BAB IV Pasal 18 s.d. Pasal 24 UU KUP UU No. 19 Tahun 1997 std UU no. 19 Tahun 2000 tentang PPSP. Apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo jumlah pajak yang masih harus dibayar tersebut tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak tunggakan pajak. dasar penagihan pajak PENAGIHAN PAJAK: serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak & biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika & sekaligus, memberitahukan Surat Paka, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Dasar penagihan pajak STP, SKPKB, SKPKBT, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak. Termasuk STPPBB, SKBKB, SKBKBT dan STB 83/PMK.03/2010 Ps 5a Dalam hal SKPKB atau SKPKBT rusak, tidak terbaca, hilang, atau tidak diketemukan lagi, Dirjen Pajak karena jabatannya, dapat menerbitkan kembali SKPKB/SKPKBT sebagai pengganti asli mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan asli Pasal 18 TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK Dilakukan apabila utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran belum dilunasi Jatuh Tempo Pembayaran STP SKPKB SKPKBT SK Keberatan SK Pembetulan Putusan Banding Putusan PK yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah harus dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterbitkan Pasal 9 ayat (3) UU KUP No Uraian Jangka Waktu Pelunasan paling lama 1. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan dan tidak mengajukan permohonan banding satu bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan 2. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding satu bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding 3. Dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan satu bulan sejak tanggal penerbitan surat Ketetapan Pajak 4. Dalam hal Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dua bulan sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak WAJIB PAJAK VS PENANGGUNG PAJAK WAJIB PAJAK Orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak & pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perUUan perpajakan PENANGGUNG PAJAK Orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi Kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BADAN Sekumpulan orang &/ atau modal yang merupakan kesatuan baik yg melakukan usaha maupun yg tidak melakukan usaha yg meliputi PT, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN atau BUMD, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sospol atau organisasi lainnya, lembaga & bentuk badan lainnya, termasuk kontrak investasi kolektif & BUT KEWAJIBAN NPWP Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan NPWP. (Pasal 2 angka 1 UU KUP) Sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam UU PPh 1984 dan perubahannya. Persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai UU PPh 1984 dan perubahannya Kewajiban mendaftarkan diri tsb berlaku pula thd wanita kawin yg dikenai pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan & harta. Wanita kawin selain tsb di atas dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP atas namanya sendiri agar wanita kawin tsb dapat melaksanakan hak & memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari hak & kewajiban perpajakan suaminya. 10 WP ORANG PRIBADI *Berdasarkan Pasal 2 PER-44/2008 Jangka Waktu Pendaftaran NPWP WP OP yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas WP OP yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas dan WP Badan paling lama 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah penghasilan > PTKP BENTUK USAHA TETAP (BUT) Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia 1) Tempat kedudukan manajemen 2) Cabang perusahaan 3) Kantor Perwakilan 4) Gedung Kantor 5) Pabrik 6) Bengkel 7) Gudang 8) Ruang untuk promosi & penjualan 9) Pertambangan & penggalian sumber alam 10) Wilayah kerja pertambangan minyak & gas bumi 11) Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan 11) Pemberikan jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai / orang lain sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan 13) orang/ badan yg bertindak selaku agen yg kedudukannya tidak bebas 14) Agen/ pegawai perusahaan asuransi yg tdk bertempat kedudukan di Indonesia yg dpt menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia 15) komputer, agen elektronik /peralatan otomatis yg dimiliki, disewa/ digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan usaha melalui internet PERSEKUTUAN KOMANDITER Suatu persekutuan yang terdiri dari seseorang atau beberapa pesero yang tidak ikut campur dalam mengurus atau memimpin persekutuan, tetapi hanya memberikan suatu modal saja PERSEKUTUAN KOMANDITER Sekutu Pengurus/ Komplementer o Bertindak sebagai pesero pengurus (memimpin & bertindak ke luar) Sekutu Komanditer o Sekutu tidak kerja, hanya sebagai pemberi modal atau pemberi pinjaman o Kerugian yg ditanggung hanya sebesar jumlah modal yg ditanamkan FIRMA Kerja sama diantara orang yang bersifat pertemanan/ perkawanan/ persekutuan Setiap sekutu/ persero berwenang untuk berbuat & bertindak keluar atas nama Firma. Tindakan tersebut mengikat sekutu/ anggota yang lain Setiap anggota Firma tidak memerlukan kuasa dari anggota lain untuk bertindak keluar Semua anggota Firma bertanggung jawab sepenuhnya secara tanggung renteng kepada pihak ketiga Tanggung jawab terhadap pihak ketiga tidak terbatas pada kekayaan Firma, tetapi sampai kekayaan pribadi anggotanya. YAYASAN Badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, & kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. ORGAN YAYASAN PEMBINA PENGAWAS: melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan PENGURUS: melaksanakan kepengurusan yayasan Bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengawas Dalam hal terdapat tunggakan utang pajak, penagihan pajak dapat dilakukan terhadap harta kekayaan yayasan dan harta pengurus KOPERASI Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koprasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI RAPAT ANGGOTA PENGURUS PENGAWAS Pemegang kekuasaan tertinggi Pemegang kuasa rapat anggota Harta pengurus dapat menjadi pelunasan utang pajak melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. PERSEROAN TERBATAS (PT) badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasar perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya organ Perseroan RUPS DIREKSI DEWAN KOMISARIS organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk menjadi kepentingan Perseroan orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan dan atau mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan Misalnya: Berwenang menandatangani kontrak dgn pihak ke tiga, menandatangani cek, dsb. Meskipun namanya tidak tercantum dalam susunan pengurus yang tertera dalam akte pendirian Pengurus (Ps 32 UU KUP) Komisaris Pemegang Saham Mayoritas atau Pengendali Direksi Penanggung Pajak pada persekutuan komanditer, Firma, yayasan, koperasi, Bentuk Usaha Tetap (BUT) maupun PT tidak saja hanya menjadi tanggung jawab pengurus badan tersebut, namun berdasarkan Pasal 32 ayat (4) UU KUP baik pengurus maupun orang- orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan menjadi pihak yang bertanggung jawab secara pribadi dan/atau secara tanggung renteng terhadap pelunasan utang pajak. PENGERTIAN PENAGIHAN SERANGKAIAN TINDAKAN AGAR PP MELUNASI UTANG PAJAK DAN BIAYA PENAGIHAN PAJAK DENGAN: MENEGUR ATAU MEMPERINGATKAN, MELAKSANAKAN PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS, MEMBERITAHUKAN SURAT PAKSA MENGUSULKAN PENCEGAHAN, MELAKSANAKAN PENYITAAN, MELAKSANAKAN PENYANDERAAN, MENJUAL BARANG YANG TELAH DISITA UTANG PAJAK PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR TERMASUK SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA, DENDA ATAU KENAIKAN YANG TERCANTUM DALAM SURAT KETETAPAN PAJAK BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN BIAYA PENAGIHAN PAJAK 1. PELAKSANAAN SURAT PAKSA. 2. SURAT PERINTAH PELAKSANAAN PENYITAAN. 3. PENGUMUMAN LELANG 4. PEMBATALAN LELANG 5. JASA PENILAI 6. BIAYA LAINNYA SEHUBUNGAN DENGAN PENAGIHAN Utang Pajak MATERIL (self assessment) UTANG YANG TIMBUL (TATBESTAND) KARENA UNDANG- UNDANG SAJA. TANPA HARUS ADA PENETAPAN DARI APARAT PAJAK FORMIL (official assessment) UTANG TIMBUL KARENA ADANYA TAGIHAN/ PENETAPAN OLEH APARAT PAJAK PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PPSP Dasar Penagihan (Pasal 18 KUP) STP SKPKB SKPKBT SK Pembetulan SK Keberatan Putusan Banding Peninjauan Kembali Yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah PEJABAT PENAGIHAN PAJAK Pajak Pusat Pajak Daerah 1. mengangkat dan memberhentikan Jurusita Pajak. 2. menerbitkan : Ditunjuk oleh Menteri Keuangan Ditunjuk oleh Kepala Daerah Berwenang Pejabat ditunjuk oleh: Surat Teguran, Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus; Surat Paksa; Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan; Surat Perintah Penyanderaan; Surat Pencabutan Sita; Pengumuman Lelang; Surat Penentuan Harga Limit; Pembatalan Lelang; dan surat lain yang diperlukan untuk pelaksanaan penagihan pajak. JURUSITA PAJAK Pelaksana tindakan penagihan pajak yang bertugas: 1. Melaksanakan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus 2. Memberitahukan Surat Paksa 3. Melaksanakan penyitaan 4. Melaksanakan penyanderaan Tugas Jurusita Pajak 1. melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus; 2. memberitahukan Surat Paksa; 3. melaksanakan penyitaan; dan 4. melaksanakan penyanderaan. TUGAS DAN WEWENANG JURUSITA PAJAK Wewenang Jurusita Pajak 1. memasuki dan memeriksa ruangan termasuk membuka lemari, laci, atau tempat lain untuk menemukan objek sita, di tempat usaha, di tempat kedudukan, di tempat PP, atau di tempat lain yg diduga sebagai tempat penyimpanan objek sita. 2. meminta bantuan kepada Kepolisian, Kejaksaan, Departemen yang membidangi hukum dan perundang- undangan, Pemda setempat, BPN, Dirjen Perhubungan laut, PN, Bank, atau pihak lain dalam rangka pelaksanaan penagihan pajak. 3. menjalankan tugasnya di wilayah kerja Pejabat yg mengangkatnya, kecuali ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri/Kepala Daerah. PERSYARATAN KEMAMPUAN FISIK KEMAMPUAN MENTAL PROFESIONAL 1. Berijazah serendah-rendahnya SMU atau yang setingkat dengan itu 2. Berpangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda/Gol IIa 3. Berbadan sehat 4. Lulus pendidikan dan latihan jurusita pajak 5. Jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian SUMPAH JURUSITA "Saya bersumpah/berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa saya, untuk memangku jabatan saya ini, langsung atau tidak langsung, dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada siapa pun juga." "Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatan saya ini, tiada sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapa pun juga sesuatu janji atau pemberian." "Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan setia kepada dan akan mempertahankan serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-Undang Dasar 1945, dan segala undang-undang serta peraturan lain yang berlaku bagi negara Republik Indonesia.'' "Saya bersumpah/berjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankan jabatan saya ini dengan jujur, saksama dan dengan tidak membeda-bedakan orang dalam melaksanakan kewajiban saya dan akan berlaku sebaik-baiknya dan seadil-adilnya seperti layaknya bagi seorang Jurusita Pajak yang berbudi baik dan jujur, menegakkan hukum dan keadilan. KEDUDUKAN KEPALA KANTOR KEPALA SEKSI PENAGIHAN JURU SITA WILAYAH KERJA Jurusita melaksanakan tugas di wilayah kerja unit tempat jurusita berada. Apabila dalam satu kota terdapat beberapa wilayah unit KPP, Jurusita dapat melaksanakan tugasnya di luar wilayah kerjanya sepanjang masih dalam satu kota. Contoh: Jurusita KPP Jakarta Menteng dapat melaksanakan penyitaan barang Penanggung Pajak yang berada di wilayah kerja KPP Jakarta Pasar Minggu. a) Meninggal dunia b) Pensiun c) Karena alih tugas atau kepentingan dinas lainnya d) Ternyata lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugas e) Melakukan perbuatan tercela f) Melanggar sumpah atau janji juru sita pajak, atau g) Sakit jasmani atau rohani terus menerus SKP SKPKB SKPKBT dll ALUR DAN JADWAL PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK SPMP/ PENYITAAN SP SURAT TEGURAN PARATE EXECUTIE DIBERITAHUKAN OLEH JURUSITA PAJAK DIBUAT BAP SP PENCABUTAN SITA` PENGUMUMAN LELANG PELAKSANAAN LELANG UTANG PAJAK & BIAYA PENAGIHAN PUTUSAN PENGADILAN LUNAS 14 HARI TDK LUNAS PENCEGAHAN PENYANDERAAN SYARAT: UTANG PAJAK Rp100 jt DIRAGUKAN ITIKAD BAIK JANGKA WAKTU: 6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN AKIBAT: UTANG PAJAK TDK HAPUS & PENAGIHAN TETAP DILAKSANAKAN * KEP / IJIN MENKEU SPMP JURUSITA + 2 SAKSI BAP SITA BRG BERGERAK & BRG TDK BERGERAK BRG YG DISITA DILARANG: DIPINDAHTANGANKAN DISEWAKAN DIPINJAMKAN DISEMBUNYIKAN DIHILANGKAN DIRUSAK PENYITAAN ATAS REK. BANK & EFEK 7 hari 21 hari 2X24 jam Jatuh tempo 14 hari Dasar Hukum: UU No 19 Tahun 2000 UU No 28 Tahun 2007 PP No 80 Tahun 2007 PMK No 24/PMK.03/2008 PEMBLOKIRAN Barang Bergerak 1 X Barang Tdk Bergerak 2 X Langsung, Pos, Ekspedisi/ kurir dgn bukti kirim PENGUMUMAN DI MEDIA MASA surat yang diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya SURAT TEGURAN SRT TEGURAN SURAT PAKSA Jatuh Tempo DASAR PENAGIHAN 7 hari 21 hari untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya Penyampaian Fungsi Surat Teguran Surat Peringatan, atau Surat lain yang sejenis Bentuk a. secara langsung, b. melalui pos, atau c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah Jatuh Tempo Pembayaran untuk < Tahun pajak 2007 STP SKPKB SKPKBT SK Keberatan SK Pembetulan Putusan Banding Putusan PK harus dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterbitkan STP PBB harus dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterima oleh Wajib Pajak PENGAJUAN KEBERATAN TIDAK MENUNDA KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK Jatuh Tempo Pembayaran untuk > Tahun pajak 2008 STP SKPKB SKPKBT SK Keberatan SK Pembetulan Putusan Banding Putusan PK yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah harus dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterbitkan Pasal 9 ayat (3) UU KUP No Uraian Jangka Waktu Pelunasan paling lama 1. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan dan tidak mengajukan permohonan banding satu bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan 2. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding satu bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding 3. Dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan satu bulan sejak tanggal penerbitan surat Ketetapan Pajak 4. Dalam hal Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dua bulan sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak (1) WP menyetujui seluruh pembahasan akhir hasil pemeriksaan setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pelunasan (2) WP tidak menyetujui pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan tidak mengajukan keberatan SKPKB atau SKPKBT setelah 7 hari jatuh tempo pengajuan keberatan (3) WP mengajukan keberatan tetapi tidak mengajukan banding setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pengajuan banding (4) WP mencabut pengajuan keberatan setelah tanggal jatuh tempo pelunasan tetapi sebelum tanggal diterima Surat Pemberitahuan Untuk Hadir (SPUH) oleh Wajib Pajak setelah 7 hari sejak tanggal pencabutan pengajuan keberatan tersebut. (5) WP mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pelunasan pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Putusan Banding SAAT PENERBITAN SURAT TEGURAN PMK 24/PMK.03/2008 std PMK 85/PMK.03/2010: WP tidak setuju sebagian atau seluruhnya dlm PAHP atau PAHV 7 hari sejak jatuh tempo berdasarkan Put. Banding 7 hari sejak jatuh tempo pengajuan banding Surat Teguran Tidak banding 7 hari sejak jatuh tempo pengajuan keberatan Tidak Keberatan Banding SAAT PENERBITAN SURAT TEGURAN Pasal 48 PBB JATUH TEMPO PEMBAYARAN 1 bulan sejak tanggal surat diterima oleh Wajib Pajak ST diterbitkan 7 hari setelah jatuh tempo Tidak perlu diterbitkan Penanggung Pajak menyampaikan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran pajak; Dilakukan penagihan seketika dan sekaligus Pembetulan Surat Teguran Secara Jabatan Permohonan WP : Penggantian atau pembetulan dlm jk waktu 7 hari harus dijawab Jika tidak, dianggap diterima & tindakan penagihan dihentikan u/ sementara waktu KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK................................
Yth, Nama : ................................ NPWP : ................................ Alamat : ................................
Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut :
Jenis Pajak Tahun Pajak Nomor & tanggal STP/SKPKB/SKPKBT/ SK. Pembetulan/ SK.Keberatan/ Putusan Banding *) Tanggal jatuh tempo pembayaran Jumlah tunggakan pajak (Rp)
Jumlah Rp. (.................................................................................................................................................. .................................)
Untuk mencegah tindakan penagihan pajak dengan Surat Paksa berdasarkan Undang- undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 19 Tahun 2000 (UU PPSP) maka diminta kepada Saudara agar melunasi jumlah tunggakan pajak dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak diterbitkannya Surat Teguran ini. Dalam hal Saudara telah melunasi tunggakan pajak tersebut di atas, dimohon agar Saudara segera melaporkan kepada kami (Seksi Penagihan).
......................,.................20.... Kepala Kantor,
....................................... NIP
PERHATIAN PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU 21 (DUA PULUH SATU ) HARI SEJAK DITERBITKANNYA SURAT TEGURAN INI. SESUDAH BATAS WAKTU ITU, TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKAN DILANJUTKAN DENGAN PENERBITAN SURAT PAKSA. (Pasal 8 ayat (1) UU PPSP) (Pasal 6 Kep. Men. Keu. Nomor 561/KMK.04/2000) *) coret yang tidak perlu
S.5.0.23.04 Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya Penagihan Pajak SRT TEGURAN SURAT PAKSA Jatuh Tempo DASAR PENAGIHAN 7 hari 21 hari diterbitkan apabila 1. Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran 2. Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan pajak seketika dan sekaligus 3. Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak Yang Berhak Menerima Surat Paksa orang pribadi badan 1. Penanggung Pajak; 2. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun bekerja di tempat usaha Penanggung Pajak; 3. Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta peninggalannya, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi; 4. Para ahli waris, apabila Penanggung Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan telah dibagi. Lhat tabel di bawah ini No Penanggung Pajak Yang Berhak Menerima Surat Paksa 1 Pengurus, pemegang saham, dan pemilik modal baik di tempat kedudukan badan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun di tempat lain yang memungkinkan Untuk perseroan terbatas 1. Direksi, 2. Komisaris: Dewan Komisaris dan anggota Komisaris 3. Pemegang saham: pemegang saham pengendali atau pemegang saham mayoritas dari perseroan terbatas terbuka dan seluruh pemegang sahamdari perseroan terbatas tertutup 4. orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan dan atau mengambil keputusan dalammenjalankan perseroan Bentuk Usaha Tetap Kepala perwakilan, kepala cabang atau penanggung jawab badan usaha lainnya seperti: Persekutuan, firma, CV Direktur, pemilik modal atau orang yang ditunjuk untuk melaksanakan dan mengendalikan serta bertanggung jawab atas perusahaan Yayasan Ketua, atau orang yang melaksanakan dan mengendalikan serta bertanggung jawab atas yayasan 2 Pegawai tetap (yang membidangi keuangan, pembukuan, perpajakan, personalia, hubungan masyarakat, atau bagian umum dan bukan pegawai harian ) di tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan apabila Jurusita tidak dapat menjumpai salah seorang di atas Surat Paksa terhadap badan diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada Penyampaian Surat Paksa Dalam Keadaan Khusus No Keadaan Khusus Tindak Lanjut 1. Surat Paksa tidak dapat dilaksanakan kepada para pihak melalui Pemerintah Daerah setempat 2. Wajib Pajak dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kurator atau Balai Harta Peninggalan atau Hakim Pengawas yang ditetapkan 3. Wajib Pajak Badan yang dinyatakan bubar atau dalam likuidasi orang atau badan yang dibebani untuk melakukan pemberesan, atau Likuidator, atau Penerima Kuasa 4. Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa penerima kuasa dimaksud 5. Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak diketahui tempat tinggalnya, tempat usaha, atau tempat kedudukannya menempelkan Surat Paksa pada papan pengumuman kantor Pejabat yang menerbitkannya, media massa, atau cara lain yang ditetapkan dengan KepMen atau Kep. Kepala Daerah 6. Penanggung Pajak menolak menerima Surat Paksa Salinan SP ditinggalkan & dicatat dalam Berita Acara Penyampaian Surat Paksa Di Luar Wilayah Wewenang Pejabat No Keadaan Khusus Tindak Lanjut 1. Surat Paksa harus dilaksanakan di luar wilayah kerja Pejabat Pejabat dimaksud meminta bantuan kepada Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat pelaksanaan Surat Paksa 2. Di satu kota terdapat lebih dari satu wilayah kerja dari beberapa Pejabat Pejabat yang menerbitkan Surat Paksa dapat memerintahkan Jurusita Pajaknya untuk melaksanakan Surat Paksa di luar wilayah kerjanya sepanjang masih berada di kota tersebut. Pejabat yang menerbitkan SP wajib memberitahukan pelaksanaan SP yang telah dilakukan kepada Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat pelaksanaan SP 3. Letak objek sita berjauhan dengan tempat kedudukan Pejabat tetapi masih berada dalam wilayah kerjanya - meminta bantuan untuk melaksanakan SP kepada pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat pelaksanaan SP; atau - memerintahkan Jurusita Pajaknya untuk melaksanakan SP secara langsung tanpa meminta bantuan disertai dengan pemberitahuan kepada Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat pelaksanaan SP SRT TEGURAN SURAT PAKSA Jatuh Tempo DASAR PENAGIHAN 7 hari 21 hari kekuatan eksekutorial + kedudukan hukum = grosse akte putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap Penanggung Pajak Jurusita Pajak dengan pernyataan (membacakan isi Surat Paksa) & penyerahan SP Pemberitahuan Surat Paksa kedua belah pihak menandatangani Berita Acara sebagai pernyataan bahwa Surat Paksa telah diberitahukan Salinan asli Berita Acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal pemberitahuan Surat Paksa, nama Jurusita Pajak, nama yang menerima, dan tempat pemberitahuan Surat Paksa KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK..............................
SURAT PAKSA Nomor........../WPJ........../KP........../20...
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK
Menimbang bahwa : Nama Wajib Pajak / Penanggung Pajak : .................................................................................................... NPWP : .................................................................................................... AIamat/tempat tinggal : .................................................................................................... Menunggak pajak sebagaimana tercantum di bawah ini : Jenis Pajak Tahun Pajak Nomor & tanggal STP/SKPKB/SKPKBT/ SK. Pembetulan/ SK. Keberatan/ Putusan Banding *) Jumlah tunggakan pajak (Rp)
Jumlah Rp. (.................................................................................................................................................. .................................)
Dengan ini : 1. memerintahkan Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk membayar jumlah tunggakan pajak tersebut ke Bank Persepsi/Kantor Pos dan Giro, ditambah dengan biaya penagihan dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam sesudan pemberitahuan Surat Paksa ini. 2. memerintahkan kepada Jurusita Pajak yang melaksanakan Surat Paksa ini atau Jurusita Pajak lain yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa untuk melakukan penyitaan atas barng-barang milik Wajib Pajak/Penanggung Pajak apabila dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam Surat Paksa ini tidak dipenuhi.
Ditetapkan di pada tanggal PERHATIAN PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU 2 x 24 JAM SETELAH MENERIMA WURAT PAKSA INI. SESUDAH BATAS WAKTU ITU, TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKAN DILANJUTKAN DENGAN PENYITAAN. (Pasal 12 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 19 Tahun 2000).
......................,................. Kepala Kantor,
....................................... NIP *) Coret yang tidak perlu
S.5.0.23.06 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK..............................
BERITA ACARA PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA
Pada hari ini ............ tanggal ............... bulan .......... tahun ............... atas permintaan Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang memilih tempat kedudukan di Kantor Pelayanan Pajak .......... di ....................., saya, Jurusita Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak bertempat kedudukan di ......................
MEMBERITAHUKAN DENGAN RESMI
Kepada Saudara ................................................... bertempat tinggal di ................................ berkedudukan sebagai ......................................... Surat Paksa di sebaliknya ini tertanggal . ................ dan saya, Jurusita Pajak, berdasarkan kekuatan Surat Paksa tersebut memerintahkan kepada Penanggung Pajak supaya dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam, memenuhi isi Surat Pakasa dan oleh karena itu harus menyetor di Bank Persepsi/Kantor Pos dan Giro sebanyak Rp. .......................... (...................................................................................) dengan tidak mengurangi kewajiban untuk membayar biaya-biaya penagihan pajak ini dan biaya selanjutnya, dan jika ia tidak membayar dalam waktu yang telah ditentukan, maka harta bendanya baik yang berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak akan disita dan dijual dimuka umum.dijual langsung kepada pembeli dan hasil penjualannya digunakan untuk membayar uatang pajak, denda, bungadan biaya-biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan penagihan ini. Saya, Jurusita Pajak, telah menyerahkan salinan Surat ini kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak, dan saya lakukan ditempat tinggal/kedudukan orang yang menanggung pajak. Penyerahan salinan Surat Paksa dilakukan kepada ................ bertempat tinggal di ............................. disebabkan .......................................................................
Yang menerima salinan Surat Paksa
.................................. Jabatan Jurusita Pajak,
.................................. NIP
Biaya pelaksanaan Surat Paksa sebagai berikut : Biaya harian Jurusita Pajak Rp. ......................................... Biaya perjalanan Rp. ......................................... Jumlah Rp. ......................................... *) Coret yang tidak perlu
F.5.0.77.81 inventarisasi Konsep SP Otorisasi Ka KPP Otorisasi Kasi Penugasan ke Jurusita Penyampaian SP kepada PP Membuat BA dan LPSP Persetujuan Kasi Administrasi SP Identitas Wajib Pajak atau Penanggung Pajak Pelaksanaan Penyampaian Surat Paksa Data mengenai Tunggakan Pajak Informasi Mengenai Obyek Sita Kesan dan Usul Jurusita Pejabat Terjadi keadaan di luar kekuasaan Pejabat atau sebab lain Surat Paksa Pengganti terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam penerbitannya Penanggung Pajak mengajukan permohonan pembetulan atau penggantian Tindakan pelaksanaan Penagihan Pajak dilanjutkan setelah kesalahan atau kekeliruan dibetulkan olehPejabat Surat Paksa jabatan jabatan Pembetulan 7 hr