Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan dan Perhitungan
Nama
Bahan
Ulangan
Berat
Awal
Bahan
Berat
Lemak
Kadar
Lemak
(bb)
Kadar
Lemak
(bk)
Daging
Sapi
1 5 0.527 10.54% 35.1333%
2 5 0.561 11.22% 37.4%
3 5.002 0.528 10.5557% 35.1859%
Rata-rata 10.7719% 35.9064%
SD 0.3881 1.2937
RSD 3.6031% 3.6031%
Nama
Bahan
Ulangan
Berat
Awal
Bahan
Berat
Lemak
Kadar
Lemak
(bb)
Kadar
Lemak
(bk)
Kacang
Tanah
1 5 0.527 10.94% 12.0219%
2 5 0.561 11.82% 12.9890%
3 5 0.528 10.5% 12.5384%
Rata-rata 11.0866% 12.1831%
SD 0.6721 0.7385
RSD 6.0623% 6.0623%
3.2 Pembahasan
3.3.1 Nilai % kadar lemak
Dalam pembahasan kadar lemak diketahui bahwa % kadar abu dan basis
kering berbeda dengan basis basah. Basis basah mempunyai nilai yang lebih
tinggi dibandingkan basis kering, ini dikarenakan basis kering berat bahan
setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya
tetap konstan. Pada proses pengeringan air yang terkanding dalam bahan tidak
dapat sepenuhnya diuapkan, sehingga nilai basis basah lebih besar dari basis
kering
3.3.2 Analisa SD dan RSD
Standart deviasi digunakan untuk menentukan ketelitian dari suatu hasil
analisis. RSD (relative standart deviasi adalah persentase simpangan baku
terhadap rata- rata, semakin kecil nilai RSD maka akan semakin tinggi nilai
RSD nya. Pada perhitungan standart deviasi (SD), menunjukan bahwa bb
daging sapi sebesar 0,38 % dan bk sebesar 1,27 %, sedangkan untuk kacang
tanah diperoleh bb sebesar 0,67 % dan bk sebesar 0,738 %. Untuk lebih
10.771 11.0866
35.9064
12.1831
0
10
20
30
40
Daging Sapi Kacang Tanah
% Kadar Lemak
Rata rata bb Rata -rata bk
0.3881
1.297
0.6721
0.7385
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
bb bk
K
a
d
a
r
L
e
m
a
k
(
%
)
Daging sapi
Kacang Tanah
2.
3.3.3
Hubungan antara SD dan RSD adaklah Jika nilai SD semakin tinggi
maka kualitas RSD yang dihasilkan akan semakin rendah. Bisa dikatakan nilai
RSD nya tinggi sehingga tingkat ketelitian kakan rendah.
Dari grafik diats digambarkan bahwa nilai SD dan RSD. Kedua nilai
tersebut menununjukkan nilai ketelitian. Dalam analisa disini hal yang
akan dibahas adalah nilai RSD.
Menurut Puspita (2014) ketelitian yang tinggi
memepunyai koevisien variasi lebih kecil dari 5%, hal ini tergantung
pada analisis yang dilakukan atau selang kepercayaan yang diinginkan
95 % maka data analisis dapat diterima bila mempunyai koefisien < 5
3.6% 3.6%
6.1% 6.1%
0.0%
1.0%
2.0%
3.0%
4.0%
5.0%
6.0%
7.0%
bb bk
K
a
d
a
r
L
e
m
a
k
(
%
)
daging sapi
kacang tanah
%. Sedangkan bila kepercayaan yang digunakan 99 % maka data
analisisi dapat diterima bila mempunyai koefisien variasi < 1 %.
Dari data yang didapat, daging sapi memiliki nilai RSD lebih
kecil dari 5%, hal ini menunjukan bahwa tingkat ketelitian yang
dilakukan sudah cukup baik, dan mempunyai ketelitian yang cukup
tinggi. kofisien variasi dapat diterima atau dikatakan teliti adalah <
dari 5%. Ketelitian ini dipengaruhi oleh kesalahan praktikkan yaitu
pada saat penimbangan bahan.
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan adaa beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Lipid merupakan senyawa organik yang dapat diekstraksi dari sel dan jaringan
oleh pelarut non-polar seperti kloroform, eter, dan benzene.
2. Ekstraksi lemak yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan ekstraksi
soxhlet, dikarenakan bahan yang digunakan merupakan bahan padat.
3. Daging spi segar mengandung 18,8% protein dan kandungan lemak antara
14%.
4. Nilai SD yang presisi hanya pada daging sapi (bb) dengan nilai SD 0,3881%..
5. Daging sapi memiliki nilai RSD lebih kecil dari 5%, menunjukan bahwa
tingkat ketelitian yang dilakukan sudah cukup baik.
4.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya untuk pengerjaan laporan jadwalnya
dipercepat jadi tidak ditimpuk. Untuk praktikkan diperhatikan sebelum
melakukan praktikum harap di control alat nya.
DAFTAR PUSTAKA
Askari, Wahyu., (2010), Tanaman Kacang Tanah, yayasan obor Indonesia, UI,
Depok.
Astawan, M dan Wahyuni, A. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat
Guna. Jakarta : Akademi Prassindo.
Davidek, J., J. Velisek and J. Pokorny. 2000. Chemical change during food
processing. New york. Departemen of Food Chemisty and Analysis Intitute of
Chemical Technology
Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Kasno, Astanto., (2004), Pencegahan Infeksi Aspergillus flavus dan Kontaminasi
Aflatoksin Pada Kacang Tanah, Jurnal Litbang, 23(3)., Malang.
Lawrie, R.A. 1991. Ilmu Daging. Edisi ke -5, UI Press. Jakarta.
Puspita Sari, 2014.Pengantar Analisis Mutu Pangan Dan Hasil Pertanian. Unej :
Jember
Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging, Edisi I. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Standart Nasional Indonesia. 1998. Minyak Jagung sebagai Minyak Makan. Jakarta:
BSN