69-78ichwan Yelfianhar
69-78ichwan Yelfianhar
.;.09/
Dengan menyelesaikan operasi matriks yang
ditunjukkan itu dan memperkalikan persamaan
matriks yang dihsilkan dengan matriks [ ] 0 0 0
diperoleh
9 3 4 ? 4 ?
a0 0 a0 ; f
= .;.00/
#ehingga didapatkan
3
f
4
a0
? ?
0 ;
=
+
.;.0;/
2arena 4 9
a9
= dan 4 4
a; a0
= dari
persamaan .;.8/ dan .;.7/ akan diperoleh
3 9
a9
3 3 ? 4
a0 0 a0 f
3 ? 4
a; ; a0
=
=
=
.;.0</
,esar arus gangguan fasa b dan c dengan
menggunakan komponen simetris, yaitu:
( )
( )
;
4 4 a a
a
b
;
4 4 a a
c a
=
=
.;.0/
2arena 3 9
a9
= dan 3 3
a0 a;
= , maka besar
tegangan gangguan adalah:
3 ;3
a
a0
= .;.01/
( )
;
3 3 a a
a0 b
= + .;.0'/
( )
;
3 3 a a
c
a0
= + .;.08/
2.2 )o-el S.0+em
Dalam berbagai kasus, diagram segaris
berbeda-beda sesuai dengan persoalan yang akan
diselesaikan. Dalam menggambarkan diagram
segaris tersebut ada beberapa komponen sistem
tenaga listrik yang diabaikan. Pengabaian ini
bertujuan untuk menyederhanakan perhitungan
terutama jika perhitungan dilakukan secara
manual. 2omponen-komponen dari suatu sistem
tenaga listrik pada umumnya terdiri dari : pusat
TeknikA 80
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
pembangkit, dalam hal ini yang digambarkan
adalah generatornya., tansformator daya, saluran
transmisi, kondesator sinkron arus statis, alat
pengaman . pemutus daya dan relai-relai/ dan
beban yang terdiri dari beban dinamik dan beban
statis. ,erikut ini contoh diagram segaris yang
biasanya digunakan dalam studi arus
hubungsingkat.
!/mb/r-2.2 Diagram #egaris #istem &enaga
)istrik ;9 ,us .P&. P)* #umbar-+iau/
3. 'erh.+,n6/n S+,-. H,b,n60.n67/+ '/-/
S.0+em Ten/6/ &.0+r.7 Un+,7 !/n66,/n
T.-/7 S.me+r.0 D,/ $/0/ #n+/r S/l,r/n
Dalam perhitungan studi hubungsingkat ini
dilakukan perhitungan arus momentari dan arus
interupting. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam perhitungan arus momentari
dan arus interupting ini sebagai berikut :
0. &entukan diagram jaringan urutan positif,
negatif dan nol *ilai dari masing-masing
diagram ditentukan dengan nilai reaktansi
urutan positif, urutan negatif dan dan urutan
nol
;. &ranformasikan data-data dari komponen
diatas ke dalam satuan perunit. .pu/ dengan
terlebih dahulu menentukan dasar
perhitungan.!ntuk memilih dasar
perhitungan dapat dipilih salah satu
komponen dalam diagram segaris seperti
generator, motor, transformator maupun
saluran.
<. %enentukan %atrik Admitansi !rutan Positif
!ntuk menentukan matrik admitansi positif,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan positif lalu matrik admitansi
positif ini din"ers sehingga diperoleh matrik
impedansi positif.
. %enentukan %atrik Admitansi !rutan
*egatif
!ntuk menentukan matrik admitansi negatif,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan negatif lalu matrik admitansi
negatif ini din"ers sehingga diperoleh matrik
impedansi negatif.
1. %enentukan %atrik Admitansi !rutan *ol
!ntuk menentukan matrik admitansi urutan
nol, terlebih dahulu ditentukan matrik
admitansi primitif urutan nol lalu matrik
admitansi nol ini din"ers sehingga diperoleh
matrik impedansi nol.
'. %enentukan besarnya arus momentari.
Arus gangguan total dua fasa antar saluran
yang terjadi pada bus k :
( )
( )
( ) ( )
3
0
f
4 @-
fa k 0 ;
? A? A?
kk kk f
.<.0/
( )
( )
( )
( )
; 0
4 @-4
fa k fa k
.<.;/
( )
( )
9
4 @ 9.9999
fa k
.<.</
Dimana jika tidak diketahui nilai
? @ 9.9999
f
.
&egangan pada masing-maing bus selama
terjadinya gangguan :
( ) ( ) ( )
0 0 0
3 @3 - 4 ?
ia f fa.j/ ij
.<./
( ) ( ) ( )
; ; ;
3 @ -4 ?
ia fa.j/ ij
.<.1/
( ) ( ) ( )
9 9 9
3 @ -4 ?
ia fa.j/ ij
.<.'/
( )
( )
( )
9
3
ia 0 0 0 3
ia
0
;
3 @ 0 a a 3
ib ia
;
;
3 0 a a
ic
3
ia
.<.8/
Arus yang mengalir pada saluran selama
gangguan adalah
( )
( ) ( ) 0 0
3 -3
0 ia ja
4 @
ij.a/
?
ij
.<.7/
TeknikA 8;
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
( )
( ) ( ) ; ;
3 - 3
; ia ja
4 @
ij.a/
?
ij
.<.(/
( )
( ) ( ) 9 9
3 - 3
9 ia ja
4 @
i-j.a/
?
ij
.<.09/
( )
( )
( )
( )
( )
( )
9
4
ij 4
0 0 0
ij a
0
;
4 @ 0 a a 4
ij ij b
;
; 0 a a
4
4
ij c
ij
.<.00/
Arus momentari pada saluran
( )
( )
( )
( )
( )
a a
m
4 0.'999 4 B
ij ij
= .<.0;/
( )
( )
( )
( )
( )
b b
m
4 0.'999 4 B
ij ij
= .<.0</
( )
( )
( )
( )
( )
c c
m
4 0.'999 4 B
ij ij
= .<.0/
Penentuan kapasitas C, sebagai berikut :
2apasitas C, untuk fasa a :
( )
( )
( )
a
0.'999 4 B %3A
dasar ij
.<.01/
2apasitas C, untuk fasa b :
( )
( )
( )
b
0.'999 4 B %3A
dasar ij
.<.0'/
2apasitas C, untuk fasa c :
( )
( )
( )
c
0.'999 4 B %3A
dasar ij
.<.08/
8. %enentukan besarnya arus interupting :
!ntuk menentukan arus interupting pada
gangguan hubungsingkat tidak simetris
;
antar
saluran, terlebih dahulu dibentuk matrik
admintansi urutan positif, urutan negatif dan
urutan nol dengan mengganti reaktansi
subtransien dengan reaktansi transien khusus
untuk beban yang berupa motor kemudian
dilakukan perhitungan sebagai berikut :
8.0 %enentukan %atrik Admitansi !rutan
Positif
!ntuk menentukan matrik admitansi positif,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan positif lalu matrik admitansi
positif ini din"ers sehingga diperoleh matrik
impedansi positif.
8.; %enentukan %atrik Admitansi !rutan
*egatif
!ntuk menentukan matrik admitansi negatif,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan negatif lalu matrik admitansi
negatif ini din"ers sehingga diperoleh matrik
impedansi negatif.
8.< %enentukan %atrik Admitansi !rutan
*ol
!ntuk menentukan matrik admitansi urutan nol,
terlebih dahulu ditentukan matrik admitansi
primitif urutan nol lalu matrik admitansi nol ini
din"ers sehingga diperoleh matrik impedansi
nol.
!ntuk menentukan besarnya arus dan tegangan
gangguan yang terjadi pada bus k digunakan
persamaan .<.0/ sDd .<.00/ . !ntuk menentukan
arus interupting pada saluran tergantung pada
jumlah cycle yang terjadi. Adapun nilai cycle
yang berlaku diantaranya :
- ; cycle dengan nilai 0.999 2 =
- 1 cycle dengan nilai 0.0999 2 =
- 7 cycle dengan nilai 0.9999 2 =
#ehingga arus interupting pada saluran untuk
fasa a adalah :
( )
( )
( )
( )
( )
a a
4
4 2 4 B
ij ij
= .<.07/
#ehingga arus interupting pada saluran untuk
fasa b adalah :
( )
( )
( )
( )
( )
b b
4
4 2 4 B
ij ij
= .<.0(/
#ehingga arus interupting pada saluran untuk
fasa c adalah :
( )
( )
( )
( )
( )
c c
4
4 2 4 B
ij ij
= .<.;9/
Penentuan kapasitas pemutusan :
2apasitas Pemutusan #aluran untuk fasa a
adalah
( )
( )
a
24 B %3A
dasar ij
.<.;0/
2apasitas Pemutusan #aluran untuk fasa b
adalah
( )
( )
b
24 B %3A
dasar ij
.<.;;/
2apasitas Pemutusan #aluran untuk fasa c
adalah
( )
( )
c
24 B %3A
dasar ij
.<.;</
TeknikA 8<
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
Dalam perhitungan tanda minus pada arus
interupting tidak digunakan karena yang
diperlukan hanya harga mutlaknya dari besarnya
kapasitas pemutusan yang digunakan
4. S+,-. H,b,n60.n67/+ !/n66,/n T.-/7
S.me+r.0 D,/ $/0/ #n+/r S/l,r/n '/-/
S.0+em Ten/6/ &.0+r.7 'T. '&N S,mb/r-
%./, 150 "V
4.1 D/+/ S.0+em Ten/6/ &.0+r.7 'T. '&N
S,mb/r-%./,
Data-data sistem tenaga listrik P&. P)*
#umbar-+iau yang terdiri dari ;9 bus dengan
data dan asumsi sebagai berikut :
- Baktor daya setiap bus bernilai 9.71
- &egangan perunit untuk #lack bus 0.91
dan bus pembangkit bernilai 0.9<
#elain setiap bus diberi nomor sebagai berikut
T/bel-4.1 D/+/ *omor &iap ,us
*$ *A%A ,!# &4PE ,!#
9 P)&! $mbilin #lack ,us
0 P)&> Pauh )imo ,us P3
; P)&A %aninjau ,us P3
< P)&A ,atang Agam ,us P3
P)&A #ingkarak ,us P3
1 P)&A 2oto Panjang ,us P3
' P)&D &eluk )embu ,us P3
8 Dumai ,us PF
7 Duri ,us PF
( >aruda #akti ,us PF
09 ,angkinang ,us PF
00 Payakumbuh ,us PF
0; Padang )uar ,us PF
0< )ubuk Alung ,us PF
0 P4P ,us PF
01 ,atusangkar ,us PF
0' 4ndarung ,us PF
08 #olok ,us PF
07 #alak ,us PF
0( #impang -aru ,us PF
T/bel-4.2 Data &egangan dan &ipe ,us P&. P)*
#umbar-+iau 019 23
,us &egangan
pu
Jenis
0
0.9199
9
9
,us #lack
;
0.9<99
9
9
,us P3
<
0.9<99
9
9
,us P3
0.9<99
9
9
,us P3
1
0.9<99
9
9
,us P3
'
0.9<99
9
9
,us P3
8
0.9999
9
9
,us PF
7
0.9999
9
9
,us PF
(
0.9999
9
9
,us PF
09
0.9999
9
9
,us PF
00
0.9999
9
9
,us PF
0;
0.9999
9
9
,us PF
0<
0.9999
9
9
,us PF
0
0.9999
9
9
,us PF
01
0.9999
9
9
,us PF
0'
0.9999
9
9
,us PF
08
0.9999
9
9
,us PF
07
0.9999
9
9
,us PF
0(
0.9999
9
9
,us PF
T/bel-4.3 Data Pembangkitan &iap ,us P&.
P)* #umbar-+iau 019 23
,us Pembangkitan
P .%G/ F .%3A+/
9 - -
0 9.7999 -
; '7.9999 -
< 09.1999 -
07.8199 -
1 00.9999 -
' 7.<999 -
8 9.9999 9.9999
7 9.9999 9.9999
( 9.9999 9.9999
09 9.9999 9.9999
00 9.9999 9.9999
0; 9.9999 9.9999
0< 9.9999 9.9999
0 9.9999 9.9999
01 9.9999 9.9999
0' 9.9999 9.9999
08 9.9999 9.9999
07 9.9999 9.9999
0( 9.9999 9.9999
T/bel-4.4 Data ,eban &iap ,us P&. P)*
#umbar-+iau 019 23
TeknikA 8
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
,us ,eban
P .%G/ F .%3A+/
9 - -
0 <.9999 ;0.989;
; 08.9999 09.1<1'
< 9.9999 9.9999
.;199 ;.'<<(
1 7.1999 1.;'79
' 8'.1999 8.0;9
8 ;1.1999 01.799
7 08.9999 09.1<'9
( 71.9999 1;.'799
09 ;'.8819 0'.1(;
00 9.9999 9.9999
0; ;.1999 ;'.<99
0< ;1.1999 01.799
0 ;.1999 ;'.<99
01 7.1999 1.;'79
0' 10.9999 <0.'979
08 08.9999 09.1<'9
07 08.9999 09.1<'9
0( 80.999 .;10;
T/bel-4.5 Data #aluran !rutan Positif
P&. P)* #umbar-+iau 019 23
)ine ? seri .pu/
Dari
,us
2e
,us
+
.pu/
H
.pu/
9 0' 9.9<<1 9.0;91
9 07 9.990< 9.99'
0 0( 9.99<8 9.90<;
0 0< 9.9088 9.9'<1
0 0 9.9091 9.9<88
; 0; 9.9;;9 9.98';
1 09 9.9911 9.9<<9
1 ( 9.90(; 9.0018
7 8 9.9<9( 9.0090
( ' 9.99'7 9.90;
( 7 9.9'0 9.;07
09 ( 9.90<( 9.97<7
00 < 9.1181 0.;<;7
00 1 9.9<;0 9.0117
0; 00 9.90'7 9.9179
0< 9.991 9.9;;0
0< ; 9.9;(8 9.09'7
0 0< 9.998; 9.9;17
0' 0 9.99<1 9.90;1
08 0' 9.908( 9.9'<(
07 08 9.90 9.9107
T/bel-4.8 Data )ine Charging
P&. P)* #umbar-+iau 019 23
)ine ID; perunit
Dari
,us
2e
,us
9 0' 9.9081
9 07 9.999(
0 0( 9.99;
0 0< 9.9091
0 0 9.99;8
; 0; 9.90<
1 09 9.991
1 ( 9.9;;(
7 8 9.9988
( ' 9.99'
( 7 9.901<
09 ( 9.07'1
00 < 9.99998
00 1 9.9;;1
0; 00 9.909(
0< 9.99<<
0< ; 9.9011
0 0< 9.9999
0' 0 9.99;'
08 0' 9.99(<
07 08 9.9971
Dalam penelitian ini difokuskan pada studi
hubungsingkat di P&. P)* #umbar-+iau 019 23
dengan melakukan simulasi untuk mengamati
perubahan tegangan, sudut phasa pada tiap bus,
arus antar saluran, kapasitas C, dan kapasitas
pemutusan jika terjadi gangguan tidak simetris
dua fasa antar saluran pada salah satu bus pada
sistem tersebut. #ebelum simulasi perhitungan
hubungsingkat dilakukan, terlebih dahulu
dihitung tegangan dan sudut phasa untuk tiap
bus pada sistem P&. P)* #umbar-+iau 019 23
untuk keadaan tanpa gangguan dan diperoleh
hasil sebagai berikut :
T/bel-4.7 Data &egangan dan #udut Phasa
&iap ,us Pada P&. P)* #umbar-+iau 019 23
,us %agnitude
&egangan
pu
#udut Phasa
degree
9 0.9199 9.9999
0 0.9<99 -.'19
; 0.9<99 -7.'799
< 0.9<99 -7.'(;9
0.9<99 -;.<<9
1 0.9<99 -;.;179
' 0.9<99 -<9.;9
8 9.7799 -<'.''09
TeknikA 81
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
7 9.(9(9 -<.(789
( 0.9979 -;(.11<9
09 0.9;<9 -;'.9719
00 0.999 -0'.99
0; 0.9909 -0<.8999
0< 0.9;'9 -.0719
0 0.9;;9 -.''19
01 0.9;89 -.0'<9
0' 0.9;89 -.0'<9
08 0.9<9 -;.0709
07 0.979 -9.;989
0( 0.9;;9 -1.98(9
Jika terjadi gangguan tidak simetris untuk
gangguan antar saluran di bus 0 .P)&> Pauh
)imo/ diperoleh hasil sebagai berikut :
T/bel-4.8 ,esar &egangan &iap ,us Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo / !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa a
,us %agnitude
&egangan Phasa A
.pu/
0 0.9999
; 0.9999
< 0.9999
0.9999
1 0.9999
' 0.9999
8 0.9999
7 0.9999
( 0.9999
09 0.9999
00 0.9999
0; 0.9999
0< 0.9999
0 0.9999
01 0.9999
0' 0.9999
08 0.9999
07 0.9999
0( 0.9999
T/bel-4.9 ,esar &egangan &iap ,us Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo / !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa b
,us %agnitude
&egangan Phasa ,
.pu/
0 9.1999
; 9.1999
< 9.1999
9.1999
1 9.1999
' 9.1999
8 9.1999
7 9.1999
( 9.1999
09 9.1999
00 9.1999
0; 9.1999
0< 9.1999
0 9.1999
01 9.1;0(
0' 9.1;0(
08 9.8;77
07 9.(8'<
0( 9.1999
T/bel-4.10 ,esar &egangan &iap ,us Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo / !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa c
,us %agnitude
&egangan Phasa C
.pu/
0 9.1999
; 9.1999
< 9.1999
9.1999
1 9.1999
' 9.1999
8 9.1999
7 9.1999
( 9.1999
09 9.1999
00 9.1999
0; 9.1999
0< 9.1999
0 9.1999
01 9.1;0'
0' 9.1;0'
08 9.8;7<
07 9.(8'
0( 9.1999
T/bel-4.11 ,esar &egangan #aluran Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh )imo/
TeknikA 8'
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
!ntuk >angguan &idak #imetris Dua Basa Antar
#aluran
Basa A
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 9.9999
0' 0 9.9999
08 0' 9.9999
07 08 9.9999
T/bel-4.12 ,esar &egangan #aluran Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh )imo/
!ntuk >angguan &idak #imetris Dua Basa
Antar #aluran
Basa ,
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 00.8
0' 0 00.8
08 0' 1.809
07 08 1.809
T/bel-4.13 ,esar &egangan #aluran Jika
&erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh )imo/
!ntuk >angguan &idak #imetris Dua Basa Antar
#aluran
Basa C
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 00.8
0' 0 00.8
08 0' 1.809
07 08 1.809
T/bel-4.14 ,esar Arus %omentari &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa A
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 9.9999
0' 0 9.9999
08 0' 9.9999
07 08 9.9999
T/bel-4.15 ,esar Arus %omentari &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa ,
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 07.<1(9
0' 0 07.<1(9
08 0' (.071'
07 08 (.071'
T/bel-4.18 ,esar Arus %omentari &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran Basa C
#aluran %agnitude Arus
.pu/ Dari ,us 2e
,us
0 B 07.<1(9
0' 0 07.<1(9
08 0' (.071'
07 08 (.071'
T/bel-4.17 ,esar 2apasitas C, &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran
#aluran #.%omentari/ .%3A/
Dari
,us
2e
,us
Phasa
A
Phasa , Phasa C
0 B 9.9999 07<1.(99 07<1.(99
0' 0 9.9999 07<1.(99 07<1.(99
08 0' 9.9999 (07.1'99 (07.1'99
07 08 9.9999 (07.1'99 (07.1'99
T/bel-4.18 ,esar Arus 4nterupting &iap
#aluran Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&>
Pauh )imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris
Dua Basa Antar #aluran
#aluran #.4nterupting/ pu
Dari
,us
2e
,us
Phasa
A
Phasa , Phasa C
0 B 9.9999 0<.8'(< 0<.8'(<
0' 0 9.9999 0<.8'(< 0<.8'(<
08 0' 9.9999 '.77(; '.77(;
07 08 9.9999 '.77(; '.77(;
T/bel-4.19 2apasitas Pemutusan &iap #aluran
Jika &erjadi >angguan di ,us 0 .P)&> Pauh
)imo/ !ntuk >angguan &idak #imetris Dua
Basa Antar #aluran
TeknikA 88
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471
#aluran #.4nterupting/ .%3A/
Dari
,us
2e
,us
Phasa
A
Phasa , Phasa C
0 B 9.9999 0<8'.(;79 0<8'.(;79
0' 0 9.9999 0<8'.(;79 0<8'.(;79
08 0' 9.9999 '77.(;99 '77.(;99
07 08 9.9999 '77.(;99 '77.(;99
Jika gangguan tidak simetris dua fasa antar
saluran terjadi pada bus 0 .Pauh )imo/ maka
arus gangguan yang terbesar adalah 00.8 pu
yang terjadi pada :
a. #aluran antara bus 0 .P)&> Pauh )imo/ dan
lokasi gangguan .B/
b. #aluran antara bus 0' .4ndarung/ dan bus 0
.P)&> Pauh )imo/
dengan kapasitas C, 07<1.(99 %3A dan
kapasitas pemutusan 0<8'.(;79 %3A
!ntuk gangguan tidak simetris dua fasa
antar saluran yang terjadi pada bus yang lain
dilakukan dengan cara yang sama dan pada
penelitian ini.
5. "(SI)'U&#N
Dari hasil pembahasan tentang studi
hubungsingkat pada sistem tenaga listrik P&.
P)* #umbar-+iau 019 23 untuk gangguan
tidak simetris dua fasa antar saluran dapat
disimpulkan bahwa : arus gangguan terbesar
terjadi pada bus 07 .#alak/ dengan nilai sebagai
berikut :
a. Arus gangguan sebesar 07.89;1 pu
b. 2apasitas C, sebesar ;(11;.999 %3A
c. 2apasitas pemutusan sebesar ;;0'.<999
%3A
D#$T#% 'UST#"#
0. >onen, &uran ,5Modern Power System
Analysis , Jhon Giley J #ons, 4nc,
#ingapore, 0((7.
;. #te"enson, G.D, Jr, 5Analisis Sistem
Tenaga Listrik, diterjemahkan oleh 4dris,
2emal 4r, Edisi 2eempat, Erlangga, Jakarta,
0((.
<. #ianipar, >ibson , D+, 4r 9Komputasi
Sistem Tenaga, 4nstitut &eknologi
,andung .4&,/, ,andung, 0((7.
. >ross, Charles A, 5Power System Analysis
, Jhon Giley J #ons, 4nc, Canada, 0(7'.
1. %arta Iudha, -endra, 4r, %#, 5Diktat Studi
Aliran Daya, !ni"ersitas #riwijaya
. !nsri/, Palembang, 0((1
'. %.A. PA4, 5Computer Technigues in
Power System Analysis, 4ndian 4nstitute of
&echnology, *ew Delhi, 0(7
8. >rainger, John J #te"enson, Gilliam, Jr,
5Power System Analysis: %c>raw--ill,
*ew Iork, !#A, 0((<
7. #tagg, >lenn G, El-Abiad, 5Computer
Methods in Power System Analysis,
%c>raw--ill, &okyo, 0(70.
(. -utauruk, 4r, %sc, 5Transmisi Daya Listrik
9, Erlangga, Jakarta, 0(71
09. >onen, &uran, lectric Power
Transmission System ngineering
Analysis And Design! John Giley J #ons,
California , 0(77
00. Part-Enander, E"a J #joberg, Anders, 5
The Matla" #and"ook 5,John Giley J
#ons, California , 0(((
TeknikA 87