Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anggota:
1.Khoirunnisa
(4211412006)
2.Susanto
(4211412010)
3.Pradita Ajeng Wiguna
(4211412011)
4.Nita Rosita
(4211412059)
Struktur Atom dan Ikatan antar Atom
Struktur Atom
2.1. Konsep Dasar
Setiap atom mempunyai suatu inti kecil yang terdiri dari
proton yang bermuatan positif dan neutron tidak
bermuatan. Jumlah proton dalam suatu inti sama dengan
nomor atom Z dari inti tersebut.
Disekitar inti ada sejumlah elektron bermuatan
negatif yang sama banyaknya. Muatan dari proton dan
elektron sama besar dan berlawanan tanda. Muatan
dari proton adalah e sedangkan muatan elektron
adalah e yang besarnya adalah 1,60 x 10 C.
Sifat atom yang lainnya adalah semua atom itu
stabil dan atom memancarkan serta menyerap radiasi
elektromagnetik.
2.2.Model Atom Bohr
Menurut model
atom Bohr , elektron
diasumsikan
mengelilingi inti atom
pada orbital diskrit.
Tingkat-tingat energi atom hidrogen
Menurut Bohr, sebuah elektron dapat melompat
dari keadaan n ke keadaan n.
Ketika energi dipancarkan, energi total akan
menurun, dan elektron berspiral menuju inti atom
sehingga atom akhirnya runtuh. Sehingga bohr
mengusulkan gagasan keadaan mantap stasioner
Eneri E pada model atom Bohr adalah
En = -13,6 eV/ n. Pada tingkat terendahnya, dengan
n = 1, elektron memiliki energi E=-13,6 eV,
pada n = 2, elektron memiliki energi E = -3,4 eV.
Tetapi dengan adanya model mekanika kuantum,
dimana elektron menunjukkan sifat sebagai
gelombang dan sebagai partikel. Dengan model ini,
elektron tidak lagi diperlakukan sebagai partikel
bergerak dalam diskrit orbital,
melainkan posisi dianggap probabilitas keberadaan
elektron di berbagai lokasi di sekitar inti.
Karena model atom bohr memiliki kelemahan yaitu
tidak dapat menjelaskan atom berelektron banyak.
Sehingga diperlukan sebuah model baru yang dapat
menjelaskan masalah ini. Model ini didasarkan pada
sebuah prinsip atau cara pandang yang sama sekali
berbeda dari cara pandang yang biasanya. Prinsip ini
dikenal dengan Prinsip Mekanika Kuantum,
Prinsip Mekanika Kuantum
1. Adanya kuantisasi besaran-besaran fisika
2. Sifat dualisme gelombang-partikel
3. Ketidakpastian Heisenberg
Sehingga dari beberapa prinsip di atas,
model atom mekanika kuantum menghasilkan
bilangan-bilangan kuantum untuk menjelaskan
konfigurasi elektron yang dimiliki oleh atom
tersebut.
Bilangan Kuantum
Nama Lambang Menjelaskan Bilangan yg
sesuai
Bil kuantum
utama
n Tingkat
energi orbital
Bil bulat positif
(1, 2, 3, dst
Bil kuantum
azimut
l Bentuk orbital Bil bulat (0
hingga n-l)
Bil kuantum
magnetik
m
l
Orientasi
elektron
Bil bulat dari
l, 0 hingga +l
Bil kuantum
spin
m
s
Arah putaran
(spin)
elektron
+1/2 atau -1/2
Tanda subkulit berdasarkan nilai bilangan kuantum
azimut.
Harga l (subkulit) Lambang huruf
0 s Sharp
1 p principle
2 d Diffuse
3 f fundamental
Bentuk Orbital s, p, d
.
Konfigurasi elektron
Aufbau principle
Hunds rule
Pauli exclusion principle
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d
< 5p < 6s < 5d 4f < 6p < 7s < 6d 5f
Sistem periodik modern
Ikatan Atom
Ikatan ionik
Hasil reaksi antara unsur logam dan non logam
Unsur logam kehilangan elektron dalam betuk kation,dan unsur nonlogam
menangkap elektron dalam bentuk anion
Ikatan ionik merupakan tarik menarik antara ion positif dan ion negatif
Ikatan ion terjadi bila ada serah terima elektron antara atom yang
melepaskan elektron(atom unsur logam) dengan atom yang menangkap
elektron (atom unsur nonlogam).
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan
elektron dari satu atom ke atom lain (James E. Brady,
1990).
Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi
ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima
elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang
berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya
elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan
elektrovalen).
contoh Pembentukan NaCl
Sumber: Buku Chemistry, The
Moleculer Nature of Matter
and Change, Martin S.
Silberberg, USA
Senyawa ion dapat diketahui dari beberapa sifatnya, antara lain:
1. Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.
Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 C.
2. Rapuh, sehingga hancur jika dipukul.
3. Lelehannya menghantarkan listrik.
4. Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan
electron secara bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990).
Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin
menangkap elektron (sesama atom bukan logam).
Contoh :
Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl
Konfigurasi elektron H dan Cl adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron)
Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H
akan berpasangan dengan 1 atom Cl.
Lambang Lewis ikatan H dengan Cl dalam HCl
Dua atom dapat membentuk ikatan dengan sepasang, dua
pasang, atau tiga pasang elektron bergantung pada jenis
unsur yang berikatan.
Ikatan kovalen yang hanya melibatkan sepasang elektron
disebut ikatan tunggal (dilambangkan dengan satu garis)
Sedangkan ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari
sepasang elektron disebut ikatan rangkap.
Ikatan yang melibatkan dua pasang elektron disebut ikatan
rangkap dua (dilambangkan dengan dua garis), sedangkan
ikatan yang melibatkan tiga pasang elektron disebut ikatan
rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis).
Contoh
Ikatan rangkap dua dalam molekul oksigen (O2)
Ikatan rangkap tiga dalam molekul N2
Pasangan elektron yang dipakai bersama-sama disebut pasangan
elektron ikatan (PEI), sedangkan yang tidak dipakai bersama-sama
dalam ikatan disebut pasangan elektron bebas (PEB).
Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan
elektron yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom,
sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan elektron.
Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terjadi jika salah satu atom
mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).
Contoh :
Polarisasi Ikatan Kovalen
Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua
atom yang berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai
daya tarik elektron (keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu
akibat dari keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan
kovalen.
Contoh :
Contoh
Pada contoh (a), kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris
terhadap kedua atom H. Dalam molekul H2 tersebut muatan negatif
(elektron) tersebar homogen. Hal ini dikenal dengan ikatan kovalen nonpolar.
Pada contoh (b), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom
Cl karena Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. Hal
ini menyebabkan adanya polarisasi pada HCl, di mana atom Cl lebih
negatif daripada atom H. Ikatan seperti ini dikenal dengan ikatan kovalen
polar.
Ikatan Logam
Ikatan elektron-elektron valensi dalam atom logam bukanlah ikatan ion,
juga bukan ikatan kovalen sederhana.
Suatu logam terdiri dari suatu kisi ketat dari ion-ion positif dan di sekitarnya
terdapat lautan (atmosfer) elektron-elektron valensi. Elektron valensi ini
terbatas pada permukaan-permukaan energi tertentu, namun mempunyai
cukup kebebasan, sehingga elektron-elektron ini tidak terus-menerus
digunakan bersama oleh dua ion yang sama.
Bila diberikan energi, elektron-electron ini mudah dioperkan dari atom ke
atom. Sistem ikatan ini unik bagi logam dan dikenal sebagai ikatan logam.
Ikatan Sekunder
Ikatan sekunder, ikatan van der Waals, atau
ikatan fisis lemah dalam perbandingannya pada
ikatan primer atau ikatan kimia;
ikatan energinya khas pada orde yang hanya 10
kJ/mol (0.1 eV/atom).
Ikatan
Sekunder
Ada di antara
semua atom/
molekul.
Namun, ia tidak dapat dikenali
jika salah satu jenis dari ikatan
primer muncul
Ikatan sekunder merupakan bukti bahwa gas memiliki
kelembaman, yang mempunyai susunan atom dan jumlah
atom stabil, di antara molekul pada susunan yang terikat
secara kovalen.
Gaya ikatan sekunder timbul dari atom atu molekul dua
kutub. Pada pokoknya, dwikutub elektrik ada ketika beberapa
bagian positif dan negatif terlepas dari atom atau molekul.
Hasil ikatan dari daya tarik coulombic antara positif bagian
terakhir dari satu dwikutub dan bagian negatif yang saling
berdekatan.
Interaksi dwikutub terjadi di antara medan dwikutub, di
antara medan dipole dan molekul polar (yang mempunyai
kutub permanen), dan di antara molekul polar. Ikatan
Hidrogen, jenis khusus dari ikatan sekunder, yang ditemukan
berada di antara beberapa molekul yang mempunyai hydrogen
sebagai salah satu unsur pokoknya.
Fluktuasi Ikatan Medan Dipole
Kutub mungkin terbuat atau disebabkan di dalam atom
atau molekul yang biasanya simetris secara elektrik; mengenai
ruang atau renggang secara keseluruhan arah pergerakan
elektonnya yang simetris dengan mengacu pada pengisian inti
yang sesungguhnya, untuk menunjukkan maka lihat gambar
2.13a.
Semua atom yang pernah tetap getaraannya yang bisa
disebabkan seketika itu juga dan penyimpangan pendek dari
simetri listrik untuk beberapa atom atau molekul, dan
timbulnya dipole listrik kecil. Sebagaimana gambar 2.13 b
Satu dari dwikutub bisa menimbulkan perpindahan arah
pergerakan elektron dari molekul atau atom yang berdekatan,
yang menyebabkan salah satu dari keduanya juga menjadi
dipole yang yang kemudian menarik atau mengikat yang
pertama dengan lemah; Ini merupakan salah satu jenis dari
ikatan van der Waals. Gaya tarik mungkin ada dia antara
nomor atom atau molekul yang besar, yang gayanya bersifat
sementara dan berubah terhadap waktu.
Molekul polar- Penyebab ikatan dipole
Dipole permanen ada pada saat di dalam molekul oleh sifatnya
yang tersusun secara tidak simetri pada pengisian bagian
positif dan negative; seperti molekul yang termasuk molekul
polar. Gambar 2.14 merupakan gambar yang mewakili molekul
Hidrogen klorida;
Ikatan dipole permanen
Gaya van der Waals juga aka nada di antara molekul polar
yang berdekatan. Kumpulan ikatan energy menjadi lebih besar
secara signifikan daripada untuk ikatan yang menyebabkan
terjadinya dipole.
Susunan proton tunggal ini merupakan jembatan pengisian
antara dua bagian negative atom. Besarnya ikatan hidrogen lebih
besar daripada jenis lain dari ikatan sekunder, dan mungkin bisa
menjadi setinggi 51 kJ/mol (0.52 eV/ molekul), sebagaimana table
2.3.
Molekul
Molekul didefinisikan sebagai kumpulan
atom atom yang terikat bersama dengan ikatan
utama yang kuat. Tanpa konteks ini, keseluruhan
ion dan logam mengikat bahan percobaan padat
yang mungkin dianggap sebagai molekul tunggal.
Bagaimanapun, ini bukan kasus untuk banyak
bahan di dalam ikatan kovalen yang menonjol;
yang memasukkan unsure molekul diatomic
(F
2
, O
2
, H
2
, dan sebagainya) yang baik sebagai
sekumpulan senyawa (H
2
O, CO
2
, HNO
3
, C
6
H
6
, CH
4
,
dan sebagainya).
Di dalam cairan kental dan keadaan padat, ikatan antar
molekul sekunder lemah. Akibatnya, molekul bahan
mempunyai kecenderungan temperatur mencair dan mendidih
yang rendah. Sebagian besar mempunyai molekul yang kecil
yang tersusun atas sedikit atom gas biasa, temperatur, dan
tekanan.
Di sisi lain, banyak polimer modern, bahan molekul/
molekul pokok terdiri atas molekul besar yang luar biasa,
berada dalam keadaan padat; beberapa di antara sifatnya
adalah terikat kuat pada kehadiran ikatan van der Waals dan
ikatan sekunder.