KELAS : XI IPS 1 NO.ABSEN : 19 REVOLUSI RUSIA 25 Oktober 1917 Peta Uni Soviet Rusia Sebelum Revolusi Pemerintahan berbentuk monarki yang dipimpin oleh seorang raja yang disebut Tsar. Pada masa pemerintahan Tsar Nicholas II (1894 1917), pemerintahannya sangat reaksioner dan bersifat otokratis. Tetapi dalam bidang ekonomi sangat progresif, terutama dalam bidang industri, seperti industri tekstil, pertambangan, batubara, dan besi, sehingga industri di Rusia mengalami kemajuan dan akhirnya melahirkan kaum buruh. Pada tahun 1905 terjadi pemberontakan kaum buruh yang bertujuan menuntut perbaikan nasib dan persamaan hak serta menuntut pemerintahan liberal. Sebab-Sebab Timbulnya Revolusi : Bidang Politik Adanya pemerintahan Tsar Nicholas yang reaksioner Duma (DPR) tidak menampakkan dasar-dasar demokratis Adanya kelompok-kelompok yang menentang kekuasaan Tsar, yaitu Kaum Liberal (disebut kaum Kadet) yang menghendaki monarki konstitusional. Kaum Sosialis yang menghendaki susunan masyarakat yang sosialis dan menuntut pembentukan pemerintahan yang modern dan demokratis. Bidang Sosial Ekonomi Penghargaan tuan-tuan tanah terhadap buruh tani sangat rendah. Adanya kesenjangan sosial yang sangat besar antara kaum bangsawan dengan rakyat. Ketidakpuasan kaum pengusaha dan intelektual akan kepemimpinan Tsar Nicholas II Jalannya Revolusi Rusia : Revolusi Februari 1917
Revolusi Oktober 1917 Revolusi Februari 1917 Dimulai dari Petrograd (sekarang Leningrad) dengan demonstrasi yang menuntut bahan makanan, kemudian diikuti dengan pemogokan di perusahaan-perusahaan Revolusi yang digerakan oleh kaum Kadet, Menshewiki, dan Bolshewiki ini kemudian berhasil menggulingkan Tsar Nicholas II. Pemerintahan kemudian dikendalikan oleh kaum Kadet dalam bentuk pemerintahan sementara Karena tidak banyak perubahan yang dilakukan kaum Kadet, maka kaum Menshewiki di bawah pimpinan Karensky kemudian menggulingkan kaum Kadet. Kekalahan Rusia dalam peperangan dalam rangka memperluas kekuasaan mengakibatkan hilangnya kepercayaan rakyat, sehingga mendorong kaum Bolshewiki untuk merebut pemerintahan Revolusi 25 Oktober 1917 Kaum Bolshewiki yang semula telah mempersiapkan diri dengan mengadakan wajib militer kepada para pekerja (yang kemudian menjadi Pengawal Merah) di bawah pimpinan Trotsky, siap untuk merebut kekuasaan. Revolusi di mulai di Petrograd di bawah pimpinan Lenin yang menyerukan untuk mendirikan Republik Soviet. Angkatan Darat dan Angkatan Laut di Petrograd memihak kepada Lenin Pada tanggal 25 Oktober 1917, pemerintah Menshewiki yang pimpinan Kerensky berhasil digulingkan kaum Bolshewiki. Akibat Revolusi Rusia Bidang Pemerintahan : Dihapusnya pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner. Rusia menjadi negara Serikat yang berbentuk Republik dengan nama USSR dengan Moskow sebagai ibukotanya. Bidang Ekonomi : Pertanian dan perindustrian dinasionalisasi. Tanah pertanian sebagian diselenggarakan oleh pemerintah dan sebagian dijadikan pertanian kolektif. Kantor-kantor, pabrik-pabrik, bank- bank, dan jalan-jalan kereta api dinasionalisasi. Bidang Ideologi : Kemenangan kaum Bolshewiki menyebabkan paham komunis menyebar ke seluruh dunia. Rusia Di Bawah Pemerintahan Lenin (19171924) Dalam Bidang Pemerintahan : Merubah negerinya menjadi diktator militer. Membentuk Undang-Undang Dasar (UUD) baru. Berdasarkan UUD baru ini bentuk negara Rusia adalah negara serikat dengan nama Republik Sosialis Uni Soviet atau Union of Soviet Sosialis Republics (USSR) yang terdiri atas Belarusia, Ukraina, Armenia, Azerbaijan, dan Rusia (terbentuk pada tanggal 30 Desember 1922). Dalam Bidang Ekonomi : Menasionalisasi tanah-tanah bangsawan, industri-industri besar, bank-bank dan jalan kereta api. Menciptakan New Economical Policy (NEP) di mana hasil bumi dapat dijual dengan bebas. Dalam Bidang Ideologi : Rusia membentuk Comintern (perkumpulan komunis internasional), untuk menyebarkan paham komunis ke seluruh dunia. DAMPAK REVOLUSI RUSIA BAGI INDONESIA
Kemenangan Revolusi Bolsyewik di Rusia disambut dengan antusias. Terinspirasi oleh revolusi Rusia, ISDV mulai mengorganisir kalangan militer dengan membentuk dewan-dewan tentara dan pelaut yang kemudian dikenal dengan nama Kaum Merah. Kaum Merah mengorganisir demonstrasi yang dilakukan oleh serdadu dan pelaut sehingga menimbulkan bentrokan dengan polisi. Darsono melalui surat kabar Het Vrije Woord milik ISDV menyerukan pemberontakan dan dikebarkannya bendera Merah. Partai-partai moderat seperti Boedi Oetomo, Insulinde, dan SI mendesak agar pemerintah Belanda menggantikan Volksraad menjadi parlemen pilihan rakyat. Ketika Komintern (Komunisme Internasional) terbentuk pada tahun 1919, pengaruhnya telah terasa di Indonesia. Sejak saat itu langkah-langkah politik PKI (perubahan dari ISDV) senantiasa mengikuti doktrin-doktrin dari Komintern di Rusia. Di antaranya pernyataan Lenin bahwa untuk Asia, garis politik Komintern harus mendekatidan bekerjasama dengan kaum borjuis nasional dan organisasi nasional rakyat terjajah.