Kafein dari Daun The serta Uji Alkaloid Tanggal Praktikum : 2 Oktober 2014 Tanggal pengumpulan : 9 Oktober 2014
Disusun Oleh: Jonathan Berlian Kurniawan 10613073 Kelompok 8
Asisten: Aryo Putra Purwanto 10612011
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014 I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan pemisahan dan pemisahan senyawa organik: ekstraksi dan isolasi kafein dari daun the serta uji alkaloid adalah sebagai berikut 1. Menentukan titik leleh dari Kristal kafein yang terbentuk 2. Menentukan nilai Rf dari masing-masing noda pada uji kromatografi
II. TEORI DASAR Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid. Alkaloid adalah senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid umumnya memiliki rasa pahit dan seringkali memiliki sifat fisilogis aktif bagi manusia. Kromatografi bermanfaat untuk menguraikan suatu campuran. Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase, fase diam dan fase gerak. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran terserap pada permukaan partikel- partikel ke dalam sejumlah cairan yang terikat pada permukaan. Laju perpindahan suatu molekul zat terlarut tertentu di dalam kolom atau lapisan tipis zat penyerap secara langsung berhubungan dengan bagian-bagian molekul tersebut di antara fase bergerak dan fase diam. Jika ada perbedaan penahanan secara selektif, maka masingmasing komponen akan bergerak sepanjang kolom dengan laju yang tergantung pada karakteristik masing- masing penyerapan. (Khopkar, 2008) Dengan menggunakan cara kromatografi, pemisahan dalam banyak keadaan lebih cepat dan efektif dari pada sebelumnya dan banyak pemisahan, dapat berhasil yang tidak akan dapat diusahakan dengan teknik lain., pendobrakan yang tidak ada bandingnya dalam biokimia mendapatkan pengertian dan fungsienzim dan protein yang lain telah berasal secara langsung dari penggunaan kromatografi dalam penelitian biologik. (Underwood, 1999) KLT merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat. KLT dapat digunakan untuk menentukan eluen pada analisis kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk pengembang pada KLT disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Sebagai fase diam digunakan silika gel, karena tidak akan bereaksi dengan senyawa atau pereaksi yang reakstif. (Wiryawan, 2011)
III. DATA PENGAMATAN Pada percobaan kali ini diperoleh data titik leleh kafein, nilai Rf pada uji komatografi, dan uji alkaloid. 3.1 Titik leleh kafein Titik leleh yang didapat adalah 217 0 C -232 0 C
3.2 Nilai Rf pada uji kromatografi dengan tinggi eluen 3,7 cm Jenis Eluen Tinggi Noda (cm) Nilai Rf Eluen etil asetat- metanol (3:1) 2,3 0,62 Eluen etil kloroform- metanol (9:1) 1,8 0,49
3.3 Uji Alkaloid Pereaksi Foto Keterangan Meyer
Ada endapan berwarna kuning muda Dragendorff
Ada endapan berwarna jingga
IV. PEMBAHASAN Pada percobaan kali ini kita akan melakukan pemisahan atau ekstraksi senyawa kafein dari daun teh. Untuk mendapatkan kafein dilakukan ekstraksi dari larutan teh. Teh ini dilarutkan dengan air yang mendidih dan ditambahkan Natrium Karbonat. Natrium Karbonat ini adalah garam non polar yang dapat terurai di dalam air menjadi ion Na + yang mengikat kafein dan CO 3 - yang mengikat H 2 O membentuk HCO 3 (suatu asam). Setalah itu ditambahkan lagi larutan diklorometana yang berfungsi untuk mengikat kafein karena kepolaran kafein dalam larutan diklorometana lebih besar dari kepolarannya dengan air, sehingga kafein dapat terpisah dari air (Pasto, 1992). Setelah penambahan ini larutan the ini didekantasi dan didapatkan Kristal Kafein. Pada praktikum kali ini didapatkan Kristal kafein. Kristal kafein ini kemudian dihitung titik lelehnya dan didapatkna bahwa titik leleh Kristal kafein ini adalah 217 0 C-232 0 C. jika dibandingkan dengan literatur dimana titik leleh kafein adalah 238 0 C (Sciencelab, 2013), maka percobaan ini bisa dianggap sudah sesuai dengan literature karena persen kesalahannya dibawah 5% atau hanya 2,521% saja. Pada percobaan selanjutnya dalam praktikum ini, kita akan menguji kromatografi lapis tipis (KLT) dari Kristal kafein yang didapat dalam praktikum kali ini. Eluen yang dipakai pada praktikum kali ini adalah etil asetat-metanol (3:1) dan kloroform-Metanol (9:1). Dari praktikum ini didapatkan bahwa nilai Rf pada eluen etil asetat-metanol (3:1) lebih besar dari yang eluen kloroform-metanol (9:1) yaitu 0,62 untuk eluen etil asetat-metanol (3:1) dan 0,49 untuk eluen kloroform-metanol (9:1). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa eluen etil asetat-metanol lebih baik untuk uji KLT dari kafein. Karena semakin terbawa fase geraknya maka semakin dekat kepolarannya. (Clark, 2007) Dalam praktikum kali ini dilakukan juga uji alkaloid. Uji alkaloid ini dilakukan untuk membuktikan apakah Kristal yang dihasilkan benar merupakan Kristal kafein, karena kafein seharusnya termasuk dalam jenis alkaloid. Pada percobaan ini, pereaksi yang dipakai adalah pereaksi Meyer dan Dragendorff. Pereaksi Meyer ini mengandung Na-Pb-iodida. Sedangkan pereaksi Dragendorff yang mengandung Na-Bi-lodida. Pada percobaan ini pencampuran kafein dengan pereaksi Meyer menghasilkan endapan berwarna kuning muda, yang dimana endapan ini membuktikan bahwa ada alkaloid dalam larutan tersebut. Pada pencampuran kafein dengan pereaksi Dragendorff menghasilkan endapan berwarna jingga. Ini membuktikan bahwa adanya alkaloid dalam larutan tersebut. Percobaan ini berhasil karena sudah sesuai dengan literatur dan dapat dibuktikan bahwa Kristal yang terbentuk merupakan Kristal kafein karena mengandung alkaloid.
V. KESIMPULAN Kesimpulan dari percobaan dari pemisahan dan pemurnian zat padat: rekristalisasi dan titik leleh adalah sebagai berikut: 1. Titik leleh kafein berdasarkan percobaan ini adalah 217 0 C -233 0 C 2. Nilai Rf dengan eluen etil asetat-metanol (3:1) adalah sebesar 0,62 dan Rf dengan elue kloroform-metanol (9:1) adalah sebesar 0,49
DAFTAR PUSTAKA
Clark J. 2007. Thin layer chromatography. http://www.chemguide.co.uk/analysis/chromatography/thinlayer.html diakses 8 oktober 2014 Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia, Jakarta. Posto, D., Johnson, C., Miller, M.1992. Experiments and Techniques in Organic Chemistry. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Sciencelab. 2013. Material Safety Data Sheet Caffeine MSDS http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927475. Diakses 8 Oktober 2014 Sharma, Veena dan R. Paliwal. 2013. Preliminary phytochemical investigation and thin layer chromatography profiling of sequential extracts of Moringa oleifera pods. International Journal of Green Pharmacy. India Solomons, T.W. Graham., Fryhle, Craig B. 2011. Organic Chemistry Tenth Edition. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc. Underwood. 1999. Analisis kimia Kuantitatif, PT Erlangga, Jakarta. Wiryawan, A. 2011. Pemisahan dengan Kromatografi Tipis dan Kromatografi Kolom. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada 8 Oktober 2014.