Anda di halaman 1dari 129

01.

Visi, Misi, Nilai Nilai dan Kebijakan Mutu Perusahaan


Vision, Mission, Values and Companys Quality Policies
02. Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
04. Laporan Dewan Komisaris
Message of the Board of Commissioners
06. Profil Dewan Komisaris
Profile of the Board of Commissioners
08. Laporan Direksi
Report of the Board of Directors
10. Profil Direksi
Profile of the Board of Directors
12. Profil Perseroan
Company Profile
18. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Good Corporate Governance
28. Laporan Komite Audit
Audit Committee Report
32. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Company Social Responsibility
34. Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management Analysis and Review
44. Struktur Organisasi
Organization Structure
45. Lembar Persetujuan Dewan Komisaris dan Direksi
Approval of the Board of Commissioners and Board of Directors
47. Laporan Auditor Independen
Independent Auditor Report
Daftar Isi
Contents
Visi, Misi,Nilai Nilai dan Kebijakan Mutu Perusahaan
Vision, Mission, Values and Companys Quality Policies
01
Visi
Menjadikan PT Jembo Cable Company Tbk.
sebagai produsen yang terdepan dalam indutsri
kawat dan kabel:
Reputasi yang sangat baik.
Posisi keuangan yang sehat.
Lingkungan kerja yang sehat.
Pengembangan yang berkesinambungan.
Misi
Menjadikan seluruh mitra usaha kita sebagai
pemenang, antara lain:
Pelanggan,
Karyawan,
Penyalur, agen dan pemasok,
Pemegang saham.
Memberi Peluang kepada karyawan untuk
menjadi unggul sehingga berdampak baik bagi
pertumbuhan Perusahaan.
Dengan meletakkan dasar yang baik dan kuat
sehingga memungkinkan karyawan untuk
meraih target mereka sesuai dengan kemam-
puannya.
Nilai-Nilai
Memberikan nilai tambah dari apapun yang
kita kerjakan.
Pelanggan adalah pusat sasaran dari seluruh
yang kita kerjakan.
Pengembangan yang berkesinambungan
merupakan kunci sukses kita.
Setiap orang, tanpa pengecualian, terlibat,
di berdayakan dan kontribusi mereka di akui
serta prestasi mereka di hargai.
Kami bertanggung jawab terhadap komunitas
di tempat tinggal kita dan masyarakat dunia.
Menjadikan PT Jembo Cable Company Tbk.
tempat bekerja yang baik, menyenangkan,
aman dan sehat. Kita bekerja sebagai kelom-
pok di dalam lingkungan yang saling memper-
cayai, menghormati, menghargai, jujur dan adil.
Kebijakan Mutu
PT Jembo Cable Company Tbk. berusaha untuk
menjadi produsen yang terdepan dalam industri
kawat dan kabel di Indonesia.
Kami bertekad untuk memproduksi produk
yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan
yang diinginkan oleh pelanggan.
Setiap orang terlibat, bermotivasi dan
berpengetahuan untuk membuat kemajuan
yang berkesinambungan dalam rangka meng
hasilkan prestasi yang luar biasa.
Vision
To turn PT Jembo Cable Company Tbk. into the
foremost producer in the wire and cable industry:
Very good reputation.
Sound financial position.
Healthy work environment.
Continual development.
Mission
To make all our skateholders as winners, among
others:
Customers,
Employees,
Distributor, agent and suppliers,
Shareholders.
Provide opportunities to the employees to become
excellent so that it will have a good impact on the
Companys growth.
By providing a good and solid foundation enabling
its employees to achieve their target according to
their capability.
Values
Provide added value to everything we do.
The customer is the center objective of what we do.
Sustainable development is the key to our success.
Everybody without exception is involved, empow-
ered, their contribution acknowledge and their
achievement honored.
We are responsible to the community where we
live and to the global community.
To make PT Jembo Cable Company Tbk, a good
place to work, comfortable, safe and healthy. We
work as a group in a friendly environnent, honor-
ing each other, honest and equitable.
Quality Policy
PT Jembo Cable Company Tbk. efforts to become
a foremost producer in the wire and cable industry
in Indonesia.
We are committed to produce products compliant
to the need and requirements demanded by our
customers.
Everybody is involved, motivated and knowledgable
to uphold a sustainable development in the
framework of achieving an extraordinary achieve-
ment.
02
2013 2012 2011 2010 2009
Ekuitas Equity
Posisi Keuangan Financial Position
Hasil Usaha Operational Income
Rasio-rasio Keuangan Financial Ratios
Dalam Miliar Rupiah In Billion Rupiahs
(Kecuali Jumlah Saham yang beredar dan
laba bersih per saham)
(Except for the Number of Circulating Shares and
Net Profit per Share)
Jumlah Saham yang beredar (dalam juta lembar)
Circulating Shares (in million sheets)
Modal Saham Share Capital
Aset Lancar Current Asset
Investasi Dalam Saham Investment in Shares
Aset Tetap Fixed Asset
Aset Lain-lain Other Assets
Jumlah Aset Total Assets
Liabilitas Lancar Current Liabilities
Liabilitas Tidak Lancar Doubtful Liabilities
Ekuitas Equity
Jumlah Liabilitas & Ekuitas Total Liability & Equity
Penjualan Bersih Net Sales
Beban Pokok Penjualan Cost of goods Sold
Laba (Rugi) Kotor Gross Profit (Loss)
Laba (Rugi) Sebelum Manfaat (Beban) Pajak
Before Tax Profit (Loss)
Laba (Rugi) Bersih Net Profit (Loss)
Laba (Rugi) Komprehensif Comprehensive Profit (Loss)
Jumlah Laba (Rugi) komprehensif yg dapat
diatribusikan kepada pemilik Entitas induk &
kepentingan non pengendali
Total of comprehensive Profit (Loss) to be distributed
to the Parent Entity owners & non-controlling interest
Laba (Rugi) Bersih per Saham (dalam rupiah penuh)
Net Profit (Loss) per Share (in full rupiah)
Laba (Rugi) Bersih / Jumlah Aset
Net Profit (Loss) / Total Asset
Laba (Rugi) Bersih / Ekuitas Net Profit (Loss) / Equity
Rasio Lancar Current Ratio
Liabilitas / Ekuitas Liability / Equity
Liabilitas / Jumlah Aset Liability / Total Asset
Ekuitas / Jumlah Aset Equity / Total Assets
Laba Kotor / Penjualan Bersih Gross Profit / Net Sales
Laba Sebelum Pajak / Penjualan Bersih
Profit before Tax / Net Sales
Laba Bersih / Penjualan Bersih Net Profit / Net Sales
1.234,8
1.102,1
132,7
48,9
31,8
32,0
1.267,4
1.148,4
119,0
41,3
29,7
28,8
32,0
211,71
28,8
196,4
830,7
784,4
46,3
2,2
(1,0)
0,7
-
(6,7)
762,9
694,3
68.6
29,8
15,8
-
-
104,7
614,7
2,0
72,2
20,1
709,0
531,7
34,4
142,9
709,0
521,1
1,8
80,0
24,1
627,0
467,8
31,8
127,4
627,0
461,1
2,7
79,8
18,4
562,0
438,9
24,4
98,7
562,0
459,6
1,0
83,2
43,5
587,3
465,8
19,0
102,5
587,3
151,2
75,6
151,2
75,6
151,2
75,6
151,2
75,6
% % %
4,5
22,2
118
396
79,8
20,2
10,7
6,1
4,7
23,3
111
392
79,7
20,3
9,4
4,7
-
-
105
469
82,4
17,6
5,6
0,4
2,7
15,4
99
473
82,5
17,5
9
3,1
4,0
1.490,1
1.290.5
199,6
43,4
22,6
22,9
22,9
151,6
1.029,3
2,4
136,3
51,4
1.239,8
1.052,6
39,6
147,7
1.239,8
151,2
75,6
1,8
15,3
98
739
88,1
11,9
13,4
2,9
1,5 3,3 0,3 3,9
% %
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
03
Ikhtisar Mengenai Saham

Pada tanggal 31 Desember 2013, modal yang
disetor Perseroan tidak mengalami perubahan
yaitu sebesar Rp75,6 miliar yang terdiri dari 151,2
juta lembar saham biasa masing-masing dengan
nilai nominal Rp500,00 (lima ratus rupiah) per
lembar saham. Saham-saham Perseroan terse-
but, seluruhnya telah dicatatkan di Bursa Efek
Indonesia (sebelumnya Bursa Efek Jakarta) sejak
tanggal 18 November 1992.
Tabel Harga Saham Perseroan Terendah,
Tertinggi dan Penutupan serta Volume dan Nilai
Transaksi pada Bursa Efek Indonesia untuk
periode yang bersangkutan.
Summary of Shares
On 31 December 2013, the Companys paid-in capital
is still stable maintained at Rp.75.6 billion consisting
of 151.2 million common shares of a respective
nominal value of Rp.500.00 (five hundred rupiah) per
share. Such Company shares, are all registered in
the Indonesian Stock Exchange (formerly Jakarta
Stock Exchange) since 18 November 1992.
Table of the Companys Share Prices Lowest,
Highest and Closing and Volume and Value of
Transaction in the Indonesian Stock Exchange for
the related period.
Harga Per Saham (Rp)
Price Per Share (Rp)
Total Transaksi
Total Transaction
Terendah
Lowest
Tertinggi
Highest
Penutupan
Closing
Volume Volume Nilai Value
2013
2012
Triwulan ke 1 (Jan-Mar)
1
st
Quarter (Jan-Mar)
Triwulan ke 2 (Apr-Jun)
2
nd
Quarter (Apr-Jun)
Triwulan ke 3 (Jul-Sep)
3
rd
Quarter (Jul-Sep)
Triwulan ke 4 (Okt-Des)
4
th
Quarter (Oct-Dec)
1.600
1.890
1.870
2.000
1.600
1.900
2.700
2.650
3.000
3.000
1.890
2.450
2.600
2.850
2.850
1.423.000
8.362.500
485.500
766.000
11.037.000
2.488.495.000
18.774.645.000
1.188.695.000
2.084.675.000
24.536.510.000
570
760
1.980
1.800
570
860
2.700
3.150
1.800
3.150
800
2.125
2.050
1.900
1.900
20.889.500
53.094.000
45.764.500
5.804.500
125.552.500
15.759.455.000
106.873.317.500
121.729.655.000
12.510.015.000
256.872.442.500
Triwulan ke 1 (Jan-Mar)
1
st
Quarter (Jan-Mar)
Triwulan ke 2 (Apr-Jun)
2
nd
Quarter (Apr-Jun)
Triwulan ke 3 (Jul-Sep)
3
rd
Quarter (Jul-Sep)
Triwulan ke 4 (Okt-Des)
4
th
Quarter (Oct-Dec)
04
Para Pemegang Saham yang terhormat,
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan
yang Maha Esa, yang atas limpahan rahmat dan
anugrah-Nya, telah menghantarkan PT Jembo
Cable Company Tbk. dapat melalui tahun 2013
dengan baik.
Dewan Komisaris telah meneliti dan menyetujui
Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan tahun
2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
(member firm of BDO International) dengan
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dan untuk
itu kami sangat menghargai kerja keras yang
telah dilakukan oleh jajaran Direksi dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan Perseroan, serta
menjaga konsistensi pengelolaan Perseroan agar
tetap searah dengan tekad penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang baik.
Penjualan konsolidasi Perseroan tahun 2013
sebesar Rp1.490,1 miliar mengalami kenaikan
sebesar Rp255,3 miliar atau naik sekitar 20,7%,
dari tahun 2012 sebesar Rp1.234,8 miliar. Pada
tahun 2013 Perseroan membukukan laba bersih
sebesar Rp22,9 miliar, mengalami penurunan
sebesar Rp9,1 atau 28,4% dibandingkan dengan
tahun 2012 sebesar Rp32,0 miliar.
Dewan Komisaris meminta kepada jajaran Direksi
untuk tetap meningkatkan pengawasan dalam
pelaksanaan kegiatan Perseroan, serta memper-
hatikan risiko yang mungkin timbul akibat dari
operasional dan sekaligus dengan langkah-
langkah sebagai antisipasi penanggulangannya.
Selain konsisten dalam menjalankan Perseroan
agar searah dengan tekad penerapan tata kelola
perusahaan yang baik, Direksi juga perlu untuk
tetap mempertahankan dan meningkatkan
efisiensi di segala bidang, serta mempersiapkan
langkah-langkah strategis terutama dalam
mengantisipasi dampak dari situasi politik dan
ekonomi. Meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia dan seluruh perangkat sistem teknologi
informasi agar dapat memberikan informasi
secara cepat, tepat dan akurat guna mendukung
pengelolaan Perseroan. Terus membangun
sumber daya manusia Perseroan dengan
landasan disiplin kerja yang ketat namun dengan
kreatifitas yang tinggi, dan tetap terpeliharanya
semangat kerja dengan motivasi yang kuat,
semangat berkompetisi dengan tekad kuat untuk
tampil sebagai pemenang.
Dear Shareholders,
Praise and thanks be to the Lord Almighty on His
grace to lead PT Jembo Cable Company Tbk. able to
pass the year 2013 in good condition.
The Board of Commissioners has reviewed and
ratified the Companys Consolidated Financial
Statement for 2013 audited by the Accountant Public
Office Tanubrata Sutanto Fahmi & Associates
(member firm of BDO International) with an
Unqualified Opinion. We appreciate the hard work
by the Board of Directors in their efforts to improve
the Companys growth, and maintain the consistency
of the Companys management to be in line with the
commitment to implement Good Corporate Govern-
ance.
The Companys consolidated sales in 2013 of
Rp.1,490.1 billion shows an increase of Rp.255.3
billion or an increase of 20.7% from 2012 of
Rp.1,234.8 billion. In 2013 the Company booked a net
profit of Rp.22.9 billion, a decrease of Rp.9.1 or
28.4% compared to the year 2012 of Rp. 32.0 billion.
The Board of Commissioners has requested the
Board of Directors to maintain improving its supervi-
sion in conducting the Companys operation, and to
be aware of risk which may arise due to operational
matters and conduct anticipative actions to overcome
it. Besides being consistent in running the Company
to be in line with the commitment of implementing
good corporate governance, the Board of Directors
also need to maintain and upgrade efficiency in all
fields, and prepare strategic steps especially in
anticipating the impact of political and economic
situation. Improve the capability of the companys
human resources and all information technology
system to provide precise information, accurate and
timely to support the Companys management. To
consistently develop the Companys human
resources on a strict work discipline foundation but
with high creativity, and maintain a good work spirit
and strong motivation, and competitive spirit with the
commitment to emerge as winner.
Laporan Dewan Komisaris
Message of the Board of Commissioners
Dewan Komisaris menyetujui proyeksi usaha
Perseroan yang telah disampaikan oleh Direksi,
dimana pada masa mendatang, karena kebutuhan
kabel listrik maupun telephone akan terus
meningkat seiring dengan terus berlanjutnya
pembangunan di Tanah Air, baik yang dilakukan
oleh Pemerintah maupun swasta dari Sabang
sampai Merauke, dan tidak dapat dipungkiri walau
persaingan antara produsen kabel akan semakin
ketat yang diakibatkan oleh pasar bebas namun
hal itu juga sekaligus menjadikan semakin
terbukanya peluang di pasar internasional dengan
perkembangan dan pembangungannya di berba-
gai belahan dunia, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa, industri kabel masih tetap
memiliki peluang yang besar,
Dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris
dibantu oleh Komite Audit yang melakukan fungsi
pengawasan terhadap jalannya pengelolaan
Perseroan, agar pengelolaan Perseroan tetap
sejalan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta memenuhi ketentuan tata
kelola perusahaan yang baik.
Pada akhirnya, Dewan Komisaris menyampaikan
terima kasih kepada para Pemegang Saham,
Pelanggan, mitra kerja dan semua pihak yang
telah memberikan dukungan serta kepercayaan
bagi kami dalam usaha terus memajukan
Perseroan.
Tangerang, April 2014
Drs. I Gusti Made Putera Astaman
Presiden Komisaris & Komisaris Independen
President Commissioner & Independent
Commissioners
The Board of Commissioners approve the Companys
business projection submitted by the Board of
Directors, considering the fact that in the coming
years, due to the continual increase in the need of
electrical cable and telephone in line with the
domestic ongoing development, both by the Govern-
ment and private sector from Sabang until Merauke,
and also the stringent competition between cable
producers due to the free market which at the same
time also open opportunities in the international
market with the development and growth in various
part of the world, as proof that the cable industry has
still great opportunities.
In conducting its duties, the Board of Commissioners
is assisted by the Audit Committee conducting
supervision functions on the Companys manage-
ment, so that the Companys management shall be
in line with prevailing laws and regulation and
compliant to the provisions of a good corporate
governance.
Finally, the Board of Commissioners wish to convey
its thanks to the Shareholders, Customers, working
partners and all parties which have given their
support and trust to us in continuing the success of
the Company.
05
06
Drs. I Gusti Made Putera Astaman
Presiden Komisaris & Komisaris Independen
President Commissioner & Independent Commis-
sioner
Purnawirawan Kepolisian Republik Indonesia
dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal
Polisi.Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak
tahun 1994 yang penunjukannya melalui Rapat
Umum Luar Biasa Pemegang Saham PT Jembo
Cable Company Tbk., tercatat dalam Akte Notaris
No. 74 tanggal 27 Juni 1994. Lulusan dari Pergu-
ruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 1967 dan
Lemhanas KSA II tahun 1991, aktif dalam berbagai
organisasi di Indonesia.
A retired Police Officer of the Republic of Indonesia
with the latest rank of Major General Police. Has
held the position of the Companys Commissioner
since 1994 appointed by the Extraordinary General
Meeting of Shareholders PT Jembo Cable Company
Tbk., recorded in a Notarial Deed No, 74 dated 27
June 1994. Graduate of the Police Academy (PTIK) in
1967 and Lemhanas KSA II in 1991, active in various
organizations in Indonesia.
Ny. Hauw Ay Lan
Komisaris
Commissioner
Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun
1977 hingga saat ini. Penunjukan pertamanya
melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
tahun 1977 dan tercatat dalam Akte Notaris No. 113,
tanggal 31 Mei 1977. Lulusan Sekolah Menengah
Atas. Saat ini beliau juga merupakan Direktur
Utama PT Monas Permata Persada sejak tahun
1992.
Held the Companys Commissioner since 1977 until
present. Her first appointment was through the
Annual General Shareholders Meeting in 1977 and
recorded in the Notarial Deed No. 113, dated 31 May
1977. A graduate of the Secondary High School. At
present she is also the President Director of PT
Monas Permata Persada since 1992.
Profil Dewan Komisaris
Profile of the Board of Commissioners
07
Drs. Andreas S. Soedjijanto, MBA, FLMI
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Menjabat sebagai Komisaris Independen sejak
tahun 2001 hingga saat ini yang penunjukan
pertamanya melalui Rapat Umum Pemengang
Saham Tahunan tahun 2001 dan tercatat dalam Akte
Notaris No 57 tanggal 25 Juni 2001. Mendapat gelar
Master of Business Administration dari Netherlands
International Institute for Management. Saat ini
beliau menjabat sebagai Direktur PT. Indolife
Pensiontama.
Held the position of Independent Commissioner
since 2001 until present with the first appointment
through the Annual General Meeting of Sharehold-
ers in 2001 and recorded in the Notarial Deed No. 57
dated 25 June 2001. Graduated as Master of
Business Administration from the Netherland
International Institute for Management. At present
he holds the position of Director in PT. Indolife
Pensiontama.
08
Para Pemegang Saham yang terhormat,
Segala Puji dan Syukur, kami panjatkan kepada
Tuhan yang Maha Kuasa, yang oleh karena rahmat
dan anugrah-Nya, kita berhasil melalui 2013
dengan baik.
Berbagai tantangan tetap harus dihadapi seperti
tingginya tingkat persaingan di antara para
produsen kabel, terus berfluktuasinya harga bahan
baku berupa tembaga dan aluminium, serta
berbagai kebijakan Pemerintah. Namun secara
keseluruhan dapat dikatakan kondisi perekonomian
di tahun 2013 relatif stabil.
Penjualan konsolidasian Perseroan tahun 2013
mengalami kenaikan sebesar Rp255,3 miliar atau
naik 20,7% dari Rp1.234,8 miliar tahun 2012
menjadi Rp1.490,1 miliar tahun 2013. Namun
demikian bila dibandingkan dengan target penjua-
lan Perseroan tahun 2013 sebesar Rp1.613,6 maka
penjualan konsolidasian tersebut mencapai 92,3%
dari target. Walaupun demikian Perseroan pada
tahun 2013 membukukan laba bersih konsolidasian
sebesar Rp22,9 miliar.
Secara rinci gambaran tentang kinerja Perseroan
dapat dilihat dalam laporan keuangan konsolidasian
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013, yang telah diaudit oleh
kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi
dan Rekan (member firm of BDO International).
Selain menjalankan Perseroan sesuai dengan
peraturan yang berhubungan dengan tata kelola
perusahaan yang baik, dalam rangka terus mem-
pertahankan dan meningkatkan kinerja Perseroan,
beberapa langkah maupun kebijakan strategis yang
ditempuh Perseroan di tahun 2013, seperti terus
meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi dan
manajemen operasi, kemudian meningkatkan
kapasitas produksi dan pengawasan kualitas yaitu
dengan cara meningkatkan kemampuan beberapa
mesin produksi serta melakukan penambahan
beberapa unit mesin dan alat uji. Menambah jenis
produk yang dihasilkan dengan berdasarkan
kebutuhan pasar, kemudian tetap meningkatkan
penjualan terhadap produk yang bermargin tinggi,
memperluas jaringan distribusi, serta tetap
menjalin kerjasama di bidang pemasaran dengan
berbagai pihak. Melakukan restrukturisasi organ-
isasi untuk mendapatkan format yang terbaik, dan
tetap menerapkan sistem Manajemen Mutu,
Manajemen Lingkungan, serta Manajemen Keseha-
tan dan Keselamatan (K-3) yang telah memberikan
dampak positif bagi kinerja Perseroan. Menjalankan
program cost saving dan improvement dengan
melakukan pengendalian biaya di semua Departe-
Dear Shareholders,
Praise and thanks be to the Lord Almighty by whose
grace we successfully passed 2013.
We are still facing various challenges such as the
high and stringent competition between cable
producers, the fluctuation in raw material price such
as copper and aluminum, and various Government
policies. But in overall it may be said that the
economic condition in 2013 was relatively stable.
The Companys consolidated sales in 2013 under-
went an increase of Rp.255.3 billion or an increase of
20.7% from Rp.1,234.8 billion in 2012 to become
Rp.1,490.1 billion in 2013. Compared, however, with
the Companys sales target in 2013 of Rp.1,613.6
such consolidated sales attained 92.3% of its target.
The Company, however, in 2013 booked a net
consolidated profit of Rp.22.9 billion.
A detailed illustration of the Companys performance
is depicted in the consolidated financial statement of
the Company for the book year ended on 31 Decem-
ber 2013, audited by the Accountant Public Office
Tanubrata Sutanto Fahmi and Associate (member
firm of BDO International).
Besides conducting the Company according to
regulation related to good corporate governance, in
the framework to maintain and improve the
Companys performance, several steps and strategic
policies were taken by the Company in 2013, such as
continuously improving production efficiency and
effectiveness and operational management, also
improving production capacity and quality supervi-
sion by means of improving the capability of several
production machines and provide additional machine
units and testing tools. Increase the types of product
based on market need, and still maintain the level of
sales on high margin products, expanding distribu-
tion network and maintaining cooperation in the field
of marketing with various parties. Conduct organiza-
tion restructuration to obtain the best format, and
still applying the Quality Management system,
Environmental Management, and Occupational
Health and Safety Management (K-3) providing
positive impact on the Companys performance.
Conduct cost saving and improvement program by
implementing cost control in all Departments and
men dan meletakan dasar yang baik dan kuat
sehingga karyawan dapat meraih target sesuai
kemampuan juga merupakan langkah yang
ditempuh oleh Perseroan di tahun 2013.
Kami yakin prospek usaha dalam industri perkab-
elan pada waktu-waktu mendatang diperkirakan
masih tetap memiliki peluang yang baik meskipun
persaingan akan semakin ketat. Kebutuhan kabel
listrik berpenghantar tembaga dan aluminium
untuk dalam negeri diperkirakan akan terus
meningkat sejalan dengan peningkatan pemban-
gunan dan infrastruktur, peningkatan pembangu-
nan properti dan pemukiman baru, terlebih lagi
dengan rencana-rencana PT PLN (Persero) dalam
hal peningkatan pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan listrik di seluruh tanah air. Kemudian
pada kabel telepon, untuk jenis penghantar
tembaga (metalik) masih akan tetap diperlukan,
demikian pula pada kabel serat optik permintaan-
nya akan terus meningkat baik untuk pemasangan
baru dan penggantian dari kabel metalik ke serat
optik, serta upaya peningkatan pelayanan dari PT
Telkom Indonesia Tbk. dalam penggunaan kabel
serat optik pada jaringan perumahan dan perkan-
toran yang terkenal dengan istilah FTTH (Fiber to
The Home), yang semuanya ini diperkirakan akan
memberikan peluang yang sangat baik bagi pasar
domestik.
Akhirnya perkenankan Direksi menyampaikan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
seluruh Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok,
Perbankan, Penyalur dan Karyawan Perseroan
serta semua pihak yang telah mempercayai dan
memberikan dukungan serta bantuan kepada
Perseroan.
Tangerang, April 2014
Santoso
Presiden Direktur
President Director
build a good and strong foundation so that employ-
ees may achieve their targets according to capability
which are also steps conducted by the Company in
2013.
We are convinced that the cable industry business
prospects opportunity in the coming years is still
good despite the stringent competition. The need for
copper and aluminum insulated electrical cable
domestically is estimated to be still increasing in line
with the improvement in development and
infrastructure, the increase in property development
and new housing, especially with the plan of PT PLN
(Persero) (State Electrical Company) in upgrading its
services to meet the need of electricity all over
Indonesia. Copper insulated cables (metallic) is
needed for phone cables, the demand for optic fiber
cable shall also continuously increase for new
installation and replacement of metallic cable to
optical fiber, and the efforts of improving services
from PT Telkom Indonesia Tbk. in using optic fiber
cables in housing network and offices known as the
FTTH (Fiber to the Home), estimated to provide a
very good opportunity for the domestic market.
Finally, allow us to convey our heartiest thanks to all
Shareholders, Customers, Suppliers, Banking,
Distributors, and the Company Employees and all
parties who have given their trust and support to the
Company.
Laporan Direksi
Report from the Board of Directors
09
men dan meletakan dasar yang baik dan kuat
sehingga karyawan dapat meraih target sesuai
kemampuan juga merupakan langkah yang
ditempuh oleh Perseroan di tahun 2013.
Kami yakin prospek usaha dalam industri perkab-
elan pada waktu-waktu mendatang diperkirakan
masih tetap memiliki peluang yang baik meskipun
persaingan akan semakin ketat. Kebutuhan kabel
listrik berpenghantar tembaga dan aluminium
untuk dalam negeri diperkirakan akan terus
meningkat sejalan dengan peningkatan pemban-
gunan dan infrastruktur, peningkatan pembangu-
nan properti dan pemukiman baru, terlebih lagi
dengan rencana-rencana PT PLN (Persero) dalam
hal peningkatan pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan listrik di seluruh tanah air. Kemudian
pada kabel telepon, untuk jenis penghantar
tembaga (metalik) masih akan tetap diperlukan,
demikian pula pada kabel serat optik permintaan-
nya akan terus meningkat baik untuk pemasangan
baru dan penggantian dari kabel metalik ke serat
optik, serta upaya peningkatan pelayanan dari PT
Telkom Indonesia Tbk. dalam penggunaan kabel
serat optik pada jaringan perumahan dan perkan-
toran yang terkenal dengan istilah FTTH (Fiber to
The Home), yang semuanya ini diperkirakan akan
memberikan peluang yang sangat baik bagi pasar
domestik.
Akhirnya perkenankan Direksi menyampaikan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
seluruh Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok,
Perbankan, Penyalur dan Karyawan Perseroan
serta semua pihak yang telah mempercayai dan
memberikan dukungan serta bantuan kepada
Perseroan.
Tangerang, April 2014
Santoso
Presiden Direktur
President Director
build a good and strong foundation so that employ-
ees may achieve their targets according to capability
which are also steps conducted by the Company in
2013.
We are convinced that the cable industry business
prospects opportunity in the coming years is still
good despite the stringent competition. The need for
copper and aluminum insulated electrical cable
domestically is estimated to be still increasing in line
with the improvement in development and
infrastructure, the increase in property development
and new housing, especially with the plan of PT PLN
(Persero) (State Electrical Company) in upgrading its
services to meet the need of electricity all over
Indonesia. Copper insulated cables (metallic) is
needed for phone cables, the demand for optic fiber
cable shall also continuously increase for new
installation and replacement of metallic cable to
optical fiber, and the efforts of improving services
from PT Telkom Indonesia Tbk. in using optic fiber
cables in housing network and offices known as the
FTTH (Fiber to the Home), estimated to provide a
very good opportunity for the domestic market.
Finally, allow us to convey our heartiest thanks to all
Shareholders, Customers, Suppliers, Banking,
Distributors, and the Company Employees and all
parties who have given their trust and support to the
Company.
10
Santoso
Presiden Direktur
President Director
Beliau merupakan pendiri Perseroan. Menjabat
sebagai Presiden Direktur sejak tahun 1973 hingga
sekarang ini yang penunjukannya tercantum dalam
Akte Perseroan Terbatas PT Jembo Cable Company,
Akte Notaris No. 51 tanggal 17 April 1973. Lulusan
dari Sekolah Menengah Atas ini berpengalaman
luas dalam dunia bisnis, industri dan perdagangan.
He is the founder of the Company. Held the position
of President Director since 1973 until present with
an appointment recorded in the Deed of Incorpora-
tion of the Limited Liability Company PT Jembo
Cable Company, Notarial Deed No. 51 of 17 April
1973. A graduate from the Secondary High School
has a vast experience in the world of business,
industry and trade.
Antonius Benady
Direktur
Director
Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun
1996, penunjukan melalui Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan PT Jembo Cable Company Tbk.,
dan tercatat dalam Akte Notaris No. 82 tanggal 25
Juni 1996. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, memulai karier sebagai auditor, dan
sebelumnya menjabat sebagai Manajer Divisi
Akuntansi di Direktorat Keuangan Perseroan.
Held the position of the Companys Director since
1996, appointed through the Annual General
Meeting of Shareholders PT Jembo Cable Company
Tbk., and recorded in the Notarial Deed No. 82 of 25
June 1996. Graduated from the Faculty of Economy
University of Indonesia, started his career as an
auditor, and previously held the position of Account-
ant Division Manager in the Companys Financial
Directorate.
Profil Direksi
Profile of the Board of Directors
Nanyang Santoso
Direktur
Director
Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun
2011. Penunjukan melalui Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan PT Jembo Cable Company Tbk.,
dan tercatat dalam Akte Notaris No. 39 tanggal 15
Juni 2011. Lulusan dari Universitas Toronto. Sebe-
lumnya pernah menjabat sebagai Komisaris
Perseroan yaitu sejak tahun 19942004, dan saat ini
beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT
Multi Tembaga Utama.
Held the position of the Companys Director since
2011. Appointed through the Annual General
Meeting of Shareholders PT Jembo Cable Company
Tbk., and recorded in the Notarial Deed No. 39 of 15
June 2011. A graduate from the University of
Toronto. From 1994-2004, held the position of the
Companys Commissioner, and at present he also
held the position of President Director in PT Multi
Tembaga Utama.
Toshitaka Takahashi
Direktur
Director
Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun
2013. Penunjukannya melalui Rapat Umum Peme-
gang Saham Tahunan PT Jembo Cable Company
Tbk. tahun 2013 dan tercatat dalam Akte Notaris
No. 13 tanggal 18 Juni 2013. Lulusan dari Univesitas
Yokohama, Jepang dan sangat berpengalaman
dalam bidang keuangan Lebih dari 35 tahun
bergabung dengan Fujikura Limited, salah satu
perusahaan kabel terkemuka di Jepang, dan saat ini
beliau juga menjabat sebagai Managing Director
Fujikura Asia Ltd.
Held the position of the Companys Director since
2013. Appointed through the Annual General
Meeting of Shareholders PT Jembo Cable Company
Tbk. in 2013 and recorded in the Notarial Deed No.
13 of 18 June 2013. A graduate from the Yokohama
University, Japan and has quite experienced in the
field of finance. More than 35 years with Fujikura
Limited, a foremost cable company in Japan, ad at
present he is also the Managing Director in Fujikura
Asia Ltd.
11
12
Data Perusahaan Companys Data
Tanggal didirikan Date of establishment 17-Apr-73
Pencatatan di Bursa Efek
Listing at Jakarta Stock Exchange
Jumlah saham yang tercatat Total share listed 151.200.000
Alamat kantor pemasaran Mega Glodok Kemayoran
Address of marketing office Office Tower B 6
th
Floor
Jl. Angkasa Kav B 6
Jakarta Pusat - Indonesia
Telp. : (62-21) 6570-1511 (Hunting),
(62-21) 2937-1222 (Hunting)
Fax. : (62-21) 6570-1488, 6570-1556
Alamat kantor pusat dan pabrik Jl. Pajajaran, Kel. Gandasari Jatiuwung
Address of head office and factory Tangerang 15137 Indonesia.
Telp. (021) 591-9442 (Hunting)
Fax. (021) 556-50466.
Web : http://www.jembo.com
Susunan modal (Setelah penawaran umum)
Capital structure (after PO)
- Modal dasar Authorized capital
- Jumlah Saham Total Share
- Nominal per Saham Par Value per Share
- Modal ditempatkan Subscribed and paid-up

Rp 300 miliar bilion
600.000.000
Rp 500
Rp 75,6 miliar bilion
Pemegang saham Share holder
- PT Monas Permata Persada
- PT. Indolife Pensiontama
- Fujikura Ltd, Japan
- Fujikura Asia Ltd, Singapore
- Masyarakat Umum The Public
52,57 %
17,58 %
13,51 %
6,49 %
9,85 %
Produk-produk Products Kabel listrik tegangan rendah tembaga LV-CU insulated cable
Kabel listrik tegangan rendah aluminium LV-Al insulated cable
Kabel listrik tegangan menengah Medium voltage cable
Kabel telekomunikasi metalik Telecommunication cable metallic
Kabel serat optik Optical fiber cable
Kabel data Data cable
18-Nov-92
Profil Perseroan
Company Profile
13
Riwayat Singkat Perseroan
PT Jembo Cable Company Tbk. berdiri pada bulan
April 1973 dengan produksi awalnya adalah kabel
listrik penghantar tembaga tegangan rendah dan
sejak itu Perseroan terus memberi sumbangan
pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan
menambah varietas kabelnya dan juga memper-
luas serta meningkatkan kemampuan produk-
sinya.
Mutu adalah hal yang paling diutamakan oleh
Perseroan dan hal ini terintegrasi erat dalam
kinerja harian Perseroan. Investasi besar telah
dilakukan demi menunjang terjaganya mutu
barang dan jasa secara terus-menerus, dengan
melakukan pengadaan peralatan dan perlengka-
pan dibidang Quality Control. Dan dalam upaya
meningkatkan mutu barang dan jasa, Perseroan
mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari TUV Product
Service GmbH pada tahun 1995 dan sertifikat ISO
9001 di tahun 2000 yang kemudian diperbaharui
dengan sertifikat ISO 9001:2008, dimana
Perseroan telah dinyatakan layak menerimanya
pada bulan April 2010.
Perseroan mencatatkan sahamnya pada Bursa
Efek Jakarta atau yang sekarang dikenal dengan
Bursa Efek Indonesia, pada tahun 1992.
Pada tahun 1992, Perseroan membuat perjanjian
kerjasama dalam bidang teknik dengan Fujikura
Ltd., yang merupakan salah satu perusahaan
kabel terkemuka dari Jepang.
Penerapan Sistem Managemen Lingkungan yang
dilakukan oleh Perseroan sejak pertengahan
tahun 2007 menjadikan Perseroan dinyatakan
layak untuk mendapatkan sertifikat ISO
14001:2004 oleh Badan Sertifikasi TUV Product
Service GmbH pada bulan Desember 2007.
Sedangkan untuk penerapan Sistem Managemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, pada akhir
Desember 2009, Perseroan juga telah dinyatakan
layak untuk menerima sertifikat OHSAS
18001:2007 oleh Badan Sertifikasi TUV Product
Service GmbH.
Dengan kemajuan dan pengalaman lebih dari
empat puluh tahun, serta semangat TOGETHER
WE GROW, PT Jembo Cable Company Tbk. telah
mampu menjadi produsen terkemuka dalam
industri kawat dan kabel.
Brief History of the Company
Incorporated in April 1973 PT Jembo Cable Company
Tbk. started with its initial product of low voltage CU
insulated cable and since that time the Company
continued to provide its contribution in the growth of
the Indonesian economy by adding new cable
varieties and also expanding and upgrading its
production capacity.
Quality is the main objective of the Company and this
is closely integrated in the Companys daily perfor-
mance. To maintain continuous goods and service
quality, big investment has been conducted by
providing tools and other equipment in the field of
quality control. The Company achieved the ISO 9002
certificate and TUV Product Service GmbH in 1995
and the ISO 9001 certificate in 2000, as a result of its
efforts to improve its goods and service quality, later
on renewed by the ISO 9001:2008 where the
Company is stated to be feasible in receiving it in
April 2010.
The Company registered its shares in the Jakarta
Stock Exchange or which is now known as the
Indonesian Stock Exchange, in 1992.
In 1992, the Company entered into a technical
cooperation agreement with Fujikura Ltd., a
foremost cable company in Japan.
In December 2007 the Company was pronounced
feasible to obtain the ISO 14001:2004 certificate by
the Certification Agency TUV Product Service GmbH,
due to the Company applying the Environment
Management System since the middle of 2007.
And at the end of December 2009, the Company was
pronounced to be feasible to obtain the OHSAS
18001:2007 certificate by the Certification Agency
TUV Product Service GmbH for applying the Occupa-
tional Health and Safety Management System.
With a development and experience of more than
forty years, and the spirit of TOGETHER WE GROW,
PT Jembo Cable Company Tbk. is able to become a
foremost producer in the wire and cable industry.
14
Kegiatan Usaha
Perseroan memiliki kegiatan usaha pembuatan
segala jenis kawat, segala jenis kabel dan
memperdagangkan produk-produk hasil industri
tersebut baik domestik maupun internasional.
Sejak awal berdirinya hingga saat ini, Perseroan
telah memproduksi berbagai jenis kabel dengan
berbagai macam ukuran yang mengacu pada
standar baik nasional maupun internasional. Hal
inilah menjadikan produk-produk tersebut dapat
diterima dengan baik oleh pasar domestik
maupun internasional. Beberapa standar terse-
but, seperti ; Standar Nasional Indonesia (SNI),
Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN),
Standard Telkom (STEL-K-QA), Japanese Indus-
trial Standar (JIS), Deutsche Industrial Norm (DIN)
International Electroctechical Commision (IEC),
American Society for Testing and Materials
(ASTM), British Standar (BS) Australian Standard
(AS) dan lain-lain.
Adapun berbagai jenis kabel yang dihasilkan
tersebut antara lain :
1. Kabel listrik tegangan rendah dengan konduk-
tor tembaga dan aluminium
2. Kabel listrik tegangan menengah dengan
konduktor tembaga dan aluminium
Business Activities
The Company produces all types of wire, all types of
cable and trade such industry products domestic and
also internationally.
Since its incorporation until present, the Company
has produced various types of cables with various
measurement referring to national and also interna-
tional standards. This has made such products
accepted both in the domestic and also international
market. Several standard such as the Indonesian
National Standard (SNI), State Electrical Company
Standard (SPLN), Telkom Standard (STEL-K-QA),
Japanese Industrial Standard (JIS), Deutsche
Industrial Norm (DIN), International Electrotechnical
Commission (IEC), American Society for Testing and
Materials (ASTM), British Standard (BS) Australian
Standard (AS) and et cetera.
The various types of cable produced are among
others:
1. Low voltage electrical cable with cooper and
aluminum conductors
2. Medium frequency electrical cable with copper
and aluminum conductors
15
2. Program Beasiswa
Salah satu program untuk meningkatkan
kompetensi dan pengetahuan karyawan dalam
menunjang pekerjaan adalah Program
Beasiswa. Beasiswa ini disediakan bagi
karyawan yang memenuhi presyaratan untuk
melanjutkan ke jenjang Diploma 3 (D-3), Strata I
dan Strata II. Dan secara keseluruhan pada
tahun 2013, sebanyak 6 orang karyawan yang
sedang menjalankan pendidikan dengan
dukungan Program Beasiswa.
3. Perpustakaan
Perpustakaan juga di sediakan di lingkungan
Perseroan, hal ini merupakan bagian dari
program pengembangkan karyawan, dengan
jumlah buku sekitar 534 buku dari berbagai
disiplin ilmu, seperti Teknik, Manajemen,
Teknologi Informatika dan lainnya serta 31 film
tentang motivasi dalam bentuk soft copy
sebagai salah satu media pembelajaran.
Pemegang Saham
Hingga saat ini saham yang beredar sebanyak
151,2 juta lembar atau bernilai nominal sebesar
Rp75,6 miliar, yang masing-masing dimiliki oleh
PT Monas Permata Persada sebanyak 79.485.000
lembar saham atau 52,57%, PT. Indolife Pension-
tama sebanyak 26.578.300 lembar saham atau
17,58%, Fujikura Ltd. Japan sebanyak 20.430.000
lembar saham atau 13,51%, Fujikura Asia Ltd.,
Singapore sebanyak 9.810.000 lembar saham atau
6,49% dan Masyarakat sebanyak 14.896.700
lembar saham atau 9,85%.
Prosentase Pemegang Saham
3. Kabel transmisi udara/ Distribusi
4. Kabel telekomunikasi dengan konduktor
tembaga dan serat optik
5. Kabel instrumen
6. Kabel kontrol
7. Kabel data
8. Kabel tahan api dan flame retardant
Selain memproduksi berbagai jenis kabel,
Perseroan memiliki Entitas Anak yang bergerak
dibidang Industri, Perdagangan Umum, Jasa
Pemasaran dll.
Sumber Daya Manusia
Memberikan peluang kepada karyawan untuk
menjadi unggul sehingga berdampak baik bagi
pertumbuhan Perseroan yaitu dengan meletakkan
dasar yang baik dan kuat sehingga memungkin-
kan karyawan untuk meraih target mereka sesuai
dengan kemampuannya merupakan Misi dari
Perseroan. Hal ini mencerminkan, bahwa
karyawan merupakan aset yang sangat berharga
bagi Perseroan, dan pada tahun 2013, Perseroan
memiliki 970 orang karyawan.
Beberapa cara dilakukan oleh Perseroan dalam
rangka mengembangkan kualitas sumber daya
manusia yang dimilikinya, antara lain:
1. Program Pendidikan dan Pelatihan,

Program Pendidikan dan Pelatihan diselengara-
kan baik di dalam maupun di luar lingkungan
Perseroan dengan pelaksana baik dari internal
maupun pihak eksternal Perseroan, atau
merupakan gabungannya. Realisasi dari
rencana pelatihan adalah sebesar 97%.
Berbagai macam subject materi pendidikan dan
pelatihan telah laksanakan diantaranya:
Production Manajemen, Company & Product
Knowledge, Problem Solving & Decision Making,
Attitude (Disiplin & Tanggung Jawab), Keseha-
tan & Keselamatan Kerja (K3), Kemampuan
Berkomunikasi, Pengetahuan tentang Produk,
BAAN System, Fokus pada Pelanggan, ISO
(International Standard Organization), Kepe-
mimpinan, Key Performance Index, Penga
wasan dan Pengendalian, Perencanaan
Produksi, Material dan Alat Proses, Operation
Standard, Perawatan Mesin, Perencanaan
Produksi, Proces Engineering, Desain Produk,
Manajemen Produk, Prosedur Kerja, Kerja Tim,
Ilmu Teknik Terapan, Teknik Pengamanan dan
Beladiri.
3. Air transmission cable/distribution
4. Telecommunication cable with copper and fiber
optic conductors
5. Instrument cable
6. Control cable
7. Data cable
8. Fire resistant and flame retardant cable
Besides producing various types of cables, the
Company has a Subsidiary Active in the field of
Industry, General Trade, Marketing Services, etc.
Human Resources
The Company provides its employees to become
perfect resulting in a good impact for the growth of
the Company by providing a good and strong founda-
tion enabling the employees to attain their target
according to their capability is the mission of the
Company. This is reflected, as the employees are the
most precious asset of the Company, and in 2013,
the Company has 970 employees.
Several means conducted by the Company in the
framework of developing its existing human
resources quality are among others:
1. Education and Training Program
The Education and Training Program is held
internal and also external the Company, organ-
ized. by internal and also external parties or a
combination of both. The realization of the training
plan reached 97%.
Various educational and training subject matters
have been conducted among others: Production
Management, Company & Product Knowledge,
Problem Solving & Decision Making, Attitude
(Discipline & Responsibility), Occupational Health
& Safety (K3), Communication Capability, Product
Knowledge, BAAN System, Focus on Customers,
ISO (International Standard Organization), Leader-
ship, Key Performance Index, Supervision and
Control, Production Planning, Material and Tools
Process, Operation Standard, Machinery Mainte-
nance, Production Planning, Engineering Process,
Product Design, Product Management, Work
Procedure, Teamwork, Applied Technical Science,
Safety and Self Defense Techniques.
16
2. Program Beasiswa
Salah satu program untuk meningkatkan
kompetensi dan pengetahuan karyawan dalam
menunjang pekerjaan adalah Program
Beasiswa. Beasiswa ini disediakan bagi
karyawan yang memenuhi presyaratan untuk
melanjutkan ke jenjang Diploma 3 (D-3), Strata I
dan Strata II. Dan secara keseluruhan pada
tahun 2013, sebanyak 6 orang karyawan yang
sedang menjalankan pendidikan dengan
dukungan Program Beasiswa.
3. Perpustakaan
Perpustakaan juga di sediakan di lingkungan
Perseroan, hal ini merupakan bagian dari
program pengembangkan karyawan, dengan
jumlah buku sekitar 534 buku dari berbagai
disiplin ilmu, seperti Teknik, Manajemen,
Teknologi Informatika dan lainnya serta 31 film
tentang motivasi dalam bentuk soft copy
sebagai salah satu media pembelajaran.
Pemegang Saham
Hingga saat ini saham yang beredar sebanyak
151,2 juta lembar atau bernilai nominal sebesar
Rp75,6 miliar, yang masing-masing dimiliki oleh
PT Monas Permata Persada sebanyak 79.485.000
lembar saham atau 52,57%, PT. Indolife Pension-
tama sebanyak 26.578.300 lembar saham atau
17,58%, Fujikura Ltd. Japan sebanyak 20.430.000
lembar saham atau 13,51%, Fujikura Asia Ltd.,
Singapore sebanyak 9.810.000 lembar saham atau
6,49% dan Masyarakat sebanyak 14.896.700
lembar saham atau 9,85%.
Prosentase Pemegang Saham
2. Scholarship Program
The Scholarship Program has the objective to
improve the competence and knowledge of
employees in supporting their work. This
program is provided for employees who meet
the requirements to continue their study to the
Diploma 3 (D-3), Strata I and Strata II level. In
2013, 6 employees are undergoing education
under the Scholarship Program.
3. Library
The Company also provides a library, which is
part of the program to develop the employees.
There are about 534 books on various science
discipline, such as Technique, Management,
Information Technology and others and 31
videos regarding motivation in the form of soft
copies as one of the media of learning.
Shareholders
Until present, the circulating shares amount to 151.2
million number of shares with a total nominal value
of Rp.75.6 billion, respectively owned by PT Monas
Permata Persada 79,485,000 number of shares or
52.57%, PT Indolife Pensiontama of 26,578,300
shares or 17.58%, Fujikura Ltd. Japan of 20,430,000
shares or 13.51%, Fujikura Asia Ltd., Singapore of
9,810,000 shares or 6.49% and the Public of
14,896,700 shares or 9.85%.
Percentage of Shareholders
P
T

M
o
n
a
s
p
e
r
m
a
t
a

P
e
r
s
a
d
a
P
T

I
n
d
o
n
l
i
f
e

P
e
n
s
i
o
n
t
a
m
a
F
u
j
i
k
u
r
a

L
t
d
.

J
a
p
a
n
F
u
j
i
k
u
r
a

A
s
i
a

L
t
d
.

S
i
n
g
a
p
o
r
e
M
a
s
y
a
r
a
k
a
t

U
m
u
m

T
h
e

P
u
b
l
i
c

PT Monaspermata Persada 52.57 %
PT Indonlife Pensiontama 17.58 %
17.58%
Fujikura Ltd. Japan 13.51 %
13.51%
Fujikura Asia Ltd. Singapore 6.49 %
6.49%
Masyarakat Umum The Public 9.85 %
9.85%
52.57%
3. Kabel transmisi udara/ Distribusi
4. Kabel telekomunikasi dengan konduktor
tembaga dan serat optik
5. Kabel instrumen
6. Kabel kontrol
7. Kabel data
8. Kabel tahan api dan flame retardant
Selain memproduksi berbagai jenis kabel,
Perseroan memiliki Entitas Anak yang bergerak
dibidang Industri, Perdagangan Umum, Jasa
Pemasaran dll.
Sumber Daya Manusia
Memberikan peluang kepada karyawan untuk
menjadi unggul sehingga berdampak baik bagi
pertumbuhan Perseroan yaitu dengan meletakkan
dasar yang baik dan kuat sehingga memungkin-
kan karyawan untuk meraih target mereka sesuai
dengan kemampuannya merupakan Misi dari
Perseroan. Hal ini mencerminkan, bahwa
karyawan merupakan aset yang sangat berharga
bagi Perseroan, dan pada tahun 2013, Perseroan
memiliki 970 orang karyawan.
Beberapa cara dilakukan oleh Perseroan dalam
rangka mengembangkan kualitas sumber daya
manusia yang dimilikinya, antara lain:
1. Program Pendidikan dan Pelatihan,

Program Pendidikan dan Pelatihan diselengara-
kan baik di dalam maupun di luar lingkungan
Perseroan dengan pelaksana baik dari internal
maupun pihak eksternal Perseroan, atau
merupakan gabungannya. Realisasi dari
rencana pelatihan adalah sebesar 97%.
Berbagai macam subject materi pendidikan dan
pelatihan telah laksanakan diantaranya:
Production Manajemen, Company & Product
Knowledge, Problem Solving & Decision Making,
Attitude (Disiplin & Tanggung Jawab), Keseha-
tan & Keselamatan Kerja (K3), Kemampuan
Berkomunikasi, Pengetahuan tentang Produk,
BAAN System, Fokus pada Pelanggan, ISO
(International Standard Organization), Kepe-
mimpinan, Key Performance Index, Penga
wasan dan Pengendalian, Perencanaan
Produksi, Material dan Alat Proses, Operation
Standard, Perawatan Mesin, Perencanaan
Produksi, Proces Engineering, Desain Produk,
Manajemen Produk, Prosedur Kerja, Kerja Tim,
Ilmu Teknik Terapan, Teknik Pengamanan dan
Beladiri.
17
Entitas Anak

Perseroan memiliki entitas anak bernama PT
Jembo Energindo yang bergerak dibidang Industri,
Perdagangan Umum dan Jasa Pemasaran.
PT. Jembo Energindo beralamat di Mega Glodok
Kemayoran, Office Tower B lantai 6, Jl. Angkasa
Kav. B-6, Kemayoran Jakarta Pusat. Telp. (62-021)
6570 1511, Fax. (62-021) 6570 1488.
Sejak pertama kali mencatatkan efeknya di bursa,
Perseroan selalu menggunakan jasa PT Puri
Datindo yang beralamat di Wisma Sudirman, Jl.
Jend. Sudirman Kav. 34 35 Jakarta 10220,
Indonesia. Telp. (62-21) 570-9009, Fax. (62-21)
570-9026. Dengan biaya jasa sebesar
Rp6.200.000,- per enam bulan dimana dalam
setahun dibagi dalam dua periode pertama dari
bulan Mei s/d Oktober, kemudian periode
berikutnya dimulai dari November s/d April.
Penghargaan dan Sertifikasi
Sepanjang tahun 2013, Perseroan menerima
beberapa Sertifikat dan Penghargaan penting yang
diperlukan guna mendukung Perseroan dalam
operasionalnya seperti beberapa Sertifikat Type
Test yang merupakan salah satu persyaratan
untuk dapat ikut serta dalam pengadaan kabel
pada beberapa instansi baik pemerintah maupun
swasta. Pada tahun 2013, beberapa sertikat
produk yang diperoleh Perseroan antara lain,
Kabel T-ACSR 410/67 26/4.50 7/3.50 mm dan
Kabel T-ACSR/ AS 410/67 26/4.50 7/3.50 mm
yang dikeluarkan oleh Litbang PT PLN (Persero),
kemudian Pipa HDPE DTL III 50/42 mm dan Pipa
HDPE SDT I A 32/27 mm, KABEL SERAT OPTIK
SM.D D WG LT (G 652 D) 288 Core yang dikeluar-
kan oleh R&D Center PT Telkomunikasi Indonesia
Tbk., serta penghargaan dari sisi Quality yaitu
Best Customer Appreciation 2014 yang juga
diterima dari R&D Center PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
Beneficiary Entity
The Company has a beneficiary PT Jembo Energindo
operating in the field of industry, General Trade and
Marketing Services. PT Jembo Energindo is domi-
ciled in Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B
floor 6, Jl. Kemayoran Kav. B-6, Kemayoran Central
Jakarta. Phone. (62-021) 6570 1511, Fax. (62-021)
6570 1488.
Since registering its shares in the stock exchange,
the Company has utilized the services of PT Puri
Datindo domiciled in Wisma Sudirman, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 34-35 Jakarta 10220, Indonesia.
Phone. (62-21) 570-9009, Fax. (62-21) 570-9026. With
a fee of Rp.6,200,000 per six months annually divided
into two periods, the first from May until October,
and the following period from November until April.
Awards and Certification
During 2013, the Company received several impor-
tant Certificates and Awards to support the Company
in its operation such as several Type Test Certificates
which is one of the requirements to be able to
participate in providing cables to several institution
be it government and also private sector. In 2013, the
product certificate achieved by the Company are
among others, Cable T-ACSR 410/67 26/4.50 - 7/3.50
mm and Cable T-ACSR/ AS 410/67 26/4.50 - 7/3.50
mm issued by the Litbang PT PLN (Persero), and
later Pipe HDPE DTL III 50/42 mm and Pipe HDPE
SDT I A 32/77 mm, OPTICAL FIBER CABLE SM.D D
WG LT (G 652 D) 288 Core issued by R&D Center PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk., and an award from
side of Quality as the Best Customer Appreciation
2014 also received from the R&D Center PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
18
anggota Direksi adalah seorang Presiden Direktur
dan 2 (dua) orang Direktur atau Lebih. Dan para
anggota Direksi diangkat melalui RUPS Tahunan.
Dalam pengelolaan Perseroan untuk tahun 2013,
pada Direksi terdapat 5 posisi yang terdiri dari
Presiden Direktur dengan 4 Direktur yaitu
Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur
Produksi dan Direktur Sumber Daya Manusia dan
Umum.
Secara umum, Direksi bertanggung jawab penuh
dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan
Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan-
nya. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-
masing anggota Direksi tersebut antara lain:
1. Presiden Direktur
- Memastikan kontinuitas keberhasilan dan
pertumbuhan entitas Perseroan.
- Mengawasi jalannya Perseroan secara paling
efektif, efisien dan mudah beradaptasi.
2. Direktur Pemasaran
- Memimpin, mengelola dan mengarahkan;
inisiatif pemasaran dan penjualan yang
strategis dan taktis guna memastikan
pertumbuhan pendapatan yang menguntung-
kan.
- Menciptakan dan memelihara cara-cara
pengukuran program pemasaran dan penjua-
lan yang efektif dan kinerja sendiri.
3. Direktur Keuangan
- Memastikan bahwa keuangan Perseroan
dalam keadaan benar dan ditangani dengan
cara yang bertanggung jawab.
- Memantau kesehatan keuangan Perseroan
secara menyeluruh menggunakan matriks
standar industri.
- Menambah nilai Perusahaan dengan menye-
diakan perspektif keuangan yang dapat
dipercaya dan konsisten.
4. Direktur Manufaktur
- Memastikan efektivitas, efisiensi dan kemam-
puan penyesuaian pabrik/ kegiatan Operasi-
operasi dalam Perseroan.
- Memastikan kesesuaian produk dan jasa-jasa
terhadap kebutuhan pelanggan.
- Mempertahankan standar-standar tinggi
operasi pembuatan, kualitas produksi,
keterpercayaan dan keamanan.
5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Umum.
- Memastikan tempat kerja yang sehat dan
aman serta tenaga kerja yang kompeten.
- Memastikan bahwa praktik-praktik Sumber
Daya Manusia Perseroan aman, efisien dan
mendukung pertumbuhan Perseroan.
Dewan Komisaris dan Direksi PT Jembo Cable
Company Tbk. menyadari benar akan arti
pentingnya pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik, selain berguna untuk meningkatkan
kinerja dan akuntabilitas Perseroan kepada
publik, bagi Perseroan pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik juga memiliki makna
penting yaitu melindungi aset dari pengelolaan
Perseroan yang tidak benar, dan memberikan
jaminan bahwa Perseroan beroperasi dengan
berorientasi kepada keuntungan, serta menjamin
bahwa setiap keputusan yang diambil adalah
berdasarkan pertimbangan matang yang meng-
hasilkan keputusan yang terbaik.
Dalam penerapan tata kelola perusahaan yang
baik, Perseroan menganut 5 prinsip dasar antara
lain: Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas,
Pertanggung jawaban, dan Kewajaran, yaitu untuk
mengatur mekanisme kerja antara Dewan
Komisaris dengan Direksi serta komite yang ada.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris diangkat melalui RUPS sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang,
masing-masing untuk jangka waktu sejak tanggal
yang ditentukan dalam RUPS yang mengang-
katnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan
yang ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan.
Formasi Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu)
orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang
anggota Komisaris atau lebih.

Adapun tugas dari Dewan Komisaris adalah untuk
melakukan pengawasan dan memberikan arahan
kepada Direksi dalam melaksanakan tugas
sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan dan
Pemegang Saham serta memantau efektifitas dari
penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, Dewan Komisaris telah
melakukan rapat khusus sebanyak 4 kali dan
rapat gabungan yang dihadiri oleh Direksi juga
sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran
anggota Komisaris sebesar 100%.
Direksi
Dalam Anggaran Dasar diatur bahwa Direksi
terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota
Direksi, dan seorang diantaranya dapat diangkat
sebagai Presiden Direktur dengan susunan
The Board of Commissioners and Board of Director
of PT Jembo Cable Company Tbk. are fully aware of
the importance to implement a good corporate
governance, not only to upgrade the performance
and accountability of the company to the public but
also for the company itself, as the implementation of
a good corporate governance is important in safe
guarding assets from incorrect companys manage-
ment, and ensure that the companys operation is
oriented on profit and also that every decision taken
is based on mature consideration resulting into the
best decision.
In implementing good corporate governance the
company adheres to 5 basics principles among
others: Transparency, Independency, Accountability,
Responsibility and Fairness, to regulate the working
mechanism between the Board of Commissioners
and the Board of Director and existing committees.
Board of Commissioners
The Board of Commissioners is appointed by the
General Meeting of Share Holders compliant to
prevailing laws and regulations, consisting of at least
3 (three) persons effective as of the date of the
resolution in the General Meeting of Share Holders
appointing them until after the third closing of the
Annual General Meeting of Share Holders after the
date of appointment. The Board of Commissioners
consists of one President Commissioner and two
other member commissioners or more.
The duty of the Board of Commissioners is to
conduct supervision and provide directive to the
Board of Directors in the best implementation of
their duties for the interest of the company and share
holders and also monitor the effectiveness of the
good corporate governance imlementation.
During 2013, in conducting its duties and authority,
the Board of Commissioners has conducted four
times special meetings and join meetings attended
by the Board of Directors also four times with an
average attendance of 100% by the Commissioner
members.
Board of Directors
The Companys Articles of Association regulates that
the Board of Directors consists of 3 (three) or more
members of the Board of Directors and one of them
shall be appointed as the President Director with the
Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, Direksi telah melakukan rapat
khusus sebanyak 35 kali dan rapat gabungan yang
juga dihadiri oleh Dewan Komisars sebanyak 4
kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Direksi
sebesar 91,2%.
Remunerasi
Dalam menjalankan tugasnya, setiap anggota
Dewan Komisaris dan Direksi menerima penghar-
gaan atas jasanya atau remunerasi yang pemberi-
annya diatur dalam Anggaran Dasar dengan nilai
sebagaimana yang ditetapkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan. Dan untuk tahun
2013, total remunerasi anggota Dewan Komisaris
dan anggota Direksi sebesar Rp2,05 miliar.
Komite Audit
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja
Komite Audit Perseroan. Dalam Piagam tersebut
juga telah diatur secara lebih rinci mengenai
tugas dan tanggung jawab maupun wewenang dan
kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit,
serta tanggung jawab mengenai pelaporannya.
Laporan Komite Audit dimuat dalam lembar
tersendiri.
Sekretaris Perseroan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan
Perseroan kepada masyarakat pemodal,
Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusa-
haan.
Adapun yang bertindak sebagai Sekretaris
Perusahaan adalah Antonius Benady, yang
ditunjuk berdasarkan SK No.K
042A/SKP/JCC/05, tanggal 1 September 2005.
Untuk tahun buku 2013, Sekretaris Perusahaan
telah melaksanakan beberapa tugas, antara lain:
- Mengikuti perkembangan Pasar Modal,
khususnya yang berkaitan dengan peraturan-
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
- Memberikan pelayanan kepada Masyarakat atas
setiap informasi yang dibutuhkan pemodal
berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusa-
haan Publik.
- Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan
untuk mematuhi ketentuan Undang-undang
nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal dan
peraturan pelaksananya.
- Sebagai penghubung antara Perseroan dengan
Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek dan
Masyarakat.
Satuan Pengawasan Internal
Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah unit
kerja dalam Emiten atau Perusahaan Publik yang
menjalankan fungsi Audit Internal. Audit Internal
adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan
(assurance) dan konsultasi yang bersifat
indepepnden dan obyektif, dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional
perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis,
dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan
proses tata kelola perusahaan.
Perseroan telah memiliki SPI berdasarkan
Keputusan Direksi Perseroan no.
K-013/SKP/JCC/04 tertanggal 31 Maret 2004 dan
telah memiliki Piagam Audit Internal. Dalam
piagam tersebut diatur secara rinci mengenai
tugas, tanggung jawab dan wewenang SPI.
Perseroan telah mengangkat Sdr. Joni Dinata yang
sekaligus sebagai Kepala SPI Perseroan berdasar-
kan Surat Keputusan nomor No. K-005
A/SKP/JCC/11 tanggal 30 November 2011. Kepala
SPI Perseroan tersebut berpendidikan Sarjana
Ekonomi lulusan Universitas Mercu Buana jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bagian
Keuangan dan Akuntansi di beberapa perusahaan,
dan sudah bekerja di Perseroan lebih dari 2 tahun
pada bagian yang sama dan sudah memiliki
sertifikat di bidang perpajakan (Brevet A & B)
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Audit
Internal, tugas dan tanggungjawab SPI, antara
lain:
- Menyusun dan melaksanakan rencana Audit
Internal tahunan.
- Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengen-
dalian intern dari sistim manajemen risiko
sesuai dengan kebijakan perusahaan.
- Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas
efektivitas di bidang keuangan, akuntansi,
operasional, sumber daya manusia. Pemasaran,
teknologi informasi dan kegiatan lainnya.
- Memberikan saran perbaikan dan informasi
yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa
pada semua tingkat manajemen.
Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Good Corporate Governance
19
anggota Direksi adalah seorang Presiden Direktur
dan 2 (dua) orang Direktur atau Lebih. Dan para
anggota Direksi diangkat melalui RUPS Tahunan.
Dalam pengelolaan Perseroan untuk tahun 2013,
pada Direksi terdapat 5 posisi yang terdiri dari
Presiden Direktur dengan 4 Direktur yaitu
Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur
Produksi dan Direktur Sumber Daya Manusia dan
Umum.
Secara umum, Direksi bertanggung jawab penuh
dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan
Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan-
nya. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-
masing anggota Direksi tersebut antara lain:
1. Presiden Direktur
- Memastikan kontinuitas keberhasilan dan
pertumbuhan entitas Perseroan.
- Mengawasi jalannya Perseroan secara paling
efektif, efisien dan mudah beradaptasi.
2. Direktur Pemasaran
- Memimpin, mengelola dan mengarahkan;
inisiatif pemasaran dan penjualan yang
strategis dan taktis guna memastikan
pertumbuhan pendapatan yang menguntung-
kan.
- Menciptakan dan memelihara cara-cara
pengukuran program pemasaran dan penjua-
lan yang efektif dan kinerja sendiri.
3. Direktur Keuangan
- Memastikan bahwa keuangan Perseroan
dalam keadaan benar dan ditangani dengan
cara yang bertanggung jawab.
- Memantau kesehatan keuangan Perseroan
secara menyeluruh menggunakan matriks
standar industri.
- Menambah nilai Perusahaan dengan menye-
diakan perspektif keuangan yang dapat
dipercaya dan konsisten.
4. Direktur Manufaktur
- Memastikan efektivitas, efisiensi dan kemam-
puan penyesuaian pabrik/ kegiatan Operasi-
operasi dalam Perseroan.
- Memastikan kesesuaian produk dan jasa-jasa
terhadap kebutuhan pelanggan.
- Mempertahankan standar-standar tinggi
operasi pembuatan, kualitas produksi,
keterpercayaan dan keamanan.
5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Umum.
- Memastikan tempat kerja yang sehat dan
aman serta tenaga kerja yang kompeten.
- Memastikan bahwa praktik-praktik Sumber
Daya Manusia Perseroan aman, efisien dan
mendukung pertumbuhan Perseroan.
the formation of one President Director and two or
more Directors. The members of the Board of
Directors are appointed in an Annual General
Meeting of Shareholders.
In managing the company during 2013 the Board of
Directors consisted of the President Director and 4
Directors respectively as the Director of Marketing,
Director of Finance, Director of Production and
Director of Human Resources and General Affairs.
In general, the Board of Directors is fully responsible
in conducting its duties for the interest of the
company in achieving its objectives and goals. The
duties and responsibilities of the respective mem-
bers of the Board of Directors are among others:
1. President Director
- Ensure continual success and growth of the
Companys entity.
- Supervise the operation of the Company to be
efficient and easily adaptable.
2. Director of Marketing
- Lead, manage and direct marketing initiative and
strategic and tactical sales to ensure profitable
revenue growth.
- Create and maintain means of marketing
program measurement and effective sales and
performance.
3. Director of Finance
- Ensure that the Companys finance is in sound
position and handled in a responsible manner.
- Monitor the soundness of the Companys finance
in overall applying the industry standard matrix.
- Give the Company additional value by providing a
financial perspective which can be trusted and
consistent.
4. Director of Manufacture
- Ensure the effective, efficient and capability of
the plant/Operation activities in the Companys
adaptability.
- Ensure the compliance of products and services
to the need of customers.
- Maintain high operational standard for the
manufacturing production quality, trust and
safety.
5. Director of Human Resources and General Affairs
- Ensure occupational health and safety and
competent man power.
- Ensure that the practice of the Companys
Human Resources are safe, efficient and
supporting the growth of the Company.
Dewan Komisaris dan Direksi PT Jembo Cable
Company Tbk. menyadari benar akan arti
pentingnya pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik, selain berguna untuk meningkatkan
kinerja dan akuntabilitas Perseroan kepada
publik, bagi Perseroan pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik juga memiliki makna
penting yaitu melindungi aset dari pengelolaan
Perseroan yang tidak benar, dan memberikan
jaminan bahwa Perseroan beroperasi dengan
berorientasi kepada keuntungan, serta menjamin
bahwa setiap keputusan yang diambil adalah
berdasarkan pertimbangan matang yang meng-
hasilkan keputusan yang terbaik.
Dalam penerapan tata kelola perusahaan yang
baik, Perseroan menganut 5 prinsip dasar antara
lain: Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas,
Pertanggung jawaban, dan Kewajaran, yaitu untuk
mengatur mekanisme kerja antara Dewan
Komisaris dengan Direksi serta komite yang ada.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris diangkat melalui RUPS sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang,
masing-masing untuk jangka waktu sejak tanggal
yang ditentukan dalam RUPS yang mengang-
katnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan
yang ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan.
Formasi Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu)
orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang
anggota Komisaris atau lebih.

Adapun tugas dari Dewan Komisaris adalah untuk
melakukan pengawasan dan memberikan arahan
kepada Direksi dalam melaksanakan tugas
sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan dan
Pemegang Saham serta memantau efektifitas dari
penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, Dewan Komisaris telah
melakukan rapat khusus sebanyak 4 kali dan
rapat gabungan yang dihadiri oleh Direksi juga
sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran
anggota Komisaris sebesar 100%.
Direksi
Dalam Anggaran Dasar diatur bahwa Direksi
terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota
Direksi, dan seorang diantaranya dapat diangkat
sebagai Presiden Direktur dengan susunan
Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, Direksi telah melakukan rapat
khusus sebanyak 35 kali dan rapat gabungan yang
juga dihadiri oleh Dewan Komisars sebanyak 4
kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Direksi
sebesar 91,2%.
Remunerasi
Dalam menjalankan tugasnya, setiap anggota
Dewan Komisaris dan Direksi menerima penghar-
gaan atas jasanya atau remunerasi yang pemberi-
annya diatur dalam Anggaran Dasar dengan nilai
sebagaimana yang ditetapkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan. Dan untuk tahun
2013, total remunerasi anggota Dewan Komisaris
dan anggota Direksi sebesar Rp2,05 miliar.
Komite Audit
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja
Komite Audit Perseroan. Dalam Piagam tersebut
juga telah diatur secara lebih rinci mengenai
tugas dan tanggung jawab maupun wewenang dan
kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit,
serta tanggung jawab mengenai pelaporannya.
Laporan Komite Audit dimuat dalam lembar
tersendiri.
Sekretaris Perseroan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan
Perseroan kepada masyarakat pemodal,
Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusa-
haan.
Adapun yang bertindak sebagai Sekretaris
Perusahaan adalah Antonius Benady, yang
ditunjuk berdasarkan SK No.K
042A/SKP/JCC/05, tanggal 1 September 2005.
Untuk tahun buku 2013, Sekretaris Perusahaan
telah melaksanakan beberapa tugas, antara lain:
- Mengikuti perkembangan Pasar Modal,
khususnya yang berkaitan dengan peraturan-
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
- Memberikan pelayanan kepada Masyarakat atas
setiap informasi yang dibutuhkan pemodal
berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusa-
haan Publik.
- Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan
untuk mematuhi ketentuan Undang-undang
nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal dan
peraturan pelaksananya.
- Sebagai penghubung antara Perseroan dengan
Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek dan
Masyarakat.
Satuan Pengawasan Internal
Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah unit
kerja dalam Emiten atau Perusahaan Publik yang
menjalankan fungsi Audit Internal. Audit Internal
adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan
(assurance) dan konsultasi yang bersifat
indepepnden dan obyektif, dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional
perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis,
dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan
proses tata kelola perusahaan.
Perseroan telah memiliki SPI berdasarkan
Keputusan Direksi Perseroan no.
K-013/SKP/JCC/04 tertanggal 31 Maret 2004 dan
telah memiliki Piagam Audit Internal. Dalam
piagam tersebut diatur secara rinci mengenai
tugas, tanggung jawab dan wewenang SPI.
Perseroan telah mengangkat Sdr. Joni Dinata yang
sekaligus sebagai Kepala SPI Perseroan berdasar-
kan Surat Keputusan nomor No. K-005
A/SKP/JCC/11 tanggal 30 November 2011. Kepala
SPI Perseroan tersebut berpendidikan Sarjana
Ekonomi lulusan Universitas Mercu Buana jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bagian
Keuangan dan Akuntansi di beberapa perusahaan,
dan sudah bekerja di Perseroan lebih dari 2 tahun
pada bagian yang sama dan sudah memiliki
sertifikat di bidang perpajakan (Brevet A & B)
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Audit
Internal, tugas dan tanggungjawab SPI, antara
lain:
- Menyusun dan melaksanakan rencana Audit
Internal tahunan.
- Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengen-
dalian intern dari sistim manajemen risiko
sesuai dengan kebijakan perusahaan.
- Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas
efektivitas di bidang keuangan, akuntansi,
operasional, sumber daya manusia. Pemasaran,
teknologi informasi dan kegiatan lainnya.
- Memberikan saran perbaikan dan informasi
yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa
pada semua tingkat manajemen.
20
anggota Direksi adalah seorang Presiden Direktur
dan 2 (dua) orang Direktur atau Lebih. Dan para
anggota Direksi diangkat melalui RUPS Tahunan.
Dalam pengelolaan Perseroan untuk tahun 2013,
pada Direksi terdapat 5 posisi yang terdiri dari
Presiden Direktur dengan 4 Direktur yaitu
Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur
Produksi dan Direktur Sumber Daya Manusia dan
Umum.
Secara umum, Direksi bertanggung jawab penuh
dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan
Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan-
nya. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-
masing anggota Direksi tersebut antara lain:
1. Presiden Direktur
- Memastikan kontinuitas keberhasilan dan
pertumbuhan entitas Perseroan.
- Mengawasi jalannya Perseroan secara paling
efektif, efisien dan mudah beradaptasi.
2. Direktur Pemasaran
- Memimpin, mengelola dan mengarahkan;
inisiatif pemasaran dan penjualan yang
strategis dan taktis guna memastikan
pertumbuhan pendapatan yang menguntung-
kan.
- Menciptakan dan memelihara cara-cara
pengukuran program pemasaran dan penjua-
lan yang efektif dan kinerja sendiri.
3. Direktur Keuangan
- Memastikan bahwa keuangan Perseroan
dalam keadaan benar dan ditangani dengan
cara yang bertanggung jawab.
- Memantau kesehatan keuangan Perseroan
secara menyeluruh menggunakan matriks
standar industri.
- Menambah nilai Perusahaan dengan menye-
diakan perspektif keuangan yang dapat
dipercaya dan konsisten.
4. Direktur Manufaktur
- Memastikan efektivitas, efisiensi dan kemam-
puan penyesuaian pabrik/ kegiatan Operasi-
operasi dalam Perseroan.
- Memastikan kesesuaian produk dan jasa-jasa
terhadap kebutuhan pelanggan.
- Mempertahankan standar-standar tinggi
operasi pembuatan, kualitas produksi,
keterpercayaan dan keamanan.
5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Umum.
- Memastikan tempat kerja yang sehat dan
aman serta tenaga kerja yang kompeten.
- Memastikan bahwa praktik-praktik Sumber
Daya Manusia Perseroan aman, efisien dan
mendukung pertumbuhan Perseroan.
Dewan Komisaris dan Direksi PT Jembo Cable
Company Tbk. menyadari benar akan arti
pentingnya pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik, selain berguna untuk meningkatkan
kinerja dan akuntabilitas Perseroan kepada
publik, bagi Perseroan pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik juga memiliki makna
penting yaitu melindungi aset dari pengelolaan
Perseroan yang tidak benar, dan memberikan
jaminan bahwa Perseroan beroperasi dengan
berorientasi kepada keuntungan, serta menjamin
bahwa setiap keputusan yang diambil adalah
berdasarkan pertimbangan matang yang meng-
hasilkan keputusan yang terbaik.
Dalam penerapan tata kelola perusahaan yang
baik, Perseroan menganut 5 prinsip dasar antara
lain: Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas,
Pertanggung jawaban, dan Kewajaran, yaitu untuk
mengatur mekanisme kerja antara Dewan
Komisaris dengan Direksi serta komite yang ada.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris diangkat melalui RUPS sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang,
masing-masing untuk jangka waktu sejak tanggal
yang ditentukan dalam RUPS yang mengang-
katnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan
yang ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan.
Formasi Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu)
orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang
anggota Komisaris atau lebih.

Adapun tugas dari Dewan Komisaris adalah untuk
melakukan pengawasan dan memberikan arahan
kepada Direksi dalam melaksanakan tugas
sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan dan
Pemegang Saham serta memantau efektifitas dari
penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, Dewan Komisaris telah
melakukan rapat khusus sebanyak 4 kali dan
rapat gabungan yang dihadiri oleh Direksi juga
sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran
anggota Komisaris sebesar 100%.
Direksi
Dalam Anggaran Dasar diatur bahwa Direksi
terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota
Direksi, dan seorang diantaranya dapat diangkat
sebagai Presiden Direktur dengan susunan
Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, Direksi telah melakukan rapat
khusus sebanyak 35 kali dan rapat gabungan yang
juga dihadiri oleh Dewan Komisars sebanyak 4
kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Direksi
sebesar 91,2%.
Remunerasi
Dalam menjalankan tugasnya, setiap anggota
Dewan Komisaris dan Direksi menerima penghar-
gaan atas jasanya atau remunerasi yang pemberi-
annya diatur dalam Anggaran Dasar dengan nilai
sebagaimana yang ditetapkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan. Dan untuk tahun
2013, total remunerasi anggota Dewan Komisaris
dan anggota Direksi sebesar Rp2,05 miliar.
Komite Audit
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja
Komite Audit Perseroan. Dalam Piagam tersebut
juga telah diatur secara lebih rinci mengenai
tugas dan tanggung jawab maupun wewenang dan
kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit,
serta tanggung jawab mengenai pelaporannya.
Laporan Komite Audit dimuat dalam lembar
tersendiri.
Sekretaris Perseroan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan
Perseroan kepada masyarakat pemodal,
Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusa-
haan.
Adapun yang bertindak sebagai Sekretaris
Perusahaan adalah Antonius Benady, yang
ditunjuk berdasarkan SK No.K
042A/SKP/JCC/05, tanggal 1 September 2005.
Untuk tahun buku 2013, Sekretaris Perusahaan
telah melaksanakan beberapa tugas, antara lain:
- Mengikuti perkembangan Pasar Modal,
khususnya yang berkaitan dengan peraturan-
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
- Memberikan pelayanan kepada Masyarakat atas
setiap informasi yang dibutuhkan pemodal
During 2013, in conducting its duty and responsibil-
ity, the Board of Directors has conducted 35 special
meetings and combined meetings attended by the
Board of Commissioners 4 times, with an average
rate of attendance of the Board of Directors 91,2%.
Remuneration
In conducting its duties, the respective members of
the Board of Commissioners and the Board of
Directors receive an appreciation on their services or
remuneration regulated in the Articles of Association
of which the value is resolved in the Annual General
Meetings of Share holders. For 2013, the total
remuneration of the Board of Commissioners and
the Board of Directors amounted to Rp. 2.05 Billion.
Audit Committee
The Audit Committee is a committee assign by and
responsible to the Board of Commissioners in the
frame work of supporting the task and function of
the Board of Commissioners. The companys audit
committee was formed in 2001.
The Audit Committee Charter which is the working
platform of the Companys Audit Committee
regulates in detail the duties and responsibilities and
also authority and code of ethic which must be
adhered to by the audit committee and accountability
regarding its reports.
The Audit Committee report is contained in an apart
page.
Companys Secretary
In the frame work of improving the Companys
service to the investment community, the Company
has appointed a Companys Secretary.
The current Companys Secretary is Antonius Benady
appointed based on decision SK No.K 042A/SKP/
JCC/05, dated 1 September 2005.
During 2013 the Companys Secretary has conducted
several duties among others, following:
- The Capital Market development, especially
matters related to prevailing regulation in the field
of Capital Market.
- Provide services to the Community on any informa-
berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusa-
haan Publik.
- Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan
untuk mematuhi ketentuan Undang-undang
nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal dan
peraturan pelaksananya.
- Sebagai penghubung antara Perseroan dengan
Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek dan
Masyarakat.
Satuan Pengawasan Internal
Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah unit
kerja dalam Emiten atau Perusahaan Publik yang
menjalankan fungsi Audit Internal. Audit Internal
adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan
(assurance) dan konsultasi yang bersifat
indepepnden dan obyektif, dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional
perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis,
dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan
proses tata kelola perusahaan.
Perseroan telah memiliki SPI berdasarkan
Keputusan Direksi Perseroan no.
K-013/SKP/JCC/04 tertanggal 31 Maret 2004 dan
telah memiliki Piagam Audit Internal. Dalam
piagam tersebut diatur secara rinci mengenai
tugas, tanggung jawab dan wewenang SPI.
Perseroan telah mengangkat Sdr. Joni Dinata yang
sekaligus sebagai Kepala SPI Perseroan berdasar-
kan Surat Keputusan nomor No. K-005
A/SKP/JCC/11 tanggal 30 November 2011. Kepala
SPI Perseroan tersebut berpendidikan Sarjana
Ekonomi lulusan Universitas Mercu Buana jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bagian
Keuangan dan Akuntansi di beberapa perusahaan,
dan sudah bekerja di Perseroan lebih dari 2 tahun
pada bagian yang sama dan sudah memiliki
sertifikat di bidang perpajakan (Brevet A & B)
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Audit
Internal, tugas dan tanggungjawab SPI, antara
lain:
- Menyusun dan melaksanakan rencana Audit
Internal tahunan.
- Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengen-
dalian intern dari sistim manajemen risiko
sesuai dengan kebijakan perusahaan.
- Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas
efektivitas di bidang keuangan, akuntansi,
operasional, sumber daya manusia. Pemasaran,
teknologi informasi dan kegiatan lainnya.
- Memberikan saran perbaikan dan informasi
yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa
pada semua tingkat manajemen.
anggota Direksi adalah seorang Presiden Direktur
dan 2 (dua) orang Direktur atau Lebih. Dan para
anggota Direksi diangkat melalui RUPS Tahunan.
Dalam pengelolaan Perseroan untuk tahun 2013,
pada Direksi terdapat 5 posisi yang terdiri dari
Presiden Direktur dengan 4 Direktur yaitu
Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur
Produksi dan Direktur Sumber Daya Manusia dan
Umum.
Secara umum, Direksi bertanggung jawab penuh
dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan
Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan-
nya. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-
masing anggota Direksi tersebut antara lain:
1. Presiden Direktur
- Memastikan kontinuitas keberhasilan dan
pertumbuhan entitas Perseroan.
- Mengawasi jalannya Perseroan secara paling
efektif, efisien dan mudah beradaptasi.
2. Direktur Pemasaran
- Memimpin, mengelola dan mengarahkan;
inisiatif pemasaran dan penjualan yang
strategis dan taktis guna memastikan
pertumbuhan pendapatan yang menguntung-
kan.
- Menciptakan dan memelihara cara-cara
pengukuran program pemasaran dan penjua-
lan yang efektif dan kinerja sendiri.
3. Direktur Keuangan
- Memastikan bahwa keuangan Perseroan
dalam keadaan benar dan ditangani dengan
cara yang bertanggung jawab.
- Memantau kesehatan keuangan Perseroan
secara menyeluruh menggunakan matriks
standar industri.
- Menambah nilai Perusahaan dengan menye-
diakan perspektif keuangan yang dapat
dipercaya dan konsisten.
4. Direktur Manufaktur
- Memastikan efektivitas, efisiensi dan kemam-
puan penyesuaian pabrik/ kegiatan Operasi-
operasi dalam Perseroan.
- Memastikan kesesuaian produk dan jasa-jasa
terhadap kebutuhan pelanggan.
- Mempertahankan standar-standar tinggi
operasi pembuatan, kualitas produksi,
keterpercayaan dan keamanan.
5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Umum.
- Memastikan tempat kerja yang sehat dan
aman serta tenaga kerja yang kompeten.
- Memastikan bahwa praktik-praktik Sumber
Daya Manusia Perseroan aman, efisien dan
mendukung pertumbuhan Perseroan.
Dewan Komisaris dan Direksi PT Jembo Cable
Company Tbk. menyadari benar akan arti
pentingnya pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik, selain berguna untuk meningkatkan
kinerja dan akuntabilitas Perseroan kepada
publik, bagi Perseroan pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik juga memiliki makna
penting yaitu melindungi aset dari pengelolaan
Perseroan yang tidak benar, dan memberikan
jaminan bahwa Perseroan beroperasi dengan
berorientasi kepada keuntungan, serta menjamin
bahwa setiap keputusan yang diambil adalah
berdasarkan pertimbangan matang yang meng-
hasilkan keputusan yang terbaik.
Dalam penerapan tata kelola perusahaan yang
baik, Perseroan menganut 5 prinsip dasar antara
lain: Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas,
Pertanggung jawaban, dan Kewajaran, yaitu untuk
mengatur mekanisme kerja antara Dewan
Komisaris dengan Direksi serta komite yang ada.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris diangkat melalui RUPS sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang,
masing-masing untuk jangka waktu sejak tanggal
yang ditentukan dalam RUPS yang mengang-
katnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan
yang ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan.
Formasi Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu)
orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang
anggota Komisaris atau lebih.

Adapun tugas dari Dewan Komisaris adalah untuk
melakukan pengawasan dan memberikan arahan
kepada Direksi dalam melaksanakan tugas
sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan dan
Pemegang Saham serta memantau efektifitas dari
penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, Dewan Komisaris telah
melakukan rapat khusus sebanyak 4 kali dan
rapat gabungan yang dihadiri oleh Direksi juga
sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran
anggota Komisaris sebesar 100%.
Direksi
Dalam Anggaran Dasar diatur bahwa Direksi
terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota
Direksi, dan seorang diantaranya dapat diangkat
sebagai Presiden Direktur dengan susunan
Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, Direksi telah melakukan rapat
khusus sebanyak 35 kali dan rapat gabungan yang
juga dihadiri oleh Dewan Komisars sebanyak 4
kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Direksi
sebesar 91,2%.
Remunerasi
Dalam menjalankan tugasnya, setiap anggota
Dewan Komisaris dan Direksi menerima penghar-
gaan atas jasanya atau remunerasi yang pemberi-
annya diatur dalam Anggaran Dasar dengan nilai
sebagaimana yang ditetapkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan. Dan untuk tahun
2013, total remunerasi anggota Dewan Komisaris
dan anggota Direksi sebesar Rp2,05 miliar.
Komite Audit
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja
Komite Audit Perseroan. Dalam Piagam tersebut
juga telah diatur secara lebih rinci mengenai
tugas dan tanggung jawab maupun wewenang dan
kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit,
serta tanggung jawab mengenai pelaporannya.
Laporan Komite Audit dimuat dalam lembar
tersendiri.
Sekretaris Perseroan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan
Perseroan kepada masyarakat pemodal,
Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusa-
haan.
Adapun yang bertindak sebagai Sekretaris
Perusahaan adalah Antonius Benady, yang
ditunjuk berdasarkan SK No.K
042A/SKP/JCC/05, tanggal 1 September 2005.
Untuk tahun buku 2013, Sekretaris Perusahaan
telah melaksanakan beberapa tugas, antara lain:
- Mengikuti perkembangan Pasar Modal,
khususnya yang berkaitan dengan peraturan-
peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
- Memberikan pelayanan kepada Masyarakat atas
setiap informasi yang dibutuhkan pemodal
21
berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusa-
haan Publik.
- Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan
untuk mematuhi ketentuan Undang-undang
nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal dan
peraturan pelaksananya.
- Sebagai penghubung antara Perseroan dengan
Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek dan
Masyarakat.
Satuan Pengawasan Internal
Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah unit
kerja dalam Emiten atau Perusahaan Publik yang
menjalankan fungsi Audit Internal. Audit Internal
adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan
(assurance) dan konsultasi yang bersifat
indepepnden dan obyektif, dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional
perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis,
dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan
proses tata kelola perusahaan.
Perseroan telah memiliki SPI berdasarkan
Keputusan Direksi Perseroan no.
K-013/SKP/JCC/04 tertanggal 31 Maret 2004 dan
telah memiliki Piagam Audit Internal. Dalam
piagam tersebut diatur secara rinci mengenai
tugas, tanggung jawab dan wewenang SPI.
Perseroan telah mengangkat Sdr. Joni Dinata yang
sekaligus sebagai Kepala SPI Perseroan berdasar-
kan Surat Keputusan nomor No. K-005
A/SKP/JCC/11 tanggal 30 November 2011. Kepala
SPI Perseroan tersebut berpendidikan Sarjana
Ekonomi lulusan Universitas Mercu Buana jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bagian
Keuangan dan Akuntansi di beberapa perusahaan,
dan sudah bekerja di Perseroan lebih dari 2 tahun
pada bagian yang sama dan sudah memiliki
sertifikat di bidang perpajakan (Brevet A & B)
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Audit
Internal, tugas dan tanggungjawab SPI, antara
lain:
- Menyusun dan melaksanakan rencana Audit
Internal tahunan.
- Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengen-
dalian intern dari sistim manajemen risiko
sesuai dengan kebijakan perusahaan.
- Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas
efektivitas di bidang keuangan, akuntansi,
operasional, sumber daya manusia. Pemasaran,
teknologi informasi dan kegiatan lainnya.
- Memberikan saran perbaikan dan informasi
yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa
pada semua tingkat manajemen.
tion needed by investors related to the Emitent
Condition or Public Company.
- Provide input to the Companys Board of Directors
to comply to the Provisions of Law number 8 of
1995 regarding Capital Market and its implementa-
tion regulation.
- As liaise between the Company and Financial
Service Authority, Stock Exchange and
the Community.
Internal Supervision Unit
The Internal Supervision Unit (SPI) is a work unit in
the Emiten or Public Company conducting Internal
Audit Function. Internal Audit is an activity of
providing assurance and an independent and
objective consultation with the goal to upgrade the
value and improve the company operational, through
systematic approaches by way of evaluation and
improve the effectiveness of risks management,
control and the process of the companys manage-
ment procedure.
The Company has an SPI pursuant to the Resolution
of the Companys Board of Directors Number
K-013/SKP/JCC/04 dated 31 March 2004 and has an
Internal Audit Charter. Which regulates in detail the
duties, responsibility and authority of the SPI.
The Company has appointed Joni Dinata as Head of
the Companys SPI pursuant to a decision letter
Number K-005 A/SKP/JCC/11 dated 30 November
2011. The Companys SPI Head is a BA (Hons)
Economy of the Mercu Buana University, majoring in
Accountancy, has a working experience in the
financial and accounting divisions in several compa-
nies and joined the Company for more than 2 years in
the same department and holds a certificate in the
field of taxation (Brevet A & B).
According to what is stated in the Internal Audit
Charter, the duty and responsibility of SPI are among
others:
- To formulate and conduct the Annual Internal Audit.
- To test and evaluate the implementation of internal
control and risk management system according to
the Companys policy.
- To conduct inspection and assessment on the
effectiveness of the financial, accountancy, opera-
tional, human resources, marketing, information
technology and other activities.
- Provide improvement suggestion and objective
information regarding activities inspected at all
levels of management.
22
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
- To compile audit result report and submit such
report to the Companys President Director and the
Companys Board of Commissioners.
- To monitor, analyze, and report the implementation
of improvement follow up advice.
- To cooperate with the Audit Committee.
- To compile a program to evaluate the internal audit
activities conducted.
- To conduct special inspection if needed.
In the book year 2013, SPI has conducted among
others the following matters:
- To formulate the audit plan in October 2012, for the
audit implementation in 2013.
- To evaluate the transaction between department,
and interpersonal relation related in one transac-
tion.
- To evaluate transactions and documents to be
compared with the Jembo Standard (JS) of the
Company.
- To analyze existing transaction in the Company
regarding the effectiveness, efficiency, and
economy in its implementation.
- To evaluate the optimization of integrated data
utilization between departments.
- To conduct discussion on the mutual inspections
with the Audit Team prior to the issuing of the
inspection report.
- Provide suggestion on the result of inspection
conducted in the form of Audit Result Report (LHA).
- To submit such LHA to the Companys President
Director with the CC to the Auditee.
- To monitor the follow up on the advice of improve-
ment approved by the Companys President
Director.
- Report the monitoring result on the follow up of the
Auditee to the President Director of the Company.
- To conduct discussion with the Audit Company once
in a month on the result of inspection conducted by
SPI.
- To conduct inspection on the Delivery Order,
Account Receivable and Over Time request by the
Board of Directors (BOD).
Internal Control and Internal Supervision
The assignment of an Internal Supervision Unit (SPI)
to meet one of the elements of a Good Corporate
Governance, to be able to evaluate internal control
providing adequate assurance on the achievement of
the Companys operational efficiency and effective-
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
23
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
ness trustworthiness of the financial statement,
security on the Companys assets compliance to
prevailing laws and regulation, and the Companys
policy.
To strengthen the role and responsibility of SPI, the
Internal Supervision Unit Charter clearly describe
the vision, mission, structure, status, responsibility
and authority of the SPI, the requirements of an
auditor and consent of the President Director
including the Audit Committee on the SPI Charter
Content.
The SPI has a very strategic activity in the frame
work of formulating the contribution of SPI role on
the business operation of the Company, as provider
of security and internal consultation services. The
SPI activity is conducted systematically starting from
preparation, implementation and monitoring the
follow up.
The improvement of SPI role is in line with the
upgrading of the quality on the Companys opera-
tional through audit and also non audit. Audit is
conducted to ensure that the business risk which
may happen can be immediately overcome through
an effective internal control.
Risk Management
The Board of Directors has the overall responsibility
to stipulate and supervise the risk management
frame work. The Board of Directors has stipulated a
financial function responsible for the development
and monitoring the company risk management
policy. While the internal audit function has the
responsibility to monitor compliance on the policies
and procedure of risk management and to review the
adequacy of risk management frame work related to
the risk faced by the Company by providing its report
to the Board of Directors.
The overall objective of the risk management is to
identify and analyze risks faced by the Company,
stipulate risk limit and adequate control and to
supervise the risk and compliance to the stipulated
limitation but does not affect the Companys
competitiveness and flexibility.
1. Risk Types and Its Management
The company face risk from financial instrument
among others:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
24
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
a. Credit Risk
Credit risk is the risk of financial loss due to the
client or counter party failure to meet its liability.
The credit risk faced by the company originates from
credit provided to customers. To mitigate this risk
the policy to conduct sales only to trusted customers
and proven to have a good credit history. The
Company shall conduct analyzes on credit extension
to all its candidate customers.
b. Market Risk
The Company is fully aware of risk due to fluctuation
in the rupiah currency against the exchange rate to
foreign currencies and therefore the Company
conducts value hedging contract with the objective to
protect from fluctuation of foreign currency.
The risk of foreign currency exchange is due that the
greatest part of the Companys product sales is
conducted in rupiah while all raw material purchase
is conducted in foreign currencies creating an
imbalance between the existing rupiah currency
from product sales to the payment liability of
purchasing raw material in foreign currencies. To
mitigate this imbalance the Company conducts term
transaction in the purchase of foreign currency with
rupiah currency at the time it becomes due.
c. Liquidity Risk
Liquidity risk is the risk where the Company and its
subsidiaries can no longer meet its payment
obligation at due time. To mitigate this risk the
Company and its subsidiaries continuously monitor
its current liquidity needs and also in the coming
years and ensure adequate liquidity funds.
d. Operational Risk
Operational risk is the risk of loss due to the
inadequacy or failure in internal process, human
factor and system or from external happening. This
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
25
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
risk is inherent in all the business process, opera-
tional activities, the Companys system and product.
Operational risk among others can be due to the
machine stops production process due to the power
shortage. To mitigate this risk the Company provides
generators as auxiliary power supply. It can also
happen that the machine stops due to lack of raw
material the Company has assigned buffer stock of
raw material. If machine stops due to failure the
Company always conducts routine maintenances. In
the event that the machines stop due to employee
strike, the Company has conducted a good industrial
relation with all of its employees.
2. Review On Risk Management System Effectiveness
The current Risk Management Application and
efforts to be more performance effective is still being
upgraded, among others improve the awareness of
the importance of risk management to all level of the
Companys organization. Continuously push the full
support of all management members and conduct
external training for risk management working units.
The development and implementation of the
Companys risk management must be monitored to
ensure the creation of risk management optimiza-
tion. The objectives of these activities are to ensure
that the risk management implementation is in line
with the Companys policy. Monitoring and review is
expected to guarantee an effective and efficient risk
management implementation to run optimal.
The Company is sure that by strengthening the
culture and develop the capability of risk manage-
ment; the Company shall be more effective in
monitoring and facing all risk related to the opera-
tional aspects.
Important Matters
In 2013, the Company faces important matters,
among others:
1. Civil Claim on Land
On 12 March 2010 according to the claim letter, the
claimant claim to be the former owner on a land of
2.190 m2 owned by the Company and based on such
claim the Company has to pay a damage claim of
Rp.600.000m2 or Rp.1.314.000.000 or leave the
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
26
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
disputed land. The Company has assigned a lawyer
to represent the Company in this matter and based
on the judgment of the Banten High Court dated 24
January 2012 the claim was rejected both in the
District Court and also in the Banten High Court. So
there is no conditional liability. The claimant submit-
ted a cassation to the Supreme Court of the Republic
of Indonesia and based on the judgment of the
Supreme court of Republic of Indonesia dated 24
June 2013 the cassation application was rejected and
therefore the law suit is ended.
2. Standard Chartered Bank
The case started when Standard Chartered Bank
(SCB) introduce derivative transaction to the Market-
ing Director. No approval for transaction was given by
the General Meeting of Share Holders and or Board
of Commissioners. SCB claim that such transaction
is conducted in the London Metal Exchange accord-
ing to swaps and Derivative International Association
(ISDA) and therefore SCB claim the Company for US$
14,355.578. The Company has decline to
admit/accept the claim/liability and assigned a
lawyer to handle such unjustified transaction and
contradictory to law in Indonesia (Article 1 number 2
Bank Indonesia Regulation Number 7/31/PBI/2005
dated 13 September 2005) and also the Companys
articles of association. On 28 January 2011, SCB took
the initiative to file this case in the Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), and the
Company which it letter dated 28 February 2011
submitted to SIAC stated that the jurisdiction and
suitable law with the stipulation of with the provi-
sions of legal case is the Indonesia Law. And based
on the SIAC Award Number 87/2012 dated 28
September 2012 it is stipulated that PT. Jembo Cable
Company Tbk. must pay to SCB US$16,067.407. On 5
October 2012 the Company through its letter
repeated that the jurisdiction and suitable law
according to the provisions of legal issues is the
Indonesian Law. Presently the company is conduct-
ing efforts to settle this issue but there is not yet any
certainty of its settlement and related to this
condition the Companys management cannot yet
estimate the result and amount of loss.
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
27
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
3. The Civil Claim of PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada one of the owners of the
Company filed a claim on the defendants Standard
Chartered Bank and PT Jembo Cable Company Tbk.
in the district court of Tangerang to cancel the ISDA
2002 Master Agreement as it is contrary to the
prevailing law in Indonesia (one of it is violating the
regulation of Bank Indonesia) and claim SCB to
reimburse the payment receive and pay a certain
sum as indemnification. Pursuant to a judgment of
the Tangerang District Court dated 14 November
2012 the claimant claim for part was accepted,
declare PT Jembo Cable Company Tbk to conduct a
breach of law and order defendant PT Jembo Cable
Company Tbk to stop all derivative transaction based
on the ISDA 2002 Master Agreement and schedule to
the 2002 Master Agreement and its derivatives. And
judge defendant I to pay indemnification in the form
of dividend of the book year 2008, 2009, 2010
amounting to USD1,138.850.47 with an interest rate
of 12% per annum as of the book year 2008 until the
execution of this judgment and penalize PT Jembo
Cable Company Tbk. to pay the lawsuit cost of Rp.
291.000. On such judgment the Company has filed an
appeal to the Banten High Court where on 17
September 2013 the appeal was accepted and
annuled the Tangerang District Court judgment of 14
November 2012. On 21 October 2013, the Company
has filed a cassation to the Supreme Court of the
Republic of Indonesia and until present there is still
no definitive judgment and due to such condition the
Company management it is not that able to estimate
the result and amount of loss.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
28
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
The Audit Committee is a committee assigned by and
responsible to the Board of Commissioners in the
frame work of assisting it to conduct its duties and
function. The Companys Audit Committee was
assigned in 2001.
The Company has an Audit Committee Charter which
is the work platform of the Audit Committee. The
Charter also regulates in detail the task and respon-
sibility and authority and code of ethic to be adhere
to by the Audit Committee and the responsibility
regarding reporting.
The structure and membership of the Audit Commit-
tee are as follow:
1. Drs. IGM Putera Astaman, as President Commis-
sioner, Independent Commissioner of the
Company and concurrently acting as Chairman of
the Audit Committee, a retired police of the
Republic of Indonesia Police force with the latest
rank of Police Major General.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, the company
Independent Audit Committee member, graduated
from the Faculty of Economy University of Indone-
sia majoring in Accountancy, has experience as an
Independent Auditor in an Accountant Public Office
during 20 years with the latest position as Senior
Manager Audit Division in the Accountant Public
Office Hans, Tuanakotta and Mustofa (member of
Deloitte Touch Tohmatsu). For the first time
appointed as member of the Audit Committee
based on the decision of Companys Board of
Directors Number 001/SKP/DK/JCC/12 dated 2
January 2012 for a 3 years period.
3. Drs. Ali Masykur, member of the Company
Independent Audit Committee, a graduate of the
Economic High-School (STIE-YKPN) Jogjakarta
majoring in Accountancy, has working experience
in the field of Finance, Accountancy and lastly as
Internal Auditor in the position of Chairman. For
the first time appointed as member of the Audit
Committee pursuant to the decision letter of the
Board of Commissioners of the Company number
001/SKP/DK/JCC/12 dated 2 January 2012 for a
period of 3 years.
As stated in the Companys Audit Committee
Charter, the Committee Audit held meetings at least
equal to the minimum meeting of the Board of
Commissioners stipulated in the Companys Articles
of Association. For 2013 the Audit Committee has
conducted meeting including a coordination
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
Laporan Komite Audit
Audit Committee Report
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
29
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
meeting with the Board of Commissioners and Board
of Directors amounting to 18 times with an attend-
ance rate of 90%.
For the book year 2013 the Audit Committee has
conducted the following matters:
Review the quarterly and annual financial state-
ment for 2013.
Review and analyze the quarterly performance
report and annual performance during 2013 related
to the stipulated target attainment.
Review the Companys compliance on prevailing
laws and regulation in the capital market and other
laws and regulation related to the Companys
business activities.
Conduct research on the risk management
implementation activities.
Conduct a review on the results of the examination
conducted by the Internal Supervising Unit (SPI).
Review the Draft Report of the audit result of the
book year 2013 conducted by an external auditor.
Compile report of the review and analyzes of work
program to be submitted to the Board of Commis-
sioners.
Conduct discussion with the management regard-
ing the review and its analyst as input for the
management in managing the Company.
In the process, the Audit Committee has conducted
several activities among others:
Conduct monthly work meeting with the SPI to
discuss the work program, routine audit result
report and special inspection report and implemen-
tation of the follow up of such finding.
Conduct monthly internal meeting of the Audit
Committee to discuss the Audit Committee report
to be submitted to the Board of Commissioners
which among other contain the result of review on
financial information and other issue which need
the attention of the management.
Conduct meeting both formal and informal with the
Corporate Legal and Corporate Secretary and other
departments to ensure the Companys compliance
on prevailing laws and regulation in the capital
market and other laws in implementing the
Companys business activities, among other laws
and regulation in the field of man power and the
Corporate Social Responsibility Program.
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
30
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
Menyampaikan hasil penelaahan atas informasi
keuangan Perseroan kepada Dewan Komisaris
dan Direksi setiap 3 bulan.
Melakukan pembahasan laporan hasil penelaa-
han bersama Dewan komisaris dan Direksi
perseroan 3 bulan.
Melakukan pertemuan dengan auditor eksternal
Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi
& Rekan (member of BDO Internatiional Limited)
yang mengaudit laporan keuangan untuk tahun
buku 2013, baik formal maupun informal, untuk
memastikan kompetensi dan independensi
Auditor eksternal dan memastikan bahwa
seluruh temuan audit telah diselesaikan secara
memuaskan.
Berdasarkan hasil penelaahan atas laporan
keuangan dan informasi lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan
untuk tahun buku 2013, sepanjang pengetahuan
terbaik yang dimiliki, Komite Audit berpendapat
bahwa :
Tidak terdapat hal-hal yang menyebabkan
Komite Audit yakin bahwa laporan keuangan
Perseroan untuk tahun buku 2013 tidak disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku umum di Indonesia.
Tidak terdapat hal-hal yang menyebabkan
Komite Audit yakin bahwa kegiatan usaha
Perseroan tidak dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
pasar modal dan peraturan perundang-
undangan lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan usaha perseroan dalam tahun 2013.
Untuk meningkatkan kinerja Perseroan dalam
mencapai tata kelola perusahaan yang baik (GCG)
beberapa hal yang berikut ini perlu mendapat
perhatian Manajemen.
Meningkatkan ketertiban dalam pencatatan
seluruh proses kegiatan Perseroan terutama
pada kegiatan produksi dan penjualan.
Meningkatkan terwujudnya pengendalian intern
yang efektif di Perseroan mulai dari system dan
prosedur, termasuk fungsi pengawasan melekat
(Build in Control), mekanisme pengawasan
dalam setiap proses pelaksanaan kegiatan
Perseroan dan pengambilan keputusan.
Menyesuaikan petunjuk pelaksanaan kegiatan
Perseroan sesuai kondisi terkini.
Meningkatkan pelaksanaan Manajemen Risiko.
Memelihara semangat kerja seluruh karyawan
dengan berbagai kiat motivasi dengan motto
Jembo Luar Biasa.
Submit review result on the Companys Financial
Information to the Board of Commissioners and
Board of Directors every 3 months.
Conduct review of the mutual review with the Board
of Commissioners and Board of Directors every 3
months.
Conduct meeting with the external auditor of the
Accountant Public Office Tanubrata Sutanto Fahmi
& Associates (member of BDO International
Limited) auditing the financial statement for the
book year 2013 both formal and informal to ensure
the competence and independency of the external
Auditor and ensure that all the findings of the
auditor are satisfactory solved.
Based on the review result of the financial statement
and other information related to the Companys
business activities for the book year 2013, to the best
of its knowledge the Audit Committee is of the
opinion:
There are no matters which according to the Audit
Committee may cast doubt that the Company
Financial Statement for the book year 2013 is not
presented according to the Financial Accounting
Standards generally prevailing in Indonesia.
There is no evidence showing the Audit Committee
whereas the Companys Business activities is not
conducted according to prevailing laws and
regulation in the capital market and other laws and
regulations related to the Companys Business
activity during 2013.
To improve the Companys performance in attaining
The Companys Good Corporate Governance the
following matters needs the attention of the Manage-
ment:
Improve the consistency in recording the
Companys activity process especially in production
and marketing.
Improve the realization of an effective internal
control in the Company starting from the system
and procedure, including Build in Control function,
supervision mechanism in every activity of imple-
menting the process of the Company and taking
resolutions.
Compliance to the Companys operational execution
according to the latest condition.
Improve the implementation of Risk Management.
Maintain the work spirit of all employees by various
motivational spirit under the motto Jembo
Extraordinary
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
31
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
Meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia dan perangkat lunaknya terkait dengan
penggunaan system teknologi informasi, agar
dapat memberikan informasi secara cepat, tepat
dan akurat bagi Manajemen dalam mengelola
Perseroan, khususnya dalam pengambilan
keputusan-keputusan penting.

Tangerang, April 2014.
Komite Audit Audit Committee
Drs. I Gusti Made Putera Astaman
Ketua Komite Audit
Audit Committee Chairman
Improve the capability of the resources and
software related to the usage of information
technology system, to provide quick, precise and
accurate information for the Management in
managing the Company, especially in taking
important resolution.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
32
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
18001:2007 (Serifikat No.: OHS 2012-0429), juga
selalu dilakukan audit oleh Badan Sertifikasi
setiap setahun sekali. Selama tahun 2013,
dibidang Keselamatan Kerja, Perseroan terus-
menerus melakukan pemantauan dan menguku-
ran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
keselamatan kerja, melalui pelatihan-pelatihan di
bidang K3, melengkapi dan memperbaharui
sarana prasarana, peralatan produksi, dan
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi
seluruh pekerja. Sedangkan di bidang kesehatan
kerja, Perseroan melaksanakan Pemeriksaan
Kesehatan Karyawan (Medical Check Up) setiap
sekali setahun, memberikan edukasi kesehatan
secara berkala dan menyelenggarakan Donor
Darah setiap tiga bulan sekali. Kemudian guna
memudahkan dalam pelayanan kesehatan
karyawan, selain menyediakan Poliklinik di
lingkungan Pabrik, Perseroan juga bekerjasama
dengan pihak asuransi kesehatan swasta.
Penggunaan tenaga kerja lokal menjadi bagian
dari pemberdayaan masyarakat di sekitar
Perseroan. Dan di tahun 2013, Perseroan telah
melakukan beberapa aksi sosial diantaranya
Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis
bagi masyarakat sekitar, Donor Darah, Santunan
bagi Anak Yatim dan dan kaum Dhuafa, serta
Hewan Qurban yang seluruhnya diperuntukkan
bagi masyarakat sekitar (Kampung Rawacana).
Setiap produk yang dihasilkan oleh Perseroan
memiliki sertifikat tes sesuai standar yang
ditetapkan dan dijamin kualitasnya sehingga aman
bagi konsumen pengguna. Perseroan terbuka
terhadap masukan dan saran dari para konsumen
dan juga memberikan pelayanan purna jual
seperti teknik penanganan produk serta solusi-
solusi bagi penyelesai masalah yang mungkin
terjadi di lapangan.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
hal yang penting untuk dilaksanakan dan melalui
pelaksanaannya diharapkan dapat terjalinnya
hubungan yang harmonis antara Perseroan
dengan lingkungannya.
Perseroan telah menerapkan Sistem Manjemen
Lingkungan dengan standard ISO 14001:2004
(Sertifikat No.: 2012-0557) sejak tahun 2007, dan
selalu mendapat audit dari Badan Sertifikasi
setiap sekali dalam setahun, hal ini merupakan
dukungan Perseroan terhadap pelestarian
lingkungan. Dan dalam realisasinya beberapa hal
yang dilakukan antara lain: Pengelolaan dan
pemantauan lingkungan, diantaranya dengan
melakukan pengukuran secara berkala terhadap
kualitas udara ambien dan udara lingkungan
kerja, suhu dan kelembaban, pencahayaan,
kebisingan, kebauan, kualitas air minum, dan air
bersih, pengukuran air limbah, dan menyediakan
TPS. Kemudian efisiensi penggunaan tenaga
listrik dengan menggunakan lampu penerangan
hemat energy, dan juga melaksanakan program
penggunaan Haspel Bekas, yang telah melalui
proses pemeriksaan dan perbaikan kualitasnya.
Sejak tahun 2009, Perseroan juga telah menerap-
kan Sistem Manajemen Keselamatan dan Keseha-
tan Kerja (SMK3). yang berbasis pada OHSAS
The Companys social responsibility is an important
matter to be conducted and its implementation is
expected to result in the harmonious relation
between the Company and its environment.
The Company has implemented the environment
management system with the ISO 14001:2004
standard (Certificate Number: 2012-0057) since
2007, and continuously audited by the Certification
Agency once annually, this supports the Company in
its environmental preservation. In its realization
several matters conducted are among others the
management and monitoring of the environment by
conducting periodical measurement on the ambient
air quality and occupational environmental air,
temperature and moisture, lighting, noise, odor,
quality of drinking water, and clean water, measure-
ment of waste water, and providing waste disposal.
Efficiency in the usage a power utilization by using
energy saving lightning and also conducting the
utilization of used Reel, having gone through
examination and quality improvement.
Since 2009, the Company has also applied the
Occupational Safety and Health Management System
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan
laporan tersebut kepada Presiden Direktur
Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu
kegiatan audit internal yang dilakukan.
- Melakukan pemeriksaan khusus apabila
diperlukan.
Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan,
antara lain, hal-hal sebagai berikut :
- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober
2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.
- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe-
men, dan hubungan antar personal yang terkait
dalam satu transaksi.
- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk
dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang
ada di Perseroan.
- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan
tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam
pelaksanaannya.
- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data
yang terintegrasi antar departemen.
- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan
bersama dengan Auditee, sebelum laporan
pemeriksaan diterbitkan.
- Memberikan usul saran atas temuan hasil
pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk
Laporan Hasil Audit (LHA).
- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur
Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.
- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai-
kan yang disetujui oleh Presiden Direktur
Perseroan.
- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut
Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.
- Melakukan pembahasan bersama dengan
Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.
- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman
(Delivery Order), Account Receivable dan Over
Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern
Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI)
untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola
yang baik (Goods Corporate Governance), agar
dapat mengevaluasi pengendalian internal,
sehingga memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-
party gagal memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan
berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-
gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk
melakukan penjualan hanya kepada pelanggan
yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai
sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-
kan analisa pemberian kredit kepada semua calon
pelanggan.
b. Risiko Pasar
Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi
akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai
tukar mata uang asing, sehingga Perseroan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.
Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana
sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan
diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan
seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan
mata uang asing, sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara mata uang rupiah yang ada
dari hasil penjualan produk dengan kewajiban
pembayaran pembelian bahan baku dengan mata
uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-
bangan tersebut maka Perseroan melakukan
transaksi berjangka pembelian mata uang asing
dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh
tempo.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan
dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan
entitas anaknya telah memantau terus menerus
kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa
yang akan datang dan memastikan kecukupan
dana likuiditas.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Perseroan, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-
han terhadap peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perseroan.
Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI,
Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal
Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara
jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-
jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan
persetujuan Direktur Utama di dalamnya
termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.
SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis
dalam rangka menformulasikan kontribusi peran
SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan,
sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi
internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara
sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan
monitoring tindak lanjut.
Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan
peningkatan kualitas jaminan atas operasional
Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit
dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi
melalui pengendalian internal yang efektif.
Manajemen Risiko
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-
han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka
manajemen risiko. Direksi telah menetapkan
fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memantau kebijakan
manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi
internal audit memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang
terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Perseroan dengan memberikan laporannya
kepada Direksi.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengindentifikasi dan menganalisa
risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-
kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai,
serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan
terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun
tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan
dan fleksibilitas.
1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.
Perseroan menghadapi risiko dari instrument
keuangan antara lain:
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain
mesin berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini
Perseroan menyediakan generator sebagai
penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin
berhenti karena kekurangan bahan baku,
Perseroan membentuk stok penyangga bahan
baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan
mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, Perseroan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan
dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja
masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-
kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko
ke semua level organisasi Perseroan. Terus
mendorong dukungan yang penuh dari seluruh
anggota Manajemen, dan mengadakan training
eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.
Pengembangan dan pelaksanaan manajemen
risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin
terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin
bahwa implementasi manajemen risiko tetap
sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan
pemantauan dan telaah ulang akan menjamin
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen
risiko agar berjalan optimal.
Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat
kultur dan membangun kemampuan manajamen
risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam
memonitor dan menghadapi semua risiko yang
terkait dengan aspek operasional.
Perkara Penting
Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara
penting, antara lain:
1. Gugatan Perdata atas Tanah
Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat
gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya
dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh
Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut
Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar
Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah
sengketa. Perseroan telah menunjuk
pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan
berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten
tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat
ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada
liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak
penggugat telah mengajukan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan
kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah
selesai.
2. Standard Chartered Bank.
Kasus bermula dari Standard Chartered Bank
(SCB) yang telah memperkenalkan transaksi
derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada
persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-
ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut
dilakukan di London Metal Exchange sesuai
dengan Swaps dan Derivatif International Associa-
tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan
sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak
untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan
Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005) dan juga anggaran dasar
Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC), dan
Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai
dengan penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No.
87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan
bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan
melakukan pembayaran kepada SCB sebesar
US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan
melalui surat kembali menegaskan bahwa
Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan
penentuan masalah hukum adalah hukum
Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan
upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut
tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan
sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen
Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan
jumlah kerugiannya.
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit
Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.
Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit
yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam
Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih
rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun
wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh
Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai
pelaporannya.
Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah
sebagai berikut :
1. Drs. IGM Putera Astaman adalah Presiden
Komisaris, Komisaris Independen perseroan
dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite
Audit, purnawirawan anggota kepolisian
Republik Indonesia dengan pangkat terakhir
Mayor Jendral Polisi.
2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite
Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun-
tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai
Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik
selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan
terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor
Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa
(member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama
kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit
berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris
Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2
Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.
3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit
Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan
Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di
bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir
sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua.
Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite
Audit berdasarkan surat keputusan Dewan
Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12
tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3
tahun.
Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite
Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat
Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-
ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perseroan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena berten-
tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia
(salah satunya melanggar peraturan Bank
Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-
likan pembayaran yang telah diterima serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012 telah
diputuskan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo
Cable Company Tbk. melakukan perbuatan
melawan hukum, memerintahkan tergugat PT
Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan
segala transaksi derivatif yang didasarkan pada
perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan
schedule to the 2002 Master Agreement beserta
turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk
membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku
2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47
dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku
2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk
membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000.
Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan
permohonan banding ke Pengadilan Tinggi
Banten, dimana tanggal 17 September 2013
permohonan banding tersebut diterima dan
membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian
pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-
san dan sehubungan dengan kondisi tersebut,
manajemen Perseroan belum dapat memperkira-
kan hasil dan jumlah kerugiannya.
3. The Civil Claim of PT Monaspermata Persada
PT Monaspermata Persada one of the owners of the
Company filed a claim on the defendants Standard
Chartered Bank and PT Jembo Cable Company Tbk.
in the district court of Tangerang to cancel the ISDA
2002 Master Agreement as it is contrary to the
prevailing law in Indonesia (one of it is violating the
regulation of Bank Indonesia) and claim SCB to
reimburse the payment receive and pay a certain
sum as indemnification. Pursuant to a judgment of
the Tangerang District Court dated 14 November
2012 the claimant claim for part was accepted,
declare PT Jembo Cable Company Tbk to conduct a
breach of law and order defendant PT Jembo Cable
Company Tbk to stop all derivative transaction based
on the ISDA 2002 Master Agreement and schedule to
the 2002 Master Agreement and its derivatives. And
judge defendant I to pay indemnification in the form
of dividend of the book year 2008, 2009, 2010
amounting to USD1,138.850.47 with an interest rate
of 12% per annum as of the book year 2008 until the
execution of this judgment and penalize PT Jembo
Cable Company Tbk. to pay the lawsuit cost of Rp.
291.000. On such judgment the Company has filed an
appeal to the Banten High Court where on 17
September 2013 the appeal was accepted and
annuled the Tangerang District Court judgment of 14
November 2012. On 21 October 2013, the Company
has filed a cassation to the Supreme Court of the
Republic of Indonesia and until present there is still
no definitive judgment and due to such condition the
Company management it is not that able to estimate
the result and amount of loss.
33
perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat
kehadiran sebanyak 90%.
Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah
melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan
triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.
Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan
kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama
tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target
yang telah ditetapkan.
Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan.
Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan-
aan manajemen risiko.
Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).
Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil
audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis-
nya program kerja untuk disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
Melakukan pembahasan dengan manajemen
mengenai hasil penelaahan dan analisisnya
sebagai masukan bagi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah
melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai
berikut :
Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI
untuk membahas program kerja, laporan hasil
audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan
pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.
Melakukan pertemuan internal Komite Audit
bulanan untuk membahas laporan Komite Audit
yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa-
ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe-
nelaahan atas informasi keuangan dan permasa-
lahan lain yang membutuhkan perhatian
manajemen.
Melakukan pertemuan baik formal maupun
informal dengan Corporate Legal dan Corporate
Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas-
tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di pasar
modal dan peraturan perundang-undangan
lainnya sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan
dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).
18001:2007 (Serifikat No.: OHS 2012-0429), juga
selalu dilakukan audit oleh Badan Sertifikasi
setiap setahun sekali. Selama tahun 2013,
dibidang Keselamatan Kerja, Perseroan terus-
menerus melakukan pemantauan dan menguku-
ran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
keselamatan kerja, melalui pelatihan-pelatihan di
bidang K3, melengkapi dan memperbaharui
sarana prasarana, peralatan produksi, dan
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi
seluruh pekerja. Sedangkan di bidang kesehatan
kerja, Perseroan melaksanakan Pemeriksaan
Kesehatan Karyawan (Medical Check Up) setiap
sekali setahun, memberikan edukasi kesehatan
secara berkala dan menyelenggarakan Donor
Darah setiap tiga bulan sekali. Kemudian guna
memudahkan dalam pelayanan kesehatan
karyawan, selain menyediakan Poliklinik di
lingkungan Pabrik, Perseroan juga bekerjasama
dengan pihak asuransi kesehatan swasta.
Penggunaan tenaga kerja lokal menjadi bagian
dari pemberdayaan masyarakat di sekitar
Perseroan. Dan di tahun 2013, Perseroan telah
melakukan beberapa aksi sosial diantaranya
Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis
bagi masyarakat sekitar, Donor Darah, Santunan
bagi Anak Yatim dan dan kaum Dhuafa, serta
Hewan Qurban yang seluruhnya diperuntukkan
bagi masyarakat sekitar (Kampung Rawacana).
Setiap produk yang dihasilkan oleh Perseroan
memiliki sertifikat tes sesuai standar yang
ditetapkan dan dijamin kualitasnya sehingga aman
bagi konsumen pengguna. Perseroan terbuka
terhadap masukan dan saran dari para konsumen
dan juga memberikan pelayanan purna jual
seperti teknik penanganan produk serta solusi-
solusi bagi penyelesai masalah yang mungkin
terjadi di lapangan.
(SMK3), based on the OHSAS 18001:2007 (Certificate
Number: OHS 2012-0429), and also constantly
audited by Certification Agency annually. During 2013
in the field of Occupational Safety the Company
continuously conducts supervision and measure-
ment on matters related to occupational safety
through training in the field of K3, complete and
renew infrastructure, production tools, and provide
personal protective tools (APD) for all employees. In
the field of occupational help, the Company conducts
regular Medical Check Up annually, provide health
education periodically and hold Blood Donor move-
ment every three months. To facilitate the health
service for employees, besides providing the
Policlinic in the Plant environment, the Company
also cooperates with private health insurance
Companies.
The utilization of local man power is part of the
empowerment of the community in the vicinity of the
Company, in 2013 the Company has conducted
several social activities among other Health and Free
Medication activities for the community in the
vicinity, Blood Donor, Donation for Orphans and the
Poor, and also Sacrificial Animals, which are fully
available to the community around the Company
(Rawacana Village).
Every product produce by the Company has a
certificate according to the stipulated standard and
its quality guarantee to be safe for the use of
consumers, the Company is open to all input and
suggestion from consumers and also provide an
after sales service such as product handling
technique and solutions for the settlement of issues
which may happen on site.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
hal yang penting untuk dilaksanakan dan melalui
pelaksanaannya diharapkan dapat terjalinnya
hubungan yang harmonis antara Perseroan
dengan lingkungannya.
Perseroan telah menerapkan Sistem Manjemen
Lingkungan dengan standard ISO 14001:2004
(Sertifikat No.: 2012-0557) sejak tahun 2007, dan
selalu mendapat audit dari Badan Sertifikasi
setiap sekali dalam setahun, hal ini merupakan
dukungan Perseroan terhadap pelestarian
lingkungan. Dan dalam realisasinya beberapa hal
yang dilakukan antara lain: Pengelolaan dan
pemantauan lingkungan, diantaranya dengan
melakukan pengukuran secara berkala terhadap
kualitas udara ambien dan udara lingkungan
kerja, suhu dan kelembaban, pencahayaan,
kebisingan, kebauan, kualitas air minum, dan air
bersih, pengukuran air limbah, dan menyediakan
TPS. Kemudian efisiensi penggunaan tenaga
listrik dengan menggunakan lampu penerangan
hemat energy, dan juga melaksanakan program
penggunaan Haspel Bekas, yang telah melalui
proses pemeriksaan dan perbaikan kualitasnya.
Sejak tahun 2009, Perseroan juga telah menerap-
kan Sistem Manajemen Keselamatan dan Keseha-
tan Kerja (SMK3). yang berbasis pada OHSAS
34
b. Penjualan
Penjualan konsolidasian Perseroan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
mengalami kenaikan sebesar Rp255,2 miliar atau
naik 20,7% dari Rp1.234,8 miliar menjadi
Rp1.490,1 miliar. Penjualan kabel telekomunikasi
mengalami kenaikan sebesar Rp220,3 miliar atau
naik 363,5% dari Rp60.6 miliar pada tahun 2012
menjadi Rp280,9 miliar tahun 2013, kenaikan ini
didapat dari penjualan Kabel Telekomunikasi.
Kenaikan penjualan juga terjadi pada kabel listrik
tegangan rendah yaitu sebesar Rp105,1 miliar
atau naik 11,5% dari Rp917,5 miliar tahun 2012
menjadi Rp1.022,6 miliar tahun 2013. Sedangkan
pada kabel listrik tegangan menengah terjadi
penurunan penjualan sebesar Rp59,4 miliar atau
turun 24,2%, dari Rp245,9 tahun 2012 menjadi
Rp186,5 miliar tahun 2013. Penjualan energi listrik
pada tahun 2013 tidak ada penjualan dengan tidak
diperpanjangnya kontrak pengadaan energi listrik
yang menggunakan energi diesel oleh PLN.
a. Produksi
Proses produksi kabel yang dilakukan oleh
Perseroan, merupakan kumpulan dari beberapa
proses, yang dilakukan secara berurutan sesuai
dengan jenis kabel yang akan diproduksi. Dimulai
dari proses penarikan kawat sesuai dengan ukuran
diameter yang dibutuhkan, hingga proses
pembungkusan akhir, dimana antara kedua proses
tersebut terdapat berbagai proses sesuai kebutu-
han, misalnya proses pemasangan lapisan anti
bakar, pelindung mekanis dan lain-lain. Semakin
rumit jenis kabel yang dibuat, maka rangkaian
proses produksinya pun semakin panjang.
Seiring dengan peningkatan Penjualan Konsolida-
sian pada tahun 2013, peningkatan hasil produksi
terjadi pada Kabel Telekomunikasi sebesar
15.680,8 km atau 80%, dari 19.596,3 km tahun 2012
menjadi 35.277,1 km tahun 2013. Sedangkan pada
Kabel Listrik Tegangan Rendah mengalami
penurunan produksi sebanyak 1.796,7 ton atau
sebesar 11,3% dari 15.875,7 ton tahun 2012
menjadi 14.079 ton tahun 2013. Demikian juga
pada Kabel Listrik Tegangan Menengah
mengalami penurunan sebesar 2.090,4 ton atau
34,2% dari 6.121,1 ton tahun 2012 menjadi 4.030,7
ton tahun 2013.
Analisa dan Pembahasan Manajemen
Management Analysis and Discussion
1. Tinjauan Operasional
Tahun 2013 dapat dikatakan tahun yang tidak
mudah, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh
5,7%. Meskipun masih lebih rendah dari tahun
sebelumnya, namun angka tersebut merupakan
sebuah prestasi. Tekanan kepada Neraca Pemba-
yaran Indonesia meningkat dibarengi dengan
pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi berada di
atas kisaran inflasi yang ditetapkan Bank Indone-
sia, awal tahun 2013 yang lalu yaitu 4,5% + 1 %
sedangkan realisasi inflasi tercatat diangka 8,3%
sampai akhir 2013.
Dalam kondisi Perekonimian yang tidak mudah
tersebut. Perseroan pada tahun 2013 masih dapat
tumbuh 20,7%. Pertumbuhan tersebut terutama
diperoleh dari Kabel Telekomunikasi yang
meningkat kapasitas produksinya hampir lima kali
lipat. Hal ini untuk mengantisipasi terus bertum-
buhnya permintaan Kabel Fiber Optik dengan
mulai direalisasikan Proyek telekomunikasi
Palapa Ring yang akan menghubungkan 3.000
pulau di Indonesia.
1. Operational Review
The year 2013 was not an easy year, the Indonesian
economy only grew by 5.7%. Although lower than the
previous year, such achievement may be said to be
an achievement. The pressure on the Indonesian
Balance of Payments increased together with the
weakening of the rupiah exchange rate. Inflation was
above the inflation range stipulated by Bank Indone-
sia, at the start of 2013 it was 4.5% + 1% while the
inflation realization stood at 8.3 % until the end of
2013.
In such difficult Economic condition, however, the
Company in 2013 was still able to grow 20.7%. This
growth was especially from the Telecommunication
Cable due to its production capacity increase of
nearly five times. This is to anticipate the continuous
growth of Optic Fiber Cable demand with the start of
Palapa Ring telecommunication Project realization to
connect the 3.000 islands of Indonesia.
35
b. Penjualan
Penjualan konsolidasian Perseroan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
mengalami kenaikan sebesar Rp255,2 miliar atau
naik 20,7% dari Rp1.234,8 miliar menjadi
Rp1.490,1 miliar. Penjualan kabel telekomunikasi
mengalami kenaikan sebesar Rp220,3 miliar atau
naik 363,5% dari Rp60.6 miliar pada tahun 2012
menjadi Rp280,9 miliar tahun 2013, kenaikan ini
didapat dari penjualan Kabel Telekomunikasi.
Kenaikan penjualan juga terjadi pada kabel listrik
tegangan rendah yaitu sebesar Rp105,1 miliar
atau naik 11,5% dari Rp917,5 miliar tahun 2012
menjadi Rp1.022,6 miliar tahun 2013. Sedangkan
pada kabel listrik tegangan menengah terjadi
penurunan penjualan sebesar Rp59,4 miliar atau
turun 24,2%, dari Rp245,9 tahun 2012 menjadi
Rp186,5 miliar tahun 2013. Penjualan energi listrik
pada tahun 2013 tidak ada penjualan dengan tidak
diperpanjangnya kontrak pengadaan energi listrik
yang menggunakan energi diesel oleh PLN.
a. Produksi
Proses produksi kabel yang dilakukan oleh
Perseroan, merupakan kumpulan dari beberapa
proses, yang dilakukan secara berurutan sesuai
dengan jenis kabel yang akan diproduksi. Dimulai
dari proses penarikan kawat sesuai dengan ukuran
diameter yang dibutuhkan, hingga proses
pembungkusan akhir, dimana antara kedua proses
tersebut terdapat berbagai proses sesuai kebutu-
han, misalnya proses pemasangan lapisan anti
bakar, pelindung mekanis dan lain-lain. Semakin
rumit jenis kabel yang dibuat, maka rangkaian
proses produksinya pun semakin panjang.
Seiring dengan peningkatan Penjualan Konsolida-
sian pada tahun 2013, peningkatan hasil produksi
terjadi pada Kabel Telekomunikasi sebesar
15.680,8 km atau 80%, dari 19.596,3 km tahun 2012
menjadi 35.277,1 km tahun 2013. Sedangkan pada
Kabel Listrik Tegangan Rendah mengalami
penurunan produksi sebanyak 1.796,7 ton atau
sebesar 11,3% dari 15.875,7 ton tahun 2012
menjadi 14.079 ton tahun 2013. Demikian juga
pada Kabel Listrik Tegangan Menengah
mengalami penurunan sebesar 2.090,4 ton atau
34,2% dari 6.121,1 ton tahun 2012 menjadi 4.030,7
ton tahun 2013.
a. Production
The cable production process conducted by the
Company, is a collection of several processes,
conducted consecutively according to the type of
cable to be produced. Starting from the process of
stretching the wire according to the diameter
measurement needed, until the final coating process,
where between those two processes there are various
processes according to need, for example the process
of attaching an anti fire coating, mechanical protec-
tor, et cetera. The more sophisticated the type of
cable, the longer the production process.
In line with the increase in Consolidated Sales in
2013, the improvement of production result was in
the Telecommunication Cable of 15.680,9 km or 80%,
from 19.596,3 km in 2012 to become 35.277,1 km in
2013. While the Low Voltage Electrical Cable shows a
production decrease of 1.796,7 ton or 11.3% of
15.975,7 ton in 2012 to become 14.079 ton in 2013.
This also took place with the Medium Voltage
Electrical Cable decreasing by 2.090,4 ton or 34.2% of
the 6.121,1 ton in 2012 to become 4.030,7 ton in 2013.
1. Tinjauan Operasional
Tahun 2013 dapat dikatakan tahun yang tidak
mudah, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh
5,7%. Meskipun masih lebih rendah dari tahun
sebelumnya, namun angka tersebut merupakan
sebuah prestasi. Tekanan kepada Neraca Pemba-
yaran Indonesia meningkat dibarengi dengan
pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi berada di
atas kisaran inflasi yang ditetapkan Bank Indone-
sia, awal tahun 2013 yang lalu yaitu 4,5% + 1 %
sedangkan realisasi inflasi tercatat diangka 8,3%
sampai akhir 2013.
Dalam kondisi Perekonimian yang tidak mudah
tersebut. Perseroan pada tahun 2013 masih dapat
tumbuh 20,7%. Pertumbuhan tersebut terutama
diperoleh dari Kabel Telekomunikasi yang
meningkat kapasitas produksinya hampir lima kali
lipat. Hal ini untuk mengantisipasi terus bertum-
buhnya permintaan Kabel Fiber Optik dengan
mulai direalisasikan Proyek telekomunikasi
Palapa Ring yang akan menghubungkan 3.000
pulau di Indonesia.
25,200 ton

7,200 ton

90,000 km
15,875.7 ton

6,121.1 ton

19,596.3 km
14,079 ton

4,030.7 ton

35,277.1 km
Kabel Listrik Tegangan Rendah
Low Voltage Electrical Cable
Kabel Listrik Tegangan Menengah
Medium Voltage Electrical Cable
Kabel Telekomunikasi
Telecommunication Cable
Jenis Kabel Cable Type
Kapasitas Terpasang 2013
Installed Capacity 2013
Hasil Produksi 2013
Production Result 2013
Hasil Produksi 2012
Production Result 2012
Kabel Telekomunikasi
Telecommunication Cable
0 km
20,000 km
40,000 km
60,000 km
80,000 km
100,000 km
90,000
35,277.1
19,596.3
Kabel Listrik Tegangan Rendah
Low Voltage Electrical Cable
Kabel Listrik Tegangan Menengah
Medium Voltage Electrical Cable
0 ton
5000 ton
10,000 ton
15,000 ton
20,000 ton
25,000 ton
25,200
7,200
4,030.7
6,121.1
14,079
15,875.7
36
b. Penjualan
Penjualan konsolidasian Perseroan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
mengalami kenaikan sebesar Rp255,2 miliar atau
naik 20,7% dari Rp1.234,8 miliar menjadi
Rp1.490,1 miliar. Penjualan kabel telekomunikasi
mengalami kenaikan sebesar Rp220,3 miliar atau
naik 363,5% dari Rp60.6 miliar pada tahun 2012
menjadi Rp280,9 miliar tahun 2013, kenaikan ini
didapat dari penjualan Kabel Telekomunikasi.
Kenaikan penjualan juga terjadi pada kabel listrik
tegangan rendah yaitu sebesar Rp105,1 miliar
atau naik 11,5% dari Rp917,5 miliar tahun 2012
menjadi Rp1.022,6 miliar tahun 2013. Sedangkan
pada kabel listrik tegangan menengah terjadi
penurunan penjualan sebesar Rp59,4 miliar atau
turun 24,2%, dari Rp245,9 tahun 2012 menjadi
Rp186,5 miliar tahun 2013. Penjualan energi listrik
pada tahun 2013 tidak ada penjualan dengan tidak
diperpanjangnya kontrak pengadaan energi listrik
yang menggunakan energi diesel oleh PLN.
b. Sales
The Companys consolidated sales for the year ended
on 31 December 2013 underwent a hike of Rp.255.2
billion or an increase of 20.7% from Rp.1,234.8
billion to become Rp.1,490.1 billion. Sales in
telecommunication cable underwent an increase of
Rp.220.3 billion or a hike of 365.3% from Rp.60.6
billion in 2012 to become Rp.281.0 billion in 2013.
This increase was obtained from the sales of
Telecommunication Cable. Another increase was in
the low voltage electric cable from Rp.105.1 billion or
an increase of 11.5% from Rp.917.5 billion in 2012 to
become Rp.1,022.6 billion in 2013. While the medium
voltage electrical cable underwent a sales decrease
of Rp.59.4 billion or down 24.2% from Rp.245.9
billion in 2012 to become Rp.186.5 billion in 2013.
There was no power energy sales in 2013 due to not
extended contract of power energy supply as PLN
uses diesel energy.
a. Produksi
Proses produksi kabel yang dilakukan oleh
Perseroan, merupakan kumpulan dari beberapa
proses, yang dilakukan secara berurutan sesuai
dengan jenis kabel yang akan diproduksi. Dimulai
dari proses penarikan kawat sesuai dengan ukuran
diameter yang dibutuhkan, hingga proses
pembungkusan akhir, dimana antara kedua proses
tersebut terdapat berbagai proses sesuai kebutu-
han, misalnya proses pemasangan lapisan anti
bakar, pelindung mekanis dan lain-lain. Semakin
rumit jenis kabel yang dibuat, maka rangkaian
proses produksinya pun semakin panjang.
Seiring dengan peningkatan Penjualan Konsolida-
sian pada tahun 2013, peningkatan hasil produksi
terjadi pada Kabel Telekomunikasi sebesar
15.680,8 km atau 80%, dari 19.596,3 km tahun 2012
menjadi 35.277,1 km tahun 2013. Sedangkan pada
Kabel Listrik Tegangan Rendah mengalami
penurunan produksi sebanyak 1.796,7 ton atau
sebesar 11,3% dari 15.875,7 ton tahun 2012
menjadi 14.079 ton tahun 2013. Demikian juga
pada Kabel Listrik Tegangan Menengah
mengalami penurunan sebesar 2.090,4 ton atau
34,2% dari 6.121,1 ton tahun 2012 menjadi 4.030,7
ton tahun 2013.
1. Tinjauan Operasional
Tahun 2013 dapat dikatakan tahun yang tidak
mudah, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh
5,7%. Meskipun masih lebih rendah dari tahun
sebelumnya, namun angka tersebut merupakan
sebuah prestasi. Tekanan kepada Neraca Pemba-
yaran Indonesia meningkat dibarengi dengan
pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi berada di
atas kisaran inflasi yang ditetapkan Bank Indone-
sia, awal tahun 2013 yang lalu yaitu 4,5% + 1 %
sedangkan realisasi inflasi tercatat diangka 8,3%
sampai akhir 2013.
Dalam kondisi Perekonimian yang tidak mudah
tersebut. Perseroan pada tahun 2013 masih dapat
tumbuh 20,7%. Pertumbuhan tersebut terutama
diperoleh dari Kabel Telekomunikasi yang
meningkat kapasitas produksinya hampir lima kali
lipat. Hal ini untuk mengantisipasi terus bertum-
buhnya permintaan Kabel Fiber Optik dengan
mulai direalisasikan Proyek telekomunikasi
Palapa Ring yang akan menghubungkan 3.000
pulau di Indonesia.
37
Kabel Listrik Tegangan Rendah
Low Voltage Electrical Cable
Kabel Listrik Tegangan Menengah
Medium Voltage Electrical Cable
Kabel Telekomunikasi
Telecommunication Cable
Energi Listrik
Power Energy
0
50
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1500
2013
2012
1.022,7
917,6
186,5
280,9
10,8
-
60,6
245,9
Kelompok Produk
Type of Products
Tahun 2013
Year
Tahun 2012
Year
% Naik (Turun)
Increase (Decrease)
Kabel Listrik Tegangan Rendah
Low Voltage Electrical Cable
Kabel Listrik Tegangan Menengah
Medium Voltage Electrical Cable
Kabel Telekomunikasi
Telecommunication Cable
Energi Listrik
Power Energy
Jumlah Total
Rp. 1.022,7 M

Rp. 186,5 M
Rp. 280,9 M
Rp. - M
Rp. 1.490,1 M
Rp. 917,6 M

Rp. 245,9 M
Rp. 60,6 M
Rp. 10,8 M
Rp. 1.234,9 M
11,5 %
(24,2 %)
363,5 %
-
20,7%
2. Profitabilitas
Kemampuan Perseroan untuk mendapatkan laba
mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun
2012, ukuran profitabilitas Perseroan dapat dilihat
pada Gross Profit Margin Perseroan tahun 2013
sebesar 13,4% mengalami kenaikan sebesar 2,7%
dibanding tahun 2012 sebesar 10,7%. Laba
Sebelum Manfaat (Beban) Pajak tahun 2013
sebesar 2,9% mengalami penurunan sebesar 1%
dibanding tahun 2012 sebesar 3,9%. Penurunan ini
terjadi terutama karena naiknya Rugi selisih nilai
tukar mata uang asing, naik 230% dari Rp20,8
miliar tahun 2012 menjadi Rp68,8 miliar tahun 2013
dan naiknya Beban Pinjaman serta Provisi dan
Administrasi Bank naik 123,5% dari Rp18,3 miliar
tahun 2012 menjadi Rp40,9 miliar tahun 2013.
2. Profitability
The Company capability to obtain profit increased
compared to 2012, the Company profitability assess-
ment can be seen from the Gross Profit Margin of the
Company in 2013 of 13.4% or an increase of 2.7%
compared to 2012 of 10.7%. Profit Before Tax in 2013
was 2.9% a decrease of 1% compared to 2012 of 3.9%.
This decrease was mainly due to the increase in Loss
difference of the foreign currency exchange rate,
increasing 230% from Rp.20.8 billion in 2012 to
become Rp.68.8 billion in 2013 and the increase in the
Loan Burden and Bank Provision and Administration
increased by 123.5% from Rp.18.3 billion in 2012 to
become Rp.40.9 billion in 2013.
38
3. Financial Performance Analysis
a. Asset
The Companys total consolidated current asset on
31 December 2013 was Rp.1,029.3 billion an increase
of Rp.414.6 billion or a hike of 67.4% compared to
2012 of Rp.614.7 billion. Such current asset increase
took place in the Operational Receivable of Rp.294.5
billion or an increase of 135.3% from Rp.217.6 billion
to become Rp.512.1 billion, this was due to the delay
in payment by the customers. Stock also underwent
a hike from Rp.139.1 billion or an increase of 42.8%
from Rp.325.0 billion to become Rp.464.1 billion.
An increase also took place in the Companys
consolidated Non Current Asset on 31 December
2013 of Rp.210.5 billion, an increase of Rp.116.2
billion or 123.2% compared to 2012 of Rp.94.3 billion.
The increase in non current asset took place in the
fixed Asset undergoing an increase of Rp.64.1 billion
or an increase of 88.8% from Rp.72.2 billion in 2012
to become Rp.136.3 billion in 2013. This was due to
the Optic Fiber Cable plant expansion in 2013.
Another Non Current Asset which underwent a hike
of Rp.39.4 billion or an increase of 328.3% from
Rp.12 billion to become Rp.51.4 billion due to the
increase in financial security of around Rp.19.5
billion and a subsidiary fixed asset book value of
Rp.19.8 billion was not utilized and ready to be sold.
b. Liability
The Company consolidated current liability total on
31 December 2013 was Rp.1,052.6 billion an increase
of Rp.520.9 billion or 98% compared to 2012 of
Rp.531.7 billion. Such current liability increase is
mainly due to the Short Term Bank Loan of Rp.456
billion, with the additional credit facility transactional
work capital credit.
This also happen in the non current liability which
increase by Rp.5.2 billion or 15.1% from Rp.34.4
billion to become Rp.39.6 billion, an increase on the
liability of the post performance fee of Rp.5.2 billion
in 2013.
c. Equity
The Company consolidated equity amount in 31
December 2013 of Rp.147.7 billion underwent a hike
mengalami kenaikan sebesar Rp4,8 miliar atau
naik 3,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp142,9
miliar. Pada tahun 2013 Perseroan telah mem-
bagikan dividen kepada pemegang saham sebesar
Rp 18,1 miliar atau sebesar 56,9 % dari keuntun-
gan bersih yang diperoleh tahun 2012 sebesar Rp
31,8 miliar.
d. Pendapatan , Beban, Laba (Rugi), Pendapatan
komprehensif lain
Jumlah penjualan konsolidasi Perseroan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 sebesar Rp1490,1 miliar, mengalami
kenaikan sebesar Rp225,2 miliar atau naik 20,7%
dibanding tahun 2012 sebesar Rp 1234,9 miliar.
Kenaikan penjualan tahun 2013 terjadi pada Kabel
Telekomunikasi mencapai 363,5% dari Rp60,6
miliar tahun 2012 menjadi Rp280,9 miliar tahun
2013.
Laba kotor konsolidasian Perseroan untuk periode
tahun 2013 sebesar Rp 199,6 miliar mengalami
kenaikan sebesar Rp 66,9 miliar atau naik sebesar
50,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp132,7
miliar. Kenaikan laba kotor konsolidasian untuk
periode tahun 2012 terutama diperoleh dari
penjualan Kabel Telekomunikasi.
Laba konsolidasian sebelum manfaat (beban)
pajak Perseroan untuk periode tahun 2013
sebesar Rp43,4 miliar mengalami penurunan
sebesar Rp5,5 miliar atau turun 11,2% dibanding
tahun 2012 sebesar Rp48,9 miliar. Penurunan
Laba Konsolidasi sebelum manfaat (beban) pajak
yang cukup significan terjadi pada kenaikan rugi
selisih nilai tukar mata uang asing sebesar Rp48
miliar atau 230,8%, kenaikan beban pinjaman
Rp17,3 miliar atau naik 141,8% dan kenaikan
provisi dan administrasi bank sebesar Rp5,4 miliar
atau naik 88,5%.
Jumlah laba komprehensif konsolidasian untuk
periode tahun 2013 sebesar Rp 22,9 miliar
mengalami penurunan sebesar Rp9,1 miliar atau
turun sebesar 28,4% dibanding tahun 2012
sebesar Rp 32,0 miliar. Penurunan laba kompre-
hensif konsolidasian untuk periode tahun 2013
terutama akibat dari menurunnya laba konsolida-
sian sebelum manfaat (beban)pajak.
3. Analisa Kinerja Keuangan
a. Aset
Jumlah aset lancar konsolidasian Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp1.029,3 miliar mengalami kenaikan sebesar
Rp414,6 miliar atau naik 67,4% dibanding tahun
2012 sebesar Rp 614,7 miliar. Kenaikan aset
lancar tersebut terjadi pada Piutang Usaha
Rp294,5 miliar atau naik 135,3% dari Rp217,6
miliar menjadi Rp512,1 miliar, kenaikan ini
disebabkan karena ada keterlambatan dalam
pembayaran oleh pelanggan. Persediaan juga
mengalami kenaikan sebesar Rp139,1 miliar atau
naik 42,8% dari Rp325,0 miliar menjadi Rp464,1
miliar.
Kenaikan juga terjadi pada Aset Tidak Lancar
konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desem-
ber 2013 sebesar Rp210,5 miliar, naik sebesar Rp
116,2 miliar atau 123,2% dibanding tahun 2012
sebesar Rp94,3 miliar. Kenaikan aset tidak lancar
terjadi pada Aset tetap yang mengalami kenaikan
sebesar Rp64,1 miliar atau naik 88,8% dari Rp72,2
miliar tahun 2012 menjadi Rp136,3 tahun 2013.
Kenaikan ini dikarenakan adanya ekspansi pabrik
Kabel Fiber Optik pada tahun 2013. Aset Tidak
Lancar lainnya mengalami kenaikan sebesar
Rp39,4 miliar atau naik 328,3% dari Rp12 miliar
menjadi Rp51,4 miliar yang terjadi karena
kenaikan uang jaminan sekitar Rp19,5 miliar dan
nilai buku aset tetap Entitas anak sebesar Rp19,8
miliar tidak digunakan lagi dan siap untuk dijual.
b. Liabilitas
Jumlah liabilitas lancar konsolidasian Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp.
1.052,6 miliar mengalami kenaikan sebesar
Rp520,9 miliar atau naik 98% dibanding tahun
2012 sebesar Rp531,7 miliar. Kenaikan liabilitas
lancar tersebut terutama terjadi pada Pinjaman
Bank Jangka Pendek sebesar Rp456 miliar,
adanya tambahan fasilitas kredit modal kerja
transaksional.
Demikian pula pada liabilitas tidak lancar
mengalami kenaikan sebesar Rp5,2 miliar atau
naik 15,1% dari Rp34,4 miliar menjadi Rp39,6
miliar, kenaikan atas liabilitas imbalan pasca
kerja sebesar Rp5,2 miliar tahun 2013.
c. Ekuitas
Jumlah ekuitas konsolidasian Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp147,7 miliar
39
mengalami kenaikan sebesar Rp4,8 miliar atau
naik 3,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp142,9
miliar. Pada tahun 2013 Perseroan telah mem-
bagikan dividen kepada pemegang saham sebesar
Rp 18,1 miliar atau sebesar 56,9 % dari keuntun-
gan bersih yang diperoleh tahun 2012 sebesar Rp
31,8 miliar.
d. Pendapatan , Beban, Laba (Rugi), Pendapatan
komprehensif lain
Jumlah penjualan konsolidasi Perseroan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 sebesar Rp1490,1 miliar, mengalami
kenaikan sebesar Rp225,2 miliar atau naik 20,7%
dibanding tahun 2012 sebesar Rp 1234,9 miliar.
Kenaikan penjualan tahun 2013 terjadi pada Kabel
Telekomunikasi mencapai 363,5% dari Rp60,6
miliar tahun 2012 menjadi Rp280,9 miliar tahun
2013.
Laba kotor konsolidasian Perseroan untuk periode
tahun 2013 sebesar Rp 199,6 miliar mengalami
kenaikan sebesar Rp 66,9 miliar atau naik sebesar
50,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp132,7
miliar. Kenaikan laba kotor konsolidasian untuk
periode tahun 2012 terutama diperoleh dari
penjualan Kabel Telekomunikasi.
Laba konsolidasian sebelum manfaat (beban)
pajak Perseroan untuk periode tahun 2013
sebesar Rp43,4 miliar mengalami penurunan
sebesar Rp5,5 miliar atau turun 11,2% dibanding
tahun 2012 sebesar Rp48,9 miliar. Penurunan
Laba Konsolidasi sebelum manfaat (beban) pajak
yang cukup significan terjadi pada kenaikan rugi
selisih nilai tukar mata uang asing sebesar Rp48
miliar atau 230,8%, kenaikan beban pinjaman
Rp17,3 miliar atau naik 141,8% dan kenaikan
provisi dan administrasi bank sebesar Rp5,4 miliar
atau naik 88,5%.
Jumlah laba komprehensif konsolidasian untuk
periode tahun 2013 sebesar Rp 22,9 miliar
mengalami penurunan sebesar Rp9,1 miliar atau
turun sebesar 28,4% dibanding tahun 2012
sebesar Rp 32,0 miliar. Penurunan laba kompre-
hensif konsolidasian untuk periode tahun 2013
terutama akibat dari menurunnya laba konsolida-
sian sebelum manfaat (beban)pajak.
of Rp.4.8 billion or 3.4% compared to 2012 of
Rp.142.9 billion. In 2013 the Company has distributed
a dividend to the shareholders amounting to Rp.18.1
billion or 56.9% of the net profit obtained in 2012 of
Rp.31.8 billion.
d. Income, Cost, Profit (Loss), Other comprehensive
income
The Company consolidated sales for the year ended
on 31 December 2013 of Rp.1,490.1 billion, an
increase of Rp.225.2 billion or 20.7% compared to
2012 of Rp.1,234.9 billion. Sales increase in 2013 was
due to Telecommunication Cable achieving 363.5%
from Rp.60.6 billion in 2012 to become Rp.280.9
billion in 2013.
The Company consolidated gross profit for the period
2013 was Rp.199.6 billion an increase of Rp.66.9
billion or 50.4% compared to 2012 of Rp.132.7 billion.
The consolidated gross profit increase for the period
2012 was mainly due to sales in Telecommunication
cable. The Companys consolidated profit before tax
for the period 2013 amounted to Rp.43.4 billion a
decrease of Rp.5.5 billion or 11.2% compared to 2012
of Rp.48.9 billion. This Consolidated Profit before tax
significant decrease was due to the loss increase in
the disparity of foreign currency exchange rate of
Rp.48 billion or 230.8% an increase in loan burden of
Rp.17.3 billion or 141.8% and increase in the bank
provision and administration of Rp.5.4 billion or an
increase of 88.5%.
The consolidated comprehensive profit for the period
2013 of Rp.22.9 billion underwent a decrease of
Rp.9.1 billion or 28.4% compared to 2012 of Rp.32.0
billion. The decrease in the consolidated comprehen-
sive profit for the period 2013 was mainly due to the
decrease in the consolidated profit before tax.
3. Analisa Kinerja Keuangan
a. Aset
Jumlah aset lancar konsolidasian Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp1.029,3 miliar mengalami kenaikan sebesar
Rp414,6 miliar atau naik 67,4% dibanding tahun
2012 sebesar Rp 614,7 miliar. Kenaikan aset
lancar tersebut terjadi pada Piutang Usaha
Rp294,5 miliar atau naik 135,3% dari Rp217,6
miliar menjadi Rp512,1 miliar, kenaikan ini
disebabkan karena ada keterlambatan dalam
pembayaran oleh pelanggan. Persediaan juga
mengalami kenaikan sebesar Rp139,1 miliar atau
naik 42,8% dari Rp325,0 miliar menjadi Rp464,1
miliar.
Kenaikan juga terjadi pada Aset Tidak Lancar
konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desem-
ber 2013 sebesar Rp210,5 miliar, naik sebesar Rp
116,2 miliar atau 123,2% dibanding tahun 2012
sebesar Rp94,3 miliar. Kenaikan aset tidak lancar
terjadi pada Aset tetap yang mengalami kenaikan
sebesar Rp64,1 miliar atau naik 88,8% dari Rp72,2
miliar tahun 2012 menjadi Rp136,3 tahun 2013.
Kenaikan ini dikarenakan adanya ekspansi pabrik
Kabel Fiber Optik pada tahun 2013. Aset Tidak
Lancar lainnya mengalami kenaikan sebesar
Rp39,4 miliar atau naik 328,3% dari Rp12 miliar
menjadi Rp51,4 miliar yang terjadi karena
kenaikan uang jaminan sekitar Rp19,5 miliar dan
nilai buku aset tetap Entitas anak sebesar Rp19,8
miliar tidak digunakan lagi dan siap untuk dijual.
b. Liabilitas
Jumlah liabilitas lancar konsolidasian Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp.
1.052,6 miliar mengalami kenaikan sebesar
Rp520,9 miliar atau naik 98% dibanding tahun
2012 sebesar Rp531,7 miliar. Kenaikan liabilitas
lancar tersebut terutama terjadi pada Pinjaman
Bank Jangka Pendek sebesar Rp456 miliar,
adanya tambahan fasilitas kredit modal kerja
transaksional.
Demikian pula pada liabilitas tidak lancar
mengalami kenaikan sebesar Rp5,2 miliar atau
naik 15,1% dari Rp34,4 miliar menjadi Rp39,6
miliar, kenaikan atas liabilitas imbalan pasca
kerja sebesar Rp5,2 miliar tahun 2013.
c. Ekuitas
Jumlah ekuitas konsolidasian Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp147,7 miliar
40
31 Desember December 31
2013 2012 2011 2010 2009
Laba Sebelum Manfaat (Beban pajak)
Income before tax benefit (expense)
Laba Bersih Net Income
Aset Total Assets
Kewajiban Liabilities
Ekuitas Stockholder's Equity
48,9
31,8
709,0
566,0
142,9
43,4
22,6
1.239,8
1.092,0
147,7
41,3
29,7
627,0
499,6
127,5
2,2
(1,0)
562,0
463,3
98,7
29,8
15,8
587,3
484,8
102,5
Analisa Keuangan Financial Analysis
(dalam miliar rupiah) (In billion Rupiah)
Uraian Description
2013 2012 2011 2010 2009
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
Laba Sebelum Manfaat
Laba Bersih
43,4
48,9
31,8
22,6
41,3
29,7
2,2
29,8
(1,0)
15,8
e. Arus Kas
Kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 sebesar
Rp 5,5 miliar mengalami penurunan sebesar Rp
22,6 miliar atau turun 80,4% dibanding tahun
2012. Penurunan kas setara kas pada akhir tahun
2013, akibat dari defisit arus kas bersih digunakan
untuk aktifitas operasi sebesar Rp119,1 miliar dan
penggunaan arus kas terjadi pada akitfitas
investasi sebesar Rp52,1 miliar, sehingga jumlah
arus kas keluar periode tahun 2013 sebesar
Rp171,2 miliar.
Walaupun pada tahun 2013 Perseroan masih
mendapat tambahan pinjaman jangka pendek dari
Bank Mandiri, jumlah arus kas selama tahun 2013
masih mengalami defisit sebesar Rp22,6 miliar.
e. Cash Flow
Cash and cash equivalent at the end of 2013 of Rp.5.5
billion underwent a downturn of Rp.22.6 billion or
80.4% compared to 2012. The decrease in cash
equivalent at the end of 2013, due to the deficit in net
cash flow was utilized for operational activities
amounting to Rp.119.1 billion and the utilization of
cash flow in the investment activities of Rp.52.1
billion, so therefore the amount of outgoing cash
flow in the 2013 period amounted to Rp.171.2 billion.
Although in 2013 the Company still obtained an
additional short term loan from Bank Mandiri, the
cash flow amount during 2013 still underwent a
deficit of Rp.22.6 billion.
mewujudkan 15 juta home pass di seluruh
Indonesia hingga tahun 2017 dan 25 juta home
pass pada 2025.
Selain pasar lokal, peluang di pasar internasional
juga cukup besar walaupun untuk tahun 2013
Penjualan konsolidasian Perseroan lebih rendah
dari tahun sebelumnya dikarenakan Perseroan
lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Hal ini tentunya tidak akan mengurangi
rasa optimis bahwa Perseroan akan terus
mengalami pertumbuhan.
9. Perbandingan antara target /proyeksi dan realisasi
Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun
buku yang berakhir 31 Desember 2013 sebesar
Rp1.490,1 miliar masih berada di bawah target
tahun 2013 yaitu sebesar Rp1.613,6 miliar atau
dengan kata lain realisasi penjualan konsolidasi
perseroan tahun 2013 hanya mencapai 92,3% dari
target tahun 2013. Tidak tercapainya realisasi
penjualan tahun 2013 disebabkan oleh penurunan
penjualan kabel listrik terutama penjualan kepada
PLN, sedangkan Laba Bersih Perseroan sebesar
Rp22,5 miliar atau 32,7% dari target Laba Bersih
Perseroan Konsolidasian Perseroan tahun 2013
sebesar Rp68,9 miliar.

10. Aspek Pemasaran Target yang ingin dicapai
Infrastruktur, Industri, serta Konstruksi dan
Bangunan merupakan tiga pasar utama yang
dilayani oleh Perseroan dengan berbagai macam
produk yang dihasilkan, baik pada pasar lokal
maupun internasional.
Dalam usaha meningkatkan penjualan, selain
terus meningkatkan kualitas dan kemampuan,
Perseroan juga terus berusaha untuk menambah
jenis produk yang dihasilkan terutama pada
jenis-jenis kabel khusus.
11. Kebijakan Dividen

Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara
kepentingan dari para Pemegang Saham dengan
kondisi keuangan serta pertumbuhan Perseroan,
pembayaran atau pembagian dividen ditentukan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham selama
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Perseroan.
4. Pembayaran Hutang
Rata-rata pembayaran hutang usaha Perseroan
tahun 2013 adalah 135 hari lebih lama 19 hari
dibanding tahun 2012, bertambah waktu pemba-
yaran hutang usaha karena diperpanjang pemba-
yaran hutang usance L/C yang telah jatuh tempo
menjadi hutang TR.

5. Kolektibilitas Piutang
Rata-rata kolektibilitas piutang usaha Perseroan
tahun 2013 adalah 102 hari mengalami kenaikan
yang sangat signifikan 46 hari dibanding tahun
2012, bertambah lamanya kolektibilitas piutang
usaha, terutama penjualan proyek turn key ke PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
6. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal
Pada tahun 2013 tidak ada ikatan material untuk
investasi barang modal
7. Informasi dan Fakta Material yang terjadi
setelah tanggal laporan akuntansi
Tidak ada Informasi & Fakta Material yang terjadi
setelah tanggal Laporan Akuntansi
8. Propek Usaha
Walau laba bersih Perseroan untuk tahun 2013
mengalami sedikit penurunan dibanding tahun
2012, hal tersebut tidak dapat mempengaruhi
prospek usaha ke depannya karena penjualan
konsolidasian Perseroan yang mengalami
kenaikan sebesar 20,6%. Terlebih lagi bila peluang
pasar dalam negeri yang sangat besar untuk
industri kabel, seperti PT PLN (Persero) yang
memiliki visi 75 -100, yang artinya dalam usia
Republik Indonesia yang ke 75 yakni pada tahun
2020, seluruh wilayah telah terlayani listrik.
Kebutuhan kabel untuk proyek pembangunan
gedung perkantoran dan perumahan saat ini
sangat besar. Hal ini memberikan dampak bisnis
yang besar bagi industri kabel di Indonesia
terutama untuk kabel lisrik. Demikian pula untuk
kabel telepon serat optik juga mempunyai peluang
yang sangat besar, PT Telkom sedang mengem-
bangkan proyek FTTH (Fiber To The Home) untuk
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal 18 Juni 2013, sebagaimana tercantum
dalam Akta Risalah Rapat No. 12 tanggal 18 Juni
2013, pemegang saham menyetujui penetapan
penggunaan laba bersih untuk Tahun Buku 2012
sebagai berikut, Rp18,1 miliar dibagikan sebagai
Dividen Tunai dengan nilai Rp120 perlembar
saham dan telah dibagikan pada tanggal 25 Juli
2013, kemudian Rp2 miliar sebagai cadangan
umum dan sisanya Rp11,9 miliar dibukukan
sebagai laba di tahan.
41
e. Arus Kas
Kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 sebesar
Rp 5,5 miliar mengalami penurunan sebesar Rp
22,6 miliar atau turun 80,4% dibanding tahun
2012. Penurunan kas setara kas pada akhir tahun
2013, akibat dari defisit arus kas bersih digunakan
untuk aktifitas operasi sebesar Rp119,1 miliar dan
penggunaan arus kas terjadi pada akitfitas
investasi sebesar Rp52,1 miliar, sehingga jumlah
arus kas keluar periode tahun 2013 sebesar
Rp171,2 miliar.
Walaupun pada tahun 2013 Perseroan masih
mendapat tambahan pinjaman jangka pendek dari
Bank Mandiri, jumlah arus kas selama tahun 2013
masih mengalami defisit sebesar Rp22,6 miliar.
mewujudkan 15 juta home pass di seluruh
Indonesia hingga tahun 2017 dan 25 juta home
pass pada 2025.
Selain pasar lokal, peluang di pasar internasional
juga cukup besar walaupun untuk tahun 2013
Penjualan konsolidasian Perseroan lebih rendah
dari tahun sebelumnya dikarenakan Perseroan
lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Hal ini tentunya tidak akan mengurangi
rasa optimis bahwa Perseroan akan terus
mengalami pertumbuhan.
9. Perbandingan antara target /proyeksi dan realisasi
Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun
buku yang berakhir 31 Desember 2013 sebesar
Rp1.490,1 miliar masih berada di bawah target
tahun 2013 yaitu sebesar Rp1.613,6 miliar atau
dengan kata lain realisasi penjualan konsolidasi
perseroan tahun 2013 hanya mencapai 92,3% dari
target tahun 2013. Tidak tercapainya realisasi
penjualan tahun 2013 disebabkan oleh penurunan
penjualan kabel listrik terutama penjualan kepada
PLN, sedangkan Laba Bersih Perseroan sebesar
Rp22,5 miliar atau 32,7% dari target Laba Bersih
Perseroan Konsolidasian Perseroan tahun 2013
sebesar Rp68,9 miliar.

10. Aspek Pemasaran Target yang ingin dicapai
Infrastruktur, Industri, serta Konstruksi dan
Bangunan merupakan tiga pasar utama yang
dilayani oleh Perseroan dengan berbagai macam
produk yang dihasilkan, baik pada pasar lokal
maupun internasional.
Dalam usaha meningkatkan penjualan, selain
terus meningkatkan kualitas dan kemampuan,
Perseroan juga terus berusaha untuk menambah
jenis produk yang dihasilkan terutama pada
jenis-jenis kabel khusus.
11. Kebijakan Dividen

Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara
kepentingan dari para Pemegang Saham dengan
kondisi keuangan serta pertumbuhan Perseroan,
pembayaran atau pembagian dividen ditentukan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham selama
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Perseroan.
4. Pembayaran Hutang
Rata-rata pembayaran hutang usaha Perseroan
tahun 2013 adalah 135 hari lebih lama 19 hari
dibanding tahun 2012, bertambah waktu pemba-
yaran hutang usaha karena diperpanjang pemba-
yaran hutang usance L/C yang telah jatuh tempo
menjadi hutang TR.

5. Kolektibilitas Piutang
Rata-rata kolektibilitas piutang usaha Perseroan
tahun 2013 adalah 102 hari mengalami kenaikan
yang sangat signifikan 46 hari dibanding tahun
2012, bertambah lamanya kolektibilitas piutang
usaha, terutama penjualan proyek turn key ke PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
6. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal
Pada tahun 2013 tidak ada ikatan material untuk
investasi barang modal
7. Informasi dan Fakta Material yang terjadi
setelah tanggal laporan akuntansi
Tidak ada Informasi & Fakta Material yang terjadi
setelah tanggal Laporan Akuntansi
8. Propek Usaha
Walau laba bersih Perseroan untuk tahun 2013
mengalami sedikit penurunan dibanding tahun
2012, hal tersebut tidak dapat mempengaruhi
prospek usaha ke depannya karena penjualan
konsolidasian Perseroan yang mengalami
kenaikan sebesar 20,6%. Terlebih lagi bila peluang
pasar dalam negeri yang sangat besar untuk
industri kabel, seperti PT PLN (Persero) yang
memiliki visi 75 -100, yang artinya dalam usia
Republik Indonesia yang ke 75 yakni pada tahun
2020, seluruh wilayah telah terlayani listrik.
Kebutuhan kabel untuk proyek pembangunan
gedung perkantoran dan perumahan saat ini
sangat besar. Hal ini memberikan dampak bisnis
yang besar bagi industri kabel di Indonesia
terutama untuk kabel lisrik. Demikian pula untuk
kabel telepon serat optik juga mempunyai peluang
yang sangat besar, PT Telkom sedang mengem-
bangkan proyek FTTH (Fiber To The Home) untuk
4. Debt Payment
The average account payable of the Company during
2013 is 135 days longer by 19 days compared to 2012,
prolonged by the operational loan payment due to
the extended usance L/C loan payment which was
due to become a TR debt.
5. Collectability of Receivables
The average collectability of the Company receiva-
bles in 2013 is 102 days undergoing a significant
increase of 46 days compared to 2012, this prolonged
Company receivable collectability, was mainly due to
the turn key project sales to PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
6. Material Bonding for Capital Goods Investment
In 2013 there was no material bonding for capital
goods investment
7. Information and Material Facts after the account-
ancy report date
There is no Information & Material Fact after the
date of Accountancy Report.
8. Business Prospect
Although the Companys net profit for 2013 under-
went a slight downturn compared to 2012, such
matter does not affect the business prospect ahead
due to the Companys consolidated sales which
underwent an increase of 20.6%. This fact is also
supported if the great domestic market opportunity
for cable industries, such as PT PLN (Persero) which
has the 75-100 visions, meaning that in the 75th
anniversary of the Republic of Indonesia which is in
2020, all regions are served by electricity. The need
for cable for office building development project and
housing is currently very great. This provides a big
business impact for the cable industries in Indonesia
especially for electrical cables. This is also true for
the optical fiber phone cable which has also a quite
big opportunity, as PT Telkom is presently developing
its FTTH (Fiber To The Home) to realize a 15 million
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal 18 Juni 2013, sebagaimana tercantum
dalam Akta Risalah Rapat No. 12 tanggal 18 Juni
2013, pemegang saham menyetujui penetapan
penggunaan laba bersih untuk Tahun Buku 2012
sebagai berikut, Rp18,1 miliar dibagikan sebagai
Dividen Tunai dengan nilai Rp120 perlembar
saham dan telah dibagikan pada tanggal 25 Juli
2013, kemudian Rp2 miliar sebagai cadangan
umum dan sisanya Rp11,9 miliar dibukukan
sebagai laba di tahan.
42
e. Arus Kas
Kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 sebesar
Rp 5,5 miliar mengalami penurunan sebesar Rp
22,6 miliar atau turun 80,4% dibanding tahun
2012. Penurunan kas setara kas pada akhir tahun
2013, akibat dari defisit arus kas bersih digunakan
untuk aktifitas operasi sebesar Rp119,1 miliar dan
penggunaan arus kas terjadi pada akitfitas
investasi sebesar Rp52,1 miliar, sehingga jumlah
arus kas keluar periode tahun 2013 sebesar
Rp171,2 miliar.
Walaupun pada tahun 2013 Perseroan masih
mendapat tambahan pinjaman jangka pendek dari
Bank Mandiri, jumlah arus kas selama tahun 2013
masih mengalami defisit sebesar Rp22,6 miliar.
mewujudkan 15 juta home pass di seluruh
Indonesia hingga tahun 2017 dan 25 juta home
pass pada 2025.
Selain pasar lokal, peluang di pasar internasional
juga cukup besar walaupun untuk tahun 2013
Penjualan konsolidasian Perseroan lebih rendah
dari tahun sebelumnya dikarenakan Perseroan
lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Hal ini tentunya tidak akan mengurangi
rasa optimis bahwa Perseroan akan terus
mengalami pertumbuhan.
9. Perbandingan antara target /proyeksi dan realisasi
Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun
buku yang berakhir 31 Desember 2013 sebesar
Rp1.490,1 miliar masih berada di bawah target
tahun 2013 yaitu sebesar Rp1.613,6 miliar atau
dengan kata lain realisasi penjualan konsolidasi
perseroan tahun 2013 hanya mencapai 92,3% dari
target tahun 2013. Tidak tercapainya realisasi
penjualan tahun 2013 disebabkan oleh penurunan
penjualan kabel listrik terutama penjualan kepada
PLN, sedangkan Laba Bersih Perseroan sebesar
Rp22,5 miliar atau 32,7% dari target Laba Bersih
Perseroan Konsolidasian Perseroan tahun 2013
sebesar Rp68,9 miliar.

10. Aspek Pemasaran Target yang ingin dicapai
Infrastruktur, Industri, serta Konstruksi dan
Bangunan merupakan tiga pasar utama yang
dilayani oleh Perseroan dengan berbagai macam
produk yang dihasilkan, baik pada pasar lokal
maupun internasional.
Dalam usaha meningkatkan penjualan, selain
terus meningkatkan kualitas dan kemampuan,
Perseroan juga terus berusaha untuk menambah
jenis produk yang dihasilkan terutama pada
jenis-jenis kabel khusus.
11. Kebijakan Dividen

Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara
kepentingan dari para Pemegang Saham dengan
kondisi keuangan serta pertumbuhan Perseroan,
pembayaran atau pembagian dividen ditentukan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham selama
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Perseroan.
home pass in overall Indonesia until 2017 and 25
million home pass in 2025.
Besides the local market, the international market
has also a quite big opportunity although for 2013 the
Companys consolidated Sales is still lower than the
previous year due to the fact that the Company is
more focused to meet the domestic need. This shall
not of course lessen the optimistic view that the
Company shall continue to experience growth.
9. Comparison between target/projection and realization
The Companys consolidated sales for the book year
ended on 31 December 2013 amounted to Rp.1,490.1
billion is still below the target of 2013 of Rp.1,613.6
billion or in other words the Companys consolidated
sales of 2013 only reached 92.3% of its 2013 target.
The non achievement of the sales realization in 2013
is due to the decrease in the electric cable sales
especially sales to PLN, while the Companys Net
Profit of Rp.22.5 billion or 32.7% of the Companys
Net Profit target in 2013 of Rp.68.9 billion.
10. Target Marketing Aspect to be achieved
Infrastructure, Industry, and Construction and
Building are three main market services by the
Company with various types of product produced,
both in the local and international market.
In its efforts to improve sales, besides consistently
improving its quality and capability, the Company
also continuously strive to add the type of products
especially in the types of special cables.
11. Dividend Policy
To attain a good balance between the interest of the
Shareholders and financial condition and growth of
the Company, payment or distribution of dividend is
stipulated in a Shareholders General Meeting
provided it does not breach the Companys Articles of
Association.
4. Pembayaran Hutang
Rata-rata pembayaran hutang usaha Perseroan
tahun 2013 adalah 135 hari lebih lama 19 hari
dibanding tahun 2012, bertambah waktu pemba-
yaran hutang usaha karena diperpanjang pemba-
yaran hutang usance L/C yang telah jatuh tempo
menjadi hutang TR.

5. Kolektibilitas Piutang
Rata-rata kolektibilitas piutang usaha Perseroan
tahun 2013 adalah 102 hari mengalami kenaikan
yang sangat signifikan 46 hari dibanding tahun
2012, bertambah lamanya kolektibilitas piutang
usaha, terutama penjualan proyek turn key ke PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
6. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal
Pada tahun 2013 tidak ada ikatan material untuk
investasi barang modal
7. Informasi dan Fakta Material yang terjadi
setelah tanggal laporan akuntansi
Tidak ada Informasi & Fakta Material yang terjadi
setelah tanggal Laporan Akuntansi
8. Propek Usaha
Walau laba bersih Perseroan untuk tahun 2013
mengalami sedikit penurunan dibanding tahun
2012, hal tersebut tidak dapat mempengaruhi
prospek usaha ke depannya karena penjualan
konsolidasian Perseroan yang mengalami
kenaikan sebesar 20,6%. Terlebih lagi bila peluang
pasar dalam negeri yang sangat besar untuk
industri kabel, seperti PT PLN (Persero) yang
memiliki visi 75 -100, yang artinya dalam usia
Republik Indonesia yang ke 75 yakni pada tahun
2020, seluruh wilayah telah terlayani listrik.
Kebutuhan kabel untuk proyek pembangunan
gedung perkantoran dan perumahan saat ini
sangat besar. Hal ini memberikan dampak bisnis
yang besar bagi industri kabel di Indonesia
terutama untuk kabel lisrik. Demikian pula untuk
kabel telepon serat optik juga mempunyai peluang
yang sangat besar, PT Telkom sedang mengem-
bangkan proyek FTTH (Fiber To The Home) untuk
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal 18 Juni 2013, sebagaimana tercantum
dalam Akta Risalah Rapat No. 12 tanggal 18 Juni
2013, pemegang saham menyetujui penetapan
penggunaan laba bersih untuk Tahun Buku 2012
sebagai berikut, Rp18,1 miliar dibagikan sebagai
Dividen Tunai dengan nilai Rp120 perlembar
saham dan telah dibagikan pada tanggal 25 Juli
2013, kemudian Rp2 miliar sebagai cadangan
umum dan sisanya Rp11,9 miliar dibukukan
sebagai laba di tahan.
43
e. Arus Kas
Kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 sebesar
Rp 5,5 miliar mengalami penurunan sebesar Rp
22,6 miliar atau turun 80,4% dibanding tahun
2012. Penurunan kas setara kas pada akhir tahun
2013, akibat dari defisit arus kas bersih digunakan
untuk aktifitas operasi sebesar Rp119,1 miliar dan
penggunaan arus kas terjadi pada akitfitas
investasi sebesar Rp52,1 miliar, sehingga jumlah
arus kas keluar periode tahun 2013 sebesar
Rp171,2 miliar.
Walaupun pada tahun 2013 Perseroan masih
mendapat tambahan pinjaman jangka pendek dari
Bank Mandiri, jumlah arus kas selama tahun 2013
masih mengalami defisit sebesar Rp22,6 miliar.
mewujudkan 15 juta home pass di seluruh
Indonesia hingga tahun 2017 dan 25 juta home
pass pada 2025.
Selain pasar lokal, peluang di pasar internasional
juga cukup besar walaupun untuk tahun 2013
Penjualan konsolidasian Perseroan lebih rendah
dari tahun sebelumnya dikarenakan Perseroan
lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Hal ini tentunya tidak akan mengurangi
rasa optimis bahwa Perseroan akan terus
mengalami pertumbuhan.
9. Perbandingan antara target /proyeksi dan realisasi
Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun
buku yang berakhir 31 Desember 2013 sebesar
Rp1.490,1 miliar masih berada di bawah target
tahun 2013 yaitu sebesar Rp1.613,6 miliar atau
dengan kata lain realisasi penjualan konsolidasi
perseroan tahun 2013 hanya mencapai 92,3% dari
target tahun 2013. Tidak tercapainya realisasi
penjualan tahun 2013 disebabkan oleh penurunan
penjualan kabel listrik terutama penjualan kepada
PLN, sedangkan Laba Bersih Perseroan sebesar
Rp22,5 miliar atau 32,7% dari target Laba Bersih
Perseroan Konsolidasian Perseroan tahun 2013
sebesar Rp68,9 miliar.

10. Aspek Pemasaran Target yang ingin dicapai
Infrastruktur, Industri, serta Konstruksi dan
Bangunan merupakan tiga pasar utama yang
dilayani oleh Perseroan dengan berbagai macam
produk yang dihasilkan, baik pada pasar lokal
maupun internasional.
Dalam usaha meningkatkan penjualan, selain
terus meningkatkan kualitas dan kemampuan,
Perseroan juga terus berusaha untuk menambah
jenis produk yang dihasilkan terutama pada
jenis-jenis kabel khusus.
11. Kebijakan Dividen

Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara
kepentingan dari para Pemegang Saham dengan
kondisi keuangan serta pertumbuhan Perseroan,
pembayaran atau pembagian dividen ditentukan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham selama
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Perseroan.
4. Pembayaran Hutang
Rata-rata pembayaran hutang usaha Perseroan
tahun 2013 adalah 135 hari lebih lama 19 hari
dibanding tahun 2012, bertambah waktu pemba-
yaran hutang usaha karena diperpanjang pemba-
yaran hutang usance L/C yang telah jatuh tempo
menjadi hutang TR.

5. Kolektibilitas Piutang
Rata-rata kolektibilitas piutang usaha Perseroan
tahun 2013 adalah 102 hari mengalami kenaikan
yang sangat signifikan 46 hari dibanding tahun
2012, bertambah lamanya kolektibilitas piutang
usaha, terutama penjualan proyek turn key ke PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
6. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal
Pada tahun 2013 tidak ada ikatan material untuk
investasi barang modal
7. Informasi dan Fakta Material yang terjadi
setelah tanggal laporan akuntansi
Tidak ada Informasi & Fakta Material yang terjadi
setelah tanggal Laporan Akuntansi
8. Propek Usaha
Walau laba bersih Perseroan untuk tahun 2013
mengalami sedikit penurunan dibanding tahun
2012, hal tersebut tidak dapat mempengaruhi
prospek usaha ke depannya karena penjualan
konsolidasian Perseroan yang mengalami
kenaikan sebesar 20,6%. Terlebih lagi bila peluang
pasar dalam negeri yang sangat besar untuk
industri kabel, seperti PT PLN (Persero) yang
memiliki visi 75 -100, yang artinya dalam usia
Republik Indonesia yang ke 75 yakni pada tahun
2020, seluruh wilayah telah terlayani listrik.
Kebutuhan kabel untuk proyek pembangunan
gedung perkantoran dan perumahan saat ini
sangat besar. Hal ini memberikan dampak bisnis
yang besar bagi industri kabel di Indonesia
terutama untuk kabel lisrik. Demikian pula untuk
kabel telepon serat optik juga mempunyai peluang
yang sangat besar, PT Telkom sedang mengem-
bangkan proyek FTTH (Fiber To The Home) untuk
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal 18 Juni 2013, sebagaimana tercantum
dalam Akta Risalah Rapat No. 12 tanggal 18 Juni
2013, pemegang saham menyetujui penetapan
penggunaan laba bersih untuk Tahun Buku 2012
sebagai berikut, Rp18,1 miliar dibagikan sebagai
Dividen Tunai dengan nilai Rp120 perlembar
saham dan telah dibagikan pada tanggal 25 Juli
2013, kemudian Rp2 miliar sebagai cadangan
umum dan sisanya Rp11,9 miliar dibukukan
sebagai laba di tahan.
According to the General Meeting of Shareholders on
18 June 2013, as stated in the Deed of the Meeting
Minutes No. 12 dated 18 June 2013, the shareholders
have approved the appropriation of the net profit
utilization for the Book Year 2012 as follows, Rp.18.1
billion to be divided as Cash Dividend with a value of
Rp.120 per share and was distributed on 25 July
2013, and Rp.2 billion as general reserve and a
balance of Rp.11.9 billion booked as retained
earning.
44
Struktur Organisasi
Organization Structure
P
R
E
S
I
D
E
N
T

D
I
R
E
C
T
O
R
B
O
A
R
D

O
F

C
O
M
M
I
S
S
I
O
N
E
R
S
A
U
D
I
T

C
O
M
M
I
T
T
E
E
I
N
T
E
R
N
A
L

C
O
N
T
R
O
L
M
A
N
U
F
A
C
T
U
R
I
N
G

D
I
R
E
C
T
O
R
M
A
I
N
T
E
N
A
N
C
E
M
A
N
A
G
E
R
P
R
O
D
U
C
T
I
O
N

1
M
A
N
A
G
E
R
P
R
O
D
U
C
T
I
O
N

2
M
A
N
A
G
E
R
Q
U
A
L
I
T
Y
A
S
S
U
R
A
N
C
E
M
A
N
A
G
E
R
P
R
O
C
E
S
S
E
N
G
I
N
E
E
R
I
N
G
C
O
O
R
D
I
N
A
T
O
R
L
E
G
A
L

&

C
S
O
F
I
N
A
N
C
E

A
N
D
A
C
C
O
U
N
T
I
N
G
M
A
N
A
G
E
R
C
O
R
P
O
R
A
T
E
C
O
M
M
U
N
I
C
A
T
I
O
N
O
F
F
I
C
E
R
S
U
P
P
L
Y

C
H
A
I
N
M
A
N
A
G
E
R
I
N
F
O
R
M
A
T
I
O
N
T
E
C
H
N
O
L
O
G
Y
C
O
O
R
D
I
N
A
T
O
R P
R
O
D
U
C
T
I
O
N
P
L
A
N
N
I
N
G
M
A
N
A
G
E
R
H
R

&

G
A
M
A
N
A
G
E
R
H
U
M
A
N

R
E
S
O
U
R
C
E
S

&
G
E
N
E
R
A
L

A
F
F
A
I
R
S

D
I
R
E
C
T
O
R
P
L
N

S
A
L
E
S
M
A
N
A
G
E
R
F
R
E
E

M
A
R
K
E
T
S
A
L
E
S
M
A
N
A
G
E
R
S
A
L
E
S

1

G
E
N
E
R
A
L

M
A
N
A
G
E
R
(
P
L
N
,

F
R
E
E

M
A
R
K
E
T
)
T
E
L
E
C
O
M
M
U
N
I
C
A
T
I
O
N
S
A
L
E
S

M
A
N
A
G
E
R
M
A
R
K
E
T
I
N
G

D
I
R
E
C
T
O
R
S
A
L
E
S

2

G
E
N
E
R
A
L

M
A
N
A
G
E
R
(
T
E
L
E
C
O
M
M
U
N
I
C
A
T
I
O
N
,

F
T
T
H
)
F
T
T
H
P
R
O
J
E
C
T
M
A
N
A
G
E
R
I
N
D
O
O
R

S
A
L
E
S
G
E
N
E
R
A
L

M
A
N
A
G
E
R
I
N
D
O
O
R
S
A
L
E
S
M
A
N
A
G
E
R
S
A
L
E
S
S
U
P
P
O
R
T
M
A
N
A
G
E
R
M
A
N
U
F
A
C
T
U
R
I
N
G

G
E
N
E
R
A
L
M
A
N
A
G
E
R
F
I
N
A
N
C
E

D
I
R
E
C
T
O
R

&

C
O
R
P
O
R
A
T
E
S
E
C
R
E
T
A
R
Y
M
A
N
A
G
E
M
E
N
T
R
E
P
R
E
S
E
N
T
A
T
I
V
E
S
T
R
U
K
T
U
R

O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
O
R
G
A
N
I
Z
A
T
I
O
N

S
T
R
U
C
T
U
R
E
P
T

J
E
M
B
O

C
A
B
L
E

C
O
M
P
A
N
Y

T
b
k
.
Halaman ini sengaja di kosongkan.
This page is intentionally left blank.



PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARY
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013/
FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/
INDEPENDENT AUDITORS REPORT
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
AND ITS SUBSIDARY
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
D A F T A R I S I CONTENTS
Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
Laporan Arus Kas Konsolidasian
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan Keuangan Tersendiri
Ekshibit/
Exhibit
A
B
C
D


E

Lampiran/
Appendix

1-6
Directors Statement
Independent Auditors Report
Consolidated Statements of Financial Position
Consolidated Statements of Comprehensive Income
Consolidated Statements of Changes in Equity
Consolidated Statements of Cash Flows
Notes to Consolidated Financial Statements
The Separate Financial Statements
A S E T Catatan/ A S S E T S
Notes 2 0 1 3 2 0 1 2
ASET LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan setara kas 2,4 5.499.386 28.091.837 Cash and cash equivalents
Deposito berjangka 2,5 8.611.529 10.373.509 Time deposits
Piutang usaha 2,6 Trade receivables
Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai sebesar Rp 2.376.381 (2012: Rp 2.327.584) 404.955.802 121.202.391
Pihak-pihak berelasi 29 107.153.991 96.436.597
Piutang lain-lain - Pihak ketiga 2 1.639.723 2.005.089 Other receivables - Third parties
Persediaan 2,7 464.139.560 324.905.839 Inventories
Pajak dibayar dimuka 2, 25 17.989.004 9.193.836 Prepaid taxes
Uang muka 8 18.152.241 20.624.775 Advances
Biaya dibayar dimuka 2 1.135.697 1.859.362 Prepaid expenses
Jumlah Aset Lancar 1.029.276.933 614.693.235 Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS
Taksiran klaim pajak penghasilan 2, 25 9.754.844 2.160.692 Estimated claims for corporate tax refund
Aset keuangan tersedia untuk dijual 2, 9 2.400.000 2.025.000 Available for sale financial asset
Aset tetap - setelah dikurangi Property, plant and equipment net of
akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of
Rp 192.765.147 (2012 : Rp 254.405.638) 2, 10 136.292.370 72.163.810 Rp 192,765,147 (2012 : Rp 254,405,638)
Aset pajak tangguhan 2, 25 10.734.721 5.934.139 Deferred tax assets
Aset tidak lancar lainnya 2, 11 51.362.848 11.978.310 Other non-current assets
Jumlah Aset Tidak Lancar 210.544.783 94.261.951 Total Non-Current Assets
J U M L A H A S E T 1.239.821.716 708.955.186 T O T A L A S S E T S
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E
which are an integral part of
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
Exhibit A
CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
in Indonesian Language
the Consolidated Financial Statements taken as a whole
Related parties
impairment losses of Rp 2,376,381 (2012: Rp 2,327,584)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
Ekshibit A
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Third parties - net of allowance for
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
AS OF 31 DECEMBER 2013
1
LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan/ LIABILITIES AND EQUITY
Notes 2 0 1 3 2 0 1 2
LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIES
Pinjaman bank jangka pendek 2,12 724.218.660 268.191.975 Short-term bank loans
Hutang usaha 2,13 Trade payables
Pihak ketiga 170.637.428 172.443.879 Third parties
Pihak-pihak berelasi 29 77.408.931 47.676.474 Related parties
Hutang lain-lain 2,14 19.102.681 17.116.685 Other payables
Hutang pajak 2,25 2.993.157 5.157.693 Taxes payables
Uang muka penjualan 2,15 Advances from customers
Pihak ketiga 43.297.631 11.107.008 Third parties
Pihak-pihak berelasi 2,29 - 18.145 Related parties
Biaya masih harus dibayar 16 13.354.080 8.550.429 Accrued expenses
Hutang sewa pembiayaan jangka panjang yang Current maturities of
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2,17 1.570.690 1.409.257 finance lease liabilities
Jumlah Liabilitas Lancar 1.052.583.258 531.671.545 Total Current Liabilities
LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES
Hutang sewa pembiayaan jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo Finance lease liabilities - net of
dalam waktu satu tahun 2,17 1.834.382 1.902.273 current maturities
Liabilitas imbalan pasca-kerja 2,28 37.743.732 32.505.575 Provision for post-employment benefits
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 39.578.114 34.407.848 Total Non-Current Liabilities
E K U I T A S EQUITY
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham*) Share capital - par value Rp 500 per share *)
Modal dasar - 600.000.000 saham Authorized - 600,000,000 shares
Modal ditempatkan dan disetor - Subscribed and paid-up -
151.200.000 saham 18 75.600.000 75.600.000 151,200,000 shares
Agio saham 19 3.900.000 3.900.000 Additional on paid in capital
Cadangan tersedia untuk dijual 2,9 2.000.000 1.625.000 Available-for-sale reserves
Saldo laba Retained earnings
Ditentukan penggunaannya 11.774.497 9.774.497 Appropriated
Tidak ditentukan penggunaannya 54.381.426 51.958.884 Unappropriated
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 147.655.923 142.858.381
Kepentingan non-pengendali
4.421 17.412 Non-controlling interest
Jumlah Ekuitas
147.660.344 142.875.793 Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.239.821.716 708.955.186 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
*) Dalam angka penuh In full amount *)
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Equity attributable to equity holders of
the parent Company
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E
which are an integral part of
in Indonesian Language
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013 AS OF 31 DECEMBER 2013
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
Ekshibit A/2 Exhibit A/2
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
the Consolidated Financial Statements taken as a whole
2
Catatan/
Notes 2 0 1 3 2 0 1 2
PENJUALAN BERSIH 2,20,29 1.490.073.098 1.234.827.852 NET SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN 2,21,22 1.290.472.448 1.102.089.031 COST OF GOODS SOLD
LABA KOTOR 199.600.650 132.738.821 GROSS PROFIT
Beban penjualan 2,23 30.484.869) ( 27.079.201) ( Selling expenses
Beban umum dan administrasi 2,23 35.004.695) ( 30.931.083) ( General and administrative expenses
Penjualan barang rusak 2 6.328.110 5.426.833 Sales of scrap
Keuntungan atas penjualan aset tetap 2 388.378 414.961 Gain on sale of property, plant and equipment
Penghasilan bunga 4.074.407 662.703 Interest income
Beban pinjaman 2,24 29.460.515) ( 12.152.053) ( Interest expenses
Rugi selisih nilai tukar mata uang asing - Bersih 2 68.770.997) ( 20.843.027) ( Loss on foreign exchange - Net
Provisi dan administrasi bank 11.466.068) ( 6.107.587) ( Provisions and bank administration
Lain-lain - Bersih 8.231.583 6.798.557 Others - Net
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK 43.435.984 48.928.924 INCOME BEFORE TAX BENEFIT (EXPENSES)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2,25 TAX BENEFIT (EXPENSES)
Pajak kini 13.558.310) ( 18.342.077) ( Current tax
Pajak tangguhan 4.800.582 1.183.923 Deferred tax
Beban Pajak - Bersih 8.757.728) ( 17.158.154) ( Tax Expenses - Net
RUGI NETO TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG
DIHENTIKAN 35 12.124.705) ( - NET LOSS FOR THE YEAR FROM DISCONTINUED OPERATIONS
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 22.553.551 31.770.770 PROFIT FOR THE YEAR
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Perubahan nilai wajar investasi tersedia untuk dijual 375.000 240.000 Changes in fair value of available for sale financial assets
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 22.928.551 32.010.770 TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
Laba yang dapat diatribusikan kepada: Profit attributable to:
Pemilik entitas induk 22.566.542 31.784.888 Equity holders of the parent company
Kepentingan non-pengendali 12.991) ( 14.118) ( Non-controlling interest
J u m l a h 22.553.551 31.770.770 T o t a l
Jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Total comprehensive income attributable to:
Pemilik entitas induk 22.941.542 32.024.888 Equity holders of the parent company
Kepentingan non-pengendali 12.991) ( 14.118) ( Non-controlling interest
J u m l a h 22.928.551 32.010.770 T o t a l
LABA PER SAHAM *) 2,26 151,64 211,71 EARNINGS PER SHARE *)
*) Dalam angka penuh *) In full amount
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
Ekshibit B
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
Exhibit B
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
CONSOLIDATED STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
in Indonesian Language
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E
dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan the Consolidated Financial Statements taken as a whole
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan which are an integral part of
3
E
k
s
h
i
b
i
t

C
E
x
h
i
b
i
t

C
J
u
m
l
a
h
e
k
u
i
t
a
s
y
a
n
g
d
i
a
t
r
i
b
u
s
i
k
a
n
k
e
p
a
d
a

p
e
m
i
l
i
k
C
a
d
a
n
g
a
n
e
n
t
i
t
a
s

i
n
d
u
k
/
t
e
r
s
e
d
i
a
E
q
u
i
t
y

u
n
t
u
k
T
i
d
a
k
a
t
t
r
i
b
u
t
a
b
l
e

M
o
d
a
l
A
g
i
o

s
a
h
a
m
/
d
i
j
u
a
l
/
D
i
t
e
n
t
u
k
a
n
d
i
t
e
n
t
u
k
a
n
t
o

e
q
u
i
t
y

K
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n

n
o
n
d
i
s
e
t
o
r
/
A
d
d
i
t
i
o
n
a
l
A
v
a
i
l
a
b
l
e
-
f
o
r
-
p
e
n
g
g
u
n
a
a
n
-
p
e
n
g
g
u
n
a
a
n
-
h
o
l
d
e
r
s

o
f

p
e
n
g
e
n
d
a
l
i
/
J
u
m
l
a
h
C
a
t
a
t
a
n
/
P
a
i
d
-
i
n
o
n

p
a
i
d
-
i
n
s
a
l
e
n
y
a
/
n
y
a
/
t
h
e

p
a
r
e
n
t

N
o
n
-
c
o
n
t
r
o
l
l
i
n
g
e
k
u
i
t
a
s
/

T
o
t
a
l
N
o
t
e
s
c
a
p
i
t
a
l
c
a
p
i
t
a
l
r
e
s
e
r
v
e
s
a
p
p
r
o
p
r
i
a
t
e
d
u
n
a
p
p
r
o
p
r
i
a
t
e
d
c
o
m
p
a
n
y
i
n
t
e
r
e
s
t
e
q
u
i
t
y
S
a
l
d
o

3
1

D
e
s
e
m
b
e
r

2
0
1
1
7
5
.
6
0
0
.
0
0
0










3
.
9
0
0
.
0
0
0









1
.
3
8
5
.
0
0
0






3
.
7
7
4
.
4
9
7








4
2
.
8
0
5
.
9
9
6










1
2
7
.
4
6
5
.
4
9
3







3
1
.
5
3
0
















1
2
7
.
4
9
7
.
0
2
3






B
a
l
a
n
c
e

a
s

o
f

3
1

D
e
c
e
m
b
e
r

2
0
1
1
C
a
d
a
n
g
a
n

u
m
u
m
-
-
-
6
.
0
0
0
.
0
0
0








6
.
0
0
0
.
0
0
0
)
(










-
-
-
A
p
p
r
o
p
r
i
a
t
i
o
n

f
o
r

g
e
n
e
r
a
l

a
s
s
e
t
D
i
v
i
d
e
n

t
u
n
a
i
2
7
-
-
-
-
1
6
.
6
3
2
.
0
0
0
)
(








1
6
.
6
3
2
.
0
0
0
)
(







-
1
6
.
6
3
2
.
0
0
0
)
(







C
a
s
h

d
i
v
i
d
e
n
d
s
L
a
b
a

b
e
r
s
i
h

t
a
h
u
n

b
e
r
j
a
l
a
n
-
-
-
-
3
1
.
7
8
4
.
8
8
8










3
1
.
7
8
4
.
8
8
8








1
4
.
1
1
8
)
(















3
1
.
7
7
0
.
7
7
0








P
r
o
f
i
t

f
o
r

t
h
e

y
e
a
r
J
u
m
l
a
h

l
a
b
a

k
o
m
p
r
e
h
e
n
s
i
f

l
a
i
n
n
y
a

t
a
h
u
n

b
e
r
j
a
l
a
n
-
-
2
4
0
.
0
0
0










-
-
2
4
0
.
0
0
0













-
2
4
0
.
0
0
0













O
t
h
e
r

c
o
m
p
r
e
h
e
n
s
i
v
e

i
n
c
o
m
e

f
o
r

t
h
e

y
e
a
r
S
a
l
d
o

3
1

D
e
s
e
m
b
e
r

2
0
1
2
7
5
.
6
0
0
.
0
0
0










3
.
9
0
0
.
0
0
0









1
.
6
2
5
.
0
0
0






9
.
7
7
4
.
4
9
7








5
1
.
9
5
8
.
8
8
4










1
4
2
.
8
5
8
.
3
8
1







1
7
.
4
1
2
















1
4
2
.
8
7
5
.
7
9
3






B
a
l
a
n
c
e

a
s

o
f

3
1

D
e
c
e
m
b
e
r

2
0
1
2
C
a
d
a
n
g
a
n

u
m
u
m
-
-
-
2
.
0
0
0
.
0
0
0








2
.
0
0
0
.
0
0
0
)
(










-
-
-
A
p
p
r
o
p
r
i
a
t
i
o
n

f
o
r

g
e
n
e
r
a
l

a
s
s
e
t
D
i
v
i
d
e
n

t
u
n
a
i
2
7
-
-
-
-
1
8
.
1
4
4
.
0
0
0
)
(








1
8
.
1
4
4
.
0
0
0
)
(







-
1
8
.
1
4
4
.
0
0
0
)
(







C
a
s
h

d
i
v
i
d
e
n
d
s
L
a
b
a

b
e
r
s
i
h

t
a
h
u
n

b
e
r
j
a
l
a
n
-
-
-
-
2
2
.
5
6
6
.
5
4
2










2
2
.
5
6
6
.
5
4
2








1
2
.
9
9
1
)
(















2
2
.
5
5
3
.
5
5
1








P
r
o
f
i
t

f
o
r

t
h
e

y
e
a
r
J
u
m
l
a
h

l
a
b
a

k
o
m
p
r
e
h
e
n
s
i
f

l
a
i
n
n
y
a

t
a
h
u
n

b
e
r
j
a
l
a
n
-
-
3
7
5
.
0
0
0










-
-
3
7
5
.
0
0
0













-
3
7
5
.
0
0
0













O
t
h
e
r

c
o
m
p
r
e
h
e
n
s
i
v
e

i
n
c
o
m
e

f
o
r

t
h
e

y
e
a
r
S
a
l
d
o

3
1

D
e
s
e
m
b
e
r

2
0
1
3
7
5
.
6
0
0
.
0
0
0










3
.
9
0
0
.
0
0
0









2
.
0
0
0
.
0
0
0






1
1
.
7
7
4
.
4
9
7






5
4
.
3
8
1
.
4
2
6










1
4
7
.
6
5
5
.
9
2
3







4
.
4
2
1


















1
4
7
.
6
6
0
.
3
4
4






B
a
l
a
n
c
e

a
s

o
f

3
1

D
e
c
e
m
b
e
r

2
0
1
3
C
a
t
a
t
a
n
/
N
o
t
e

1
8
C
a
t
a
t
a
n
/
N
o
t
e

1
9
C
a
t
a
t
a
n
/
N
o
t
e

9


i
n

I
n
d
o
n
e
s
i
a
n

L
a
n
g
u
a
g
e
L
i
h
a
t

C
a
t
a
t
a
n

a
t
a
s

L
a
p
o
r
a
n

K
e
u
a
n
g
a
n

K
o
n
s
o
l
i
d
a
s
i
a
n

p
a
d
a

E
k
s
h
i
b
i
t

E

t
e
r
l
a
m
p
i
r


y
a
n
g


m
e
r
u
p
a
k
a
n

b
a
g
i
a
n

y
a
n
g

t
i
d
a
k

t
e
r
p
i
s
a
h
k
a
n

d
a
r
i

L
a
p
o
r
a
n

K
e
u
a
n
g
a
n

K
o
n
s
o
l
i
d
a
s
i
a
n

s
e
c
a
r
a

k
e
s
e
l
u
r
u
h
a
n
C
O
N
S
O
L
I
D
A
T
E
D

S
T
A
T
E
M
E
N
T

O
F

C
H
A
N
G
E
S

I
N


E
Q
U
I
T
Y
S
a
l
d
o

l
a
b
a
/
(
E
x
p
r
e
s
s
e
d

i
n

T
h
o
u
s
a
n
d

R
u
p
i
a
h
,

u
n
l
e
s
s

o
t
h
e
r
w
i
s
e

s
t
a
t
e
d

)
R
e
t
a
i
n
e
d

e
a
r
n
i
n
g
s
F
O
R

T
H
E

Y
E
A
R

E
N
D
E
D

3
1

D
E
C
E
M
B
E
R

2
0
1
3
T
h
e
s
e

C
o
n
s
o
l
i
d
a
t
e
d

F
i
n
a
n
c
i
a
l

S
t
a
t
e
m
e
n
t
s

a
r
e

O
r
i
g
i
n
a
l
l
y

I
s
s
u
e
d
S
e
e

a
c
c
o
m
p
a
n
y
i
n
g

N
o
t
e
s

t
o

C
o
n
s
o
l
i
d
a
t
e
d

F
i
n
a
n
c
i
a
l

S
t
a
t
e
m
e
n
t
s

o
n

E
x
h
i
b
i
t

E

w
h
i
c
h

a
r
e

a
n

i
n
t
e
g
r
a
l

p
a
r
t

o
f



t
h
e

C
o
n
s
o
l
i
d
a
t
e
d

F
i
n
a
n
c
i
a
l

S
t
a
t
e
m
e
n
t
s

t
a
k
e
n

a
s

a

w
h
o
l
e
P
T

J
E
M
B
O

C
A
B
L
E

C
O
M
P
A
N
Y

T
b
k

D
A
N

E
N
T
I
T
A
S

A
N
A
K
N
Y
A
L
A
P
O
R
A
N

P
E
R
U
B
A
H
A
N

E
K
U
I
T
A
S

K
O
N
S
O
L
I
D
A
S
I
A
N
U
N
T
U
K

T
A
H
U
N

Y
A
N
G

B
E
R
A
K
H
I
R

P
A
D
A

3
1

D
E
S
E
M
B
E
R

2
0
1
3

(
D
i
s
a
j
i
k
a
n

d
a
l
a
m

R
i
b
u
a
n

R
u
p
i
a
h
,

k
e
c
u
a
l
i

d
i
n
y
a
t
a
k
a
n

l
a
i
n
)
P
T

J
E
M
B
O

C
A
B
L
E

C
O
M
P
A
N
Y

T
b
k

A
N
D

I
T
S

S
U
B
S
I
D
I
A
R
Y

4
Ekshibit D Exhibit D
2 0 1 3 2 0 1 2
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan kas dari pelanggan 1.279.943.783 1.180.986.873 Cash receipts from customers
Pembayaran kas kepada: Cash paid to:
Pemasok 1.143.598.230) ( 1.138.497.511) ( Suppliers
Direksi dan karyawan 63.675.506) ( 86.412.441) ( Directors and employees
Kas dihasilkan dari operasi 72.670.047 43.923.079) ( Cash generated from operations
(Pembayaran) penambahan bunga dan beban keuangan 25.715.292) ( 192.383.521 (Payment) addition interest and financial cost
Beban operasi 138.750.366) ( 68.959.132) ( Operation expenses
Pembayaran pajak penghasilan 27.288.172) ( 80.304.515) ( Payments of income taxes
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi 119.083.783) ( 803.205) ( Net cash flows used in operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Deposito berjangka 1.571.971 ( 4.571.358) Time deposits
(Perolehan) pengurangan aset tetap ( 39.018.648) 7.816.329 (Acquisitions) deduction of property, plant and equipment
Pembayaran aset tidak lancar lainnya 14.723.306) ( 700.597) ( Payments of other non-current assets
Arus kas bersih (digunakan untuk) Net cash flows (used in)
tersedia dari aktivitas investasi
52.169.982) ( 2.544.374
provided by investing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Penambahan hutang lain-lain 4.535.787 2.211.443 Addition of other payables
Penambahan pinjaman bank jangka pendek 163.162.066 - Addition of short-term bank loans
Pembayaran dividen 17.121.832) ( 16.632.000) ( Dividend payment
Pembayaran hutang sewa pembiayaan 1.914.707) ( 774.306) ( Payments of finance leases liabilities
Arus kas bersih tersedia dari Net cash flows provided by
(digunakan untuk) aktivitas pendanaan 148.661.314 15.194.863) ( (used in) financing activities
PENURUNAN BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS 22.592.451) ( 13.453.694) ( NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 28.091.837 41.545.531 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEARS
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 5.499.386 28.091.837 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEARS
These Consolidated Financial Statements are Originally
Issued in Indonesian Language
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan which are an integral part of
dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan the Consolidated Financial Statements taken as a whole
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi pada Ekshibit E See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E
5



These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E Exhibit E

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


1. U M U M

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Jembo Cable Company Tbk (Perusahaan)
didirikan dalam rangka Undang-Undang
Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968
juncto undang-undang No. 12 Tahun 1970
berdasarkan akta Notaris No. 51 tanggal 17 April
1973 dari Lody Herlianto, S.H., Notaris di Jakarta.
Anggaran dasar beserta perubahannya telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. Y.A.5/ 106/17 tanggal 30 Maret 1974 dan
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 35 tanggal 3 Mei 1983, Tambahan
No. 490 dan No. 491. Anggaran dasar Perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan, yang
terakhir diubah dengan akta Notaris No. 26
tanggal 27 Juni 2008 dari Ati Mulyati, S.H. Notaris
di Jakarta mengenai perubahan pengurus
Perusahaan dan perubahan seluruh anggaran
dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah
mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana
penerimaan laporan akta perubahan anggaran
dasar perusahaan dengan Surat Keputusan
No. AHU-56016.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal
27 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 17 tanggal
27 Februari 2009, Tambahan No. 6027.
1. G E N E R A L

a. Establishment and General Information

PT Jembo Cable Company Tbk (the Company)
was established within the framework of the
Domestic Capital Investment Law No. 6 of Year
1968 as amended by Law No. 12 of Year 1970
based on Notarial deed No. 51 dated 17 April 1973
of Lody Herlianto, S.H., Notary in Jakarta. The
Companys articles of association together with
its amendments were approved by the Minister of
Justice of the Republic of Indonesia in his
Decision Letter No. Y.A.5/106/17 dated 30 March
1974 and were published in the State Gazette
No. 35 dated 3 May 1983, Supplement No. 490 and
No. 491. The Companys articles of association
have been amended several times, the latest by
Notarial deed No.26 dated 27 June 2008, of Ati
Mulyati, S.H., Notary in Jakarta, regarding the
exchange of the Companys managements and to
conform with Law No. 40 Year 2007 regarding
Limited Liability Companies. These amendments
were approved by the Minister of Justice and
Human Rights of the Republic of Indonesia as
reflected in the acknowledgment of notification
on changes of the article of association of the
Company in his Decision Letter No. AHU-
56016.AH.01.02.Tahun 2008 dated 27 August 2008
and were published in the State Gazette of the
Republic Indonesia No. 17 dated 27 February
2009, Supplement No. 6027.

Perusahaan berdomisili di Tangerang, Banten,
dengan pabrik berlokasi di Jl. Pajajaran,
Keluarahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung,
Kota Tangerang. Kantor perusahaan beralamat di
Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B Lantai 6,
Jl. Angkasa Kav B-6, Kemayoran, Jakarta Pusat
Indonesia.
The Company is domiciled in Tangerang, Banten
and factory located in Jl. Pajajaran, Kelurahan
Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota
Tangerang. The Companys office is located in
Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B 6th
Floor, Jl. Angkasa Kav B-6, Kemayoran, Jakarta
Pusat Indonesia.

Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
bergerak dalam bidang usaha industri kabel listrik
dan telekomunikasi. Kegiatan usaha komersial
Perusahaan dimulai sejak tahun 1974.
In accordance with Article 3 of the Companys
articles of association, the scope of its activities
comprises manufacturing of electrical and
telecommunications cables. The Company started
commercial operations since 1974.

Berdasarkan akta Notaris No. 13 tanggal
18 Juni 2013 Ati Mulyati, SH., MKn, Notaris di
Jakarta telah dilakukan perubahan susunan
Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah
sebagai berikut :

Based on Notarial deed No. 13 dated 18 June 2013
of Ati Mulyati, SH., MKn Notary in Jakarta, has
been changed in the composition of the boards of
Commisioners and Directors of the Company In
which as of 31 December 2013 and 2012 consisted
of the following :
2013 2013

Dewan Komisaris
Presiden Komisaris/
Komisaris Independen
Komisaris
Komisaris Independen




Drs I Gusti Made Putera Astaman
Hauw Ay Lan
Drs Andreas Soewatjono Soedjianto, MBA

Board of Commissioners
President Commissioner/
Independent Commissioner
Commissioner
Independent Commissioner
6

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/2 Exhibit E/2

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


1. U M U M (Lanjutan)

1. G E N E R A L (Continued)
a. Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan) a. Establishment and General Information
(Continued)

2012 2012
Imbalan yang dibayarkan kepada Komisaris dan
Direksi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013
Rp 2.054.516 (2012: Rp 2.090.246). Jumlah
karyawan Perusahaan rata-rata selama tahun 2013
sejumlah 619 karyawan (2012: 556 karyawan) (Tidak
diaudit).
Total remuneration paid to Commissioners and
Directors for the year ended 31 December 2013
amounted to Rp 2,054,516 (2012: Rp 2,090,246).
The Company has average total number of 619
employees during 2013 (2012: 556 employees)
(Unaudited).

b. Entitas anaknya

Perusahaan memiliki penyertaan saham sebesar
99,89% pada PT Jembo Energindo, entitas anaknya
yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha
industri pembangkit tenaga listrik. Entitas anaknya
tersebut mulai berproduksi secara komersial pada
tanggal 5 Agustus 2002. Pada tanggal 31 Desember
2013, jumlah aset entitas anaknya sebesar
Rp 35.042.971 (2012: Rp 37.882.205). Pada bulan
September 2012, entitas anaknya sudah tidak lagi
memperoleh kontrak dengan PT PLN Batam sehingga
aktivitas atau kegiatan entitas anaknya dihentikan.
b. Subsidiary

The Company has 99.89% ownership interest in
PT Jembo Energindo, a subsidiary which is located in
Jakarta and engaged in providing electrical power.
The subsidiary started commercial operations
on 5 August 2002. On 31 December 2013, total
assets of the subsidiary amounted to Rp 35,042,971
(2012: Rp 37,882,205). On September 2012, the
subsidiary did not get the contract from PT PLN
Batam so its activity is halted.

c. Penawaran Umum Efek

Pada tanggal 9 Oktober 1992, Perusahaan
memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam - LK) dengan suratnya No. S-1676/PM/1992
untuk melakukan penawaran umum atas 10.000.000
saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal
18 Nopember 1992, saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan
2012, seluruh saham atau sejumlah 151.200.000
saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(dahulu Bursa Efek Jakarta).
c. Public Offering of Shares

On 9 October 1992, the Company obtained the Note
of Effective Statement with Share Registration
No. S-1676/PM/1992 from the Chairman of the
Capital Market Supervisory Agency and Financial
Institution (Bapepam - LK) for the Companys public
offering of 10,000,000 shares. On 18 November
1992, these shares were listed in the Jakarta Stock
Exchange (currently known as Indonesia Stock
Exchange). As of 31 December 2013 and 2012, all of
the Companys 151,200,000 shares were listed in the
Indonesia Stock Exchange (formerly known as
Jakarta Stock Exchange).

d. Penerbitan laporan keuangan konsolidasian d. Issuance of the consolidated financial
statements

Laporan keuangan konsolidasian telah diotorisasi
oleh Dewan Direksi untuk diterbitkan pada tanggal
21 Maret 2014.
The consolidated financial statements were
authorized by the Board of Directors for issuance on
21 March 2014.
Dewan Direksi
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
Direktur


Santoso
Nanyang Santoso
Antonius Benady
Toshitaka Takahashi
Board of Directors
President Director
Director
Director
Director

Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Komisaris
Komisaris

Drs IGM Putera Astaman
Hauw Ay Lan
Drs Andreas Soewatjono Soedjianto, MBA
Board of Commissioners
President Commissioner
Commissioner
Commissioner

Dewan Direksi
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
Direktur

Santoso
Nanyang Santoso
Antonius Benady
Nobuo Ninomiya
Board of Directors
President Director
Director
Director
Director

7

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/3 Exhibit E/3

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam LK) No VIII G.7. tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang
terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni
2012.
a. Consolidated Financial Statements Presentation

The consolidated financial statements have been
prepared in accordance with Indonesian Financial
Accounting Standard as issued by the Financial
Accounting Standards Board of Institute of
Accountants in Indonesia and Regulation of Capital
Market Supervisory and Financial Institution
(Bapepam LK) No VIII. G.7. regarding to the
Financial Statements Presentation Guidelines
included in appendix of the decree of the chairman
of the Capital Market Supervisory Board and
Financial Institution No. KEP-347/BL/2012 dated
25 June 2012.

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan
entitas anaknyanya telah disusun berdasarkan
konsep biaya historis, kecuali sebagaimana
diungkapkan di dalam kebijakan akuntansi di bawah
ini.

Laporan posisi keuangan konsolidasian disajikan
dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional
entitas.
The consolidated financial statements have been
prepared on the in historical cost concept, except
when disclosed the accounting policies below.


The consolidated financial statements are presented
in Rupiah which is the functional currency of the
Company.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan
menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are
prepared by using the direct method with
classifications of cash flows into operating, investing
and financing activities.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang diadopsi adalah konsisten
dengan kebijakan akuntansi tahun keuangan
sebelumnya, kecuali dinyatakan lain.

a) Standar baru, interpretasi dan amandemen efektif
dari 1 Januari 2013

Tidak ada dari standar baru, interpretasi dan
amandemen yang efektif untuk pertama kalinya
sejak konsolidasi 1 Januari 2013, telah memiliki
dampak material terhadap laporan keuangan.

b) Interpretasi standar baru dan revisian namum belum
berlaku efektif

Perusahaan dan entitas anaknyanya belum
mengadopsi PSAK revisian berikut yang telah
diterbitkan namun dan akan berlaku efektif untuk
periode tahunan yang dimulai 1 Januari 2014
ataupun periode setelahnya, yang terdiri dari :


PSAK 1(Revisi 2013) Penyajian laporan keuangan
PSAK 4 (Revisi 2013) Laporan keuangan
tersendiri
PSAK 65 Laporan keuangan
konsolidasian
PSAK 66 Pengaturan bersama
PSAK 67 Pengungkapan kepentingan
dalam entitas lain
PSAK 68 Pengukuran nilai wajar






Changes in Accounting Policies

Accounting policies adopted are consistent with
those of the previous financial year, unless
otherwise stated.

a) New standards, interpretations and amendments
effective from 1 January 2013

None of the new standards, interpretations and
amendments effective for the first time from
consolidate 1 January 2013, have had a material
effect on the financial statements.

b) New and revised standards interpretations and
amendments not yet effective

The Company and its subsidiary has not yet adopted
the following revised PSAK that have been issued
but and will be effective for annual periods
beginning on 1 January 2014 or later periods,
consisted of :

PSAK 1(Revised 2013) Presentation of financial
statements
PSAK 4 (Revised 2013) Separate financial
statements
PSAK 65 Consolidated financial
statements
PSAK 66 Joint arrangements
PSAK 67 Disclosure of interests in
other entities
PSAK 68 Fair value measurement



8

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/4 Exhibit E/4

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
(Lanjutan)

b) Interpretasi standar baru dan revisian namum
belum berlaku efektif (Lanjutan)

ISAK 27 Pengalihan Aset dari Pelanggan
ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan
Instrumen Ekuitas

Perusahaan dan entitas anaknyanya sedang dalam
proses penentuan dampak PSAK revisian ini yang
telah diterbitkan namun belum berlaku efektif
terhadap laporan keuangan konsolidasian.

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

a. Consolidated Financial Statements
Presentation (Continued)

b) New and revised standards interpretations and
amendments not yet effective (Continued)

ISAK 27 Transfers of Asets from Customers
ISAK 28 Extinguishing Financial Liabilities with
Equity Instuments

The Company and its subsidiary is in the process of
determining the impact of this revised PSAK issued
but not yet effective on the consolidated financial
statements.

b. Dasar Konsolidasian Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dihitung dengan menggunakan
metode akuisisi pada tanggal akuisisi, yaitu
tanggal pengendalian beralih kepada Perusahaan.
Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan kebijakan operasi entitas
untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Di
dalam menilai pengendalian, Perusahaan
mempertimbangkan hak suara potensial yang saat
ini dilaksanakan.
b. Basis of Consolidation - Business Combination

Business combinations are accounted for using
the acquisition method as at the acquisition date,
which is the date on which control is transferred
to the Company. Control is the power to govern
the financial and operating policies of an entity
so as to obtain benefits from its activities. In
assessing control, the Company takes into
consideration potential voting rights that are
currently exercisable.

Imbalan yang dialihkan tidak termasuk jumlah
yang terkait dengan penyelesaian pada hubungan
yang sebelumnya ada. Jumlah tersebut, umumnya
diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
The consideration transferred does not include
amounts related to the settlement of preexisting
relationships. Such amounts are generally
recognized in consolidated statements of
comprehensive income.

Biaya-biaya terkait dengan akuisisi, selain yang
terkait dengan penerbitan surat utang maupun
kepemilikian, yang terjadi dalam kaitan
kombinasi bisnis Perusahaan, dibebankan pada
saat terjadinya.
Costs related to the acquisition, other than those
associated with the issue of debt or equity
securities, that the Company incurs in connection
with a business combination are expensed as
incurred.

Semua imbalan kontinjensi diakui pada nilai wajar
pada saat tanggal akuisisi. Apabila imbalan
kontinjensi diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka
hal tersebut tidak diukur kembali dan
penyelesaiannya dicatat di dalam ekuitas. Selain
itu, perubahan berikutnya terhadap nilai wajar
imbalan kontinjensi diakui di dalam laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian.
Any contingent consideration payable is
recognized at fair value at the acquisition date.
If the contingent consideration is classified as
equity, it is not remeasured and settlement is
accounted for within equity. Otherwise,
subsequent changes to the fair value of the
contingent consideration are recognized in
consolidated statements of comprehensive
income.

Entitas anaknya

Entitas anaknya adalah entitas yang dikendalikan
oleh Perusahaan. Laporan keuangan entitas
anaknya termasuk ke dalam laporan keuangan
konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai
sampai dengan tanggal pengendalian dihentikan.
Kebijakan akuntansi entitas anaknya diubah
apabila dipandang perlu untuk menyelaraskan
kebijakan akuntansi yang diadopsi oleh
Perusahaan.

Subsidiary

Subsidiary is an entity controlled by the
Company. The financial statements of subsidiary
are included in the consolidated financial
statements from the date that control
commences until the date that control ceases.
The accounting policies of subsidiary have been
changed when necessary to align them with the
policies adopted by the Company.
9

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/5 Exhibit E/5

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

b. Dasar Konsolidasian Kombinasi Bisnis (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

b. Basis of Consolidation Business Combination
(Continued)

Entitas anaknya (Lanjutan) Subsidiary (Continued)

Kerugian yang terjadi pada kepentingan non-
pengendali pada entitas anaknya dialokasikan
kepada kepentingan non-pengendali bahkan
apabila dialokasikan kepada kepentingan non-
pengendali tersebut dapat menimbulkan saldo
defisit. Kepentingan non-pengendali disajikan di
dalam laporan keuangan konsolidasian pada
bagian ekuitas, yang terpisah dari ekuitas pemilik
entitas induk.
Losses applicable to the non-controlling interests
in a subsidiary are allocated to the non-
controlling interests even if doing so causes the
non-controlling interests to have a deficit
balance. Non-controlling interests is presented in
the consolidated statements of financial position
within equity, separately from the equity of the
owners of the parent.


Setelah terjadi hilangnya pengendalian, Perusahaan
menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas
anaknya, semua kepentingan non-pengendali dan
komponen ekuitas lainnya terkait dengan entitas
anaknya. Segala surplus atau defisit yang timbul dari
hilangnya pengendalian, diakui di dalam laporan laba
rugi. Apabila Perusahaan menahan semua bagian di
dalam entitas anaknya sebelumnya, maka bagian
tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal saat
pengendalian dihentikan. Selanjutnya, bagian
tersebut dicatat sebagai investee dengan ekuitas
yang dihitung atau sebagai aset keuangan tersedia
untuk dijual bergantung pada besarnya pengaruh.
Upon the loss of control, the Company derecognizes
the assets and liabilities of the subsidiary, any non-
controlling interests and the other components of
equity related to the subsidiary. Any surplus or
deficit arising on the loss of control is recognized in
profit or loss. If the Company retains any interest in
the previous subsidiary, then such interest is
measured at fair value at the date that control is
lost. Subsequently, it is accounted for as an equity-
accounted investee or as an available-for-sale
financial asset depending on the level of influence
retained.


Transaksi yang dieliminasi pada konsolidasian

Saldo dan transaksi antar Perusahaan dan semua
pendapatan dan beban yang belum terealisasi yang
timbul dari transaksi antar Perusahaan, dieliminasi di
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian. Laba yang belum terealisasi yang
timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi
dieliminasi terhadap investasi dari bagian Perusahaan
di dalam investee. Kerugian yang belum terealisasi
dieliminasi dengan cara yang sama dengan
keuntungan yang belum terealisasi, hanya apabila
tidak terdapat bukti penurunan nilai.
Transactions eliminated on consolidation

Intra-company balances and transactions, and any
unrealized income and expenses arising from intra-
Company transactions, are eliminated in preparing
the consolidated financial statements. Unrealized
gains arising from transactions with associates are
eliminated against the investment to the extent of
the Companys interest in the investee. Unrealized
losses are eliminated in the same way as unrealized
gains, but only to the extent that there is no
evidence of impairment.


Akuntansi bagi entitas anaknya dan entitas asosiasi
di dalam laporan keuangan tersendiri

Apabila Perusahaan menyajikan laporan keuangan
tersendiri sebagai informasi tambahan yang
dikonsolidasikan kepada laporan keuangan
konsolidasian, investasi pada entitas anaknya, entitas
asosiasi dan ventura bersama, disajikan di dalam
laporan posisi keuangan Entitas senilai nilai tercatat
dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.
Accounting for subsidiary and associates in
separate financial statements

If the Company presents separate financial
statements as additional information to the
consolidated financial statements, investments in
subsidiary, associates and joint ventures are stated
in the Companys separate statement of financial
position at cost less accumulated impairment losses.


Terhadap pelepasan investasi pada entitas anaknya
dan entitas asosiasi, perbedaan antara jumlah neto
hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari investasi
diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
On disposal of investments in subsidiary and
associates, the difference between disposal proceeds
and the carrying amounts of the investments are
recognized in consolidated statements of
comprehensive income.





10

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/6 Exhibit E/6

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Transaksi di dalam mata uang asing diukur dengan
mata uang fungsional Perusahaan dan entitas
anaknyanya dan dicatat pada tanggal awal
pengakuan mata uang fungsional pada kurs nilai
tukar yang mendekati tanggal transaksi. Aset dan
liabilitas moneter dinyatakan dalam mata uang asing
yang dijabarkan pada kurs nilai tukar pada akhir
periode pelaporan. Item-item non-moneter yang
diukur pada biaya historis di dalam mata uang asing
dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar
pada tanggal transaksi awal. Item-item non-moneter
diukur pada nilai wajar di dalam mata uang asing
yang dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai
tukar pada tanggal di mana nilai wajar ditentukan.




Selisih nilai tukar yang timbul dari penyelesaian pos-
pos moneter atau pada pos-pos non-moneter yang
dijabarkan atau pada pos-pos moneter yang
dijabarkan pada akhir periode pelaporan, diakui di
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

c. Foreign Currency Transactions and Balances

Transactions in foreign currencies are measured
in the functional currency of the Company and its
subsidiary and recorded on initial recognition in
the functional currency at exchange rates
approximating those ruling at the transaction
dates. Monetary assets and liabilities
denominated in foreign currencies are translated
at the rate of exchange ruling at the end of the
reporting period. Non-monetary items that are
measured in terms of historical cost in a foreign
currency are translated using the exchange rates
as at the dates of the initial transactions. Non-
monetary items measured at fair value in a
foreign currency are translated using the
exchange rates at the date when the fair value
was determined.

Exchange differences arising on the settlement of
monetary items or on translating monetary items
at the end of the reporting period are recognized
in consolidated statements of comprehensive
income.

d. Pihak-pihak Berelasi

Untuk tujuan penyajian laporan keuangan ini,
suatu pihak disebut sebagai pihak berelasi
terhadap Perusahaan dan entitas anaknyanya,
apabila:

1. entitas tersebut, baik secara langsung maupun
tak langsung melalui satu atau lebih
perantara, untuk mengendalikan Perusahaan
atau melakukan pengaruh signifikan terhadap
Perusahaan di dalam membuat keputusan
kebijakan keuangan dan operasional, atau
memiliki pengendalian bersama terhadap;
2. Perusahaan dan entitas tersebut adalah subjek
pengendalian bersama;
3. entitas tersebut adalah entitas asosiasi
Perusahaan atau ventura bersama di mana
Perusahaan adalah venturer;
4. pihak tersebut adalah anggota personel
manajemen kunci atau anggota keluarga
dekat individu yang bersangkutan, atau
merupakan entitas di bawah pengendalian,
pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan Perusahaan;
5. pihak tersebut adalah anggota keluarga dekat
pihak yang disebut pada butir (i) atau
merupakan entitas di bawah pengendalian,
pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan individu tersebut; atau
6. pihak tersebut merupakan program imbalan
pasca kerja yang merupakan manfaat
karyawan atau merupakan entitas yang
berelasi dengan pihak berelasi dengan
Perusahaan.

d. Related Parties

For the purposes of these financial statements, a
party is considered to be related to the Company
and its subsidiary if:


1. the party has the ability, directly or
indirectly through one or more
intermediaries, to control the Company or
exercise significant influence over the
Company in making financial and operating
policy decisions, or has joint control over the
Company;

2. the Company and the party are subject to
common control;
3. the party is an associate of the Company or a
joint venture in which the Company is a
venturer;
4. the party is a member of the key management
personnel of the Company or a close family
member of such an individual, or is an entity
under the control, joint control or significant
influence of the Company;

5. the party is a close family member of a party
referred to in (i) or is an entity under the
control, joint control or significant influence
of such individuals; or

6. the party is a post-employment benefits plan
which is for the benefit of employees of the
Company or of any entity that is a related
party of the Company.

11

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/7 Exhibit E/7

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

d. Pihak-pihak Berelasi (Lanjutan)

Anggota keluarga dekat merupakan individu anggota
keluarga yang diharapkan mempengaruhi, atau
dipengaruhi oleh orang, dalam hubungan mereka
dengan entitas.
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

d. Related Parties (Continued)

Close family members of an individual are those
family members who may be expected to influence,
or be influenced by, that individual in their dealings
with the entity.

e. Aset keuangan

Aset keuangan diakui di dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika,
Perusahaan dan entitas anaknyanya menjadi pihak di
dalam provisi kontraktual instrumen keuangan.


Selain dari aset keuangan di dalam hubungan lindung
nilai kualifikasian, kebijakan akuntansi Perusahaan
untuk setiap kategori adalah sebagai berikut :
e. Financial assets

Financial assets are recognized in the consolidated
statement of financial position when, and only
when, the Company and its subsidiary becomes a
party to the contractual provisions of the financial
instrument.

Other than financial assets in a qualifying hedging
relationship, the Company's accounting policy for
each category is as follows :





















Pengakuan dan pengukuran awal

Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset
keuangan tersebut diukur pada nilai wajar,
ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya
transaksi yang langsung dapat diatribusikan.
Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan
pada pengakuan awal dan, apabila diizinkan dan
jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi
kembali setiap akhir tahun keuangan.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran setelah pengakuan awal aset keuangan
bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi

Kategori ini meliputi aset keuangan yang
dimiliki untuk diperdagangkan dan aset
keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi pada awal penentuan.
Suatu aset keuangan diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk diperdagangkan apabila secara
prinsip diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam jangka pendek. Aset keuangan
yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi pada saat penetapan awal adalah aset
keuangan yang dikelola, dan kinerjanya
dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai
dengan suatu strategi investasi yang
terdokumentasi. Derivatif juga dikategorikan
sebagai investasi yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan, kecuali ditetapkan sebagai
lindung nilai efektif. Aset yang termasuk dalam
katagori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar
apabila aset tersebut baik dimiliki untuk
diperdagangkan atau diharapkan untuk
direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan. Perusahaan dan
entitas anaknyanya tidak memiliki aset keuangan
yang diukur melalui nilai wajar melalui laporan
laba rugi. Aset keuangan, yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai
wajar, dan segala perubahan nilai wajar diakui
pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
Initial recognition and measurement

When financial assets are recognized initially, they
are measured at fair value, plus, in the case of
financial assets not at fair value through profit or
loss, directly attributable transaction costs. The
Company determines the classification of its
financial assets at initial recognition and, where
allowed and appropriate, re-evaluates this
designation at the end of each reporting period.


Subsequent measurement

The subsequent measurement of financial assets
depends on their classification as follows:
1. Financial assets at fair value through profit or
loss (FVTPL)

This category includes financial assets held for
trading and those designated at fair value
through profit or loss at inception. A financial
asset is classified as held for trading if acquired
principally for the purpose of selling in the
short-term. Financial assets designated at fair
value through profit or loss at inception are
those that are managed, and their performance
evaluated on a fair value basis, in accordance
with a documented investment strategy.
Derivatives are also categorized as held for
trading, unless they are designated as effective
hedges. Assets in this category are classified as
current assets if they are either held for trading
or are expected to be realized within 12 months
after the end of the reporting period. The
Company and its subsidiary does not have any
financial assets at fair value through profit and
loss. Financial assets, at fair value through
profit or loss are measured at fair value, and
any fair value changes are recognized in
statements of comprehensive income.

12

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/8 Exhibit E/8

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

e. Aset keuangan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

e. Financial assets (Continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)

Initial recognition and measurement (Continued)

1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi (Lanjutan)

Perusahaan dan entitas anaknyanya tidak
mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan
sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi.
1. Financial assets at fair value through profit or
loss (FVTPL) (Continued)

The Company and its subsidiary does not have
any financial assets classified as FVTPL.

2. Pinjaman dan piutang

Pinjaman dan piutang merupakan aset keuangan
non-derivatif dengan pembayaran tetap dan
dapat ditentukan dan tidak memiliki kuotasi
harga di pasar aktif. Secara mendasar, pinjaman
dan piutang muncul dari pemberian barang dan
jasa kepada para pelanggan (misalnya, piutang
usaha), namun juga terkait dengan jenis lain
aset moneter kontraktual.

Aset-aset tersebut dinilai pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif. Keuntungan dan
kerugiannya diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian ketika pinjaman
dan piutang dihentikan pengakuannya atau
mengalami penurunan nilai, sebagaimana
dilakukan melalui proses amortisasi.

Piutang usaha, piutang lain-lain dan kas dan
setara kas, dikelompokkan ke dalam aset
lancar, kecuali apabila mereka memiliki jatuh
tempo lebih dari 12 (duabelas) bulan setelah
berakhirnya periode pelaporan, yang
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

Kas dan setara kas, deposito berjangka,
piutang usaha, piutang lain-lain dan uang
jaminan Perusahaan termasuk dalam kategori
ini.
2. Loans and receivables

Loans and receivables are non-derivative
financial assets with fixed or determinable
payments that are not quoted in an active
market. They arise principally through the
provision of goods and services to customers
(e.g. trade receivables), but also incorporate
other types of contractual monetary asset.

Such assets are carried at amortized cost
using the effective interest rate method.
Gains and losses are recognized in
consolidated statements of comprehensive
income when the loans and receivables are
derecognized or impaired, as well as through
the amortization process.


Trade receivables, other receivables and cash
and cash equivalents are included in current
assets, except those maturing more than 12
(twelve) months after the end of the
reporting period, which are classified as non-
current assets.

The Companys cash and cash equivalents,
time deposits, trade receivables, other
receivables and security deposits are included
in this category.

3. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo 3. Held-to-maturity investments

Aset keuangan dimiliki sampai jatuh tempo
merupakan aset keuangan non-derivatif
dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dengan jatuh tempo tetap di mana
manajemen Perusahaan memiliki tujuan dan
kemampuan positif untuk memiliki investasi
sampai jatuh tempo. Investasi dimiliki sampai
jatuh tempo diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif, dikurangi segala kerugian
penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya
diakui di dalam laporan laba rugi pada saat
investasi dimiliki sampai jatuh tempo
dihentikan pengakuannya atau mengalami
penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui
proses amortisasi. Perusahaan tidak memiliki
aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai
investasi dimiliki sampai jatuh tempo.
Financial assets "held-to-maturity" are non-
derivative financial assets with fixed or
determinable payments and fixed maturities
that the Company's management has the
positive intention and ability to hold the
investment to maturity. Held-to-maturity
investments are measured at amortized cost
using the effective interest method, less any
impairment losses. Gains and losses are
recognized in profit or loss when the held-to-
maturity investments are derecognized or
impaired, as well as through the amortization
process. The Company does not have any
financial assets classified as held-to-maturity.
13

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/9 Exhibit E/9

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

e. Aset keuangan (Lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

e. Financial assets (Continued)

Initial recognition and measurement (Continued)

4. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan non derivatif yang tidak
termasuk ke dalam katagori-katagori di atas,
diklasifikasikan sebagai investasi tersedia
untuk dijual yang terdiri terutama di dalam
investasi stratejik Perusahaan dan entitas
anaknyanya di dalam entitas yang bukan
merupakan entitas anaknya, entitas asosiasi
maupun entitas sepengendali. Investasi
tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar
dengan perubahan nilai wajar, selain dari
perubahan nilai wajar yang timbul dari
fluktuasi nilai tukar dan bunga dihitung
dengan menggunakan suku bunga efektif,
yang diakui di dalam pendapatan
komprehensif lain dan diakumulasikan ke
dalam cadangan investasi tersedia untuk
dijual. Perubahan nilai tukar pada investasi
didenominasi di dalam mata uang asing dan
bunga yang dihitung dengan menggunakan
metode suku bunga efektif, diakui di dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
4. Available-for-sale financial assets (AFS)

Non-derivative financial assets not included in
the above categories are classified as
available-for-sale and comprise principally
the Company and its subsidarys strategic
investments in entities not qualifying as
subsidiary, associates or jointly controlled
entities. They are carried at fair value with
changes in fair value, other than those arising
due to exchange rate fluctuations and
interest calculated using the effective
interest rate, recognised in other
comprehensive income and accumulated in
the available-for-sale reserve. Exchange
differences on investments denominated in a
foreign currency and interest calculated using
the effective interest rate method are
recognised in consolidated statements of
comprehensive income.



Investasi di dalam instrumen ekuitas dengan
nilai wajar yang tidak dapat diukur dengan
andal, diukur pada biaya perolehan dikurangi
kerugian penurunan nilai.

Pada saat penjualan investasi tersedia untuk
dijual, keuntungan atau kerugian kumulatif
yang diakui di dalam pendapatan
komprehensif lain, direklasifikasi dari
cadangan investasi untuk dijual ke laba rugi.
Investments in equity instruments whose fair
value cannot be reliably measured are
measured at cost less impairment loss.


On sale, the cumulative gain or loss
recognised in other comprehensive income is
reclassified from the available-for-sale
reserve to profit or loss.


Penghentian Pengakuan

Suatu aset keuangan dihentikan pengakuannya
apabila hak untuk menerima arus kas aset telah
berakhir. Pada penghentian aset keuangan secara
keseluruhan, selisih antara nilai tercatat dengan
jumlah yang akan diterima dan semua kumulatif
keuntungan atau kerugian yang telah diakui di
dalam pendapatan komprehensif lainnya diakui di
dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.

Semua penjualan dan pembelian yang lazim aset
keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya
pada saat tanggal perdagangan, yaitu tanggal di
mana Perusahaan dan entitas anaknyanya
berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
Pembelian atau penjualan yang lazim (reguler)
adalah pembelian atau penjualan aset keuangan
berdasarkan kontrak yang mensyaratkan
penyerahan aset dalam kurun waktu yang
ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan
yang berlaku di pasar.
Derecognition

A financial asset is derecognized when the rights
to receive cash flows from the asset have
expired. On derecognition of a financial asset in
its entirety, the difference between the carrying
amount and the sum of the consideration
received and any cumulative gain or loss that had
been recognized in other comprehensive income
is recognized in consolidated statements of
comprehensive income.

All regular way purchases and sales of financial
assets are recognized or derecognized on the
trade date i.e., the date that the Company and
its subsidiary commits to purchase or sell the
asset. Regular way purchases or sales are
purchases or sales of financial assets that require
delivery of assets within the period generally
established by regulation or convention in the
marketplace concerned.

14

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/10 Exhibit E/10

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)


e. Aset keuangan (Lanjutan)


e. Financial assets (Continued)
Penurunan nilai aset keuangan

Perusahaan dan entitas anaknyanya menilai pada
tiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti
objektif suatu aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai.

Impairment of financial assets

The Company and its subsidiary assesses at the end
of each reporting period whether there is any
objective evidence that a financial asset or Company
of financial assets is impaired.


i. Aset yang dinilai dengan biaya perolehan
diamortisasi

Untuk aset keuangan yang dinilai pada biaya
perolehan diamortisasi, pertama, Perusahaan
dan entitas anaknyanya menilai aset keuangan
tersebut secara individual untuk menentukan
apakah terdapat bukti penurunan nilai aset
keuangan secara individual bagi aset yang
signifikan secara individual maupun secara
kolektif bagi aset keuangan yang tidak signifikan
secara individual. Apabila Perusahaan dan
entitas anaknyanya menentukan tidak terdapat
bukti objektif penurunan nilai yang terjadi bagi
aset keuangan yang dinilai secara individual,
apakah signifikan atau tidak, maka aset tersebut
dikatagorikan ke dalam aset keuangan yang
memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa
dan menilai aset keuangan tersebut secara
kolektif. Aset yang dinilai secara individual
untuk penurunan nilai dan di mana kerugian
penurunan nilai terjadi, atau melanjutkan untuk
diakui, tidak dikategorikan ke dalam penilaian
kolektif penurunan nilai.

i. Assets carried at amortized cost


For financial assets carried at amortized cost,
the Company and its subsidiary first assesses
individually whether objective evidence of
impairment exists individually for financial
assets that are individually significant, or
collectively for financial assets that are not
individually significant. If the Company and its
subsidiary determines that no objective
evidence of impairment exists for an individually
assessed financial asset, whether significant or
not, it includes the asset in a Company of
financial assets with similar credit risk
characteristics and collectively assesses them for
impairment. Assets that are individually
assessed for impairment and for which an
impairment loss is, or continues to be
recognized are not included in a collective
assessment of impairment.




Apabila terdapat bukti objektif penurunan nilai
aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan
diamortisasi, telah terjadi, jumlah kerugiannya
diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset
dan nilai kini diskonto arus kas di masa depan
pada suku bunga efektif awal aset keuangan.
Apabila suatu pinjaman memiliki suku bunga
variabel, maka suku bunga diskonto untuk
mengukur semua kerugian penurunan nilai
adalah suku bunga efektif. Jumlah tercatat aset
dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan.
Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.


Ketika aset menjadi tidak tertagih, nilai tercatat
aset keuangan yang mengalami penurunan nilai
langsung dikurangi atau apabila suatu jumlah
dibebankan kepada akun penyisihan, jumlah
yang dibebankan kepada akun penyisihan
dihapuskan terhadap nilai tercatat aset
keuangan.
If there is objective evidence that an
impairment loss on financial assets carried at
amortized cost has been incurred, the amount of
the loss is measured as the difference between
the asset's carrying amount and the present
value of estimated future cash flows discounted
at the financial asset's original effective interest
rate. If a loan has a variable interest rate, the
discount rate for measuring any impairment loss
is the current effective interest rate. The
carrying amount of the asset is reduced through
the use of an allowance account. The
impairment loss is recognized in consolidated
statements of comprehensive income.

When the asset becomes uncollectible, the
carrying amount of impaired financial assets is
reduced directly or if an amount was charged to
the allowance account, the amounts charged to
the allowance account are written-off against
the carrying value of the financial asset.





15

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/11 Exhibit E/11

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

e. Aset keuangan (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

e. Financial assets (Continued)

Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)


Impairment of financial assets (Continued)

i. Aset yang dinilai dengan biaya perolehan
diamortisasi (Lanjutan)

i. Assets carried at amortized cost (Continued)

Untuk menentukan apakah terdapat bukti
objektif suatu kerugian penurunan nilai aset
keuangan yang telah terjadi, Perusahaan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti
kemungkinan ketidakmampuan untuk
membayar atau kesulitan keuangan signifikan
debitur dan wanprestasi atau penundaan
signifikan di dalam pembayaran.

Apabila di dalam periode berikutnya, jumlah
kerugian penurunan nilai menurun dan
penurunan tersebut dapat dikaitkan secara
objektif kepada peristiwa yang terjadi setelah
kerugian penurunan nilai diakui, maka
kerugian penurunan nilai yang diakui
sebelumnya dibalikkan nilainya kepada nilai
tercatat aset selama tidak melebihi biaya
diamortisasinya pada saat tanggal
pembalikkan. Jumlah yang dibalikkan nilainya
diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
To determine whether there is objective
evidence that an impairment loss on financial
assets has been incurred, the Company
considers factors such as the probability of
insolvency or significant financial difficulties
of the debtor and default or significant delay
in payments.


If in a subsequent period, the amount of the
impairment loss decreases and the decrease
can be related objectively to an event
occurring after the impairment was
recognized, the previously recognized
impairment loss is reversed to the extent the
carrying amount of the asset does not exceed
its amortized cost at the reversal date. The
amount of reversal is recognized in
consolidated statements of comprehensive
income.


ii. Aset yang dinilai pada biaya perolehan

Apabila terdapat bukti objektif (seperti
memburuknya lingkungan bisnis di mana
entitas penerbit menjalankan bisnisnya,
kemungkinan ketidakmampuan di dalam
membayar atau kesulitan keuangan signifikan
entitas penerbit) di mana kerugian penurunan
nilai aset keuangan dinilai berdasarkan biaya
yang terjadi, jumlah kerugian dihitung sebagai
selisih nilai tercatat dan nilai kini arus kas
yang didiskontokan pada tingkat pengembalian
yang berlaku di pasar untuk aset keuangan
yang serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut
tidak dapat dibalikkan nilainya pada periode
berikutnya.
ii. Assets carried at cost

If there is objective evidence (such as
significant adverse changes in the business
environment where the issuer operates,
probability of insolvency or significant
financial difficulties of the issuer) that an
impairment loss on financial assets carried at
cost has been incurred, the amount of the loss
is measured as the difference between the
asset's carrying amount and the present value
of estimated future cash flows discounted at
the current market rate of return for a similar
financial asset. Such impairment losses are not
reversed in subsequent periods.


iii. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Penurunan yang signifikan atau penurunan
jangka panjang di dalam nilai wajar lebih
rendah dari biaya perolehan, kesulitan
keuangan signifikan entitas penerbit atau
entitas peminjam, dan hilangnya pasar aktif
perdagangan merupakan bukti objektif
investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset
keuangan tersedia untuk dijual yang mungkin
mengalami penurunan nilai. Signifikan akan
dievaluasi terhadap biaya awal investasi dan
jangka panjang terhadap periode di mana
nilai wajar lebih rendah dari biaya awalnya.


iii. Available-for-sale financial assets

Significant or prolonged decline in fair value
below cost, significant financial difficulties of
the issuer or obligor, and the disappearance of
an active trading market are objective
evidence that equity investments classified as
available-for-sale financial assets may be
impaired. Significant is to be evaluated
against the original cost of the investment and
prolonged against the period in which the
fair value has been below its original cost.

16

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/12 Exhibit E/12

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

e. Aset keuangan (Lanjutan)

Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

iii. Aset keuangan tersedia untuk dijual
(Lanjutan)

Di mana terdapat bukti penurunan nilai,
kumulatif kerugian diukur sebagai selisih
antara biaya akuisisi dan nilai wajar kini,
dikurangi semua kerugian penurunan niali
pada investasi yang sebelumnya diakui pada
laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dikeluarkan dari pendapatan
komprehensif lain dan diakui di dalam
laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian. Kerugian penurunan nilai
pada investasi ekuitas tidak dibalikkan
nilainya melalui laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian; kenaikan di
dalam nilai wajar setelah penurunan nilai
diakui langsung di dalam pendapatan
komprehensif lainnya.

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan
sebagai tersedia untuk dijual, penurunan
nilai diuji berdasarkan kriteria yang sama
dengan aset keuangan yang dinilai
berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
Namun demikian, jumlah tercatat bagi
penurunan nilai adalah kerugian kumulatif
yang diukur sebagai selisih antara biaya
perolehan diamortisasi dan nilai wajar kini,
dikurangi segala kerugian penurunan nilai
pada investasi yang sebelumnya diakui di
dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian. Apabila di dalam tahun
berikutnya, nilai wajar instrumen utang
meningkat dan peningkatan tersebut dapat
secara objektif dikaitkan dengan peristiwa
yang terjadi setelah kerugian penurunan
nilai yang diakui di dalam laporan laba rugi,
maka kerugian penurunan nilai tersebut
dibalikkan nilainya di dalam laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian.
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

e. Financial assets (Continued)

Impairment of financial assets (Continued)

iii. Available-for-sale financial assets
(Continued)

Where there is evidence of impairment, the
cumulative loss measured as the difference
between the acquisition cost and the
current fair value, less any impairment loss
on that investment previously recognized in
consolidated statements of comprehensive
income is removed from other
comprehensive income and recognized in
consolidated statements of comprehensive
income. Impairment losses on equity
investments are not reversed through profit
or loss; increases in their fair value after
impairment are recognized directly in other
comprehensive income.



In the case of debt instruments classified as
available-for-sale, impairment is assessed
based on the same criteria as financial
assets carried at amortized cost. However,
the amount recorded for impairment is the
cumulative loss measured as the difference
between the amortized cost and the current
fair value, less any impairment loss on that
investment previously recognized in
consolidated statements of comprehensive
income. If in a subsequent year, the fair
value of a debt instrument increases and the
increases can be objectively related to an
event occurring after the impairment loss
was recognized in consolidated statements
of comprehensive income, the impairment
loss is reversed in consolidated statements
of comprehensive income.


f. Kas dan Setara Kas

Laporan arus kas konsolidasian disusun dan
disajikan dengan menggunakan metode langsung
yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi,
aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi.
Untuk tujuan penyusunan dan penyajian laporan
arus kas konsolidasian, kas dan setara kas meliputi
kas, deposito dengan lembaga keuangan dan
cerukan bank. Cerukan bank disajikan sebagai
hutang dan pinjaman yang diklasifikasikan sebagai
liabilitas lancar di dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian.
f. Cash and Cash Equivalents

The consolidated statements of cash flows are
prepared using direct method classified into
operating activities, financing activities, and
investing activities. For the purpose of
preparation and presentation consolidated
statements of cash flows, cash and cash
equivalents includes cash in hand, deposits held
at call with banks and bank overdrafts. Bank
overdrafts are shown within borrowings in
current liabilities on the consolidated
statements of financial position.

17

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/13 Exhibit E/13

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

g. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah
antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih.
Biaya perolehan ditentukan dengan basis masuk-
pertama, keluar pertama (a first-in, first-out
basis). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga
jual di dalam kegiatan usaha biasa dikurangi
beban-beban penjualan variabel yang diterapkan.
g. Inventories

Inventories are stated at the lower of cost and
net realizable value. Cost is determined on a
first-in, first-out basis. Net realizable value is
the estimated selling price in the ordinary course
of business, less applicable variable selling
expenses.


h. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama
manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus.
h. Prepaid Expenses

Prepaid expenses are amortized over their
beneficial periods using the straight-line method.


i. Aset Tetap i. Property, Plant and Equipment
Pada pengakuan awal, aset tetap dinilai sebesar
biaya perolehan. Biaya perolehan aset meliputi
harga pembelian dan semua biaya yang dapat
diatribusikan langsung untuk membawa aset
tersebut ke suatu kondisi kerja dan kondisi lokasi
bagi tujuan penggunaannya.
Property, plant and equipment are initially
carried at cost. The cost of an asset comprises its
purchase price and any directly attributable costs
of bringing the asset to the working condition and
location for its intended use.

Perusahaan dan entitas anaknyanya menerapkan
model biaya di dalam pengakuan selanjutnya bagi
aset tetap. Aset tetap selain tanah, diakui pada
biaya dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi kerugian penurunan nilai, jika ada.

The Company and its subsidiary has applied the
cost model in subsequent recognition for its
property, plant and equipment. Property, plant
and equipment, other than land, are recognized
at cost less accumulated depreciation and
accumulated impairment losses, if any.

Tanah diakui pada biaya perolehan dan tidak
disusutkan.

Penyusutan pada aset tetap lainnya dihitung
dengan metode garis lurus untuk menghapus biaya
aset tetap terhadap masa manfaat yang
diharapkannya. Estimasi masa manfaatnya adalah
sebagai berikut :
Land is recognized at cost and is not depreciated.


Depreciation on other property, plant and
equipment is calculated on a straight-line basis
to write off the cost of property, plant and
equipment over their expected useful lives. The
estimated useful lives are as follows:



Tahun/
Years
Bangunan
8 - 20 Buildings
Instalasi listrik
5 Electrical installations
M e s i n
5 - 15 Machineries
Peralatan pabrik
4 - 15 Factory equipment
Peralatan pembangkit listrik
8 - 15 Electrical equipment
Peralatan laboratorium
4 - 5 Laboratory equipment
Peralatan kantor
4 Office equipment
Kendaraan bermotor
4 Motor vehicles





18

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/14 Exhibit E/14

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

i. Aset Tetap (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

i. Property, Plant and Equipment (Continued)

Beban penyusutan diperhitungkan di dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
selama tahun buku di mana beban tersebut
terjadi.

Biaya perbaikan dan perawatan diperhitungkan ke
dalam laporan laba rugi selama tahun di mana
perbaikan dan perawatan terjadi. Biaya renovasi
dan restorasi utama digabungkan ke dalam nilai
tercatat aset jika biaya tersebut memiliki
kemungkinan untuk memberikan manfaat di masa
depan yang jumlahnya melebihi standar kinerja
pada penilaian awal aset yang ada yang akan
mengalir ke dalam Perusahaan dan entitas
anaknyanya dan disusutkan sebesar sisa umur
manfaat aset tersebut.
Depreciation expenses are taken to consolidated
statements of comprehensive income during the
financial year in which they are incurred.


Repair and maintenance expenses are taken to
profit or loss during the financial year in which
they are incurred. The cost of major renovations
and restorations is included in the carrying
amount of the asset when it is probable that
future economic benefits in excess of the
originally assessed standard of performance of
the existing asset will flow to the Company and
its subsidiary, and depreciated over the
remaining useful life of the asset.

Nilai sisa, masa manfaat, dan metode depresiasi,
diriview pada tiap akhir periode pelaporan, dan
disesuaikan secara prospektif, sesuai dengan
keadaan.

Ketika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai
tercatat aset dinilai dan segera dicatat
berdasarkan jumlah terpulihkan.

The residual value, useful life and depreciation
method are reviewed at the end of each
reporting period, and adjusted prospectively, if
appropriate.

Where an indication of impairment exists, the
carrying amount of the asset is assessed and
written down immediately to its recoverable
amount.

Keuntungan atau kerugian pelepasan aset tetap
ditentukan dengan membandingkan penerimaan
dengan nilai tercatat dan dicatat ke dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dari
operasi.
Gains or losses on disposal are determined by
comparing proceeds with the carrying amount
and are included in consolidated statements of
comprehensive income from operations.


j. Penurunan nilai aset nonkeuangan (selain
persediaan dan aset pajak tangguhan)

Perusahaan menilai pada tiap tanggal pelaporan
apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada
aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai,
atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset
secara tahunan disyaratkan, Perusahaan
membuat estimasi nilai terpulihkan aset.

j. Impairment of non-financial assets (excluding
inventories and deferred tax assets)

The Company assesses at each reporting date
whether there is any indication that an asset may
be impaired. If any such indication exists, or
when annual impairment assessment for an asset
is required, the Company makes an estimate of
the asset's recoverable amount.
































19

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/15 Exhibit E/15

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

j. Penurunan nilai aset nonkeuangan (selain
persediaan dan aset pajak tangguhan)
(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

j. Impairment of non-financial assets (excluding
inventories and deferred tax assets)
(Continued)

Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi
dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual aset atau Unit Penghasil Kas dan nilai
pakainya dan ditentukan sebagai suatu aset
individual, kecuali aset tersebut tidak
menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset lain. Di dalam menilai nilai
pakai, estimasi arus kas yang diharapkan
diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai
kininya dengan menggunakan suku bunga diskon
sebelum pajak yang mencerminkan penilaian
pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko
spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkan
model penilaian yang tepat.

An asset's recoverable amount is the higher of an
asset's or Cash-Generating Unit's fair value less
costs to sell and its value in use and is
determined for an individual asset, unless the
asset does not generate cash inflows that are
largely independent of those from other assets.
In assessing value in use, the estimated future
cash flows expected to be generated by the asset
are discounted to their present value using a pre-
tax discount rate that reflects current market
assessments of the time value of money and the
risks specific to the asset. In assessing fair value
less costs to sell, an appropriate valuation model
is used.



Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai
terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat
sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan
nilai diakui di dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian kecuali aset yang
relevan dinilai pada jumlah yang direvaluasi,
yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai
diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

Where the carrying amount of an asset exceeds
its recoverable amount, the asset is written down
to its recoverable amount. Impairment losses are
recognized in consolidated statements of
comprehensive income unless the relevant asset
is carried at a revalued amount, in which case
the impairment loss is treated as a revaluation
decrease.



Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal
pelaporan sebagaimana apabila terdapat segala
indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang
diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau
mengalami penurunan. Suatu kerugian penurunan
nilai yang diakui sebelumnya, dibalikkan nilainya
jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan
untuk menentukan nilai terpulihkan aset sejak
pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai.
Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset
meningkat pada jumlah terpulihkannya. Kenaikan
tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat yang
telah ditentukan, penyusutan bersih, tidak ada
kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya.
Pembalikkan nilai tersebut diakui di dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
kecuali aset tersebut diukur pada jumlah
revaluasian, yang dalam hal ini diperlakukan
sebagai kenaikan revaluasi.

An assessment is made at each reporting date as
to whether there is any indication that previously
recognized impairment losses may no longer exist
or may have decreased. A previously recognized
impairment loss is reversed only if there has been
a change in the estimates used to determine the
asset's recoverable amount since the last
impairment loss was recognized. If that is the
case, the carrying amount of the asset is
increased to its recoverable amount. That
increase cannot exceed the carrying amount that
would have been determined, net of
depreciation, had no impairment loss been
recognized previously. Such reversal is recognized
in consolidated statements of comprehensive
income unless the asset is measured at revalued
amount, in which case the reversal is treated as a
revaluation increase.




k. Liabilitas keuangan

Pengakuan dan pengukuran awal

Liabilitas keuangan diakui di dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika,
Perusahaan menjadi bagian ketentuan
kontraktual instrument keuangan. Perusahaan
dan entitas anaknyanya menentukan klasifikasi
liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.


k. Financial liabilities

Initial recognition and measurement

Financial liabilities are recognized in the
consolidated statement of financial position
when, and only when, the Company becomes a
party to the contractual provisions of the
financial instrument. The Company and its
subsidiary determines the classification of its
financial liabilities at initial recognition.
20

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/16 Exhibit E/16

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

k. Liabilitas keuangan (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

k. Financial liabilities (Continued)



Pengukuran dan pengukuran awal (Lanjutan)

Initial recognition and measurement (Continued)



Semua liabilitas keuangan diakui pada nilai wajar
pada saat pengakuan awal, dan dalam hal liabilitas
keuangan lainnya, ditambahkan dengan biaya
transaksi yang dpat diatribusikan langsung. Liabilitas
keuangan Perusahaan dan entitas anaknyanya terdiri
dari hutang usaha dan hutang lainnya, hutang sewa
pembiayaan dan utang dan pinjaman, yang
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya.
Perusahaan dan entitas anaknyanya tidak memiliki
liabilitas keuangan pada nilai wajar yang diukur
melalui laporan laba rugi.

All financial liabilities are recognized initially at
fair value and, in the case of other financial
liabilities, plus directly attributable transaction
costs. The Company and its subsidiarys financial
liabilities comprise trade and other payables,
finance lease payables and loans and borrowings,
which are classified as other financial liabilities.
The Company does not have any financial liabilities
at fair value through profit and loss.




Pengukuran selanjutnya

Liabilitas keuangan lainnya yang selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan
metode suku bunga efektif. Keuntungan dan
kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas
dihentikan pengakuannya, dan melalui proses
amortisasi.

Subsequent measurement

Other financial liabilities are subsequently
measured at amortized cost, using the effective
interest rate method. Gains and losses are
recognized in consolidated statements of
comprehensive income when the liabilities are
derecognized, and through the amortization
process.



Liabilitas keuangan disajikan sebagai liabilitas lancar
kecuali Perusahaan dan entitas anaknyanya memiliki
hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan
setelah periode pelaporan.

Financial liabilities are presented as current
liabilities unless the Company and its subsidiary has
an unconditional right to defer settlement for at
least 12 months after the end of the reporting
period.



Suatu liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya
ketika kewajiban yang ditetapkan di dalam kontrak
dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika
liabilitas keuangan saat ini ditukar dengan liabilitas
keuangan lain dari peminjam yang sama dengan
persyaratan yang berbeda secara substansial, atau
persyaratan liabilitas yang ada dimodifikasi secara
substansial, maka pertukaran maupun modifikasi
tersebut diperlakukan sebagai penghentian
pengakuan liabiltias awal dan pengakuan liabilitas
baru dan selisih masing-masing jumlah diakui di
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

A financial liability is derecognized when the
obligation under the liability is discharged or
cancelled or expires. When an existing financial
liability is replaced by another from the same
lender on substantially different terms, or the
terms of an existing liability are substantially
modified, such an exchange or modification is
treated as a derecognition of the original liability
and the recognition of a new liability, and the
difference in the respective carrying amounts is
recognized in consolidated statements of
comprehensive income.



l. Sewa Pembiayaan

Sewa pembiayaan - ketika Perusahaan adalah
lessee

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan
apabila persyaratan sewa mengalihkan secara
substansial manfaat dan risiko kepemilikan kepada
lessee.

Aset yang disewakan dan liabilitas sewa (jumlah
neto beban keuangan) menurut sewa pembiayaan
diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian
masing-masing sebagai aset tetap dan utang sewa
pembiayaan, pada saat dimulainya sewa
berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai
wajar aset sewa dan nilai kini pembayaran sewa
minimum. Setiap pembayaran sewa dipisahkan
antara beban keuangan dan pengurangan saldo
liabilitas sewa.

l. Finance Leases

Finance leases - when the Company is a lessee


Leases are classified as finance leases whenever the
terms of the lease transfer substantially all the risks
and rewards of ownership to the lessee.


The leased assets and the corresponding lease
liabilities (net of finance charges) under finance
leases are recognized on the consolidated
statements of financial position as plant and
equipment and finance lease payables respectively,
at the inception of the leases based on the lower of
fair value of the leased assets and the present value
of the minimum lease payments. Each lease
payment is apportioned between the finance
expense and the reduction of the outstanding lease
liability.
21
22

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/17 Exhibit E/17

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

l. Sewa Pembiayaan (Lanjutan)

Sewa pembiayaan - ketika Perusahaan adalah
lessee (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

l. Finance Leases (Continued)

Finance leases - when the Company is a lessee
(Continued)

Biaya keuangan diakui di dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian menurut dasar yang
mencerminkan tingkat suku bunga periodik yang
konstan pada liabilitas sewa pembiayaan.

The finance cost is recognized in consolidated
statements of comprehensive income on a basis that
reflects a constant periodic rate of interest on the
finance lease liability.

Sewa operasi ketika Perusahaan adalah lessee

Sewa di mana lessor secara substansial menerima
semua manfaat dan risiko kepemilikan aset sewa,
diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran
sewa operasi diakui sebagai beban di dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian berdasarkan
garis lurus selama masa sewa.
Operating leases - when the Company is a lessee

Leases where the lessor effectively retains
substantially all the risks and benefits of ownership
of the leased assets are classified as operating
leases. Operating lease payments are recognised as
expense in consolidated statements of
comprehensive income on a straight-line method
over the lease term.

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang
kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor
diakui pada saat barang dikapalkan (F.O.B. Shipping
Point) dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.
m. Revenue and Expenses Recognition

Local sales are recognized when the goods are
delivered to the customers, while export sales are
recognized when the goods are shipped (F.O.B
Shipping Point) and title has passed to the
customer.

Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang
bersangkutan (accrual basis).
Expenses are recognized when incurred (accrual
basis).

n. Imbalan Pasca-Kerja

Program imbalan pasti

Sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan yang
berlaku di Indonesia, Perusahaan dan entitas
anaknyanya yang beroperasi di Indonesia
menyelenggarakan program imbalan pasti manfaat
pasca kerja kepada para karyawannya.

Provisi bagi manfaat pasca-kerja ditentukan dengan
menggunakan metode projected unit credit.
Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang
belum terealisasi yang melebihi 10% nilai kini
kewajiban manfaat pasti, diakui berdasarkan metode
garis lurus terhadap rata-rata sisa usia kerja yang
diharapkan dari karyawan peserta program. Biaya
jasa lalu diakui segera pada saat manfaat menjadi
vested, dan bila selain itu diamortiasi berdasarkan
metode garis lurus terhadap periode rata-rata
sampai manfaat menjadi vested.


Kewajiban manfaat pensiun diakui di dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian yang mencerminkan
nilai kini kewajiban imbalan pasti, yang disesuaikan
bagi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum
terealisasi dan biaya jasa lalu yang belum direalisasi.
n. Post-Employment Benefits

Defined benefit plans

In accordance with the relevant Labor Law
prevailing in Indonesia, The Company and its
subsidiary operating in Indonesia provide defined
benefit post-employment benefits to their
employees.

Provision for post-employment benefits is
determined using the projected unit credit method.
The accumulated unrecognized actuarial gains and
losses that exceed 10% of the present value of the
defined benefit obligations is recognized on the
straight-line method over the expected average
remaining working lives of the participating
employees. Past service cost is recognized
immediately to the extent that the benefits are
already vested, and otherwise is amortized on the
straight-line method over the average period until
the benefits become vested.

The pension benefit obligations recognized in the
consolidated statement of financial position
represent the present value of the defined benefit
obligation, as adjusted for unrecognized actuarial
gains and losses and unrecognized past service costs.
23

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/18 Exhibit E/18

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

n. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan)


2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

n. Post-Employment Benefits (Continued)

Manfaat jangka pendek karyawan

Imbalan karyawan berupa cuti tahunan diakui pada
saat Perusahaan dan entitas anaknya mengakru
kepada karyawan. Suatu provisi dicadangkan bagi
liabilitas diestimasi bagi cuti sebagai hasil dari jasa
yang diberikan oleh karyawan sampai tanggal laporan
posisi keuangan konsolidasian.
Short-term employee benefits

Employee entitlements to annual leave are
recognized when the Company and its subsidiary
accrue to employees. A provision is made for the
estimated liability for leave as a result of services
rendered by employees up to the consolidated
statements of financial position date.

Ketidakhadiran yang dikompensasi secara non
akumulatif seperti cuti sakit dan cuti melahirkan
tidak diakui sampai waktu cuti.
Non-accumulating compensated absences such as sick
leave and maternity leave are not recognized until
the time of leave.

o. Pajak Penghasilan

Pajak kini

Aset dan/ atau liabilitas pajak kini terdiri dari
kewajiban kepada, atau klaim dari Kantor Pelayanan
Pajak terkait dengan periode kini dan periode
sebelumnya pelaporan, yang belum dibayar pada
tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Pendapatan aset dan/ atau liabilitas pajak dihitung
sesuai dengan tarif pajak dan ketentuan perpajakan
yang berlaku pada periode fiskal yang terkait,
berdasarkan laba kena pajak periode berjalan.
Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini
diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
o. Income Tax

Current tax

Current income tax assets and/or liabilities comprise
those obligations to, or claims from, Tax Authorities
relating to the current or prior reporting period,
that are unpaid at the consolidated statements of
financial position date. They are calculated
according to the tax rates and tax laws applicable to
the fiscal periods to which they relate, based on the
taxable profit for the period. All changes to current
tax assets or liabilities are recognized as a
component of income tax expense in the
consolidated statements of comprehensive income.

Pajak tangguhan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi
perbedaan temporer antara basis komersial dan
basis fiskal aset dan liabilitas pada setiap tanggal
pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang
memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak
di masa depan terhadap perbedaan temporer yang
dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas
pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan kena
pajak temporer. Manfaat pajak di masa depan,
seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan juga
diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak
tersebut dapat direalisasi.

Deferred tax

Deferred tax assets and liabilities are recognized for
temporary differences between the financial and the
tax bases of assets and liabilities at each reporting
date. Deferred tax assets are recognized for all
deductible temporary differences to the extent that
it is probable that future taxable profit will be
available against which the deductible temporary
difference can be utilized. Deferred tax liabilities
are recognized for all taxable temporary
differences. Future tax benefits, such as the carry-
forward of unused tax losses, are also recognized to
the extent that realization of such benefits is
probable.

Aset dan liabilitas aset pajak tangguhan diukur
dengan tarif pajak yang diharapkan berlaku pada
tahun ketika aset direalisasi atau liabilitas
diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan
perpajakan) yang telah berlaku atau secara
substansial berlaku pada tanggal laporan posisi
keuangan konsolidasian akhir.


Deferred tax assets and liabilities are measured at
the tax rates that are expected to apply to the year
when the asset is realized or the liability is settled,
based on tax rates (and tax laws) that have been
enacted or substantially enacted at the end
consolidated statements of financial position date.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada
setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian
dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak
memadai untuk mengkompensasi sebagian atau
semua aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan
yang belum diakui, diukur kembali pada tiap tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasian dan diakui
apabila terdapat kemungkinan pendapatan kena
pajak di masa depan memulihkan aset pajak
tangguhan.


The carrying amount of deferred tax assets is
reviewed at each consolidated statements of
financial position date and reduced to the extent
that it is no longer probable that sufficient taxable
profit will be available to allow all or part of the
deferred tax asset to be utilized. Unrecognized
deferred tax assets are reassessed at each
consolidated statements of financial position date
and are recognized to the extent that it has become
probable that future taxable income will allow the
deferred tax asset to be recovered.
24

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/19 Exhibit E/19

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)

o. Pajak Penghasilan (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

o. Income Tax (Continued)

Hal perpajakan lainnya

Penyesuaian atas liabilitas pajak dicatat pada saat
hasil Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada
saat keberatan yang diajukan Perusahaan dan
entitas anaknyanya ditetapkan.

Other taxation matters

Amendments to tax obligations are recorded
when an Tax Assessment Letter is received
and/or, if objected to and/or appealed against by
the Company and its subsidiary, when the result
of the objection and/or appeal is determined.



p. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi
laba bersih residual dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar pada tahun yang
bersangkutan.
p. Earnings per Share

Basic earning per share is computed by dividing
net income by the weighted-average number of
shares outstanding during the year.

q. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan
akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan konsolidasian. Bentuk
primer pelaporan segmen adalah segmen usaha
sedangkan segmen sekunder adalah segmen
geografis.
q. Segment Information

Segment information is prepared using the
accounting policies which are adopted for
preparing and presenting the consolidated
financial statements. The primary reporting
segment is based on business segments, while
secondary segment is based on geographical
segments.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang
dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau
jasa (baik produk atau jasa individual maupun
kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen
itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda
dengan risiko dan imbalan segmen lain.
A business segment is a distinguishable
component of an enterprise that which is
engaged in providing an individual product or
service or a Company of related products or
services that are subject to risks and returns that
are different from those of other business
segments.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan
yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk
atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi
tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan
imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan
pada komponen yang beroperasi pada lingkungan
(wilayah) ekonomi lain.
A geographical segment is a distinguishable
component of an enterprise that which is
engaged in providing products or services within a
particular economic environment and that is
subject to risks and returns that are different
from those of components operating in other
economic environments.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam
satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap
segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan
beban yang terkait dengan aset tersebut juga
dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
Assets and liabilities that relate jointly to two or
more segments are allocated to their respective
segments if, and only if, their related revenues
and expense also are allocated to those segments
and the relative autonomy of that segments.

r. Estimasi nilai wajar aset keuangan dan liabilitas
keuangan

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu
yang mensyaratkan klasifikasi aset keuangan dan
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang
mencerminkan signifikansi input yang digunakan
di dalam melakukan pengukuran nilai wajar (lihat
catatan 3). Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan
sebagai berikut:
r. Fair value estimation of financial assets and
liabilities

PSAK No. 60 requires certain disclosures which
require the classification of financial assets and
financial liabilities measured at fair value using a
fair value hierarchy that reflects the significance
of the inputs used in making the fair value
measurement. The fair value hierarchy has the
following levels:
25

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/20 Exhibit E/20

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

r. Estimasi nilai wajar aset keuangan dan liabilitas
keuangan (Lanjutan)

a. Kuotasi pasar (belum disesuaikan) di dalam
pasar aktif bagi aset maupun liabilitas yang
identikal (Tingkat 1);
b. Input selain kuotasi pasar yang termasuk di
dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi bagi
aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya,
harga) maupun tidak langsung (misalnya,
derivatif harga) (Tingkat 2); dan
c. Input bagi aset dan liabilitas yang bukan
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi
(input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat
3).

Tingkatan di dalam hirarki nilai wajar di mana aset
keuangan maupun liabilitas keuangan dikatagorisasi,
ditetapkan pada basis tingkatan paling rendah input
yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan
diklasifikasikan di dalam keseluruhan hanya ke
dalam salah satu dari ketiga tingkatan tersebut.
r. Fair value estimation of financial assets and
liabilities (Continued)

a. quoted prices (unadjusted) in active markets for
identical assets or liabilities (Level 1);
b. inputs other than quoted prices included within
Level 1 that are observable for the asset or
liability, either directly (i.e. as prices) or
indirectly (i.e. derived from prices) (Level 2);
and
c. inputs for the asset or liability that are not
based on observable market data (unobservable
inputs) (Level 3).


The level in the fair value hierarchy within which
the financial asset or financial liability is
categorised is determined on the basis of the lowest
level input that is significant to the fair value
measurement. Financial assets and financial
liabilities are classified in their entirety into only
one of the three levels.

s. Provisi s. Provisions

Provisi diakui ketika Perusahaan dan entitas
anaknyanya memiliki liabilitas legal maupun
konstruktif sebagai hasil peristiwa lalu, yaitu
kemungkinan besar arus keluar sumber daya ekonomi
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dan suatu
estimasi terhadap jumlah dapat dilakukan.

Provisi diriview pada akhir tiap periode pelaporan
dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi
terbaik. Apabila tidak ada lagi kemungkinan arus
keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk
menyelesaikan liabilitas, maka provisi tersebut
dicadangkan.

Apabila dampak nilai waktu uang adalah material,
maka provisi didiskontokan dengan menggunakan
tarif sebelum pajak, jika lebih tepat, untuk
mencerminkan risiko spesifik liabilitas. Ketika
pendiskontoan digunakan, kenaikan provisi terkait
dengan berlalunya waktu diakui sebagai beban
keuangan.
Provisions are recognized when the Company and its
subsidiary has a legal or constructive obligation as a
result of past events, it is more likely than not that
an outflow of resources will be required to settle
the obligation and a reliable estimate of the amount
can be made.

Provisions are reviewed at the end of each reporting
period and adjusted to reflect the current best
estimate. If it is no longer probable that an outflow
of economic resources will be required to settle the
obligation, the provision is reversed.


If the effect of the time value of money is material,
provisions are discounted using a current pre tax
rate that reflects, where appropriate, the risk
specific to the liability. When discounting is used,
the increase in the provision due to the passage of
time is recognized as a finance cost.

t. Kontinjensi t. Contingencies

Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan
keuangan konsolidasian. Liabilitas kontinjensi
diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan
konsolidasian kecuali kemungkinan arus keluar
sumber daya ekonomi adalah kecil.

Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan
keuangan konsolidasian, namun diungkapkan di
dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian
jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk
manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas.
Contingent liabilities are not recognized in the
consolidated financial statements. They are
disclosed in the notes to consolidated financial
statements unless the possibility of an outflow of
resources embodying economic benefits is remote.

Contingent assets are not recognized in the
consolidated financial statements but are disclosed
in the notes to the consolidated financial
statements when an inflow of economic benefits is
probable.

26

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/21 Exhibit E/21

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

u. Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan
u. Non-Current Assets Held For Sale and Discontinued
Operation

Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)
diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual
ketika nilai tercatatnya akan dipulihkan terutama
melalui transaksi penjualan daripada melalui
pemakaian berlanjut dan penjualannya sangat
mungkin terjadi. Aset ini dicatat pada nilai yang lebih
rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah
dikurangi biaya untuk untuk menjual, kecuali untuk
aset-aset seperti aset pajak tangguhan, aset yang
terkait dengan imbalan kerja, aset keuangan dan
properti investasi yang dicatat pada nilai wajar, yang
secara khusus dikecualikan dari persyaratan ini.
Non-current assets (or disposal group) are classified as
assets for sale when their carrying amount is to be
recovered principally through a sale transaction
rather than through continuing use and a sale is
considered highly probable. They are stated at the
lower of carrying amount and fair value less cost to
sell, except for assets such as deferred tax assets,
assets arising from employee benefits, financial assets
and investment property thar are carried at fair
value, which are specifically exempt from this
requirement.


Kerugian penurunan nilai awal atau selanjutnya diakui
atas penurunan nilai aset (atau kelompok lepasan) ke
nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual
aset. Keuntungan diakui atas peningkatan nilai wajar
biaya untuk menjual aset (atau kelompok lepasan),
tetapi tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan
nilai yang telah diakui sebelumnya. Keuntungan atau
kerugian yang sebelumnya tidak diakui pada tanggal
penjualan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)
diakui pada tanggal penghentian pengakuan.
An impairment loss is recognised for any initial or
subsequent write-down of the assets (or disposal
group) to fair value less costs to sell. A gain is
recognised for any subsequent increases in fair value
less costs to sell for any asset (or disposal group), but
not in excces of any cumulative impairment loss
previously recognised. A gain or loss not previously
recognised by the date of the sale of the non-current
asset (or disposal group) is recognised at the date of
derecognition.

Aset tidak lancar (termasuk yang merupakan bagian
dari lepasan) tidak boleh disusutkan atau diamortisasi
selama diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual.
Bunga dan beban lainnya yang dapat diatribusikan
pada liabilitas dari kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual tetap
diakui.
Non-current assets (including those that are part of a
disposal group) are not depreciated or amortised
while they are classified as held for sale. Interest and
other expenses attributable to the liabilities of a
disposal group classified as held for sale continue to
be recognised.


Aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual dan aset dalam kelompok lepasan yang
dimiliki untuk dijual disajikan secara terpisah dari aset
lainnya dalam laporan posisi keuangan. Liabilitas
dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual disajikan secara terpisah dari
liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan.
Non-current assets classified as held for sale and the
assets of a disposal group classified as held for sale
are presented separately from the other assets in the
consolidated statements of financial position. The
liabilities of a disposal group classified as held for
sale are presented separately from other liabilities in
the consolidated statements of financial position.

Operasi yang dihentikan adalah komponen entitas
yang telah dilepaskan atau diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual dan mewakili lini usaha atau area
geografis operasi utama yang terpisah, merupakan
bagian dari suatu rencana tunggal terkoordinasi untuk
melepaskan lini usaha atau area operasi, atau
merupakan suatu entitas anaknya yang diperoleh
secara khusus dengan tujuan dijual kembali. Hasil dari
operasi yang dihentikan disajikan secara terpisah
dalam laporan laba rugi komprehensif.
A discontinued operation is a component of the entity
that has been disposed of or is classified as held for
sale and that represents a separate major line of
business or geographical area of operations, is part of
a single co-ordinated plan to dispose of such a line of
business or are of operations, or is a subsidary
acquired exclusively with a view to resale. The results
of discontinued operations are presented separately in
the statements of comprehensive income.

27

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/22 Exhibit E/22

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
(Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
(Continued)

v. Peristiwa setelah periode pelaporan v. Events after the reporting period

Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan
bukti kondisi yang terjadi pada akhir tahun
pelaporan (peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di
dalam laporan keuangan konsolidasian.

Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan
merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di
dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian
bila material.
Events after the reporting period that provide
evidence of conditions that existed at the end of the
reporting year (adjusting events) are reflected in
the consolidated financial statements.

Events after the reporting period that are not
adjusting events are disclosed in the notes to
consolidated financial statements when material.

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI
SIGNIFIKAN
3. JUDGEMENTS, SIGNIFICANT ACCOUNTING ESTIMATES
AND ASSUMPTIONS

Penyajian laporan keuangan konsolidasian Perusahaan
dan entitas anaknyanya, mengharuskan manajemen
membuat pertimbangan, estimasi, dan asumsi yang
mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset, dan
liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan liabilitas
kontinjensi pada tanggal pelaporan. Namun demikian,
ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi dapat
membutuhkan penyesuaian terhadap nilai tercatat aset
dan liabilitas yang terpengaruh di masa depan.
The preparation of the Company and its subsidiary
consolidated financial statements requires management
to make judgments, estimates and assumptions that
affect the reported amounts of revenues, expenses,
assets and liabilities, and the disclosure of contingent
liabilities at the end of the reporting period. However,
the uncertainty regarding the assumptions and
estimates could result in output that requires an
adjustment to the carrying amounts of assets and
liabilities affected in the future.

A. Pertimbangan di dalam penerapan kebijakan
akuntansi
A. Judgements in applying accounting policies

Di dalam proses penerapan kebijakan akuntansi,
manajemen telah membuat pertimbangan, terpisah
dari masalah estimasi, yang memiliki dampak
signifikan terhadap jumlah yang diakui di dalam
laporan keuangan konsolidasian :
In the process of applying accounting policies,
management has made judgement, apart from
estimation problem, which have the most
significant impact on the amounts recognized in the
consolidated financial statements:

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam
menentukan provisi bagi pajak penghasilan. Ada
beberapa transaksi dan perhitungan di mana
penentuan pajak final adalah tidak pasti selama
kegiatan usaha normal. Perusahaan dan entitas
anaknyanya mengakui liabilitas atas perkiraan
masalah pajak berdasarkan estimasi apakah pajak
tersebut akan jatuh tempo.
Income Taxes

Significant considerations made in determining the
provision for income taxes. There are some
transactions and computation where the final tax
determination is uncertain during the ordinary
course of business. The Company and its subsidiary
recognize liabilities for expected tax issues based
on estimates of whether additional taxes will be
due.

Jika hasil pajak final berbeda dari jumlah yang
sebelumnya diakui, maka selisih tersebut akan
berdampak pada pajak penghasilan kini dan provisi
pajak tangguhan di dalam periode pencatatannya.
Jumlah tercatat bersih liabilitas pajak kini dan aset
pajak tangguhan Perusahaan dan entitas
anaknyanya pada akhir tahun pelaporan adalah
Rp 8.757.728 dan Rp 17.158.154 untuk tahun yang
berakhir masing-masing pada tanggal-tanggal
31 Desember 2013 dan 2012.
At the time of the final tax outcome is different
from the amounts previously recognized, then the
difference will impact the current income tax and
deferred tax provisions in the period in which such
of its determination is made. The net amount of
current tax liabilities and the deferred tax assets
of the Company and its subsidiary at the end of the
reporting years are Rp 8,757,728 and Rp 17,158,154
for the years ended 31 December 2013 and 2012,
respectively.








28

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/23 Exhibit E/23

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI
SIGNIFIKAN (Lanjutan)
3. JUDGEMENTS, SIGNIFICANT ACCOUNTING ESTIMATES
AND ASSUMPTIONS (Continued)

B. Sumber utama ketidakpastian estimasi B. The key sources of estimation uncertainty

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber
ketidakpastian utama lainnya atas estimasi pada
akhir tahun pelaporan, yang memiliki risiko
signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian
material terhadap nilai tercatat aset dan
liabilitas pada tahun buku mendatang, dibahas di
bawah ini.
The key assumptions concerning the future and
other key sources of estimation uncertainty at the
end of reporting year, that have a significant risk
of causing a material adjustment to the carrying
amounts of assets and liabilities in the next
financial year, are discussed below.

i. Manfaat ekonomis aset tetap i. Useful lives of property, plant and equipment

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan
metode garis lurus selama estimasi umur
ekonomis aset. Manajemen mengestimasikan
umur ekonomis aset tetap antara 4 sampai
20 tahun. Ini merupakan ekspektasi umur yang
biasa diterapkan di industri. Perubahan di tingkat
yang diharapkan dari pemanfaatan perkembangan
teknologi dapat berdampak pada umur ekonomis
aset dan nilai residual aset tersebut, oleh karena
itu, penyusutan dapat diperbaharui di masa
depan. Nilai tercatat aset tetap Perusahaan dan
entitas anaknyanya pada akhir periode pelaporan
disajikan di Catatan 10 laporan keuangan
konsolidasian.
The cost of property, plant and equipment is
depreciated on straight-line basis over the assets
estimated useful lives. Management estimates the
useful lives of these property, plant and
equipment to be between 4 to 20 years. It is the
expectation of life which is usually applied in the
industry. Changes in the expected level of usage
and technological developments could impact the
economic lives and the residual values of these
assets, therefore, future depreciation charges
could be revised. The carrying amount of the
Company and its subsidiarys property, plant and
equipment at the end of the reporting period is
disclosed in Note 10 to the consolidated financial
statements.

ii. Penyisihan keusangan persediaan ii. Provision for inventory obsolescence

Perusahaan dan entitas anaknyanya melakukan
penyisihan bagi persediaan pada saat nilai
realisasi bersih persediaan menjadi lebih rendah
dibandingkan dengan biaya perolehan, yang
disebabkan kerusakan, penurunan fisik, usang,
perubahan tingkat harga atau sebab-sebab
lainnya.
The Company and its subsidiary provide allowance
for inventories whenever the net realizable value
of the inventories becomes lower than cost due to
damage, physical deterioration, obsolescence,
changes in price levels or other causes.


Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat
penyisihan keusangan persediaan yang harus
diakui pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Management believes that there is no allowance
for obsolescence of inventories should be
recognized on 31 December 2013 and 2012.

iii. Penurunan aset tetap iii. Impairment of property, plant and equipment

Entitas anaknya memperoleh penilaian yang
dilakukan oleh penilai independen untuk
menentukan kemungkinan adanya penurunan nilai
wajar aset tetap. Penilaian ini didasarkan pada
asumsi yang meliputi biaya pengganti baru, nilai
pasar dan nilai likuidasi.
The subsidiary obtain valuations performed by
independent valuers in order to determine
whether there is an impairment in value of
property, plant and equipment. These valuations
are based upon assumptions including new
replacement cost, market value and liquidation
value.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat
penurunan aset tetap yang harus diakui pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Management believes that there is no impairment
of property, plant and equipment should be
recognized on 31 December 2013 and 2012.

Nilai tercatat aset tetap Perusahaan dan entitas
anaknyanyanya pada akhir periode pelaporan
disajikan di Catatan 10 laporan keuangan.
The carrying amount of the Company and its
subsidiarys property, plant and equipment at the
end of the reporting period is disclosed in Note 10
to the financial statements.

29

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/24 Exhibit E/24

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI
SIGNIFIKAN (Lanjutan)
3. JUDGEMENTS, SIGNIFICANT ACCOUNTING ESTIMATES
AND ASSUMPTIONS (Continued)

B. Sumber utama ketidakpastian estimasi (Lanjutan) B. The key sources of estimation uncertainty
(Continued)

iv. Nilai wajar instrumen keuangan iv. Fair value of financial instruments

Perusahaan dan entitas anaknyanya menentukan
nilai wajar instrumen keuangan yang tidak
memiliki kuotasi pasar dengan menggunakan
teknik penilaian. Teknik tersebut dipengaruhi
secara signifikan oleh asumsi yang digunakan,
termasuk tingkat suku bunga diskonto dan
estimasi arus kas di masa depan. Dalam hal
tersebut, estimasi nilai wajar yang diturunkan
tidak selalu dapat disubstansikan oleh
perbandingan dengan pasar independen dan,
dalam banyak kasus, tidak dapat segera
direalisasikan.

Informasi selanjutnya dalam hubungan dengan
nilai wajar instrumen keuangan tersebut
diungkapkan di dalam Catatan 10 mengenai aset
tetap.
The Company and its subsidiary determine the fair
value of financial instruments that are not quoted,
using valuation techniques. Those techniques are
significantly affected by the assumptions used,
including discount rates and estimates of future
cash flows. In that regard, the derived fair value
estimates cannot always be substantiated by
comparison with independent markets and, in
many cases, may not be capable of being realised
immediately.


Further information in relation to the fair value of
financial instruments is disclosed in Note 10 about
property, plant and equipment.

v. Manfaat pensiun v. Post-employment benefits

Nilai sekarang dari kewajiban pensiun bergantung
pada sejumlah faktor yang ditentukan oleh
aktuaria menggunakan sejumlah asumsi. Asumsi-
asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya
(pendapatan) bersih termasuk tingkat diskonto.
Perubahan dalam asumsi ini akan mempengaruhi
nilai tercatat kewajiban pensiun.
The present value of the pension obligations
depends on number of factors that are determined
by the actuary using a number of assumptions. The
assumptions used in determining the cost (income)
include the discount rate net. Changes in these
assumptions will affect the carrying amount of
pension obligations.

Perusahaan dan entitas anaknyanyanya
menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada
setiap akhir tahun sebagai tingkat bunga yang
harus digunakan dalam menentukan nilai kini dari
arus kas masa depan yang diperkirakan akan
dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban
pensiun. Dalam menentukan tingkat diskonto,
Perusahaan dan entitas anaknyanyanya
mempertimbangkan penggunaan suku bunga
obligasi korporasi dalam mata uang berkualitas
tinggi, terhadap manfaat yang akan dibayarkan
dan jatuh tempo yang terkait dengan kewajiban
pensiun.
The Company and its subsidiary determine the
appropriate discount rate at the end of each year
as the interest rate that should be used in
determining the present value of future cash flows
expected to be paid to settle the pension
obligations. In determining the discount rate, the
Company and its subsidiary consider the interest
rates of corporate bonds denominated in a high
quality in terms of the benefits to be paid and the
maturity-related pension liabilities.

Asumsi-asumsi kunci lainnya untuk kewajiban
pensiun sebagian didasarkan pada kondisi pasar
saat kini. Informasi tambahan diungkapkan di
Catatan 28 atas laporan keuangan.
Other key assumptions for pension obligations are
based in part on current market conditions
present. Additional information is disclosed in
Note 28 to the financial statements.







30

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/25 Exhibit E/25

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

4. KAS DAN SETARA KAS

Akun ini terdiri dari :
4. CASH AND CASH EQUIVALENTS

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2
K a s 128.985 87.524 Cash on hand
B a n k Cash in banks
Pihak ketiga Third parties
Rupiah Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 301.565 272.178 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk 175.694 803.577 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 67.977 8.879 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Sinarmas 65.156 64.939 PT Bank Sinarmas
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 26.903 78.722 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk 7.362 222.588 PT Bank OCBC NISP Tbk
644.657 1.450.883
E u r o E u r o
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 73.457 449.686 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dolar Amerika Serikat
United States Dollar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.567.895 13.197.485 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 281.578 10.603.475 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk 55.469 46.900 PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Sinarmas
42.320 34.212 PT Bank Sinarmas
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 11.638 527.492 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
1.958.900 24.409.564
Dolar Singapura
Singapore Dollar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 158.450 196.032 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Pound sterling Pound sterling
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 88.151 78.913 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dolar Australia Australian Dollar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 526.483 115.779 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Yen Jepang Japanese Yen
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50.397 30.962 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
3.629.480 26.819.343
Setara kas Cash equivalents
Pihak ketiga
Third parties
Rupiah 1.869.906 1.272.494 Rupiah
J u m l a h 5.499.386 28.091.837 T o t a l


Setara kas termasuk deposito dengan jatuh tempo
kurang dari tiga bulan. Tingkat bunga setara kas
sebesar 4,25%.
Cash equivalents represents deposits with
original maturity of three months on less.
Interest rate on cash equivalents amounted to
4.25% per annum.




31

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/26 Exhibit E/26

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


5. DEPOSITO BERJANGKA

Akun ini terdiri dari :
5. TIME DEPOSITS

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2
Pihak ketiga Third party
Rupiah 8.611.529 10.373.509 Rupiah

Akun ini merupakan deposito berjangka dengan
jangka waktu 6 bulan dan diklasifikasikan sebagai
aset lancar. Tingkat bunga di atas antara 5,25% -
6% per tahun.
This accounts represents time deposits with
original maturities of 6 months and classified as
current assets. Interest rate on the above
ranges from 5.25% - 6% per annum.

6. PIUTANG USAHA 6. TRADE RECEIVABLES

a. Jumlah piutang usaha berdasarkan pelanggan
adalah sebagai berikut :
a. Total trade receivables by customers are as
follows:

2 0 1 3 2 0 1 2
Pihak ketiga Third parties
Pelanggan dalam negeri 324.459.876 109.189.891 Domestic customers
Pelanggan luar negeri 82.872.307 14.340.084 Foreign customers
407.332.183 123.529.975
Cadangan kerugian Allowance for decline
penurunan nilai 2.376.381) ( 2.327.584) ( impairment losses
404.955.802 121.202.391
Pihak-pihak berelasi (Catatan 29) 107.153.991 96.436.597 Related parties (Note 29)
J u m l a h 512.109.793 217.638.988 T o t a l


b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari)
adalah sebagai berikut
b. Total trade receivables by age (days) are as
follows:

2 0 1 3 2 0 1 2
Belum jatuh tempo 225.829.745 65.436.258 Not yet due
Lewat jatuh tempo 1 s/d 30 hari 122.042.644 81.960.155 1 - 30 days past due
Lewat jatuh tempo 31 s/d 60 hari 71.899.248 17.270.563 31 - 60 days past due
Lewat jatuh tempo 61 s/d 90 hari 47.921.151 12.190.673 61 - 90 days past due
Lewat jatuh tempo 91 s/d 120 hari 15.148.693 3.999.132 91 - 120 days past due
Lewat jatuh tempo > 120 hari 31.644.693 39.109.791 More than 120 days past due
514.486.174 219.966.572
Cadangan kerugian Allowance for impairment
penurunan nilai 2.376.381) ( 2.327.584) ( losses
Bersih 512.109.793 217.638.988 N e t



32

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/27 Exhibit E/27

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) 6. TRADE RECEIVABLES (Continued)

c. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang
adalah sebagai berikut:

c. Total trade receivables by currency are as
follows:
2 0 1 3 2 0 1 2
Rupiah 393.195.538 148.465.549 Rupiah
Dolar Amerika Serikat 94.711.311 46.647.120 United States Dollar
Dolar Singapura 16.738.390 17.940.560 Singapore Dollar
E U R O 6.543.672 5.569.059 E U R O
Pound sterling 26.665 1.344.284 Pound sterling
Dolar Australia 3.270.598 - Australian Dollar
514.486.174 219.966.572
Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairment
nilai 2.376.381) ( 2.327.584) ( losses
Bersih 512.109.793 217.638.988 N e t


2 0 1 3 2 0 1 2
Mutasi cadangan kerugian Changes in the allowance for
penurunan nilai impairment losses
Saldo awal 2.327.584 2.871.821 Beginning balance
Penghapusan - 803.860) ( Write-off
Penambahan 48.797 259.623 Additional provisions
Saldo akhir 2.376.381 2.327.584 Ending balance


Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian
penurunan nilai atas piutang pada pihak ketiga
adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin
timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut,
sedangkan terhadap piutang pada pihak yang
mempunyai hubungan berelasi tidak diadakan
penurunan nilai piutang usaha karena manajemen
berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Management believes that the allowance for
impairment losses of trade receivables from third
parties is adequate to cover possible losses on
collectibility of these accounts. No allowance for
impairment losses was provided on trade
receivables from related parties as management
believes that all such receivables are collectible.


Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat
risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas
piutang kepada pihak ketiga.
Management also believes that there are no
significant concentrations of credit risk in third
party receivables.

Semua piutang usaha dijadikan jaminan atas
pinjaman PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank
Danamon Indonesia Tbk (Catatan 12).
All trade receivables are used as collaterals for
the loans obtained from PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk and PT Bank Danamon Indonesia
Tbk (Note 12).










33

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/28 Exhibit E/28

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)



7. PERSEDIAAN

Akun ini terdiri dari :
7. INVENTORIES

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2
Bahan baku
139.572.285 133.080.968
Raw materials
Barang jadi
190.428.542 110.182.987
Finished goods
Barang dalam proses
120.281.442 69.328.750
Work in process
Suku cadang
11.153.794 10.060.973
Spare parts
Bahan pembungkus 2.703.497 2.252.161 Packaging materials
J u m l a h 464.139.560 324.905.839 T o t a l

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh
persediaan telah diasuransikan terhadap segala risiko
kepada konsorsium asuransi yang dikoordinasi oleh
PT Estika Jasatama dengan jumlah pertanggungan
sebesar Rp 190 miliar. Manajemen berpendapat
bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk
menutup kemungkinan kerugian yang dialami
Perusahaan dan entitas anaknyanya.
On 31 December 2013 and 2012, inventories were
insured with insurance consortium which was
coordinated by PT Estika Jasatama against all risks
for Rp 190 billion. Management believes that the
insurance coverage is adequate to cover possible risk
of losses to the Company and its subsidiary.


Perusahaan dan entitas anaknyanya tidak membentuk
penyisihan penurunan nilai persediaan karena
manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan
masih dapat dijual dengan harga di atas nilai tercatat
persediaan.
The Company and its subsidiary has not provided an
allowance for decline in value of inventories because
management believes that all of inventories can be
sold at a price above the recorded value.

Semua persediaan dijadikan jaminan atas pinjaman
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Danamon
Indonesia Tbk (Catatan 12).
All inventories are used as a collateral for loans
obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Note 12).


8. UANG MUKA

Akun ini terdiri dari :
8. ADVANCES

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2
Pihak ketiga Third parties
Pembelian bahan baku dan pembantu 10.103.813 2.447.048 Purchases of raw material and supplies
Uang muka impor 3.182.594 3.381.592 Advances for import
Pembelian aset tetap - 11.973.080 Purchases of property, plant and equipment
Uang muka lain-lain 4.865.834 2.823.055 Other advances
J u m l a h 18.152.241 20.624.775 T o t a l









34

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/29 Exhibit E/29

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)



9. ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL

Akun ini terdiri dari investasi sebesar 1,6% di
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk.
9. AVAILABLE-FOR-SALE FINANCIAL ASSETS

This account consist of 1.6% holdings investment in
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk.
2 0 1 3 2 0 1 2
Biaya perolehan 400.000 400.000 C o s t
Laba yang belum direalisasi dari Unrealized gain or changes in fair value of
aset keuangan tersedia untuk dijual : available for sale financial asset :
Saldo awal 1.625.000 1.385.000 Beginning balance
Perubahan nilai pasar untuk 375.000 240.000 Changes in fair value for the year
Saldo akhir 2.000.000 1.625.000 Ending balance
Nilai Pasar
2.400.000 2.025.000
Fair value











35

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/30 Exhibit E/30

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


10. ASET TETAP

Akun ini terdiri dari :
10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT

This account consist of :

2 0 1 3
Saldo awal/
Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo akhir/ 2 0 1 3
Beginning Additions Disposals Reclassification Ending balance
Biaya perolehan C o s t
Pemilikan langsung Direct ownership
T a n a h 15.090.854 - - - 15.090.854 L a n d
Bangunan 27.225.165 18.635.170 - - 45.860.335 Buildings
Instalasi listrik 27.868.623 305.870 - 21.655.601) ( 6.518.892 Electrical installations
M e s i n 182.314.626 50.129.090 493.843 67.703.463) ( 164.246.411 Machineries
Peralatan pabrik 31.114.438 6.906.310 - 1.613.933) ( 36.406.815 Factory equipment
Peralatan pembangkit listrik 8.925.412 - - 8.925.412) ( - Electrical equipment
Peralatan laboratorium 7.719.993 265.415 - - 7.985.408 Laboratory equipment
Peralatan kantor 12.297.215 1.070.525 - - 13.367.740 Office equipment
Kendaraan bermotor 6.065.823 1.072.844 141.957 - 6.996.710 Motor vehicles
Sewa pembiayaan Finance lease
Kendaraan bermotor 7.947.299 2.790.100 656.791 - 10.080.608 Motor vehicles
J u m l a h 326.569.448 81.175.324 1.292.591 99.898.409) ( 306.553.772 To t a l
Aset dalam penyelesaian Construction in progress
Bangunan - 719.175 - - 719.175 Buildings
Instalasi listrik - 325.182 - - 325.182 Electrical installation
M e s i n - 18.582.777 - - 18.582.777 Machinery
Peralatan pabrik - 2.441.293 - - 2.441.293 Factory equipment
Kendaraan bermotor - 435.318 - - 435.318 Motor vehicles
J u m l a h - 22.503.745 - - 22.503.745 To t a l
Jumlah biaya perolehan 326.569.448 103.679.069 1.292.591 99.898.409) ( 329.057.517 Total cost
Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation
Pemilikan langsung Direct ownership
Bangunan 18.415.387 1.509.189 - - 19.924.576 Buildings
Instalasi listrik 20.955.744 1.140.585 - 15.977.139) ( 6.119.190 Electrical installation
M e s i n 154.522.797 11.277.169 493.843 57.105.189) ( 108.200.934 Machinery
Peralatan pabrik 28.077.288 1.849.951 - 1.595.057) ( 28.332.182 Factory equipment
Peralatan pembangkit listrik 5.001.597 372.402 - 5.373.999) ( - Electrical equipment
Peralatan laboratorium 7.287.500 217.292 - - 7.504.792 Laboratory equipment
Peralatan kantor 10.702.747 859.209 - - 11.561.956 Office equipment
Kendaraan bermotor 4.217.942 265.716 141.957 - 4.341.701 Motor vehicles
Sewa pembiayaan Finance lease
Kendaraan bermotor 5.224.636 2.211.972 656.791 - 6.779.817 Motor vehicles
J u m l a h 254.405.638 19.703.485 1.292.591 80.051.384) ( 192.765.148 T o t a l
Nilai tercatat 72.163.810 136.292.370 Carrying value
36

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/31 Exhibit E/31

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


10. ASET TETAP (Lanjutan) 10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued)


2 0 1 2
Saldo awal/
Penambahan/ Pengurangan/ Penurunan/ Saldo akhir/ 2 0 1 2
Beginning Additions Disposals Impairment Ending balance
Biaya perolehan C o s t
Pemilikan langsung Direct ownership
T a n a h 15.090.854 - - - 15.090.854 L a n d
Bangunan 27.225.165 - - - 27.225.165 Buildings
Instalasi listrik 27.919.532 91.570 142.479 - 27.868.623 Electrical installations
M e s i n 174.739.574 8.030.095 455.043 - 182.314.626 Machineries
Peralatan pabrik 29.784.786 1.329.652 - - 31.114.438 Factory equipment
Peralatan pembangkit listrik 8.925.412 - - - 8.925.412 Electrical equipment
Peralatan laboratorium 7.697.143 22.850 - - 7.719.993 Laboratory equipment
Peralatan kantor 11.821.963 475.252 - - 12.297.215 Office equipment
Kendaraan bermotor 5.364.030 1.271.200 539.791 29.616 6.065.823 Motor vehicles
Sewa pembiayaan Finance lease
Kendaraan bermotor 8.272.299 - 325.000 - 7.947.299 Motor vehicles
J u m l a h 316.840.758 11.220.619 1.462.313 29.616 326.569.448 To t a l
Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation
Pemilikan langsung Direct ownership
Bangunan 17.157.482 1.257.905 - - 18.415.387 Buildings
Instalasi listrik 19.697.413 1.258.331 - - 20.955.744 Electrical installation
M e s i n 143.290.394 11.687.446 455.043 - 154.522.797 Machinery
Peralatan pabrik 26.946.680 1.130.608 - - 28.077.288 Factory equipment
Peralatan pembangkit listrik 4.587.815 413.782 - - 5.001.597 Electrical equipment
Peralatan laboratorium 7.087.994 199.506 - - 7.287.500 Laboratory equipment
Peralatan kantor 9.763.667 939.080 - - 10.702.747 Office equipment
Kendaraan bermotor 4.586.719 171.014 539.791 - 4.217.942 Motor vehicles
Sewa pembiayaan Finance lease
Kendaraan bermotor 3.742.455 1.807.181 325.000 - 5.224.636 Motor vehicles
J u m l a h 236.860.619 18.864.853 1.319.834 - 254.405.638 T o t a l
Nilai tercatat 79.980.139 72.163.810 Carrying value


Perusahaan dan entitas anaknyanya memiliki beberapa
bidang tanah yang terletak di Jakarta, Tangerang dan
Pulau Batam dengan hak legal berupa Hak Guna
Bangunan yang berjangka waktu 20-30 tahun yang akan
jatuh tempo antara tahun 2004 2028. Manajemen
berpendapat tidak terdapat masalah dengan
perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah
diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti
pemilikan yang memadai.
The Company and its subsidiary own several pieces
of land located in Jakarta, Tangerang and Batam Island
with Building Use Rights (Hak Guna Bangunan or HGB)
for 20 to 30 years will be due between 2004 2028.
Management believes that there will be no difficulty in
the extension of the landrights since all the land were
acquired legally and supported by sufficient evidence
of ownership.









37

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/32 Exhibit E/32

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)



2 0 1 3 2 0 1 2
Depreciation are allocated to:
Penyusutan dialokasikan pada: to the following
Beban produksi tidak langsung Manufacturing expenses
(Catatan 22) 8.968.400 15.110.053 (Note 22)
Beban penjualan (Catatan 23)
954.109 1.109.245
Selling expenses (Note 23)
Beban umum dan administrasi General and administrative expenses
(Catatan 23) 2.872.870 2.645.555 (Note 23)
Lainnya
6.908.106 -
Others
J u m l a h 19.703.485 18.864.853 T o t a l


Pada tahun 2013 dan 2012, seluruh aset tetap kecuali
tanah telah diasuransikan terhadap segala risiko kepada
konsorsium asuransi yang dikoordinasi oleh PT Estika
Jasatama dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 240
miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai
pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
On 2013 and 2012, all property, plant and equipment
except for land, the insurance consortium coordinated
by PT Estika Jasatama with total coverage of Rp 240
billion respectively. Management believes that the
insurance coverage is adequate to cover possible losses
on the assets insured.


Aset tetap dijadikan jaminan atas hutang PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(Catatan 12).
Property, plant and equipment are used as a collateral
for the loans obtained from PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk and PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Note 12).

Pada tahun 2010 tanah milik perusahaan dengan luas
2.190 m digugat secara perdata di Pengadilan Negeri
Tangerang oleh pemilik lama dengan tuntutan ganti rugi
sebesar Rp 600.000/m. Atas hal tersebut, penggugat
telah mengajukan kasasi dan ditolak baik di Pengadilan
Negeri Tangerang, Pengadilan Tinggi Banten maupun
Mahkamah Agung Republik Indonesia (Catatan 32).
In 2010, the company owned land with an area of 2,190
m was under litigation in civil law at the Tangerang
District Court by the previous owners with claims for
compensation amounting to Rp 600,000/m. On the
matter, parties claimining has filed an appeal and
rejected in Tangerang District Court, the High Court of
Banten or Supreme Court Republic of Indonesia
(Note 32).

Pada akhir tahun 2012, entitas anaknya telah
menghentikan produksi dan aset tetap berupa instalasi
listrik, mesin, peralatan pabrik dan peralatan pembangkit
listrik sebesar Rp 19.847.025 tidak digunakan lagi dan
direklas ke aset tidak lancar lainnya.


Aset dalam penyelesaian diperkirakan akan selesai dan
dapat digunakan pada bulan Juni 2015.
At the end of 2012, the subsidiary has stopped its
production and its property, plant and equipment
consist of electrical installations, machineris, factory
equipment and electrical equipment amounted
Rp 19,847,025 are not used operations and reclass to
other non-current assets.

Construction in progress estimates expected to be
completed and can be used by June 2015.

Manajemen berpendapat bahwa tidak perlu adanya
penurunan atas aset tetap yang ada.
Management believes do not have any impairment of
existing property, plant and equipment.
10. ASET TETAP (Lanjutan) 10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued)
38

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/33 Exhibit E/33

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


11. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA 11. OTHER NON-CURRENT ASSETS

Akun ini terdiri dari : This account consist of :
2 0 1 3 2 0 1 2
Uang jaminan 31.515.823 11.978.310 Security deposits
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual 19.847.025 - Other non-current asset held for sale
J u m l a h 51.362.848 11.978.310 T o t a l

Berdasarkan laporan Penilai Independen No. DSR-BTM/
A/FAV/2014/III/0186 tanggal 14 Maret 2014 aset
tetap entitas anaknya dengan nilai buku sebesar
Rp 31.319.476 telah dinilai dengan nilai wajar
Rp 36.241.200 sehingga manajemen berpendapat tidak
perlu adanya penurunan atas aset tetap yang ada pada
31 Desember 2013. Berdasarkan laporan Penilai
Independen No DSR-BTM/A/FAV/2013/III/0115 tanggal
14 Maret 2013 aset tetap entitas anaknya dengan nilai
buku sebesar Rp 33.779.482 telah dinilai dengan nilai
wajar Rp 39.063.800 sehingga manajemen berpendapat
tidak perlu adanya penurunan atas aset tetap yang ada
pada 31 Desember 2012.
Based on the report of the Independent Appraisal
No. DSR-BTM/A/FAV/2014/III/0186 dated 14 March 2014,
the Subsidiarys property, plant and equipment with
carrying value Rp 31,319,476 has been assessed with fair
value of Rp 36,241,200 and the management believes
that there are no impairment in value of the existing
property, plant and equipment of the subsidiary as of
31 December 2013. Based on the report of the
Independent Appraisal No DSR-BTM/A/FAV/2013/III/0115
dated 14 March 2013, the Subsidiarys property, plant
and equipment with carrying value Rp 33,779,482 has
been assessed with fair value of Rp 39,063,800 and the
management believes that there are no impairment in
value of the existing property, plant and equipment of
the subsidiary as of 31 December 2012.


12. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK

Akun ini terdiri dari :
12. SHORT-TERM BANK LOANS

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Rupiah 237.365.144 181.478.853 Rupiah
Dolar Amerika Serikat US Dollar
US$ 1.186.495 (2012: 15.288) (angka penuh) 14.462.191 147.836 US$ 1,186,495 (2012: 15,288) (full amount)
Letter of credit : Letter of credit :
Rupiah 138.547.806 6.206.935 Rupiah
Dolar Amerika Serikat 333.843.519 47.978.372 US Dollar
PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Letter of credit : US$ 3.348.498 - 32.379.979 Letter of credit : US$ 3,348,498
J u m l a h 724.218.660 268.191.975 T o t a l


39

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/34 Exhibit E/34

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


12. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan) 12. OTHER NON-CURRENT ASSETS (Continued)


Jumlah Periode Tingkat suku Saldo pada tanggal/ Saldo pada tanggal/
fasilitas/ Periode pembayaran bunga per Tipe Outstanding Outstanding
Mata Total facility pinjaman/ bunga/ tahun/ fasailitas/ balance as of balance as of
Kreditur/ uang/ (dalam ribuan/ Loan Interest Annual Type of Jaminan/ 31 Desember/ 31 Desember/
Creditor Currency in thousand) term payment period interest rate facility Collateral
December 2013 December 2012
PT Bank Mandiri Rupiah 300.000.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14
Bulanan/monthly
10,00% 147.145.415 -
(Persero) Tbk Piutang usaha,
persediaan dan
35.243.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14
Bulanan/monthly
10,00% Kredit Modal aset tetap/ 22.501.032 9.671.100
Kerja/Working
trade receivables,
Capital Facility inventories and
68.000.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14
Bulanan/monthly
10,00% property, plant 67.718.697 67.635.618
and equipment
Trust receipt
150.000.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14
Bulanan/monthly
9,75% and letter 138.547.806 110.379.070
of credit

Letter of
PT Bank Mandiri Dolar AS/ 52.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14
Bulanan/monthly
- Credit 333.843.519 47.978.372
(Persero) Tbk US Dollar (2012: 32.000)
Bank
16.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14
Bulanan/monthly
- Guarantee Piutang usaha, - -
(2012: 6.000) persediaan dan
Treasury aset tetap/
15.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14
Bulanan/monthly
- line trade receivables, - -
inventories and
Bill property, plant
1.600 15 Jun 13 - 14 Jun 14
Bulanan/monthly
- purchasing and equipment - -
(2012: 2.400) line
Kredit Modal
2.125 15 Jun 13 - 14 Jun 14
Bulanan/monthly
6,0%
Kerja/Working
14.462.191 147.836
Capital facility
PT Bank Danamon Dolar AS/ 5.000
31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None
- Omnibus - -
Indonesia Tbk US Dollar Letter of
4.000
31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None
- Credit - 32.379.979
Piutang usaha,
Bank persediaan dan
3.000
31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None
- Guarantee aset tetap/ - -
trade receivables,
OAF inventories and
4.000
31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None
- Payable property, plant - -
and equipment
Trust
4.000
31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None
- receipt - -
OAF
5.000
31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None
- Receivables - -
Revolving
1.000
31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None
- loan - -
40

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/35 Exhibit E/35

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


13. HUTANG USAHA 13. TRADE PAYABLES

Akun ini merupakan kewajiban kepada pemasok atas
pembelian bahan baku, suku cadang dan bahan
pembantu dengan rincian sebagai berikut:
This account represents amounts due to suppliers
arising from purchases of raw materials, spare parts
and supplies, with details as follows:

a. Jumlah hutang usaha berdasarkan pemasok,
adalah sebagai berikut:
a. Total trade payables by suppliers, are as
follows:

2 0 1 3 2 0 1 2
PT Ryu Ei Kogyo
PT Ryu Ei Kogyo
Pihak ketiga 170.637.428 172.443.879 Third parties
Pihak-pihak berelasi (Catatan 29)
77.408.931 47.676.474
Related parties (Note 29)
J u m l a h 248.046.359 220.120.353 T o t a l



2 0 1 3 2 0 1 2
Dolar Amerika Serikat
210.776.901 190.206.038
United States Dollar
Rupiah
28.849.999 25.762.960
Rupiah
Dolar Singapura
8.368.098 4.017.964
Singapore Dollar
E u r o 47.033 47.396 E u r o
Dolar Australia 4.328 - Australian Dollar
Pound sterling
- 85.995
Pound sterling
J u m l a h 248.046.359 220.120.353 T o t a l


14. HUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari :
14. OTHER PAYABLES

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2
Pembelian aset tetap 10.864.056 8.445.959 Purchase of property, plant and equipment
Lain-lain (Saldo di bawah Rp 5 miliar) 8.238.625 8.670.726 Others (Balance below Rp 5 billion)
J u m l a h 19.102.681 17.116.685 T o t a l

Hutang tersebut merupakan hutang yang timbul atas
pembelian mesin dan suku cadang. Lain-lain merupakan
pinjaman modal kerja dengan tingkat bunga 12% per
tahun. Semua pinjaman tunai ini tanpa jadual
pengembalian yang pasti dan tidak ada jaminan.
The liabilities arise mainly from purchase of machines
and spareparts. Others loan consist of working capital
loans with interest 12% per annum. The loans have no
fixed terms of repayment and without collateral.



b. Jumlah hutang usaha berdasarkan mata uang
adalah sebagai berikut:
b. Total trade payables by currency are as follows:

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian
bahan baku utama dan pembantu, baik dari
pemasok dalam maupun luar negeri berkisar
30 sampai dengan 180 hari.
Purchases of raw and indirect materials, both
from local and foreign suppliers, have credit
terms of 30 to 180 days.
41

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/36 Exhibit E/36

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


15. UANG MUKA PENJUALAN

Akun ini terdiri dari :
15. ADVANCES FROM CUSTOMERS

This account consist of :


2 0 1 3 2 0 1 2
Pihak ketiga 43.297.631 11.107.008 Third parties
Pihak berelasi (Catatan 29)
- 18.145 Related parties (Note 29)
J u m l a h 43.297.631 11.125.153 T o t a l

16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari :

16. ACCRUED EXPENSES

This account consist of :
2 0 1 3 2 0 1 2
Komisi 11.052.317 6.417.336 Commission
Listrik 1.518.728 974.630 Electricity
Lain-lain 783.035 1.158.463 Others
J u m l a h 13.354.080 8.550.429 T o t a l

17. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN 17. FINANCE LEASE

Rincian sewa pembiayaan berdasarkan jatuh tempo:

The details of finance lease by due dates:

2 0 1 3 2 0 1 2
Antara satu sampai lima tahun 3.980.050 3.763.966 Between one and five years
Dikurangi biaya pembiayaan masa datang 574.978 452.436 Less future finance charges
Nilai kini sewa pembiayaan 3.405.072 3.311.530 Present value of finance lease
Dikurangi bagian jangka pendek 1.570.690 1.409.257 Less current maturities
Bagian jangka panjang 1.834.382 1.902.273 Net of current maturities

Manajemen Perusahaan dan entitas anaknya
menetapkan kebijakan untuk membeli kendaraan
melalui pembiayaan sewa pembiayaan. Jangka waktu
sewa adalah 3-5 tahun dengan tingkat bunga berkisar
6% - 10% flat per tahun. Semua hutang sewa
pembiayaan didenominasi dalam Rupiah yang dibayar
setiap bulan dalam suatu jumlah tetap. Hutang ini
dijamin dengan aset tetap pembiayaan yang
bersangkutan (Catatan 10).
The management of the Company and its subsidiary
established a policy to purchase vehicles for
operations through finance lease. The leases have
terms between 3-5 years with effective interest rate
ranged from 6% - 10% flat per annum. All the finance
lease are denominated in Rupiah, payable every
month at fixed amounts. The finance lease is secured
by the related leased assets (Note 10).

42

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/37 Exhibit E/37

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


18. MODAL SAHAM 18. SHARE CAPITAL

Susunan pemegang saham dan pemiliknya pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai
berikut:
The shareholders and their respective shareholdings
as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:

Jumlah Persentase Jumlah modal
saham/ pemilikan/ disetor/
Number of Percentage
Total paid-up
Pemegang saham
shares of ownership capital
Shareholders
PT Monaspermata Persada
79.485.000 52,57% 39.742.500
PT Monaspermata Persada
PT Indolife Pensiontama
26.578.300 17,58% 13.289.150
PT Indolife Pensiontama
Fujikura Ltd
20.430.000 13,51% 10.215.000
Fujikura Ltd
Fujikura Asia Limited
9.810.000 6,49% 4.905.000
Fujikura Asia Limited
Masyarakat Public
(masing-masing di bawah 5%)
14.896.700 9,85% 7.448.350
(each under 5%)
151.200.000 100,00% 75.600.000

Sesuai dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, Perusahaan disyaratkan
membuat cadangan penyisihan laba bersih paling
sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013,
Perusahaan telah membentuk dana cadangan sebesar
Rp 11.774.497.
Under limited liability No. 40 (Law) Year 2007
regarding Limited Liability Companies, the Company
required to set up statutory reserve amounting to at
least 20% of the Companys issued and paid-up
capital. Until 31 December 2013, the Company has
established its reserve amounting to Rp 11,774,497.

19. AGIO SAHAM 19. ADDITIONAL ON PAID-IN CAPITAL

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, akun ini
merupakan agio saham sehubungan dengan penjualan
saham Perusahaan pada penawaran umum kepada
masyarakat tahun 1992:
On 31 December 2013 and 2012, this account consists
of additional paid-in capital related to sale of shares
thorugh public offering in 1992:

2 0 1 3 2 0 1 2
Saldo agio saham 3.900.000 3.900.000 Additional paid-in capital


43

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/38 Exhibit E/38

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


20. PENJUALAN BERSIH 20. NET SALES

a. Rincian penjualan bersih menurut kelompok
barang, adalah sebagai berikut:
a. Details of net sales by type of products, are as
follows:

2 0 1 3 2 0 1 2
Kabel listrik tegangan rendah: Low voltage power cables:
Kabel tembaga 771.038.435 542.709.252 Copper
Kabel aluminium 251.614.037 374.873.534 Aluminium
Kabel listrik tegangan menengah 186.509.046 245.870.362 Medium voltage power cables
Kabel telepon 280.911.580 60.570.853 Telephone cables
Energi listrik - 10.803.851 Electrical power
Jumlah Penjualan Bersih 1.490.073.098 1.234.827.852 Total Net Sales



b. Rincian penjualan bersih menurut kelompok
langganan, adalah sebagai berikut:
b. The details of net sales by Company of
customers, are as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2
L o k a l 1.419.400.599 1.094.108.282 L o c a l
Ekspor 70.672.499 140.719.570 Export
Penjualan bersih 1.490.073.098 1.234.827.852 Net sales

Persentase penjualan kepada pihak-pihak berelasi
adalah sebesar 32,23% (2012: 36,79%) dari jumlah
penjualan (Catatan 29).
Percentage of sales made to related parties is
amounted to 32.23% (2012: 36.79%) of total sales
(Note 29).

Rincian penjualan yang melebihi 10% dari jumlah
penjualan bersih:
The details of sales exceeding 10% from net
sales:


2 0 1 3 2 0 1 2
PT Monaspermata Persada 275.986.229 248.398.227 PT Monaspermata Persada
PT Alumina Metal Utama - 126.070.696 PT Alumina Metal Utama
Jumlah 275.986.229 374.468.923 Total



44

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/39 Exhibit E/39

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


21. BEBAN POKOK PENJUALAN

Akun ini terdiri dari :
21. COST OF GOODS SOLD

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2
Persediaan bahan baku Raw materials
Awal tahun 133.080.968 87.609.648 At beginning of year
Pembelian 1.241.764.143 1.045.718.824 Purchases
Tersedia untuk dipakai 1.374.845.111 1.133.328.472 Available for use
Akhir tahun 139.572.285) ( 133.080.968) ( At end of year
Bahan baku yang digunakan 1.235.272.826 1.000.247.504 Raw materials used
Upah langsung 44.547.897 30.976.403 Direct labor
Beban produksi tidak
langsung (Catatan 22) 44.647.708 59.127.106 Manufacturing expenses (Note 22)
Jumlah beban produksi 1.324.468.431 1.090.351.013 Total manufacturing costs
Persediaan barang dalam proses Work in process
Awal tahun 69.328.750 75.060.888 At beginning of year
Akhir tahun 120.281.442) ( 69.328.750) ( At end of year
Beban pokok produksi 1.273.515.739 1.096.083.151 Cost of goods manufactured
Persediaan barang jadi Finished goods
Awal tahun 110.182.987 84.500.845 At beginning of year
Pembelian 97.202.264 31.688.022 Purchases
Akhir tahun 190.428.542) ( 110.182.987) ( At end of year
Jumlah Beban Pokok Penjualan 1.290.472.448 1.102.089.031 Total Cost of Goods Sold

Persentase pembelian pada tahun 2013 sebesar
48,89% (2012: 22,06%) dilakukan dengan pihak-pihak
berelasi (Catatan 29).
Percentage of purchases in 2013 amounting to 48.89%
(2012: 22.06%) were from related parties (Note 29).

Berikut ini adalah rincian pembelian yang melebihi
10% dari jumlah pembelian bersih tahun 2013 dan
2012:
The following are details of purchases which
representing more than 10% of total net purchases
for 2013 and 2012:

2 0 1 3 2 0 1 2
PT Multi Tembaga Utama 365.938.096 - PT Multi Tembaga Utama
PT Sinarmonas Industries 153.956.319 134.462.241 PT Sinarmonas Industries
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 150.459.696 372.239.154 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
Rio Tinto Alcan Inc - 163.326.016 Rio Tinto Alcan Inc
Jumlah 670.354.111 670.027.411 Total



45

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/40 Exhibit E/40

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

22. BEBAN PRODUKSI TIDAK LANGSUNG

Akun ini terdiri dari :
22. MANUFACTURING EXPENSES

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2
Listrik, air dan gas 16.223.588 15.249.980 Electricity, water and gas
Perbaikan dan pemeliharaan 11.043.071 7.970.049 Repairs and maintenance
Penyusutan (Catatan 10) 8.968.400 15.110.053 Depreciation (Note 10)
Bahan bakar dan pelumas 5.459.302 8.329.423 Fuel and oil
Jasa profesional 1.184.412 6.376.097 Professional fees
Gaji dan tunjangan 670.741 3.826.896 Salaries and allowance
Laboratorium dan pengujian 400.909 937.593 Laboratory and testing
Pertemuan dan jamuan 113.506 162.685 Meeting and entertainment
Komunikasi 55.601 44.110 Communication
Sewa gudang 48.000 25.200 Warehouse rent
Asuransi 36.168 70.457 Insurance
Perjalanan dinas 4.042 160.551 Traveling
Lain-lain 439.968 864.012 Others
Jumlah Beban Produksi Tidak Total Manufacturing
44.647.708 59.127.106 Langsung (Catatan 21) Expenses (Note 21)

23. BEBAN USAHA 23. OPERATING EXPENSES

Akun ini terdiri dari :

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2
Beban Penjualan Selling Expenses
Pengangkutan 12.609.519 8.061.258 Freight out
Gaji, upah dan tunjangan-tunjangan 5.523.598 4.628.794 Salaries, wages and allowances
Komisi penjualan 3.556.975 2.623.930 Sales commission
Penyusutan (Catatan 10) 954.109 1.109.245 Depreciation (Note 10)
Perjalanan dinas 917.058 836.148 Traveling
Pertemuan dan jamuan 843.193 591.125 Meeting and entertainment
Denda keterlambatan pengiriman 520.245 1.472.231 Penalties for late deliveries
Alat tulis dan cetak 417.208 335.139 Office supplies and stationeries
Bahan bakar dan pelumas 264.538 180.016 Fuel and oil
Perbaikan dan pemeliharaan 191.648 2.381.191 Repairs and maintenance
Riset dan pengembangan 50.203 26.270 Research and development
Beban penurunan nilai piutang 48.797 259.623 Provision for impairment of accounts receivable
Iklan dan promosi 13.820 62.600 Advertising and promotion
Lain-lain 4.573.958 4.511.631 Others
Jumlah Beban Penjualan 30.484.869 27.079.201 Total Selling Expenses
46

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/41 Exhibit E/41

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

23. BEBAN USAHA (Lanjutan) 23. OPERATING EXPENSES (Continued)
2 0 1 3 2 0 1 2
Beban penjualan (pindahan) 30.484.869 27.079.201 Selling expenses (carry forward)
Beban Umum dan Administrasi General and Administrative Expenses
Gaji, upah dan tunjangan-tunjangan 18.668.071 14.913.530 Salaries, wages and allowances
Beban imbalan pasca-kerja (Catatan 28) 5.805.807 6.239.391 Employee benefits expenses (Note 28)
Jasa profesional 3.269.548 3.360.662 Professional fees
Penyusutan (Catatan 10) 2.872.870 2.645.555 Depreciation (Note 10)
Perbaikan dan pemeliharaan 2.017.264 1.327.329 Repairs and maintenance
Perjalanan dinas 785.903 1.042.738 Traveling
Komunikasi 503.410 485.694 Communication
Representasi dan sumbangan 203.806 232.042 Representation and donation
Lain-lain 878.016 684.142 Others
Total General and
Jumlah Beban Umum dan Administrasi 35.004.695 30.931.083 Administrative Expenses
Jumlah Beban Usaha 65.489.564 58.010.284 Total Operating Expenses

24. BEBAN PINJAMAN 24. INTEREST EXPENSES

Akun ini terdiri dari : This account consist of :
2 0 1 3 2 0 1 2
Pinjaman bank 24.555.824 10.362.441 Bank loans
Sewa pembiayaan 790.958 439.364 Finance lease
Lain-lain 4.113.733 1.350.248 Others
J u m l a h 29.460.515 12.152.053 T o t a l

25. PERPAJAKAN 25. TAXATION

a. Pajak dibayar dimuka a. Prepaid taxes

Akun ini terdiri dari : This account consist of :
2 0 1 3 2 0 1 2
Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 17.989.004 9.193.836 Value Added Tax - Net

b. Taksiran klaim pajak penghasilan b. Estimated claim corporate income

Akun ini terdiri dari : This account consist of :
2 0 1 3 2 0 1 2
Taksiran klaim pajak penghasilan Estimated claim corporate income
Tahun 2013 7.594.152 - Year 2013
Tahun 2010
2.160.692 2.160.692
Year 2010
J u m l a h 9.754.844 2.160.692 T o t a l

47

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/42 Exhibit E/42

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

25. PERPAJAKAN (Lanjutan) 25. TAXATION (Continued)

c. Hutang Pajak c. Taxes Payable

Akun ini terdiri dari : This account consist of :
2 0 1 3 2 0 1 2
Pajak Penghasilan: Income Taxes:
Pasal 21 273.291 256.190 Article 21
Pasal 23 94.956 23.748 Article 23
Pasal 25 2.624.910 1.784.449 Article 25
Pasal 29 - 3.093.306 Article 29
Jumlah 2.993.157 5.157.693 T o t a l

d. Pajak penghasilan d. Income tax

Beban (manfaat) pajak Perusahaan, terdiri dari:
Tax expense of the Company consists of the
following:
2 0 1 3 2 0 1 2
Pajak kini 13.558.310 18.342.077 Current tax
Pajak tangguhan 4.800.582) ( 1.183.923) ( Deferred tax
Jumlah 8.757.728 17.158.154 T o t a l

e. Pajak kini e. Income tax

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
dengan laba kena pajak, adalah sebagai berikut :
A reconciliation between income before tax per
consolidated statements of comprehensive
income with taxable income, is as follow :









2 0 1 3 2 0 1 2
Laba sebelum pajak menurut Income before tax per
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian 43.435.984 48.928.924 consolidated statements of comprehensive income
Rugi entitas anak - 14.360.547 Subsidiary's loss
Laba Perusahaan 43.435.984 63.289.471 Income of the Company
Perbedaan temporer: Temporary differences :
Depreciation of property,
Penyusutan aset tetap 2.563.489 1.786.923 plant and equipment
Perbedaan tetap: Permanent differences :
Beban imbalan pasca-kerja 5.805.807 6.239.391 Employee benefits expense
Penyusutan aset sewa pembiayaan 1.058.767 733.225 Depreciation of leased assets
Pertemuan dan jamuan 1.113.344 871.086 Meeting and entertainment
Biaya kantin dan tunjangan lainnya 319.539 352.125 Canteen expense and other allowance
Penurunan nilai piutang usaha 48.797 259.623 Impairment of trade receivables
Penghasilan bunga 569.133) ( 602.902) ( Interest income
Beban bunga sewa pembiayaan 456.645 439.364 Interest expenses of finance lease liabilities
8.233.766 8.291.912
Pendapatan kena pajak 54.233.239 73.368.306 Taxable income

48

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/43 Exhibit E/43

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


25. PERPAJAKAN (Lanjutan) 25. TAXATION (Continued)

e. Pajak Kini (Lanjutan) e. Current Tax (Continued)

2 0 1 3 2 0 1 2
Tarif pajak 25% 13.558.310 18.342.077 Tax rate 25%

Pajak penghasilan dibayar di muka: Prepayment of income taxes :
Pajak Penghasilan Pasal 25 7.586.747 6.424.921 Income Tax Article 25
Pajak Penghasilan Pasal 23 25.272 305.446 Income Tax Article 23
Pajak Penghasilan Pasal 22 13.540.443 8.518.404 Income Tax Article 22
21.152.462 15.248.771
Taksiran (klaim) hutang Estimated (claim) payable
pajak penghasilan 7.594.152) ( 3.093.306 corporate income tax


Pada tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan telah
menerima pengembalian kelebihan pembayaran
Pajak Penghasilan Badan tahun 2010 sebesar
Rp 5.961.575.246 berdasarkan Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar (SPKLB) No. 00055/406/10/
054/12 tanggal 20 April 2012 dari Kantor
Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa.
On 15 May 2012, the company has received
refund of overpayment Corporate Income Tax
year 2010 amounting to Rp 5,961,575,246 Based
on tax overpayment assesment (SKPLB)
No. 00055/406/10/054/10 dated 20 April 2012
from Office for Publicly Listed Company.

Pada tanggal 25 Juli 2012, Perusahaan telah
menerima pengembalian kelebihan pembayaran
Pajak Pertambahan Nilai untuk masa Maret 2011
sebesar Rp 6.606.372.124 berdasarkan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
No. 00007/407/11/054/12 tanggal 22 Juni 2012
dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk
Bursa.
On 25 July 2012, the Company has received
refund of overpayment Value Added Tax
for period March 2011 amounting to
Rp 6,606,372,124 based on tax overpayment
assesment SKPLB) No. 00007/407/11/054/12
dated 22 June 2012 from Office for Publicly
Listed Company.

Pada tanggal 28 Juni 2012, Perusahaan telah
menerima pengembalian kelebihan pembayaran
Pajak Pertambahan Nilai untuk masa Desember
2010 sebesar Rp 4.506.041.382 berdasarkan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
No. 00014/407/10/054/12 tanggal 6 Juni 2012
dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk
Bursa.
On 28 June 2012, the company has received
refund of overpayment Value Added Tax
for period December 2010 amounting to
Rp 4,506,041,382 based on tax overpayment
assesment (SKPLB) No. 00014/407/10/054/12
dated 6 June 2012 from Office for Publicly Listed
Company.

Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2013 dan
2012 sebagaimana yang disajikan di atas adalah
sesuai dengan jumlah yang akan dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan Tahunan untuk
tahun tahun yang bersangkutan kepada kantor
Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa
(KPP-PMB).
Estimated of taxable income for 2013 and 2012
which are presented above is in accordance with
the amounts reported in the annual for that year
to the Office for Publicly Listed Company.

f. Pajak Tangguhan

Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan
Perusahaan dan entitas anaknya, adalah sebagai
berikut:
f. Deferred Tax

The details of the Company and its subsidiarys
deferred tax assets ( liabilities ), are as follows :


49

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/44 Exhibit E/44

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)



25. PERPAJAKAN (Lanjutan) 25. TAXATION (Continued)

f. Pajak Tangguhan (Lanjutan) f. Deferred Tax (Continued)
2 0 1 1
(Dibebankan)
dikreditkan ke
laba rugi/
Charged
(credited) to
profit or loss
2 0 1 2
(Dibebankan)
dikreditkan ke
laba rugi/
Charged
(credited) to
profit or loss
2 0 1 3
Aset pajak tangguhan Deferred tax assets
Kesejahteraan karyawan 3.998.989 1.277.234 5.276.223 4.159.710 9.435.933 Employee benefits
Rugi fiskal
1.664.073 1.664.073) ( - - -
Fiscal loss
Depreciation property
Penyusutan aset tetap 912.846) ( 1.570.762 657.916 640.872 1.298.788 and equipment
Aset tangguhan Bersih 4.750.216 1.183.923 5.934.139 4.800.582 10.734.721 Deferred tax assets Net

Rekonsiliasi antara penghasilan beban pajak dan hasil
perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif
pajak Perusahaan dan entitas anaknyanya yang
berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between the tax expense and the
amounts computed by applying the effective tax
rates to income before tax of the Company and its
subsidiary is as follows:


2 0 1 3 2 0 1 2
Laba Perusahaan sebelum pajak 43.435.965 63.289.471 Income before tax of the Company
Pajak penghasilan sesuai tarif 10.858.991 15.822.368 Tax expense at effective tax rate
Pengaruh pajak atas penghasilan (beban)
yang tidak dapat diperhitungkan Tax effects of non deductible
menurut fiskal : income (expenses) :
Penyusutan aset sewa pembiayaan 264.692 183.306 Depreciation of finance assets
Pertemuan dan jamuan 278.341 217.771 Meeting and entertainment
Penurunan nilai piutang usaha 12.199 64.906 Impairment of trade receivables
Penghasilan bunga 142.283) ( 150.725) ( Interest income
Beban bunga sewa pembiayaan 114.161 109.841 Interest expenses of lease liabilities
Lain-lain 2.628.373) ( 910.687 Others
2.101.263) ( 1.335.786
Beban pajak 8.757.728 17.158.154 Tax expense of the Company
Beban pajak entitas anak - - Tax expenses of the Subsidiary
Jumlah Beban Pajak 8.757.728 17.158.154 Total Tax Expense





50

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/45 Exhibit E/45

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)



26. LABA PER SAHAM 26. EARNINGS PER SHARE

Pada tahun 2013 dan 2012, laba (rugi) bersih yang
digunakan Perusahaan untuk perhitungan laba per
saham dasar masing-masing adalah Rp 22.928.551 dan
Rp 32.010.770 Jumlah rata-rata saham yang beredar
untuk tahun 2013 dan 2012 adalah 151.200.000
saham.
In 2013 and 2012, profit (loss) used by the Company
to calculate earnings per share amounted to
Rp 22,928,551 and Rp 32,010,770, respectively. The
weighted average number of shares outstanding was
151,200,000 shares in 2013 and 2012.

27. DIVIDEN 27. DIVIDENDS

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah Rapat
No. 12 tanggal 18 Juni 2013 dari Notaris Ati Mulyati
S.H., MKn, Notaris di Jakarta, pemegang saham
menyetujui pembagian dividen sebesar
Rp 18.144.000, Rp 2.000.000 sebagai cadangan umum
dan sebesar Rp 11.866.770 dibukukan sebagai laba
ditahan. Dividen tunai telah dibagikan pada 25 Juli
2013. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah
Rapat No. 89 tanggal 30 Mei 2012 dari Notaris Charles
Hermawan, S.H., Notaris di Tangerang, pemegang
saham menyetujui pembagian dividen sebesar
Rp 16.632.000, Rp 6.000.000 sebagai cadangan umum
dan sebesar Rp 7.066.306 dibukukan sebagai laba
ditahan. Dividen tunai telah dibagikan pada bulan
Juni dan Juli 2012.
Based on the Annual General Shareholders' Meeting
as stated by notarial deed No. 12 dated 18 June 2013
from notary Ati Mulyati S.H. MKn, Notary in
Tangerang, the shareholders approved to distributed
dividend amounted Rp 18,144,000, Rp 2,000,000 as a
general reserve and Rp 11,866,770 as a retained
earnings. The cash dividend had been distributed on
25 July 2013. Based on the Annual General
Shareholders' Meeting as stated by Notarial deed
No. 89 dated 30 May 2012 from Notary Charles
Hermawan, S.H., Notary in Tangerang, the
shareholders approved to distributed dividend
amounted Rp 16,632,000, Rp 6,000,000 as a general
reserve and Rp 7,066,306 as a retained earnings. The
cash dividend had been distributed on June and July
2012.


28. IMBALAN PASCA-KERJA 28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS









Perusahaan membukukan imbalan pasca-kerja
imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah
karyawan yang berhak atas imbalan pasca-kerja
tersebut adalah 619 karyawan tahun 2013 (2012: 556
karyawan).
The Company provided post - employment benefits
for its qualifying employees in accordance with
Labor Law No. 13/2003. The total of employees
entitled to the benefits is 619 employees in 2013
(2012: 556 employees).


Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh
aktuaris independen PT Sentra Jasa Aktuaria dan
PT Bumi Persada Aktuaria tanggal 12 Desember 2013
dan 21 Januari 2013, yang digunakan dalam
menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai
berikut :

The cost of providing post-employment benefits is
calculated by an independent actuary PT Sentra Jasa
Aktuaria and PT Bumi Persada Aktuaria dated
12 December 2013 and 21 January 2013, the actuarial
valuation was carried out using the following key
assumptions:

2 0 1 3 2 0 1 2
Tingkat diskonto
9,00% 6,00%
Discount rate
Tingkat kenaikan gaji
7,00% 7,00%
Salary increment rate
Tingkat kematian TMI 2011 TMI 2011 Mortality rate
Tingkat cacat
5% dari/of TMI 2011 5% dari/of TMI 2011
Disability rate



51

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/46 Exhibit E/46

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

28. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)

2 0 1 3 2 0 1 2
Tingkat pengunduran diri
4% sebelum usia 28
tahun dan terus
menurun
4% sebelum usia 28
tahun dan terus
menurun
Resignation rate
menjadi 0% pada usia
di atas 49 tahun/ 4%
before 28 years old
and
menjadi 0% pada usia
di atas 49 tahun/ 4%
before 28 years old
and
linearly decrease to
0% after 49 years old
linearly decrease to
0% after 49 years old
Tingkat pensiun normal 55 tahun/years 55 tahun/years Normal retirement

Beban imbalan pasca-kerja yang diakui di laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai
berikut:
Post-employment benefits expense is recognized in
consolidated statements of comprehensive income as
follows :
2 0 1 3 2 0 1 2
Beban jasa kini 2.192.822 2.278.922 Current service cost
Beban bunga 2.433.559 2.813.233 Interest cost
Beban jasa lalu dari perencanaan perubahan 1.163.446 1.163.446 Past service cost due to plan amandment
Amortisasi kerugian aktuaria 154.651 109.901) ( Amortization of actuarial losses
Amortisasi jasa masa lalu 74.999 74.999 Amortization of past service cost
Keuntungan yang diakui dari kelebihan 213.670) ( 18.692 Gain recognized on the excess
J u m l a h 5.805.807 6.239.391 T o t a l

Liabilitas imbalan pasca-kerja di laporan posisi
keuangan konsolidasian, adalah sebagai berikut :

Provision for post-employment benefits is recognized
in the consolidated statements of financial position,
are as follows :

2 0 1 3 2 0 1 2
Nilai kini liabilitas 38.717.277 40.559.312 Present value of obligation
Biaya jasa lalu yang belum diakui 316.550) ( 1.554.996) ( Unrecognized past service cost
Laba aktuarial yang belum diakui 656.995) ( 6.498.741) ( Unrecognized actuarial gain
Saldo akhir 37.743.732 32.505.575 Ending balance

Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan,
konsolidasian adalah sebagai berikut :


Movements in the liability recognized in the
consolidated statements of financial position, are as
follows :

2 0 1 3 2 0 1 2
Saldo awal 32.505.575 28.122.761 Beginning balance
Pembayaran manfaat 567.650) ( 1.856.577) ( Benefit payments
Beban tahun berjalan 5.805.807 6.239.391 Expense in current year
Saldo akhir 37.743.732 32.505.575 Ending balance


52

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/47 Exhibit E/47

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

28. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)

Entitas anaknya telah memberhentikan seluruh
karyawan tetapnya pada akhir tahun 2013 dan telah
membayar semua kewajiban imbalan pasca-kerja
sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003
yang berlaku.
The subsidiary has laid off all of its permanent
employees at the end of 31 December 2013 and has
paid all the liabilities for post-employment benefits
in accordance with Labor Law No. 13/2003 in force.

Mutasi nilai kini liabilitas adalah sebagai berikut :

Movements in present value of obligation, are as
follows :

2 0 1 3 2 0 1 2
Nilai kini liabilitas pada 1 Januari 40.559.312 28.132.327 Present value of obligation on 1 January
Beban jasa kini 2.192.822 2.278.922 Current service cost
Beban bunga 2.433.559 2.813.233 Interest cost
Pembayaran manfaat 567.651) ( 1.856.577) ( Benefit paid
Beban jasa lalu - 2.326.893 Past service cost
(Keuntungan) kerugian aktuaria liabilitas 5.900.765) ( 6.864.514 Actuarial (gains) losses on obligation
Nilai kini liabilitas pada 31 December 38.717.277 40.559.312 Present value of obligation on 31 December


29. PIHAK-PIHAK BERELASI 29. RELATED PARTIES

Sifat Berelasi:

a. PT Monas Permata Persada, Fujikura Ltd dan
Fujikura Asia Limited adalah pemegang saham
Perusahaan.

b. Pemegang saham mayoritas Perusahaan juga
merupakan pemegang saham PT Multi Tembaga
Utama, PT Aluminametal Utama dan
PT Sinarmonas Industries.

c. Perusahaan dimana pengurusnya merupakan
keluarga dari pengurus Perusahaan adalah
CV Sarihon Elektrik dan Nextrom Enterprise Pte.
Ltd., Singapura (NEL).

d. Perusahaan menyewa bangunan kantor di Mega
Glodok Kemayoran milik PT Monas Permata
Persada. Beban sewa tahun 2013 dan 2012 sebesar
Rp 449.400.

e. Perusahaan menjual tembaga sisa dan aluminium
sisa (barang scrap) kepada PT Multi Tembaga
Utama dan PT Sinar Monas Industries pada tahun
2011.
f. Pada tahun 2013 dan 2012, penjualan kepada
Nextrom Enterprise Pte., Ltd. merupakan
penjualan barang jadi dan piutang yang timbul
dicatat sebagai piutang usaha.
Nature of Relationship:

a. PT Monas Permata Persada, Fujikura Ltd and
Fujikura Asia Limited are shareholders of the
Company.

b. The Companies with stockholder also majority
shareholders of the Company are PT Multi
Tembaga Utama, PT Aluminametal Utama and
PT Sinarmonas Industries.

c. The Companies with common member of the
family of the Companys management are
CV Sarihon Elektrik and Nextrom Enterprise Pte.
Ltd., Singapore (NEL).

d. The Company leases the PT Monas Permata
Persadas office at Mega Glodok Kemayoran.
Lease expenses for 2013 and 2012 amounting to
Rp 449,400.

e. The Company sold scrap to PT Multi Tembaga
Utama and PT Sinar Monas Industries for 2011.


f. In 2013 and 2012, sales the Company to Nextrom
Enterprise Pte., Ltd. represent sales of finished
goods and receivable arise from its sales were
recorded as trade receivable.



53

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/48 Exhibit E/48

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

29. PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) 29. RELATED PARTIES (Continued)

Saldo piutang dan hutang pihak-pihak berelasi : The balances of trade receivables and trade payables
with related parties :
Piutang usaha (Catatan 6) Trade receivables (Note 6)
2 0 1 3 2 0 1 2
PT Sinarmonas Industries 53.504.680 38.081.401 PT Sinarmonas Industries
PT Monaspermata Persada 40.952.150 37.663.480 PT Monaspermata Persada
Nextrom Enterprise Pte. Ltd. 12.682.169 16.757.905 Nextrom Enterprise Pte. Ltd.
Fujikura Federal Cables Sdn Bhd 14.992 3.425.473 Fujikura Federal Cables Sdn Bhd
PT Multi Tembaga Utama - 508.338 PT Multi Tembaga Utama
J u m l a h 107.153.991 96.436.597 T o t a l


Berdasarkan penelaahan terhadap kondisi keuangan
pihak-pihak berelasi, manajemen Perusahaan dan
entitas anaknyanya berpendapat seluruh piutang
tersebut dapat ditagih sehingga atas piutang kepada
pihak tersebut tidak diadakan penyisihan penurunan
nilai piutang usaha.
Based on the review of the status of related parties,
the Company and its subsidiarys management
release the opinion that all the accounts are
collectible, no allowance for impairment of trade
receivables is necessary accordingly.

Hutang usaha (Catatan 13) Trade payables (Note 13)
2 0 1 3 2 0 1 2
Fujikura Asia Limited 36.704.060 1.631.771 Fujikura Asia Limited
PT Sinarmonas Industries 16.799.952 39.493.271 PT Sinarmonas Industries
PT Multi Tembaga Utama 19.558.006 3.859.427 PT Multi Tembaga Utama
PT Alumina Metal Utama 3.679.383 2.638.721 PT Alumina Metal Utama
PT Monas Permata Persada 576.541 53.284 PT Monas Permata Persada
Koperasi Karyawan PT JCC
76.362 -
Koperasi Karyawan PT JCC
Fujikura Federal Cable Sdn Bhd 14.627 - Fujikura Federal Cable Sdn Bhd
J u m l a h 77.408.931 47.676.474 T o t a l
Uang muka penjualan (Catatan 15) Advances from customer (Note 15)
2 0 1 3 2 0 1 2
PT Aluminametal Utama - 18.145 PT Aluminametal Utama
Transaksi-transaksi Pihak-pihak Berelasi

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan
transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi, yang
meliputi antara lain:

a. Tahun 2013, 32.23% dari jumlah penjualan
(2012: 36,79%), merupakan penjualan kepada
pihak-pihak berelasi, dimana menurut manajemen
dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat
normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan
pihak ketiga. Pada tanggal laporan posisi
keuangan, piutang atas penjualan tersebut
dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang
meliputi 8,64% (2012: 13,6%) dari jumlah aset.
Transactions with Related Parties

In the normal course of business, the Company
entered into certain transaction with related
parties, including the following :

a. In 2013, 32.23% from total sales (2012: 36.79%),
represent of the net sales to related parties,
according to management, were made at normal
price and conditions as those done with third
parties. At statements of financial position
dates, the receivables from these sales were
presented as trade receivable, which constitutes
8.64% (2012: 13.6%) respectively, of the total
assets.

54

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/49 Exhibit E/49

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

29. PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) 29. RELATED PARTIES (Continued)


Rincian penjualan kepada pihak-pihak berelasi,
sebagai berikut:
The details of sales to related parties, are as
follows:

2 0 1 3 2 0 1 2
PT Monaspermata Persada
275.986.229 248.398.227
PT Monaspermata Persada
PT Sinarmonas Industries
130.989.630 55.025.308
PT Sinarmonas Industries
PT Alumina Metal Utama 49.890.402 126.070.696 PT Alumina Metal Utama
Nextrom Enterprise Pte Ltd.
13.904.163 20.118.109
Nextrom Enterprise Pte Ltd.
Fujikura Federal Cables Sdn Bhd
8.316.730 3.404.961
Fujikura Federal Cables Sdn Bhd
PT Multi Tembaga Utama
1.132.868 1.250.289
PT Multi Tembaga Utama
C.V Sarihon Elektrik 8.250 31.500 C.V Sarihon Elektrik
Fujikura Ltd 2.112 - Fujikura Ltd
J u m l a h 480.230.384 454.299.090 T o t a l

b. Tahun 2013, 48,89% (2012: 22,06%) dari jumlah
pembelian masing-masing merupakan pembelian
dari pihak-pihak berelasi, dimana menurut
pendapat manajemen dilakukan dengan tingkat
harga dan syarat-syarat normal sebagaimana
halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada
tanggal laporan posisi keuangan, hutang atas
pembelian tersebut dicatat sebagai bagian dari
hutang usaha, yang meliputi 55,59%
(2012: 41,99%) dari jumlah liabilitas.
b. In 2013, 48,89% (2012: 22.06%) from total
purchases represented of purchase from related
parties, which, according to management, were
made at normal prices and conditions as those
done with third parties. At statements of
financial position dates, the liabilities for these
purchases were presented as trade account
payable, which is constituted 55.59% (2012:
41.99%) respectively, of the total liabilities.

Rincian pembelian kepada pihak-pihak berelasi,
sebagai berikut:

The details of purchases from related parties,
are as follows:
2 0 1 3 2 0 1 2
PT Sinarmonas Industries 153.956.319 134.462.241 PT Sinarmonas Industries
PT Multi Tembaga Utama 365.938.096 58.784.227 PT Multi Tembaga Utama
PT Alumina Metal Utama 19.917.310 34.493.980 PT Alumina Metal Utama
Fujikura Asia Limited 61.405.532 7.484.964 Fujikura Asia Limited
PT Monas Permata Persada 5.849.995 1.503.543 PT Monas Permata Persada
Fujikura Federal Cable Sdn Bhd 12.047 988.151 Fujikura Federal Cable Sdn Bhd
J u m l a h 607.079.299 237.717.106 T o t a l

55

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/50 Exhibit E/50

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

30. INFORMASI SEGMEN 30. BUSINESS SEGMENT INFORMATION
2 0 1 3 2 0 1 3
%
Rp Juta/
%
Rp Juta/
%
Rp Juta/
%
Rp Juta/
Rpmillion Rpmillion Rpmillion Rpmillion
Penjualan 81% 1.209.161 19% 280.912 - - 100% 1.490.073 S a l e s
Beban pokok penjualan 90% 1.161.425 10% 129.047 - - 100% 1.290.472 Cost of goods sold
Laba kotor 47.736 151.865 - 199.601 Gross profit
Beban usaha yang tidak dapat Unallocated operating
dialokasikan 65.490 expenses
Laba dari usaha 134.111 Income from operation
Penghasilan lain - lain yang tidak Unallocated other
dapat dialokasikan-Bersih 90.675) ( charge-Net
Laba sebelum pajak 43.436 Income before tax
Pajak penghasilan 8.758) ( Income tax
Rugi neto tahun berjalan dari operai yang dihentikan 12.125) ( Net loss for the year from discontinued operations
Laba bersih tahun berjalan 22.553 Profit for the year
Laba yang dapat diatribusikan kepada : Profit attributable to :
Pemilik entitas induk 22.567 Equity holders of the parent company
Kepentingan non-pengendali 13) ( Non-controlling interest
22.554
Pendapatan komprehensif lain 375 Other comprehensive income
Jumlah pendapatan komprehensif lain 22.929 Total comprehensive income for the year
Jumlah pendapatan yang dapat diatribusikan kepada :
Total comprehensive income attributable to :
Pemilik entitas induk 22.942 Equity holders of the parent company
Kepentingan non-pengendali 13) ( Non-controlling interest
Jumlah 22.929 Total
Jumlah/
Total
Kabel listrik/
Power cable
Kabel telepon/
Telephone cable
Energi/
Energy
2 0 1 2 2 0 1 2
%
Rp Juta/
%
Rp Juta/
%
Rp Juta/
%
Rp Juta/
Rpmillion Rpmillion Rpmillion Rpmillion
Penjualan 94% 1.163.453 5% 60.571 1% 10.804 100% 1.234.828 S a l e s
Beban pokok penjualan 90% 991.880 9% 99.188 1% 11.021 100% 1.102.089 Cost of goods sold
Laba kotor 171.573 38.617) ( 217) ( 132.739 Gross profit
Beban usaha yang tidak dapat Unallocated operating
dialokasikan 58.010 expenses
Laba dari usaha 74.729 Income from operation
Penghasilan lain - lain yang tidak Unallocated other
dapat dialokasikan-Bersih 25.800) ( charge-Net
Laba sebelum pajak 48.929 Income before tax
Pajak penghasilan 17.158) ( Income tax
Rugi neto tahun berjalan dari operasi yang dihentikan - Net loss for the year from discontinued operations
Laba bersih tahun berjalan 31.771 Profit for the year
Laba yang dapat diatribusikan kepada : Profit attributable to :
Pemilik entitas induk 31.785 Equity holders of the parent company
Kepentingan non-pengendali 14) ( Non-controlling interest
31.771
Pendapatan komprehensif lain 240 Other comprehensive income
Jumlah pendapatan komprehensif lain 32.011 Total comprehensive income for the year
Jumlah pendapatan yang dapat diatribusikan kepada :
Total comprehensive income attributable to :
Pemilik entitas induk 32.025 Equity holders of the parent company
Kepentingan non-pengendali 14) ( Non-controlling interest
Jumlah 32.011 Total
Jumlah/
Total
Kabel listrik/
Power cable
Kabel telepon/
Telephone cable
Energi/
Energy
56

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/51 Exhibit E/51

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

31. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG
ASING
31. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED
IN FOREIGN CURRENCY

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,
Perusahaan dan entitas anaknya mempunyai aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai
berikut:
As of 31 December 2013 and 2012, the Company and
its subsidiary have monetary assets and liabilities
denominated in foreign currencies as follows:
Mata uang
asing/
Ekuivalen
Rupiah/
Mata uang
asing/
Ekuivalen
Rupiah/
Foreign
currency
Rupiah
Equivalent
Foreign
currency
Rupiah
Equivalent
A s e t A s s e t s
Kas dan setara kas US$ 160.477 1.956.057 2.524.257 24.409.564 Cash and cash equivalents
SG$ 19.110 183.993 24.792 196.032
EUR 4.367 73.457 35.105 449.686
GBP 4.386 88.151 5.065 78.913
JPY 4.338 5.040 276.529 309.621
AUD 50.149 545.407 11.549 115.779
Piutang usaha Trade receivables
Pihak-pihak berelasi US$ 350.706 4.274.749 3.495.060 33.797.230 Related parties
SG$ 1.738.238 16.735.737 2.268.912 17.940.559
Pihak ketiga US$ 7.419.523 90.436.562 1.328.841 12.849.892 Third parties
EUR 389.008 6.543.672 434.748 5.569.061
GBP 1.327 26.665 86.289 1.344.284
AUD 300.727 3.270.599 - -
Uang jaminan US$ 2.317.262 28.245.109 1.155.224 11.171.014 Security deposit
Jumlah Aset 152.385.197 108.231.637 Total Asset
2 0 1 3 2 0 1 2

Liabilitas Liabilities
Pinjaman bank jangka pendek US$ 1.186.495 14.462.188 15.288 147.835 Short-term bank loans
Hutang usaha Trade payables
Pihak-pihak berelasi US$ 4.919.448 59.963.153 3.577.437 34.593.818 Related parties
SG$ 869.142 8.368.098 503.556 3.981.679
Pihak ketiga US$ 12.372.939 150.813.748 16.112.436 155.807.259 Third parties
EUR 2.796 47.033 3.700 47.396
AUD 398 4.328 - -
SG$ - - 4.589 36.285
GBP - - 5.520 85.995
Hutang lain-lain US$ 891.300 10.864.056 891.300 8.618.871
Other payables
Jumlah Liabilitas 244.522.603 203.319.139 Total Liabilities
Jumlah Liabilitas - Bersih 92.137.406) ( 95.087.502) ( Total Liabilities -Net
57

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/52 Exhibit E/52

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

31. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG
ASING (Lanjutan)
31. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED
IN FOREIGN CURRENCY (Continued)





21 Maret 2014/ 31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/
21 March 2014 31 December 2013 31 December 2012
Mata uang
Foreign Currencies
1 EUR 15.759,93
16.821,44 12.809,86 1 EUR
1 US $ 11.431,00
12.189,00 9.670,00 1 US $
1 SG $ 8.959,17
9.627,99 7.907,12 1 SG $
100 JPY 11.169,09
11.616,88 11.196,68 100 JPY
1 AUD $ 10.361,07
10.875,66 10.025,39
1 AUD $
1 GBP
18.882,30
20.096,63 15.578,86 1 GBP

Pada masa mendatang, nilai kurs masih mungkin
berubah-ubah, dan mata uang Rupiah mungkin
mengalami depresiasi atau apresiasi secara signifikan
terhadap mata uang lainnya.

Apabila liabilitas bersih dalam mata uang asing pada
tanggal 31 Desember 2013 dinyatakan dengan kurs
tengah Bank Indonesia per tanggal 21 Maret 2014,
maka jumlah liabilitas akan turun sebesar
Rp 86.423.256.
In the future the rates still fluctuate, and Rupiah
has a possibility to depreciate significantly against
other currencies.


If net assets and liabilities in foreign currencies on
31 December 2013 are expressed using Bank
Indonesia middle rates as on 21 March 2014, total
liabilities will decrease by Rp 86,423,256.

32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 32. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

a. Bank Garansi

Dalam rangka kontrak penjualannya, Perusahaan
telah menyerahkan bank garansi sebagai jaminan
pelaksanaan yang diterbitkan oleh Bank Mandiri
untuk kepentingan langganannya terutama
PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara, tender
dan ekspor. Pada tanggal 31 Desember 2013,
jumlah bank garansi yang masih berlaku adalah
sebesar Rp 30.045.075.
a. Bank Guarantees

In relation to the sales agreements, the
Company has submitted bank guarantees which
are issued by Bank Mandiri for the benefit of its
customers, mainly PT (Persero) Perusahaan
Listrik Negara, bid bond and export. On
31 December 2013, total bank guarantees
outstanding amounted to Rp 30,045,075.


b. Standard Chartered Bank b. Standard Chartered Bank

Standard Chartered Bank (SCB) telah
memperkenalkan transaksi derivatif kepada
direktur pemasaran. Tidak ada persetujuan
untuk semua transaksi, diberikan oleh rapat para
pemegang saham dan / atau komisaris. SCB
mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di
London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan
Derivatif Internasional Association (ISDA),
sehingga dengan itu, SCB mengajukan gugatan
kepada Perusahaan dengan jumlah
US$ 14.355.578. Perusahaan telah menolak untuk
mengakui / menerima klaim / kewajiban dan
menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa
transaksi tidak adil dan bertentangan dengan
hukum di Indonesia dan juga anggaran dasar
Perusahaan. Dengan tidak adanya hasil negosiasi
yang berguna dengan SCB di mana hasilnya tidak
menguntungkan Perusahaan, Perusahaan telah
menunjuk pengacara untuk menyelesaikan
secara hukum, termasuk mendapatkan
kompensasi dan pengecualian dari semua
tanggung jawab.
Standard Chartered Bank (SCB) has introduced a
derivative transaction to the director of
marketing. There is no approval for all
transactions, given by shareholders' meeting
and/or by commissioners. SCB claims that the
transaction is held in London Metal Exchange in
accordance with the International Swaps and
Derivatives Association (ISDA), which with it,
SCB proposed a claim to the Company for an
amount of US$ 14,355,578. The Company has
refused to admit/accept any claim/liability and
assigned to a lawyer to demand that the
transaction was not fair and against the laws in
Indonesia and also against the Company's
articles of association. In the absence of any
useful negotiations with SCB where the results
are not beneficial to the Company, the Company
will refer the matter to the lawyer to resolve
legal, including obtaining compensation and
exclusion from all liability.
58

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/53 Exhibit E/53

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan) 32. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued)

b. Standard Chartered Bank (Lanjutan) b. Standard Chartered Bank (Continued)

Berdasarkan pendapat hukum dari penasehat atau
konsultan hukum di Jakarta, beberapa aspek yang
dapat disebutkan antara lain, tidak ada satupun
dokumen kontrak atau transaksi yang dilakukan
Perusahaan sebagai pembeli tembaga dengan
pihak lain sebagai penjual tembaga, dimana
transaksi jual beli ini dalam kaitannya dengan
perjanjian ISDA di atas, kemudian di pergunakan
dan berfungsi sebagai dasar (underlying
transaction).
Based on legal opinion of legal advisors, who are
advocates and consultants in Jakarta, amongst
other aspect raised, there is no contract or
transaction documents made by the Company as
a buyer of copper with any other party as a
seller of copper, where the transaction of the
sale and purchase of copper should be then used
as a basis of transaction (underlying transaction)
in creating the ISDA agreement.

Dengan demikian, perjanjian ISDA, dengan semua
dokumen yang berhubungan dan telah
ditandatangani oleh SCB dan Perusahaan, pada
dasarnya bukan kontrak derivatif atau transaksi
karena perjanjian yang mendasari transaksi
derivatif ("underlying transaction") tidak ada.
Maka, transaksi derivatif tersebut dapat
dikategorikan sebagai transaksi derivatif yang
tidak nyata.
Accordingly, then the ISDA agreement, with its
entire associated documents signed by SCB and
the Company, basically is not a derivative
agreement or transaction because the
agreement underlying the derivative transaction
("underlying transaction") does not exist. Thus,
the derivative transaction can be categorized as
an unreal derivative transaction.

Dengan demikian, jumlah dan harga tembaga yang
terkandung dalam dokumen yang berkaitan dengan
transaksi derivatif (ISDA) adalah perkiraan dan
bukan transaksi yang nyata, sehingga perjanjian
atau transaksi derivatif tersebut berlawanan atau
bertentangan dengan transaksi derivatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2
Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005
tanggal 13 September 2005 yang berbunyi sebagai
berikut: "Transaksi Derivatif adalah transaksi yang
didasari oleh suatu kontrak atau perjanjian
pembayaran yang nilainya merupakan suatu
turunan dari nilai instrumen yang mendasari
seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, ekuiti
dan indeks, baik yang diikuti dengan pergerakan
atau tanpa pergerakan dana atau instrumen,
namun tidak termasuk transaksi derivatif kredit.
Accordingly, the number and price of copper
contained in documents relating to the
derivative transaction (ISDA) is an estimation
and its not a real character, so that the
derivative agreement or transaction is in the
opposite or contrary to derivative transaction
referred in Article 1 point 2 of Bank Indonesia
Regulation No. 7/31/PBI/2005 dated on
13 September 2005 which reads as follows:
"Derivative Transaction is the payment
transaction based on contracts or agreements
whose value derived from underlying instrument
such as interest rates, exchange rates,
commodities, equities and indices, followed
either by movement or without movement of
funds or instruments, but excluding credit
derivative transactions." Accordingly, the ISDA
agreement is then invalid and null and void since
its inception.

Berdasarkan surat No 005 tahun 2011
(ARB005/11/AU) 28 Januari 2011, SCB telah
berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore
International Arbitration Centre (SIAC).
Perusahaan dalam suratnya tanggal 28 Pebruari
2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan
bahwa Yurisdiksi dan hukum yang cocok dan
sesuai untuk penentuan masalah hukum adalah
hukum Indonesia.
Based on the letter No. 005 of 2011
(ARB005/11/AU) dated on 28 January 2011, SCB
has initiated case registration in the Singapore
International Arbitration Centre (SIAC). The
Company has in its letter dated on 28 February
2011 to SIAC reiterated that the appropriate
jurisdiction and the appropriate law for the
determination of matters is Indonesia and
Indonesian law respectively.










59

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/54 Exhibit E/54

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


32. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) 32. COMMITMENT AND CONTIGENCIES (Continued)

b. Standard Chartered Bank (Lanjutan) b. Standard Chartered Bank (Continued)

Berdasarkan Putusan Badan Arbitrase Singapore
(SIAC) No.87/2012 tanggal 28 September 2012
ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk
diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB
sebesar USD 16.067.407 terkait dengan transaksi
ISDA 2002 yang dibuat oleh SCB dan PT Jembo
Cable Company Tbk atas hal tersebut, Perusahaan
dalam suratnya tanggal 5 Oktober 2012
menegaskan kembali bahwa Yuridiksi dan hukum
yang cocok dan sesuai untuk penentuan masalah
hukum adalah hukum Indonesia.
Based Arbitration Decision Singapore (SIAC)
No.87/2012 dated 28 September 2012 stated
that PT Jembo Cable Company Tbk are required
to pay to the SCB of US$ 16,067,407 related to
the ISDA 2002 transactions made by SCB and
PT Jembo Cable Company Tbk above, the
Company in its letter dated 5 October 2012
stated that the jurisdiction and the law that is
suitable and appropriate for the determine of
the legal issues is the law of Indonesia.

Saat ini Perusahan sedang melakukan upaya untuk
menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada
kepastian penyelesaiannya.

Sehubungan dengan kondisi di atas, manajemen
Perusahaan belum bisa memperkirakan hasil dan
jumlah kerugian.
Currently, the Company is making efforts to
resolve the problem but there is no certainty of
completion.

In connection with the above conditions, the
Company's management is unable to estimate
theresult of the decision and any purported
amount of loss.

c. Gugatan Perdata PT Monas Permata Persada c. Dispute PT Monas Permata Persada

Pada tanggal 27 September 2011, sesuai dengan
nomor gugatan No. 429/PDT.G/2011/PN.TNG,
PT Monas Permata Persada yang merupakan salah
satu pemilik Perusahaan melakukan gugatan
terhadap tergugat yaitu Standard Chartered Bank
dan PT Jembo Cable Company Tbk di Pengadilan
Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian
ISDA 2002 Master Agreement karena bertentangan
dengan hukum yang berlaku di Indonesia (salah
satunya melanggar peraturan Bank Indonesia)
serta menuntut SCB untuk mengembalikan
pembayaran yang telah diterimanya serta
membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti
rugi.
On 27 September 2011, based on law suit
No. 429/PDT.G/2011/PN.TNG, PT Monas Permata
Persada represent one of shareholder of the
Company to carry on lawsuit against Standard
Chartered Bank and PT Jembo Cable Company
Tbk in the District Court of Tangerang, to cancel
of agreement ISDA 2002 Master Agreement
because it is against to the law force in
Indonesia (one of violation Bank Indonesia
Regulation) and SCB demanded to return the
payment has been received and pay a certain
amount of money as compensation.


Pada tanggal 14 November 2012, Pengadilan
Negeri Tangerang telah memutuskan dan
memerintahkan antara lain mengabulkan gugatan
Penggugat untuk sebagian, menyatakan tergugat
PT Jembo Cable Company Tbk melakukan
perbuatan melawan hukum, memerintahkan
tergugat PT Jembo Cable Company Tbk untuk
menghentikan segala transaksi derivatif yang
didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master
Agreement dan schedule to the 2002 Master
Agreement berikut seluruh turunannya,
menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi
berupa dividen tahun buku 2008, 2009 dan 2010
sebesar USD 1.138.850,47 (angka penuh) dengan
bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008
sampai dilaksanakannya putusan ini serta
menghukum tergugat PT Jembo Cable Company
Tbk membayar ongkos perkara sebesar
Rp 291.000 (angka penuh).




On 14 November 2012, Tangerang District Court
was decided and ordered among other things for
the most part in favor of Plaintiff, Defendant
assert PT Jembo Cable Company Tbk committed
an unlawful act, order the defendant to PT
Jembo Cable Company Tbk to stop all derivative
transactions under an agreements ISDA 2002
Master Agreement and schedule to the 2002
Master Agreement along with all its derivatives,
sentenced defendant to pay restitution in the
form of dividends and the fiscal year 2008, 2009
and 2010 amounted to USD 1,138,850.47 (full
amount) with interest of 12% per year since
fiscal year 2008 through the implementation of
this decision and punish defendant PT Jembo
Cable Company Tbk case pay Rp 291,000 (full
amount).



60

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/55 Exhibit E/55

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


32. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) 32. COMITMENT AND CONTINGENCIES (Continued)

c. Gugatan Perdata PT Monas Permata Persada
(Lanjutan)
c. Dispute PT Monas Permata Persada
(Continued)

Atas putusan tersebut kemudian diajukan banding
ke Pengadilan Tinggi Banten. Kemudian
Pengadilan Tinggi Banten dalam putusannya
No. 27/PDT/2013 PT.BTN tanggal 17 September
2013, antara lain menerima permohonan banding
yang diajukan oleh para pihak penggugat maupun
tergugat, membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang No. 429/Pdt.G/2011/PN.TNG tanggal
14 November 2012 yang dimohonkan banding.

Pada tanggal 21 Oktober 2013, Perusahaan telah
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik
Indonesia dan sampai saat ini belum ada
keputusannya.

Sehubungan dengan kondisi di atas, manajemen
Perusahaan belum bisa memperkirakan hasil dan
jumlah kerugian.
Upon the decision then appealed to the High
Court of Banten. And the High Court of Banten
in its decision No. 27/PDT/2013 PT.BTN on
17 September 2013 such as receive an appeal
filed by the plaintiff and the defendant,
canceled the Tangerang District Court
No. 429/Pdt.G/2011/PN.TNG dated
14 November 2012 filed an appeal.


On 21 October 2013, the Company has filed an
appeal to the Supreme Court of Indonesia and
until now no decision yet.


In connection with the above conditions, the
Company's management has not been yet able
to estimate the amount of loss.

d. Gugatan Perdata atas Tanah d. Land Dispute

Pada tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan gugatan
No. 114/Pdt.G/2010/PN.TNG, Pihak pengugat
yang mengaku pemilik sebelumnya dari tanah
2.190 M2, yang kini dimiliki oleh Perusahaan,
Perusahaan dan tergugat lainnya digugat di
Pengadilan Negeri Tangerang. Berdasarkan
gugatan tersebut, Perusahaan digugat dengan nilai
tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000 / M2 atau
sebesar Rp 1.314.000.000 atau meninggalkan
tanah sengketa. Perusahaan sudah menunjuk
pengacara untuk mewakili mereka dalam hal ini.
Berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Banten
No. 97/PDT/2011/PT.BTN tanggal 24 Januari 2012
gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan
Negeri Tangerang maupun di Pengadilan Tinggi
Banten sehingga tidak ada liabilitas bersyarat.
Atas hal tersebut penggugat telah mengajukan
kasasi kepada Mahkamah Agung Republik
Indonesia.

Berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia No. 2618/Pdt/2012 tanggal 24 Juni
2013, permohonan penggugat yang juga
merupakan permohonan Kasasi ditolak oleh
Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan
demikian perkara ini sudah selesai.
On 12 March 2010, based on lawsuit
No. 114/Pdt.G/2010/PN.TNG, parties claiming
to be the previous owner of a piece of land with
area of 2,190 M2, which is now owned and
possessed by the Company, sued the Company
and other defendants in the Tangerang District
Court. Based on the lawsuit, the Company
was sued by the value of claims for
compensation of Rp 600,000 /M2 or at total of
Rp 1,314,000,000 or discharge of the disputed
land. The Company has a lawyer to represent it
in this case. Based on the Banten High Court
result No. 97/PDT/2011/PT.BTN dated
24 January 2012 the lawsuit of claiming was
rejected in both of Tangerang District Court or
the High Court of Banten so there is no
contingent liability. On the matter, parties
claimining has filed an appeal Supreme Court of
the Republic of Indonesia.

Based on the decision of the Supreme Court of
the Republic of Indonesia No. 2618/Pdt/2012
dated 24 June 2013, plea of parties claimining
which is also an appeal was rejected by the
Supreme Court of the Republic of Indonesia and
the case is closed.
61

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/56 Exhibit E/56

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


32. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) 32. COMMITMENT AND CONTINGENCIES (Continued)

e. Perjanjian kerjasama konsinyasi penyediaan
kabel
e. Consignment cooperation agreement
providing cable

Pada tanggal 25 Juni 2013, sesuai dengan
perjanjian No. 1122/HK.810/TA-00/2013 telah
dilakukan kerjasama konsinyasi dalam penyediaan
kabel yang diproduksi dan/atau dijual oleh
PT Jembo Cable Company Tbk dengan PT Telkom
Akses, dengan lingkup pekerjaan menyediakan
kabel yang termasuk kategori barang fast moving,
dimana pihak PT Telkom Akses berkewajiban
untuk memasarkan dan menjual kabel konsinyasi
kepada konsumen. Selama barang atau kabel
belum terjual atau dianggap terjual atau dijual
oleh PT Telkom Akses maka hak milik atas barang
atau kabel dan/atau nota pesanan barang atau
kabel tetap berada pada PT Jembo Cable
Company Tbk. Perjanjian ini berlaku selama 2
tahun sejak tanggal ditandatanganinya. Pada akhir
masa berlaku perjanjian dan jika masih terdapat
penyelesaian pekerjaan dari nota pesanan barang
atau kabel yang telah diterbitkan maka perjanjian
ini berlaku sampai dengan diselesaikan seluruh
hak dan kewajiban masing-masing.
On 25 June 2013, in accordance with the
agreement No. 1122/HK.810/TA-00/2013 have
carried out cooperation in the provision of
cable consignment manufactured and/or sold
by PT Jembo Cable Company Tbk and Telkom
Akses, with the scope of work to provide cable
which belongs to the category of fast moving
goods, where the PT Telkom Akses obligated to
market and sell the consignment cable to
consumers. During unsold goods or cable or
deemed sold or sold by PT Telkom Akses the
property rights to goods or cable and/or cable
memorandum or order goods remain on
PT Jembo Cable Company Tbk. This agreement
is valid for 2 years from the date of signing. At
the end of the validity period of the agreement
and if there are completion of the
memorandum order goods or cables that have
been published so the agreement is valid until
completed all the rights and obligations of
each.

33. MANAJEMEN RISIKO 33. RISK MANAGEMENT

Aset keuangan Financial assets


2 0 1 3 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 2
- - 5.499.386 28.091.837 - -
Deposito berjangka - - 8.611.529 10.373.509 - - Time deposits
- - 512.109.793 217.638.988 - -
- - 1.639.723 2.005.089 - -
Available for sale
- - - - 2.400.000 2.025.000 financial asset
Aset tidak lancar lainnya - - 31.515.823 11.978.310 - - Other non-current assets
- - 559.376.254 270.087.733 2.400.000 2.025.000
Pinjaman dan piutang /
Loans and receivable
Aset keuangan pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi/
Financial assets at fair value
through Tersedia untuk dijual /
tersedia untuk dijual
Total financial assets Jumlah aset keuangan
profit or loss
Kas dan setara kas Cash and cash equivalents
Piutang usaha
Piutang lain-lain Other receivables
Trade receivables
Available - for - sale
Aset keuangan
62

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/57 Exhibit E/57

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)



33. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

Liabilitas keuangan Financial liabilities

2 0 1 3 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 2
Pinjaman bank jangka pendek - - 724.218.660 268.191.975 Short-term bank loans
Hutang usaha - - 248.046.359 220.120.353 Trade payables
Hutang lain-lain - - 19.102.681 17.116.685 Other payables
- - 13.354.080 8.550.429
- - 3.405.072 3.311.530
Jumlah liabilitas keuangan - - 1.008.126.852 517.290.972
Liabilitas keuangan pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi /
Kewajiban keuangan pada biaya
amortisasi/
Financial liabilities at fair value
through profit or loss
Financial liabilities at amortised
cost
Hutang sewa pembiayaan Finance lease liabilities
Total financial liabilities
Biaya masih harus dibayar Accrued expenses


a. Pendahuluan dan tinjauan a. Introduction and overview

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab
keseluruhan untuk menetapkan dan mengawasi
kerangka manajemen risiko. Direksi telah
menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung
jawab untuk mengembangkan dan memantau
kebijakan manajemen risiko Perusahaan.
Sedangkan fungsi internal audit memiliki
tanggung jawab untuk memantau kepatuhan
terhadap kebijakan dan prosedur manajemen
risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka
manajemen risiko yang terkait dengan risiko-
risiko yang dihadapi oleh Perusahaan dengan
memberikan laporannya kepada Direksi.
The Board of Directors has overall responsibility
for setting and overseeing risk management
framework, and has established a financial
function that is responsible for developing and
monitoring the Company's risk management
policy. The internal auditor function has the
responsibility to monitor compliance with risk
management policies and procedures, and to
review the adequacy of risk management
framework related to the risks faced by the
Company and to provide its report to the Board
of Directors.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah
untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko-
risiko yang dihadapi Perusahaan dan entitas
anaknyanya, menetapkan batasan risiko dan
pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi
risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah
ditetapkan, namun tanpa terlalu mempengaruhi
daya saing Perusahaan dan entitas anaknyanya
dan fleksibilitas.
The overall objective of risk management is to
identify and analyze the risks faced by the
Company and its subsidiary, set risk limits and
ensure appropriate controls, and to monitor risks
and adherence to a predetermined limit, but
without unduly affecting the Company and its
subsidiary's competitiveness and flexibility.

Perusahaan menghadapi risiko dari instrumen
keuangan sebagai berikut:
Risiko kredit
Risiko pasar
Risiko likuiditas
Risiko operasional
The Company faces the following risks of
financial instruments as follows:
Credit risk
Market risk
Liquidity risk
Operational risk

Instrumen keuangan utama yang digunakan oleh
Perusahaan dan entitas anaknyanya, di mana
risiko instrumen keuangan timbul, adalah
sebagai berikut:

Piutang usaha
Kas dan setara kas
Hutang usaha dan hutang lain-lain
Pinjaman bank dengan tingkat suku bunga
mengambang
Pinjaman bank dengan tingkat suku bunga
tetap
The principal financial instruments used by the
Company and its subsidiary, from which financial
instrument risk arises, are as follows:


Trade receivables
Cash and cash equivalents
Trade and other payables
Floating-rate bank loans
Fixed rate bank loan
63

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/58 Exhibit E/58

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


33. MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit b. Credit risk

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau
counterparty gagal memenuhi liabilitasnya.
Credit risk is the risk of financial loss due to the
failure of customers or counterparties fails to
meet their obligations.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan
berasal dari kredit yang diberikan kepada
pelanggan. Untuk mengurangi resiko ini,
kebijakan untuk melakukan penjualan hanya
kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan
terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik.
Credit risk which is faced by the Company derived
from credits granted to customers. To reduce this
risk, the policy to sell only to customers who can
be trusted and proven to have a good credit
history.

Perusahaan akan melakukan analisa pemberian
kredit kepada semua calon pelanggan.
The company will perform credit analysis to all
prospective customers.

Jumlah Bruto/ Neto/ Jumlah Bruto/ Neto/
Total gross Net Total gross Net
Kas dan setara kas - 5.499.386 - 28.091.837 Cash and cash equivalents
Deposito berjangka - 8.611.529 - 10.373.509 Time deposits
Piutang usaha - 512.109.793 - 217.638.988 Trade receivables
Piutang lain-lain - 1.639.723 - 2.005.089 Other receivables
Aset keuangan tersedia Available-for-sale
untuk dijual - 2.400.000 - 2.025.000 financial asset
Aset tidak lancar lainnya - 31.515.823 - 11.978.310 Other non-current assets
J u m l a h - 561.776.254 - 272.112.733 T o t a l
2 0 1 2 2 0 1 3



c. Risiko pasar c. Market risk

Perusahaan menyadari adanya risiko yang
terjadi akibat fluktusi mata uang rupiah terhadap
nilai tukar mata uang asing, sehingga perusahaan
melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan
melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi
mata uang asing.

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Sebagian besar hasil penjualan produk
perusahaan diperoleh dengan mata uang rupiah
sedangkan seluruh pembelian bahan bahan baku
dilakukan dengan mata uang asing. Sehingga
terjadi ketidak seimbangan antara mata uang
rupiah yang ada dari hasil penjualan produk
dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan
baku dengan mata uang asing.

Untuk mengurangi ketidak seimbangan tersebut
maka perusahaan melakukan transaksi berjangka
pembelian mata uang asing dengan mata uang
rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.
The company is aware of the risks arising from
fluktusi rupiah exchange rate against foreign
currencies, so the company hedging contracts
with a view to hedging the foreign currency
fluctuations.


Foreign Exchange Risk Foreign Currency

Most of the results obtained by the company's
product sales rupiah while all raw material
purchases made in foreign currency. So there is
imbalance between the existing rupiah from the
sale of the product with the purchase of raw
material payment obligations in foreign currency.



To reduce these imbalances futures transactions
the company purchases foreign currency rupiah at
the maturity date.


64

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/59 Exhibit E/59

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


33. MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)
Mata uang
asing/
Ekuivalen
Rupiah/
Mata uang
asing/
Ekuivalen
Rupiah/
Foreign
currency
Rupiah
Equivalent
Foreign
currency
Rupiah
Equivalent
A s e t A s s e t s
Kas dan setara kas US$ 160.477 1.956.057 2.524.257 24.409.564 Cash and cash equivalents
SG$ 19.110 183.993 24.792 196.032
EUR 4.367 73.457 35.105 449.686
GBP 4.386 88.151 5.065 78.913
JPY 4.338 5.040 276.529 309.621
AUD 50.149 545.407 11.549 115.779
Piutang usaha Trade receivables
Pihak-pihak berelasi US$ 350.706 4.274.749 3.495.060 33.797.230 Related parties
SG$ 1.738.238 16.735.737 2.268.912 17.940.559
Pihak ketiga US$ 7.419.523 90.436.562 1.328.841 12.849.892 Third parties
EUR 389.008 6.543.672 434.748 5.569.061
GBP 1.327 26.665 86.289 1.344.284
AUD 300.727 3.270.599 - -
Aset tidak lancar lainnya US$ 2.317.262 28.245.109 1.155.224 11.171.014 Other non-current assets
Jumlah Aset 152.385.197 108.231.637 Total Asset
2 0 1 3 2 0 1 2
Liabilitas Liabilities
Pinjaman bank jangka pendek US$ 1.186.495 14.462.188 15.288 147.835 Short-term bank loans
Hutang usaha Trade payables
Pihak-pihak berelasi US$ 4.919.448 59.963.153 3.577.437 34.593.818 Related parties
SG$ 869.142 8.368.098 503.556 3.981.679
Pihak ketiga US$ 12.372.939 150.813.748 16.112.436 155.807.259 Third parties
EUR 2.796 47.033 3.700 47.396
AUD 398 4.328 - -
SG$ - - 4.589 36.285
GBP - - 5.520 85.995
Hutang lain-lain US$ 891.300 10.864.056 891.300 8.618.871
Other payables
Jumlah Liabilitas 244.522.603 203.319.139 Total Liabilities
Jumlah Liabilitas - Bersih 92.137.406) ( 95.087.502) ( Total Liabilities -Net

d. Risiko likuiditas d. Liquidity risk

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan
dan entitas anaknyanya tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo.
Untuk mengurangi risiko ini, Perusahaan dan entitas
anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan
likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan
datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.






Liquidity risk is the risk that the Company and its
subsidiary can not comply with the obligations of
payment at maturity. To reduce this risk, the
Company and its subsidiary has been continuously
monitoring the liquidity needs of today and for the
future and ensure adequate liquidity funds.
65

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/60 Exhibit E/60

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

33. MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)

2 0 1 3 2014 dan Nilai
seterusnya/ wajar/
2014 2014 and etc Fair value
Aset Assets
Kas dan setara kas 5.499.386 - 5.499.386 Cash and cash equivalents
Deposito berjangka 8.611.529 - 8.611.529 Time deposits
Piutang usaha 512.109.793 - 512.109.793 Trade receivables
Piutang lain-lain
1.639.723 - 1.639.723
Other receivables
Aset tidak lancar lainnya 31.515.823 - 31.515.823 Other non-current assets
Jumlah aset 559.376.254 - 559.376.254 Total assets
Liabilitas Liabilities
Pinjaman bank jangka pendek 724.218.660 -
724.218.660
Short-term bank loans
Hutang usaha 248.046.359
-
248.046.359 Trade payables
Huang lain-lain 19.102.621
-
19.102.621 Other payables
Biaya yang masih harus dibayar 13.354.080
-
13.354.080 Accrued expenses
Hutang sewa pembiayaan 1.570.690 1.834.382 3.405.072 Lease liabilities
Jumlah liabilitas 1.006.292.410 1.834.382 1.008.126.792 Total liabilities
Jumlah liabilitas bersih 446.916.156 1.834.382 448.750.538 Total net liabilities
Jatuh tempo/ maturity
2 0 1 2 2013 dan Nilai
seterusnya/ wajar/
2013 2013 and etc Fair value
Aset Assets
Kas dan setara kas 28.091.837 - 28.091.837 Cash and cash equivalents
Deposito berjangka 10.373.509 - 10.373.509 Time deposits
Piutang usaha 217.638.988 - 217.638.988 Trade receivables
Piutang lain-lain
2.005.089 - 2.005.089
Other receivables
Aset tidak lancar lainnya 11.978.310 - 11.978.310 Other non-current assets
Jumlah aset 270.087.733 - 270.087.733 Total assets
Liabilitas Liabilities
Pinjaman bank jangka pendek 268.191.975 -
268.191.975
Short-term bank loans
Hutang usaha 220.120.353
-
220.120.353 Trade payables
Hutang lain-lain 17.116.685
-
17.116.685 Other payables
Biaya yang masih harus dibayar 8.550.429
-
8.550.429 Accrued expenses
Hutang sewa pembiayaan 1.409.257 1.902.273 3.311.530 Lease liabilities
Jumlah liabilitas 515.388.699 1.902.273 517.290.972 Total liabilities
Jumlah liabilitas bersih 245.300.966 1.902.273 247.203.239 Total net liabilities
Jatuh tempo/ maturity


66

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/61 Exhibit E/61

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

33. MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

e. Risiko operasional e. Operational risk

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang
diakibatkan oleh kurang memadainya atau
kegagalan dari proses internal, faktor manusia
dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis,
kegiatan operasional, sistem dan produk
Perusahaan.

Risiko operasional terjadi antara lain mesin
berhenti proses produksi karena putus
pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti
karena kekurangan bahan baku, Perusahaan
membentuk stok penyangga bahan baku. Jika
mesin berhenti karena kerusakan mesin,
perusahaan selalu melakukan pemeliharaan
secara rutin. Apabila mesin berhenti beroperasi
karena pemogokan karyawan, perusahaan telah
menjalin hubungan industrial yang baik dengan
serikat buruh.
Operational risk is the risk of losses resulting
from inadequate or failed internal processes,
human factors, inadequate systems or from
external events. This risk is inherent in all
business processes, operations, systems and
products of the Company.


Operating risks, among other things, the machine
stops the process of production due to the end of
the source of electricity. In the same way, the
engine stopped due to lack of raw materials, the
company to establish a reserve of stabilization of
raw materials. If the machine stops due to engine
failure, the company always perform routine
maintenance. When the machine stops operating
due to strike of employees, the company has
established a good industrial relations with trade
unions.

34. PENGELOLAAN PERMODALAN 34. CAPITAL MANAGEMENT

Tujuan utama pengelolaan permodalan Perusahaan
adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan
memelihara peringkat kredit yang kuat dan rasio
permodalan yang sehat untuk mendukung bisnis dan
memaksimumkan nilai pemegang saham Perusahaan.

Perusahaan mengelola struktur permodalan dan
membuat penyesuaian terhadap struktur permodalan
tersebut terkait dengan perubahan kondisi ekonomi.
Untuk memelihara atau menyesuaikan struktur
permodalan, Perusahaan melakukan kebijakan dengan
menunda pembayaran dividen kepada pemegang
saham.

Perusahaan memantau penggunaan modal dengan
menggunakan rasio gear yaitu hutang neto dibagi
dengan total modal ditambah hutang neto.
Perusahaan memasukkan hutang neto, hutang sewa
pembiayaan, hutang usaha dan hutang lainnya dan
pinjaman, dikurangi kas dan setara kas. Modal
meliputi ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemegang ekuitas Perusahaan. Tidak terdapat
perubahan dari periode sebelumnya terhadap
manajemen permodalan Perusahaan.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 total
liabilitas bersih terhadap total ekuitas adalah sebesar
Rp 854.967.122 dan Rp 346.323.342, dan rasio gear
adalah sebesar 87% dan 77%.

Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013
dan 2012, Perusahaan telah taat dengan persyaratan
manajemen permodalan.
The primary objective of the Companys capital
management is to ensure that it maintains a strong
credit rating and healthy capital ratios in order to
support its business and maximize shareholder value.


The Company manages its capital structure and
makes adjustments to it, in light of changes in
economic conditions. To maintain or adjust the
capital structure, the Company may adjust dividend
payments to shareholders, return capital to
shareholders or issue new shares.


The Company monitors capital using a gearing ratio,
which is net debt divided by total capital plus net
debt. The Company includes within net debt, finance
lease payables, trade and other payables and loans
and borrowings, less cash and cash equivalents.
Capital includes equity attributable to the equity
holders of the Company. There were no changes
from the previous period for the Companys capital
management.


On 31 December 2013 and 2012 total net liabilities to
total equity amounting to Rp 854,967,122 and
Rp 346,323,342, and gearing ratio amounting to 87%
and 77%.

For the years ended 31 December 2013 and 2012, the
Company has complied with its capital management
requirements.

67

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/62 Exhibit E/62

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


35. ASET TIDAK LANCAR DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN
OPERASI YANG DIHENTIKAN
35. NON-CURRENT ASSETS HELD FOR SALE AND
DISCONTINUED OPERATIONS

Pada bulan September 2012, PT Jembo Energindo,
entitas anaknya sudah tidak lagi memperoleh kontrak
dengan PT PLN Batam sehingga aktivitas atau kegiatan
entitas anaknya dihentikan. Sampai dengan
31 Desember 2013, entitas anaknya tidak melakukan
kegiatan operasi sehingga tidak menghasilkan
pendapatan. Aset tetap yang dimiliki akan dijual
sehingga diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual sebesar nilai buku yang terdiri
dari:
On September 2012, PT Jembo Energindo, the subsidiary
did not get the contract from PT PLN Batam so its
activity is halted. As of 31 December 2013, subsidiary did
not operations so not get revenue. Property, plant and
equipment held for sale should be classified as non-
current assets held for sale amounted carrying value are
consist of:

2 0 1 3
Instalasi listrik
5.678.462
Electrical installations
Mesin 10.598.274 Machineries
Peralatan pabrik 18.876 Factory equipment
Peralatan pembangkit listrik 3.551.413 Electrical equipment
J u m l a h 19.847.025 T o t a l

Taksiran nilai realisasi bersih diharapkan akan lebih
besar dari nilai tercatatnya sehingga tidak terdapat rugi
penurunan nilai.
The net realizable value is expected bigger than its
carrying value therefore there is no impairment loss.

Rincian laporan laba rugi komprehensif atas operasi
yang dihentikan adalah sebagai berikut :
Details of statement of comprehensive income of
discontinued operations are as follows :


68

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued
in Indonesian Language

Ekshibit E/63 Exhibit E/63

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)


35. ASET TIDAK LANCAR DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN
OPERASI YANG DIHENTIKAN (Lanjutan)
35. NON-CURRENT ASSETS HELD FOR SALE AND
DISCONTINUED OPERATIONS (Continued)

2 0 1 3
PENJUALAN BERSIH
- NET SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN
- COST OF GOODS SOLD
RUGI KOTOR
- GROSS LOSS
BEBAN USAHA
- OPERATING EXPENSES
RUGI DARI USAHA
- LOSS FROM OPERATIONS
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (EXPENSES)
Laba selisih kurs 1.491 Gain foreign exchange
Pendapatan keuangan
25.162 Finance expense
Lain-lain Bersih 12.151.358) ( Others - Net
Beban Lain-Lain Bersih
12.124.705) ( Others expense - Net
RUGI SEBELUM PAJAK 12.124.705) ( LOSS BEFORE TAX
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
TAX BENEFIT (EXPENSES)
Pajak kini - Current tax
Pajak tangguhan - Deferred tax
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak - Total Tax Benefit (Expenses)
RUGI TAHUN BERJALAN 12.124.705) ( LOSS FOR THE YEAR
Pendapatan (Beban) Komprehensif lain
- Other Comprehensive Income (Loss)
JUMLAH BEBAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 12.124.705) ( TOTAL COMPREHENSIVE LOSS FOR THE YEAR

36. INFORMASI KEUANGAN TERSENDIRI PERUSAHAAN 36. FINANCIAL INFORMATION OF THE PARENT COMPANY
ONLY

Informasi keuangan tersendiri entitas induk menyajikan
informasi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi
komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan
arus kas.
The financial statements of the parent company only
presents statements of financial position, statements of
comprehensive income, statements of changes in equity
and statements of cash flows.

Laporan keuangan tersendiri entitas induk disajikan dari
lampiran 1 sampai dengan 6.
Financial information of the parent company was
presented on appendix 1 to 6.





69
A S E T A S S E T S
2 0 1 3 2 0 1 2
ASET LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan setara kas 4.818.724 27.555.466 Cash and cash equivalents
Deposito berjangka 8.611.529 10.373.509 Time deposits
Piutang usaha Trade receivables
Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai sebesar Rp 2.376.381 (2012: Rp 2.327.584) 404.955.802 121.202.391
Pihak-pihak berelasi 107.153.991 96.436.597
Piutang lain-lain 50.132.647 39.643.604 Other receivables
Persediaan 460.634.329 321.410.902 Inventories
Pajak dibayar dimuka 17.989.004 11.354.529 Prepaid taxes
Uang muka 18.999.290 12.599.015 Advances
Biaya dibayar dimuka 1.132.913 1.814.379 Prepaid expenses
Jumlah Aset Lancar 1.074.428.229 642.390.392 Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS
Taksiran klaim pajak penghasilan 9.754.844 2.160.692 Estimated claims for corporate tax refund
Aset keuangan tersedia untuk dijual 30.370.000 42.392.204 Available for sale financial asset
Aset tetap - setelah dikurangi Property, plant and equipment net of
akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of
Rp 272.816.531 (2012 : Rp 254.405.638) 123.814.549 38.413.946 Rp 272,816,531 (2012 : Rp 254,405,638)
Aset pajak tangguhan 10.734.721 5.934.139 Deferred tax assets
Uang jaminan 31.133.966 17.787.335 Security deposits
Jumlah Aset Tidak Lancar 205.808.080 106.688.316 Total Non-Current Assets
J U M L A H A S E T 1.280.236.308 749.078.708 T O T A L A S S E T S
The original supplementary information included herein are
Appendix 1
SEPARATE STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
in the Indonesian Language
Related parties
impairment losses of Rp 2,376,381 (2012: Rp 2,327,584)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
Lampiran 1
LAPORAN POSISI KEUANGAN TERSENDIRI
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Third parties - net of allowance for
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
AS OF 31 DECEMBER 2013
70
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY
2 0 1 3 2 0 1 2
LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIES
Pinjaman bank jangka pendek 724.218.660 268.191.975 Short-term bank loans
Hutang usaha Trade payables
Pihak ketiga 170.637.428 171.837.948 Third parties
Pihak-pihak berelasi 77.408.931 47.676.474 Related parties
Hutang lain-lain - Pihak ketiga 10.938.134 8.683.559 Other payables - Third parties
Hutang pajak 2.993.158 5.157.693 Taxes payables
Uang muka penjualan Advances from customers
Pihak ketiga 43.155.726 11.107.008 Third parties
Pihak-pihak berelasi - 18.145 Related parties
Biaya masih harus dibayar 12.972.159 8.331.572 Accrued expenses
Hutang sewa pembiayaan jangka panjang yang Current maturities of
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 1.564.720 1.409.257 finance lease liabilities
Jumlah Liabilitas Lancar 1.043.888.916 522.413.631 Total Current Liabilities
LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES
Hutang sewa pembiayaan jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo Finance lease liabilities - net of
dalam waktu satu tahun 1.834.382 1.902.273 current maturities
Liabilitas imbalan pasca-kerja 37.743.732 32.505.575 Provision for post-employment benefits
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 39.578.114 34.407.848 Total Non-Current Liabilities
E K U I T A S EQUITY
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham*) Share capital - par value Rp 500 per share *)
Modal dasar - 600.000.000 saham Authorized - 600,000,000 shares
Modal ditempatkan dan disetor - Subscribed and paid-up -
151.200.000 saham 75.600.000 75.600.000 151,200,000 shares
Agio saham 3.900.000 3.900.000 Additional on paid in capital
Cadangan tersedia untuk dijual 2.000.000 1.625.000 Available for sale reserves
Saldo laba Retained earnings
Ditentukan penggunaannya 11.774.497 9.774.497 Appropriated
Tidak ditentukan penggunaannya 103.494.781 101.357.732 Unappropriated
Jumlah Ekuitas
196.769.278 192.257.229 Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.280.236.308 749.078.708 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
*) Dalam angka penuh In full amount *)
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
in the Indonesian Language
LAPORAN POSISI KEUANGAN TERSENDIRI SEPARATE STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013 AS OF 31 DECEMBER 2013
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
The original supplementary information included herein are
Lampiran 2 Appendix 2
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
71
2 0 1 3 2 0 1 2
PENJUALAN BERSIH 1.490.073.098 1.224.024.001 NET SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN 1.290.565.140 1.083.509.116 COST OF GOODS SOLD
LABA KOTOR 199.507.958 140.514.885 GROSS PROFIT
BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES
Beban penjualan 30.484.869 27.079.203 Selling expenses
Beban umum dan administrasi 34.912.001 30.193.176 General and administrative expenses

Jumlah Beban Usaha 65.396.870 57.272.379 Total Operating Expenses
LABA DARI USAHA 134.111.088 83.242.506 INCOME FROM OPERATIONS
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (CHARGES)
Penjualan barang rusak 6.328.110 5.426.833 Sales of scrap
Keuntungan atas penjualan aset tetap 388.378 414.961 Gain on sale of property, plant and equipment
Penghasilan bunga 4.098.947 3.830.057 Interest income
Beban pinjaman 29.460.515) ( 11.533.524) ( Interest expenses
Rugi selisih nilai tukar mata uang asing - Bersih 68.769.506) ( 20.843.027) ( Loss on foreign exchange - Net
Provisi dan administrasi bank 11.466.025) ( 6.107.463) ( Provisions and bank administration
Lain-lain - Bersih 8.205.507 6.852.551 Others - Net
Beban Lain-Lain - Bersih 90.675.104) ( 21.959.612) ( Other Charges - Net
LABA SEBELUM PAJAK 43.435.984 61.282.894 INCOME BEFORE TAX
MANFAAT (BEBAN) PAJAK TAX BENEFIT (EXPENSES)
Pajak kini 13.558.310) ( 18.342.077) ( Current tax
Pajak tangguhan 4.800.582 2.006.578 Deferred tax
Jumlah Beban Pajak 8.757.728) ( 16.335.499) ( Total Tax Expenses
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 34.678.256 44.947.395 PROFIT FOR THE YEAR
The original supplementary information included herein are
Lampiran 3 Appendix 3
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF TERSENDIRI SEPARATE STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
in the Indonesian Language
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
72
L
a
m
p
i
r
a
n

4
A
p
p
e
n
d
i
x

4
C
a
d
a
n
g
a
n
t
e
r
s
e
d
i
a
u
n
t
u
k
T
i
d
a
k
M
o
d
a
l
A
g
i
o

s
a
h
a
m
/
d
i
j
u
a
l
/
D
i
t
e
n
t
u
k
a
n
d
i
t
e
n
t
u
k
a
n
d
i
s
e
t
o
r
/
A
d
d
i
t
i
o
n
a
l
A
v
a
i
l
a
b
l
e
-
f
o
r
-
p
e
n
g
g
u
n
a
a
n
-
p
e
n
g
g
u
n
a
a
n
-
J
u
m
l
a
h
C
a
t
a
t
a
n
/
P
a
i
d
-
i
n
o
n

p
a
i
d
-
i
n
s
a
l
e
n
y
a
/
n
y
a
/
e
k
u
i
t
a
s
/

T
o
t
a
l
N
o
t
e
s
c
a
p
i
t
a
l
c
a
p
i
t
a
l
r
e
s
e
r
v
e
s
a
p
p
r
o
p
r
i
a
t
e
d
u
n
a
p
p
r
o
p
r
i
a
t
e
d
e
q
u
i
t
y
S
a
l
d
o

3
1

D
e
s
e
m
b
e
r

2
0
1
1
7
5
.
6
0
0
.
0
0
0



3
.
9
0
0
.
0
0
0





1
.
3
8
5
.
0
0
0







3
.
7
7
4
.
4
9
7








7
9
.
0
4
2
.
3
3
7










1
6
3
.
7
0
1
.
8
3
4





B
a
l
a
n
c
e

a
s

o
f

3
1

D
e
c
e
m
b
e
r

2
0
1
1
C
a
d
a
n
g
a
n

u
m
u
m
-
-
-
6
.
0
0
0
.
0
0
0








6
.
0
0
0
.
0
0
0
)
(










-
R
e
s
e
r
v
e

f
u
n
d
D
i
v
i
d
e
n

t
u
n
a
i
-
-
-
-
1
6
.
6
3
2
.
0
0
0
)
(








1
6
.
6
3
2
.
0
0
0
)
(






C
a
s
h

d
i
v
i
d
e
n
d
L
a
b
a

k
o
m
p
r
e
h
e
n
s
i
f

t
a
h
u
n

b
e
r
j
a
l
a
n
-
-
2
4
0
.
0
0
0









-
4
4
.
9
4
7
.
3
9
5










4
5
.
1
8
7
.
3
9
5







T
o
t
a
l

c
o
m
p
r
e
h
e
n
s
i
v
e

i
n
c
o
m
e

f
o
r

t
h
e

y
e
a
r
S
a
l
d
o

3
1

D
e
s
e
m
b
e
r

2
0
1
2
7
5
.
6
0
0
.
0
0
0



3
.
9
0
0
.
0
0
0





1
.
6
2
5
.
0
0
0







9
.
7
7
4
.
4
9
7








1
0
1
.
3
5
7
.
7
3
2








1
9
2
.
2
5
7
.
2
2
9





B
a
l
a
n
c
e

a
s

o
f

3
1

D
e
c
e
m
b
e
r

2
0
1
2
C
a
d
a
n
g
a
n

u
m
u
m
-
-
-
2
.
0
0
0
.
0
0
0








2
.
0
0
0
.
0
0
0
)
(










-
R
e
s
e
r
v
e

f
u
n
d
C
a
d
a
n
g
a
n

n
i
l
a
i

w
a
j
a
r
-
-
-
-
1
2
.
3
9
7
.
2
0
7
)
(








1
2
.
3
9
7
.
2
0
7
)
(






F
a
i
r

v
a
l
u
e

r
e
s
e
r
v
e
D
i
v
i
d
e
n

t
u
n
a
i
-
-
-
-
1
8
.
1
4
4
.
0
0
0
)
(








1
8
.
1
4
4
.
0
0
0
)
(






C
a
s
h

d
i
v
i
d
e
n
d
L
a
b
a

k
o
m
p
r
e
h
e
n
s
i
f

t
a
h
u
n

b
e
r
j
a
l
a
n
-
-
3
7
5
.
0
0
0









-
3
4
.
6
7
8
.
2
5
6










3
5
.
0
5
3
.
2
5
6







T
o
t
a
l

c
o
m
p
r
e
h
e
n
s
i
v
e

i
n
c
o
m
e

f
o
r

t
h
e

y
e
a
r
S
a
l
d
o

3
1

D
e
s
e
m
b
e
r

2
0
1
3
7
5
.
6
0
0
.
0
0
0



3
.
9
0
0
.
0
0
0





2
.
0
0
0
.
0
0
0







1
1
.
7
7
4
.
4
9
7






1
0
3
.
4
9
4
.
7
8
1








1
9
6
.
7
6
9
.
2
7
8





B
a
l
a
n
c
e

a
s

o
f

3
1

D
e
c
e
m
b
e
r

2
0
1
3
T
h
e

o
r
i
g
i
n
a
l

s
u
p
p
l
e
m
e
n
t
a
r
y

i
n
f
o
r
m
a
t
i
o
n

i
n
c
l
u
d
e
d

h
e
r
e
i
n

a
r
e


i
n

t
h
e

I
n
d
o
n
e
s
i
a
n

L
a
n
g
u
a
g
e
S
E
P
A
R
A
T
E

S
T
A
T
E
M
E
N
T

O
F

C
H
A
N
G
E
S

I
N


E
Q
U
I
T
Y
S
a
l
d
o

l
a
b
a
/
(
E
x
p
r
e
s
s
e
d

i
n

T
h
o
u
s
a
n
d
s

R
u
p
i
a
h
,

u
n
l
e
s
s

o
t
h
e
r
w
i
s
e

s
t
a
t
e
d

)
R
e
t
a
i
n
e
d

e
a
r
n
i
n
g
s
F
O
R

T
H
E

Y
E
A
R

E
N
D
E
D

3
1

D
E
C
E
M
B
E
R

2
0
1
3
P
T

J
E
M
B
O

C
A
B
L
E

C
O
M
P
A
N
Y

T
b
k
L
A
P
O
R
A
N

P
E
R
U
B
A
H
A
N

E
K
U
I
T
A
S

T
E
R
S
E
N
D
I
R
I
U
N
T
U
K

T
A
H
U
N

Y
A
N
G

B
E
R
A
K
H
I
R

P
A
D
A

3
1

D
E
S
E
M
B
E
R

2
0
1
3

(
D
i
s
a
j
i
k
a
n

d
a
l
a
m

R
i
b
u
a
n

R
u
p
i
a
h
,

k
e
c
u
a
l
i

d
i
n
y
a
t
a
k
a
n

l
a
i
n
)
P
T

J
E
M
B
O

C
A
B
L
E

C
O
M
P
A
N
Y

T
b
k

73
Lampiran 5 Appendix 5
2 0 1 3 2 0 1 2
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan kas dari pelanggan 1.279.943.783 1.252.889.287 Cash receipts from customers
Pembayaran kas kepada: Cash paid to:
Pemasok 1.143.598.230) ( 1.031.883.025) ( Suppliers
Direksi dan karyawan 63.675.506) ( 45.983.790) ( Directors and employees
Kas dihasilkan dari operasi 72.670.047 175.022.473 Cash generated from operations
Pembayaran bunga dan beban keuangan 25.715.292) ( 16.095.463) ( Payment interest and financial cost
Beban operasi 136.336.539) ( 117.963.375) ( Operation expenses
Pembayaran pajak penghasilan 27.288.172) ( 13.038.686) ( Payments of income taxes
Arus kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi 116.669.956) ( 27.924.949 Net cash flows (used in) provided by operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Deposito Berjangka 1.571.971 ( 3.738.542) Time deposits
Perolehan aset tetap ( 39.018.648) ( 8.020.444) Acquisitions of property, plant and equipment
Pembayaran aset tidak lancar lainnya 17.281.424) ( 1.681.628) ( Payments of other non-current assets
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
54.728.100) ( 13.440.613) (
Net cash flows used in investing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Penambahan (pembayaran) pinjaman bank jangka pendek 163.162.066 ( 4.173.524) Proceeds from (payments of) short-term bank loans
Penambahan (pembayaran) hutang lain-lain 4.535.787 21.038) ( Addition (payment) of other payables
Pembayaran dividen 17.121.832) ( 15.289.316) ( Dividen payment
Pembayaran hutang sewa pembiayaan 1.914.707) ( 5.182.549) ( Payments of finance lease liabilities
Arus kas bersih tersedia dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 148.661.314 24.666.427) ( Net cash flows provided by (used in) financing activities
PENURUNAN BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS 22.736.742) ( 10.182.091) ( NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 27.555.466 37.737.557 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEARS
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 4.818.724 27.555.466 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEARS
The original supplementary information included herein are
in the Indonesian Language
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
LAPORAN ARUS KAS TERSENDIRI SEPARATE STATEMENT OF CASH FLOWS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
74

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued

in Indonesian Language

Lampiran 6 Appendix 6

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
31 DESEMBER 2013
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk
NOTES TO SEPARATE FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
31 DECEMBER 2013
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

1. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN 1. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Laporan keuangan tersendiri entitas induk disusun sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK)
No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri.
The separate financial statements of the parent entity
are prepared in accordance with the Statement of
Financial Accounting Standards (PSAK) No. 4 (Revised
2009), Consolidated and Separate Financial
Statements.

PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur dalam hal entitas
memilih untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri
maka laporan tersebut hanya dapat disajikan sebagai
informasi tambahan dalam laporan keuangan
konsolidasian. Laporan keuangan tersendiri adalah laporan
keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang mencatat
investasi pada entitas anak bersama berdasarkan
kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan
pelaporan hasil dan aset neto investee.
PSAK No. 4 (Revised 2009) regulates that when an entity
elected to present the separate financial statements,
such financial statements should be presented as
supplementary information to the consolidated financial
statements. Separate financial statements are those
presented by a parent entity, in which the investments
are accounted for on the basis of the direct equity
interest rather than on the basis of the reported results
and net assets of the investees.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan
laporan keuangan tersendiri entitas induk adalah sama
dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perusahaan
dan entitas anaknya sebagaimana diungkapkan dalam
Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian, kecuali
untuk penyertaan pada entitas anak.
Accounting policies adopted in the preparation of the
parent entity separate financial statements are the same
as the accounting policies adopted in the preparation of
the consolidated financial statements as disclosed in
Note 2 to the consolidated financial statements, except
for investments in subsidiaries.

Sesuai dengan PSAK No. 4 (Revisi 2009), entitas induk
mencatat penyertaan saham pada entitas anak dengan
menggunakan metode biaya.
In accordance with PSAK No. 4 (Revised 2009), the parent
entity recorded the investments in subsidiary using cost
method.

2. PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ANAK 2. INVESTMENT IN SHARES OF SUBSIDIARY

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, entitas induk
memiliki penyertaan saham pada PT Jembo Energindo,
entitas anak dengan biaya perolehan sebesar
Rp 27.970.000 dengan kepemilikan 99,99%.
As of 31 December 2013 and 2012, the parent entity has
the following investments in shares of PT Jembo
Energindo, subsidiary with acquisition cost Rp 27,970,000
with percentage of ownership 99.99%.

Anda mungkin juga menyukai