PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penelusuran pengalaman historis masa lampau menemukan bahwa persoalan kalam di
dunia Islam muncul dari suasana perbedaan politik.Setiap persoalan kalam muncul, lahir pula
beberapa pendapat dan paham yang saling berbeda, yang serta merta membentuk aliran
kalam.
Sejak perkembangannya yang mula-mula, perbedaan persepsi bahwa pertentangan
paham dalam ilmu kalam sudah biasa terjadi, dan tampaknya akan tetap selalu terjadi didalam
dinamika pemikiran Islam. Ini merupakan suatu fenomena ilmiah yang wajar, sesuai dengan
hakekat perkembangan umat manusia itu sendiri, yang secara fitri cenderung berbeda.
Sehingga dunia kalam kaya dengan berbagai aliran dan corak pemikiran.
Aliran-aliran ini seakan terlahir dalam lingkaran dialektika, yang muncul dari proses
teas, antitesa, dan sintesa, atau bergerak secara alami dalam dinamika aksi, reaksi, dan
kompromi. Bagaimana seperti terlihat aksi hawarij mengundang reaksi !urji"ah, dan lahir
upaya kompromi atau jalan tengah !u"ta#ilah, lalu mengundang reaksi Asy"ariah dan
akhirnya melahirkan upaya kompromi !aturidiyah.$emikian pula aksi %adariyah
melahirkan reaksi &abariyah.
'
$efinisi dari aliran !aturidiyah adalah aliran kalam yang berpijak kepada
penggunaan argumentasi dan dalil aqli kalami juga merupakan aliran teologi dalam Islam
yang merupakan ajaran teknologi yang bercorak rasional.
&ika dilihat dari metode berpikir dari aliran !aturidiyah, aliran ini merupakan aliran
yang memberikan otoritas yang besar kepada akal manusia, tanpa berlebih-lebihan atau
melampaui batas, maksudnya aliran !aturidiyah berpegang pada keputusan akal pikiran
dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syara". Sebaliknya jika hal itu bertentangan
dengan syara", maka akal harus tunduk kepada keputusan syara". Pada perkembangannya,
aliran !aturidiyah terbagi dua golongan, yaitu (olongan Samarkand tempat aliran ini lahir,
dan (olongan Bukhara yang dibawa oleh Ba#dawi.
1
Dr.Suryan A.Jamrah, MA, Studi Ilmu Kalam (program pascasarjana UIN SUSKA Riau dan
LSK!"#"$%an&aru,!''(), *m 1+,-1+.
1
1.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memberi
pengetahuan dan wawasan agar kita dapat memahami dan mengetahui sejarah kelahiran
ajaran !aturidiyah, pokok-pokok ajarannya dan hal-hal yang berkaitan dengan ajaran
!aturidiyah.
1.3 RUMUSAN MASALAH
$alam tugas kelompok ini kami memiliki tiga rumusan masalah, yaitu )
'. Bagaimanakah sejarah kelahiran ajaran !aturidiyah*
+. Apakah pokok-pokok ajaran !aturidiyah*
,. Apa sajakah golongan ajaran !aturidiyah*
1.4 TEKNIK PENULISAN
!etode yang digunakan pemakalah dalam penyusunan makalah ini dengan
menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan referensi buku-buku dan
internet sebagai landasan teoritis mengenai masalah yang akan diselesaikan.
BAB II
PEMBAHASAN
!
2.1 SEJARAH KELAHIRAN AJARAN MATURIDIYAH
Aliran !aturidiyah lahir di Samarkand pertengahan kedua dari abad I- !.Pendirinya
adalah Abu !ansur !uhammad bin !uhammad ibn !ahmud Al-!aturidi.
+
Abu !anshur
Al-!aturidi di lahirkan di !aturid, sebuah kota kecil di daerah Samarkand, wilayah
.rmso/iana di Asia .engah, daerah yang sekarang disebut 0#bekistan. .ahun kelahirannya
tidak diketahui secara pasti, hanya diperkirakan sekitar pertengahan abad ke-, 1ijriyah.Ia
wafat pada tahun ,,, 12344 !. (urunya dalam bidang fi5h dan teologi bernama 6asyr bin
7ahya Al-Balakhi. Al-!aturidi hidup pada masa halifah Al-!utawakil yang memerintah
tahun +,+-+84 12948-9:' !.
arir pendidikan Al-!aturidi lebih dikonsentrasikan untuk menekuni bidang teologi
daripada fi5h.Ini dilakukan untuk memperkuat pengetahuan dalam menghadapi faham-faham
teologi yang banyak berkembang pada masyarakat Islam, yang dipandangnya tidak sesuai
dengan kaidah yang benar menurut akal dan syara".Pemikiran-pemikirannya banyak
dituangkan dalam bentuk karya tulis, di antaranya ialah Kitab Tauhid, Tawil Al-Quran.
Aliran ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan aliran al-Asy"ariyah. eduanya
dilahirkan oleh kondisi sosial dan pemikiran yang sama. edua aliran ini datang untuk
memenuhi kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk menyelamatkan diri dari ekstrimitas
kaum rasionalis di mana yang berada dibarisan paling depan adalah !u"ta#ilah, maupun
kaum tekstualitas yang dipelopori oleh kaum 1anbaliyah ;para pengikut Imam Ibnu 1anbal<.
eduanya berbeda pendapat hanya dalam hal yang menyangkut masalah cabang dan
detailitas.
=ebih dari satu abad, ma#hab Asy"ariyah tetap populer hanya diantara pengikut
Syafi>iyah sementara ma#hab !aturidiyah dan begitu juga .ahawiyah terbatas penganutnya
diantara pengikut 1anafi.
2.2 POKOK-POKOK AJARAN MATURIDIYAH
Sebagai pengikut Abu 1anifah yang banyak memakai rasio dalam pandangan
keagamaannya, al-!aturidi banyak pula memakai akal dalam sistem teologinya.?leh karena
!
Drs. /. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, (pus0a%a s$0ia#1andung,1223), h*m 132
4
itu antara teologinya dan teologi yang ditimbulkan oleh al-Asy"ari terdapat perbedaan,
sungguhpun keduanya timbul sebagai reaksi terhadap aliran !u"ta#ilah.
'< Akal dan @ahyu
$alam pemikiran teologinya, Al-!aturidi mendasarkan pada Al-%uran dan
akal.$alam hal ini, ia sama dengan Al-Asy"Ari. 6amun porsi yang diberikannya kepada akal
lebih besar daripada yang diberikan oleh Al-Asy"Ari.
$alam masalah baik dan buruk, Al-!aturidi berpendapat bahwa penentu baik dan
buruknya sesuatu itu terletak pada sesuatu itu sendiri, sedangkan perintah atau larangan
Syari"ah hanyalah mengetahui akal mengenai baik dan buruknya sesuatu.Ia mengakui bahwa
akal tidak selalu mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, namun terkadang
pula mampu mengetahui sebagian baik buruknya sesuatu. $alam kondisi ini, wahyu
diperlukan untuk dijadikan sebagai pembimbing.
,
Al-!aturidi membagi kaitan sesuatu dengan akal pada tiga macam, yaitu)
'. Akal dengan sendirinya hanya mengetahui kebaikan sesuatu itu.
+. Akal dengan sendirinya hanya mengetahui keburukan sesuatu itu.
,. Akal tidak mengetahui kebaikan dan keburukan sesuatu, kecuali dengan petunjuk
ajaran wahyu.
+< Perbuatan !anusia
!enurut !aturidi perbuatan manusia adalah ciptaan .uhan, karena segala sesuatu
dalam wujud ini adalah ciptan-6ya.husus mengetahui perbuatan manusia, kebijaksanaan
dan keadilan kehendak .uhan mengharuskan manusia memiliki kemampuan berbuat ;ikhtiar<
agar kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakannya.
,< ekuasaan dan ehendak .uhan
.elah diuraikan diatas bahwa perbuatn manusia dan segala sesuatu dalam wujud ini,
yang baik dan yang buruk adalah ciptaan .uhan.Akan tetapi, pernyataan ini menurut !aturidi
bukan berarti bahwa .uhan berbuat dan berkehendak sewenang-wenang serta sekehendak6ya
4
DR. A&du* Ro5a%, M.Ag dan DR. Rosihon An6ar, M.Ag, op.cit, h*m 1!,-1!.
+
semata.1al ini karena %udrat .uhan tidak sewenang-wenang, tetapi perbuatan atau
kehendak6ya itu berlangsung sesuai dengan hikmah da keadilan yang sudah ditetapkan6ya
sendiri.
4< Sifat .uhan
Berkaitan dengan masalah sifat .uhan, terdapat persamaan antara pemikiran Al-
!aturidi dan Al-Asy"ari keduanya berpendapat bahwa .uhan mempunyai sifat-sifat seperti
sama", bashar dan sebagainya. @alaupun begitu pengertian Al-!aturidi tentang sifat .uhan
berbeda dengan Al-Asy"ari mengartikan sifat .uhan sebagai sesuatu yang bukan d#at,
melainkan melekat pada d#at itu sendiri, sedangkan Al-!aturidi berpendapat bahwa sifat itu
tidak di katakan sebagai esensinya dan bukan pula lain dari esensi-6ya, sifat-sifat .uhan itu
!ul#amah ;ada bersama,baca) inheren< d#at tanpa terpisah ;imana lam takun ain ad-d#at wa
la hiya ghoiru<. !enetapkan sifat bagi Allah tidak harus membawanya pada pengertian
antromorphisme karena sifat tidak berwujud tersendiri dari d#at, sehinggga berbilangan sifat
tidak akan membawa kepada berbilangnya yang 5adim ;taadua al 5udama<.
A< !elihat .uhan
!aturidi berpendapat bahwa manusia dapat melihat .uhan. 1al ini diberitakan oleh
Al-%uran, antara lain firman allah S@. dalam surat Al-%iyamah)++-+,. Al-!aturidi lebih
lanjut mengatakan bahwa .uhan kelak di akhirat dapat dilihat dengan mata, karena .uhan
mempunyai wujud walaupun Ia immaterial. 6amun melihat .uhan, kelak di akhirat tidak
dalam bentuknya ;bila kaifa<, karena keadaan di akhirat tidak sama dengan keadaan di bumi.
4
:< alam .uhan
Al-!aturidi membedakan antara alam yang tersusun dengan huruf dan bersuara
denagn kalam 6afsi ;sabda yang sebenarnya atau makna abstrak<.alam nafsi adalah sifat
%adim bagi Allah, sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan suara adalah baharu
;hadis<.Al-%uran dalam arti kalam yang tersusun dari huruf dan kata-kata adalah baharu
;hadis<.alam 6afsi tidak dapat kita ketahui hakikatnya dan bagaimana Allah bersifat
dengannya ;bila kaifa< tidak dapat kita ketahui, kecuali dengan suatu perantara.
8< Perbuatan !anusia
+
I&id, h*m 1!2
,
!enurut !aturidi, tidak ada sesuatu yang terdapat dalam wujud ini, kecuali semuanya
atas kehendak .uhan, dan tidak adayang memaksa atau membatasi kehendak .uhan, kecuali
karena ada hikmah dan keadilan yang ditentukan oleh kehendak6ya sendiri.
9< Pengutusan Basul
!enurut Al-!aturidi, akal memerlukan bimbingan ajaran wahyu untuk mengetahui
kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada manusia. &adi, pengutusan rasul berfungsi
sebagai sumber informasi..anpa mengikuti ajaran wahyu yyang disampaikan rasul berarti
manusia telah membebankan sesuatu yang berada di luar kemampuannya kepada akalnya.
A
3< Pelaku $osa Besar
!aturidi berpandapat bahwa orang yang berdosa besar tidak kafir dan tidak kekal
didalam neraka walaupun ia mati sebelum bertobat. 1al ini karena .uhan telah menjanjikan
akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya.
Pemikir!-"emikir! A#-M$%ri&i
a< Sifat-sifat tuhan, menurut Al-maturidi .uhan mempunyai sifat-sifat .uhan
mengetahui dengan sifat ilmu-6ya, bahkan dengan d#at-d#at tuhanberkuasa dengan
sifat 5udrah6ya, bukan dengan pendapat Al-Asy"ari.
b< Perbuatan manusia, Al-!aturidi berpendapat, perbuatan manusia sebenarnya di
wujudkan oleh manusia sendiri, sekalipun kemauan dan kehendak untuk berbuat
merupakan kehendak .uhan. .etapi perbuatan ini bukan perbuatan .uhan.$alam
hal ini Al-maturidi sependapat dengan !u"ta#illah.
c< Al-%ur"an menurut Al-!aturidi adalah kalam Allah yang 5adim bukan ciptaan
sebagaimana paham !u"ta#illah untuk ini Al-!aturidi sepaham dengan Al-
Asy"ari.
d< ewajiban .uhan Al-!aturidi berpendapat .uhan mempunyai kewajiban-
kewajiban tertentu. Pendapat ini sejalan dengan !u"ta#illah.
e< !uslim yang berdosa besar, ia berpendapat sama dengan Al-Asy"ari bahwa muslim
yang melakukan dosa besar tetap mukmin, tidak kafir,tidak pula berada di tempat
antara dua tempat ;al-man#ilah bain al-man#ilatin< sebagaimana paham
!u"ta#illah.
,
I&id, h*m 14'
.
f< &anji .uhan, baik janji memberikan pahala kepada orang yang berbuat baik
maupun memberikan siksa bagi orang yang berbuat jahat menurut Al-!aturidi
mesti terjadi. .uhan akan melaksanakan janjinya, .uhan tidak akan mungkin
terhadap janjinya pendapat ini sejalan dengan !u"ta#illah.
g< Antropomorfisme, Al-!aturidi berpendapat ayat-ayat Al-%ur"an yang
menggambarkan seolah-olah .uhan jasmani seperti manusia, harus dita"wil,
pendapat ini juga sejalan dengan !u"ta#illah dan bertolak belakang dengan Al-
asy"ari.
2.3 GOLONGAN-GOLONGAN AJARAN MATURIDIYAH
Ada dua golongan ajaran !aturidiyah, yaitu)
1. G'#'!(! Smrk!&
7ang menjadi golongan ini adalah pengikut Al-!aturidi sendiri. (olongan ini
cenderung kea rah faham !u"ta#illh, sebagaimana pendapatnya soal-soal sifat-sifat .uhan,
Al-!aturidi dan Al-Asy"ari terdapat kesamaan pandangan. !enurut Al-!aturidi, .uhan
mempunyai sifat-sifat. .uhan mengetahui bukan dengan d#at-6ya, melainkan dengan
pengetahuan-6ya, begitu juga .uhan berkuasa bukan dengan d#at-6ya
!engenai perbuatan-perbuatan manusia, Al-!aturidi sependapat dengan golongan
!u"ta#illah bahwa manusia sebenarnya yang mewujudkan perbuatan-perbuatannya. $osa
besar yang di lakukan seseorang menurut Al-!aturidi masih tetap mukmin, ia sepaham
dengan Asy"ari. =ebih lanjut ia menjelaskan bahwa mereka yang berdosa besar akan di
tentukan .uhan kelak di akhirat.
Al-!aturidi juga sependapat dengan !u"ta#illah dalam soal-soal al-@a"ad wa al
wa"id. $emikian juga masalah antropomorphisme, dimana al-maturidi berpendapat bahwa
tangan, wajah .uhan dan sebagaimananya seperti penggambaran al-%ur"an mesti di beri arti
kiasan ;majar#i<.$alam hal ini al-maturidi bertolak belakang dengan pendapat Asy"ari, yang
menjelaskan bahwa ayat-ayat yang menggambarkan .uhan mempunyai bentuk jasmani tapi
dapat diberi interpretasi ;ditakwilkan<.
$iantara pemahamannya yaitu )
Me!(e!i Per)%$! A##*
(
Aliran Maturidiyah Samarkad, yang juga memberikan batas pada kekuasaan dan
kehendak mutlak tuhan, pendapat bahwa perbuatan .uhan hanya menyangkut hal-hal yang
baik saja. $emikian juga pengiriman rasul dipandang !aturidiyah Samarkand sebagai
kewajiban .uhan
Me!(e!i Per)%$! M!%+i
ehendak dan daya manusia dalam arti kata sebenarnya dan bukan dalam arti kiasan,
maksudnya daya untuk berbuat tidak diciptakan sebelumnya, tetapi bersama-sama dengan
perbuatannya.Sedangkan !aturidiyah Bukharah memberikan tambahan dalam masalah daya.
!anusia tidak mempunyai daya untuk melakukan perbuatan, hanya .uhanlah yang dapat
mencipta, dan manusia hanya dapat melakukan perbuatan yang telah diciptakan .uhan bagi-
6ya
Me!(e!i Si,$-Si,$ T%*!
!engatakan bahwa sifat bukanlah .uhan, tetapi tidak lain dari .uhan.$alam
menghadapi ayat-ayat yang memberi gambaran .uhan bersifat dengan menghadapi jasmani
ini. Al-!aturidi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tangan, muka, mata, dan kaki
adalah kekuasaan .uhan
2. G'#'!(! B%k*r
(olongan Bukhara ini dipimpin oleh Abu Al-7usr !uhammad Al-Ba#dawi.$ia
merupakan pengikut !aturidi yang penting dan penerus yang baik dalam
pemikirannya.6enek Al-Ba#dawi menjadi salah satu murid Al-!aturidyah. $ari orang
tuanya, Al-Ba#dawi dapat menerima ajaran-ajaran !aturidiyah. emudian Al-Ba#dawi
dalam perkembangan pemikirannya , mempunyai salah seorang murid yaitu 6ajm Al-$in
!uhammad Al-6asafi dengan karyanya Al->A5aidul 6asafiyah.
6amun, walaupun sebagai pengikut aliran !aturidiyah, Al-Ba#dawi tidak
selamanya sepaham dengan !aturidiyah. Ajaran-ajaran teologinya banyak dianut oleh
sebagian umat Islam yang berma#hab hanafi.$an pemikiran-pemikiran !aturidiyah sampai
sekarang masih hidup dan berkembang di kalangan umat Islam.
:
1. Ri-.$ Hi&%" A#-B/&-i
.
DR. Suryan A. Jamrah, op.ci0.,
3
6ama lengkapnya adalah Abu 7usr !uhammad bin !uhammad bin Al-1asan bin
Abd arim Al-Ba#dawi. Ia dilahirkan pada tahun 4+' 1. kakeknya yaitu Abd arim, hidup
semasa dengan Al-!aturidi dan salah satu pengikut atau murid Al-!aturidi, maka wajarlah
jika Al-Ba#dawi juga menjadi pengikut aliran !aturidiyah. Sebagai tangga pertama, Al-
Ba#dawi memahami ajarn Cajaran Al-!aturidi lewat ayahnya. Al-Ba#dawi mulai memahami
ajaran-ajaran Al-!aturidi lewat lingkungan keluarganya, kemudian dikembangkan lewat
kegiatannya mencari ilmu pada ulama-ulama secara tidak terikat. Adapun nama ulama
sebagai guru Al-Ba#dawi antara lain)
a. 7a"kub bin 7usuf bin !uhammad Al-6aisaburi
b. Syekh Al-Imam Abu hatib
$isamping itu, Al-Ba#dawi juga menelaah buku-buku filosof seperti Al-endi dan
buku-buku !u"ta#ilah seperti Abd &abbar Al Ba#i, Al-&ubbar, Al a"bi danAl 6adham.
Selain itu ia juga mendalamipemikiran Asy"Ariyah dalam kitab Al-!u"ji#. Adapun dari
karangan-karangan Al-!aturidi yang dipelajari ialah kitab Al-.auhid dan kitab .a"wilah Al-
5ur"an.Al-Ba#dawi berada di Bukhara pada tahun 48912 'D9A!.kemudian ia menjabat
sabagai %adhi Samarkand pada tahun 49'12 'D99!, lalu kembali ke Bukhara dan meninggal
di kota tersebut pada tahun 43,12 'D33!.
8
2. Pemikir!-Pemikir! A#-B/&-i
Ak# &! -*.%
Al-Ba#dawi berpendapat bahwa akal tidak dapat mengetahui tentang kewajiban
mengetahui .uhan sekalipun akal dapat mengetahui .uhan dan mengetahui baik dan buruk.
ewajiban mengetahui .uhan haruslah melalui wahyu.Begitu pula akal tidak dapat
mengetahui kewajiban-kewajiban mengerjakan yang baik dan buruk.Akal dalam hal ini
hanya dapat mengetahui baik dan buruk adalah wahyu.
$alam paham golongan Bukhara dikatakan bahwa akal tidak dapat mengetahui
kewajiban-kewajiban dan hanya menngetahui sebab-sebab yang membuat kewajiban-
kewajiban menjadi suatu kewajiban.$isini dapat dipahami bahwa mengetahui .uhan dalam
arti berterima kasih kepada .uhan sebekum turunnya wahyu tidaklah wajib bagi manusia.$i
(
I&id
2
sinilah wahyu mempunyai fungsi yang sangat penting bagi akal untuk memastikan
kewajiban-kewajiban melaksanakan hal-hal yangn baik dan menjauhi hal-hal yang buruk.
9
Pe#k% D'+ Be+r
(olongan Bukhara sependapat dengan aliran !aturidiyah Samarkand yang
menyatakan bahwa pelaku dosa besar tetap sebagai mukmin karena adanya keimanan pada
dirinya. Adapun balasan yang diperoleh kelak di akhirat tergantung pada apa yang
dilakukannya di dunia. &ika ia meninggal tanpa tobat terlebih dahulu, keputusannya
diserahkan seppenuhnya kepada kehendak Allah S@.. &ika menghendaki pelaku dosa besar
itu diampuni, ia akan memasukkannya ke neraka, tetapi tidak kekal didalamnya.
3
Im! &! K%,%r
Adapun iman menurut !aturidiyah Bukhara, seperti yang dijelaskan oleh Al-
Ba#dawi, adalah tasdhi5 bi al-5alb dan tasdhi5 bi al-lisan. =ebih lanjut dijelaskan bahwa
tasdhi5 bi al5alb adalah meyakini dan membenarkan dalam hati tentang keesaan Allah S@.
dan rasul-rasul yang diutus6ya besrta risalah yang dibawanya.Adapun yang dimaksud
dengan tasdhi5 bi al lisan adalah mengakui kebenaran seluruh pokok-poko ajaran Islam
secara Eerbal.Pendapat ini tampaknya tidak banyak berbeda dengan Asy"Ariyah, yaitu sama-
sama menempatkan tasdhi5 sebagai unsure esensial dari keimanan walaupun dengan
pengungkapan yang berbeda.
Al-Ba#dawi menyatakan bahwa iman tidak dapat berkurang , tetapi bias bertambah
denagn adanya ibadah-ibadah yang dilakukan. Al-Ba#dawi menegaskan hal tersebut dengan
membuat analogi bahwa ibadah-ibadah yang dilakukan berfungsi sebagai bayangan dari
iman. &ika bayangan itu hilang, esensi yang digambarkan oleh bayangan itu tidak akan
berkurang. Sebaliknya, dengan kehadiran baying-bayang ;ibadah< itu, iman justru menjadi
bertambah.
'D
Per)%$! T%*! &! Per)%$! M!%+i
Adapun !aturidiyah Bukhara memiliki pandangan yang sama dengan Asy"Ariyah
mengenai paham bahwa .uhan tidak mempunyai kewajiban. 6amun, sebagaimana dijelaskan
3
666.goog*$.com
2
Dr. A&du* Ro5a%, M.Ag dan DR. Rosihon An6ar, M.Ag,op.cit., h*m 143
1'
I&id, h*m 1,'
1'
oleh Al-Ba#dawi, .uhan pasti menepati janji-6ya, seperti member upah kepada orang yang
berbuat baik, walaupun .uahn mungkin saja membatalkan ancaman bagiorang yang berdosa
besar. .entang pengiriman rasul, !aturidiyah Bukhara , sesuai dengan paham mereka tentang
kekuasaan dan kehendak mutlak .uhan, tidaklah bersifat wajib dan hanya bersifat mungkin
saja.
''
!engenai kewajiban .uhan memenuhi janji dan ancaman-6ya, aliran !aturidiyah
Bukhara tidak sepaham dengan aliran Asy"Ariyah.!enurut mereka, sebagaimana dijelaskan
oleh Al-Ba#dawi, tidak mungkin .uhan melanggar janji-6ya untuk memberupah kepada
orang yang berbuat baik.Akan tetapi, bisa saja .uhan membatalkan ancaman untuk member
hukuman kepada orang yang berbuat jahat.6asib orang yang berdosa besar ditentukan oleh
kehendak mutlak .uhan.&ika .tuhan berkehendak untuk memberikan hukuman kepadanya,
.uhan memasukkannya ke dalam neraka untuk sementara atau selama-lamanya. Bukan tidak
memberi ampunan kepada orang lain sungguhpun dosanya sama.
0raian Ba#dawi ini mengandung arti bahwa .uhan wajib menepati janji untuk
member upah kepada yang berbuat baik.$engan demikian, .uhan mempunyai kewajiban
terhadap manusia.Pendapat ini berlawanan dengan pendapatnya yang dijelaskan sebelumnya
bahwa .uhan sekali-kali tidak mempunya kewajiban apa-apa terhadap manusia. !enurut
aliran Asy"Ariyah sebagaimana diketahui, .uhan boleh saja melanggar janji-janji-6ya.
Sebaliknya, menurut !aturidiyah Bukhara, .uhan tidak mungkin melanggar janji-6ya untuk
member upah kepada orang yang berbuat baik.
'+
Me!(e!i "er)%$! m!%+i
!aturidiyah Bukhara lebih dekat dengan paham Asy"Ariyah.$alam banyak hal,
!aturidiyah Bukhara sependapat dengan !aturidiyah Samarkand.1anya saja golongan
Bukhara memberikan tambahan dalam masalah daya.!enurutnya untuk perwujudan
perbuatan, perlu ada dua daya.!anusia tidak mempunyai daya untuk melakukan perbuatan,
hanya .uhanlah yang dapat menciptakan, dan manusia hanya dapat melakukan perbuatan
yang telah diciptakan .uhan baginya.
Si,$-Si,$ T%*!
11
I&id, h*m 1,3
1!
I&id, h*m 1,2
11
!aturidiyah Bukhara, yang juga mempertahankan kekuasaan mutlak .uhan,
berpendapat bahwa .uhan mempunyai sifat-sifat. Persoalan banyak yang kekal mereka
selesaikan dengan mengatakan bahwa sifat-sifat .uhan kekal melalui kekkalan yang terdapat
dalm esensi .uhan dan bukan melalui kekekalan sifat-sifat itu sendiri, juga dengan
mengatakan bahwa .uhan bersama-Dsama sifat-6ya adalah kekal, tetapi sifat-siffat itu
sendiri tidaklah kekal.
Aliran !aturidiyah Bukhara berbeda dengan Asy"Ariyah. Sebagaimana aliran lain,
!aturidiyah Bukhara juga berpendapat .uhan tidaklah mempunyai sifat-sifat jasmani. Ayat-
ayat Al-%uran yang menggambarkan .uhan mempunyai sifat-sifat jasmani haruslah diberi
takwil.!enurut Al-Ba#dawi, kata istawa haruslah dipahami dengan arti al-istila ala asy-
syai"I wa al-5ahr alaihi ; menguasai sesuatu dan memaksanya <. $emikian juga, ayat yang
menggambarkan .uhan mempunyai dua mata dan dua tangan, bukanlah .uhan mempunayi
anggota badan.
',
!aturidiyah Bukhara juga sependapat dengan Asy"Ariyah dan !aturidi Samarkand
bahwa .uhan dapat dilihat dengan mata kepala. Al-Ba#dawi mengatakan bahwa .uhan kelak
memperlihatkan diri-6ya untuk kita lihat dengan mata kepala, menurut apa yang ia
kehendaki. Aliran maturidiyah Bukhara juga berpendapat bahwa Al-%uran itu adalah kekal
tidak diciptakan.sebagaimana dijelaskan oleh Ba#dawi, kalamullah ; Al-%uran < adalah
sesuatu yang berdiri dengan d#atnya, sedangkan yang tersusun dalam bentuk surat yang
mempunyai akhit dan awal, jumlah dan bagian, bukanlah kalamullah secara hakikat, tetpai
disebut Al-%uran dalam pengertian kiasan ; maja# <.
'4
Ke*e!&k M%$#k T%*! &! Ke&i#! T%*!
$alam memahami kehendak .uhan dan keadilan .uhan, aliran !aturidiyah Bukhara
berpendapat bahwa .uhan mempunyai kehendak mutlak. .uhan berbuat apa saja yang di
kehendaki-6ya dan menentukan segala-galanya. .idak ada yang dapat menentang atua
memaksa .uhan dan tidak ada larangan bagi .uhan.$engan deikian, dapat diambil pengertian
bahwa keadilan .uhan terletak pada kehendak mutlak-6ya, tak ada satu d#at pun yang lebih
berkuasa daripada-6ya dan tidak ada batasan-batasan bagi-6ya.
14
I&id, h*m 1((-1(3
1+
I&id, h*m 1(3-1(2
1!
!aturidiyah Bukhara juga berpendapat bahwa ketidakadilan .uhan harus dipahami
dalam konteks kekuasaan dan kehendak mutlak .uhan.Secara jelas, Al-Ba#dawi mengatakan
bahwa .uhan tidak mempunyai tujuan dan tidak mempunyai unsure pendorong untuk
menciptakan kosmos, .uhan berbuat sehendak-6ya sendiri. Ini berarti, bahwa alam tidak
diciptakan .uhan untuk kepentingan manusia atau dengan kata lain, konsep keadilan .uhan
bukan diletakkan untuk kepentingan manusia, tetapi ada .uhan sebagai pemilik mutlak.
'A
Per+m! &! Per)e&! M$%ri&i.* Smrk!& ! M$%ri&i.* B%k*r
Setelah !aturidiyah terpecah menjadi dua bagian, yakni aliran Samarkand dan
Bukhara, ajaran aliran maturidiyah mengalami perbedaan dan ada juga yang sama di antara
ke dua aliran ini, yakni sebagai-berikut)
Me!(e!i "e#k% &'+ )e+r
Aliran !aturidiyah, baik Samarkand maupun Bukhara, sepakat menyatakan bahwa
pelaku dosa besar masih tetap sebagai mukmin karena adanya keimana dalam dirinya.
Adapun balasan yang diperolehnya kelak diakherat bergantung apa yang dilakukannya di
dunia. &ika ia meninggal tanpa taubat terlebih dahulu, keputusannya diserahkan sepenuhnya
kepada kehendak Allah S@.. &ika menghendaki pelaku dosa besar itu diampuni, ia akan
memasukkannya keneraka, tetapi tidak kekal didalamnya.
Me!(e!i Im! &! K%,%r
$alam masalah iman, aliran Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah
tashdiq bi al-qalb, bukan semata-mata iqrar bi al-lisan, dimana suatu penegasan bahwa
keimanan itu tidak cukup hanya perkataan semata, tanpa diimani pula oleh kalbu.Apa yang di
ucapkan oleh lidah dalam bentuk pernyataan iman, menjadi batal bila hati tidak mengakui
ucapan lidah.
!aturidiyah Bukhara mengembangkan pendapat yang berbeda.Al-Ba#dawi
menyatakan bahwa iman tidak dapat berkurang, tidak bisa bertambah dengan adanya ibadah-
ibadah yang dilakukan.Al-Ba#dawi menegaskan hal tersebut dengan membuat analogi bahwa
ibadah-ibadah yang dilakukan berfungsi sebagai bayangan dari iman. &ika bayangan itu
hilang, esnsi yang digambarkan oleh bayangan itu tidak akan berkurang. Sebaliknya, dengan
kehadiran baying-bayang ;ibadah< itu, iman justru menjadi bertambah.
Me!(e!i "er)%$! T%*! &! "er)%$! m!%+i
1,
I&id, h*m 13(
14
a. !engenai perbuatan .uhan
!engenai perbuatan Allah S@..ini, terdapat perbedaan pandangan antara
Maturidiyah Samarkad dan Maturidiyah Bukhara.Aliran Maturidiyah Samarkad,pengiriman
rasul dipandang !aturidiyah Samarkand sebagai kewajiban .uhan.!aturidiyah Bukhara
memiliki pandangantentang pengiriman rasul, sesuai dengan faham mereka tentang
kekuasaan dan kehendak mutlak .uhan, tidaklah bersifat wajib dan hanya bersifat mungkin
saja.
b. !engenai perbuatan !anusia
Ada perbedaan antara !aturidiyah Samarkand dan !aturidiyah Bukharah mengenai
perbuatan manusia. ehendak dan daya berbuat pada diri manusia, menurut !aturidiyah
Samarkand, adalah kehendak dan daya manusia dalam arti kata sebenarnya dan bukan dalam
arti kiasan, maksudnya daya untuk berbuat tidak diciptakan sebelumnya, tetapi bersama-sama
dengan perbuatannya. Sedangkan !aturidiyah Bukharah memberikan tambahan dalam
masalah daya.!anusia tidak mempunyai daya untuk melakukan perbuatan, hanya .uhanlah
yang dapat mencipta, dan manusia hanya dapat melakukan perbuatan yang telah diciptakan
.uhan bagi-6ya.
Me!(e!i +i,$-+i,$ T%*!
!aturidiyah Bukhara berpendapat .uhan tidaklah mempunyai sifat-sifat
jasmani.Ayat-ayat Al-%ur"an yang menggambarkan .uhan mempunyai sifat-sifat jasmani
haruslah diberi ta"wil.
Sedangkan golongan Samarkand mengatakan bahwa sifat bukanlah .uhan, tetapi
tidak lain dari .uhan.$alam menghadapi ayat-ayat yang memberi gambaran .uhan bersifat
dengan menghadapi jasmani ini.Al-!aturidi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
tangan, muka, mata, dan kaki adalah kekuasaan .uhan.
Me!(e!i ke*e!&k m%$#k T%*! &! ke&i#! T%*!
ehendak mutlak .uhan, menurut !aturidiyah Samarkand, dibatasi oleh keadilan
.uhan. .uhan adil mengandung arti bahwa segala perbuatannya adalah baik dan tidak mampu
untuk berbuat buruk serta tidak mengabaikan kewajiban-kewajiban-6ya terhadap
manusia.Adapun !aturidiyah Bukhara berpendapat bahwa .uhan memiliki kekuasaan
mutlak. .uhan berbuat apa saja yang dikehendaki-6ya dan menentukan segala-galanya. .idak
ada yang menentang atau memaksa .uhan dan tidak ada larangan bagi .uhan.
1+
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Aliran !aturidiyah lahir di Samarkand, pertengahan kedua abad ke I- !. Pendirinya
adalah Abu !ansur !uhammad Ibn !uhammad Ibn !ahmud Almaturidi. Sistem pemikiran
aliran !aturidiyah termasuk golongan teologi ahli sunnah.
Berdasarkan beberapa referensi yang kami dapat, aliran !aturidiyah dapat
digolongkan menjadi +, yaitu
'. (olongan Samarkand
7ang menjadi golongan ini adalah pengikut-pengikut Al-!aturidi sendiri.(olongan ini
cenderung ke arah faham Asy"ariyah, sebagaimana pendapatnya tentang sifat-sifat
.uhan.$alam hal perbuatan manusia, maturidi sependapat dengan !u"ta#ilah, bahwa
1,
manusialah yang sebenarnya mewujudkan perbuatannya. Al-!aturidi berpendapat bahwa
.uhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu
+. (olongan Bukhara
(olongan ini dipimpin oleh Abu Al-7usr !uhammad Al-Ba#dawi.$ia merupakan pengikut
!aturidi yang penting dan penerus yang baik dalam pemikirannya.6enek Al-Ba#dawi
menjadi salah satu murid !aturidi.&adi yang dimaksud dengan golongan Bukhara adalah
pengikut-pengikut Al-Ba#dawi dalam aliran Al-!aturidiyah.@alaupun sebagai pengikut
aliran Al-!aturidiyah, A=-Ba#dawi selalu sefaham dengan !aturidi. Ajaran teologinya
banyak dianut oleh umat islam yang berma#hab 1anafi. $an hingga saat ini pemikiran-
pemikiran Al-!aturidiyah masih hidup dan berkembang di kalangan umat Islam.
3.2 KRITIK DAN SARAN
Akhirnya terselesaikannya makalah ini, kami selaku penyusun menyadari dalam
penyusunan makalah ini yang membahas tentang poko-pokok ajaran !aturidiyah masih jauh
dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun dari
segi penyajian materinya.
0ntuk itu kritik dan saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini yang bersifat kousteuktif dan bersifat komulatif sangat kami
harapkan supaya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna.
1.
DA0TAR PUSTAKA
&amrah, Suryan A, Studi Ilmu Kalam, Pekanbaru) 0I6 Press, +DD8
www.google.com
Ahmad, !uhammad, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung) Pustaka Setia,'339
Bo#ak, Abdul, dan Bosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung) Pustaka Setia, +DD'
1(
13