Anda di halaman 1dari 15

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
983/MenKes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi
teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan penderita yang dilakukan secara multi disiplin oleh berbagai kelompok
profesional terdidik dan terlatih, yang menggunakan prasarana dan sarana fisik. Rumah
sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan
subspesialistik disebut rumah sakit umum.
B. Tugas Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
983/MenKes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.
C. Fungsi Rumah Sakit
Dalam melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai fungsi yaitu
menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan nonmedik,
pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
983/MenKes/SK/XI/1992, rumah sakit memiliki 4 fungsi, yaitu:
1. Pelayanan Penderita
Pelayanan penderita yang langsung di rumah sakit terdiri atas pelayanan medis,
pelayanan farmasi dan pelayanan keperawatan. Di samping itu, untuk mendukung

6

pelayanan medis, rumah sakit juga mengadakan pelayanan berbagai jenis
laboratorium.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan merupakan fungsi penting dari rumah sakit modern, baik
yang berafiliasi atau tidak dengan suatu universitas.
3. Penelitian
Kegiatan penelitian dalam rumah sakit mencakup merencanakan prosedur diagnosis
yang baru, melakukan percobaan laboratorium dan klinik, pengembangan dan
menyempurnakan prosedur pembedahan yang baru, mengevaluasi obat investigasi
dan penelitian formulasi obat yang baru.
4. Kesehatan masyarakat
Tujuan utama dari fungsi rumah sakit ini adalah membantu komunitas dalam
mengurangi timbulnya kesakitan dan meningkatkan kesehatan umum penduduk.
Contoh kegiatan kesehatan masyarakat adalah partisipasi dalam program deteksi
penyakit, seperti tuberkulosis, diabetes, hipertensi dan kanker.

D. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut
[4]
:
1. Klasifikasi berdasarkan kepemilikan, terdiri dari :
a. Rumah sakit pemerintah, terdiri dari :
1) Rumah sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan
2) Rumah sakit pemerintah daerah
3) Rumah sakit militer
4) Rumah sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
b. Rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat (swasta)
2. Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan, terdiri dari 2 jenis :
a. Rumah sakit umum, memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan
berbagai penyakit.

7

b. Rumah sakit khusus, memberi pelayanan diagnosa dan pengobatan untuk penderita
dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah, contoh: rumah sakit
kanker maupun rumah sakit jantung.
3. Klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan, terdiri dari 2 jenis:
a. Rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan program
latihan untuk berbagai profesi.
b. Rumah sakit nonpendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki program
pelatihan profesi dan tidak ada afiliasi rumah sakit dengan universitas.
4. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah, dibagi menjadi:
a. Rumah Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas.
b. Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan
subspesialistik terbatas.
c. Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
d. Rumah Sakit Umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik dasar.

E. Penyakit-penyakit pada pasien yang di rawat inap di Rumah Sakit

1. Sistem saraf
a. Stroke
Stroke adalah sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
fokal maupun global yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang
menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskular (WHO

8

1983). Stroke pada prinsipnya terjadi secara tiba-tiba karena gangguan pembuluh
darah otak (perdarahan atau iskemik), bilakarena trauma maka tak dimasukkan
dalam kategori stroke, tapi bila gangguan pembuluh darah otak disebabkan karena
hipertensi, maka dapat disebut stroke.
[5]
b. Meningitis
Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi organ system saraf
pusat, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid
danpiamater). Meningitis biasanya disebabkan oleh infeksi. Meningitis yang
disebabkan oleh infeksi ini diklasifikasikan kepada akut piogenik (biasanya
disebabkan oleh bakteri), aseptik meningitis (biasanya karena viral) da nmeningitis
kronik (tuberculous, spirochetal, atau cryptococcal).
[5]
c. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan eksotoksin bakteri Gram positif
Clostridium tetani yang bersifat obligat anaerob dan membentuk spora. Spora
banyak terdapat di dalam tanah dan feses hewan dan infeksi terjadi akibat kontak
dengan jaringan melalui luka. Toksin mempengaruhi saraf yang mengontrol fungsi
otot.
[6]
d. Ensefalopati hipertensi
Ensefalopati hipertensi adalah sindrom klinik akut reversible yang dicetuskan olh
kenaikan tekanan darah secara mendadak sehingga melampaui batas autoregulasi
otak. Ensefalopati hipertensi dapat terjadi pada normotensi yang tekanan darahnya
mendadak naik menjadi 160/110 mmHg. Sebaliknya mungkin belum terjadi pada
penderita hipertensi kronik meskipun tekanan rata-rata mencapai 200 atau
225mmHg.
[7]

e. Hematom epidural
Epidural hematoma adalah perdarahan akut pada lokasi epidural. Fraktur tulang
kepala dapat merobek pembuluh darah, terutama arteri meningea media yang masuk
di dalam tengkorak melalui foramen spinosum dan jalan antara durameter dan
tulang di permukaan dalam os temporale. Perdarahan yang terjadi menimbulkan
epidural hematoma. Desakan oleh hematom akan melepaskan duramater lebih
lanjut dari tulang kepala sehingga hematom bertambah besar.
[5]


9

f. Hematom subdural
Hematoma subdural adalah penimbunan darah di dalam rongga subdural (diantara
duramater dan arakhnoid). Perdarahan ini sering terjadi akibat robeknya vena-vena
jembatan yang terletak antara kortek cerebri dan sinus venous tempat vena
tadi bermuara, namun dapat terjadi juga akibat laserasi pembuluh arteri pada
permukaan otak. Perdarahan subdural paling sering terjadi pada permukaan lateral
hemisferium dan sebagian di daerah temporal, sesuai dengan distribusi bridging
veins. Perdarahan subdural juga menutupi seluruh permukaan hemisfer otak dan
kerusakan otak dibawahnya berat.
[8]

g. Kejang
Kejang didefinisikan sebagai kejadian mendadak yang berupa kesadaran terganggu,
binggung, gerakan otot abnormal yang sifatmya involunter. Definisi klasik dari
epilepsi mengacu pada kejang terus menerus atau berulang yang berlangsung lebih
dari 30 menit tanpa pemulihan kesadaran.
[9]


2. Sistem Respirasi
a. Asma bronchial
Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran pernafasan yang dihubungkan
dengan hipperresponsif, keterbatasan aliran udara yang reversible. Asma bronchial
adalah salah satu penyakit paru alergi dan imunologi yang merupakan suatu
penyakit yang di tandai oleh tanggap reaksi yang meningkat dari trachea dan
bronkus terhadap berbagai macam rangsangan fengan manifestasi berupa kesukaran
bernafas yang disebabkan oleh penyempitan yang menyeluruh dari saluran nafas.
Penyempitan ini bersifat dinamis dan derajat penyempitan dapat berubah, baik
secara spontan maupun karena pemberian obat.
[10]

b. Tuberkulosis paru
Penyakit tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis
menyerang paru, tetapi dapat juga tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit
ini merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang
terinfeksi dan reaksi hipersensitifitas yang diperantarai sel (cell mediated hypersensitivity). Penyakit

10

tuberkulosis yang aktif bisa menjadi kronis dan berakhir dengan kematian apabila tidak
dilakukan pengobatan yang efektif.
[10]

c. Emfisema paru
Emfisema adalah suatu perubahan anatomis paru yang ditandai dengan melebarnya
secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminal, yang disertai
kerusakan dinding alveolus atau perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai
pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar.
[10]

d. Efusi pleura.
Efusi pleura adalah cairan berlebihan dalam ruang pleural. Normalnya ruang ini
mengandung sedikit cairan ekstraseluler yang melumasi permukaan pleural.
Empiema merupakan akumulasi pus dan jaringan nekrotik dalam ruang pleural.
Darah (hemotoraks) dan limfa atau kilus (kilotoraks) juga bisa berkumpul diruang
ini.
[10]

e. Tumor mediastinum.
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga
yang berada di antara paru kanan dan kiri. Mediastinum berisi jantung, pembuluh
darah arteri, pembuluh darah vena, trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan ikat,
kelenjar getah bening dan salurannya. Tumor mediastinum sebagian besar adalah
metastasis dari tempat lain (yang paling sering karsinoma bronkogenik), kemudian
limfoma, sebagian kecil lagi dari tumor neurogenic, teratoma, timoma dan
lipoma.
[10]

3. Sistem Kardiovaskular
a. Angina Pektoris
Suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode nyeri atau perasaan tertekan di
depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner. Angina biasanya diakibatkan oleh
penyakit jantung arterosklerotik dan selalu berhubungan dengan sumbatan arteri
koroner utama dalam beberapa kasus dapat merupakan kelanjutan dari stenosis
aorta berat, insufisiensi atau hipertrofi kardiomiopati tanpa/disertai obstruksi,
aortitis sifilitika, peningkatan kebutuhan metabolic (seperti hipertiroidisme atau

11

pascapengobatan tiroid) anemia yang jelas, takikardi paroksimal dengan frekuensi
ventricular cepat, emboli atau spasme.
[11]

b. Infark Miokard
Infark Miokard Akut adalah oklusi koroner akut disertai iskemia
yang berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan sel dan kematian
(infark) miokard. Iskemia sendiri merupaka suatu keadaan transisi dan reversible
pada miokard akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan miokard
yang menyebabkan hipoksia miokard.
[ 1 1 ]

c. Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen
dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung
gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel
kiri.
[11]

d. Kelainan katup jantung
Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan
kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang
penyakit dapat mengalami dua jenis gangguan fungsional yaitu :
1) Regurgitasi : Daun katup tidak dapat menutup rapat sehingga darah dapat
mengalir balik.
2) Stenosis Katup : Lubang katup mengalami penyempitan sehingga aliran darah
mengalami hambatan.Radang pada dinding jantung.
[11]


4. Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier, Dan Pankreas
a. Hernia
Hernia adalah protrusi atau penonjolan suatu organ ke organ sebelahnya melalui
suatu daerah yang lemah. Berdasarkan lokasinya dibagi : hernia diaphragmatica,
hernia epigastrica, hernia umbilicalis, hernia paraumbilicalis, hernia inguinalis
medialis lateralis, hernia femoralis, hernia insisionalis, hernia obturator.
[12]

b. Peritonitis

12

Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput organ
perut ( peritonieum). Peritonieum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus
organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Lokasi peritonitis bisa terlokalisir atau
difuse, riwayat akut ataukronik dan patogenesis disebabkan oleh infeksi atau
aseptik. Peritonitis merupakan suatukegawat daruratan yang biasanya disertai
dengan bakterecemia atau sepsis. Akut peritonitis sering menular dan sering
dikaitkan dengan perforasi viskus (secondary peritonitis). Apabila tidak ditemukan
sumber infeksi pada intra abdominal, peritonitis diketagori sebagai primary
peritonitis.
[12]

c. Gastritis
Gastritis adalah infeksi pada lambung yang dikarenakan adanya pembengkakan
pada mukosa lambung. Gastritis di bagi atas :
1) Gastritis akut terjadi karena adanya lesi mukosa akut berupa erosi dan
perdarahan akibat gangguan sirkulasi akut mukosa lambung atau akibat faktor
agresif.
2) Gastritis kronis terjadi karena adanya inflamasi lambung yang lama disebabkan
oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter
pylory (H. Pylory).
[12]

d. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang pada lambung dan
usus yang di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih. Gastroenteritis adalah buang
air besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau tanpa lender dan darah. Penyebab
utama gastroenteritis adalah adanya bakteri, virus, parasit ( jamur, cacing,
protozoa). Gastroenteritis akan di tandai dengan muntah dan diare yang dapat
menghilangkan cairan dan elektrolit terutama natrium dan kalium yang akhirnya
menimbulkan asidosis metabolic dapat juga terjadi cairan atau dehidrasi.
[12]

e. Appendisitis
Appendicitis adalah suatu peradangan pada appendix. Peradangan ini pada
umumnya disebabkan oleh infeksi yang akan menyumbat appendix.
[13]

f. Demam tifoid

13

Demam Typhoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang di
sebabkan oleh Salmonella Typhi. Penyakit ini di tandai oleh panas berkepanjangan,
di topang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial
dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati,
limpa, kelenjar limfe usus dan peyers patch.
[13]

g. Askariasis
Askariasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides atau
disebut juga dengan cacing gelang. Transmisi atau penularan terutama masuk
melalui air atau makanan (sayuran mentah dan buah terutama) yang mengandung
telur Ascaris lumbricoides
[13]

h. Hepatitis
Hepatitis virus adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Dikatakan akut
apabila inflamasi (radang) hati akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung
selama kurang dari 6 bulan, dan kronis apabila hepatitis yang tetap bertahan selama
lebih dari 6 bulan. Keadaan kronis pada anak-anak lebih sukar dirumuskan karena
perjalanan penyakitnya lebih ringan daripada orang dewasa.
[13]

i. Sirosis Hepatis
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses
peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha
regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi
mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul
tersebut. Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba kenyal, tepi tumpul, dan
terasa nyeri bila ditekan.
[13]

j. Kolesistitis
Kolesistitis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu biasanya
berhubungan dengan batu kandung empedu yang tersangkut pada duktussistikus
dan menyebabkan distensi kandung empedu.
[13]

k. Kolelitiasis
Kolelitiasis adalah terdapatnya batu dalam kandung empedu. Kolesistitis dan
kolelitiasis dapat terjadi sendiri saja, tetapi sering dijumpai bersamaan.
[13]

14

5. Sistem Ginjal Dan Saluran Kemih
a. Acute Kidney Injury
Acute kidney injury (AKI), atau Acute Renal Failure (ARF), atau yang dulu dikenal
denganGagal Ginjal Akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinik akibat adanya
gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampai
beberapa hari) yang menyebabkanretensi sisa metabolisme nitrogen (urea-kreatinin)
dan non-nitrogen, dengan atau tanpa disertaioliguri, yaitu tidak diproduksinya
urin.
[14]

b. Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi
yangberagam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan
umumnyaberakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada
suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis
atau transplantasi ginjal. Dan ditandai dengan adanya uremia ( retensi urea dan
sampah nitrogen lainnya dalam darah).
[14]

c. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik adalah suatu penyakit atau sindrom yang mengenai glumerulus
yang ditandai dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan
hiperkolesterolemia. Pada etiologi sindrom nefrotik hampir 75-80% belum
diketahui atau idiopatik, yang akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit
autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-antibodi.
[14]

d. Batu Saluran Kemih
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan masa keras seperti
batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan
ureter) dan saluran kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang dapat
menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini
bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu
kandung kemih). Batu ini terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium,
asam urat, atau sistein.
[14]



15

e. Hiperplasia Prostat
BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar,
memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar
urine, dapat menyebabkan hydronefrosis atau hydroureter. Istilah benigna Prostat
hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau
hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar periureter yang mengalami hyperplasia
(sel-selnya bertambah banyak. Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak
menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical.
[14]

f. Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah penggembungan ginjal akibat tekanan batik terhadap ginjal
karena aliran air kemih tersumbat. Etiologi Hidronefrosis biasanya terjadi akibat
adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureter dan
pelvis renalis). Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis
renalis terlalu tinggi, lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke
bawah, batu di dalam pelvis renalis, penekanan pada ureter oleh: jaringan fibrosus
arteri atau vena yang letaknya abnormal tumor.
[14]

g. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskanberbagai
ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi glomerulusyang
disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis.
[14]


6. Sistem Reproduksi
a. Preeklampsia-Eklampsia
Preeklampsia-eklampsia merupakan suatu sindroma yang berhubungan dengan
vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan penurunan perfusi
organ. Kelainan yang berupa lesi vaskuler terdapat pada banyak sistem organ
termasuk plasenta, juga terdapat peningkatan aktivasi trombosit dan aktivasi sistem
koagulasi. Sindroma ini terjadi selama kehamilan, dimana gejala klinis timbul pada
kehamilan setelah 20 minggu atau segera setelah persalinan.
[15]
b. Mola hidatidosa

16

Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah
kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola
tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar
human chorionic gonadotropin (hCG).
[15]

c. Kista Bartolini
Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang terbentuk di
bawah kulit atau di suatu tempat di dalam tubuh. Kista kelenjar Bartholin terjadi
ketika kelenjar ini menjadi tersumbat. Kelenjar Bartolini bisa tersumbat karena
berbagai alasan, seperti infeksi, peradangan atau iritasi jangka panjang. Apabila
saluran kelenjar ini mengalami infeksi maka saluran kelenjar ini akan melekat satu
sama lain dan menyebabkan timbulnya sumbatan. Cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar ini kemudian terakumulasi, menyebabkan kelenjar membengkak dan
membentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kista menjadi terinfeksi.
[15]

d. Kanker serviks
Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada serviks. Kanker serviks
merupakan kanker yang primer berasal dari serviks (kanalis servikalis dan atau
porsio).
[15]

e. Mastitis
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang
biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada
putting susu tetapi mungkin juga melalui peredaran darah.
[15]

f. Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma mammae adalah tumor neoplasma jinak payudara yang terdiri dari
campuran elemen kelenjar (glandular) dan elemen stroma (mesenkhimal), yang
terbanyak adalah komponen jaringan fibrous.
[15]


7. Sistem Endokrin Metabolik
a. Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas
tidak dapat lagi memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau dapat juga
disebabkan oleh berkurangnya kemampuan tubuh untuk merespon kerja insulin

17

secara efektif. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk meregulasi kadar gula
darah. Peningkatan kadar gula dalam darah atau hiperglikemia merupakan gejala
umum yang terjadi pada diabetes dan seringkali mengakibatkan kerusakan-
kerusakan yang cukup serius pada tubuh, terutama pada sel saraf dan pembuluh
darah.
[13]
b. Ketoasidosis diabetikum nonketotik.
KAD adalah keadaan dekompensasi kekacauan metabolic yang ditandai oleh trias
hipoglikemia, asidodis dan ketosis terutama disebabkan oleh defisiensi insulin
absolute maupun relative.
[13]
c. Tumor tiroid
Benjolan abnormal pada kelenjar tiroid. Tumor tiroid terbagi atas tumor jinak dan
tumor ganas.
[13]

8. Sistem Hematologi Dan Imunologi
a. Anemia
Anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah
hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai kekurangan salah
satu atau lebih zat besi penting, apapun kekurangan tersebut.
[15]

b. Leukimia
Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada satu
atau banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan tertekan
pada waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga akan menimbulkan gejala
klinis.
[15]
c. Demam Berdarah
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever
/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock
syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.
[13]

18

d. Malaria
Malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebabkan
oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil,
anemia, dan pembesaran limpa.
[16]
e. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme
patogenyang dikenal dengan nama Leptosira Interrogans. Gejala penyakit ini sangat
bervariasi mulai dari gejala infeksi ringan sampai dengangejala infeksi berat dan
fatal. Dalam bentuk ringan, leptospirosis dapat menampilkan gejalaseperti influenza
disertai nyeri kepala dan mialgia. Dalam bentuk parah (disebut sebagai Weils
syndrome), leptospirosis secara khas menampilkan gejala ikterus, disfungsi renal,
dan diathesis hemoragika.
[16]
f. Sepsis
Sepsis adalah respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan
jaringan lain. Tubuh mengadakan respon inflamasi secara luas trhadap infeksi yang
dapat terjadi secara berlebihan diluar kendali dan meningkatkan resiko bahaya.
Sepsis merupakan suatu keadaan yang sangat serius. Bahkan waluapun sepsis telah
diketahui dan dirawat dini, sepsis dapat menyebabkan syok,kerusakan organ, cacat
permanen atau kematian.
[15]


9. Sistem Muskuloskeletal
a. Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma. Trauma yang menyebabkan
tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah
menyebabkan fraktur radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung,
misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau
radius distal patah
b. Osteosarcoma

19

Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarkoma adalah suatu neoplasma ganas yang
berasal dari sel primitif (poorly differentiated cells) di daerah metafise tulang
panjang pada anak-anak. Disebut osteogenik oleh karena perkembangannya berasal
dari seri osteoblastik sel mesensim primitif. Osteosarkoma merupakan neoplasma
primer dari tulang yang tersering nomor 2 setelah myeloma multipel.
[18]
c. Osteochondroma
Osteochondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan
tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang muncul dari metafisis,
penonjolan tulang ini ditutupi (diliputi) oleh cartilago hialin. Tumor ini berasal dari
komponen tulang (osteosit) dan komponen tulang rawan (chondrosit).
[18]

d. Osteomielitis
Osteomielitis adalah suatu proses inflamasi akut ataupun kronis dari tulang dan
struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik
[18]


10. Sistem Indra
a. Sindrom Steven Johnson
Sindrom Steven-Johnson (SSJ) merupakan suatu kumpulan gejala klinis akibat
reaksi buruk yang sangat gawat terhadap obat. Efek samping obat ini
mempengaruhi kulit, terutama selaput mukosa. Erupsi mukokutaneus yang ditandai
oleh trias kelainan pada kulit vesikulobulosa, mukosa orifisium serta mata disertai
gejala umum berat.
b. Luka bakar
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yg disebabkan kontak dgnsumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

Anda mungkin juga menyukai