Anda di halaman 1dari 10

No. 32 Vol.1 Thn.

XVI November 2009 ISSN: 0854-8471


STUDI HUUN!SIN!"#T UNTU" !#N!!U#N DU# $#S# #NT#%
S#&U%#N '#D# SIST() T(N#!# &IST%I"
*S+,-. "/0,0 : 'T. '&N S,mb/r-%./, 150 "V1
I2h3/n 4el5./nh/r

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Padang
Padang, Sumatera Barat
#ST%#"
Perluasan sistem tenaga yang dilakukan oleh PT. PLN Sumbar-iau menuntut !erlunya
analisa ulang terhada! rating !eralatan !emutus tenaga "#ir$uit Breaker%, su!aya #ir$uit
Breaker "#B% da!at mengamankan sistem tenaga listrik terhada! bahaya gangguan terutama
gangguan hubungsingkat tidak simetris dua &asa antar saluran. Untuk hal itu dilakukan studi
hubungsingkat !ada sistem tenaga listrik PT. PLN Sumbar'iau ()* +,. Perhitungan arus
gangguan hubungsingkat tidak simetris ini didasarkan matriks im!edansi rel dengan alat bantu
!erhitungan, digunakan kom!uter digital dengan bantuan so&t-are .atlab. +esim!ulan yang
di!eroleh adalah arus gangguan yang terbesar, ka!asitas #ir$uit Breaker "#B% dan ka!asitas
!emutusan. /da!un hasil yang di!eroleh untuk gangguan tidak simetris dua &asa antar saluran,
gangguan terbesar ter0adi !ada bus (1 "Salak% dengan arus gangguan sebesar (12.3*4) !u,
ka!asitas #B sebesar 45))4.2*** .,/ dan +a!asitas !emutusan sebesar 44(62.7*** .,/.
Keyword : Studi hubungsingkat, 8angguan Tidak Simetris 9ua :asa /ntar Saluran, +a!asitas
#ir$uit Breaker "#B%, +a!asitas Pemutusan
1. '(ND#HU&U#N
Didalam sistem tenaga listrik, studi arus
hubungsingkat merupakan hal yang penting
terutama untuk perencanaan, perancangan serta
perluasan sistem tenga listrik. Data yang
diperoleh dari perhitungan ini akan digunakan
untuk menentukan penyetelan relai dan
kapasitas pemutus tenaga. Pemilihan pemutus
rangkaian untuk sistem tenaga listrik tidak hanya
tergantung pada arus yang mengalir pada
pemutus rangkaian dalam keadaan kerja normal
saja tetapi juga pada arus maksimum yang
mungkin mengalirinya beberapa waktu dan pada
arus yang mungkin harus diputuskannya pada
tegangan saluran dimana pemutus itu
ditempatkan.
Jika terjadi gangguan pada jaringan sistem
tenaga listrik, arus yang mengalir akan
ditentukan oleh emf-internal mesin pada jairngan
impedansinya dan impedansi pada jaringan
antara mesin dengan titik tempat terjadinya
gangguan tersebut. Arus yang mengalir dalam
mesin serempak segera setelah terjadinya
gangguan, yang mengalir beberapa periode
kemudian dan terus bertahan atau dalam keadaan
tetap, nilainya berbeda cukup jauh karena
pengaruh arus jangkar pada fluks yang
membangkitkan tegangan dalam mesin itu. Arus
itu berubah relatif lambat dari nilai awalnya ke
nilai keadaan mantapnya.
Pada umumnya ada macam gangguan
hubungsingkat yang ada pada sistem tenaga
yaitu gangguan tiga fasa simetris, gangguan
tidak simetris satu fasa ke tanah, gangguan tidak
simetris dua fasa ke tanah dan gangguan tidak
simetris antar fasa. Apabila gangguan ini sering
terjadi dan tidak cepat diatas maka akan dapat
menyebabkan kerusakkan pada peralatan
tegangan seperti transformator, generator dan
sebagainya.
!ntuk transformator, dikarenakan besarnya
arus yang lewat maka akan timbul rugi daya
yang besar dan dirubah menjadi panas sehingga
dapat merusak isolasi pada transformator
tersebut, sehingga akan terjadi kecenderungan
flash o"er pada kumparan transformator pada
generator. #aat sekarang ini, studi hubung
singkat pada sistem yang besar, saling
terinterkoneksi akan melibatkan perhitungan-
perhitungan yang kompleks dan membutuhkan
tingkat kecermatan yang tinggi. $leh karena itu
dalam studi arus hubungsingkat ini sebagai alat
bantu dalam perhitungan digunakan software
%atlab.
&ujuan dari penelitian ini untuk menghitung
besarnya arus dan tegangan hubungsingkat tidak
TeknikA '(
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
simetris dua fasa antar saluran di setiap busbar
jika terjadi gangguan di salah satu busbar pada
sistem kelistrikkan P&. P)* #umbar-+iau dan
menge"aluasi apakah peralatan pemutus
rangkaian memiliki rating yang cukup untuk
gangguan hubungsingkat maksimum.
2. STUDI HUUN!SIN!"#T
#tudi hubung-singkat dilakukan untuk
menentukan besarnya arus yang mengalir
melewati sistem tenaga listrik pada berbagai
jarak waktu setelah gangguan terjadi. ,esarnya
arus yang mengalir melewati sistem tenaga
listrik setelah gangguan berubah menurut waktu
sampai mencapai kondisi tetap. #elama kondisi
gangguan, sistem proteksi diperlukan untuk
mendeteksi, menghilangkan dan mengisolasi
gangguan tersebut. -al ini dapat dilakukan pada
bermacam-macam gangguan .tiga fasa simetris,
fasa ke fasa, dua fasa ke tanah, dan satu fasa ke
tanah/ pada lokasi yang berbeda dari
keseluruhan sistem.
#etiap kesalahan dalam suatu rangkaian yang
menyebabkan terganggunya aliran arus yang
normal disebut gangguan. #ebagian besar dari
gangguan-gangguan yang terjadi pada saluran
transimisi tegangan 001 23 atau lebih
disebabkan oleh petir yang mengakibatkan
terjadinya percikan bunga api .&lashover/ pada
isolator. &egangan tinggi yang ada di antara
penghantar dan menara atau tiang penyangga
yang diketanahkan .grounded/ menyebabkan
terjadinya ionisasi. 4ni memberikan jalan bagi
muatan listrik yang diinduksi .diimbas/ oleh
petir untuk mengalir ke tanah. Dengan
terbentuknya jalur ionisasi ini, impedansi ke
tanah menjadi rendah. 4ni memungkinkan
mengalirnya arus fasa dari penghantar ke tanah
dan melalui tanah menuju 5netralnya6
transformator atau generator yang diketanahkan
sehingga terjadilah rangkaiian tertutup.
$leh karena letaknya yang tersebar di
berbagai daerah maka saluran transmisi
mengalami gangguan-gangguan baik yang yang
disebabkan oleh alam maupun oleh sebab-sebab
lain. Pada saluran transmisi diatas 078 23
jumlah gangguannya adalah 0.0 per 099 2m per
tahun, pada 009 : 01 23 adalah ;. per 099
2m pertahun, pada : 88 23 adalah 1.7 per
099 2m pertahun sedangkan pada saluran <<
23 ke bawah adalah 0.9 per 099 km per tahun.
-ampir semua gangguan pada saluran 078 23
ke atas disebabkan oleh petir dan lebih dari 89=
dari semua gangguan pada saluran 009 : 01 23
disebabkan karena gejala-gejala alamiah seperti
petir, salju, es, angin, banjir, gempa, dsb. >ejala-
gejala alamiah lain yang terjadi pada saluran '9
23 adalah gangguan oleh binatang seperti
burung dsb. Dari jenis-jenis gangguan yang
terjadi, yang paling besar jumlahnya adalah
hubung singkat satu fasa dengan tanah. Alat
yang paling banyak menderita kerusakan adalah
isolator.
Jenis gangguan dibagi menjadi dua kategori
yaitu:
a. >angguan simetris
b. >angguan tak simetris
#alah satu contoh gangguan simetris adalah
gangguan tiga fasa simetris yang mana terjadi
pada saat ketiga fasanya terhubung singkat
melalui atau tanpa impedansi. >angguan tak
simetris terdiri dari gangguan hubung singkat tak
simetris, gangguan tak simetris melalui
impedansi dan penghantar terbuka. >angguan
hubung singkat tak simetris terjadi sebagai
gangguan tunggal saluran ke tanah, gangguan
antar saluran, serta gangguan ganda ke tanah.
,ila hubungsingkat dibiarkan berlangsung
agak lama pada suatu sistem tenaga listrik maka
pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan dapat
terjadi :
0. ,erkurangnya batas-batas kestabilan untuk
suatu sistem tenaga listrik
;. +usaknya peralatan yang berada dekat
dengan gangguan yang disebabkan oleh arus
yang besar, arus yang tidak seimbang atau
tegangan-tegangan rendah yang ditimbulkan
oleh hubungsingkat.
<. )edakan-ledakan yang mungkin terjadi pada
peralatan yang mengandung minyak isolasi
sewaktu terjadinya hubung singkat dan yang
mungkin menimbulkan kebakaran sehingga
dapat membahayakan orang yang
menanganinya dan merusak peralatan-
peralatan lain.
. &erpecah-pecahnya keseluruhan daerah
pelayanan sistem tenaga listrik itu oleh suatu
rentetan tindakan pengamanan yang diambil
oleh sistem-sistem pengamanan yang
berbeda.
&indakan pengamanan yang dapat diambil
dalam melindungi sistem tenaga listrik adalah
dengan jalan pemisahan .;solation/ bagian yang
terkena gangguan. Dalam sistem-sistem tenaga
listrik yang modern, proses meniadakan hubung
singkat ini dilaksanakan secara otomatis tanpa
adanya campur tangan manusia. Peralatan yang
melakukan pekerjaan ini secara kolektif dikenal
sebagai sistem perlindungan .Prote$tion System/.
TeknikA 89
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
2.1 !/n66,/n T.-/7 S.me+r.0 D,/ $/0/
#n+/r S/l,r/n
,ila terjadi gangguan dalam jaringan
sistem tenaga listrik, arus yang mengalir akan
ditentukan oleh emf-internal mesin pada jaringan
impedansinya dan impedansi pada jaringan
antara mesin dengan titik tempat terjadinya
gangguan tersebut. Arus mengalir dalam mesin
serempak segera setelah terjadinya gangguan,
yang mengalir beberapa periode kemudian, dan
yang terus bertahan, atau dalam kedaan tetap,
nilainya berbeda cukup banyak karena pengaruh
arus jangkar pada fluks yang membangkitkan
tegangan dalam mesin itu. Arus itu berubah
relatif lambat dari nilai awalnya ke nilai
keadaan tetapnya. !ntuk gangguan antar saluran,
berlaku hubungan berikut
3 3
c
b
=
. ;.0/
4 9
a
= . ;.; /
4 4
c
b
=
. ;.< /
!/mb/r-2.1. Diagram #egaris !ntuk
>angguan Antar #aluran
Dengan 3 3
c
b
= komponen-komponen
simetris tegangan diberikan oleh
0 0 0
3
3
a9 a
0
;
3 0 a a 3
a0 b
<
;
3 3 0 a a
c
a;
=





.;./
#ehingga diperoleh
3 3
a0 a;
= .;.1/
2arena 4 4
c
b
= dan 4 9
a
= komponen
simetris arus diberikan oleh:
0 0 0
4
9
a9
0
;
4 0 a a -4
a0
c
<
;
4
0 a a
4
a; c
=





.;.'/
#ehingga
4 9
a9
= .;.8/
4 4
a; a0
= .;.7/
Dengan suatu sambungan netral generator ke
tanah,
?
9
adalah terbatas .finite/ sehingga
3 9
a9
=
.;.(/
2arena 9 4
a9
= maka persamaan .;.0</ menjadi

? 9 9
9 9 9
9
3 3 9 ? 9 4
a0 0 a0 f
9 9 ? 3 9 4
; a; a0
=










.;.09/
Dengan menyelesaikan operasi matriks yang
ditunjukkan itu dan memperkalikan persamaan
matriks yang dihsilkan dengan matriks [ ] 0 0 0
diperoleh
9 3 4 ? 4 ?
a0 0 a0 ; f
= .;.00/
#ehingga didapatkan

3
f
4
a0
? ?
0 ;
=
+
.;.0;/
2arena 4 9
a9
= dan 4 4
a; a0
= dari
persamaan .;.8/ dan .;.7/ akan diperoleh
3 9
a9
3 3 ? 4
a0 0 a0 f
3 ? 4
a; ; a0
=
=
=
.;.0</
,esar arus gangguan fasa b dan c dengan
menggunakan komponen simetris, yaitu:
( )
( )
;
4 4 a a
a
b
;
4 4 a a
c a
=
=
.;.0/
2arena 3 9
a9
= dan 3 3
a0 a;
= , maka besar
tegangan gangguan adalah:
3 ;3
a
a0
= .;.01/
( )
;
3 3 a a
a0 b
= + .;.0'/

( )
;
3 3 a a
c
a0
= + .;.08/
2.2 )o-el S.0+em
Dalam berbagai kasus, diagram segaris
berbeda-beda sesuai dengan persoalan yang akan
diselesaikan. Dalam menggambarkan diagram
segaris tersebut ada beberapa komponen sistem
tenaga listrik yang diabaikan. Pengabaian ini
bertujuan untuk menyederhanakan perhitungan
terutama jika perhitungan dilakukan secara
manual. 2omponen-komponen dari suatu sistem
tenaga listrik pada umumnya terdiri dari : pusat
TeknikA 80
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
pembangkit, dalam hal ini yang digambarkan
adalah generatornya., tansformator daya, saluran
transmisi, kondesator sinkron arus statis, alat
pengaman . pemutus daya dan relai-relai/ dan
beban yang terdiri dari beban dinamik dan beban
statis. ,erikut ini contoh diagram segaris yang
biasanya digunakan dalam studi arus
hubungsingkat.
!/mb/r-2.2 Diagram #egaris #istem &enaga
)istrik ;9 ,us .P&. P)* #umbar-+iau/
3. 'erh.+,n6/n S+,-. H,b,n60.n67/+ '/-/
S.0+em Ten/6/ &.0+r.7 Un+,7 !/n66,/n
T.-/7 S.me+r.0 D,/ $/0/ #n+/r S/l,r/n
Dalam perhitungan studi hubungsingkat ini
dilakukan perhitungan arus momentari dan arus
interupting. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam perhitungan arus momentari
dan arus interupting ini sebagai berikut :
0. &entukan diagram jaringan urutan positif,
negatif dan nol *ilai dari masing-masing
diagram ditentukan dengan nilai reaktansi
urutan positif, urutan negatif dan dan urutan
nol
;. &ranformasikan data-data dari komponen
diatas ke dalam satuan perunit. .pu/ dengan
terlebih dahulu menentukan dasar
perhitungan.!ntuk memilih dasar
perhitungan dapat dipilih salah satu
komponen dalam diagram segaris seperti
generator, motor, transformator maupun
saluran.
<. %enentukan %atrik Admitansi !rutan Positif
!ntuk menentukan matrik admitansi positif,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan positif lalu matrik admitansi
positif ini din"ers sehingga diperoleh matrik
impedansi positif.
. %enentukan %atrik Admitansi !rutan
*egatif
!ntuk menentukan matrik admitansi negatif,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan negatif lalu matrik admitansi
negatif ini din"ers sehingga diperoleh matrik
impedansi negatif.
1. %enentukan %atrik Admitansi !rutan *ol
!ntuk menentukan matrik admitansi urutan
nol, terlebih dahulu ditentukan matrik
admitansi primitif urutan nol lalu matrik
admitansi nol ini din"ers sehingga diperoleh
matrik impedansi nol.
'. %enentukan besarnya arus momentari.
Arus gangguan total dua fasa antar saluran
yang terjadi pada bus k :

( )
( )
( ) ( )
3
0
f
4 @-
fa k 0 ;
? A? A?
kk kk f
.<.0/
( )
( )
( )
( )
; 0
4 @-4
fa k fa k
.<.;/
( )
( )
9
4 @ 9.9999
fa k
.<.</
Dimana jika tidak diketahui nilai
? @ 9.9999
f
.
&egangan pada masing-maing bus selama
terjadinya gangguan :
( ) ( ) ( )
0 0 0
3 @3 - 4 ?
ia f fa.j/ ij
.<./

( ) ( ) ( )
; ; ;
3 @ -4 ?
ia fa.j/ ij
.<.1/
( ) ( ) ( )
9 9 9
3 @ -4 ?
ia fa.j/ ij
.<.'/
( )
( )
( )
9
3
ia 0 0 0 3
ia
0
;
3 @ 0 a a 3
ib ia
;
;
3 0 a a
ic
3
ia








.<.8/
Arus yang mengalir pada saluran selama
gangguan adalah

( )
( ) ( ) 0 0
3 -3
0 ia ja
4 @
ij.a/
?
ij
.<.7/
TeknikA 8;
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
( )
( ) ( ) ; ;
3 - 3
; ia ja
4 @
ij.a/
?
ij
.<.(/
( )
( ) ( ) 9 9
3 - 3
9 ia ja
4 @
i-j.a/
?
ij
.<.09/
( )
( )
( )
( )
( )
( )
9
4
ij 4
0 0 0
ij a
0
;
4 @ 0 a a 4
ij ij b
;
; 0 a a
4
4
ij c
ij

















.<.00/
Arus momentari pada saluran
( )
( )
( )
( )
( )
a a
m
4 0.'999 4 B
ij ij
= .<.0;/
( )
( )
( )
( )
( )
b b
m
4 0.'999 4 B
ij ij
= .<.0</
( )
( )
( )
( )
( )
c c
m
4 0.'999 4 B
ij ij
= .<.0/
Penentuan kapasitas C, sebagai berikut :
2apasitas C, untuk fasa a :
( )
( )
( )
a
0.'999 4 B %3A
dasar ij
.<.01/
2apasitas C, untuk fasa b :
( )
( )
( )
b
0.'999 4 B %3A
dasar ij
.<.0'/
2apasitas C, untuk fasa c :
( )
( )
( )
c
0.'999 4 B %3A
dasar ij
.<.08/
8. %enentukan besarnya arus interupting :
!ntuk menentukan arus interupting pada
gangguan hubungsingkat tidak simetris
;
antar
saluran, terlebih dahulu dibentuk matrik
admintansi urutan positif, urutan negatif dan
urutan nol dengan mengganti reaktansi
subtransien dengan reaktansi transien khusus
untuk beban yang berupa motor kemudian
dilakukan perhitungan sebagai berikut :
8.0 %enentukan %atrik Admitansi !rutan
Positif
!ntuk menentukan matrik admitansi positif,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan positif lalu matrik admitansi
positif ini din"ers sehingga diperoleh matrik
impedansi positif.
8.; %enentukan %atrik Admitansi !rutan
*egatif
!ntuk menentukan matrik admitansi negatif,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan negatif lalu matrik admitansi
negatif ini din"ers sehingga diperoleh matrik
impedansi negatif.
8.< %enentukan %atrik Admitansi !rutan
*ol
!ntuk menentukan matrik admitansi urutan nol,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan nol lalu matrik admitansi nol ini
din"ers sehingga diperoleh matrik impedansi
nol.
!ntuk menentukan besarnya arus dan tegangan
gangguan yang terjadi pada bus k digunakan
persamaan .<.0/ sDd .<.00/ . !ntuk menentukan
arus interupting pada saluran tergantung pada
jumlah cycle yang terjadi. Adapun nilai cycle
yang berlaku diantaranya :
- ; cycle dengan nilai 0.999 2 =
- 1 cycle dengan nilai 0.0999 2 =
- 7 cycle dengan nilai 0.9999 2 =
#ehingga arus interupting pada saluran untuk
fasa a adalah :
( )
( )
( )
( )
( )
a a
4
4 2 4 B
ij ij
= .<.07/
#ehingga arus interupting pada saluran untuk
fasa b adalah :
( )
( )
( )
( )
( )
b b
4
4 2 4 B
ij ij
= .<.0(/
#ehingga arus interupting pada saluran untuk
fasa c adalah :
( )
( )
( )
( )
( )
c c
4
4 2 4 B
ij ij
= .<.;9/
Penentuan kapasitas pemutusan :
2apasitas Pemutusan #aluran untuk fasa a
adalah
( )
( )
a
24 B %3A
dasar ij
.<.;0/
2apasitas Pemutusan #aluran untuk fasa b
adalah

( )
( )
b
24 B %3A
dasar ij
.<.;;/
2apasitas Pemutusan #aluran untuk fasa c
adalah
( )
( )
c
24 B %3A
dasar ij
.<.;</
TeknikA 8<
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
Dalam perhitungan tanda minus pada arus
interupting tidak digunakan karena yang
diperlukan hanya harga mutlaknya dari besarnya
kapasitas pemutusan yang digunakan
4. S+,-. H,b,n60.n67/+ !/n66,/n T.-/7
S.me+r.0 D,/ $/0/ #n+/r S/l,r/n '/-/
S.0+em Ten/6/ &.0+r.7 'T. '&N S,mb/r-
%./, 150 "V
4.1 D/+/ S.0+em Ten/6/ &.0+r.7 'T. '&N
S,mb/r-%./,
Data-data sistem tenaga listrik P&. P)*
#umbar-+iau yang terdiri dari ;9 bus dengan
data dan asumsi sebagai berikut :
- Baktor daya setiap bus bernilai 9.71
- &egangan perunit untuk #lack bus 0.91
dan bus pembangkit bernilai 0.9<
#elain setiap bus diberi nomor sebagai berikut
T/bel-4.1 D/+/ *omor &iap ,us
*$ *A%A ,!# &4PE ,!#
9 P)&! $mbilin #lack ,us
0 P)&> Pauh )imo ,us P3
; P)&A %aninjau ,us P3
< P)&A ,atang Agam ,us P3
P)&A #ingkarak ,us P3
1 P)&A 2oto Panjang ,us P3
' P)&D &eluk )embu ,us P3
8 Dumai ,us PF
7 Duri ,us PF
( >aruda #akti ,us PF
09 ,angkinang ,us PF
00 Payakumbuh ,us PF
0; Padang )uar ,us PF
0< )ubuk Alung ,us PF
0 P4P ,us PF
01 ,atusangkar ,us PF
0' 4ndarung ,us PF
08 #olok ,us PF
07 #alak ,us PF
0( #impang -aru ,us PF
T/bel-4.2 Data &egangan dan &ipe ,us P&. P)*
#umbar-+iau 019 23
,us &egangan
pu
Jenis
0
0.9199
9
9
,us #lack
;
0.9<99
9
9
,us P3
<
0.9<99
9
9
,us P3

0.9<99
9
9
,us P3
1
0.9<99
9
9
,us P3
'
0.9<99
9
9
,us P3
8
0.9999
9
9
,us PF
7
0.9999
9
9
,us PF
(
0.9999
9
9
,us PF
09
0.9999
9
9
,us PF
00
0.9999
9
9
,us PF
0;
0.9999
9
9
,us PF
0<
0.9999
9
9
,us PF
0
0.9999
9
9
,us PF
01
0.9999
9
9
,us PF
0'
0.9999
9
9
,us PF
08
0.9999
9
9
,us PF
07
0.9999
9
9
,us PF
0(
0.9999
9
9
,us PF
T/bel-4.3 Data Pembangkitan &iap ,us P&.
P)* #umbar-+iau 019 23
,us Pembangkitan
P .%G/ F .%3A+/
9 - -
0 9.7999 -
; '7.9999 -
< 09.1999 -
07.8199 -
1 00.9999 -
' 7.<999 -
8 9.9999 9.9999
7 9.9999 9.9999
( 9.9999 9.9999
09 9.9999 9.9999
00 9.9999 9.9999
0; 9.9999 9.9999
0< 9.9999 9.9999
0 9.9999 9.9999
01 9.9999 9.9999
0' 9.9999 9.9999
08 9.9999 9.9999
07 9.9999 9.9999
0( 9.9999 9.9999
T/bel-4.4 Data ,eban &iap ,us P&. P)*
#umbar-+iau 019 23
TeknikA 8
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
,us ,eban
P .%G/ F .%3A+/
9 - -
0 <.9999 ;0.989;
; 08.9999 09.1<1'
< 9.9999 9.9999
.;199 ;.'<<(
1 7.1999 1.;'79
' 8'.1999 8.0;9
8 ;1.1999 01.799
7 08.9999 09.1<'9
( 71.9999 1;.'799
09 ;'.8819 0'.1(;
00 9.9999 9.9999
0; ;.1999 ;'.<99
0< ;1.1999 01.799
0 ;.1999 ;'.<99
01 7.1999 1.;'79
0' 10.9999 <0.'979
08 08.9999 09.1<'9
07 08.9999 09.1<'9
0( 80.999 .;10;
T/bel-4.5 Data #aluran !rutan Positif
P&. P)* #umbar-+iau 019 23
)ine ? seri .pu/
Dari
,us
2e
,us
+
.pu/
H
.pu/
9 0' 9.9<<1 9.0;91
9 07 9.990< 9.99'
0 0( 9.99<8 9.90<;
0 0< 9.9088 9.9'<1
0 0 9.9091 9.9<88
; 0; 9.9;;9 9.98';
1 09 9.9911 9.9<<9
1 ( 9.90(; 9.0018
7 8 9.9<9( 9.0090
( ' 9.99'7 9.90;
( 7 9.9'0 9.;07
09 ( 9.90<( 9.97<7
00 < 9.1181 0.;<;7
00 1 9.9<;0 9.0117
0; 00 9.90'7 9.9179
0< 9.991 9.9;;0
0< ; 9.9;(8 9.09'7
0 0< 9.998; 9.9;17
0' 0 9.99<1 9.90;1
08 0' 9.908( 9.9'<(
07 08 9.90 9.9107
T/bel-4.8 Data )ine Charging
P&. P)* #umbar-+iau 019 23
)ine ID; perunit
Dari
,us
2e
,us
9 0' 9.9081
9 07 9.999(
0 0( 9.99;
0 0< 9.9091
0 0 9.99;8
; 0; 9.90<
1 09 9.991
1 ( 9.9;;(
7 8 9.9988
( ' 9.99'
( 7 9.901<
09 ( 9.07'1
00 < 9.99998
00 1 9.9;;1
0; 00 9.909(
0< 9.99<<
0< ; 9.9011
0 0< 9.9999
0' 0 9.99;'
08 0' 9.99(<
07 08 9.9971
Dalam penelitian ini difokuskan pada studi
hubungsingkat di P&. P)* #umbar-+iau 019 23
dengan melakukan simulasi untuk mengamati
perubahan tegangan, sudut phasa pada tiap bus,
arus antar saluran, kapasitas C, dan kapasitas
pemutusan jika terjadi gangguan tidak simetris
dua fasa antar saluran pada salah satu bus pada
sistem tersebut. #ebelum simulasi perhitungan
hubungsingkat dilakukan, terlebih dahulu
dihitung tegangan dan sudut phasa untuk tiap
bus pada sistem P&. P)* #umbar-+iau 019 23
untuk keadaan tanpa gangguan dan diperoleh
hasil sebagai berikut :
T/bel-4.7 Data &egangan dan #udut Phasa
&iap ,us Pada P&. P)* #umbar-+iau 019 23
,us %agnitude
&egangan
pu
#udut Phasa
degree
9 0.9199 9.9999
0 0.9<99 -.'19
; 0.9<99 -7.'799
< 0.9<99 -7.'(;9
0.9<99 -;.<<9
1 0.9<99 -;.;179
' 0.9<99 -<9.;9
8 9.7799 -<'.''09
TeknikA 81
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
7 9.(9(9 -<.(789
( 0.9979 -;(.11<9
09 0.9;<9 -;'.9719
00 0.999 -0'.99
0; 0.9909 -0<.8999
0< 0.9;'9 -.0719
0 0.9;;9 -.''19
01 0.9;89 -.0'<9
0' 0.9;89 -.0'<9
08 0.9<9 -;.0709
07 0.979 -9.;989
0( 0.9;;9 -1.98(9
Jika terjadi gangguan tidak simetris untuk
gangguan antar saluran di bus 0 .P)&> Pauh
)imo/ diperoleh hasil sebagai berikut :
T/bel-4.8 ,esar &egangan &iap ,us Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo / !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa a
,us %agnitude
&egangan Phasa A
.pu/
0 0.9999
; 0.9999
< 0.9999
0.9999
1 0.9999
' 0.9999
8 0.9999
7 0.9999
( 0.9999
09 0.9999
00 0.9999
0; 0.9999
0< 0.9999
0 0.9999
01 0.9999
0' 0.9999
08 0.9999
07 0.9999
0( 0.9999
T/bel-4.9 ,esar &egangan &iap ,us Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo / !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa b
,us %agnitude
&egangan Phasa ,
.pu/
0 9.1999
; 9.1999
< 9.1999
9.1999
1 9.1999
' 9.1999
8 9.1999
7 9.1999
( 9.1999
09 9.1999
00 9.1999
0; 9.1999
0< 9.1999
0 9.1999
01 9.1;0(
0' 9.1;0(
08 9.8;77
07 9.(8'<
0( 9.1999
T/bel-4.10 ,esar &egangan &iap ,us Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo / !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa c
,us %agnitude
&egangan Phasa C
.pu/
0 9.1999
; 9.1999
< 9.1999
9.1999
1 9.1999
' 9.1999
8 9.1999
7 9.1999
( 9.1999
09 9.1999
00 9.1999
0; 9.1999
0< 9.1999
0 9.1999
01 9.1;0'
0' 9.1;0'
08 9.8;7<
07 9.(8'
0( 9.1999
T/bel-4.11 ,esar &egangan #aluran Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh )imo/
TeknikA 8'
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
!ntuk >angguan &idak #imetris Dua Basa Antar
#aluran
Basa A
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 9.9999
0' 0 9.9999
08 0' 9.9999
07 08 9.9999
T/bel-4.12 ,esar &egangan #aluran Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh )imo/
!ntuk >angguan &idak #imetris Dua Basa
Antar #aluran
Basa ,
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 00.8
0' 0 00.8
08 0' 1.809
07 08 1.809

T/bel-4.13 ,esar &egangan #aluran Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh )imo/
!ntuk >angguan &idak #imetris Dua Basa Antar
#aluran
Basa C
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 00.8
0' 0 00.8
08 0' 1.809
07 08 1.809
T/bel-4.14 ,esar Arus %omentari &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa A
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 9.9999
0' 0 9.9999
08 0' 9.9999
07 08 9.9999
T/bel-4.15 ,esar Arus %omentari &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa ,
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 07.<1(9
0' 0 07.<1(9
08 0' (.071'
07 08 (.071'
T/bel-4.18 ,esar Arus %omentari &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa C
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 07.<1(9
0' 0 07.<1(9
08 0' (.071'
07 08 (.071'
T/bel-4.17 ,esar 2apasitas C, &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran
#aluran #.%omentari/ .%3A/
Dari
,us
2e
,us
Phasa
A
Phasa , Phasa C
0 B 9.9999 07<1.(99 07<1.(99
0' 0 9.9999 07<1.(99 07<1.(99
08 0' 9.9999 (07.1'99 (07.1'99
07 08 9.9999 (07.1'99 (07.1'99
T/bel-4.18 ,esar Arus 4nterupting &iap
#aluran Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&>
Pauh )imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris
Dua Basa Antar #aluran
#aluran #.4nterupting/ pu
Dari
,us
2e
,us
Phasa
A
Phasa , Phasa C
0 B 9.9999 0<.8'(< 0<.8'(<
0' 0 9.9999 0<.8'(< 0<.8'(<
08 0' 9.9999 '.77(; '.77(;
07 08 9.9999 '.77(; '.77(;

T/bel-4.19 2apasitas Pemutusan &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran
TeknikA 88
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
#aluran #.4nterupting/ .%3A/
Dari
,us
2e
,us
Phasa
A
Phasa , Phasa C
0 B 9.9999 0<8'.(;79 0<8'.(;79
0' 0 9.9999 0<8'.(;79 0<8'.(;79
08 0' 9.9999 '77.(;99 '77.(;99
07 08 9.9999 '77.(;99 '77.(;99
Jika gangguan tidak simetris dua fasa antar
saluran terjadi pada bus 0 .Pauh )imo/ maka
arus gangguan yang terbesar adalah 00.8 pu
yang terjadi pada :
a. #aluran antara bus 0 .P)&> Pauh )imo/ dan
lokasi gangguan .B/
b. #aluran antara bus 0' .4ndarung/ dan bus 0
.P)&> Pauh )imo/
dengan kapasitas C, 07<1.(99 %3A dan
kapasitas pemutusan 0<8'.(;79 %3A
!ntuk gangguan tidak simetris dua fasa
antar saluran yang terjadi pada bus yang lain
dilakukan dengan cara yang sama dan pada
penelitian ini.
5. "(SI)'U&#N
Dari hasil pembahasan tentang studi
hubungsingkat pada sistem tenaga listrik P&.
P)* #umbar-+iau 019 23 untuk gangguan
tidak simetris dua fasa antar saluran dapat
disimpulkan bahwa : arus gangguan terbesar
terjadi pada bus 07 .#alak/ dengan nilai sebagai
berikut :
a. Arus gangguan sebesar 07.89;1 pu
b. 2apasitas C, sebesar ;(11;.999 %3A
c. 2apasitas pemutusan sebesar ;;0'.<999
%3A
D#$T#% 'UST#"#
0. >onen, &uran ,5Modern Power System
Analysis , Jhon Giley J #ons, 4nc,
#ingapore, 0((7.
;. #te"enson, G.D, Jr, 5Analisis Sistem
Tenaga Listrik, diterjemahkan oleh 4dris,
2emal 4r, Edisi 2eempat, Erlangga, Jakarta,
0((.
<. #ianipar, >ibson , D+, 4r 9Komputasi
Sistem Tenaga, 4nstitut &eknologi
,andung .4&,/, ,andung, 0((7.
. >ross, Charles A, 5Power System Analysis
, Jhon Giley J #ons, 4nc, Canada, 0(7'.
1. %arta Iudha, -endra, 4r, %#, 5Diktat Studi
Aliran Daya, !ni"ersitas #riwijaya
. !nsri/, Palembang, 0((1
'. %.A. PA4, 5Computer Technigues in
Power System Analysis, 4ndian 4nstitute of
&echnology, *ew Delhi, 0(7
8. >rainger, John J #te"enson, Gilliam, Jr,
5Power System Analysis: %c>raw--ill,
*ew Iork, !#A, 0((<
7. #tagg, >lenn G, El-Abiad, 5Computer
Methods in Power System Analysis,
%c>raw--ill, &okyo, 0(70.
(. -utauruk, 4r, %sc, 5Transmisi Daya Listrik
9, Erlangga, Jakarta, 0(71
09. >onen, &uran, lectric Power
Transmission System ngineering
Analysis And Design! John Giley J #ons,
California , 0(77
00. Part-Enander, E"a J #joberg, Anders, 5
The Matla" #and"ook 5,John Giley J
#ons, California , 0(((
TeknikA 87

Anda mungkin juga menyukai