Anda di halaman 1dari 7

Hasil Pengamatan poli gigi di Puskesmas Sayung 1

1. Ergonomi
a. Pengamatan tata ruang
Hasil pengamatan :







Keterangan :
A = Pintu F = Lemari kaca alat J = Jendela
B = Dental Chair G = Wastafel K = Kipas angin
C = Sterilizator H = Meja dan kursi L = Exhouse
D = Lemari arsip I = Meja dan kursi M = Kursi duduk
E = Tempat sampah

Gambar : kondisi poli gigi puskesmas sayung
J
A
B
C
D
E
F
G
H
I
M
J
L
K
Pembahasan :
Pada pengamatan yang telah dilaksanakan dapat dilihat bahwa kondisi tata
ruang di poli gigi sepertinya kurang memberi kemudahan dan kenyamanan bagi
dokter gigi, perawat gigi maupun pasien, hal ini disebabkan antara lain karena :
1. Ukuran minimal Ruang Perawatan untuk satu Dental Unit adalah 2,5 X 3,5 Meter,
sedangkan dapat dilihat bahwa ruangan ...
2. Dental Unit merupakan perhatian pertama dalam tata ruang adalah. Dimana pada
saat posisi rebah panjang Dental Unit adalah sekitar 1,8-2 Meter sedangkan dapat
dilihat di puskesmas terlihat sangat sempit.
3. Di belakang Dental Unit diperlukan ruang sebesar 1 meter untuk Operators Zone
dan Static Zone dan jarak Dental Unit dengan dinding belakang adalah 3 meter
serta jarak antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding depan minimal 0,5
meter. Sedangkan dapat dilihat jarak dental chair ke dinding maupun samping
sempit, sehingga tidak memungkinkan adanya Assistens zone.
4. Tidak terdapat Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang
akan digunakan pada saat perawata. Padahal berfungsi mempermudah mengambil
bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan.
5. Dental Cabinet (Lemari alat) sebagai tempat penyimpanan utama bahan maupun
alat kedokteran gigi. Bila hanya satu sisi, lemari ini ditempatkan di Static Zone,
namun apabila lemari ini berbentuk L ditempatkan di Static Zone dan Assistants
Zone.
b. Pengamatan ergonomi saat pelayanan
Ergonomi saat tindakan, baik dokter gigi maupun perawat melakukan dengan
posisi berdiri serta mengikuti gigi yang akan dilakukan perawatan. Posisi pasien
setinggi tangan operator. Posisi kursi gigi pasien dibuat tegak apabila keluhan pada
gigi bawah dan kursi dibuat sedikit agak miring kebelakang apabila keluhan pada
gigi atas. Kondisi suction tidak dipakai karena cepat rusak sehingga pasien dibuat
duduk. Untuk tindakan di puskesmas Assisten zone tidak ada dikarenakan posisi
dental chair berdekatan persis dengan tembok, sehingga dalam tindakan jarang
memakai bantuan asisten.

Gambar : posisi pasien Gambar : posisi opeerator
Pembahasan :
Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep pembagian zona kerja
disekitar Dental Unit yang disebut Clock Concept. Bila kepala pasien dijadikan pusat
dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2
disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut Assistens Zone, arah jam 4
sampai jam 8 disebut Transfer Zone, kemudian dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut
Operators Zone sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi.

Keterangan :
a. Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun Perawat
Gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja
Instrumen Bergerak (Mobile Cabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta
peralatan yang dapat membuat takut pasien.
b. Assistants Zone adalah zona tempat pergerakan Perawat Gigi, pada Dental
Unit di sisi ini dilengkapi dengan Semprotan Air/Angin dan Penghisap
Ludah, serta Light Cure Unit pada Dental Unit yang lengkap.
c. Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan bahan dipertukarkan antara
tangan dokter gigi dan tangan Perawat Gigi. Sedangkan Operators Zone
sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi.
d. Jarak antar peralatan serta dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan
ketika masuk atau keluar ruang perawatan, mengambil sesuatu dari Dental
Cabinet, serta pergerakan untuk keperluan sterilisasi.

2. Sterilisasi dan tindakan asepsis
a. Pengamatan kondisi peralatan
Kondisi peralatan dalam kondisi cukup baik (standar), namun sebagian
peralatan yang diletakan di sterilizer tanpa pembungkus khusus. Kemudian untuk
bahan-bahan diletakan dalam lemari kaca, jumlah bahan tambalan minim atau
hanya sesuai standar, itu pun ada bahan tambal yang telah kadaluarsa menurut
keterangan dokter gigi dikarenakan sedikitnya jumlah pasien yang dengan
indikasi penambalan.
Dental chair sepertinya kurang baik karena suction saliva tidak berjalan,
sehingga pasien diminta kumur setiap saat. kemudian tindakan sering
menggunakan low speed, high speed jarang dipakai karena tekanan angin yang
terlalu lama membuat selang tidak awet. Lampu dental chair masih dihidupkan
secara manual yang dapat menyulitkan operator.


b. Kegiatan asepsis baik ruangan dan peralatan medis
Kegiatan asepsis yang dilakukan puskesmas ketika melakukan tindakan adalah :
i. Operator hanya memakai sarung tangan, masker dan tidak memakai jas
lab/ klinik.
ii. Operator cuci tangan setelah tindakan.
iii. Untuk sterilisasi peralatan medis, setelah tindakan peralatan di cuci bersih
dengan deterjen kemudian direndam dengan lisol dan dimasukan kedalam
sterilisator.
iv. Pada dental chair lumayan kotor, tidak ada plastik pelindung pada
permukaan yang sering maupun yang tidak berkontak dengan pasien
maupun operator.
Pembahasan :
i. Sesuai anjuran Depkes RI (2008), seharusnya setiap tenaga kesehatan
diwajibkan untuk memakai masker, sarung tangan dan jas pelindung yang
tujuannya untuk melindungi operator dari kontaminasi penyakit pada
pasien.
ii. Menurut WHO (2009) terdapat 6 kondisi yang wajib dipatuhi oleh tenaga
kesehatan antara lain mencuci tangan sebelum tindakan, mencuci tangan
setelah tindakan, mencuci tangan setelah berkontak dengan darah atau
cairan tubuh pasien, mencuci tangan setelah melakukan prosedur asepsis
dan mencuci tangan setelah menyentuh peralatan disekitar pasien.
iii. Pada tindakan sterilisasi standarnya adalah melakukan pencucian alat
setelah digunakan dengan detergen, kemudian alat dimasukan dalam
wadah untuk dilakukan pemprosesan. Pemprosesan sterilisasi alat
umumnya dapat menggunakan autoclave, dryheat, chemiclave dsb.
Setelah itu alat yang sudah steril dimasukan dalam plastik khusus sampai
nantinya digunakan dan disimpan dalam tempat khusus seperti sterilisator,
lemari peralatan.
iv. Desinfeksi peralatan juga perlu yaitu dengan menggunakan bahan kimia
seperti senyawa fenol, sodium hipoklorit. Hendaknya dental chair dan
peralatan besar lainnya dibersihkan dan di lap. Kemudian pada permukaan
dental chair seperti tombol-tombol hendaknya diberi penutup plastik
untuk mencegah kontaminasi selama perawatan.

3. Santasi ruangan dan lingkungan puskesmas
a. Hasil pengamatan sanitasi ruangan
i. Ruangan dalam kondisi baik dan lumayan bersih. Menurut keterangan dari
dokter gigi ruangan poli gigi maupun diluar ruangan poli setiap hari di
bersihkan dengan lisol.
ii. Tempat sampah banyak tersedia diluar ruangan.
iii. Sirkulasi udara dalam poli gigi menggunakan 1 exhouse, 1 kipas angin dan
2 jendela.
b. Pengamatan kegiatan pengelolaan limbah
i. Sampah di poli gigi sudah dibedakan baik sampah medis maupun non
medis yang setiap harinya diambl petugas santasi.
ii. Sampah medis dalam keadaan tertutup sedangkan non medis dalam keadaan
terbuka.
iii. Untuk limbah cair semua dimasukan kedalam sampah medis.
iv. Semua limbah dibakar dilahan belakang. Insinerator ada namun jarang
dipakai dikarenakan kekurangan tenga ahli.
Pembahasan :
Sanitasi di puskesmas sayung 1 cukup baik, hanya pemanfaatan insenerator dalam
pengelolaan limbah belum optimal. Pada kenyataannya fungsi insenerator sangat
berguna dalam memusnahkan limbah infeksius. Namun sejauh ini puskesmas sayung
1 hanya melakukan pembakaran biasa yang dapat berefek salah satunya menimbulkan
perlukaan petugas sanitasi.

Anda mungkin juga menyukai