JURNAL ILMIAH
ILMU KEBIDANAN
Susunan Redaksi
Pelindung
Dr. Denok Sri Utami
Penasehat
Siti Maryam, SST. M.Kes
Dra. Nunun Nurhajati, M.Si
Nunik Ningtiyasari, S.Si.T
Penanggung Jawab
Ainun Hanifa, S.Si.T
Pemimpin Redaksi
Ainun Hanifa, S.Si.T
Sekretaris Redaksi
Widya Lusi A, SST
Anggota Redaksi
Sri Hartatik, Amd
Moch. Eldon, SE
Sri Supeni, Amd
Alamat Redaksi
Program Studi D III Kebidanan Universitas Tulungagung
Jl. Raya Tulungagung-Blitar Km. 4 Sumbergempol Tulungagung 66291
Telp. (0355) 331080, 335735, fax. (0355) 331080
Email. akbid_unita@yahoo.co.id
Website. www.akbid-unita.ac.id
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page iii
Pedoman Bagi Penulis
Jurnal Ilmiah Kebidanan merupakan
jurnal ilmiah yang terbit setiap 1
tahun sekali. Jurnal Ilmiah
Kebidanan Prodi D III Kebidanan
Universitas Tulungagung dapat
menerima semua artikel penelitian
asli yang relevan dengan bidang
kebidanan dengan ketentuan
sebagai berikut:
Artikel Penelitian
Artikel penelitian asli dalam ilmu
kebidanan. Format artikel penelitian
terdiri atas halaman judul, abstrak
(Indonesia/ Inggris), pendahuluan,
tinjauan pustaka, metode penelitian,
hasil dan pembahasan, kesimpulan,
saran dan daftar pustaka.
Laporan Kasus
Artikel mengenai kasus dalam
bidang ilmu kebidanan yang perlu
disebarluaskan. Format laporan
kasus terdiri atas judul, abstrak
(Indonesia/ Inggris), pendahuluan,
tinjauan pustaka, kasus,
pembahasan, daftar pustaka.
Surat Kepada Redaksi
Sarana komunikasi pembaca
dengan redaksi dan pembaca lain
yang dapat berisi komentar,
sanggahan, atau opini mengenai isi
jurnal ilmiah kebidanan sebelumnya
atau usul untuk selanjutnya.
Petunjuk Umum
Untuk menghindari duplikasi, Jurnal
Ilmiah Kebidanan Prodi D III
Kebidanan Universitas Tulungagung
tidak menerima artikel yang sudah
dipublikasikan atau sedang diajukan
kepada jurnal ilmiah lain, dengan
menandatangani surat pernyataan.
Penulis harus memastikan bahwa
seluruh penulis pembantu telah
menyetujui. Bila diketahui artikel
telah dimuat pada jurnal lain, maka
Jurnal Imiah Kebidanan Prodi D III
Kebidanan Universitas Tulungagung
edisi selanjutnya artikel akan
dianulir.
Penulisan Artikel
Artikel diketik 1 spasi pada kertas A4,
dengan jarak dari tepi kiri 4 cm, tepi
kanan, atas dan bawah 3 cm. Jumlah
halaman maksimal 10 lembar tiap
artikel, jenis huruf Arial ukuran 11.
Setiap halaman diberi nomor secara
berurutan dimulai dari halaman judul
sampai halaman terakhir. artikel
ilmiah dikirimkan dalam bentuk
softcopy (CD) dan 1 berkas artikel
penelitian asli. Tulis nama file dan
program yang dipergunakan pada
label CD.
Halaman Judul
Halaman judul berisi judul artikel
ilmiah, nama penulis dengan gelar
lengkap.
Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak untuk setiap artikel bisa ditulis
menggunakan bahasa Indonesia/
Inggris. Bentuk abstrak tidak
terstruktur dengan jumlah maksimal
200 kata. Abstrak ditulis ringkas dan
jelas sesuai dengan format
introduction, method, resulth,
discussion (IMRAD).
Tabel
Tabel disusun berurutan. Setiap tabel
harus diberi judul singkat. Tempatkan
penjelasan dan singkatan pada
keterangan tabel, bukan pada judul
tabel. Jumlah tabel maksimal 6 buah.
Metode Statistik
Jelaskan metode statistik secara rinci
pada bab metode.
Daftar Pustaka
Rujukan ditulis sesuai dengan aturan
penulisan, diberi nomor urut sesuai
dengan pemunculan dalam jurnal
ilmiah kebidanan. Jumlah rujukan
maksimal 20 buah dar iterbita minimal
10 tahun terakhir. hindarkan rujukan
berupa komunikasi pribadi kecuali
untuk informasi yang tidak mungkin
diperoleh dari sumber umum.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page iv
DAFTAR ISI
Hubungan sikap bidan tentang pemeriksaan 14t dengan deteksi dini resiko tinggi
kartu skor poedji rochjati di wilayah kerja puskesmas kademangan kabupaten blitar
tahun 2012
Tevrilia Nur Firaya, Siti Maryam, Astika Rasyiid............................................................. 1
Hubungan sikap dengan perilaku ibu post partum tentang pemberian colostrum pada
bayi baru lahir di ruang nifas rsud dr. iskak tulungagungtahun 2012
Khoridatul Jannah, Nunik Ningtiyasari, Erik Ekowati ...................................................... 6
Analisis pengetahuan dengan sikap tentang pemanfaatan buku kia oleh kader
posyandu study pada kader posyandu di wilayah kerja puskesmas junjung
kecamatan sumbergempol kabupaten tulungagungtahun 2012
Siti Maryam................................................................................................................... 10
Studi komparatif berat badan sebelum dan sesudah menggunakan kb suntik 3
bulan di bps titin desa bangunjaya kecamatan pakel kabupaten tulungagung tahun
2012
Merlinda Diyas Octia, Rini Sulistyowati, Ainun Hanifa ................................................... 13
Hubungan berat badan lahir rendah dengan kejadian asfiksia neonatorum di
ruang mawar rsud dr. iskak kabupaten tulungagung tahun 2011
Ratih Indra Driviana, Nunik Ningtiyasari, Ainun Hanifa.................................................. 17
Hubungan kejadian pre-eklamsia dengan kejadian berat badan lahir rendah (bblr) di
rsud dr. iskak kabupaten tulungagung tahun 2011
Dewi Puspitasari, Nunik Ningtiyasari, Sandra Dewi S ................................................... 21
Hubungan sikap ibu menyusui dengan cara menyusui yang benar di desa sumurup
kecamatan bendungan kabupaten trenggalek tahun 2012
Dyah Risca Arini, Nunik Ningtiyasari, Widya Lusi A ..................................................... 25
Hubungan status gizi dengan perkembangan balita usia 1-3 tahun di desa kepuh
kecamatan boyolangu kabupaten tulungagung tahun 2012
Niken Ningtiyas, Siti Maryam, Erik Ekowati ................................................................... 29
Hubungan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap dengan kelengkapan imunisasi
pada bayi di posyandu desa pucangan kecamatan kauman kabupaten tulungagung
tahun 2012
Naning Hartatik, Siti Maryam, Sandra Desi S................................................................ 32
Hubungan sikap ibu bayi tentang imunisasi dpt combo dengan pelaksanaan
imunisasi dpt combo pada bayinya di posyandu desa sobontoro kabupaten
tulungagung tahun 2012
Leni Gita Pangestri, Nunik Ningtiyasari, Erik Ekowati.................................................... 35
Hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini (imd) dengan kejadian atonia uteri pada
ibu bersalin di wilayah kerja puskesmas kauman kecamatan kauman kabupaten
tulungagung tahun 2012
Pepen Eka Fitriyanti, Siti Maryam, Astika Rasyid.......................................................... 38
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page v
Hubungan sikap bidan dalam pelayanan antenatal care (anc) dengan keteraturan
kunjungan ibu hamil di wilayah kerja puskesmas sumbergempol kabupaten
tulungagung tahun 2012
Ela Fahdalia, Siti Maryam, Astika Rasyid...................................................................... 42
Hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia 0-1 tahun di posyandu desa
bago kecamatan Tulungagung kabupaten Tulungagung tahun 2012
Etty Yuvitasari, Siti Maryam, Erik Ekowati ..................................................................... 45
Hubungan kejadian pre-eklampsia dengan kejadian haemoragic post partum (hpp) di
rsud dr. iskak kabupaten tulungagung tahun 2011
Isna lailatul mahya, Nunik Ningtiyasari, Widya Lusi A ................................................... 48
Hubungan sikap wanita usia subur (wus) tentang kb suntik dengan kepatuhan
kunjungan kb di bps lely desa sobontoro kabupaten tulungagung tahun 2012
Wahidatus Khumeiyaroh, Siti Maryam, Astika Rasyid ................................................... 52
Hubungan usia ibu dengan kejadian berat badan lahir rendah (bblr) di rsud dr. iskak
tulungagung tahun 2012
Lina Amalia, Nunik Ningtiyasari, Anita Dwi A ................................................................ 56
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 1
HUBUNGAN SIKAP BIDAN TENTANG PEMERIKSAAN 14T DENGAN DETEKSI
DINI RESIKO TINGGI KARTU SKOR POEDJI ROCHJATI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KADEMANGAN
KABUPATEN BLITAR TAHUN 2012
Oleh :
TEVRILIA NUR FIRAYA
SITI MARYAM, SST. M.Kes
ASTIKA RASYIID, SST
Antenatal care is used to monitor, support the health, detection of pregnant women. Based
from the data in the health center Kademangan, January until June 2011 from 42 midwives who
provide antenatal care practices only 26 midwives (61.9%) carry out checks with 14T Poedji Rochjati
score card beside that the 16 midwives (38.1%) do not apply the check 14T Poedji Rochjati score
card.Purpose of the study to the determine from the correlation attitudes of midwives about 14T
examination with a high risk of early detection Poedji Rochjati score card at the health center of
Kademangan, Blitar 2012.
The data from the research showed nearly half of the 37 midwives to be positive about 14T
examination and early detection of high risk Poedji Rochjati score cards is 18 midwives (48.6%).
Midwives who have a good understanding of the examination 14T has a positive attitude about 14T
examination so that early detection of high risk pregnant women to fill out a score card Poedji
Rochjati to prevent delay in referral.
Pendahuluan
Kehamilan dan persalinan merupakan
proses alami, tetapi bukannya tanpa risiko,
yang merupakan beban bagi seorang wanita.
Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil
dan bersalin masih merupakan masalah besar
di negara-negara berkembang termasuk
Indonesia. Di negara miskin, sekitar 25-50 %
kematian wanita usia subur disebabkan hal
yang berkaitan dengan kehamilan.
Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) Propinsi Jawa
Timur jumlah ibu hamil risti di Propinsi Jawa
Timur tahun 2010 sebesar 151.380. Jumlah
ibu risti di Jawa Timur pada tahun 2009
sebesar 160.170 (21,94 %), dengan bumil risti
yang dirujuk 143.192 (89,40 %), untuk tahun
2009 cakupan bumil risti yang dirujuk jauh
dari target 2009 sebesar 90 %. Sementara
target Indonesia Sehat 2010 untuk ibu hamil
resiko tinggi yang dirujuk sebesar 100 %.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan sikap
bidan tentang pemeriksaan 14T dengan deteksi
dini resiko tinggi kartu Skor Poedji Rochjati di
wilayah kerja Puskesmas Kademangan
Kabupaten Blitar tahun 2012.
Tinjauan Pustaka
Menurut Notoatmodjo (2003: 130),
sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau obyek.
Sikap mengandung 3 komponen yang
membentuk struktur sikap, yaitu:
1. Komponen Kognitif (komponen
perseptual)
2. Komponen Afektif (komponen emosional)
3. Komponen Konatif (komponen perilaku)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Sikap:
1. Pengalaman pribadi
Middle Back (1974) mengatakan tidak
adanya pengalaman sama sekali dengan
suatu obyek cenderung akan membentuk
sikap yang negatif
2. Pengaruh orang lain yang dianggap
penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah
satu di antara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap kita
3. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan
dibesarkan, mempunyai pengaruh besar
terhadap sikap.
4. Informasi
Dalam rangka pembentukan sikap
seseorang dapat dilakukan secara tidak
langsung dan langsung
5. Lembaga pendidikan dan agama
Meletakkan dasar dan pengertian konsep
dalam diri individu
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 2
6. Pengaruh faktor emosi
Sikap merupakan pernyataan yang
disadari oleh emosi yang berfungsi
sebagai semacam penyuluhan frustasi.
Skala sikap menggunakan skala Likert.
Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau
pernyataan yang masuk dalam kategori skala
likert dengan skor adalah sebagai berikut:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Negatif 4 3 2 1
2. Positif 1 2 3 4
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
Data-data tersebut kemudian dirubah
menjadi skor T dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
)
`
+ =
S
X - X
10 50 T
Keterangan :
X : Skor responden
X : Mean skor kelompok
S : Standar deviasi skor kelompok.
Skor mean T merupakan skala yang
biasa digunakan dalam skala model Likert
untuk menentukan sikap seseorang
1) Sikap Positif : skor T mean T
2) Sikap negatif : skor T < mean T
(Azwar, 2007: 156)
Pelayanan pemeriksaan selama
kehamilan (ANC) adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada ibu selama
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan
yang lengkap. ANC dilakukan minimal 1 kali
dalam trimester I, 1 kali dalam trimester II dan
2 kali dalam trimester III. Dalam penerapan
operasionalnya dikenal standar yang disebut
dengan 14 T.
Pada pemeriksaan 14T selama
kehamilan yang harus dilakukan oleh bidan
yaitu:
1. Tanyakan dan Menyapa Ibu dengan
Ramah
2. Temukan kelainan/ periksa daerah muka
dan leher (gondok, vena jugularis
eksterna), jari dan tungkai (edema),
lingkar lengan atas dan panggul (perkusi
ginjal), dan reflek lutut
3. Tekan/ palpasi payudara (benjolan),
perawatan payudara
4. Tentukan posisi janin (leopold I-IV) dan
detak jantung janin
5. Tentukan keadaan (palpasi) liver dan
limfa
6. Tingkatkan kesegaran jasmani (accu
pressure) dan senam hamil
7. Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (
penyuluhan)
8. Timbang berat badan dan ukur Tinggi
badan
9. Ukur tekanan darah
10. Ukur tinggi fundus uteri
11. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid /
TT lengkap
12. Terapi dan pencegahan anemia (tablet Fe)
dan dan penyakit lainnya sesuai indikasi
(gondok, malaria)
13. Tentukan kadar Hb dan periksa
laboratoium (protein dan glukosa urine),
sediaan vagina dan VDRL (PMS) sesuai
indikasi
14. Temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan
Kehamilan risiko tinggi adalah
kehamilan dimana ibu hamil maupun janin
yang dikandungnya berada dalam risiko
kematian. Angka kejadian kehamilan risiko
tinggi kurang lebih 20 % dari semua
kehamilan. pada umumnya kehamilan resiko
tinggi dibagi menjadi dua faktor:
1. Faktor resiko dari ibu
a. Usia Ibu
b. Fertilitas
c. Grande multipara
d. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm
e. Kebiasaan (Habits) :
Perokok berat, pecandu narkoba,
peminum alkohol.
f. Riwayat Persalinan / Obstetrik yang
jelek
g. Riwayat Penyakit yang diderita
h. Riwayat Operasi dan Trauma
sebelumya
2. Faktor resiko dari janin
a. Malpresentasi dan malposisi
b. Bayi Kembar
c. Perdarahan antepartum
d. Kelainan congenital
e. Hamil lebih bulan (post date)
f. Poli dan atau Oligohidramnion
g. Makrosomia
h. Intrauterine Growth Restriction
i. Janin mati dalam kandungan
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 3
Bahaya yang dapat timbul sebagai akibat
ibu hamil dengan risiko tinggi antara lain :
a. Keguguran (abortus)
b. Bayi lahir prematur (belum cukup
bulan)
c. Berat badan bayi lahir rendah
(kurang dari 2500 g)
d. Bayi mati dalam kandungan
e. Bayi dengan cacat bawaan
f. Ibu mengalami perdarahan yang
dapat berakibat ibu meninggal dunia
g. Ibu mengalami keracunan kehamilan
(toksemia gravidarum)
h. Penyakit ibu menjadi lebih berat
(payah jantung s.d gagal jantung,
asma berat, diabetes mellitus)
i. Persalinan lama dan atau macet
j. Kegawatan sehingga bayi harus
dilahirkan dengan operasi Caesar
Batasan pengisian skrining antenatal
deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dengan
menggunakan kartu skor Poedji Rochjati
berupa kartu skor yang digunakan sebagai alat
skrining antenatal.
1. Manfaat Kartu Skor Poedji Rochjati:
a. Menemukan faktor risiko Bumil
b. Menentukan Kelompok Risiko Bumil
c. Alat pencatat Kondisi Bumil
2. Fungsi Skor Poedji Rochjati
a. Melakukan skrining atau deteksi dini
Risiko Tinggi Ibu Hamil
b. Memantau kondisi ibu dan janin
selama kehamilan
c. Mencatat dan melapor keadaan
kehamilan, persalinan dan nifas
d. Memberi pedoman penyuluhan untuk
persalinan aman berencana
e. Validasi data mengenai perawatan
ibu selama kehamilan,
persalinan,nifas dengan kondisi ibu
dan bayinya.
3. Cara pemberian skor
a. Skor awal X, sama untuk semua ibu
hamil.
b. Skor awal X+Y, nilai Y adalah skor
dari faktor risiko kelompok I
ditemukan pada kontak pertama
c. Jumlah skor tetap atau bertambah
d. Jumlah skor tidak akan berkurang
walaupun gejala klinis dari faktor
risiko tersebut tidak ada
Faktor risiko pada ibu hamil oleh
Poedji Rochjati dikelompokkan
menjadi
4. Faktor risiko pada ibu hamil oleh Poedji
Rochjati dikelompokkan menjadi:
a. Kelompok Faktor Risiko I (Ada
potensi risiko)
a) Primi Muda
Terlalu Muda hamil pertma umur
16 tahun atau kurang
b) Primi Tua Primer
(a) Terlalu tua, hamil pertama
umur 35 tahun atau lebih
(b) Terlalu lambat hamil. Setelah
kawin 4 tahun lebih
c) Primi Tua Sekunder
d) Terlalu lama punya anak lagi,
terkecil 10 tahun lebih
e) Terlalu cepat punya anak lagi,
anak terkecil usia kurang 2 tahun
f) Grande Multi
Terlalu banyak punya anak 4 atau
lebih
g) Terlalu Tua
(a) Umur 35 tahun
(b) Hamil umur 35 tahun atau
lebih
h) Terlalu pendek
(a) Tinggi Badan 145
i) Pada hamil pertama, kedua atau
lebih belum pernah melahirkan
normal
j) Pernah gagal pada kehamilan
yang lalu
k) Pernah melahirkan dengan :
(a) Tarikan
(b) Uri dikeluarkan oleh
penolong
(c) Pernah diinfus atau transfusi
pada pendarahan post partum
l) Bekas Operasi Sesar
b. Kelompok Faktor Risiko II ( Ada
Risiko )
a) Ibu Hamil Dengan Penyakit :
(a) Anemia : Pucat, lemas badan
lekas lelah
(b) Malaria: Panas Tinggi,
Menggigil keluar keringat,
sakit kepala
(c) Tuberculosa Paru
(d) Payah Jantung
(e) Penyakit lain : HIV-AIDS,
Penyakit Menular Seksual
b) Pre eklampsia Ringan
c) Hamil Kembar/ gemeli
d) Kembar Air/ Hidramnion
e) Bayi mati dalam
f) Hamil lebih bulan (Serotinus)
g) Letak Sungsang
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 4
h) Letak Lintang
c. Kelompok Faktor Risiko III (Ada
Gawat Darurat)
a) Perdarahan sebelum bayi lahir
Mengeluarkan darah pada waktu
hamil, sebelum kelahiran bayi
b) Pre eklamsia Berat dan atau
Eklamsia
Hubungan Sikap Bidan Dalam Pemeriksaan
14T dengan Deteksi Dini Resiko Tinggi Kartu
Skor Poedji Rochjati Pada Kehamilan:
Sikap merupakan penilaian seseorang
terhadap stymulus atau obyek dan setelah
seseorang mengetahui stymulus atau obyek,
proses selanjutnya akan menilai. Hubungan
yang positif atau negatif antara individu
dengan obyek tertentu, akan menimbulkan
sikap tertentu pula dari individu terhadap
obyek tersebut, seperti halnya bidan yang
telah memiliki pemahaman yang baik tentang
pemeriksaan 14T maka bidan akan memiliki
sikap yang positif tentang pemeriksaan 14T
sehingga bidan akan melakukan deteksi dini
resiko tinggi pada ibu hamil dengan
melaksanakan pengisian kartu skor Poedji
Rochjati yang mana untuk mencegah
terjadinya terlambat dalam melakukan rujukan
pada ibu hamil ataupun saat persalinan ketika
terjadi komplikasi.
Metode Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini
adalah observasional. Dalam penelitian ini
menggunakan desain penelitian Analitik.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah Cross Secttional.
Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh bidan diwilayah kerja Puskesmas
Kademangan sampai dengan bulan Februari
tahun 2012 yaitu sebanyak 42 bidan. Dan
teknik sampling yang di gunakan adalah tehnik
quota sampling yaitu penetapan sampel
berdasarkan kapasitas yang diperlukan dalam
penelitian, yang mempunyai pengaruh terbesar
yang bersifat non probability samplin. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 37 bidan.
Pengumpulan data dengan menggunakan
lembar kuesioner pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar serta lembar KMS yang
dibawa oleh ibu saat datang ke Posyandu.
Pengolahan data dengan menjumlahkan
jawaban masing-masing responden dan
dikriteriakan sesuai dengan tingkatan
mengetahui, memahami serta mengaplikasikan
kemudian untuk menguji tingkat hubungan
antara 2 variabel digunakan uji chi-square.
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari total 37 bidan hampir
setengah bidan bersikap positif tentang
pemeriksaan 14T dan melakukan deteksi dini
resiko tinggi kartu Skor Poedji Rochjati yaitu
sebanyak 18 bidan (48,6%).
Berdasarkan uji kai kuadrat dengan X
tabel 3,84 didapatkan X hitung 6,68 > 3,84
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, yang
berarti ada hubungan antara sikap bidan
tentang pemeriksaan 14T dengan deteksi dini
resiko tinggi kartu Skor Poedji Rochjati di
Wilayah Kerja Puskesmas Kademangan
Kabupaten Blitar tahun 2012.
Sikap merupakan penilaian seseorang
terhadap stymulus. Sementara itu sikap
merupakan sesuatu yang dipelajari melalui
pengamatan, pendengaran dan pengalaman.
Sikap yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada seseorang yang
bersikap tanpa pengetahuan.
Sesuai dengan teori dan fakta diatas
bahwa semakin baik sikap bidan terhadap
pemeriksaan 14T maka akan berdampak pada
perilakunya dalam melaksanakan deteksi dini
dengan mengisi kartu Skor Poedji Rochjati.
Hubungan yang positif atau negatif
antara individu dengan obyek tertentu, akan
menimbulkan sikap tertentu pula dari individu
terhadap obyek tersebut, seperti halnya bidan
yang telah memiliki pemahaman yang baik
tentang pemeriksaan 14T maka bidan akan
memiliki sikap yang positif tentang
pemeriksaan 14T sehingga bidan akan
melakukan deteksi dini resiko tinggi pada ibu
hamil dengan melaksanakan pengisian kartu
skor Poedji Rochjati dan sebaliknya.
Kesimpulan
1. Dari total 37 responden sebagian besar
responden bersikap positif terhadap
pemeriksaan 14T yaitu sebanyak 23
(62,2%) responden.
2. Dari total 37 responden, sebagian besar
dari responden melaksanakan deteksi dini
resiko tinggi kartu Skor Poedji Rochjati
yaitu sebanyak 23 (62,2%) responden.
3. Berdasarkan uji kai kuadrat dengan X
tabel 3,84 didapatkan X hitung 6,68 >
3,84 sehingga Ho ditolak dan H diterima,
yang berarti ada hubungan antara sikap
bidan tentang pemeriksaan 14T dengan
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 5
deteksi dini resiko tinggi kartu Skor Poedji
Rochjati di Wilayah Kerja Puskesmas
Kademangan Kabupaten Blitar tahun 2012.
Saran
1. Perlunya KIE (komunikasi, informasi dan
edukasi) tentang pemeriksaan 14T dan
pentingnya deteksi dini resiko tinggi dalam
kehamilan.
2. Bagi institusi diharapkan proaktif untuk
melakukan atau menjalin kerjasama
dengan Puskesmas dalam meningkatkan
sikap positif bidan dalam pemeriksaan 14T
dan melaksanakan deteksi dini dengan
mengisi kartu Skor Poedji Rochjati.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya diharapkan
dapat menjadi bahan wacana dalam
penelitian selanjutnya
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 209
Asmadi, Tengku. 2003. Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal 24.
Alimul Hidayat, Aziz. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan: Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika. Hal 86.
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hal 24, 156.
BKKBN. 2002. Standar Pelayanan
Kebidanan. Jakarta: Balai Pustaka. Hal
98.
DEPKES. 2003. Asuhan Kehamilan. Jakarta:
BKKBN. Hal 1.
Heri, Saputra. 2010. Asuhan Kebidanan Masa
Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Hal 23.
Hidayat, S. 2003. 2009. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.Hal 81
Kusmiyati, Yuni. 2010. Penuntun Praktikum
Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:
Penerbit Fitramaya. Hal 192.
Nasir. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Niken Meilani, Nanik Setiyawati,
Dwiana Estiawadani, Sumarah. 2009.
Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
Penerbit Fitramaya. Hal 94-96.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal 43, 64, 88, 125, 129,
138.
Nursalam.2003. Konsep-konsep Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi I. Jakarta: Salemba
Medija. Hal 79, 93,96, 97-98,101,106,
115, 118 - 119.
Poltekkes, DEPKES. 2010.Standar Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC. Hal 1.
Prawirohardjo,Sarwono. 2010. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka. Hal 89-91.
Pudiastuti, Ratna. 2010. Pentingnya Menjaga
Organ Kewanitaan. Jakarta: Indeks. Hal
1.
Silalahi, Ulber. 2003. Metode Penelitian
Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Hal: 38.
Sofyan, Mustika. 2006. Bidan Menyongsong
masa Depan. Jakarta: PP IBI, Cetakan
VII. Hal 15.
Subari. 2010. Buku Asuhan Kebidanan.
Yogyakarta: Pustaka Medika. Hal 1.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
administrasi. Cetakan VIII. Bandung:
Alfa Beta. Hal 146.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika. Hal 1-4.
Tim Bahasa Pustaka Agung Harapan.2003.
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Modern. Surabaya : Pustaka Agung
Harapan. Hal: 243.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Edisi
IV. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 110-
111, 145.
Wawan. 2010. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hal 12, 23, 34. 37
Wikipwdia. 2010. Konsep Keluarga. www.
Wikipedia. Org. Diakses tanggal 9
Oktober 2011 jam 19.13 WIB.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 6
HUBUNGAN SIKAP DENGAN PERILAKU IBU POST PARTUMTENTANG
PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG
NIFAS RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNGTAHUN 2012
Oleh :
KHORIDATUL JANNAH
NUNIK NINGTIYASARI S.Si.T
ERIK EKOWATI, SST
Colostrum Is the first fluid secreted by themammary glandsfrom1 to 3 days after
delivery. Most of the mothers postpartum did not give colostrums to their infants, because
they dont know the benefits that exist in the colostrum. The study was conducted on March
19, up to 31 March 2012. The population is all women postpartum: 86 respondents. Sampling
with accidental sampling technique. Number of samples 40 respondents. Data were collected
by questionnaires and observation sheets, processed and presented in the form of cross
tabulation using the Chi-Square test statistic: 0.05 using a computer.
The results of Chi-Square statistical tests 0.002<0.05 so that Ho is rejected, which
means there is a relationship between attitudes to post-partum maternal behavior on giving
colostrums to the new born. The study found that most of the post partum mother being
negative and not give colostrums to their infants.
Pendahuluan
Kolostrum merupakan cairan yang
pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara
dari hari pertama sampai ke 3-5 (Suradi, 2008).
Colostrum mengandung protein, zat penangkal
infeksi, mineral (terutama K, Na dan Cl) dan
vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan
K). Dengan keunggulan yang dimiliki
colostrum, cukup jelas bahwa bayi yang
memperoleh ASI sedini mungkin akan
terhindar dari kemungkinan terjadinya
gangguan pencernaan, infeksi usus dan
penyakit lainnya (Rosita, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian di Jakarta
menunjukkan sebagian besar para ibu
menghindari pemberian colostum (Hapsari,
2001). Berdasarkan data hasil penelitian di
Yogyakarta sebagian dari ibu melahirkan tidak
menyusukan ASI pertamanya karena berbagai
alasan yaitu adanya larangan dari orang tua
untuk menyusukan ASI pertamanya karena
dianggap kotor dan karena kurangnya
pengetahuan dari ibu tentang manfaat
colostrum kepada bayinya, justru colostrum
yang keluar dibuang oleh ibu (Muchtadi, 2004:
12).
Berdasarkan data dari Kabupaten/Kota
diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapat
ASI Eksklusif di Jawa Timur pada tahun 2010
sebesar 30,72%. Cakupan tersebut menurun
dibandingkan tahun 2009 dan belum dapat
mencapai target yang ditetapkan sebesar 80%
(Dinkes Jawa Timur, 2010). Di Tulungagung
pada tahun 2009 cakupan bayi yang mendapat
ASI Eksklusif sebesar 56,03% (Depkes
Tulungagung, 2009).
Tujuan Penelitian
Mengetahui hubungan sikap dengan
perilaku ibu post partum tentang pemberian
colostrum pada bayi baru lahir di RSUD dr.
Iskak Tulungagung Tahun 2012.
Tinjauan Pustaka
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap
merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau
obyek. Menurut Walgito (2003) faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap antara lain:
1. Faktor Internal
a. Faktor fisiologis
b. Faktor psikologis
2. Faktor Eksternal
a. Pengalaman
b. Situasi
c. Norma-norma
d. Informasi
e. Hambatan
f. pendorong
Cara pengukuran sikap secara garis
besar dapat dibedakan secara langsung dan
secara tidak langsung. Secara langsung
misalnya mengukur sikap dengan wawancara
bebas, pengamatan langsung atau dengan
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 7
survey. Pengukuran sikap dengan cara tidak
langsung ialah pengukuran sikap dengan
menggunakan tes (Notoatmodjo, 2003).
Skala sikap menggunakan skala Likert.
Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau
pernyataan yang masuk dalam kategori skala
Likert dengan skor adalah sebagai berikut:
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Negatif 4 3 2 1
2. Positif 1 2 3 4
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
(Hidayat, 2007)
Data-data tersebut kemudian dirubah
menjadi skor T dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
X : Skor responden
X : Mean skor kelompok
S : Standar deviasi skor kelompok.
Skor mean T merupakan skala yang
biasa digunakan dalam skala model Likert
untuk menentukan sikap seseorang:
1. Sikap positif : skor T mean T
2. Sikap negatif : skor T < mean T
(Azwar, 2007: 156)
Kemudian sikap positif dan negatif
responden dibandingkan dengan jumlah semua
responden dan dikalikan 100%.
Berikut rumus perhitungan prosentase
menurut Nursalam (2003: 113):
Keterangan:
P : Prosentase
Sp : Skor yang diperoleh
Sm : Skor maksimal
Menurut Skiner (1938) Perilaku adalah
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar) (Notoatmodjo, 2003:
144). Perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
perilaku tertutup dan terbuka. Selanjutnya
perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk
oleh tiga faktor, yaitu:
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing
factor) yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai
dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (enabling
factor) yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan.
3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing
factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas
yang lain.
Menurut Guttman (Hidayat, 2007)
pengukuran perilaku dapat diukur dengan
menggunakan jawaban ya atau tidak, sebagai
berikut:
1. Tidak : 0
2. Ya : 1
Ibu nifas (puerperium) adalah masa
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009: 2).
Colostrum adalah ASI yang dihasilkan
pada hari pertama sampai hari ketiga setelah
kelahiran bayi. Colostrum merupakan cairan
yang agak kental berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibanding ASI matur,
bentuknya agak kasar karena mengandung
butiran lemak dan sel epitel (Retna, 2009: 25).
Menurut Kodrat (2010) kandungan zat-zat
dalam colostrum adalah:
1. Colostrum memiliki dua kali lipat kadar
protein dibanding ASI biasa.
2. Colostrum mengandung kadar gula yang
rendah
3. Vitamin yang terkandung dalam
colostrum adalah vitamin A, B6, B12, C,
D dan K.
4. Zat mineral yang ada di dalam colostrum
sama seperti zat besi dan kalsium.
5. Colostrum banyak mengandung
immunoglobulin (Ig)
6. Leukosit, sel ini menghasilkan antibodi
yang berperan melindungi bayi dari
infeksi pernafasan dan saluran pencernaan
bayi.
7. Laktoferin yang mampu mengikat zat
besi.
8. Lisosim yang dapat melindungi bayi
terhadap bakteri dan virus yang
merugikan.
9. Berbagai macam enzim pencernaan yang
bagus untuk tubuh (lipase, amylase,
protease).
T = 50 + 10
P =
Sm
Sp
x 100%
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 8
Hubungan Sikap Dengan Perilaku Ibu Post
Partum Tentang Pemberian Colostrum
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh
sikap (attitude) sedangkan sikap yang
terbentuk dipengaruhi oleh pengetahuan
(knowledge). Demikian juga disini perilaku ibu
post partum tentang pemberian colostrum pada
bayi baru lahir bisa saja dipengaruhi oleh sikap
ibu post partum tentang pemberian colostrum
pada bayi baru lahir (Notoatmodjo, 2003).
Terbentuknya suatu perilaku, dimulai dari
pemahaman informasi (stimulus) yang baik,
kemudian sikap yang ditunjukkan akan sesuai
dengan informasi. Kemudian sikap akan
menimbulkan respons berupa perilaku atau
tindakan terhadap stimulus atau objek tadi.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasional, Desain
penelitian dalam penelitian ini adalah analitik,
dengan pendekatan Cross Sectional". populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post
partum di Ruang Nifas RSUD dr. Iskak
Tulungagung sejumlah 86 ibu post partum.
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 19 Maret
sampai dengan 1 April 2012 di Ruang Nifas
RSUD dr. Iskak Tulungagung. Setelah data
terkumpul kemudian dilakukan analisa data
dengan tahap-tahap editing, coding, scoring
dan tabulating kemudian dilakukan uji statistik
menggunakan Chi-Square.
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil uji silang antara sikap
dengan perilaku ibu post partum tentang
pemberian colostrum pada bayi baru dari 40
responden, sebagian besar dari responden atau
23 (57,5%), dan 22 (55%) responden tidak
memberikan colostrum. Berdasarkan tabel uji
statistik Chi Square didapatkan nilai p value
0,002<0,05 sehingga Ho ditolak, yang berarti
ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu
post partum tentang pemberian colostrum pada
bayi baru lahir di Ruang Nifas RSUD dr.
Iskak Tulungagung tahun 2012.
Perilaku adalah respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar), oleh karena itu perilaku kesehatan juga
sejalan dengan sikap kesehatan (Notoatmodjo,
2003). Hal ini sesuai dengan konsep K-A-P
(Knowledge-Attitute-Practice) Perilaku
seseorang dipengaruhi oleh sikap (attitude)
sedangkan sikap yang terbentuk dipengaruhi
oleh pengetahuan (knowledge). Demikian juga
disini perilaku ibu post partum tentang
pemberian colostrum pada bayi baru lahir bisa
saja dipengaruhi oleh sikap ibu post partum
tentang pemberian colostrum pada bayi baru
lahir. Dalam penelitian yang dilakukan pada
periode tanggal 19 Maret sampai dengan 31
Maret 2012, menurut peneliti sikap negatif
seseorang dipengaruhi oleh kurangnya
informasi yang mereka dapat, sehingga sikap
tersebut berpengaruh pula pada perilaku yang
akan dilakukan oleh seseorang.
Kesimpulan
1. Sikap responden yang negatif sebanyak 23
(57,5%) responden dari total 40 responden
dan yang tidak memberikan colostrum
sebanyak 22 (55%) responden.
2. Setelah dilakukan perhitungan Chi Square
dengan menggunakan bantuan komputer
diketahui bahwa penelitian yang dilakukan
terhadap 40 responden yang terdapat di
Ruang Nifas RSUD dr. Iskak Tulungagung
menunjukkan bahwa nilai p value
0,002<0,05 sehingga Ho ditolak artinya
Ada hubungan antara sikap dengan
perilaku ibu post partum tentang
pemberian colostrum pada bayi baru lahir
di Ruang Nifas RSUD dr. Iskak
Tulungagung tahun 2012.
Saran
1. Bagi tempat penelitian
Diharapkan lebih memberikan informasi
tentang pentingnya pemberian colostrum
pada bayi baru lahir kepada ibu hamil atau
ibu post partum sehingga dapat
menurunkan Angka Kematiam Bayi
(AKB)
2. Bagi responden
Diharapkan ibu/responden untuk
memberikan colostrum untuk bayinya
sehingga di kemudian hari dapat mencegah
terjadinya penyakit pada bayi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti dapat lebih
mengembangkan dan meningkatkan lebih
lanjut penelitianya tentang pemberian
colostrum pada bayi baru lahir.
4. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi
mahasiswa untuk meneruskan penelitian
ini dengan lebih baik lagi.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 9
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal 209.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal.130, 235- 236.
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hal 156.
Depkes RI, 2009. Buku Panduan PWS-KIA.
Hal 1-2.
Hastanto, Sutanto. 2001. Modul Analisis Data.
Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Hal 113, 115.
Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan
dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika. Hal 102
http//:www.depkes.tulungagung.go.id. 2011
Profil DepKes Tulungagung 2010.
diakses pada tanggal 14 Oktober
2011 pukul 14.30 WIB
http//:www.dinkes.jatimprov.go.id. 2011.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2010. diakses pada tanggal 14 Oktober
2011 pukul 14.00 WIB
Kodrat, Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI &
Laktasi Untuk Kecerdasan Buah Hati
Anda. Yogyakarta: Media Baca. Hal
36-44
Muchtadi, Deddy. 2002. Gizi Untuk Bayi.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal
12
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi
Penelitian Suatu Pendekatan.
Jakarta: Rineka Cipta. Hal 48, 145.
_________. 2003. Metodologi Penelitian Suatu
Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal 130, 132.
_________. 2005. Metodologi Penelitian Suatu
Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal 43, 64, 138.
Nursalam. 2003. Konsep-konsep Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan
Instrumen Penelitian Keperawatan.
Edisi I. Jakarta: Salemba Medija. Hal
79, 93,96, 97-98,101,106,119.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Surabaya: Salemba
Medika. Hal 59,91,111.
Purnomo,Windhu. 2009. Metodologi
Penelitian Kuantitatif. Surabaya:
Universitas Airlangga. Hal 23,27.
Retna, Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Mitra Cendikia. Hal 25
Roesli, Utami. 2005. Panduan Praktis
Menyusui. Jakarta: Puspa Swara. Hal
13
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika. Hal 4-5
Setiawan dan Saryono. 2010. Metodologi
Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:
Nusa Medika.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
Administrasi. Cetakan VIII.
Bandung: Alfabeta. Hal 73-76.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Edisi
IV. Yogyakarta: Andi Offset. Hal
110-111, 145
Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan
Nifas. Jakarta: Nuha Medika.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 10
ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN SIKAP TENTANG PEMANFAATAN
BUKU KIA OLEH KADER POSYANDU STUDY PADA KADER POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUNJUNG KECAMATAN
SUMBERGEMPOL KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012
Oleh :
SITI MARYAM, SST. M.Kes
Cadre knowledge has very important role in applying posyandu in the field so its existence need
to be maintained. Percentage of active cadre is about 69,2% and drop out cadre is 30,8%. Posyandu
revitalization, nationally proclaimed by mendagri in 2001, so the research good to know knowledge
and attitude relationship of KIA book usage by posyandu cadre study in posyandu cadre in work area
of Puskesmas Junjung Sumbergempol city Tulungagung districk in the year of 2012. Design
observation analytical research is research types using time approach crossectional.
The result of research shows that of respondent have good knowledge is 12 respondent (60%)
from the total of 20 respondent, attitude most respondent have positive attitude i.e.11 respondent
(55%) while the result of statistic test Chi Square fiand out p value = 0,001 significance =0,05 so Ho
rejected and Hi received which mean that there are significance relationship between knowledge and
cadre attitude about KIA book usage.
Pendahuluan
Kesehatan ibu dan anak merupakan
salah satu wujud hak asasi perempuan dan
anak. Kesehatan ibu dan anak di Indonesia
masih belum menggembirakan. Hal tersebut
terlihat dari, masih tingginya angka kematian
ibu (AKI) yaitu 334 per seratus ribu kelahiran
hidup dan angka kematian bayi baru lahir 21,8
per seribu kelahiran hidup (SDKI, 1977).
Menurut data dari survey demografi kesehatan
Indonesia (SDKI) 2002/2003, AKI di
Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran
hidup. Masalah tersebut salah satunya
dilatarbelakangi masyarakat yang kurang
memetingkan kesehatan ibu dan anak yang
mana jika ditelaah kurang memahaminya isi
dari buku KIA.
Posyandu merupakan salah satu bentuk
pendekatan pertisipasi masyarakat di bidang
kesehatan yang dikelola oleh kader posyandu
yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas. Kader posyandu
memiliki peranan penting karena merupakan
pelayanan kesehatan (health provider) yang
berada dekat kegiatan sasaran posyandu.
Persentase kader aktif nasional adalah
69,2% dan kader drop out sebesar 30,8%.
Revitalisasi posyandu secara nasional
dicanangkan oleh Mendagri pada tahun 2001
sehingga upaya membangkitkan kinerja
posyandu termasuk di dalamnya adalah kader
posyandu (Surinah, 2007). Berdasarkan profil
Kesehatan Jawa Timur tahun 2003, pada tahun
2002 jumlah posyandu mengalami penurunan
sebanyak 1,145% posyandu dibandingkan
tahun 2001. Demikian juga dengan jumlah
kader aktif pada tahun 2002 mengalami
penurunan 23,98% kader dibandingkan dengan
tahun 2001 (Surinah, 2007).
Tujuan Penelitian
Mengetahui analisis hubungan
pengetahuan dan sikap tentang pemanfaatan
buku KIA oleh kader posyandu study pada
kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Junj ung Kecamatan Sumbergempol
Kabupaten Tulungagung tahun 2012.
Metode Penelitian
Jenis penelitiannya observasional,
desainnya adalah analitik dengan pendekatan
korelasi untuk menjelaskan hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat melalui
pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.
Pendekatan waktu yang digunakan adalah
cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kader posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Junjung di Kabupaten
Tulungagung. Prosedur Sampel dan Sampel
Penelitian dengan menggunakan tehnik total
sampling dan setelah dilakukan kriteria inklusi
dan eksklusi didapatkan jumlah sampel
sebanyak 20 responden.
Pengolahan data dengan menggunkan
langkah editing, coding, scoring dan
tabulating. Analisis bivariat dilakukan untuk
melihat hubungan dua variabel independen dan
variabel dependen. Uji statistik yang
digunakan adalah Chi-square.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 11
Hasil Dan Pembahasan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
sebagian besar responden yaitu 12 responden
(60%) dari 20 total responden berpengetahuan
baik tentang pemanfaatan buku KIA dan
bersikap positif tentang pemanfaatan buku
KIA. Berdasarkan hasil uji statistik Chi square
menunjukkan bahwa semakin baik
pengetahuan maka jumlah sikap positif
semakin meningkat.
Dari hasil perhitungan Chi square,
diketahui bahwa penelitian yang dilakukan
terhadap 20 responden di wilayah Kerja
Puskesmas Junjung Kecamatan Sumbergempol
Kabupaten Tulungagung Tahun 2012
menunjukkan 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak
dan Hi diterima artinya ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan sikap
tentang pemanfaatan buku KIA.
Menurut Notoatmodjo (2003) hal ini
dapat disebabkan oleh faktor pengetahuan
yang memegang peranan penting dalam
menentukan sikap karena pengetahuan akan
membentuk kepercayaan yang selanjutnya
akan memberikan perspektif pada manusia
dalam mempersiapkan kenyataan, memberikan
dasar bagi pengambilan keputusan dan
menentukan sikap terhadap obyek tertentu.
Pengetahuan yang dilatar belakangi
oleh umur, pendidikan dan pengalaman yang
akan cenderung berpengaruh positif pada sikap
seseorang. Oleh karena itu sikap terhadap
kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan
tentang kesehatan. Pengetahuan kader tentang
pemanfaatan buku KIA merupakan salah satu
faktor pendukung terbentuknya sikap kader
posyandu yang mana dampak yang diharapkan
yaitu sikap yang positif juga pada masyarakat
tentang Pemanfaatan buku KIA yang
diperlukan dalam pemantauan kesehatan ibu
dan anaknya.
Kesimpulan
1. Sebagian besar dari responden
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 12
responden (60%) dari total 20 responden.
2. Sebagian besar dari responden bersikap
positif yaitu sejumlah 11 responden (55%)
dari total 20 responden.
3. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square
diperoleh p value = 0.001 dengan
signifikan = 0.05 sehingga Ho ditolak dan
Hi diterima yang berarti ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan
sikap Kader tentang pemanfaatan buku
KIA.
Saran
1. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan masyarakat (ibu) mau
lebih meningkatkan pengetahuan di bidang
kesehatan utamanya yang menyangkut
masalah kesehatan dan dapat digunakan
sebagai masukan dalam penyusunan
program kesehatan tentang pemanfaatan
buku KIA
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan memberikan motivasi
dan meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya pemanfaatan buku KIA
melalui penyuluhan-penyuluhan atau atau
memperbanyak iklan baik di media
elektronik, media massa, ataupun
pemasangan poster-poster.
3. Bagi Responder
Diharapkan bagi kader kesehatan
untuk menambah pengetahuannya tentang
kesehatan utamanya tentang pemanfaatan
buku KIA dengan cara mengikuti setiap
kegiatan yang membawa informasi tentang
kesehatan ibu dan anak.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi wahana
penelitian dan tambahan pengetahuan
tentang hubungan pengetahuan dan sikap
kader tentang pemanfaatan buku KIA.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2000. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta.
_______. 2000. Prosedur Penelitian, Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar. 2007. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
______. 2009. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Dep Kes RI. Petunjuk Pelaksanaaan Program
Peminat Kesehatan Ibu Dan Anak.
Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta.
1993.
Dep Kes RI. Petunjuk Pelaksanaaan Program
Peminat Kesehatan Ibu Dan Anak.
Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta.
2003.
Hidayat. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
Salemba Medika.
_______. 2007. Metode Penelitian Kebidanan
Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 12
Hasanbasri dkk. 2006 Kegiatan Pelayanan
KIA, Bina Pustaka. Jakarta
Iswanti, Cahyo dkk. 2010. Posyandu dan Desa
Siaga. Bantul: Nuha Medika
Ivander. 2007. Kesehatan Ibu. Jakarta:
Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta .
Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan
Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.
Men Kes RI. Gerakan Partisipatif
Penyelamatan Ibu Hamil, Menyusui
dan Bayi. Jakarta. 2003.
Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1.
Ed.2 Jakarta.
Notoadmodjo. 2002. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta Salemba
Medika.
_______. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2001. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Salemba Medika.
_______. 2003. Konsep-konsep Metodologi
Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis
dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Ed. 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Surinah, 2001. Posyandu dan Kader
Kesehatan. Tulungagung.co.id.
Accesed August 25th 2007 clock 10.15
a.m.
Tesis Siti Maryam. 2011. Analsis Faktor yang
Mempengaruhi Implementasi Program
SDIDTK Anak oleh Bidan di
Kabupaten Tulunagung Propinsi Jawa
Timur Tahun 2011. Undip. Semarang.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 13
STUDI KOMPARATIF BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH
MENGGUNAKAN KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS TITIN
DESA BANGUNJAYA KECAMATAN PAKEL
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012
Oleh :
MERLINDA DIYAS OCTIA
RINI SULISTYOWATI, SST
AINUN HANIFA, S.Si.T
Shortage of injectable contraceptives, one of which weight gain. The Purpose of the study to
determine maternal weight difference before and after using the 3-month injectable KB BPS Titin
Bangunjaya Village Pakel District Tulungagung 2011. The research was conducted on February 13 to
March 3, 2012. This type of research is pre experimental, analytical design using a design with ex post
facto. Samples were taken with accidental sampling technique from 30 samples. Data were analyzed
with the Wilcoxon test using SPPS program.
The results obtained from a total of 30 family planning acceptors Injection 3 months, almost
entirely of 24 respondents (80%) experienced weight gain after using the KB Syringe 3 months for 1
year. Test Wilcoxon Signed Rank Test statistic values obtained Exact Sig. (2-tailed) = 0.001 is smaller
than the value of 0.05, so that Ho is rejected, meaning that the weight difference before and after
using the KB Syringe 3 Months in BPS Titin Bangunjaya Village District Pakel Tulungagung District.
Pendahuluan
Program keluarga berencana (KB)
merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
mengendalikan angka kelahiran (Bappenas,
2010: V.2). Salah satu jenis kontrasepsi
efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah
KB suntik, ini disebabkan karena aman,
efektif, sederhana dan murah. Masalahnya
para akseptor KB suntik biasanya mengeluh
tentang terjadinya peningkatan berat badan
setelah beberapa kali menggunakan KB
suntik.
N
o
Tahun
Jumlah
PUS
Akseptor
KB
Suntik 3
Bulan
Akseptor
yang
mengalami
kenaikan
BB
1 2008 6.185.410 487.183 270.951
2 2009 6.248.972 531.278 302.809
Sumber: BKKBN Jatim 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
tingginya akseptor KB Suntik 3 bulan yang
mengalami kenaikan berat badan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pemakai KB Suntik 3
bulan mempunyai kecenderungan mengalami
kenaikan berat badan. Pertambahan berat badan
tersebut bisa saja menjadi salah satu penghalang
suksesnya program Keluarga Berencana. Hal ini
dikarenakan calon akseptor KB merasa takut
gemuk kalau mengikuti KB suntik 3 bulanan
(Nurwitasari, 2010).
Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan berat badan
sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik
3 bulan di BPS Titin desa Bangunjaya
kecamatan Pakel kabupaten Tulungagung
tahun 2012.
Tinjauan Pustaka
Sesuai dengan Undang-undang Republik
Indonesia nomor 52 tahun 2009 pasal 1 alinea
8 bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. sasaran program KB nasional 5
tahun mendatang seperti tercantum dalam
RPJM (2004-2009) adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya ratarata laju pertumbuhan
penduduk secara nasional menjadi
1,14% per tahun menurunkan angka
kelahiran Total Fertility Rate (TFR)
menjadi 2,2 per perempuan
2. Meningkatnya peserta KB pria menjadi
4,5%
Menurut Prawiroharjo (2006: 42)
Keuntungan KB suntik 3 bulan:
1. Sangat efektif untuk pencegahan
kehamilan jangka panjang
2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan
suami istri
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 14
3. Tidak mengandung estrogen sehingga
tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan
darah
4. Tidak berpengaruh terhadap ASI
5. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
6. Dapat digunakan untuk wanita usia 35
tahun sampai premenopause
7. Membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik
8. Menurunkan kejadian penyakit kanker
payudara
9. Menurunkan krisis anemia bulan sabit
Menurut Prawiroharjo (2006: 43)
Kerugian KB suntik 3 bulan
1. Sering ditemukan gangguan siklus haid
seperti memendek atau memanjang
2. Perdarahan yang banyak atau sedikit
3. Perdarahan tidak teratur atau bercak
(spoting)
4. Tidak haid sama sekali
5. Permasalahan berat badan merupakan
efek samping tersering
6. Tidak menjamin terhadap perlindungan
penularan penyakit menular seksual
Efek samping KB suntik 3 Bulan
terhadap perubahan berat badan:
Pemakaian KB suntik 3 bulan mempunyai
efek samping utama yaitu perubahan berat
badan. Adapun faktor yang mempengaruhi
perubahan berat badan akseptor KB suntik 3
bulan adalah adanya hormon progesteron kuat
sehingga merangsang hormon nafsu makan
yang lebih banyak dari biasanya, tubuh akan
kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi
ini oleh hormon progesteron dirubah menjadi
lemak dan disimpan di bawah kulit.
Perubahan berat badan ini akibat adanya
penumpukan lemak yang berlebih, hasil
sintesa dari karbohidrat menjadi lemak
(Mansjoer, 2003).
Wanita yang menggunakan Depo
Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) rata-
rata mengalami peningkatan berat badan
sebanyak 11 pon atau 5,5 kilogram, dan
mengalami peningkatan lemak tubuh
sebanyak 3,4% dalam waktu 3 tahun
pemakaian, berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh University of Texas Medical
Branch (UTMB) (Mansjoer, 2003: 354).
Sebuah penelitian juga melaporkan
peningkatan berat badan lebih dari 2,3
kilogram pada tahun pertama dan selanjutnya
meningkat secara bertahap hingga mencapai
7,5 kilogram selama enam tahun (Varney,
2007: 483,484).
Penanganan bila terjadi perubahan berat
badan:
1. Informasikan bahwa dapat terjadi
kenaikan atau penurunan berat badan
sebanyak 1-2 kg
2. Bila berat badan meningkat anjurkan
untuk diet rendah kalori dan bila berat
badan menurun anjurkan diet tinggi
protein dan kalori
3. Bila berat badan berlebihan hentikan
suntik KB dan anjurkan kontrasepsi lain
Dampak peningkatan berat badan pada
KB suntik 3 bulan Menurut Nurwitasari
(2010) peningkatan berat badan yang berlebih
dapat menyebabkan berbagai penyakit antara
lain jantung, diabetes mellitus, hipertensi,
kanker, sering menimbulkan beban psikologis
bagi penderitanya, tubuh yang kehilangan
bentuk akan sangat merisaukan terutama bagi
wanita yang berhasrat untuk menurunkan
berat badannya.
Yang dapat menggunakan KB Suntik 3
Bulan Usia reproduksi:
1. Nulipara dan yang telah memiliki anak
2. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
dan yang memiliki efektiftas tinggi
3. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
yang sesuai
4. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
5. Setelah abortus atau keguguran
6. Telah banyak anak, tetapi belum
menghendaki tubektomi
7. Perokok
8. Tekanan darah (180/110 mmHg), dengan
masalah gangguan pembekuan darah atau
anemia bulan sabit
9. Menggunakan obat untuk epilepsy
(fenitoin dan berbiturat) atau obat
tuberculosis (rifampisin)
10. Tidak dapat memakai kontrasespsi pil
11. Anemia defisiensi besi
12. Mendekati usia menopause yang tidak
mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontasepsi kombinasi yang tidak
menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin
Yang tidak boleh menggunakan KB
Suntik 3 Bulan:
1. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat
pada janin 7 per 100.000 kehamilan)
2. Perdarahan pervaginan yang belum jelas
penyebabnya
3. Tidak dapat menerima terjadinya
ganguan haid terutama amenorea
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 15
4. Menderita kanker payudara atau riwayat
kanker payudara diabetes mellitus
disertai komplikasi (Sarwono, 2006:
MK42).
Berubahnya ukuran berat, baik bertambah
atau berkurang akibat dari konsumsi makanan
yang diubah menjadi lemak dan disimpan di
bawah kulit. Menurut Suparyanto (2011: 56)
Perubahan berat badan dibagi menjadi:
1. Berat badan meningkat atau naik jika
hasil penimbangan Berat badan lebih
besar dibandingkan dengan berat badan
sebelumnya.
2. Berat badan tetap jika berat badan sama
dengan berat badan sebelumnya.
3. Berat badan menurun jika hasil
penimbangan berat badan lebih rendah di
bandingkan berat badan sebelumnya.
Penambahan berat badan ideal bila perubahan
berat badan hingga 10% menandakan
kesehatan terganggu (Arisman, 2004: 185).
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan tanggal 13
Februari s/d 3 Maret 2012. Jenis penelitian ini
adalah penelitian pre eksperimen. Desain dari
penelitian ini adalah analisis komparasi.
Penelitian ini menggunakan rancangan ex post
facto atau sering disebut dengan after the fact.
Artinya, penelitian yang dilakukan setelah
suatu kejadian itu terjadi. Dalam penelitian ini
variabelnya adalah tunggal berpasangan yaitu
variabel tunggal adalah perbedaan berat badan
dan variabel berpasangan adalah berat badan
sebelum menggunakan KB suntik 3 bulan dan
berat badan setelah menggunakan KB suntik 3
bulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah
akseptor KB suntik 3 bulan yang berkumjung
di BPS Titin rata-rata dalam 1 bulan sejumlah
50 akseptor. Tehnik sampling dalam
penelitian ini menggunakan accidental
sampling, Jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 30 responden. Langkah-langkah
analisa data meliputi editing, coding, scoring,
tabulating. Untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan berat badan sebelum dan sesudah
menggunakan KB suntik 3 bulan diperlukan
tehnik uji statistik. Tehnik uji statistik yang
dipilih, berdasarkan tujuan uji yaitu
membedakan dan skala yang digunakan
adalah ordinal maka tehnik uji yang di
gunakan adalah Uji peringkat bertanda dari
Wilcoxon signed rank test (Hidayat, 2007:
106).
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa dari total 30 akseptor KB Suntik 3
bulan, hampir seluruhnya dari responden 24
(80%) berat badan sesudah menggunakan KB
suntik 3 bulan adalah naik. Berdasarkan uji
statistic Wilcoxon Signed Rank Test
didapatkan nilai Exact Sig.(2-tailed) = 0,001
lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga Ho
ditolak, artinya ada perbedaan berat badan
sebelum dan sesudah menggunakan KB
Suntik 3 Bulan di BPS Titin Desa Bangunjaya
Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung.
Suntik KB adalah kontrasepsi yang
menyuntikkan suatu sintesa progestin yang
mempunyai efek seperti progesteron asli dari
tubuh wanita (Prawiroharjo, 2006: 45).
Akseptor KB Suntik 3 Bulan hampir
seluruhnya mengalami kenaikan berat badan,
hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan
berat badan memang merupakan efek samping
utama pada pemakaian KB Suntuk 3 Bulan.
Kenaikan berat badan ini dikarenakan adanya
hormon progesteron yang kuat pada
pemakaian KB Suntik 3 bulan sehingga
merangsang hormon nafsu makan yang lebih
banyak dari biasanya yang menyebabkan
tubuh akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan
zat-zat gizi tersebut oleh hormon progesteron
dirubah menjadi lemak dan disimpan di
bawah kulit, sehingga dengan bartambahnya
lemak tersebut akan meningkatkan berat
badan pemakai KB Suntik 3 Bulan.
Kesimpulan
1. Dari total 30 akseptor KB Suntik 3 bulan,
seluruhnya dari responden 30 (100%)
berat badan sebelum menggunakan KB
suntik 3 bulan adalah tetap.
2. Dari total 30 akseptor KB Suntik 3 bulan,
hampir seluruhnya dari responden 24
(80%) berat badan sesudah menggunakan
KB suntik 3 bulan adalah naik.
3. Uji statistic Wilcoxon Signed Rank Test
didapatkan nilai Exact Sig.(2-tailed) =
0,001 lebih kecil dari nilai 0,05,
sehingga Ho ditolak, artinya ada
perbedaan berat badan sebelum dan
sesudah menggunakan KB Suntik 3
Bulan di BPS Titin Desa Bangunjaya
Kecamatan Pakel Kabupaten
Tulungagung
Saran
1. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sebagai pengabdian
kepada masyarakat sebagai wujud
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 16
Tridharma pendidikan
2. Bagi Responden (Akseptor KB 3 Bulan)
Disarankan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahamannya tentang
KB suntik 3 bulan melalui konsultasi
dengan bidan atau petugas kesehatan lain
3. Bagi Tempat Penelitian (BPS Titin)
Hendaknya lebih banyak memberikan
wawasan kepada aksptor KB tentang efek
samping KB Suntik 3 bulan sehingga
lebih bisa memahami efek samping dari
KB Suntik 3 bulan.
4. Kepada Institusi Pendidikan (Prodi D III
Kebidanan Universitas Tulungagung)
Hendaknya mengadakan seminar-
seminar akademik/ilmiah yang
berhubungan dengan kontrasepsi kepada
masyarakat khususnya pasangan usia
subur, sehingga masyarakat lebih
memahami tentang kontrasepsi dan efek
sampingnya, dengan harapan masyarakat
lebih teliti dalam memilih dan
menggunakan kontrasepsi.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 209.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Buku Kedokteran ECG. Jakarta. Hal:
185.
Arum. DNS dan Sujiyatini. 2009. Panduan
Lengakap Pelayanan KB Terkini.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Hal: 28, 31, 169, 206.
Binadiknakes. 2001. Pengaruh KB Suntik
Terhadap Perubahan Berat Badan.
Edisi No 17.
BKKBN Kabupaten Tulungagung. 2011.
Profil Kesehatan Kabupaten
Tulungagung 2010. Tulungagung:
Dinkes.
BKKBN Jawa Timur. Profil Kesehatan Jawa
Timur. Surabaya: Dinkes.
BKKBN. 2011. Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: BKKBN.
Furchan, A. 2002. Pengantar Penelitian
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hal: 383.
Hartanto, Hanafi. 2003. Keluarga Berencana
dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka.
Sinar Harapan. Hal: 98, 106-107, 113,
116, 118, 121, 163.
Hidayat, Alimul Aziz. 2003. Metode
Penelitian Kebidanan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika. Hal:
34.
Mansjoer. 2003. Pengaruh KB Suntik
terhadap Perubahan Berat Badan.
http://mutupelayananseorangbidan.blo
gspot.com/2011/02_01archive...
Mochtar R. 2002. Sinopsis Obstetri. ed 3.
Jakarta: EGC. Hal: 24.
Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2003. Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta: Infomedika.
Hal: 81, 96-97, 100-101, 119.
Nurwitasari, Dyah. 2010. Perbedaan antara
penggunaan KB suntik dan KB pil
dengan peningkatan berat badan.
digilib.unimus.ac.id. 14/11/2011.
10.55.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku
Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi Edisi 2. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hal: 42-43, 45-46.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
2004. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hal: 472.
Renstra 2005-2009. Rencanan Strategis
Perkembangan Program KB
di Indonesia. Jakarta: BKKBN.
Saifuddin. AB. 2002. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hal: 168, 171.
Silalahi, Ulber. 2003. Metode Penelitian
Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Hal: 38.
Sugiono. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif. Jakarta: Alfabeta. Hal: 133.
Supariasa, I.D.N. 2001. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC. Hal: 56.
Suzilawati. 2009. Keluarga Berencana (KB)
Dan Alat Kontrasepsi Suntik.
suparyanto.web.id. 12/11/2011. 10.15
AM.
Suparyanto. 2011. Keluarga Berencana (KB)
Dan Alat Kontrasepsi Suntik.
suparyanto.web.id. 12/11/2011. 10.55
AM. Hal. 56.
Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
edisi 4. Jakarta: EGC. Hal: 483-484.
Wiknjosastro. 2006. Ilmu Kandungan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Hal: 534
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 17
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN
ASFIKSIA NEONATORUMDI RUANG MAWAR RSUD dr. ISKAK
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2011
Oleh :
RATIH INDRA DRIVIANA
NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T
AINUN HANIFA, S.Si.T
Asphyxia is a condition in which the newborn is not breathing spontaneously immediately after
birth and regularly. Study aims to determine the relationship between low birth weight with neonatal
asphyxia event in the Rose Room Hospital dr. Iskak Tulungagung in 2011. The purpose of this study
tends to examine the association between low birth weight with the incidence of neonatal asphyxia in
the Rose Room Hospital dr. Isaac Tulungagung in 2011.
The research was conducted in September 2011. This type of research in this study was
observational, analytical research design that is corelasional crossectional approach. . The
population in this study is All neonates in the Rose Room Hospital dr. Iskak Tulungagung
District. Samples were taken with the technique of sampling a total of 112 samples. Data were
analyzed by Chi Square test using SPPS program. Chi Square test statistic with a 0.05 earned
significant p value 0.001 where 0.001 <0.05, so H0 is rejected and H1 accepted, meaning there is a
relationship between the incidence of LBW in the incidence of neonatal asphyxia in hospitals dr. Iskak
Tulungagung in 2011.
Pendahuluan
BBLR yang tidak ditangani dengan baik
dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada
semua sistem organ tubuh. Selain itu bayi berat
lahir rendah dapat mengalami gangguan
mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR
berkaitan dengan tingginya angka kematian
bayi dan balita. Asfiksia neonatorum bisa
menyebabkan pendarahan otak dan
hidrosefalus.
Sementara untuk AKB, berdasarkan
perhitungan dari BPS, pada tahun 2007
diperoleh AKB sebesar 26,9/1000 KH, tahun
2009 sebesar 25/1000 KH. Adapun target AKB
pada MDGs 2015 sebesar 17/1000 KH.
Sedangkan penyebab kematian neonatal pada
tahun 2009 antara lain karena BBLR 29%,
asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%,
tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi
5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2009 : 1).
Menurut Dirjen Bina Gizi dan KIA (2011: iii)
tingginya angka kejadian dan angka kematian
BBLR salah satunya diakibatkan komplikasi
seperti Asfiksia, Infeksi, Hipotermia,
Hiperbilirubinemia.
Asfiksia neonatorum dikategorikan kasus
kedaruratan neonatal, bahkan sangat berisiko
untuk terjadinya kematian neonatal.
Diperkirakan bahwa sekitar 23% seluruh angka
kematian neonatus di seluruh dunia disebabkan
oleh asfiksia neonatorum, dengan proporsi
lahir mati yang lebih besar. Bayi dengan
BBLR/prematur kurang sempurna
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
terutama paru-paru sehingga sangat peka
terhadap gangguan pernafasan yang
berdampak pada asfiksia (Saifudin, 2005: 167).
Tujuan Penelitian
Mengetahui hubungan antara berat badan
lahir rendah dengan kejadian asfiksia
neonatorum di Ruang Mawar RSUD dr. Iskak
Tulungagung tahun 2011.
Tinjauan Pustaka
Berat Badan lahir Rendah (BBLR) juga
dapat diartikan sebagai bayi yang lahir dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan (Depkes RI,
2009). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan BBL:
1. Ibu hamil pada umur :
a. Kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun
b. Jarak kehamilan terlalu pendek
(kurang dari 1 tahun)
2. Ibu dengan keadaan :
a. Mempunyai BBLR sebelumnya
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 18
b. Mengerjakan pekerjaan fisik
beberapa jam tanpa istirahat
c. Sangat miskin
d. Beratnya kurang dan kurang gizi
e. Perokok, pengguna obat terlarang,
alcohol
3. Ibu hamil dengan masalah-masalah seperti
a. Anemia berat
b. Pre eklamsia atau hipertensi
c. Infeksi selama kehamilan
d. Kehamilan ganda
4. Bayi dengan :
a. Cacat bawaan
b. Infeksi selama dalam kandungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat
badan lahir rendah:
1. Status gizi ibu hamil
2. Asupan nutrisi pada ibu hamil
3. Usia ibu hamil
4. Jarak kehamilan ibu yang terlalu pendek
(kurang dari 1 tahun)
5. Kebiasaan dan gaya hidup ibu hamil
6. Komplikasi yang dialami ibu selama
hamil
7. Penyakit yang menyertai kehamilan
8. Usia gestasi pada saat bayi lahir
Masalah-masalah BBLR:
1. Asfiksia
2. Gangguan napas
3. Hipotermi
4. Hipoglikemi
5. Masalah pemberian ASI
6. Infeksi
7. Hiperbilirubinemia
8. Masalah perdarahan
BBLR perlu mendapat perhatian dan
tatalaksana yang baik pada saat lahir, yaitu
harus mendapat Pelayanan Neonatal
Esensial yang terdiri atas :
1. Persalinan yang bersih dan aman
2. Stabilisasi suhu
3. Inisiasi pernapasan spontan
4. Pemberian ASI dini dan eksklusif
5. Pencegahan infeksi dan pemberian
imunisasi
Asfiksia neonatorum adalah keadaan
dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Bila terdapat
gangguan pertukaran gas atau pengangkutan
oksigen dari ibu ke janin, akan terjadi asfiksia
janin neonatus. Gangguan ini dapat timbul
pada masa kehamilan, persalinan atau segera
setelah lahir. asfiksia neonatorum dapat dibagi
dalam :
1. Skor Apgar : 7-10. Dalam hal ini bayi di-
anggap sehat dan tidak memerlukan
tindakan istimewa.
2. Asfiksia sedang. Skor Apgar 4-6. Pada
pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi
jantung lebih dari 100/menit, tonus otot
kurang baik atau baik, sianosis, refleks
iritabilitas tidak ada.
3. Asriksia berat. Skor apgar 0-3. Pada
pemeriksaan finis ditemukan frekuensi
jantung kurang dari 100/menit, tonus otot
buruk, sianosis berat dan kadarig-kadang
pucat, refleks-iritablitas tidak ada.
Tujuan utama mengatasi asfiksia ialah
untuk mempertahankan kelangsungan hidup
bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin
timbul di kemudian hari. Tindakan yang
dikerjakan pada bayi lazim disebut resusitasi
bayi baru lahir.
Konsep Hubungan Berat Badan Lahir Rendah
dengan Asfiksia Neonatorum
Berat badan lahir rendah akan
menimbulkan komplikasi medis yang lebih
berpengaruh terhadap morbiditas dan
mortalitas janin yang dilahirkan, hal ini
disebabkan oleh kekurangan surfaktan,
pertumbuhan dan pengembangan paru yang
belum sempurna, otot pernapasan yang masih
lemah dan tulang iga yang mudah melengkung,
perdarahan intraventikuler, 50% bayi prematur
menderita perdarahan intraventikuler. Hal ini
disebabkan oleh karena bayi prematur sering
menderita apneu, afiksia berat dan sindroma
gangguan pernapasan (Dedy, 2008). BBLR
bisa kurang, cukup bulan atau lebih bulan
semuanya berdampak pada proses adaptasi
pernafasan waktu lahir sehingga mengalami
asfiksia lahir.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
15 Februari 2012. Jenis penelitian ini adalah
penelitian observasional. Desain penelitian
yang digunakan adalah analitik. Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan Cross
Sectional". Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh neonatus yang ada di Ruang
Mawar RSUD dr. Iskak Kabupaten
Tulungagung bulan September 2011 sejumlah
112 neonatus. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis non probability sampling dengan metode
total sampling. Jumlah sampel dalam penelitan
ini adalah 112 responden.
Setelah data terkumpul kemudian
dilakukan analisa data dengan tahap-tahap
editing, coding, scoring, tabulating. Teknik uji
statistik yang dipilih berdasarkan tujuan uji
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 19
yaitu hubungan (kolerasi atau asosiasi) dan
skala data berat badan bayi yaitu nominal dan
asfiksia neonatorum adalah nominal.
Berdasarkan acuan tersebut maka digunakan
Uji Chi Square.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
total 112 neonatus sebagian besar 62 (55,36%)
adalah BBLN dan tidak mengalami asfiksia
neonatorum. Uji statistik Chi Square dengan
signifikan 0,05 didapatkan p value 0,001
dimana 0,001 < 0,05 sehingga H
0
ditolak dan
H
1
diterima, yang berarti ada hubungan antara
BBLR dengan kejadian asfiksia neonatorum di
RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Menurut Dirjen Bina Gizi dan KIA (2011:
iii) tingginya angka kejadian dan angka
kematian BBLR salah satunya diakibatkan
komplikasi seperti Asfiksia, Infeksi,
Hipotermia, Hiperbilirubinemia. Bayi dengan
BBLR/prematur kurang sempurna
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
terutama paru-paru sehingga sangat peka
terhadap gangguan pernafasan yang
berdampak pada asfiksia. Berat badan lahir
rendah akan menimbulkan komplikasi medis
yang lebih berpengaruh terhadap morbiditas
dan mortalitas janin yang dilahirkan, hal ini
disebabkan oleh kekurangan surfaktan,
pertumbuhan dan pengembangan paru yang
belum sempurna, otot pernapasan yang masih
lemah
Teori tersebut sesuai dengan fakta di
RSUD dr. Iskak dimana sebagian besar dari
neonatus mempunyai berat badan lahir normal,
sehingga dengan berat badan lahir normal
tersebut menyebabkan neonatus tidak
mengalami asfiksia neonatorum. Namun
demikian juga ada sebagian kecil kejadian
asfiksia neonatorum di RSUD dr. Iskak, hal
tersebut dikarenakan ada juga sebagian kecil
responden yang lahir dengan BBLR dimana
bayi dengan BBLR/prematur kurang sempurna
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
terutama paru-paru sehingga sangat peka
terhadap gangguan pernafasan yang
berdampak pada asfiksia.
Kesimpulan
1. Dari total 112 neonatus yang ada di
RSUD dr. Iskak Tulungagung, sebagian
besar dari responden 81 (72,32%)
mempunyai berat badan lahir normal.
2. Dari total 112 neonatus, sebagian besar 73
(65,18%) neonatus yang ada di RSUD dr.
Iskak Tulungagung tidak mengalami
asfiksia neonatorum.
3. Berdasarkan uji statistik Chi Square
dengan signifikan 0,05 didapatkan p value
0,001 dimana 0,001 < 0,05 sehingga H
0
ditolak dan H
1
diterima, yang berarti ada
hubungan antara BBLR dengan kejadian
asfiksia neonatorum di RSUD dr. Iskak
Tulungagung.
Saran
1. Bagi Tempat Penelitian
Disarankan hendaknya meningkatkan
kemampuan dalam pengawasan dan
pelayanan antenatal serta penanganan
neonatus dengan komplikasi dengan
memberikan pelatihan yang berkelanjutan
sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan ada kerjasama dengan Dinas
Kesehatan untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan penyuluhan kepada ibu
hamil dan sosialisasi kepada tenaga
kesehatan tentang pengawasan antenatal
paripurna dan teratur
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hendaknya dapat memberikan
pengawasan dan penatalaksanaan yang
tepat serta pengurangan kejadian BBLR
dan asfiksia neonatorum dapat lebih
ditekan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat
meneliti data-data pendukung terhadap
hubungan kejadian BBLR dengan asfiksia
neonatorum dengan mengambil data
primer, sehingga faktor yang berpengaruh
terhadap keduanya dapat diketahui.
Daftar Pustaka
Agus. 2011. Pentingnya Tangis Pertama Bayi.
generasikita.web.id.11/11/2011 11.21
AM.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal: 111.
Bobak, Irene. 2004. Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC.
Dedy, dkk. 2008. Hubungan BBLR Dengan
Asfiksia Neonatorum.
gtcommunitys.blogspot.com.
23/11/2011. 14.01.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2009. Manajamen Bayi Berat Lahir
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 20
Rendah Untuk Bidan Dan Perawat.
Jakarta: DepKes RI. Hal: 10,13,14,20.
Departemen RI. 2005. BBLR dan
Penatalaksanaannya. Jakarta: Depkes
RI.
_________. 2007. Profil Kesehatan di
Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
_________. 2008. Pencegahan dan
Penataksanaan Asfiksia Neonatorum.
Jakarta: Depkes RI.
_________. 2009. Buku Kesehatan Ibu Dan
Anak. Jakarta: DepKes RI. Hal: 25.
_________. 2009. Manajamen Bayi Berat
Lahir Rendah Untuk Bidan Dan
Perawat. Jakarta: DepKes RI. Hal:
10,13,14,20.
Dirjen Bina Gizi. 2011. Kejadian BBLR di
Indonesia. Gizi.KIA.depkes.go.id,
12/11/2011. 09.18 AM.
Hidayat, Alimul, A. 2003. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika. Hal: 43, 50,
67, 68, 81, 121.
_________. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika. Hal: 43, 50,
67, 68, 81, 121.
_________. 2008. Praktikum Ketrampilan
Dasar Praktek Klinik. Jakarta :
Salemba Medika. Hal: 166.
Manuaba, IBG. 2002. Buku Ajar Patologi
Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Mohctar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri jilid
1. Jakrta : EGC
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia. Hal: 124, 126.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
________. 2005. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal: 69, 142, 145.
________. 2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal: 103, 124, 130.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Surabaya: Salemba
Medika. Hal: 59, 91, 94, 111.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hal: 381.
_________. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hal: 753-757, 763-764.
Saifuddin, AB. 2002. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
________. 2003. Panduan Praktek Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
________. 2005. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Santrock, J. W.. 2002. Perkembangan Masa
Hidup. Jakarta : Erlangga.
Setiawan dan Saryono. 2010. Metodologi
Penelitian Kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika. Hal : 54.
Silalahi, Amin. 2003. Metodologi dan Studi
Kasus, cetakan pertama. Jakarta: CV.
Citramedia.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Bandung: Alfabeta. Hal: 38-39, 80.
Sunarto, dkk. 2010. Hubungan Antara
Hipertensi, Proteinuria Ibu
Preeklampsia Dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum Di RSU dr.
Harjono S. Ponorogo. Jurnal Peneltian
Suara Forikes. Vol. I. No. 4. Oktober
2010.
Wijaya. 2009. Hubungan antara umur
kehamilan ibu pada saat bayi lahir
dengan kejadian asfiksia di Rumah
Sakit Umum Provinsi Sulawesi
Tenggara. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
Diterbitkan.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 21
HUBUNGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH (BBLR) di RSUD dr. ISKAK
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2011
Oleh :
DEWI PUSPITASARI
NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T
SANDRA DEWI S., SST
Pre-eclampsia in pregnancy is an important cause of stillbirth and neonatal death. Mothers
with pre-eclampsia would lead to placental insufficiency, fetal hypoxia that inhibited growth and often
occurs with the birth of one of the factors that cause low birth weight births. The purpose of this study
was to determine the relationship with the incidence of LBW preklamsia events in hospitals dr. Iskak
Tulungagung District in 2011.
The experiment was conducted in September 2011. This type of observational study, with design
and analytic approaches are corelasional crossectional. Data were analyzed by Chi Square test using
SPPS program. The study found the majority of labor is labor of mothers who had not had pre-
eclampsia and low birth weight babies are not born, as many as 74 deliveries (66.07%). Chi Square
test statistic with a significant p value 0.001 0.05 yield where 0.001 <0.05 so that H1 is accepted,
which means there is a relationship between pre-eclampsia with LBW in hospitals dr. Isaac
Tulungagung in 2011.
Pendahuluan
Pre-eklampsia merupakan penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan.
Pre-eklampsia terjadi pada umur kehamilan
diatas 20 minggu, paling banyak terlihat pada
umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga
timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan.
Peningkatan kejadian kematian akibat pre-
eklampsia dengan komplikasi berat badan lahir
rendah (BBLR) sampai saat ini penyebabnya
belum diketahui. Bayi baru lahir yang berat
badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari
2500 gram disebut BBLR.
Data dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) hipertensi selama
kehamilan (yang meliputi preeklamsia dan
eklamsia) menduduki peringkat kedua
penyebab kematian ibu melahirkan di
Indonesia yakni 24%. Sementara itu proporsi
BBLR di Indonesia berkisar antara 7 14%
selama periode 2006 2009. diperkirakan
355.000 710.000 dari 5 juta bayi lahir dengan
kondisi BBLR dan 6-8% dari angka tersebut
disebabkan oleh pre-eklamsia yaitu 35.000-
45.000 bayi (Depkes RI, 2010). Ibu dengan
pre-eklamsia akan menyebabkan terjadinya
insufisiensi plasenta, hipoksia sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi
kelahiran dengan BBLR.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan kejadian preklamsia
dengan kejadian BBLR di RSUD dr. Iskak
Kabupaten Tulungagung Tahun 2011.
Tinjauan Pustaka
Pre-eklampsia merupakan suatu kondisi
spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi
setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang
sebelumnya memiliki tekanan darah normal
(Bobak, 2004: 629). Penyebab pre-eklampsia
belum diketahui dengan pasti. Meskipun
demikian, penyakit ini lebih sering ditemukan
pada wanita hamil yang:
1. Primigravida
2. Hiperplasentosis
3. Mempunyai dasar penyakit vaskular
4. Mempunyai riwayat pre-
eklampsia/eklampsia dalam keluarganya
Pada pre-eklampsia yang berat dan
eklampsia dapat terjadi perburukan patologis
pada sejumlah organ dan sistem yang
kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme
dan iskemia (Cunningham, 2003). Tanda dan
Gejala Pre-eklampsia:
1. Hipertensi
2. Proteinuri
3. Edema
Penggolongan Pre-eklamsia:
1. Pre eklampsia ringan
Tanda-tanda pre-eklampsia ringan:
a. Tekanan sistolik 140 mmHg atau
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 22
lebih atau kenaikan 30 mmHg diatas
tekanan biasanya. Tekanan diastolik
90 mmHg atau lebih atau kenaikan
15 mmHg diatas tekanan biasanya.
b. Proteinuri lebih dari 0,3 g/l dalam
urine 24 jam.
c. Edema pada kaki, jari tangan, dan
wajah, terutama yang menetap
sesudah bangun pagi.
2. Pre eklampsia berat
Tanda-tanda Pre-eklamsia berat:
a. Tekanan darah sistolik 160 mmHg
atau lebih, dan/atau diastolik 110
mmHg atau lebih, diukur 2 kali
dengan jarak waktu sekurang-
kurangnya 6 jam dan pasien dalam
keadaan istirahat rebah.
b. Proteinurine 5 gram atau lebih dalam
24 jam.
c. Oliguri, yaitu produksi urine 400 cc
atau kurang dalam 24 jam.
d. Gangguan serebral atau gangguan
penglihatan.
e. Edema paru atau sianosis.
Epending Eklamsia:
1. Gastrik-Vomitus, nyeri epigastrium.
2. Visual-penglihatan kabur, bintik-bintik
dan kilatan cahaya dalam penglihatan,
kehilangan penglihatan.
3. Sakit kepala dibagian frontalis.
4. Oliguria.
Penatalaksanaan:
1. Pre-eklampsia ringan
Istirahat di tempat tidur masih merupakan
terapi utama untuk penanganan pre-
eklampsia. Penderita pre-eklampsia
ringan harus dirawat inap, akan tetapi
dengan pertimbangan efisiensi, perawatan
penderita pre-eklampsia ringan dapat
dilakukan di luar rumah sakit
2. Pre-eklamsia berat
Pada pre-eklampsia berat dapat dilakukan
perawatan konservatif dan perawatan
aktif, yaitu :
a. Perawatan konservatif (usia
kehamilan <36 minggu)
1) Tirah baring
2) Infus D5:RL = 3:1
3) Diet cukup garam dan cukup
protein (diet pre-klampsia)
4) Pasang kateter tetap (bila perlu)
5) Medikamentosa:
a) Anti konvulsan MgSO4
b) Anti hipertensi nifedipine
10 mg sub lingual,
dilanjutkan dengan 10
mg/8jam
c) Kortikosteroid (oradexon
IM 2x 10 mg) untuk
kehamilan kurang 36
minggu.
d) Antibiotikum, diuretikum
dan kardiotonikum hanya
diberikan atas indikasi.
b. Perawatan aktif (terminasi
kehamilan), yaitu pada keadaan-
keadaan dibawah ini:
1) Umur kehamilan >36 minggu
2) Terdapat tanda-tanda impending
eklampsia atau eklampsia
3) Gawat janin
4) Sindrom HELLP
5) Kegagalan perawatan
konservatif, yakni setelah 6 jam
perawatan tidak terlihat tanda-
tanda perbaikan penyakit
(Achadiat, 2003: 6).
BBLR yaitu berat bayi 2500 gram atau
kurang pada saat lahir (Bobak, 2004: 888).
Faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR:
1. Status gizi ibu hamil
2. Asupan nutrisi pada ibu hamil
3. Usia ibu hamil
4. Jarak kehamilan ibu yang terlalu pendek
(kurang dari 1 tahun)
5. Kebiasaan dan gaya hidup ibu hamil
6. Komplikasi yang dialami ibu selama
hamil
7. Penyakit yang menyertai kehamilan
8. Usia gestasi pada saat bayi lahir
Bayi lahir dengan berat lahir rendah
mempunyai lemak di bawah kulit yang sangat
sedikit, karena beratnya kurang dari 2500
gram. Masalah-masalah BBLR:
1. Asfiksia
2. Gangguan napas
3. Hipotermi
4. Hipoglikemi
5. Masalah pemberian ASI
6. Infeksi
7. Hiperbilirubinemia
8. Masalah perdarahan
Seperti bayi baru lahir (BBL) yang lain,
BBLR perlu mendapat perhatian dan
tatalaksana yang baik pada saat lahir, yaitu
harus mendapat Pelayanan Neonatal
Esensial yang terdiri atas :
1. Persalinan yang bersih dan aman
2. Stabilisasi suhu
3. Inisiasi pernapasan spontan
4. Pemberian ASI dini dan eksklusif
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 23
5. Pencegahan infeksi dan pemberian
imunisasi. (Manajemen Bayi Berat Badan
Lahir Rendah Untuk Bidan dan Perawat,
2009: 20)
Konsep Hubungan Pre-eklamsia Dengan
BBLR
Menurut Michael (2005) wanita dengan
pre-eklamsia pada kehamilan dapat mengalami
peningkatan respon terhadap berbagai
substansi endogen (seperti prostaglandin,
tromboxan) yang dapat menyebabkan
vasospasme dan agregasi platelet. Peningkatan
hemolisis microangiopati menyebabkan
anemia dan trombositopeni. Infark plasenta
dan obstruksi plasenta menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat sehingga
menyebabkan BBLR bahkan kematian janin
dalam rahim.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 15
Februari 2012. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian observasional. Desain
penelitian ini adalah analitik yang bersifat
korelasional. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin
dan bayinya di RSUD dr. Iskak Kabupaten
Tulungagung pada bulan September 2011
sejumlah 112 persalinan. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total sampling yang berjenis non probability.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 112
persalinan.
Setelah data terkumpul kemudian
dilakukan analisa data dengan tahap-tahap
editing, coding, scoring, tabulating. Teknik uji
statistik yang dipilih berdasarkan tujuan uji
yaitu hubungan (kolerasi atau asosiasi) dan
skala data pre-eklampsia yaitu data kategorik
dan BBLR adalah data kategorik. Berdasarkan
acuan tersebut maka digunakan Uji Chi
Square.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian yang disajikan dalam
tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari total 112
persalinan sebagian besar persalinan adalah
persalinan dari ibu yang tidak mengalami pre-
eklamsia dan bayi yang dilahirkan tidak
BBLR, yaitu sebanyak 74 persalinan (66,07%).
Dari uji statistik Chi Square dengan signifikan
0,05 yang telah dilakukan, didapatkan p value
0,001 dimana 0,001 < 0,05 sehingga H
0
ditolak
dan H
1
diterima, yang berarti ada hubungan
antara pre-eklamsia dengan BBLR di RSUD
dr. Iskak Tulungagung.
Sistiarani (2008) menjelaskan pre-
eklampsia adalah kelainan akut pada wanita
hamil, dalam persalinan/nifas yang ditandai
hipertensi, proteinurea dan edema yang dapat
mempengaruhi plasenta dan uterus karena
aliran darah ke plasenta menurun sehingga
terjadi gangguan fungsi plasenta. Pada
hipertensi yang agak lama dapat
mempengaruhi perkembangan janin, sehingga
mudah terjadi BBLR. Dengan tidak adanya
kejadian ibu hamil dengan pre-eklamsia
tersebut berdampak pada bayi yang dilahirkan
sehingga dapat lahir dengan BBLN.
Kesimpulan
1. Dari total 112 responden yang melahirkan
di RSUD dr. Iskak Tulungagung, hampir
seluruhnya dari responden tidak
mengalami pre-eklamsia, yaitu sebanyak
91 (81,25%) responden.
2. Dari total 112 bayi yang dilahirkan di
RSUD dr. Iskak Tulungagung, sebagian
besar dari responden mempunyai berat
badan lahir normal, yaitu sebanyak 81
(72,32%) responden
3. Berdasarkan uji statistic Chi Square
dengan signifikan 0,05 didapatkan p value
0,001 dimana 0,001 < 0,05 sehingga H
0
ditolak dan H
1
diterima, yang berarti ada
hubungan antara pre-eklamsia dengan
BBLR di RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Saran
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
sarana penerapan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan, dan sebagai sarana
pengabdian kepada masyarakat sebagai
penerapan tri dharma perguruan tinggi.
2. Bagi Tempat Penelitian
Disarankan hendaknya meningkatkan
kemampuan dalam pelayanan antenatal
serta penanganan neonatus dengan
komplikasi dengan cara memberikan
pelatihan yang berkelanjutan.
3. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan ada kerjasama dengan Dinas
Kesehatan untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan penyuluhan dan
sosialisasi kepada tenaga kesehatan
sehingga angka kejadian preeklamsi dan
BBLR dapat ditekan
4. Bagi peneliti berikutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 24
tambahan wacana bagi penelitian lebih
lanjut yang berkaitan dengan pre-eklamsia
dan BBLR.
Daftar Pustaka
Achadiat, 2003. Prosedur Tetap Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal: 111.
Hidayat, Alimul, A. 2003. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Bobak, Irene. 2004. Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC. Hal: 909.
Cunningham, G. F Gant. 2003. Obstetri
Williams. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2005. BBLR dan
Penatalaksanaannya. Jakarta: Depkes
RI.
_________. 2009. Buku Kesehatan Ibu Dan
Anak. Jakarta: DepKes RI. Hal: 13,25.
Dirjen Bina Gizi. 2011. Kejadian BBLR di
Indonesia. Gizi.KIA.depkes.go.id,
12/11/2011. 09.18 AM.
Farren, Helen. 2001. Perawatan Maternitas
edisi 2. Jakarta: EGC
Ganiswarna, Sulistia G. 2003. Farmakologi
dan Terapi. Jakarta: Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
George, 2007. Preeklamsia. scibd.web.id.
4/11/2011.10.12 am.
Gilang, 2001. Perdarahan pasca persalinan.
herdanfamily.blogspot.com.
4/11/2011.10.12 am
Hidayat, Alimul, A. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika. Hal: 43, 50,
67, 68, 81, 121.
_________. 2008. Praktikum Ketrampilan
Dasar Praktek Klinik. Jakarta :
Salemba Medika. Hal: 166.
Kurniawati, Leni. 2010. Hubungan Pre
Eklampsia Dengan Kelahiranberat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD
Sragen. Karya Tulis. Tidak Diterbitkan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2009. Manajamen Bayi Berat Lahir
Rendah Untuk Bidan Dan Perawat.
Jakarta: DepKes RI. Hal: 10,13,14,20.
Michael. 2005. Hipertensi dalam Kehamilan.
scibd.com. 4/11/2011.10.25 am
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia. Hal: 124, 126.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Hal: 69, 142, 145.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Surabaya: Salemba
Medika. Hal: 59, 91, 94, 111.
Prawesty. 2010. Keracunan Kehamilan.
bidanku.web.id. 4/11/2011.10.45 am
Rustam, Mohctar. 2002. Sinopsis Obstetri jilid
1. Jakrta : EGC
Saifuddin, AB. 2002. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sarwono, Prawirohardjo. 2002. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hal: 381.
Sastrawinata, S., 2004. Obstetri Patologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi, ed.2. Jakarta:
EGC.
Silalahi, Amin. 2003. Metodologi dan Studi
Kasus, cetakan pertama. Jakarta: CV.
Citramedia.
Sistiarani, Colti. 2008. Faktor Maternal Dan
Kualitas Pelayanan Antenatal Yang
Berisiko Terhadap Kejadian Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR). Karya
Tulis. Tidak Diterbitkan.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Bandung: Alfabeta. Hal: 38-39, 80.
Trijatmo, 2005. Patologi. Jurnal Patologi. No.
1 Vol. 1 Unair. Journal.unair.ac.id.
4/11/2011.10.50 am
Wikipedia. 2011. Bayi. Wikipedia.web.id.
4/11/2011.10.45 am
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 25
HUBUNGAN SIKAP IBU MENYUSUI DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR
DI DESA SUMURUP KECAMATAN BENDUNGAN
KABUPATEN TRENGGALEK
TAHUN 2012
Oleh :
DYAH RISCA ARINI
NUNIK NINGTIYASARI, S.Si.T
WIDYA LUSI A, SST
Milk production was more or less directly related to the position of the mother during nursing.
Proper position will drive the most lactation. Breastfeeding is a natural process. The success of
breastfeeding is influenced by the attitude of the mother during nursing. The purpose of this study was
to determine the relationship Attitudes Breastfeeding Breastfeeding With the right attitude in the
Village District Sumurup Dam Race in 2012. This type of research is observational analytic design.
The sample was taken by purposive technique in 49 nursing mothers. Data were collected using a
questionnaire and checklist were analyzed using chi square.
The results obtained from 49 respondents the majority of respondents are positive about
breastfeeding that is right and true way is to feed him as many as 26 (53.1%) breast-feeding mothers.
Chi Square test statistic with a 0.05 yield significant p value = 0.002 where 0.002 <0.05, so H0 is
rejected and H1 accepted, meaning there is a relationship between attitudes to breastfeeding mothers
to breastfeed in the Village District Sumurup Trenggalek.
Pendahuluan
Salah satu cara meningkatkan kesehatan
bayi adalah dengan memberikan air susu ibu
segera setelah lahir minimal usia 6 bulan
karena ASI memberikan manfaat untuk
kecerdasan, kekebalan dan merangsang
terbentuknya emotio intellegence (EI). Banyak
sedikitnya produksi ASI ternyata berhubungan
langsung dengan posisi ibu saat menyusui.
Posisi yang tepat akan mendorong keluarnya
ASI secara maksimal. Masih tingginya
perilaku ibu menyusui bayinya dengan tidak
memasukan seluruh areola akibatnya akan
mengakibatkan kesakitan pada ibu.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur (2008) menyebutkan
bahwa persentase ibu menyusui ASI Eksklusif
di Jawa Timur sebesar 40,77% sedangkan
target pencapaian nasional sebesar 80%.
Tujuan Penelitian
Mengetahui sikap ibu menyusui terhadap
cara menyusui yang benar di Desa Sumurup
Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek
tahun 2012.
Tinjauan Pustaka
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap
merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap stimulus
atau obyek.
Pernyataan sikap menurut Azwar (2010:
106) yaitu:
1. Positif / Favourable
Pernyataan sikap yang menyatakan hal-
hal yang positif mengenai obyek sikap,
yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau
memihak pada obyek sikap.
2. Negatif / Unfavourable
Pernyataan sikap yang menyatakan hal-
hal yang negatif mengenai obyek sikap,
yaitu tidak mendukung atau kontra
terhadap obyek sikap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
menurut Azwar (2005: 68) yaitu:
1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruh orang lain yang dianggap
penting
3. Media massa
4. Lembaga pendidikan dan lembaga
agama
5. Faktor emosional
Skala pengukuran dengan Guttman ini,
akan didapat jawaban yang tegas. Skala
pernyataan sikap:
Keterangan :
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
No Pernyataan TS S
1
2
Positif
Negatif
0
1
1
0
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 26
Kemudian diubah menjadi skor mean T
dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
x : Skor responden
x : mean skor kelompok
s : standar devisi Skor kelompok
Kriteria:
Sikap Positif skor T mean T.
Sikap Negatif skor T < mean T.
Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
organisme (orang). Pengukuran perilaku yaitu
dengan menggunakan skala Guttman dengan
jawaban ya atau tidak adalah sebagai berikut:
1. Benar : 1
2. Salah : 0
Kemudian diprosentasekan menggunakan
rumus prosentase menurut Nursalam (2003:
113) :
Rumus : P =
Keterangan :
P : Prosentase
SP : Jumlah Skor yang diperoleh
Sm : Jumlah Skor Maximal
Kemudian hasilnya dikreteriakan menurut
Panduan Akademik sebagai berikut:
1. Perilaku benar : > 78 %
2. Perilaku salah : < 78 %
Menyusui yang benar yaitu memberikan
ASI kepada bayi dengan memperhatikan posisi
badan ibu, posisi badan ibu dan bayi serta
posisi mulut bayi dengan payudara ibu
(perlekatan). Faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu menyusui:
1. Perubahan sosial budaya
a. ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial
lainnya.
b. Meniru teman, tetangga dekat atau
orang ketermuka yang memberikan
susu botol.
c. Merasa ketinggalan zaman jika
menyusui bayinya.
2. Faktor psikologis
a. Faktor kehilangan daya tarik sebagai
seorang wanita.
b. Tekanan batin, kurangnya dukungan
keluarga, lingkungan.
3. Faktor fisik ibu
4. Faktor kurangnya petugas kesehatan
Cara menyusui yang benar:
1. Posisi bayi yang benar
Gambar 1 Posisi badan ibu dan badan
bayi
a. Kepala dan tubuh bayi dalam satu
garis lurus.
b. Badan bayi menghadap ke dada ibu.
c. Badan bayi melekat kebadan ibu.
d. Seluruh badan badan bayi tersangga
dengan baik, tidak hanya leher dan
bahu saja.
2. Tanda bayi melekat dengan baik
a. Dagu bayi menempel pada payudara
ibu.
b. Mulut bayi membuka lebar.
Gambar 2 Bayi membuka mulutnya
c. Bibir bawah membuka lebar, lidah
terlihat di dalamnya.
d. Areola bagian atas tampak lebih
banyak/lebar (areola juga masuk ke
dalam mulut bayi, tidak hanya puting
susu).
e.
Gambar 3 Bayi menyudengan sebagian
besar areola masuk ke mulut bayi.
Tanda-tanda menyusui yang benar:
1. Tubuh bayi menempel pada tubuh ibu
2. Dagu bayi menempel pada payudara
3. Telinga bayi berada dalam satu garis
dengan leher dan lengan bayi
T = 50 + 10
% 100 x
SM
Sp
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 27
4. Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah
yang terbuka
5. Sebagian besar areola tidak tampak
6. Bayi menghisap dengan irama yang
teratur
7. Bayi tenang dan puas pada akhir menyusu
8. Terkadang terdengar suara bunyi menelan
9. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet.
Posisi-posisi menyusui yang benar:
1. Posisi badan ibu
2. Posisi ibu duduk
3. Posisi ibu tidur miring
4. Posisi ibu tidur terlentang
Posisi menyusui yang kurang tepat:
1. Scissors hold terlalu dengan puting susu
2. Badan bayi tidak ditunjang
3. Kepala bayi dipegang
4. Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
5. Kepala bayi terletak disiku sehingga
menunduk
6. Ibu merokok
7. Tidak ada perhatian ibu (tidak ada kontak
mata)
8. Badan ibu tidak menghadap ke badan bayi
9. Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
10. Hanya bahu bayi yang ditopang oleh ibu
Cara menghentikan menyusui yang benar
bisa dilakukan dengan cara :
1. Bayi akan mengakhiri menyusui sendiri
dengan melepaskan puting susu dari
bibirnya.
2. Dengan menggunakan jari kelingking ibu
yang bersih, kemudian dimasukkan mulut
bayi secara perlahan-lahan, maka bayi
dengan sendiri akan melepaskan puting.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada 11-18
Januari 2012. Jenis dalam penelitian ini adalah
observasional. Desain penelitian analitik.
Pendekatan yang dilakukan adalah Cross
Sectional. Tehnik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Purposive
sampling. Jumlah sampel yang didapat
sebanyak 49 ibu menyusui. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup. Setelah data terkumpul, maka
dilakukan pengolahan data dengan langkah-
langkah editing, coding, scoring, tabulating.
Setelah itu dilakukan perhitungan hasil
kuesioner dengan menggunakan T skor model
likert kemudian diubah menjadi skor Mean T.
Teknik uji statistik yang dipilih berdasarkan
tujuan uji yaitu hubungan (kolerasi atau
asosiasi) dan skala data sikap yaitu data
nominal dan perilaku adalah nominal.
Berdasarkan acuan tersebut maka digunakan
Uji Chi Square.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian yang didapatkan
menunjukkan bahwa dari total 49 ibu
menyusui sebagian besar ibu 26 (53,1%)
bersikap positif tentang menyusui yang benar
dan cara menyusuinya benar. Hasil uji statistik
Chi Square dengan signifikan 0,05
menghasilkan p value = 0,002 dimana 0,002 <
0,05 sehingga H
0
ditolak dan H
1
diterima, yang
berarti ada hubungan antara sikap ibu
menyusui dengan cara menyusui yang benar.
Sikap ibu menyusui dengan cara
menyusui yang benar yaitu dimulai dari
pemahaman informasi yang baik tentang cara
menyusui yang benar kemudian sikap yang
ditunjukkan akan sesuai dengan informasi.
Kemudian sikap ibu menyusui akan
menimbulkan respon berupa perilaku dari cara
menyusui yang benar. Sesuai dengan teori
sikap yang dilatarbelakangi oleh umur,
pendidikan, pernah dan tidak pernah mendapat
informasi, sumber informasi dimana sikap
positif ibu menyusui tentang cara menyusui
yang benar akan berdampak positif pula
dengan cara menyusui yang benar.
Kesimpulan
1. Dari total 49 responden sebagian besar
responden 37 (75,5%) responden bersikap
positif tentang menyusui yang benar.
2. Dari total 49 responden, sebagian besar
dari responden 28 (57,1%) responden cara
menyusuinya adalah benar.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 28
3. Hasil uji statistik Chi Square dengan
signifikan 0,05 menghasilkan p value =
0,002 dimana 0,002 < 0,05 sehingga H
0
ditolak dan H
1
diterima, yang berarti ada
hubungan antara sikap ibu menyusui
dengan cara menyusui yang benar di Desa
Sumurup Kecamatan Bendungan
Kabupaten Trenggalek.
Saran
1. Bagi Resoponden (Ibu menyusui)
Diharapkan dapat menambah informasi
dan wawasan sikap bagi ibu menyusui
terhadap cara menyusui yang baik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
menjadi sumbangan pemikiran ilmiah dan
tambahan kepustakaan yang sudah ada.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi
mahasiswa untuk meneruskan penelitian
ini dengan metode yang lebih baik lagi.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan upaya penyuluhan tentang
cara menyusui yang benar.
Daftar Pustaka
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta
Azwar, Saifudin. 2003. Sikap Manusia Teori
dan Pengukuran. Yogyakarta : Pustaka
Pelajaran
Azwar, saifudin. 2005. Sikap Manusia.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia
hal. 527.
Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta
: Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta Salemba Medika
Karyanti. 2007. Faktor yang mempengaruhi
menyusui. Jakarta :
www.dinkes.jatim.go.id
Notoatmodjo, S. 2002 Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2003 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Prinsip-prinsip dasar.
Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
___________. 2008. Panduan dan Ilmu
Pengetahuan dan Penelitian. Jakarta :
Salemba
Nursalam dan Pariani 2002. Pendekatan
Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta : CV SETO
Rusli, Utami. 2005. Panduan Praktis
Menyusui. Jakarta : Puspa Swara
Soetjningsih. 2003. ASI. Jakarta : ECG
Sugiono. 2003. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta
__________. 2010. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta
Sukijo. 2003. Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
__________. 2003. Pendidikan dan Prilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Wawan. 2010. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Hal: 34, 37-38.
Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan
Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 29
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN BALITA
USIA 1-3 TAHUN DI DESA KEPUH KECAMATAN BOYOLANGU
KABUPATEN TULUNGAGUNG
TAHUN 2012
Oleh :
NIKEN NINGTIYAS
SITI MARYAM, SST, M.Kes
ERIK EKOWATI, SST
Child's intellectual development can be disrupted by environmental conditions or a lack of
physical support. The purpose of this study to know the relationship with the development of the
nutritional status of children aged 1-3 years in the Village District Kepuh Boyolangu Tulungagung
District 2012. The experiment was conducted on 13 to 16 February 2012. This type of observational
study, with design and analytic approaches that are corelasional crossectional. Data were analyzed
with chi square tests of computer-assisted.
The results obtained from a total of 41 respondents almost all have good nutritional status and
undergo normal development as many as 38 (92.7%) respondents. Chi Square test statistic with a
significant p value 0.001 0.05 yield where 0.001 <0.05 so that the H1 accepted which means there is a
relationship between the nutritional status of children aged 1-3 years progress in the Village District
Kepuh Boyolangu Tulungagung District in 2012.
Pendahuluan
Masa balita merupakan periode terpenting
dalam tumbuh kembang anak. Karena pada
masa ini terjadi pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak antara lain adalah status
gizi anak. Perkembangan sel otak terpesat
terjadi pada usia 13 tahun sehingga masa ini
biasa disebut sebagai masa keemasan balita.
Sehingga periode 2 tahun pertama kehidupan
merupakan masa kritis. Perlunya perhatian
lebih dalam tumbuh kembang di usia balita
didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang
terjadi pada masa emas ini, bersifat
irreversible (tidak dapat pulih).
Indikator keberhasilan pogram SDIDTK
adalah 90% balita oleh kegiatan SDIDTK pada
tahun 2010. Cakupan SDIDTK balita dan anak
pra sekolah Provinsi Jawa Timur tahun 2005
adalah 52,1% dan tahun 2006 adalah 53,14%.
Data dari Dinkes Kabupaten Tulungagung
tahun 2010 anak dengan status gizi lebih
5,06%, status gizi baik 88,23%, status gizi
kurang 6,01%, dan status gizi buruk 0,7%,
sedangkan 1,3% mengalami penyimpangan
perkembangan.
Tujuan Penelitian
Mengetahui hubungan ststus gizi dengan
perkembangan balita usia 1-3 tahun di Desa
Kepuh Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Tulungagung Tahun 2012.
Tinjauan Pustaka
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Status Gizi:
1. Produk Pangan
2. Produk Papan
3. Akseptabilitas (Daya Terima)
4. Pantangan Pada Makanan Tertentu
5. Kesukaan Terhadap Jenis Makanan
Tertentu
6. Kebiasaan Makan
7. Sanitasi Makanan
8. Pengetahuan Gizi
cara pengukuran status gizi yang paling
sering digunakan adalah antropometri gizi.
Antropometri sebagai indikator status gizi
dapat dilakukan dengan mengukur beberapa
parameter yaitu umur, berat badan dan tinggi
badan.
Kombinasi antara beberapa parameter
disebut indeks antropometri, beberapa indeks
antropometri yang sering digunakan yaitu:
1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)
2. Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB)
3. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Perkembangan adalah bertambahnya
stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian. Menurut Soetjiningsih (2005)
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 30
secara umum terdapat dua faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu
faktor genetik (instrinsik) dan faktor
lingkungan (ekstrinsik).
Skrining atau deteksi dini penyimpangan
perkembangan umur anak 1-3 tahun.
Umur Anak KPSP TDL TDD
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
15 bulan
18 bulan
21 bulan
24 bulan
30 bulan
36 bulan
+ =
S
X - X
10 50 T
Keterangan :
X : Skor responden
X : Mean skor kelompok
S : Standar deviasi skor kelompok.
Skor mean T merupakan skala yang
biasa digunakan dalam skala model Likert
untuk menentukan sikap seseorang
1. Sikap Positif : skor T mean T
2. Sikap negatif : skor T < mean T
Dari hasil dalam penelitian ini dilakukan
analisa data dengan teknik diskripsi prosentase.
Menurut Nursalam (2003) analisa data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
P = % 100
Sm
Sp
Keterangan :
P : Prosentase
Sp : Jumlah responden dengan Kriteria
Tertentu
Sm : Jumlah seluruh responden
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku menurut Notoadmojo (2003: 164-
168):
1. Faktor predisposisi terdiri dari :
a. Pendidikan.
b. Sikap
c. Motivasi
2. Faktor Pendukung terdiri dari :
a. Lingkungan
b. Tokoh Masyarakat
3. Faktor Pendorong
Petugas Kesehatan merupakan faktor
pendorong pada perilaku manusia.
Skala yang diigunakan dalam pengukuran
perilaku adalah skala Guttman, skala ini
merupakan skala yang bersifat tegas dan
konsisten. Sedangkan kepatuhan adalah
perilaku sesuai aturan dan berdisiplin.
Kriteria kepatuhan :
1. Patuh bila datang sesuai jadwal kunjungan
KB suntik
2. Tidak patuh bila datang tidak sesuai
jadwal kunjungan KB suntik dan atau
tidak datang
Patuh adalah perubahan tingkah laku
Carpenito (2000) yang dipengaruhi oleh:
1. Pola kepatuhan umum
2. Stabilitas dan pengaruh keluarga
3. Persepsi kerentanan diri sendiri terhadap
penyakit
4. Persepsi bahwa penyakit serius
5. Tindakan yang manjur
Keluarga Berencana adalah upaya
peningkatan kepedulian masyarakat dalam
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
sejahtera. KB suntik 1 bulan merupakan suntik
kombinasi yaitu kontrasepsi suntik yang berisi
hormon sintesis esterogen dan progesterone.
Mekanisme kerja KB suntik 1 bulan menurut
Saifuddin:
1. Menekan ovulasi.
2. Membuat lendir serviks menjadi kental
sehingga penetrasi sperma terganggu.
3. Perubahan pada endometrium (atrofi)
sehingga implantasi terganggu.
4. Menghambat transportasi gamet oleh
tuba.
Efek samping KB Suntik 1 bulan menurut
Saifuddin (2006: MK-38)
1. Amenorea
2. Mual/pusing/muntah
3. Perdarahan/perdarahan bercak (spotting)
Suntikan pertama diberikan dalam waktu
7 hari siklus haid. Bila suntikan pertama
diberikan setelah 7 hari siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau gunakan kontrasepsi lain.
KB suntik 3 bulan yaitu kontrasepsi
suntikan yang berisi hormon progesteron
(Handayani, 2010: 111). Diberikan setiap 12
minggu. Mekanisme kerja KB suntik 3 bulan:
1. Mencegah ovulasi.
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan
atrofi.
4. Menghambat transportasi gamet oleh
tuba.
Efek samping KB suntik 3 bulan menurut
Handayani (2010: 114)
1. Amenorhea.
2. Perdarahan hebat atau tidak teratur.
3. Pertambahan atau kehilangan berat badan
(perubahan nafsu makan).
Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
suntikan 3 bulan adalah setiap saat selama
siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil. Mulai
hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita
yang keadaan organ reproduksinya berfungsi
dengan baik antara umur 20-45 tahun. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun.
Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95%
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 54
untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya
menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki
usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga
menjadi 40%.
Metodologi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7-21
Februari 2012. Jenis penelitian yang digunakan
adalah observasional. Desain penelitian yang
digunakan adalah analitik. Sifat penelitian ini
korelasional. Pendekatan antar variabel yang
digunakan adalah pendekatan Cross
Sectional". Sampling dalam penelitian ini
menggunakan accidental sampling yang
bersifat non probability sampling. Jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 35
responden.
Setelah data terkumpul, selanjutnya
dilakukan pengolahan data dengan cara
editing, coding, scoring, tabulating. Data yang
terkumpul dianalisa secara sistematik dengan
uji chi square untuk mengetahui bagaimana
hubungan sikap wanita usia subur tentang KB
suntik dengan kepatuhan kunjungan KB.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian
didapatkan dari total 35 responden hampir
seluruh dari responden bersikap positif
terhadap KB suntik dan patuh melakukan
kunjungan KB yaitu sebanyak 16 (94,1%)
responden. Sedangkan berdasarkan hasil uji
statistik chi square dengan signifikan 0,05
menghasilkan P value = 0,002 dimana 0,002 <
0,05 maka H
O
ditolak dan H
1
diterima, yang
berarti ada hubungan antara sikap wanita usia
subur (WUS) tentang KB suntik dengan
kepatuhan kunjungan KB.
Sikap merupakan faktor yang ada dalam
diri manusia yang dapat mendorong atau
menimbulkan perilaku yang tertentu.
Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan
berdisiplin. Mengacu pada hasil penelitian
dan setelah dilakukan crosstabs hasilnya
hampir seluruh dari responden bersikap positif
dan patuh melakukan kunjungan KB. Hal ini
dikarenakan dukungan tenaga kesehatan,
dukungan keluarga dan kerentanan diri wanita
usia subur (WUS) untuk hamil.
Kesimpulan
1. Dari total 35 responden sebagian besar
bersikap negatif yaitu 18 (51,43%)
responden.
2. Dari total 35 responden, sebagian besar
patuh melakukan kunjungan KB yaitu
sebanyak 24 (68,57%) responden.
3. Uji statistik chi square dengan signifikan
0,05 menghasilkan P value = 0,002
dimana 0,002 < 0,05 maka H
O
ditolak dan
H
1
diterima, yang berarti ada hubungan
antara sikap wanita usia subur (WUS)
tentang KB suntik dengan kepatuhan
kunjungan KB di BPS Lely Desa
Sobontoro Kabupaten Tulungagung.
Saran
1. Bagi akseptor KB
Diharapkan dapat merangsang responden
membaca artikel-artikel tentang KB
suntik. Sehingga meningkatkan sikapnya
agar lebih positif
2. Bagi tempat penelitian
Diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan KB khususnya KB suntik
dengan memberikan informasi dan
melakukan pendekatan kepada wanita usia
subur (WUS).
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat menjadi masukan dan
tambahan informasi tentang pelayanan
KB suntik.
4. Bagi peneliti
Hendaknya dapat menumbuhkan
keinginan untuk mempelajari lebih lanjut
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
KB suntik.
Daftar Pustaka
Anwar, D. 2001. Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia. Surabaya: Karya
Abditama.
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Hal 156.
BKKBN, 2007. Manfaat KB dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: BKKBN
Propinsi Jawa Timur.
Handayani, Sri. 2010. Pelayanan Keluarga
Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama. Hal 106-115
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana
dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan. Hal 163
Hastono, Susanto Priyo. 2001. Analisa Data.
Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Indonesia. Hal 42
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 55
Analis Data. Jakarta: Salemba
Medika. Hal 86,93-95
Manuaba, Ida Bagus Gde dkk. 2010. Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan
dari Keluarga Berencana untuk
Pendidkan Bidan. Jakarta: EGC.
Hal 593
Meilani, Niken dkk. 2010. Pelayanan
Keluarga Berencana.
Yogyakarta: Fitramaya Hal 106-
109
Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan.
Jakarta: EGC. Hal 192-195
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal 121, 164-168
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. Hal 212
2008. Konsep dan
penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika. Hal
79, 82, 83, 92, 101
Nursalam dan Pariani. 2001. Pendekatan
Praktis Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta: CV.
Seto. Hal 126
Prawiroharjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo. Hal MK 34-48
Setiawan dan Saryono. 2010. Metodologi
Penelitian Kebidanan,
Yogyakarta:
Nuha Medika. Hal: 54
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfa Beta. Hal 146
Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga
Berencana. Jakarta: Salemba
Medika. Hal 11, 13, 75-80
http:// dr_suparyanto.blogspot.com.
Suparyanto. (2011). Konsep
Kepatuhan
Syafrizal. 2007. Asuhan Keperawatan Pada
Keluarga Berencana. Yahoo:
Anggrek Idea
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Edisi
IV. Yogyakarta: Andi Offset. Hal
110-111, 145
Wawan, 2010. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika. Hal 20
Wijono, Wibisono. 1999. Pedoman
Penanggulangan Efek Samping /
Komplikasi Kontrasepsi. SM-
PFA Propinsi Jawa Timur Tahun
2002.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 56
HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
(BBLR) DI RSUD dr. Iskak TULUNGAGUNG
TAHUN 2012
Oleh:
LINA AMALIA
NUNIK NINGTIYASARI S.Si.T
ANITA DWI AGUSTINA SARI, SST
One of the complications experienced neoanatus caused by maternal age, namely Infant Low
Birth Weight (LBW). Neonates with low birth weight tend to have few complications that affect all the
metabolic processes that occur within the body. The purpose of this study was to determine the
relationship between maternal age with the incidence of LBW. This type of observational study is the
design of analytical research. Approach between the variables is "cross sectionnal". While the
technique of taking the sample is total sampling. Data were tested with the help of computers using the
technique of Chi Square test with of 0.05.
The results showed that the risk factors of age who gave birth to LBW infants were 168
respondents (87%) of the total 193, with a p-value = 0.001 where 0.001 <0.05. This shows that there
is a significant relationship between maternal age with the incidence of LBW.
Latar Belakang
Usia ibu hamil merupakan keadaan
dimana ibu mengalami suatu proses kehamilan,
dimana usia ibu hamil tersebut dapat
mempengaruhi status kesehatan ibu itu sendiri
maupun janinnya ketika hamil. Oleh karena itu
usia ibu hamil tidak bisa dianggap ringan
karena dapat menghambat dari proses
pertumbuhan dan perkembangan janin tersebut
salah satunya mengakibatkan Berat Badan
Lahir rendah (BBLR).
Berdasarkan data Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur tahun 2007,
kejadian BBLR sebesar 1,76% yaitu 10.472 dari
594.263 bayi yang dilahirkan (depkes Jatim, 2010).
Tahun 2008 angka kejadian BBLR di RSUD dr.
Iskak Tulungagung sebesar 358 bayi (27%) dari
1298 bayi yang dilahirkan, yang disebabkan oleh
usia ibu yang faktor resiko sebanyak 162, dari
jumlah tersebut 86 disebabkan oleh usia muda dan
76 disebabkan oleh usia tua.
Tujuan penelitian
Mengetahui hubungan usia ibu dengan
kejadian BBLR di RSUD dr. Iskak
Tulungagng tahun 2011.
Tinjauan Pustaka
Dalam mengalami suatu proses kehamilan
usia ibu di kelompokkan menjadi yang tepat
untuk menjalankan kehamilan (Tidak faktor
resiko) dan usia yang dianjurkan untuk tidak
mengalami kehamilan yaitu usia rawan (faktor
resiko).
Disini usia yang menjadi faktor resiko
dibagi menjadi dua, yaitu usia muda kurang
dari 20 tahun (< 20 tahun) dan usia tua lebih
dari 35 tahun (> 35 tahun). Dampak
kehamilan resiko tinggi pada usia muda :
1. Keguguran
2. Mengalami perdarahan.
3. Persalinan prematur, berat badan lahir
rendah (BBLR)
4. Anemia Kehamilan / Kekurangan Zat
Besi.
5. Keracunan Kehamilan (Gestosis)
6. Kematian ibu yang tinggi.
7. Persalinan yang lama dan sulit.
8. Cacat bawaan.
Resiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun:
1. Resiko Terhadap Ibu
a. Keguguran
b. Hamil di Luar Kandungan
c. Obesitas
d. Hipertensi
e. Plasenta Previa
f. Preeklampsia
g. Komplikasi
2. Resiko Terhadap Bayi
a. Kelainan Kromosom
b. Persalinan Prematur dan BBLR
Penatalaksanaan pada usia ibu hamil
dapat dilakukan dengan cara melakukan upaya
pencegahan. Pencegahan tersebut dapat
mempersiapkan kehamilan secara matang.
BBLR adalah bayi yang pada waktu lahir
beratnya kurang dari 2.500 gram. Terdapat dua
bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena
usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat
badan kurang dari semestinya, sekalipun cukup
bulan, atau karena kombinasi keduanya.
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 57
Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah
1. BBLR : Berat badan lahir bayi < 2500
gram.
2. BBLSR : Berat badan lahir bayi < 1500
gram.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat
badan lahir:
1. Status gizi ibu hamil
2. Asupan nutrisi pada ibu hamil
3. Usia ibu hamil
4. Jarak kehamilan ibu yang terlalu pendek
(kurang dari 1 tahun)
5. Kebiasaan dan gaya hidup ibu hamil
6. Komplikasi yang dialami ibu selama
hamil
7. Penyakit yang menyertai kehamilan
8. Usia gestasi pada saat bayi lahir
Bayi lahir dengan berat lahir rendah
mempunyai lemak di bawah kulit yang sangat
sedikit, karena beratnya kurang dari 2500
gram.
Tanda-tanda bayi kurang bulan:
1. Kulit tipis dan mengkilap.
2. Tulang rawan telinga sangat lunak karena
belum terbentuk dengan sempurna.
3. Lanugo masih banyak ditemukan terutama
pada punggung.
4. Jaringan payudara belum terlihat, puting
masih berupa titik.
5. Pada bayi perempuan labia mayora belum
menutupi labia minora.
6. Pada bayi laki-laki, skrotum belum
banyak lipatan, testis kadang belum turun.
7. Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian
atau belum terbentuk.
8. Kadang disertai dengan pernapassan tidak
teratur.
9. Aktivitas dan tangisannya lemah.
10. Refleks menghisap dan menelan tidak
efektif/lemah.
Tanda-tanda bayi kecil untuk masa
kehamilan (KMK):
1. Umur bayi dapat cukup, karang atau lebih
bulan tetapi beratnya kurang dari 2500
gram.
2. Gerakannya cukup aktif, tangis cukup
kuat.
3. Kulit keriput, lemak di bawah kulit tipis.
4. Menghisap cukup kuat.
5. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian.
6. Bila kurang bulan, jaringan payudara
kecil, puting kecil. Bila cukup bulan
payudara dan puting sesuai masa
kehamilan.
7. Bayi perempuan bila cukup bulan, labia
mayora menutup labia minora.
8. Bayi laki-laki testis mungkin telah turun.
Masalah-masalah BBLR:
1. Asfiksia
2. Gangguan napas
3. Hipotermi
4. Hipoglikemi
5. Masalah pemberian ASI
6. Infeksi
7. Hiperbilirubinemia
8. Masalah perdarahan
Tatalaksanana BBLR saat lahir yaitu
harus mendapat Pelayanan Neonatal
Esensial yang terdiri atas:
1. Persalinan yang bersih dan aman
2. Stabilisasi suhu
3. Inisiasi pernapasan spontan
4. Pemberian ASI dini dan eksklusif
5. Pencegahan infeksi dan pemberian
imunisasi.
Perawatan BBLR setelah lahir adalah
sebagai berikut:
1. Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau
umur kehamilan
2. Timbang berat bayi (dalam keadaan
telanjang) dan bernapas baik.
3. Lakukan pemeriksaan fisik
4. Jaga bayi tetap hangat.
5. Mendorong ibu untuk meneteki atau
memerah kolostrum.
6. Periksa tanda vital setiap 30-60 menit
selama 6 jam
7. Jika suhu aksila turun di bawah 36,5
o
C,
anjurkan ibu untuk melakukan perawatan
metode kanguru kontinyu.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
14 Maret 2012 selama 1 hari. Dalam penelitian
ini menggunakan jenis penelitian
observasional. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik
dengan pendekatan crosssectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu bersalin
dan bayi yang dilahirkannya di RSUD dr.
Iskak Tulungagung yang berjumlah 828.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalahtotal sampling
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan
analisa data dengan tahap- tahap editing,
coding, scoring, tabulating.
Tehnik uji yang dipilih hubungan
(korelasi) data usia ibu hamil yang faktor
resiko dan bukan yaitu data kategori dengan
data kategori. Berdasarkan acuan tersebut
maka digunakan uji chi square dengan 0,05.
Hasil dan Pembahasan
Jurnal Ilmiah Kebidanan Page 58
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
hampir seluruh responden memiliki usia yang
tidak beresiko, yaitu sebesar 635 (77%). Dan
hampir seluruh responden dengan usiayang
beresiko melahirkan bayi BBLR yaitu 168
(87%). Berdasarkan uji Chi Square signifikasi
0,05 dengan p-value 0,001< 0,05. sehingga
H
o
ditolakdan H
1
diterima yang berarti ada
hubungan antara usia ibu dengan kejadian
BBLR.
Pada usia ibu yang faktor resiko dapat
melahirkan bayi BBLR. Hal ini dikarenakan
pada ibu yang hamil pada usia kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun dapat
menyebabkan gangguan pada kesehatan ibu itu
sendiri dan janinya. Selain itu hamil pada usia
muda (< 20 tahun) alat reproduksi belum
matang terutama rahim yang belum siap dalam
suatu proses kehamilan dan terjadi penurunan
fungsi sel dari alat reproduksi terutama rahim
yang fungsinya menurun dalam menerima
suatu proses kehamilan, serta kemungkinan-
kemungkinan komplikasi yang terjadi diusia
ini. Pembentukan organ-organ janin akan
terganggu atau tidak optimal sehingga terjadi
retardasi perkembangan janin intrauterin,
sehingga janin bisa lahir cacat atau lahir
dengan berat badan yang rendah yang disebut
BBLR.
Kesimpulan
1. Hampir semua dari responden merupakan
usia tidak faktor resiko yaitu 635 (77%)
responden.
2. Hampir semua dari neonatus tidak
mengalami BBLR yaitu sebanyak 626
(76,2%) responden.
3. Berdasarkan uji Chi Square dengan
signifikasi 0,05 terhadapp-value 0,001<
0,05,sehingga H
o
ditolak dan H
1
diterima
yang berarti ada hubungan antara usia ibu
dengan kejadian BBLR.
Saran
1. Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti dapat lebih
mengembangkan dan meningkatkan
penelitianya.
2. Bagi Tempat Penelitian
Disarankan hendaknya meningkatkan
kemampuan dalam pengawasan dan
pelayanan antenatal serta penanganan
neonatus dengan komplikasi.
3. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan ada kerjasama dengan Dinas
Kesehatan untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan penyuluhan kepada ibu
hamil dan sosialisasi kepada tenaga
kesehatan tentang pengawasan antenatal
yang tepat.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal: 235, 259
Cunningham, MacDonald, Gant. 2006.
Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Hal
222, 224, 225, 226, 228, 2210
dr. Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar, dkk. 2010.
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dan KB. Jakarta: EGC. Hal: 436, 437,
438
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2009. Manajamen Bayi Berat Lahir
Rendah Untuk Bidan Dan Perawat.
Jakarta: DepKes RI. Hal 10, 12, 25,
161
Helen, Varney Brust. 2004. Ilmu Kebidanan.
Bandung: Sekelolaan Publisher. Hal
312
Hidayat, Alimul, A. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika. Hal 34, 121
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Hal: 69, 105, 142.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Surabaya: Salemba
Medika. Hal: 93, 97, 111
_________. 2006. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Surabaya: Salemba
Medika. Hal: 91
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hal: 112, 114, 161,
362.
Prilia, Detiana. 2010. Hamil Aman dan
Nyaman di Atas Usia 35 Tahun.
Yogyakarta: Media Pressindo
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Bandung: Alfabeta. Hal: 80, 246.
The United Nations Childrens Fund. 2010.
Statistics .unicef.org, 27/11/2011,
04.10 pm.