Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan IBD

Tujuan terapi pada IBD adalah mengurangi proses inflamasi, mencegah komplikasi dan
mencegah relaps atau perburukan penyakit, memperbaiki status nutrisi dan kualitas hidup.
Konsultasi ke bagian gizi dilakukan karena gagal tumbuh sering terjadi pada penderita IBD. Tujuan
dari dukungan nutrisi adalah pemulihan hemostasis metabolisme dengan koreksi defisit nutrien dan
mengganti ongoing losses ; kecukupan energi, protein dan mineral untuk keseimbangan positif
nitrogen dan penyembuhan. Sampai saat ini belum diketahui zat makanan tertentu yang
menyebabkan aktivasi IBD. Pemberian nutrisi enteral mungkin mempengaruhi proses inflamasi pada
penyakit crohn, tetapi tidak mempunyai peranan dalam proses inflamasi pada colitis ulserativa.
Terapi Medikamentosa :
1. Aminosalisilat, terutama untuk mempertahankan remisi. Dosis tinggi digunakan untuk induksi
remisi.
- Sulfasalasin, dosis 30-50 mg/kg/hari dalam 2-4 dosis, dapat ditingkatkan sampai 75 mg/kg
- Mesalamin, dosis 30-50 mg/kg/hari dalam 2-4 dosis (maksimal 3,2g/hari)
- Olsalazin, dosis 30mg/kg/hari dalam 2 dosis
2. Kortikosteroid, untuk induksi remisi, tidak berperan dalam mempertahankan remisi
- Prednison dosis 1-2 mg/kg/hari dosis tunggal atau dosis tinggi
- Metilprednisolon dosis 2 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis
3. Imunomodulator, digunakan untuk induksi dan mempertahankan remisi
- Azathioprine, dosis 2-2,5 mg/kg/hari dosis tunggal
- 6-mercatopurin dosis 1,5 mg/kg/hari dosis tunggal
4. Anti tumor necrosis factor untuk induksi remisi
- Infiximab merupakan antibodi monoklonal anti TNF alfa. Infliximab, dosis 5mg/kg
dilarutkan dengan 250 ml NaCl fisiologis secara intravena. Infliximab dosis tunggal untuk
penyakit crohn derajat moderat berat atau pada fistula dengan dosis 5 mg/kg dalam 2 jam
3 kali pada minggu 0,2, dan 6 sering diikuti pemberian setiap 8 minggu. Data penggunaan
infliximab pada colitis ulserativa tidak sebaik penyakit crohn.
5. Antibiotika
- Metronidazole dosis 30-50 mg/kg/hari dalam 3 dosis. Metronidazole diberikan pada kelainan
perianal penyakit crohn

Terapi medikamentosa pada colitis ulserativa tergantung dari derajat berat dan luasnya
inflamasi. Tujuan terapi medikamentosa adalah untuk mengendalikan proses inflamasi,
menghilangkan gejala klinism mencegah komplikasi dan mencegah relaps, serta mempersiapkan
untuk tindakan bedah karena 20% penderita akan mengalami tindakan bedah.

Terapi bedah

Pendekatan terapi bedah pada IBD tergantung dari jenis dan berat penyakit. Tujuan terapi
bedah pada colitis ulserative dan penyakit crohn berbeda. Karena kelainan colitis ulserativa terbatas
pada kolon, maka total kolektomi merupakan terapi definitif. Akan tetapi, pada penyakit crohn
dimana kelainan traktus gastrointestinal dapat terjadi mulai dari mulut sampai anus, saat ini belum
ada terapi bedah definitif.
Indikasi bedah pada penyakit crohn :
- Obstruksi traktus gastrointestinal
- Fistula
- Abses
- Perdarahan yang tidak terkontrol
- Megakolon toksik
- Perforasi
- Penyakit fulminan yang tidak responsif terhadap terapi medikamentosa
- Gagal tumbuh dengan kelainan mukosa traktus gastrointestinal yang terbatas
Indikasi bedah untuk collitis ulserative :
- Megakolon toksik
- Perdarahan yang masif
- Perforasi
- Komplikasi akibat kortikosteroid pada penyakit kronis aktif
- Gagal tumbuh setelah mendapat dukungan nutrisi
- Displasia epitel dan resiko tinggi keganasan
- Penyakit yang tidak respon terhadap terapi medikamentosa

Anda mungkin juga menyukai