Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH COMPOUNDI NG AND DI SPENSI NG

ANALISIS RESEP DOKTER PENYAKIT KULIT DAN


KELAMIN



















Disusun Oleh
KELOMPOK 4



OKTY FITRIA ISTIQOMAH ZEIN 260112140004
YUDI PRASETYA 260112140016
ADI RAMDHANNI 260112140028
HANA NOPIA 260112140040
FIRDA ARYANTI WIDYANA 260112140052




PROGRAM STUDI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena dengan segala rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah dengan judul
Analisis Resep Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Compounding and Dispensing pada program studi
Profesi Apoteker.
Makalah ini berisi materi skrining administrasi, skrining farmasetik, dan
skrining farmakologis dari resep dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin.
Materi disusun secara sistematis sehinga mudah dimengerti.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang Farmasi. Akhir kata, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk makalah ini.







Jatinangor, Oktober 2014



Kelompok 4


iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................... 1
BAB II ISI
2.1 Resep ............................................................................. 2
2.2 Kelengkapan Resep ....................................................... 3
2.3 Kesesuaian Farmasetis .................................................. 4
2.4 Skrining Farmakologis .................................................. 6
2.5 Perhitungan Harga ......................................................... 11
2.6 Etiket dan Label ............................................................ 11
2.7 Terapi Non Farmakologi ............................................... 12
2.8 KIE ................................................................................ 12
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 14


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Resep merupakan permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dan
dokter hewan kepada apoteker untuk membuat dan atau menyerahkan obat kepada
pasien. Resep harus ditulis jelas dan lengkap. Apabila resep tidak dapat dibaca
dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepada dokter
penulis resep (Anief, 2007).
Sebelum disiapkan, resep harus dikaji terlebih dahulu oleh apoteker.
Pengkajian resep dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kelalaian
pencantuman informasi, penulisan resep yang buruk, dan penulisan resep yang
tidak tepat (Katzung, 2004). Dampak dari kesalahan tersebut sangat beragam,
mulai dari yang tidak memberikan resiko sama sekali hingga terjadinya kecacatan
atau bahkan kematian. Pengkajian resep yang dilakukan diantaranya adalah
skrining administrasi, skrining farmakologi, dan skrining farmasetik (Anief,
2007).

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat yaitu:
1. Apakah resep yang ditulis dokter telah memenuhi persyaratan kelengkapan
resep dan kesesuaian farmasetis?
2. Apakah terdapat interaksi antar obat yang diresepkan oleh dokter?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui apakah resep yang ditulis dokter telah memenuhi persyaratan
kelengkapan resep dan kesesuaian farmasetis
2. Mengetahui apakah terdapat interaksi antar obat yang diresepkan oleh dokter


2

BAB II
ISI

2.1 Resep



























Dr. Farida Wirahadikusumah, SpKK
Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin
R/ Meiact 100mg
sacc. Lactis qs
Mf pulv dtd no XV
S 2 dd I
R/ Fuladic Cr I
S U E
Pro : Brian Umur : 2,5 tahun
Kantor:
SMF Kulit dan Kelamin
RS. PMI Bogor
Jl Pajajaran
Telp : 0251- 8324080 PS.178
Praktek :
Jl Duta Utama no 7
Komp Duta Kencana II
Bogor
Telp : 0251 - 8330465

3

2.2 Kelengkapan Resep
Komponen Resep Ada ()
Tidak ada (-)
Keterangan
Nama Dokter Dr. Farida
Wirhadikusumah, SpKK
SIP Dokter - -
Alamat Dokter Kantor:
SMF Kulit & Kelamin
RS. PMI Bogor
Jl. Pajajaran 80
Telp: 0251-8324080 PS.
178
Praktek:
Jl. Duta Utama No. 7
Komp. Duta Kencana II
Bogor
Telp: 0251-8330465
Tanggal Penulisan Resep 9-9-2014
Tandatangan/Paraf Dokter - -
Nama Pasien Brian
Alamat Pasien - -
Umur Pasien 2,5 tahun
Jenis Kelamin Pasien - -
Berat Badan Pasien - -
Nomor Telepon Pasien - -
Dari data analisis pengkajian resep, terdapat ketidak lengkapan resep.
Resep tersebut tidak mencantumkan nomor SIP dokter, paraf dokter, alamat
pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien, dan nomer telepon pasien. Hal
tersebut masih bisa ditoleransi karena praktek dokter dan apoteker berada dalam
satu wilayah kerja.

4

2.3 Kesesuaian Farmasetis
2.3.1 Meiact
Resep racikan
1. Kesesuaian Farmasetika:
a. Tanda R/ : ada
b. Nama Obat : Meiact
c. Potensi : 100mg
d. Dosis : 2 x 1 pulveres sehari
e. Jumlah yang diminta : 15 pulveres
f. Cara pakai dan lama pemberian : per oral, 8 hari
g. Informasi lain : -
h. Bentuk Sediaan : Pulveres
i. Stabilitas : -
j. Inkompatibilitas : warfarin, tablet salut fil tidak dapat
diracik.
2. Monografi Meiact
a. Nama Generik
Cefditoren pivoxil
b. Nama Dagang
Meiact

.
c. Komposisi
Cefditoren pivoxil 200 mg
d. Golongan
Antibiotik Sefalosporin generasi III Obat Keras (G)
e. Bentuk Sediaan dipasaran
Tablet salut film Cefditoren pivoxil 200 mg
f. Indikasi
Pneumonia yang didapat dari lingkungan, eksaserbasi akut dari
bronchitis kronik, faringotosilitis, sinusitis akut, infeksi kulit dan
struktur kulit tak terkomplikasi. Mengobati infeksi saluran pernafasan,
saluran kemih, salura pencernaan, infeksi jaringan kulit dan lunak.

5

g. Kontraindikasi
Hipersensitivitas
h. Perhatian
Riwayat hiperensitif terhadap penicillin atau antibiotic cefem lain.
Predisposisi individual atau keluarga terhadap gejala alergi seperti asma
bronkial, eksantema atau urtikaria. Gangguan fungsi ginjal berat.
Lansia, asupan makanan per oral yang buruk, mendapat nutrisi
parenteral atau dalam kondisi kesehatan yang buruk. Hamil, laktasi,
anak - anak.
i. Efek Samping
Reaksi hipersensitivitas, gangguan GI, kelainan hematologic,
peningkatan kadar enzim hati. Peningkatan nitrogen urea darah,
kreatinin serum dan proteinuria.
j. Kemasan
Tablet 200 mg x 2 x 10
k. Dosis
Pneumonia yang didapat dari lingkungan : 400 mg 2 kali sehari selama
14 hari. Eksaserbasi akut dari bronchitis kronik : 400 mg 2 kali sehari
selama 10 hari. Faringontonsilitis : 200 mg 2 kali seari selama 10 hari.
Sinusitis akut : 200 mg 2 kali sehari selama 10 hari. Infeksi kulit dan
struktur kulit tak terkomplikasi : 200 mg 2 kali sehari selama 10 hari.
l. Pemberian Obat
Berikan sesudah makan.
m. Produksi
Meiji

2.3.2 Fuladic Cream
1. Kesesuaian Farmasetika
a. Tanda R/ : ada
b. Nama Obat : Fuladic Cream
c. Potensi : -

6

d. Dosis : -
e. Jumlah yang diminta : 1 tube
f. Cara pakai dan lama pemberian : Pemakaian luar
g. Informasi lain : -
h. Bentuk Sediaan : Cream
i. Stabilitas : Simpan dalam wadah tertutup rapat
dan hindari dari cahaya.
j. Inkompatibilitas : larutan asam amino, Carbenicillin,
kanamycin, gentamicin, larutan kalsium (MIMS USA, 2014) .
2. Monografi Fuladic Cream
a. Nama Generik
Asam Fusidat
b. Nama Dagang
Fuladic
c. Komposisi
Asam fusidat 2% , tiap gram mengandung 20mg asam fusidat
d. Golongan
Antibiotik - Obat Keras (G) - Obat Topikal untuk Kulit
e. Bentuk Sediaan dipasaran
Asam fusidat cream 2%
f. Indikasi
Lesi kulit primer dan sekunder yang disebabkan oleh Staphylococci,
seperti pada abses, furunkulosis, impetigo, folikulitis, dan hidradenitis.
g. Kontraindikasi
Hipersensitivitas
h. Perhatian
Hindari kontak dengan mata
i. Efek Samping
Skin rash, urticaria, dan iritasi.


7

j. Kemasan
Tube 5 g
k. Dosis
3 x sehari dioleskan, lama pengobatan sekitar 7 hari.
l. Pemberian Obat
Dapat dipakai dengan atau tanpat pembalut
m. Produksi
Guardian Pharmatama (MIMS INDONESIA, 2014; ISO VOL 45,
2010).

2.3.3 Pemberian Informasi Obat
a. Bersihkan kulit dan area yang sakit dan gatal sebelum penggunaan Fuladic
cream.
b. Oleskan Fuladic cream pada kulit 3 kali sehari secara tipis tipis dan merata
c. Hindari kontak dengan mata
Jika sakit berlanjut , segera hubungi dokter

2.4 Skrining Farmakologis
2.4.1 Drug Related Problem
R/ Meiact 100mg
sacc. Lactis qs
Mf pulv dtd no XV
S 2 dd I

Resep racikan berupa pulveres Meiact 200mg . Di pasaran , sediaan
Meiact berupa tablet salut film 200 mg. Tablet salut film tidak boleh digerus,
dan diracik karena tablet salut film memiliki tujuan tersendiri. Jika tablet
tersebut digerus, maka fungsi dari penyalutan tidak lagi tercapai. Semua jenis
tablet salut, juga tablet salut film tidak diperkenankan untuk digerus menjadi
sediaan serbuk, karena akan menghilangkan efek yang diinginkan. Jika pasien
yang sukar menelan tablet atau untuk penyesuaian dosis memperoleh obat
berupa tablet salut (seperti pasien anak-anak atau lanjut usia, disarankan

8

untuk diganti dengan bentuk sediaan yang lainnya, seperti sirup atau tablet
kempa)
Selain itu, pada MIMS Indonesia, tercantum bahwa Meiact memiliki
catatan perhatian khusus bagi anak anak, karena Meiact memilik, hal ini
menjadi perhatian khusus untuk pasien Brian yang masih berumur 2,5 tahun.
Sehingga R/1 perlu dilakukan pencarian obat lain untuk menghindari resiko
potensial bagi pasien. Kandidat obat yang dapat dijadikan pengganti Meiact
(Cefditoren pivoxil) merupakan antibiotik dengan golongan yang sama
dengan indikasi yang serupa, yaitu antibiotik golongan sefalosporin. Obat
yang digunakan antibiotik oral sebagai pengganti , yaitu CEFAT FORTE Dry
Syrup. Pemilihan sediaan ini berdasarkan kesamaan golongan obat, tepat
indikasi, kesesuaian dosis dan kesesuaian bentuk sediaan bagi anak anak.

2.4.2 Obat Pengganti
1. Monografi Cefat Forte Dry syrup
a. Nama Generik
Cefadroxil monohidrat
b. Nama Dagang
Cefat Forte Dry Syrup
c. Komposisi
Cefadroxil monohidrat 250mg/5mL
d. Golongan
Antibiotik Obat Keras (G)
e. Bentuk Sediaan
Dry sirup
f. Indikasi
Infeksi saluran respirasi, kulit dan jaringan lunak, dan infeksi GUT,
Osteomyelitis, Arthritis, Septicaemia, Peritonitis, Puerperal Sepsis.
g. Kontraindikasi
Hipersensitivitas sefalosporin
h. Perhatian

9

Pasien dengan alergi terhadap penisilin, pasien dengan gangguan fungsi
ginjal lemah, dan colitis.
i. Efek Samping
Gangguan GI, reaksi hipersensitivitas, jarang terjadi kolitis
pseudomembra.
j. Kemasan
Dry syrup 60 ml x 1 botol
k. Dosis
Dewasa 1 2 g sehari dengan 2 dosis terbagi. Cystitis 1 2 g sehari
diberikan dalam dosis tunggal atau 2 dosis terbagi. Penggunaan lain 2
gram sehari dalam 2 dosis tgerbagi. Infeksi kulit dan jaringan lunak 1 g
sehari diberikan dalam dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi. Infeksi
saluran pernafasan atas dan bawah 1 g sehari. Dosis dapat ditingkatkan
hingga 2 g sehari untuk infeksi berat diberikan dalam 2 dosis terbagi.
Faringitis dan tosilitis yang disebabkan oleh kelompok hemolisis
streptococcus 1 g sehari selama 10 hari.
Anak-anak: 25 50mg/kgBB sehari dalam 2 dosis terbagi.
l. Interaksi Obat
Aminoglikosida, diuretik dan probenedik.
m. Indeks Keamanan pada Wanita Hamil
Kategori B
n. Stabilitas
Setelah dilarutkan suspensi stabil selama 7 hari pada suhu kamar (15 -
30 C) atau 14 hari bila disimpan dalam lemari pendingin
o. Produksi
Sanbe Farma (MIMS INDONESIA, 2014; ISO VOL 45, 2010).

2. Perhitungan dosis anak :
Nama : Brian Jenis Kelamin :Laki laki
Usia :2,5 tahun Berat Badan : 10kg
Dosis anak anak : 25 50mg/kg sehari dalam 2 dosis terbagi.

10

Penyesuaian Dosis:
Dosis =

sehari dalam 2 dosis terbagi


=

sehari dalam 2 dosis terbagi


Dosis =

sehari dalam 2 dosis terbagi


Dosis = 500mg sehari dalam 2 dosis terbagi
Dosis sekali :

= 250mg = 250mg/5mL
Signa: 2 x sehari 5mL

3. Pembuatan CEFAT FORTE dry syrup
a. Bersihkan area tempat pencampuran
b. Siapkan alat dan bahan,aquadest, CEFAT FORTE dry syrup.
c. Ketuk ketuk bagian bawah botol agar granul tidak menempel pada
dasar botol.
d. Buka tutup botol
e. Tuangkan aquadest hingga 55ml (sebelum tanda batas).
f. Tutup botol erat.
g. Pegang botol terbalik goyang hingga semua granul terdispersi.
h. Tambahkan aquadest add tanda batas (60 ml) dan kocok hingga
homogen.
Setelah dilarutkan suspensi stabil selama 7 hari pada suhu kamar
(15 - 30 C) atau 14 hari bila disimpan dalam lemari pendingin.
Kocok sebelum digunakan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat(Sanbe,2012).

4. Pemberian Informasi Obat
a. Diberikan secara oral 2 kali sehari 5 ml.

11

b. Tidak mengkonsumsi susu atau produk susu selama 2 jam sebelum dan
sesudah pemberian obat.
c. Antibiotik dan harus dihabiskan.
Jika sakit berlanjut , segera hubungi dokter

2.5 Perhitungan Harga
Cefat Forte Dry Syr
Cefat Forte Dry Syr 60mL = Rp 61.835,-
Rp 61.835,- x 1,1 = Rp 68.019,-
Rp 68.019,- x 1,25 = Rp 85.024,- ...... Rp 85.500,-
Rp 85.500,- + Rp 1.000,- (Tuslah) = Rp 86.500,-
Fuladic
Fuladic = Rp 32.000,-
Rp 32.000,- x 1,1 = Rp 35.200,-
Rp 35.200,- x 1,25 = Rp 44.000,- ...... Rp 44.500,-
Rp 44.500,- + Rp 1.000,- (Tuslah) = Rp 45.500,-
Total Harga
Rp. 86.500,- + Rp 45.500,- = Rp 132.000,-

2.6 Etiket dan Label




12



2.7 Terapi Non Farmakologi
Terapi nonfarmakologi dapat melakukan hal hal sebagai berikut :
1. Minum air putih yang banyak
2. Olahraga secara teratur.
3. Mandi teratur dengan sabun dan air
4. Mengatur pola makan, Lebih banyak mengkonsumsi buah serta sayuran serta
mengurangi minum-minuman dingin
5. Menjaga kebersihan yang baik (cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap
pendek dan bersih)
6. Ganti baju pasien saat sudah basah dan berkeringat
Melakukan monitoring pasien dengan tujuan pada terapi pengobatan ini tidak
lain yaitu untuk memaksimalkan efek terapi serta meminimalkan efek samping
obat . Terapi farmakologi dan non farmakologi akan memberi efek lebih optimal
dengan adanya faktor kepatuhan dari pasien dalam menjalankan terapi. Oleh
karenanya diharapkan pasien memiliki kesadaran dalam mengkonsumsi obat yang
diberikan, hal ini tentu saja juga memerlukan perhatian dari keluarga pasien yang
setiap saat dapat memantau perkembangan terapi pada pasien (Sladen, 2004).

2.8 KIE
1. Lakukan upaya kebersihan pada pasien .
2. Ganti baju pasien saat sudah basah dan berkeringat
3. Lakukan mandi 2 kali sehari

13

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. Resep tersebut tidak memenuhi syarat kelengkapan resep karena
mencantumkan nomor SIP dokter, paraf dokter, alamat pasien, jenis
kelamin pasien, berat badan pasien, dan nomer telepon pasien. Hal tersebut
masih bisa ditoleransi karena praktek dokter dan apoteker berada dalam
satu wilayah.
2. Meiact tidak bisa digerus karena bentuk sediaannya berupa tablet salut
selaput, sehingga meiact diganti dengan cefat forte dry syrup yang
mempunyai komposis yang sama dengan meiact.


















14

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2007. Farmasetika. UGM Press. Yogyakarta.
Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8. Penerbit
Salemba Medika. Surabaya.
MIMS. 2014. Cefat. Dapat diakses pada
http://www.mims.com/indonesia/drug/info/Cefat/ [4 Oktober 2014]
MIMS INDONESIA. 2014. Fuladic. Available online at:
http://www.mims.com/INDONESIA
MIMS USA. 2014. Fusidic acid. Available online at: http://www.mims.com/USA
Sanbe. 2012. Cefat. Available online at: http://www.sanbe-
farma.com/index.php?option=com_content&task=view&id=290&Itemid=1
22
MIMS. 2014. Fuladic. Dapat diakses pada
http://www.mims.com/indonesia/drug/info/Fuladic/ [4 Oktober 2014]
Sladen MJ, Johnston GA. 2004. Common skin infections in children. BMJ;
329:95-9.

Anda mungkin juga menyukai