Anda di halaman 1dari 3

Rekomendasi

Peran Puskesmas dalam Kesehatan Lingkungan


Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Ada (5) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling
1) Penyehatan sumber air bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kjualitas air, inspeksi sanitasi SAB,
pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
2) Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran pembuangan air
limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
3) Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar, kolam
renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut, dilakukan upaya
pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan
perkantoran
4) Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan
penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan
5) Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin menjadi
perindukan nyamuk.
6) Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan
lainnya.

Melakukan Koordinasi Dinas Kesehatan
Merujuk berdasarkan aturan Pemerintah dalam Pasal 29 dan Pasal 30 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menjelaskan mengenai Pembinaan
dan Pengawasan mengenai Perlindungan Konsumen. Dinas Kesehatan saat ini telah
membentuk seksi farmasi makanan dan minuman. Oleh sebab itu kepala puskesmas dapat
melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Adapun tugas dinas kesehatan
secara terinci adalah:
Melakukan pengawasan terhadap pendistribusian dan pemakaian obat-obatan pada
toko, apotik, dan unit sarana pelayanan kesehatan. Namun dalam tugas pokok dan fungsi
Seksi Farmasi dan Makanan Minuman tersirat tugas untuk melakukan pembinaan dan
melaksanakan tugas di bidang farmasi dan makanan minuman. Tugas ini dapat diartikan
untuk melakukan pengawasan terhadap makanan yang beredar di masyarakat.
Dalam melakukan tugasnya untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran
makanan, Dinas Kesehatan dapat memiliki kriteria tertentu pada penjual makanan yaitu
meliputi aspek keamanan, keselamatan, dan kesehatan. Dinas kesehatan dapat melakukan
kerjasama dengan badan POM.
Sesuai Pasal 67 Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001, Badan POM melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan
peraturan per-Undang-Undangan yang berlaku.
Selanjutnya dalam Pasal 68 ditetapkan bahwa Badan POM menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
1. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
2. pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang pengawasan Obat dan Makanan;
3. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan POM;
4. pemantauan pemberian binbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah
dan masyarakat di bidang pengawasan obat dan makanan;
5. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum. Ketata usahaan organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
(http://ulpk.pom.go.id/ulpk/index.php?task=view&id=82&option=com_easyfaq&Itemid=26
&lang=in)
Bersama dinas kesehatan dan BPOM, kepala puskesmas dapat menyelenggarakan beberapa
program seperti:
- Penyuluhan pertemuan langsung kepada calon penjual, atau pemberian melalui
brosur.
3. Melakukan Koordinasi Lintas Sektor

Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, direkomendasikan
kepada dinas kebersihan dan pertamanan kota maupun provinsi. Maka kepala puskesmas
dapat memberikan rekomendasi khusus kepada dinas kesehatan untuk bekerjasama dengan
dinas tersebut untuk memberikan fokus kerja kepada sampah-sampah penjual takjil yang
datang semusim.
Meskipun seseungguhnya dinas kebersihan dan pertamanan kota telah memiliki tugas
mengelola Jenis-jenis sampah yang dihasilkan dari :
1. Sampah rumah tangga: sampah yang berasal dari program sehari-hari dalam rumah tangga,
tidak termasuk tinja da sampah spesifik.
2. Kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restorant dan tempat
hiburan.
3.Fasilitas sosial: rumah ibadah, asramah, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, dan
puskesmas.
4. Faslitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum,taman, jalan, dan
trotoar.
5. Industri
6. Hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, dan pantai.
Kepala puskesmas dapat merekomendasikan untuk penyediaan fasilitas air bersih dan
mengalir agar peralatan makanan dipasar tajil tersebut dapat bersih.
Selain itu menyediakan tempat sampah tertutup dan rutin dibuang setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai