampungnya dahulu dan
mendapat uang saku serta bekal dari tetangga dan temannya. Klien dahulu
tinggal dengan keponakannya. Klien tidak pernah dikunjungi selama 1 th
terakhir oleh keluarga. Klien suka binatang peliharan kucing walaupun
sudah dilarang karena bisa membuat sesak nafas.
D. Aspek spiritual
Klien teratur dalam melakukan ibadah /pendalaman iman tiap Senin dan
Kamis, membaca Al Kitab dan berdoa sebelum dan sesudah tidur. Dalam
mnyelesaikan maslah klien tidak lupa berdoa.
E. Aspek lingkungan
Lingkungan di sekitar tempat klien penerangannya cukup, ada hand rail di
dinding, lantai tidak licin, tempat pelayanan kesehatan dapat di jangkau. Di
ruangan terdapat jam diding dan kalender.
V. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum
Kesadaran

: komposmentis

TD

: 170/80 mmHg

Pernapasan

: 21X/menit

Nadi

: 76 X/ menit

B. Kepala
Kepalasimetris, kulit bersih, tidak ada luka.

Rambut : rontok, beruban, tipis, berminyak


Kesan wajah : tenang
Mata

: bersih, konjungtiva tidsak anemis, sklera keruh, fungsi baik.

Telinga : simetris, bersih, tidak keluar sekret, fungsi baik.


Hidung : bersih tidak ada sekret
Mulut

: kemampuan bicara baik, jelas, lidah dan gusi merah muda,gigi


.banyak yang tanggal

C. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada hiperpigmentasi.
D. Dada
Inspeksi : tidak simetris, tidak ada retraksi dada, pernapasan hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau krepitasi
Perkusi : suara resonan
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
E. Punggung : kiposis
F. Abdomen
Inspeksi : simetris, warna tidak rata
Perkusi : dullnes pada kuadran kiri bawah, timpani di kuadran lainnya.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : peristaltik 15 X /menit
G. Ekstremitas
Atas : lengkap, tak ada kelainan tonus otot skala 5 gerakan simetris
Bawah : lengkap, tak ada kelainan, gerakan simetris, tidak ada udem, nyeri
. di persendian saat ditekan

ANALISA DATA
DATA
DS : klien

MASALAH
menyatakan Nyeri

nyeri pada daerah sakrum

PENYEBAB
Proses

penurunan

fungsi/degenerasi.

sampai ujung kaki kanan


terutama saat ganti posisi
darinduduk ke berdiri dan
berjalan.
DO : wajah klien terlihat
menahan nyeri saat jalan
atau pindah posisi.
DS : klien mengatakan, Ansietas
saya
saya

takut

penyakit

parah

Perubahan

pada

status

kesehatan

dan

menjadi rheumati dan

saya

takut

merepotkan

teman-

teman jika saya sakit


DO

klien

sering

menanyakan bagaiman
mengatasi

nyeri

dengan ekspresi cemas

Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri berhubungan dengan proses maturasi ditandai klien menyatakan nyeri pada
daerah sakrumsampai ujung kaki kanan terutama saat ganti posisi dari duduk ke
berdiri dan saat berjalan. Wajah klien terlihat menahan nyeri saat jalan atau
pindah posisi.

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan ditandai klien


mengatakan saya takut penyakit saya parah dan menjadi rheumatik. Klien
mengatakan, saya takut merepotkan teman teman jika saya sakit. Klien sering
menanyakan bagaiman mengatasi nyeri dengan wajah cemas.

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Dari beberapa hari pemberiaan Asuhan Keperawatan pada Ny H.S dapat kami
simpulkan beberapa hal :
Diagnosa :Nyeri berhubungan dengan proses maturasi ditandai klien menyatakan nyeri
pada daerah sakrumsampai ujung kaki kanan terutama saat ganti posisi dari duduk ke
berdiri dan saat berjalan. Wajah klien terlihat menahan nyeri saat jalan atau pindah
posisi belum dapat tercapai. Hal ini terjadi mungkin karena waktu pemberian asuhan
yang singkat, klien yang tidak taat pada anjuran mengurangi aktivitas, tidak teratur
minum obat dan memang masalah nyeri pada lansia adalah masalah yang kronik
walaupun pada Ny H.S ini baru yang pertama.
Diagnosa :Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan ditandai klien
mengatakan saya takut penyakit saya parah dan menjadi rheumatik. Klien
mengatakan, saya takut merepotkan teman teman jika saya sakit. Klien sering
menanyakan bagaiman mengatasi nyeri dengan wajah cemas telah teratasi.
SARAN :
Untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah keperawatan pada lansia sangat
diperlukan pemantauan dan pendampingan yang baik. Sehingga waktu dan
kualitas pendampingan perlu kita tingkatkan.
Berhubung fungsi kognitif pada lansia menurun maka perlu bagi kita
mengingatkan lansia akan hal-hal penting berulang kali.
Mningkatkan latihan aktiv pada otot dan kekuatan otot untuk mencegah masalah
muskuloskeletal pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuahan Keperewatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Pasien. EGC. Jakarta
Direktorat, Departemen Kesehatan RI. 1993. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia
Lanjut. Jakarta.
Lueckenotte, Annete G. Gerontologic Nursing. Mosby. St Louis Missouri.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Ny W.J

DI WISMA WUKIROTAWU
PSTW YOGYAKARTA UNIT ABIYOSO
PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Selasa/ 07 Oktober 2003

Oleh

: Siti Fatimah

VI. Identitas
A. Klien
Nama

: Ny W.J

Tempat/ Tahun lahir ( umur) : Boyolali, 1931 (72 th)


Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Status perkawinan

: Janda

Pendidikan

:-

Pekerjaan dahulu

: Berdagang

Suku/ Kebangsaan

: Jawa/ Indonesia

Alamat

: Pakembinangun,Pekem, Sleman.

B. Penanggungjawab
Nama

: Ibu P

Hubungan dengan klien

: Ibu anak dimana anak klien bekerja.

Alamat

: Tegalsari Pakem

VII. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama

: badan terasa sakit ( pegel), pusing , mata bruwet.

Faktor pencetus

: aktivitas berlebihan

Timbul keluhan

: kronis

Upaya pengobatan : berobat poliklinik PSTW Abiyoso.


B. Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak pernah menderita penyakit serius sebelumnya.
C. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menurun seperti


diabetes melitus, hemofili, hipertensi.
VIII. Pola kebiasaan
A. Aktivitas istirahat
Klien biasanya mengisi harinya dengan mengikuti aktivitas di PSTW
seperti seman, ketrampilan, pendalaman iman sesuai jadwal. Disela-sela
aktivitasnya klien duduk-duduk

dan berbincang-bincang dengan

temannya diwisma, jalan keliling wisma. Menurut temannya klien jarang


mau membantu membersihkan wisma. Klien membantu pekerjaan wisma
seperti mengambil dan mengembalikan makanan
Klien tidur kurang lebih 6-8 jam sehari, kadang tidur siang, tidak ada
gangguan saat tidur.
B. Nutrisi
Klien makan 3 kali sehari dengan makanan yang diberikan oleh panti 1
porsi jatah dihabiskan.
Minum saat merasa haus, setelah makan 5-6 gelas sehari
C. Eliminasi
Buang air besar 1-2 hari sekali tidak ada konstipasi, tidak ada nyeri saat
buang air besar. Konsistensi lunak
Buang air kecil 4-6 X sehari, tidak terjadi retensi urine, urine sedikit tidak
nyeri.
D. Kebersihan diri
Mandi 2X sehari, pagi sore dengan sabun
Gosok gig 3X sehari
Keramas seminggu 2 X

IX. Aspek Mental-Intelektual-Sosial Ekonami-Spiritual-lingkungan

A. Aspek Mental
Klien merasa tenang dan senang tinggal di panti, klien tampak menerima
ketuaannya. Klien senag jika ada yang mengunjungi. Tidak merasa di
buang walaupun tinggal di panti.
B. Aspek Intelektual
Daya ingat klien menurun. Klien tidak pernah menjalani pendidikan
formal, tidak bisa baca tulis. Klien menggunakan penaggalan Jawa. Klien
hari juga bulan dalam Jawa. Klien sulit mengingat orang-orang baru dan
hal baru.
C. Aspek Sosial ekonomi
Klien mengikuti kegiatan di panti sesuai jadwal. Hubungan dengan teman
lain baik tapi kadang ada tindaka klien yang membuatklien lain salah
paham sehingga marah. Anak cucu kadang menjengguk kurang lebih 2
bulan sekali. Kadang membawa oleh-oleh dan memberi sedikit uang.
D. Aspek spiritual
Klien sholat 5 waktu, biasanya sholat di musholla dan ikut jamaah jika
sholat maghrib dan Isya. Mengikuti pendalam agama setiap Senin dan
Kamis. Klien tampak sabar dan tenang.
E. Aspek lingkungan
Lingkungan di sekitar tempat klien penerangannya cukup, ada hand rail di
dinding, lantai tidak licin, tempat pelayanan kesehatan dapat di jangkau. Di
ruangan terdapat jam diding dan kalender.
X. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum
Kesadaran

: komposmentis

TD

: 180/120 mmHg

Pernapasan

: 21X/menit

Nadi

: 76 X/ menit

B. Kepala
Kepala simetris, kulit kepala kotor, ketombean, tidak ada luka.
Rambut

: rontok, beruban, lepek, berminyak

Kesan wajah : ceria sering tersenyum.

Mata : konjungtiva tidsak anemis, sklera keruh, penglihatan agak bruwet


Telinga: simetris,

tidak keluar sekret, kotor ada sisa sekret yang

mengering fungsi pendengaran agak menurun


Hidung

: bersih tidak ada sekret

Mulut : gigi putih kecoklatan, ada gigi palsu dengan platina, mulut tidak
kering, gusi warna pink
C. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada hiperpigmentasi.
D. Dada
Inspeksi

: tidak simetris, tidak ada retraksi dada, pernapasan hidung

Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau krepitasi


Perkusi

: suara resonan

Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan


E. Punggung : tegak tidak kiposis, lordosis, skeliosis.
F. Abdomen
Inspeksi

: simetris, warna tidak rata

Perkusi

: dullnes pada kuadran kiri bawah, timpani di kuadran


lainnya

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.


Auskultasi : peristaltik 18 X /menit
G. Ekstremitas
Atas : lengkap, tak ada kelainan tonus otot skala 5 gerakan simetris
Bawah : lengkap, tak ada kelainan, gerakan simetris, tidak ada udem, nyeri
. di persendian saat ditekan
H. Kulit : bersih, tidak ada edem, warna tidak rata
Kuku : pendek agak kotor.

ANALISA DATA

DATA
DS : klien

MASALAH
menyatakan Defisit perawatan diri

PENYEBAB
Kurang pengetahuan

belum keramas selama 3


hari, kepala gatal.
DO : rambut berminyak,
berketombe, kuku pendek
agak kotor, telinga ada
sisa sekret mengering.
DS

klien

mengatakan Nyeri kronik

badan
(

Penurunan fungsi

sakit
pegel)terutama

persendian.
DO : klien memeganggi
lutut

saat

berdiri

setelah duduk.
DS : klien menyatakan Kurang
saya tidak pusing, saya mengenai

pengetahuan Keterbatasan kognitif


kondisi

sehat-sehat saja hanya rencana pengobatan


sakit/pegel ( dalam
bahasa jawa). Klien
menyatakan

tekanan

darah biasanya 160170 mmHg. Pengasuh


mengatakan

tekanan

darah biasanya 200220.


DO : tekanan darah 180/120
Diagnosa Keperawatan :

dan

Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai klien


menyatakan belum keramas selama 3 hari, kepala gatal. rambut berminyak,
berketombe, kuku pendek agak kotor, telinga ada sisa sekret mengering. (Dx 1)
Nyeri kronik berhubungan dengan penurunan fungsi ditandai klien mengatakan badan
sakit ( pegel)terutama persendian. klien memeganggi lutut saat berdiri setelah
duduk. (Dx 2)
Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif ditandai: klien menyatakan saya tidak pusing, saya sehatsehat saja hanya sakit/pegel ( dalam bahasa jawa). Klien menyatakan tekanan darah
biasanya 160-170 mmHg. Pengasuh mengatakan tekanan darah biasanya 200-220.
tekanan darah 180/120. ( Dx 3)

PENUTUP

KESIMPULAN
Dari beberapa hari pemberiaan Asuhan Keperawatan pada Ny W.J dapat kami
simpulkan beberapa hal :
Diagnosa :Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai klien
menyatakan belum keramas selama 3 hari, kepala gatal. rambut berminyak,
berketombe, kuku pendek agak kotor, telinga ada sisa sekret mengering (Dx 1) dapat
tercapai tujuannya hal ini karena klien mau bekerja sama, klien tahu pentingnya
kebersihan diri hanya saja kadang malas dan cara perawatan diri selama ini ada yang
salah.
Nyeri kronik berhubungan dengan penurunan fungsi ditandai klien mengatakan badan
sakit ( pegel)terutama persendian. klien memeganggi lutut saat berdiri setelah
duduk. (Dx 2) dapat tercapai tujuannya karena klien mau bekerja sama dan mau
mengurangi aktivitas sehingga nyeri tidak kambuh.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif ditandai: klien menyatakan saya tidak pusing, saya sehatsehat saja hanya sakit/pegel ( dalam bahasa jawa). Klien menyatakan tekanan darah
biasanya 160-170 mmHg. Pengasuh mengatakan tekanan darah biasanya 200-220.
tekanan darah 180/120. ( Dx 3) dapat tercapai tujuannya karena klien mau bekerja
sama.
SARAN :
Masalah yang sering terjadi pada lansia adalah nyeri dimana salah satu cara
menguranginya dengan pengaturan aktivitas, alangkah baiknya bila kita tak jemu
mengingatkan lansia untuk melakukan aktivitas secara bertahap dan melakukan
latihan aktiv/ olah raga.
Berhubung fungsi kognitif pada lansia menurun maka perlu bagi kita
mengingatkan lansia akan hal-hal penting berulang kali.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Ny W.J


DI WISMA WUKIROTAWU
PSTW YOGYAKARTA UNIT ABIYOSO

DI SUSUN OLEH :
SITI FATIMAH

(01.046)

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2003
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Ny W.J


DI WISMA WUKIROTAWU
PSTW YOGYAKARTA UNIT ABIYOSO

TELAH DISETUJUI UNTUK DI SEMINARKAN (DISYAHKAN)


HARI

: ..

TANGGAL

: .

DI

: .

PENYUSUN :
SITI FATIMAH

: ..

PEMBIMBING PENDIDIKAN

PEMBIMBING LAPANGAN

(Ibu INDUNIASIH, SKp M.Kes)

( Ibu YELLY HANDAROE N)

Anda mungkin juga menyukai