Anda di halaman 1dari 4

Mengemis Bukan Tradisi Islam

Oleh: M. Rusydi
Saudara-saudara kaum muslimin, jamaah jumah yang berbahagia!
Sudah sering kita melihat antrian peminta-minta baik yang datang kerumah-rumah,
di tengah jalan ataupun yang sudah punya jadwal mingguan tersendiri yaitu pada
hari jumah, tatkala para jamaah bubar dan selesai melaksanakan shalat jumah
mereka berbondong-bondong mencegat setiap orang untuk dimintai sedekah dan
anehnya hal ini bukan suatu yang tabu lagi bagi kalangan ummat Islam, Mungkin
karena selalu mendapat santunan yang sudah dapat menutupi sebagian kebutuhan
hidup mereka ditambah mudahnya pekerjaan ini didapatkan sehingga profesi
sebagai pengemis ini pun menjamur dimana-mana bahkan menjadi sumber mata
pencaharian hidup.
ang sering menimbulkan salah faham adalah adanya ungkapan! "#angan memberi
sedekah kepada peminta-minta!$, kenapa kita dilarang memberikan sedekah
kepada mereka%, padahal agama selalu menganjurkan untuk selalu memberi
sedekah, bahkan &llah telah menggambarkan betapa besarnya pahala bagi orang
yang suka bersedekah. Sebagaimana 'rman(ya yang berbunyi.
)
*
+
,
-
.
/
0
1
.
2
.
3
.
4
0
5
,
67 /
0
8+
0
9
.
:;
0
<
=
>
?
6
.
7@
.
A
=
B
.
C
.
@D?E
0
F
=
G
?
H
.
GI
0
6
,
7 /
?
1
.
A
.
4
?
5
,
67J
.
)
*
+
,
-
.
)
?
K
.
LA
0
)
*
5
.
+
?
F
=
9
?
/
M
3
?
:;
0
/
.
N
0
LF
.
9
.
O
.
+
=
9
.
P
=
Q
.
+
.
R
=
B
.
<
S
85
0
T . O
S
9
0
7J
.
4
?
5
,
67J
.
U?LV. G
.
H
=
2
.
6
0
W
?
T
0
LX
.
G
?
&rtinya! "Yerumpamaan Znafkah yang dikeluarkan oleh[ orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan &llah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. &llah melipat gandakan
Zganjaran[ bagi siapa yang \ia kehendaki. \an &llah Maha ]uas Zkarunia(ya[ lagi
Maha Mengetahui$. Z&l-^a_arah! `ab[
Islam mencela pengangguran dan peminta-minta. &gama Islam yang bersifat
unicersal tidak saja berbicara masalah ritual dan spiritual tapi juga menyoroti
segala permasalahan sosial yang selalu dihadapi ummat manusia. Salah satunya
adalah masalah pengangguran dan peminta-minta yang sangat dicela oleh Islam,
sebab hal ini merugikan masyarakat.
Yertama, pengangguran dan peminta-minta menyebabkan tenaga manusia bersifat
konsumtif, tidak produktif akibatnya mereka menjadi beban masyarakat.
dedua, pengangguran dan peminta-minta adalah sumber kemiskinan, sedangkan
kemiskinan merupakan bumi yang subur bagi tumbuh dan berjangkitnya berbagai
macam kejahatan.
darena itulah Islam sangat menentang pengangguran dan mencela orang-orang
yang tidak mau bekerja padahal sebenarnya mereka mampu bekerja.
Memberantas kemiskinan
Islam yang datang sebagai pembebas bagi seluruh ummat manusia selalu
menganjurkan bagi setiap pengikutnya untuk memberikan sedekah, bahkan
sedekah dengan predikat eakatpun sudah menjadi kewajiban. \an Islam sendiri
mempunyai tujuan tertentu dalam bidang harta dintaranya adalah memberantas
kemiskinan secara bertahap, melarang hidup dalam kehinaan serta
mendistribusikan keadilan secara merata.
Islam mengajarkan kita untuk selalu bersedekah dan memberikan pertolongan
kepada orang yang memerlukan tetapi Islam tidak mengajarkan pengikutnya
menjadi peminta-minta atau pengemis, bahkan fasulullah sendiri pernah
menjelaskan bahwa orang yang membawa tambang pergi kegunung mencari kayu
lalu dijual untuk makan dan bersedekah lebih baik dari pada meminta-minta kepada
orang, sebagaimana sabdanya yang berbunyi!
g
?
hhi
0
Q
.
j
=
8
.
;
.
4
?
hh5
.
+
=
-
.
<
=
3
?
k
?
hh-
.
B
.
I . hhl? m
=
G
.
C
=
n
.
o
0
k
0
hh8
.
N
0
:
=
p
0
E= R
.
q
=
I
0
6
,
7J
.
o
?
Lhhi
.
T = B
.
4
?
6
?
m
.
hhp
=
8
.
;
.
r
s
t
?
u
.
:
.
v
0
m
=
hhG
.
C
=
B
.
H
=
A
0
4
?
6
.
w
S
8
=
l. o
0
w
0
>
=
x
.
y5
.
T .
.ZquLz+67 4twlB[ .4
?
{
.
F
.
A
.
J
=
B
.
&rtinya! "\emi jiwaku yang berada di tangan(ya sungguh seseorang yang
mengambil tali di antara kalian kemudian dia gunakan untuk mengangkat kayu di
atas punggungnya lebih baik baginya daripada ia mendatangi orang kemudian ia
meminta-minta kepadanya yang terkadang ia diberi dan terkadang ia tidak diberi
olehnya$. Z|f. &l-^ukhari[
\an beliau juga memberikan uswah kepada kita agar jangan meminta pertolongan
selama kita masih mampu untuk mengerjakannya. ^ukan berarti kita ingin
menghindari kewajiban kita sebagai muslim dan sebagai makhluk sosial, yang
walau bagaimanapun diantara mereka yang meminta-minta tersebut memang
pantas mendapatkan sedekah, tetapi kita hanya berhati-hati agar jangan sampai
terjerumus dan terjebak pada orang-orang yang hanya menggunakan pekerjaan
mengemis sebagai topeng dan menampak luaskan kemiskinan dan terlebih lagi
yang kita takutkan adanya anggapan bahwa Islam adalah agama bagi orang miskin
dan terbelakang.
}leh karenanya hendaklah para dai atau pendakwah Islam tidak hanya membatasi
dakwahnya dalam masalah ritual dan spiritual belaka, karena Islam tidak hanya
terbatas pada hubungan certikal antara ~uhan dan manusia tapi Islam juga
mengajarkan hubungan horisontal yaitu hubungan antara manusia, sehingga jika
sistem keseimbangan yang diajarkan ini benar-benar diterapkan akan dapat
menciptakan masyarakat yang baik atau baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.
Kesimpulan
\ari keterangan-keterangan ini jelaslah saudara-saudara!, bahwa Islam sangat
mencela orang yang tak mau berusaha dan hanya bisa meminta-minta, apalagi
dengan berdalih bahwa pekerjaan mengemis kepengemisan dan kemiskinan itu
sudah ditakdirkan &llah Subhannahu wa ~aala . Yadahal fasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam pernah bersabda!
<
=

.
w
.
6
.
L2
.
3
.
?
?
w
=
G
.
w
.
8
=
i
,
67 J
=
k
?
=v
.
L
s
L2
.
l0
?
J
=
w
?
v
.
J
.
LR
s
Li
.
N
0

,
-
.
4
0
5 03

@
.
v
.
4567 y5
.
T .
<
=

?
R
,
B
.
C
.
@
=
5
?
3
,
@
.
Q
.
v
.
@
=
6
.
Z HN7J 4tLA qIAwQ67 [
&rtinya! "Sekiranya kamu bertawakkal kepada &llah dengan sebenar-benar
tawakkal, tentu &llah memberi rieki kepadamu, seperti halnya &llah memberikan
rieki kepada burung yang pergi dalam keadaan lapar, tetapi pulang dalam keadaan
kenyang$. Z|f. , &hmad, &t-~irmidei dan Ibnu Majah shahih dan &l-|akim dari mat[
demudian bagi orang-orang kaya jangan hanya bisa menumpuk harta dan berfoya-
foya tanpa peduli bahwa di dalam harta mereka terdapat hak peminta-minta dan
orang yang hidup di dalam kekurangan, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh
surah &de-\eariyat ayat b yang berbunyi!

0
Jw
?
j
=
2
.
6
=
7J
.
/
0
K
0
Lp
,
56
0

-
.
<
=
>
0
6
0
7@
.
A
=
B
.
:;
0
J
.
&rtinya! "\an pada harta-harta mereka ada hak untuk orang-orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian$. Z&de-\eariyat! b[.
^ahkan kalau kita telaah kembali beberapa ayat &l-uran yang turun di Mekkah
sangat mengecam arogansi orang-orang kaya Mekkah yang tidak perduli terhadap
fakir, miskin, dan anak-anak yatim. &llah menegaskan dalam 'rman(ya!
P
.
U.u
.
B
.
qI
0
6
,

?
I M
.
G
?
H
0
Gk
M
6 N
0

.
6
0
I . ;
.
qI
0
6
,
k
?
G
.
<
.
8Q
0
8
.

.
J
.

j
?
G
.
y

5
.
T .
0
L{
.

.
H
0
8
0
2
0

&rtinya! "~ahukah kamu Zorang[ yang mendustakan agama%. Itulah orang yang
menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin$.
Z&l-Maun! b-[.
\alam ayat di atas sangat jelas bahwa orang yang mendustakan agama hari
iamat disejajarkan dengan orang yang mencampakkan anak yatim dan tidak
menganjurkan orang lain untuk menyantuni fakir miskin. ^etapa hinanya derajat
orang yang seperti ini dan tak ada tempat yang lebih layak baginya selain kawah
api (eraka yang membara.
\emikian lah ajaran Islam yang sangat agung. ~idak hanya mengatur bagaimana
beribadah kepada sang Yencipta, namun juga mengatur tatacara berhubungan
dengan yang diciptaka-(ya.

Anda mungkin juga menyukai