Anda di halaman 1dari 6

Contoh Interaksi Obat Yang Salah Satu Obatnya Memiliki Indeks Terapi

Sempit :
Gentamisin vs Penisilin, Sefalosporin, Amfoterisin B, Diuretik
Dapat meningkatkan efek nefrotoksik, efek potensiasi dengan neuromuscular
blocking agent
PERINGATAN
Jangan digunakan pada pengobatan yang lama karena dapat berisiko toksik
pemberian yang lama yaitu penurunan fungsi ginjal, miastenia gravis,
hipokalsemia, kondisi dengan depresi neuromuskuler transmitens;
Aminoglikosoda secara parenteral dapat menimbulkan nefrotoksisitas dan
ototoksisitas dapat secara langsung secara proporsional dengan jumlah obat yang
diberikan dan durasi pengobatan; tinnitus atau vertigo adalah indikasi dari
;vestibular injuri dan mengancam hilangnya pendengaran.
Sulfonilurea vs akarbose meningkatkan efek hipoglikemi
Mekanisme Kerja: sulfonilurea merangsang sel beta untuk melepaskan insulin
yang selanjutnya akan merubah glukosa menjadi glikogen.
Dengan adanya akarbose akan memperlambat absorbsi & penguraian disakarida
menjadi monosakarida insulin >> daripada glukosa hipoglikema meningkat.

Sulfonilurea vs antasid absorbsi sulfonilurea meningkat
Mekanisme Kerja: interaksi ini terjadi pada proses absorbsi, yaitu antasid akan
meningkatkan pH lambung. Peningkatan pH ini akan meningkatkan kelarutan dari
sulfonilurea sehingga absorbsinya dalam tubuh juga akan meningkat.
Antikolinergik Digoksin Obat A memperlama transit di usus, absorbsi B
meningkat

Warfarin Fenilbutazon
Kedua obat ini terikat kuat pada protein plasma, tetapi fenilbutazon memiliki
afinitas yang lebih besar, sehingga mampu menggeser warfarin dan jumlah/kadar
warfarin bebas meningkat. Aktivitas antikoagulan meningkat sehingga terjadi
resiko pendarahan.
Warfarin Kloralhidrat
Metabolit utama dari kloralhidrat adalah asam trikloroasetat yang sangat kuat
terikat pada protein plasma. Kloralhidrat mendesak wafrarin dari ikatan protein
sehingga meningkatkan respon antikoagulan.
Warfarin fenobarbital
Melalui induksi enzim, fenobarbital meningkatkan laju metabolisme antikoagulan
kumarin, seperti warfarin, sehinga terjadi penurunan respon terhadap antikoagulan
karena lebih cepat termetabolisme dan terekskresi, yang memungkinkan
timbulnya resiko pembentukan trombus.
Fenitoin - amiodaron
5 pasien yang mendapat 200 mg amiodaron/hari, setelah 5 minggu terjadi
peningkatan kadar plasma. Saat diberikan fenitoin (3-4 mg/kg/hari) selama 2
minggu kadar amiodaron 32-48 %
Mekanisme :
Amiodaron menghambat enzim yang terlibat dalam metabolism fenitoin sehingga
terjadi peningkatan kadar plasma. Amiodaron juga terikat plasma sehingga terjadi
pergeseran ikatan dengan protein.
Fenitoin - amiodaron
Kadar plasma fenitoin meningkat terjadi toksisitas bila dosis fenitoin tidak
dikurangi. Sebaliknya kadar plasma amiodaron menurun fenitoin.
Kasus klinis:
3 pasien menunjukan peningkatan kadar fenitoin saat mendapat amiodaron (400-
1200 mg/hari). Satu pasien mengalamiintoksikasi fenitoin (ataxia, lesu dan
vertigo) selam 4 mingu pemakaian amiodaron.kadar fenitoin meningkat 3x lipat.
Kondisinya kembali normal setelah dosis fenitoin dikurangi dari 400 mg menjadi
200 mg/hari.
Mekanisme :
Mekanisme interaksi kompleks
Dikoumarol menghambat metabolism fenitoin di hati mengurangi eksresi
Fenitoin meningkatkan metabolisme dikoumarol dan mengurangi metabolisme
warfarin.
Fenitoin juga mempunyai efek depresipad hati yang menurunkan produksi factor
pembekuan darah
Fenitoin - H
2
bloker
Kadar plasma fenitoin meningkatoleh simetidin
Toksisitas bisa terjadi kalau dosis fenitoin tidak diturunkan
Mekanisme :
Simetidin adalah inhibitorenzim yang poten akumulasi kadar fenitoin
mencapai MTC. Tapi famotidin, ranitidine dan nizatidin tidak . simetidin juga
menunda disolusi tablet fenitoin karena penigkatan pH lambung.
Mainfestasi : aganulositosis dan trombositopenia (karena depresi sumsum tulang)
Interaksi fenitoin + amiodaronstudi terhadap 5 pasien yang mendapat 200 mg
amiodaron/hari, setelah 5 minggu terjadi peningkatan kadar plasma. Suatu
diberikan fenitoin (3-4 mg/kg/hari) selama 2 minggu kadar amiodaron 32-48 %.
Mekanisme :
Amiodaron menghambat enzim yang terlibat dalam metabolism fenitoin sehingga
terjadi peningkatan kadar plasma. Amiodaron juga terikat plasma sehingga terjadi
pergeseran ikatan dengan protein.
Fenitoin adalah penginduksi enzim menngkatkan metabolism meningkatkan
kadar amiodaron.
Fenitoin Dengan Obat Lain :
Analgetik : Kadar plasma fenitoin dinaikkan oleh asetosal, azapropazon dan
fenilbutazon.
Antasida : Menurunkan absorpsi fenitoin.
Antiaritmia : Amiodaron menaikkan kadar plasma fenitoin; fenitoin menurunkan
kadar plasma disopiramid, meksiletin, dan kinidin.
Antibakteri : Kadar plasma fenitoin dinaikkan oleh kloramfenikol, sikloserin,
isoniazid dan metronidazol; kadar plasma fenitoin dan efek antifolat ditingkatkan
oleh kotrimoksazol dan trimetoprim
dan mungkin juga oleh sulfonamida lain; kadar plasma fenitoin diturunkan oleh
rifamisin; kadar plasma doksisiklin diturunkan oleh fenitoin.
Antikoagulan : Metabolisme nikumalon dan warfarin dipercepat (kemungkinan
efek antikoagulan menurun, tetapi juga dilaporkan adanya peningkatan)
Antidepresan : Antagonisme efek antikonvulsan (ambang kejang diturunkan);
fluoksetin, fluroksamin, dan viloksazin menaikkan kadar plasma fenitoin; fenitoin
menurunkan kadar plasma mianserin, paroksetin, dan trisiklik.
Antidiabetik : Kadar plasma fenitoin untuk sementara ditingkatkan oleh
tolbutamid (kemungkinan toksisitas)
Antiepileptik lain : Pemberian bersama dua atau lebih antiepileptik dapat
meningkatkan toksisitas tanpa diikuti peningkatan khasiat anti epileptik; selain itu
interaksi antar antiepileptik dapat menyulitkan pemantauan pengobatan; interaksi
meliputi peningkatan efek, peningkatan sedasi,dan penurunan kadar plasma.
Antijamur : Kadar plasma fenitoin dinaikkan oleh flukonazol dan mikonazol;
kadar plasma itrakonazol dan ketokonazol diturunkan
Antimalaria : Antagonisme efek antikonvulsan; peningkatan risiko efek antifolat
dengan pirimetamin
Obat-obat antiplatelet : Kadar plasma fenitoin ditingkatkan oleh asetosal
Antipsikotik : Antagonisme efek antikonvulsan (ambang kejang direndahkan);
fenitoin mempercepat metabolisme klozapin dan sertindol (menurunkan kadar
plasma)
Antivirus : Kadar plasma fenitoin dinaikkan atau diturunkan oleh zidovudin
Ansiolitik dan hipnotik : Diazepam dan mungkin benzodiazepin lain menaikkan
atau menurunkan kadar plasma fenitoin.
Antagonis kalsium : Diltiazem dan nifedipin menaikkan kadar plasma fenitoin;
efek felodipin, isradipin, dan mungkin diltiazem, nikardipin, nifedipin, dan
verapamil dikurangi.
Glikosida jantung : metabolisme digitoksin (hanya digitoksin) dipercepat
(menurunkan efek)
Kortikosteroida : metabolime kortikosteroida dipercepat (menurunkan efek)
Siklosporin : Metabolisme siklosporin dipercepat (menurunkan kadar Plasma)
Sitotoksika : Mengurangi absorpsi fenitoin; efek antifolat dinaikkan dengan
metotreksat
Disulfiram : Kadar plasma fenitoin dinaikkan
Estrogen dan progesteron : Metabolisme gestrinon, tibolon, dan kontrasepsi oral
dipercepat (menurunkan efek kontrasepsi)
Simpatomimetik : Kadar plasma fenitoin dinaikkan oleh metilfenidat
Teofilin : Metabolisme teofilin dipercepat
Tiroksin : Metabolisme tiroksin dipercepat (bisa menaikkan kebutuhan akan
tiroksin pada hipotiroidisme)
Obat - obat antiulkus : Simetidin menghambat metabolisme (menaikkan kadar
plasma fenitoin); sukralfat mengurangi absorpsi; omeprazol menambah efek
fenitoin
Urikosurika : Kadar plasma fenitoin ditingkatkan oleh sulfinpirazon
Vaksin : Efek dinaikkan oleh vaksin influenza
Vitamin : Kadar plasma fenitoin kadang diturunkan oleh asam folat; kebutuhan
akan vitamin D mungkin meningkat
Dengan Makanan : Makanan dapat mempengaruhi kadar obat dalam darah. Jika
diberikan bersamaan dengan nutrisi enteral, bioavailabilitas fenitoin akan turun.
Nutrisi enteral diberikan 2 jam sebelum atau sesudah pemberian fenitoin. Dapat
menurunkan kadar kalsium, asam folat dan vitamin D yang berasal dari makanan.

Anda mungkin juga menyukai